Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PENGEMBANGAN SINDULANG MENUJU DESA AGROWISATA

Vania Okky Putri


Magister Perencanaan Kepariwisataan
Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB
vaniaoputri@students.itb.ac.id

Abstrak
Kabupaten Sumedang memiliki suatu desa yang kaya dengan lahan pertanian dan usahataninya, yaitu desa
Sindulang yang terletak di kecamatan Cimanggung. Desa Sindulang ini berbatasan langsung tepatnya dengan
bagian utara kabupaten Bandung. Keunggulan yang dimiliki desa ini selain terkenal dengan wisata alamnya,
Curug Cinulang, juga memiliki potensi daya tarik di bidang agrowisata. Dimana agrowisata berlatar belakang
atas lingkungan pedasaan yang berkolaborasi dengan aktivitas usahatani terpadu sehingga selain berdampak
positif atas suasana alamnya, juga dapat memberi pengalaman rekreasi serta edukasi tersendiri bagi
wisatawan. Dalam hal ini, potensi yang dimiliki desa Sindulang tersebut masih perlu dikembangkan dan
didukung dengan adanya penataan dan penyediaan kembali, dimulai dari komponen destinasi wisata berupa
atraksi, aksesibilitas, dan amenitasnya yang masih terbilang minim. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengusulkan strategi bagaimana seharusnya desa Sindulang mengembangkan dan mengelola potensi
pariwisata yang sudah ada melalui agrowisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa deskriptif
kualitatif, dengan tahapan: 1) persiapan, 2) pengumpulan data primer maupun sekunder, 3) analisis data, dan
4) penyusunan rekomendasi. Dengan demikian, diharapkan desa Sindulang nantinya dapat mengembangkan
usahatani terpadu yang menjadi unggulan masyarakat setempat hingga melestarikan sumber daya yang
berkelanjutan secara ideal melalui perwujudan Sindulang sebagai desa agrowisata.

