Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi salah satu mata kuliah program pendidikan
diploma III Jurusan Teknik Kimia
Disusun Oleh:
Filipi Orlando NIM 141411011
Lutfi Arif Rachman NIM 141411016
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya perhitungan neraca massa dan energi yaitu:
1. Mengetahui jumlah massa yang masuk dan keluar pada setiap unit dalam raw mill
section secara balance, serta total massa yang tidak menjadi produk.
2. Melakukan perhitungan heat loss terhadap alat dalam raw mill section.
2.1 Skema diagram proses pada raw mill section di PT.ITP plant 9
Alur proses produksi pada raw mill section meliputi 5 alat utama, yaitu: rotary dryer,
raw mill, separator, bag filter, dan homogenizing silo. Akan tetapi, tidak didapatkan
massa aliran yang masuk menuju rotary dryer. Sehingga tidak dilakukan perhitungan
neraca massa dan neraca panas pada alat rotary dryer (asumsi tidak ada rotary dryer).
Gambar TK-1 menunjukkan skema diagram aliran massa yang terjadi pada 4 alat lainnya
pada raw mill section PT.ITP plant 9. Sedangkan gambar TK-2 menunjukkan skema
diagram aliran energi.
Gambar TK-1. Diagram aliran massa pada raw mill section PT ITP plant 9
Gambar TK-2. Diagram aliran energi pada raw mill section PT ITP plant 9
2.2 Perhitungan neraca massa
2.2.1 Neraca Massa Raw Mill
Data yang digunakan yaitu data pada periode 18-24 Desember 2016.
Necara massa raw mill
Feed + SP return (to raw mill) = Raw meal + H2O teruapkan
SP return
Aliran Massa SP return = 28.915 kg/h (didapatkan dari hasil perhitungan dari kelompok PKL
bagian SP-kiln Februari 2016).
Aliran SP return terbagi menjadi 2 aliran yaitu 90% menuju raw mill dan 10% menuju
stabilizer.
Sehingga :
Aliran Massa SP return menuju raw mill = 90 % x 28.915 kg/h = 26.024 kg/h
Aliran Massa SP return menuju stabilizer = 10% x 28.915 kg/h = 2.892 kg/h
Feed (Raw Material) dan raw meal
Asumsi : 0.5 % Moisture Content Tetap Tinggal dalam Raw Meal (Operator CCR P-9).
Sehingga Moisture content tiap bahan secara total dikurangi 0.5%
Tabel TK-1. Komposisi dan total feed raw material
Raw meal
Senyawa Komposisi Jumlah
(%) (kg/h)
SiO2 13,12 30.713
Al2O3 3,46 8.100
Fe2O3 2,09 4.892
CaO 44,11 103.257
MgO 0,82 1.920
SO3 0,52 121.727
Na2O 0,07 164
K2O 0,16 275
T Alk 0,18 421
H2O 0,50 1.170
Impuritas 34,97 81.861
Total 100,00 234.090
INPUT OUTPUT
Aliran Massa
Aliran Massa
Keterangan Keterangan (kg/h)
(kg/h)
Produk Kehilangan
Feed 222.127 H2O teruapkan - 14.061
SP Return 26.023 Raw meal 234.090 -
Jumlah 248.151 Jumlah 234.090 14.061
Total Total
248.151 248.151
Bahan Masuk Bahan Keluar
2.2.2 Neraca Massa Separator
INPUT OUTPUT
Aliran Massa
Aliran Massa
Keterangan Keterangan (kg/h)
(kg/h)
Produk Kehilangan
Dust - 4.682
Raw meal 234.090 Tailing - 39.795
Fine Material 189.613 -
Jumlah 234.090 Jumlah 189.613 44.477
Total Total
234.090 234.090
Bahan Masuk Bahan Keluar
INPUT OUTPUT
Aliran Aliran Massa
Keterangan Massa Keterangan (kg/h)
(kg/h) Produk Kehilangan
To
Homogenizing 4.495 -
Dust 4.682
Silo
To Chimney - 187
Jumlah 4.682 Jumlah 4.495 187
Total Bahan Total Bahan
4.682 4.682
Masuk Keluar
(Material tertinggal)
INPUT OUTPUT
Material dalam HS
Aliran Material Material Aliran Massa
Keterangan Massa dari HS di HS Keterangan (kg/h)
(kg/h) (kg) (kg) Produk Kehilangan
Fine Material
189.613 - -
(FM)
To
SP feed 287.430 -
Homogenizing 4.494.528 - -
Silo (HS)
Out from
2.892 - -
Stabilizer
Material
- 90.431 8.730.800
didalam HS
Jumlah 196.999 90.431 8.640.369 Jumlah 287.430 -
Total Total
287.430 8.640.369 287430
Bahan Masuk Bahan Keluar
Keterangan :
1) Material yang diambil dari HS bisa dianggap menjadi material input HS, tetapi
material yang tertinggal pada HS tidak bisa dimasukkan kedalam perhitungan neraca
massa karena jumlahnya yang menyesuaikan dengan kondisi proses produksi.
