Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH PRODUK PANGAN HALAL

Resume Seminar
Oleh: Jefry Harianto Theo (240210160069)
Tema : Peran Perguruan Tinggi dalam Penerapan Undang-Undang Sistem
Jaminan Produk Halal
Pembicara : Dr. Nifasri, M.Pd. (Kepala Pusat Kerja Sama dan Standardisasi Halal
Badan Penyeleggara Jaminan Produk Halal Kementerian Agama)
Waktu : Rabu, 15 Mei 2019 Pukul 09.00 WIB
Tempat : Bale Sawala, Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran Jalan Raya
Bandung-Sumedang KM 21.
Resume
Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi umat muslim
terbanyak di Dunia. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama
muslim, jaminan produk halal tentu sangat diperlukan. Hal ini karena
mengkonsumsi makanan dan barang-barang baik, suci, dan bersih (halal).
Produk-produk yang beredar di Indonesia masih banyak yang belum
terjamin kehalalannya. Padahal, enduduk Indonesia (khususnya yang beragama
muslim) perlu mendapat perlindungan tentang apa yang dikonsumsi yakni dengan
mengetahui kehalalan produk yang beredar di Indonesia. Salah satu usaha untuk
menjamin kehalalan ini adalah dengan menyelenggarakan suatu jaminan produk
halal.
Penyelenggaraan jaminan produk halal tentunya didasari pada suatu
landasan hukum. Landasan hukum yang paling dasar dalam penyelenggaraan
jaminan produk halal Indonesia adalah pasal 20, pasal 21, pasal 28H ayat (1),
pasal 28J, dan Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Landasan hukum ini diperkuat dengan terbitnya peraturan
presiden nomor 83 Tahun 2015 tentang kementerian agama pasal 45 sampai 48
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) yang berdasar pada
amanat UU No. 33 Tahun 2014 tentang JPH. Struktur BPJPH sendiri diatur pada
Peraturan Menteri Agama No. 42 Tahun 2016.
Usaha untuk menjamin kehalalan produk yang beredar di Indonesia mulai
dilakukan sejak 1989. Jaminan produk halal yang pada awalnya berupa label, kini
mengalami perkembangan yang pesat. Sertifikasi produk halal yang awalnya
sukarela telah diwajibkan. Sertifikasi ini dilakukan oleh pemerintah melalui
kementerian agama dengan lembaga yang mengeluarkan sertifikatnya adalah
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Sertifikasi Halal pada produk yang beredar di Indonesia perlu dilakukan
dengan segera. Urgensi kebutuhan terhadap jaminan produk halal adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan kepastian hukum ketersediaan produk halal.
2. Memberikan kenyamanan, keamanan, dan perlindungan terhadap produk
makanan, minuman, obat-obatan, kosmetika, dan barang gunaan.
3. Menngkatkan nilai tambah dan daya saing produk halal Indonesia di dalam
dan di luar negeri.
4. Memberikan keuntungan timbal balik dalam perdagangan produk halal
internasional.
5. Menumbuhkan kerja sama internasional dalam perdagangan produk halal.
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dalam
melaksanakan tugasnya akan bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia
(MUI) dan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH). MUI dalam JPH memiliki
kewenangan untuk mengeluarkan suatu fatwa apakah produk atau bagian-bagian
penyusun produk adalah halal atau haram. Sementara LPH berperan sebagai
auditor halal yang harus memiliki laboratorium tersendiri.
Lembaga Pemeriksa Halal dapat didirikan oleh instansi-instansi
pemerintah seperti kementerian agama, pemerintah daerah, perguruan tinggi
negeri, BUMN, atau BUMD. Di sinilah satu peran perguruan tinggi dalam
penyelenggaraan JPH. Perguruan tinggi tentunya harus memenuhi syarat yang
diatur dalam UU No 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal apabila
mendirikan suatu LPH.
Sertifikasi Halal tentu perlu diiringi dengan suatu pendampingan pada
produsen agar jumlah produk halal yang beredar di Indonesia dapat terus
meningkat. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah wadah bernama Halal Center. Halal
Center ini adalah institusi tempat penyelia atau grup sejumlah orang dengan
kemampuan untuk melakukan pendampingan, riset, dan lainnya. Halal Center
bertugas mendampingi UMKM dalam penyelenggaraan jaminan produk halal.
Halal Center ini juga dapat dibentuk oleh Perguruan Tinggi.
Pembentukan Padjadjaran Halal Center (PHC) merupakan suatu kemajuan
dalam penyelenggaraan JPH. Dengan terbentuknya PHC penelitian terkait
kehalalan suatu produk, pendampingan UMKM, serta pemeriksaan kehalalan
dapat dilaksanakan dalam satu wadah.

Anda mungkin juga menyukai