Kata Kunci: desa agrowisata, desa Sindulang, usahatani terpadu

Pendahuluan sebagai usaha unggulan masyarakatnya. Dengan


Melihat perkembangan pariwisata saat ini, sudah demikian, untuk mengembangkan sumber daya
banyak tren kunjungan yang dilakukan oleh para tersebut menjadi suatu daya tarik bagi wisatawan
wisatawan. Mulai dari kunjungan wisata alam dapat melalui pengembangan agrowisata,
hingga eksplorasi wisatawan terhadap daerah- khususnya desa wisata di Sindulang.
daerah yang belum dikembangkan menjadi objek
Sutjipta (2001) mendefinisikan, agrowisata adalah
daya tarik wisata. Hal ini mendasari adanya potensi
sebuah sistem kegiatan yang terpadu dan
suatu daerah dengan sumber daya yang masih
terkoordinasi untuk pengembangan pariwisata
murni terjaga yang menjadi daya tarik tersendiri
sekaligus pertanian, dalam kaitannya dengan
bagi para wisatawannya. Tidak menutup
pelestarian lingkungan, peningkatan kesajahteraan
kemungkinan potensi-potensi tersebut dimiliki oleh
masyarakat petani.
desa-desa yang ada di Indonesia. Salah satunya
adalah desa Sindulang, yang berada di kecamatan Dalam hal ini agrowisata nantinya akan
Cimanggung, kabupaten Sumedang, Jawa Barat. berkontribusi lebih luas, dimana tidak hanya pada
Desa ini menjadi salah satu desa yang memiliki sektor pariwisata saja namun juga berkontribusi
potensi sumber daya alam yang juga berpotensi terhadap sektor pertanian. Oleh karena itu, untuk
dijadikan sebagai daya tarik wisata. Sebagaimana mengembangkan agro-wisata tersebut, Sindulang
letak geografis desa yang dibangun oleh luasnya sebagai desa agrowisata nantinya harus memiliki
lahan pertanian, desa Sindulang memiliki usahatani integrasi antara atraksi, akses, dan amenitas yang
disediakan. Sebagaimana Nuryanti (1993) budidaya Cabe Champion. Dengan adanya
menyebutkan bahwa desa wisata merupakan suatu kegiatan tersebut, bukit ini berpotensi untuk
bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan dijadikan sebagai objek agrowisata. Potensi ini
fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu juga didukung dengan sudah berlangsungnya
struktur kehidupan masyarakat yang menyatu kegiatan Cabe Champion sejak dulu sehingga
dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. sudah ada sasaran wisatawannya. Terdapat
tanaman varietas unggul yang usungkan oleh
Mengenai potensi desa Sindulang yang dapat
kelompok tani cabe champion yaitu varietas
dikembangkan melalui agrowisata dapat dilihat dari
cabe. Cabe yang ditanam tidak terbatas pada
beberapa potensi daya tarik yang ada (Gambar 2.),
satu varietas saja akan tetapi tergantung
seperti:
dengan musim. Merupakan percontohan
a. Rumah pembibitan
nasional karena berhasil memenangkan
Area pembibitan ini terletak di RW 01 dusun
Program yang diberikan oleh pemerintahan
Sindulang. Potensi daya tarik ini merupakan
nasional. Panen dilakukan 1 tahun 3 kali
milik pribadi ketua RW 01 yang dikelola pun
dengan besaran 1 ton/minggu
oleh pribadi. Persemaian dalam rumah
e. Produksi Gula Aren
pembibitan ini tidak hanya bermacam-macam
Gula aren yang merupakan salah satu bahan
jenis pembibitan kayu dan bunga tetapi juga
dapur, terbuat dari air nira yang dihasilkan dari
ada kopi dan cengkeh. Akses menuju area
pohon aren. Masyarakat mengambil dari kebun
persemaian ini belum begitu tertata namun
seseorang yang dimana pembagian hasilnya
sudah ada saung di sekitar lahannya yang
dengan cara hasil sehari diberikan kepada
dapat digunakan masyarakat untuk beristirahat.
pemilik kebun, sehari untuk dirinya. Cara
b. Sampalan
produksi industri ini menggunakan sistem bagi
Sampalan atau lahan perkebunan berada di
hasil dimana satu pohon dibagi untuk sang
atas tanah milik desa. Lokasi tersebut
pemilik pohon dan sang pengelola. Proses
direncanakan menjadi salah satu daya tarik
pengolahannya sendiri dibuat dengan cara
wisata unggulan dari Dusun Ciseupan, salah
tradisional dengan tungku yang dibakar dengan
satu dusun di desa Sindulang. Konsep
kayu bakar. Kemudian di cetak dengan cetakan
pengembangan yang akan diterapkan yaitu
bambu dan dijemur. Hasil dari gula aren ini
berupa camping ground dan lapangan sepak
diberikan kepada pengumpul untuk dijual ke
bola.
pasar. Banyaknya hasil dari gula aren ini,
c. Gunung Kembar
tergantung dengan musim dan banyaknya
Serupa dengan Sampalan, Gunung Kembar
pesanan.
juga terletak di atas bukit yang menyajikan
pemandangan berupa permukiman, perbukitan Namun, dari sekian banyak potensi sumber daya
dan perkebunan di kawasan Kabupaten yang dimiliki desa Sindulang tersebut, masih
Bandung. Konsep pengembangan yang akan banyak penataan dan penyediaan yang harus
diterapkan juga hampir serupa dengan yang dilakukan. Mulai dari penataan aksesibilitas menuju
akan diterapkan di Sampalan. Hanya saja, lokasi daya tarik wisata, penyediaan infrastruktur
proses pengembangan kawasan ini sudah satu beserta fasilitas pariwisata yang masih belum
tahap lebih cepat dengan adanya lapangan banyak ditemukan. Hal ini menjadi masalah yang
sepak bola. dihadapi oleh desa Sindulang dalam
d. Bukit Wendu pengembangannya menuju desa agrowisata.
Luasnya hamparan lahan perkebunan sayur di
Literature Review
bukit ini menjadikannya sebagai satu-satunya
Menurut Deptan (2005), agrowisata dapat
lokasi di Kabupaten Sumedang yang memiliki
dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-
tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan Sehingga dapat dikatakan bahwa agrowisata yang
tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan menggunakan sumber daya alam pertanian
untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, maupun perkebunan seberusaha mungkin untuk
hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya menekan dampak negatif terhadap alam yang
serta sebagai sarana pendidikan (Deptan, 2005). menjadi tujuan utama wisatanya. Agrowisata juga
turut meng-edukasi para wisatawan mengenai pe-
Antara ecotourism dan agritourism berpegang pada
lestarian serta kepada masyarakat lokalnya dalam
prinsip yang sama. Prinsip-prinsip tersebut,
hal kerjasama dengan pihak pemerintah maupun
menurut Wood, 2000 (dalam Pitana, 2002) adalah
pihak seperti komunitas dari dalam maupun luar
sebagai berikut:
desa.
1. Menekankan serendah-rendahnya dampak