2) Dalam perhitungan neraca panas, material yang diambil dari HS tidak dimasukkan,
karena kondisi operasi (temperatur) dari material di dalam HS tidak diketahui.
Sehingga dalam perhitungan neraca panas, material input hanya berupa nilai total dari
fine material, to homogenizing silo, dan out from stabilizer.
Penjelasan mengenai penentuan neraca massa dan energi pada homogenizing silo:
Berdasarkan hasil perhitungan neraca massa pada homogenizing silo. Nilai material input
(murni dari aliran sebelumnya) lebih kecil dari material output. Hal tersebut dapat
dikarenakan kondisi pada homogenizing silo tidak selalu sama (tergantung kondisi produksi).
Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa level/volume material dalam
homogenizing silo melebihi set point yang telah ditentukan, sehingga aliran massa output
dibuat lebih besar dari jumlah input yang masuk, atau dengan kata lain, material yang telah
tertampung dalam HS diambil sebagian untuk mencapai kondisi aliran output. Hal ini
membuat keseimbangan neraca massa pada homogenizing silo sulit untuk ditentukan.
INPUT OUTPUT
Input Output Kehilangan
Keterangan
(kcal/h) (kcal/h) (kcal/h)
Q Feed 455.361 - -
Q SP Return 33.922.595 - -
Q H2O teruapkan - 462.598 -
Q Raw meal - 3.519.309 -
Panas yang Hilang - - 30.396.049
Jumlah 34.377.956 3.981.907 30.396.049
Total 34.377.956 34.377.956
INPUT OUTPUT
Input Output Kehilangan
Keterangan
(kcal/h) (kcal/h) (kcal/h)
Q raw meal 41.70.969 - -
Q dust - 83.419 -
Q tailing - 709.065 -
Q fine material - 3.378.485 -
Panas yang Hilang - - 0
Jumlah 4.170.969 4.170.969 0
Total 4.170.969 4.170.969
Q dust = m. Cp. ∆T
Data yang didapatkan : m (dust) = 4.682 kg/h
T dust = 110,99 oC
T lingkungan = 30oC
Data yang dicari : Cp = 0,22 kcal/kg. oC
Cp didapat dari Perry, 1979: Fig 13-03.
Q dust = 4.682 kg/h x 0,22 kcal/kg. oC x (110,99-30)oC
= 83.419 kcal/h
Q to homogenizing silo = m. Cp. ∆T
Data yang didapatkan : m (to homogenizing silo) = 4.495 kg/h
T to homogenizing silo = 110,99oC
T lingkungan = 30oC
Data yang dicari : Cp = 0,22 kcal/kgoC
Cp didapat dari Perry, 1979: Fig 13-02)
Q to homogenizing silo = 4.495 kg/h x 0,22 kcal/kgoC x (110,99-30)oC
= 80.083 kcal/h
Q to chimney = m. Cp. ∆T
Data yang didapatkan : m (to chimney) = 187 kg/h
T to chimney = 110,99oC
T lingkungan = 30oC
Data yang dicari : Cp = 0,22 kcal/kg oC
Cp didapat dari Perry, 1979: Fig 13-02)
Q to chimney = 187 kg/h x 0,22 kcal/kgoC x (110,99-30)oC
= 3.337 kcal/h
INPUT OUTPUT
Input Output Kehilangan
Keterangan
(kcal/h) (kcal/h) (kcal/h)
Q dust 83.419 - -
Q to
homogenizing - 80.083 -
silo
Q to chimney - 3.337 -
Panas yang
- - 0
Hilang
Jumlah 83.419 83.420 0
Total 83.419 83.420
Keterangan : Gas panas dari aliran stabilizer menuju rotary dryer dianggap tidak ada,
karena tidak diketahui kondisi operasi dari rotary dryer
2.3.4 Neraca Panas Homogenizing Silo
Q SP feed = m. Cp. ∆T
Data yang didapatkan : m (SP feed) = 287.430 kg/h
(Hasil perhitungan kelompok tugas khusus SP- kiln, Februari 2017)
T SP feed = 80,99oC
T lingkungan = 30oC
Data yang dicari : Cp = 0,22 kcal/kg. oC
Cp didapatkan dari Perry, 1979: Fig 13-02.