negatif terhadap alam dan kebudayaan yang Melalui agrowisata, yang menjadi salah satu
dapat merusak daerah tujuan wisata. alternatif daya tarik wisata, upaya yang dilakukan
2. Memberikan pembelajaran kepada wisatawan nantinya dapat mewujudkan sinegritas antara
mengenai pentingnya suatu pelestarian. sektor pariwisata dan pertanian. Dengan begitu
3. Menekankan pentingnya bisnis yang akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi, sosial-
bertanggung jawab yang bekerjasama dengan budaya, dan organisasi masyarakat tanpa menge-
unsur pemerintah dan masyarakat untuk sampingkan lingkungan. Justru dengan panduan
memenuhi kebutuhan penduduk lokal dan agrowisata yang dilakukan dengan benar dapat
memberikan manfaat pada usaha pelestarian. menimbulkan berbagai manfaat di berbagai sisi,
4. Mengarahkan keuntungan ekonomi secara seperti:
langsung untuk tujuan pelestarian, menejemen 1. Meningkatkan produksi dan distribusi
sumber daya alam dan kawasan yang 2. Konservasi sumber daya alam
dilindungi. 3. Memberdayakan masyarakat lokal
5. Memberi penekanan pada kebutuhan zona 4. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan budaya
pariwisata regional dan penataan. 5. Meningkatkan kerjasama antar masya-rakat
6. Memberikan penekanan pada kegunaan studi- maupun pemerintah
studi berbasiskan lingkungan dan sosial, dan 6. Meningkatkan perbaikan infrastruktur
program-program jangka panjang, untuk 7. Memberikan nilai estetik dan rekreasi
mengevaluasi dan menekan serendah-
Akan tetapi, dalam mengembangkan suatu desa
rendahnya dampak pariwisata terhadap
menuju desa agrowisata ideal, harus
lingkungan.
mempertimbangkan beberapa aspek dan faktor.
7. Mendorong usaha peningkatan manfaat
Sebagaimana yang menurut Spillane (1994), untuk
ekonomi untuk negara, pebisnis, dan
dapat mengembangkan suatu kawasan menjadi
masyarakat lokal, terutama penduduk yang
kawasan pariwisata (termasuk juga agrowisata) ada
tinggal di wilayah sekitar kawasan yang
lima unsur yang harus dipenuhi seperti: (1)
dilindungi.
Attractions, (2) Facilities, (3) Infrastructure, (4)
8. Berusaha untuk meyakinkan bahwa
Transpor-tation, (5) Hospitality. Selain unsur-unsur
perkembangan pariwisata tidak melampui
tesebut, juga harus mempertimbangkan beberapa
batas-batas sosial dan lingkungan yang dapat
faktor. Sebagaimana penggunaan analisis SWOT,
diterima.
Rangkuti (2015) men-jelaskan bahwa analisis ini
9. Mempercayakan pemanfaatan sumber energi,
membandingkan antara faktor internal dan faktor
melindungi tumbuh-tumbuhan dan binatang liar,
eksternal. Dalam hal ini faktor internal merupakan
dan menyesuaikannya dengan lingkungan alam
faktor yang dimiliki desa agrowisata mulai dari
dan budaya.
potensi sebagai nilai positif dan kekurangannya
sebagai nilai negatif. Sedangkan faktor eksternal
dapat dilihat dari peluang menguntungkan yang adanya daya tarik wisata dalam desa yang dapat
dapat dihasilkan serta ancaman yang bisa saja ditawarkan, (2) Amenitas, tersedianya fasilitas
timbul dari luar desa. Dengan demikian, kedua umum maupun fasilitas pariwisata yang layak, (3)
aspek dan faktor yang harus dipertimbangkan Aksesibilitas, adanya kemudahan akses di dalam
tersebut dapat menjadi indikator suatu desa yang desa maupun menuju daya tarik wisatanya mulai
berpotensi untuk dikembangkan menjadi desa dari infrastruktur hingga transportasi, (4)
wisata, termasuk desa agrowisata salah satunya. Masyarakat lokal, adanya dukungan dari desa
berupa organisasi yang dibentuk oleh masyarakat
Sedangkan jika ditinjau dari model agrowisata ideal
lokalnya demi keberlangsungan wisata, dan (5)
yang dimodifikasi dari Postma dalam I Gusti Bagus
Komunitas, dimana adanya keterlibatan dari
Rai Utama (2010:51), terlihat bahwa
berbagai komunitas seperti dari pihak investor,
pengembangan agrowisatanya mengguna-kan
wisatawan, bahkan masyarakat lokalnya sendiri
konsep 4A+CI (attraction, amenity, accessibility,
dalam membangun dan menjaga desa agrowisata
ancillary, community involment) sebagai berikut.
tersebut.
Data dan Metode Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan terhadap desa Sindulang
yang berlokasi di kecamatan Cimanggung,
kabupaten Sumedang dan berada tepat di
perbatasan antara kabupaten Bandung dan
Sumedang. Desa Sindulang berjarak ±11
kilometer dari pusat pemerintahan Kecamatan
Cimanggung. Wilayah Desa Sindulang memiliki
luas wilayah total sebesar 751,13 Ha yang
terbagi ke dalam 4 dusun yaitu Dusun
Sindulang, Dusun Ciseupan, Dusun Jambuaer,
Gambar 1. Model Ideal Pengembangan Agrowisata dan Dusun Leuwiliang yang terbagi ke dalam 9
Sumber: Postma (2006) dalam Rai Utama
wilayah Rukun Warga (RW) dan 34 wilayah
Dalam model tersebut, dijelaskan bahwa lingkaran Rukun Tetangga (RT).
dalam adalah agrowisata yang merupakan atraksi
2. Metode Penelitian
yang akan ditawarkan. Sementara amenitas,
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
ansilari, dan aksesibilitas merupakan pendukung
yaitu metode deskriptif kualitatif dimana
dan pembentuk totalitas dari produk agrowisata.
menggunakan data primer dan sekunder dalam
Ada tiga pihak yang berkepentingan terhadap
kajiannya. Dalam hal ini, analisis lingkungan
kualitas totalitas produk wisata tersebut,
internal dan eksternal berperan penting dalam
diantaranya: masyarakat sepakat membangun
pengembangan desa agrowisata. Faktor positif
agrowisata untuk meningkatkan kualitas hidupnya,
dan negatif dalam lingkungan internal disebut
sementara wisatawan berhak mendapatkan kualitas
kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor
wisata yang diharapkannya, sementara investor
positif dan negatif dalam lingkungan eksternal
(pemerintah maupun swasta) berkepentingan
disebut peluang dan ancaman. Dengan begitu,
mendapatkan profit yang berkualitas.
penelitian ini juga menggunakan analisis SWOT,
Melalui penjelasan kedua teori tersebut dapat dimana analisis ini dapat membantu
disimpulkan bahwa untuk membentuk suatu desa menemukan solusi untuk masalah yang ada dan
agrowisata yang ideal, suatu desa harus memenuhi tantangan dalam tujuan, serta memungkinkan
beberapa komponen. Yaitu berupa: (1) Atraksi, untuk mem-berikan dukungan dan bantuan bagi
pengelola agrowisata (Malkanthi dan Routry,
2011). a b

Untuk mengidentifikasi desa Sindulang, mulai dari


potensi dan kelemahan yang dimiliki, penelitian ini
mencoba menggunakan analisis SWOT. Dimana
nantinya akan menghasilkan rumusan mengenai
c
apa saja yang harus dikembangkan terhadap desa
Sindulang. Serta menghasilkan rekomendasi
strategi terhadap penataan dan pengem-bangan
kembali desa Sindulang agar menjadi desa
agrowisata yang ideal, seperti fasilitas apa yang
perlu dibangun, aktivitas apa yang perlu digalakan,
d e
dan program yang perlu dikembangkan.
Hasil Analisis dan Pembahasan
Wilayah Desa Sindulang yang merupakan lereng
dan berada pada ketinggian sekitar 1.110 meter di
atas permukaan laut, komoditas utamanya berupa
lahan pertanian. Desa Sindulng di kelilingi oleh Gambar 2. Potensi Daya Tarik Wisata Desa Sindulang
pegunungan, aliran sungai hingga air terjun,
dimana aktivitas masyarakat lokalnya berupa Potensi-potensi daya tarik yang tersebar di setiap
usahatani sehingga menjadikan Sindulang memiliki dusunnya didominasi oleh lahan pertanian, terlebih
pontensi wisata desa yang dapat dikembangkan. lagi matapencaharian utama masyarakat setempat
Adapun hasil analisis yang dilakukan, mengenai juga berkaitan erat yaitu usahatani. Dengan
beberapa komponen ideal yang seharusnya dimiliki demikian, desa Sindulang dapat mengunggulkan
oleh desa agrowisata, terhadap Desa Sindulang potensi tersebut melalui agrowisata.
yaitu terdiri dari Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas, Aksesibilitas
Masyarakat lokal, dan Komunitas yang ada di Desa Terkait aksesibilitas yang merupakan bagian
Sindulang. penting bagi suatu destinasi wisata, ada beberapa
Atraksi aspek yang dapat dinilai. Seperti akses jalan di
Dalam hal ini atraksi yang dimiliki desa Sindulang dalam dan menuju desa, infrastruktur yang
berupa daya tarik wisata yang sudah ada maupun tersedia, transportasi hingga jarak tempuh. Akses
potensi yang dapat dikembangkan menjadi daya masuk ke Desa Sindulang dapat melalui satu pintu
tarik wisata nantinya. Desa Sindulang sebenarnya masuk yang berada di Dusun Sindulang. Jalan
sudah dikenal masyarakat luar dengan adanya menuju dan di dalam desa pada beberapa titik
Curug Cinulang dan Kampung Adat Cigumentong, berada dalam kondisi yang baik, namun masih
dimana sudah banyak wisatawan yang berkunjung banyak infrastruktur jalan kondisinya rusak dan
kesana. Akan tetapi, ada banyak juga potensi yang memerlukan perbaikan.
sebenarnya dapat dikembangkan di desa
Sindulang, yaitu melalui lahan pertanian dan
usahatani yang cukup besar.