Q SP feed = 287.430 kg/h x 0,22 kcal/kg. oC x (80,99-30)oC
= 3.224.332 kcal/h
Tabel TK-11. Tabel Neraca panas pada homogenizing silo
INPUT OUTPUT
Input Output Kehilangan
Keterangan
(kcal/h) (kcal/h) (kcal/h)
Q to
80082.601 - -
homogenizing
Q fine material 3378484.73 - -
Q from
156092.77 - -
stabilizer
Q SP feed - 3224332.25 -
Panas yang
- - 390327.851
Hilang
Jumlah 3614660.101 3224332.25 390327.851
Total 3614660.101 3614660.101
Keterangan:
Dalam perhitungan neraca panas, material yang diambil dari HS tidak dimasukkan,
karena kondisi operasi (temperatur) dari material di dalam HS tidak diketahui. Sehingga
dalam perhitungan neraca panas, material input hanya berupa nilai total dari fine material, to
homogenizing silo, dan out from stabilizer.
BAB III
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
INPUT OUTPUT
Input Output Kehilangan
Keterangan
(kg/h) (kg/h) (kg/h)
Alat :
Raw Mill 248.151 234.090 14.061
Separator 234.090 189.613 44.477
Bag Filter 4.682 4.495 187.272
196998.91
Homogenizing
(+90431.09 287.430 -
Silo material dari HS)
Jumlah 774.353 715.627 58.725
Total 774.353 774.352
Neraca panas
Tabel TK-13. Neraca panas pada raw mill section
INPUT OUTPUT
Input Output Kehilangan
Keterangan
(kcal/h) (kcal/h) (kcal/h)
Alat :
Raw Mill 34.377.957 3.981.907 30.396.049
Separator 4.170.969 4.170.969 0
Bag Filter 83.419 83.419 0
Homogenizing
3.614.660 3.224.332 390327.851
Silo
Jumlah 42.247.005 11.460.628 30.786.377
Total 42.247.005 42.247.005
4.1 Kesimpulan
Untuk melakukan perhitungan Neraca Massa dan Neraca Panas, maka diperlukan
pengumpulan data-data khusus-nya pada Raw Mill section.
Pada unit Raw Mill material mengalami penguapan H 2O sebesar 6,33003% pada feed
material dan pada unit Bag Filter memiliki efisiensi penangkapan dust sebesar 96%,
serta terdapat tailing pada separator sebanyak 17% dari total raw meal sehingga total
material yang keluar dari sistem dan tidak menjadi produk sebesar 58725.112kg/h atau
sebesar 92.4% dari keseluruhan massa yang masuk menuju Raw Mill section.
Total heat loss pada Raw Mill section bernilai 30786377.181 kcal/h atau sebesar
72,87% yang berasal dari unit raw mill dan pada Homogenizing silo.
4.2 Saran
Beberapa data didapat melalui perkiraan atau asumsi alat apabila dalam keadaan yang
baik seperti efisiensi Bag filter sebesar 96%, nilai tailing sebesar 17% dari massa Raw
Meal, dan lain-lain, serta feed yang menuju rotary dryer tidak tercatat, sehingga
perhitungan yang diperoleh kurang akurat. Untuk mendapatkan perhitungan yang lebih
tepat, sebaiknya semua komponen input-output dari Raw Mill section merupakan nilai
terukur dari penggunaan alat ukur secara periodik.
DAFTAR PUSTAKA
Central Control Room PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk plant 9. 2016. Daily Report 18-
24 Desember 2016. Palimanan : Cirebon.
Departemen Quality Control PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk plant 9. 2016. Data
Analisis Komposisi dalam Proses Produksi. Palimanan : Cirebon.
Peray, KE. 1979. Cement Manufacturer’s Handbook. New York : Chemical Publishing. Co.,
Inc.