Gambar 3. Gambaran Aksesibilitas Desa Sindulang


Kemudian untuk akses jalan menuju dan yang dalam tahap awal pengembangan. Beberapa
berada di dalam Desa Sindulang dapat dilalui moda warung makan yang sudah ada dalam desa pun
transportasi roda 2 (dua) maupun roda 4 (empat). pada dasarnya bukan ditujukan untuk wisatawan
Jarak yang harus ditempuh wisatawan sendiri melainkan untuk kebutuhan masyarakat setempat
adalah sekitar 11 Kilometer dengan waktu tempuh saja. Padahal masing-masing dusun dalam desa,
sekitar 1 (satu) Jam dari Kecamatan Cimanggung, terutama pada jalur menuju daya tarik wisata,
Kabupaten Sumedang. Beruntungnya desa sangat membutuhkan fasilitas pariwisata tersebut
Sindulang ini dapat dicapai menggunakan angkutan dikarenakan cukup jauhnya jarak dari jalan utama
umum, yaitu angkutan kota (angkot) rute Cileunyi- desa menuju lokasi potensi daya taraik wisata.
Cicalengka. Meskipun hanya dilalui satu jurusan Penyebaran fasilitas ini selain sebagai pelayanan
angkot pada pagi (06.00 WIB) hingga siang (12.00 terhadap wisatawan juga berfungsi dalam
WIB) hari saja, angkot ini memudahkan pengunjung perekonomian dan pemberdayaan masyarakat
dari desa atau kabupaten lain untuk menuju setiap setempat.
dusun yang ada di Desa Sindulang.
Selain itu, fasilitas umum yang dapat mendukung
kegiatan pariwisata di Desa Sindulang juga masih
kurang terutama dalam penyedian lahan parkir dan
toilet umum. Fasilitas kesehatan pun masih belum
tersebar di seluruh dusun sehingga bila wisatawan
memerlukan penangan medis harus menempuh
jarak yang cukup jauh untuk mencapai puskemas
desa. Meskipun begitu, beberapa musolah dan
pertamini sudah cukup tersebar di berbagai titik
guna memfasilitasi wisatawan untuk beribadah
Gambar 4. Moda Transportasi dan Terminal Bayangan di
Desa Sindulang
serta mempermudah pengendara mengisi ulang
bahan bakar kendaraannya.
Amenitas
Terdiri dari fasilitas umum dan fasilitas pariwisata, Berikut merupakan tabel yang menjabarkan kondisi
amenitas menjadi salah satu pendukung dalam akses dan amenitas pada tiap Potensi Daya Tarik
pengembangan desa agrowisata. Dimana melihat Wisata (DTW) yang diunggulkan.
kondisi amenitas yang dimiliki desa Sindulang
masih terbilang minim, terutama fasilitas
pariwisatanya. Hal ini dikarenakan dusun-dusun
yang memiliki potensi daya tarik wisata masih

Tabel 1. Aksesibilitas dan Amenitas pada Potensi DTW di Desa Sindulang


No Potensi DTW Akses Amenitas
1 Rumah Sudah ada akses menuju lokasi, namun perlu Sudah ada interpretasi berupa
pembibitan penataan kembali berupa penyediaan signage penjelasan mengenai tanaman di
dan perbaikan infrastruktur jalan setapak dalamnya dan saung di sekitarnya,
namun belum ada fasilitas pariwisata
sebagai pendukung
2 Sampalan Akses menuju lokasi cukup dekat dengan jalan Belum ada fasilitas apapun baik
utama desa, namun masih membutuhkan fasilitas umum maupun pariwisata di
penataan berupa jalan, pemasangan signage lokasi ini
dan penyediaan penerangan
3 Gunung Sebagaimana Sampalan, akses menuju lokasi Sebagaimana Sampalan, belum ada
kembar ini juga cukup dekat dengan jalan utama desa, juga fasilitas apapun baik fasilitas
namun masih membutuhkan penataan berupa umum maupun pariwisata, hanya lahan
jalan, pemasangan signage dan penyediaan kosong/ lapangan
penerangan
4 Bukit wendu Sudah ada akses menuju lokasi namun masih Belum adanya fasilitas yang
perlu penataan berupa jalan dan pemasangan mendukung sehingga perlu penyediaan
signage beberapa fasilitas umum dan pariwisata
seperti papan interpretasi dan bengkel
kerja ataupun area kegiatan wisatawan
5 Produksi gula Untuk lokasi ini masih berada di rumah-rumah Belum ada fasilitas bahkan tempat
aren warga tertentu saja sehingga tidak terlalu sulit khusus sehingga perlu penataan ruang
aksesnya workshop/ bengkel kerja/ area kegiatan
wisatawan

Masyarakat Lokal pemberdayaan masyarakat terutama dalam


Desa Sindulang memiliki masyarakat yang menjadikan ushataninya menjadi usahatani
sangat antusias berpartisipasi dalam terpadu guna mengembangkan Sindulang
mengembangkan desanya, khususnya menjadi desa agrowisata.
menjadikan Sindulang sebagai desa
Komunitas
agrowisata. Hal ini dapat dilihat dari
Terkait dengan keterlibatan komunitas
responnya yang antusias dan aktif saat
terhadap pembangunan dan pelestarian
diadakannya forum group discussion (FGD)
desa Sindulang sebagai desa agrowisata,
mengenai pemetaan potensi daya tarik
dapat dilihat melalui adanya investor,
wisata Desa Sindulang. Tidak hanya itu,
komunitas luar desa dan wisatawan yang
masyarakat juga berkontribusi dalam
pernah berkontribusi di beberapa daya tarik
penyediaan lahan yang dapat dijadikan daya
wisata. Mengingat Sindulang merupakan
tarik wisata seperti sumbangsih ketua RW
desa yang masih dalam tahap awal menuju
melalui rumah pembibitan serta kontribusi
desa agrowisata, maka belum banyak
masyarakat sebagai pemandu wisata di
kontribusi dari komunitas terkait tersebut.
beberapa objek. Begitu pun adanya
Akan tetapi, jika ditinjau dari beberapa objek
organisasi masyarakat desa, dimana Desa
wisata yang sudah ada seperti Curug
Sindulang yang memiliki kelompok tani,
Cinulang, masyarakat desa sempat
kelompok penggiat pariwisata (kompepar),
bekerjasama dengan pihak Pemerintah
kelompok tani cabe champion, karang
Daerah (Pemda) dalam menata dan
taruna, kelompok wanita tani yang terbentuk
mengelola curug tersebut. Kemudian juga di
dari masyarakat setempat.
Kampung Adat Cigumentong, dikarenakan
Pada dasarnya, masyarakat Sindulang lokasinya yang berbatasan langsung dengan
sebenarnya juga berperan besar dimana Gn. Kareumbi maka komunitas/ organisasi
hampir seluruh masyarakatnya melakukan luar seperti Wanadri juga sering melakukan
kegiatan usahatani yang sangat sejalan kegiatan alam di sekitar sana namun belum
dengan agrowisata. Akan tetapi, tidak semua adanya kerjasama dengan masyarakat lokal.
masyarakat Desa Sindulang memiliki
Sedangkan untuk wisatawan, beberapa daya
pengalaman dan edukasi yang baik
tarik wisata yang sudah ada di desa
mengenai pariwisata dan pengelolaannya.
Sindulang seperti Curug Cinulang, Kampung
Sehingga sangat diperlukan adanya edukasi
Adat Cigumentong dan Makam Sejarah
seperti pelatihan dan pendampingan dalam
Sabatsara cukup sering dikunjungi oleh
wisatawan lokal maupun luar desa. Begitu Analisis SWOT
pula dengan salah satu potensi daya tarik Setelah menganalisa kelima aspek, yang
wisata, yaitu Bukit Wendu, juga sudah harus dimiliki oleh suatu desa menuju desa
pernah dikunjungi oleh wisatawan. Secara agrowisata yang ideal, terhadap Desa
keseluruhan, jumlah wisatawan yang Sindulang tersebut maka dapat diketahui
mengunjungi beberapa potensi daya tarik mengenai faktor-faktor internal dan eksternal
wisata yang diunggulkan sebagai agrowisata apa saja yang nantinya akan dijadikan tolak
masih cukup minim dan lebih banyak ukur dalam merekomendasikan strategi atau
dikunjungi oleh masyarakat setempat saja. program yang harus dilakukan terhadap
Untuk itu diperlukan keterlibatan para Desa Sindulang. Berikut berupa tabel
komunitas luar desa yang lebih terintegritas mengenai matriks Analisis SWOT yang
dalam berinvestasi, membangun, me- dilakukan terhadap Desa Sindulang guna
masarkan, hingga melestarikan daya tarik mendapatkan strategi dalam mengembang-
agrowisata desa Sindulang nantinya. kan Sindulang sebagai desa agrowisata.
Table 1. Matriks Analisis SWOT Pengembangan Agrowisata di Desa Sindulang
Kekuatan (strength)-S: Kelemahan (weakness)-W:
1.Desa Sindulang kaya akan lahan 1.Kondisi infrastruktur pariwisata masih
pertanian yang berpotensi belum memadai
sebagai daya tarik 2.Minimnya penyebaran fasilitas umum
2.Sudah adanya akses menuju dan fasilitas pariwisata di lokasi
Faktor internal dan eksternal
lokasi potensi daya tarik maupun sekitar potensi daya tarik
3.Masyarakat desa antusias serta 3.Kurangnya pengetahuan masyarakat
berperan aktif dalam mengenai pengembangan pariwisata
mengembangkan dan 4.Belum banyak komunitas luar yang
melestarikan Sindulang berkontribusi membangun Sindulang
Peluang (opportunities)-O:
1.Berbatasan langsung dengan Strategi S-O Strategi W-O
hutan lindung di Taman Buru 1. Pengembangan desa agrowisata 1. Perbaikan infrastruktur pariwisata
Burung Masigit Kareumbi di desa Sindulang secara merata terutama pada akses
(TBMK) yang di kelola Dinas 2.Menjalin kemitraan dengan menuju daya tarik wisata
Kehutanan dan Wanadri Wanadri dalam pemanfaatan dan 2. Penyediaan sebaran fasilitas umum
2.Gunung Kareumbi dan pemasaran Sindulang sebagai dan pariwisata di sekitar lokasi daya
Komunitas Wanadri di kawasan desa agrowisata tarik wisata
Desa Sindulang yang sudah 3.Melibatkan masyarakat dalam 3. Pemberian program pelatihan dan
lebih diketahui wisatawan program pariwisata seperti pembinaan sadar wisata kepada
dapat menjadi peluang untuk menjadi pemandu wisata, penjual masyarakat di Desa Sindulang
mengenalkan Desa Wisata tiket, tim keamanan dan 4. Bekerjasama dengan Dinas
Sindulang kebersihan dan sebagainya. Lingkungan Hidup dalam
3.Pelestarian sumber daya mengembangkan potensi daya tarik
pertanian dan timbal balik jasa wisata yang nantinya juga akan
terhadap lingkungan melalui menarik minat investor lain
penghijauan
Ancaman (threats)-T:
1.Pasar wisata yang lebih Strategi S-T Strategi W-T
mengenal Curug Cinulang dan 1. Pembuatan branding Desa 1. Menggalakan program paket wisata
Taman Buru Burung Masigit Agrowisata Sindulang sebagai agro terhadap potensi daya tarik
Kareumbi (TBMK) dari pada salah satu strategi pemasaran yang diunggulkan
Desa Sindulang sebagai desa 2. Bekerjasama dengan Dinas 2. Bekerjasama dengan Dinas
agrowisata Pertanian dalam Lingkungan Hidup dalam pengaturan
2.Adanya potensi bencana mengembangkan usahatani kebijakan lingkungan desa wisata
longsor karena lokasi potensi terpadu di Desa Sindulang 3. Bekerjasama dengan BPBD
daya tarik agrowisata banyak Majalengka dalam pengaturan
terletak di perbukitan kebijakan penanggulangan bencana

Rekomendasi Sumedang, memiliki potensi tersebut. Melalui


Dari Analisis SWOT di atas menghasilkan usahatani yang diunggulkan, penelitian ini
beberapa strategi dimana dalam hal ini dapat juga mencoba menganalisis kelima aspek
dikatakan sebagai rekomendasi terhadap yang ideal dimiliki oleh desa agrowisata
Desa Sindulang. Beberapa strategi tersebut terhadap Desa Sindulang. Mulai dari atraksi,
fokus pada pengembangan desa yang aksesibilitas, amenitas, masyarakat dan
bertujuan menghidupkan agrowisata ideal di komunitas. Akan tetapi, masih dibutuhkan
analisis lanjutan terhadap faktor internal dan
Desa Sindulang, seperti:
eksternal yang lebih menekankan kepada
1. Melakukan perbaikan infrastruktur
kelebihan, kelemahan, peluang, hingga
pariwisata dan penyediaan amenitas di
ancaman. Oleh karena itu, digunakanlah
sekitar lokasi daya tarik wisata analisis SWOT sehingga dapat menghasil-
2. Mengadakan kerjasama kepada dinas- kan rekomendasi strategi pembenahan yang
dinas terkait dan komunitas di dalam sebaiknya dilakukan Desa Sindulang.
maupun luar desa guna membangun dan
melestarikan desa agrowisata Sindulang Hasilnya pun memperlihatkan bahwa Desa
Sindulang berkompetensi dalam beberapa
sekaligus menarik minat para investor
aspek tersebut. Mulai dari memiliki potensi
3. Memberdayakan masyarakat setempat
atraksi atau daya tarik wisata, aksesibilitas
dengan melibatkan peran mereka dalam
yang cukup memadai serta masyarakat yang
program agrowisata, mulai dari pemandu sangat berperan. Meskipun dua aspek
wisata hingga pekerjaan pariwisata terkait lainnya seperti penyediaan amenitas dan
lainnya. Dengan demikian dibutuhkannya keterlibatan komunitas luar desa masih
pelatihan serta pembinaan mengenai sangat minim, analisis SWOT yang dilakukan
sadar wisata dan pengembangan selanjutnya menghasilkan beberapa reko-
usahatani terpadu terhadap masyarakat mendasi strategi pembenahan terhadap
Desa Sindulang. aspek-aspek yang sudah maupun yang
4. Pemberian branding dan program paket masih belum memadai. Mulai dari perbaikan
wisata terhadap Desa Sindulang sebagai infrastruktur, penambahan sebaran amenitas
salah satu strategi pemasaran dan menjalin kemitraan dengan sektor publik
maupun swasta hingga melakukan strategi
Kesimpulan pemasaran Desa Sindulang. Dengan begitu,
Mengembangkan suatu desa menjadi desa untuk menuju desa agrowisata yang baik,
wisata dapat dilakukan dengan meng- idealnya masyarakat Desa Sindulang
unggulkan potensi yang dimiliki desa sebaiknya melakukan beberapa pem-
tersebut. Tidak cukup melihat potensi saja, benahan ataupun penataan sesuai yang
namun juga harus melihat beberapa aspek direkomendasikan dari analisa tersebut.
utama yang idealnya dimiliki desa wisata.
Terutama bagi desa agrowisata, yang Referensi
menjadikan pertanian sebagai sektor Aridiansari, R., Nurlaelih, E. E., &
unggulan. Dalam hal ini, Desa Sindulang Wicaksono, K. P. (2015).
yang terletak di kecamatan Cimanggung, Pengembangan Agrowisata di Desa
Wisata Tulungrejo Kota Batu, Jawa Malkanthi, S. H. P., dan Routry, J. K. (2011).
Timur. Jurnal Produksi Tanaman, 3(5). Potential For Agritourism
Development: Evedance From Sri
Brscic, K. (2006). The Impact of Agrotourism
Lanka. The Journal of Agricultural
on Agricultural Production. Journal of
Science, 6(1): 45–58.
Central European Agriculture. Vol 7
(3): 559-563. Rai Utama I Gusti Bagus. (2015). Agrowisata
Sebagai Pariwisata Alternatif
Budiarti, T., & Muflikhati, I. (2014).
Indonesia: Solusi Masif Pengentasan
Pengembangan Agrowisata Berbasis
Kemiskinan. Jogyakarta: Deepublish.
Masyarakat pada Usahatani Terpadu
guna Meningkatkan Kesejahteraan Widitomo, D., Santoso, H. (2015). Penetapan
Petani dan Keberlanjutan Sistem Strategi Pengembangan Wisata
Pertanian. Jurnal Ilmu Pertanian Dengan Menggunakan Strategy-
Indonesia, 18(3), 200-207. Formulation Framework (Studi Kasus
Pada Agrowisata Kampoeng Kopi
Budiasa, I. W. (2011). Konsep dan Potensi
Banaran). Industrial Engineering
Pengembangan Agrowisata di Bali.
Online Journal, 4(1).
dwijenAgro, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai