PENDAHULUAN
Maksud kami menulis makalah ini untuk berbagi informasi yang kami telah
dapatkan dari pihak kecamatan daerah kami yaitu di kec. Cikanccung tentang data
populasi tenak yag di pengaruhi oleh iklim .
Adapun Tujuan kami menulis makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui temperature suhu yang mempengarahi terhadap hewan ternak?
2. Untuk mengetahui perkembangan hewan ternak yang di pengarhi oleh iklim?
2. Untuk mengetahui pengaruh iklim terhadap ternak?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Data Penduduk
Jumlah penduduk sebanyak 90.055 Orang yang terdiri dari laki-laki 45.695
orang dan perempuan sebanyak 44.360 orang yang termasuk dalam jumlah KK
26.766 KK, kepala keluarga dibidang pertanian sebanyak 8.841 KK
2
3 Ciluluk 5701 5232 10933 2360
4 Hegarmanah 5518 5308 10826 616
5 Mandalasari 4268 4078 8346 613
6 Cikancung 4398 3955 8353 148
7 Mekarlaksana 3486 5379 8865 778
8 Sri Rahayu 6085 4933 11018 1101
9 Cihanyir 4018 4251 8269 1326
Jumlah 45695 44360 90055 8841
Tabel .1. Data Penduduk dan Kepala Keluarga
Jumlah Rata-rata
Jumlah Produksi
No Komoditi/Jenis ternak Produksi
(Ton/Tahun)
(Ekor) (Kg/Ek/Butir)
3
Kelahiran kematian Pemotongan +UNPEG Pemasukan Pengeluaran Populasi Tahun 2019
No Jenis Ternak Populasi Hasil Selisih
% Ekor % Ekor % Ekor % Ekor % Ekor Jantan Betina Total
1 Sapi Potong 1 0 3 133 3651 22330 62.096 5587 1263 7.093 4993
2 Sapi Perah 0 0 0 0 0 0 214 37 7 44 0
3 Kerbau 0 0 0 0 0 0 135 34 101 135 0
4 Kuda 0 0 0 0 0 1 40 36 4 40 0
5 Kambing 3 0 0 0 0 33 241 76 163 239 2
6 Domba 47 0 5 5 0 0 3.325 1.281 2005 2386 0
7 Babi 0 0 0 0 0 350 0 0 0 0 28
8 Ayam Buras 1000 25 143 650 0 0 4.758 5.938 15792 21.78 8
9 Ayam Ras Petelur 0 0 0 0 0 146500 10.6 0 10.6 10.6 5500
10 Ayam Ras Pedaging 0 2 350 7500 257.5 0 257.5 0 0 252.5 0
11 Itik 0 0 0 0 0 0 37.24 0 0 4835 0
12 Itik Manila 0 0 0 0 0 0 2.216 0 0 2.193 0
13 Merpati 0 0 0 0 0 0 217 0 0 145 0
14 Puyuh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 294 0
15 Kelinci 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tabel .3. Data Populasi Ternak
4
Rekapitulasi Kabupaten/kota Populasi Per Jenis (Ekor)
RKNA01
Provinsi : Jawa Barat Tahun: 2019
Kabupten : Bandung Bulan : Febuari
Kecamatan : Cikancung
Produksi
No kode Jenis ternak Jantan Betina Total
Anak Muda Dewasa Anak Muda Dewasa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 701 Kerbau - 34 - - 101 - 135
2 702 Kuda - 34 - 89 6 2760 40
3 703 Sapi Potong 23 47 9031 - 76 7 12.1
4 704 Sapi Perah 2 1 34 - - 44
5 705 Babi - - - - - - -
6 706 Domba - - - - - - 3325
7 707 Kambing - - - - - - 241
8 708 Kelinci - - - - - - 247
9 7012 Ayam Buras - - - - - - 21.8
10 7013 Ayam Ras Pedaging - - - - - - 415
11 7014 Ayam Ras Petelur - - - - - - 10.6
12 7015 Merpati - - - - - - 217
13 7016 Burrung Puyuh - - - - - - -
14 7018 Itik - - - - - - 3724
15 7015 Itik manila - - - - - - 2216
Tabel .5. Rekapitulasi populasi prduksi ternak
5
RKNAK02
Provinsi : Jawa Barat Tahun: 2019
Kabupten : Bandung Bulan : Febuari
Kecamatan : Cikancung
Pemotongan Tercatat
Pemotongan tidak Tercatat Jumlah Total
No kode Jenis ternak Jumlah
Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 701 Kerbau - - - - - - - - - - - - - -
2 702 Kuda - - - - - - - - - - - - - -
3 703 Sapi Potong - - - 84 29 113 - - - - - - - 24 25
4 704 Sapi Perah - - - - - - - - - - - - - - -
5 705 Babi - - - - - - 3 2 - - - - - - -
6 706 Domba - - - - - - - - - - - - - - -
7 707 Kambing - - - - - - - - - - - - - - -
8 708 Kelinci - - - - - - - - - - - - - - -
9 7012 Ayam Buras - - - - - - 3000 4000 6000 - 200 450 650 200 450
10 7013 Ayam Ras Pedaging - - - - - - - - - - - - - 3000 480
11 7014 Ayam Ras Petelur - - - - - - - - - - - - - - -
12 7015 Merpati - - - - - - - - - - - - - - -
13 7016 Burrung Puyuh - - - - - - - - - - - - - -
14 7018 Itik - - - - - - - - - - 180 130 250 120 130
15 7015 Itik manila - - - - - - - - - - - - - - -
Tabel .6. rekapitulasi populasi ternak
6
DATA CURAH HUJAN TAHUNAN Dalam MM
Nomor stasiun : - Dinas : PUPR Kab. Bandung
Nama stasiun : Cikancung UPT : SUB DAS CITARIK
Ketinggian : 658 Tahun : 2018
Koordinat : 6° º 39º 29º 7º LS
107º 49º 26º 1º BT
Tanggal JAN PEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOP DES
1 0 1 29 0 0 0 0 0 0 0 29
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 39 0 0 40 0 15 0 0 0 0 0
4 21 0 14 33 0 0 0 0 0 0 0
5 14 5 10 0 0 0 0 15 0 0 0
6 0 10 2 0 0 0 0 0 0 0 0
7 7 9 4 0 0 0 0 0 0 0 5
8 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 8
9 0 1 37 20 0 0 0 0 0 0 0
10 5 0 36 0 0 0 0 0 0 0 17
11 23 0 5 0 0 0 0 0 0 0 10
12 0 0 21 0 0 0 0 0 0 0 20
13 0 0 36 0 0 0 0 0 0 0 1
14 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19
15 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
TOTAL I 111 26 203 93 2 15 0 15 0 0 111
Rata-Rata1/2 bln I 7 1.73 13.53 6.20 0.13 1.00 0.00 1.00 0.00 0.00 7
16 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32
17 0 0 29 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 0
19 0 20 2 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 37 7 18 0 0 0 0 0 0 0
21 0 37 5 0 0 0 0 0 0 0 32
22 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 0 20 0 23 0 0 0 0 0 0 0
24 0 11 20 0 17 0 0 0 0 17 0
25 0 31 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 0 37 1 0 0 1 0 0 0 5 0
27 0 48 0 14 13 0 0 0 0 0 7
28 0 17 10 0 0 0 0 0 0 0 37
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 5 5 0 0 0 0 0 0 0 2
31 6 3 0 0 0 0 20
TOTAL II 17 273 82 69 17 1 0 0 3 0 42
Rata-Rata1/2 bln II 1.06 21.00 5.13 4.6 1.06 0.07 0.00 0.19 0.00 0.0 7
TOTAL I+II 128 299 285 162 19 16 0 18 0 42 220
Rata-Rata Sebulan 4.13 10.7 9.19 5.40 0.61 0.53 0.00 0.58 0.00 1.35 7.33
Jumlah Hari Hujan 12 15 20 7 3 2 0 2 0 3 14
Hujan Minimum 1 1 1 14 2 1 0 3 0 5 1
Hujan Maksimum 39 48 37 40 17 1 0 15 0 20 37
Tabel .7. Populasi Ternak
7
2.4 Hubungan Antara Populasi Ternak Dengan Suhu
1. Daerah basah, yakni daerah yang hampir setiap bulannya mempunyai curah hujan
minimal 60 mm.
2. Daerah agak basah, yakni daerah dengan periode kering yang lemah dan terdapat
satu bulan kering.
3. Daerah agak kering, yaitu daerah-daerah yang mengalami bulan-bulan kering
sekitar 3-4 bulan setiap tahunnya.
4. Daerah kering, yakni daerah yang mengalami bulan-bulan kering yang lamanya
mencapai 6 bulan.
5. Daerah sangat kering, yakni daerah dengan masa kekeringan yang panjang dan
parah.
Sementara Schmidt dan Ferguson (1951) membagi iklim di Indonesia
menjadi 8 golongan, yaitu golongan A (sangat basah), golongan B (basah),
golongan C (agak basah), golongan D (sedang), golongan E (agak kering),
golongan F (kering), golongan G (sangat kering), dan golongan H (luar biasa
kering).
Iklim sangat berpengaruh terhadap hewan ternak. Beberapa ahli
mempelajari pengaruh iklim terhadap objek yang spesifik, di antaranya iklim
berpengaruh terhadap bentuk tubuh (Hukum Bergmann), insulasi pelindung atau
kulit dan bulu (Hukum Wilson), warna (Hukum Gloger), tubuh bagian
dalam/internal (Hukum Claude Bernard), dan kesehatan dan produksi ternak.
Temperatur lingkungan mempengaruhi penggunaan energi yang diperoleh ternak
dari makanan, produksi panas, dan disipasi panas hewan ternak ke lingkungannya.
8
2. Radiasi sinar matahari
terhadap hewan ternak dapat menimbulkan dua bentuk gangguan umum, yaitu
mutasi gen oleh radiasi kosmik dan kerusakan sel kulit oleh sinar ultra violet pada
proses 'sunburn'. Hewan ternak mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan iklim.
Terdiri dari:
Perilaku merumput Lamanya waktu merumput saat siang hari sangat
dipengaruhi oleh iklim, bangsa,c kualitas, tipe mamalia, dan pastur yang tersedia
(padang rumput). Jika ternak digembalakan pada daerah bukan asalnya, maka
masa merumput akan berkurang .
Pengunaan makanan dan pengambilan makanan
Jika suatu tempat memiliki temperatur yang tinggi maka akan mempengaruhi
pengambilan makanan pada ternak, semakin tinggi temperatur maka semakin
sedikit makan karena akan lebih banyak minum. Jika temperatur lebih dari
40°maka ternak akan berhenti memamah biak.
Air yang diminum (water intake ). Air sangat penting bagi ternak sebab air
mempunyai peran yang penting dalam metabolisme ternak, selain itu air juga
membantu ternak melepaskan panas tubuhnya secara konduksi dan penguapan,
keperluan air ini akan meningkat apabila temperatur naik.
Mempengaruhi efisiensi pengunaan makanan
Ternak dapat mengalami heat stress apabila iklim suatu tempat panas, sehingga
ternak tidak banyak melakukan gerak untuk menjaga suhu tubuhnya tetap stabil.
Hilangnya zat-zat makanan,Semakin sering ternak berkeringat dan
mengeluarkan air ludah maka akasemakin banyak zat makanan yang hilang.
9
Ternak mamalia apabila mereka berkeringat maka mereka akan kehilangan air dan
mineral dari dalam tubuhnya.
Pengaruh terhadap pertumbuhan, Menurunnya nafsu makan pada ternak
disebabkan temperatur yang sangat tinggi akibatnya feed intake ternak pun akan
menurun dan juga mempengaruhinya lamanya merumput dan akhirnya juga
mempengaruhi produktififtas dari ternak.
Pengaruh iklim terhadap produksi susu, Sapi perah dapat menghasilkan susu
56 % pada daerah subtropics, berbeda dengan daerah tropis sapi perah lebih
sedikit menghasilkan susu. Iklim juga sangat mempengaruhi kandungan susu,
lemak, bahan kering.
Pengaruhi tingkah laku ternak, Iklim dapat mengakibatkan ternak mengalami
stress yang dapat dilihat dari tingkah laku ternak itu sendiri. Faktor internal dan
eksternal merupakan faktor yang dapat menyebabkan strees pada ternak.
Faktor Internal terdiri dari : penyakit ,vaksinasi ,penyapihan.
Faktor Eksternal terdiri dari : cuaca ,makanan dan lingkungan
Terdiri Dari:
Kualitas dan kuantitas makanan yang tersedia, Seperti: makanan yang
dimakan, air yang diminum, dan mempengaruhi kandungan gizi dari tanaman
yang dimakan serta daya cerna yang rendah karena serat kasarnya sangat tinggi
akan mempengaruhi daya produsi menjadi rendah.
Adanya parasit dan penyakit, Lingkungan dengan panas dan kelembaban yang
tinggi merupakan tempat yang baik bagi jamur, parasit, nyamuk, lalat, dan
penyakit lain. Pengaruh iklim secara tidak langsung terhadap parasit penyakit
karena pada daerah tropis yang curah hujannya hanya cukup untuk tumbuhnya
semak-semak. Dengan adanya semak-semak menyebabkan berkembangbiaknya
nyamuk yang dapat mengakibatkan penyakit tidur dan dapat menyebabkan
kematian yang mempengaruhi proses
10
metabolisme ternak terseran, Penyimpanan dan penanganan hasil ternaki, iklim
tropis baik lembab/kering dapat merusak hasil ternak dan oleh sebab itu maka
biaya prosessing dan penanganya bertambah Aklimatasi merupakan proses yang
kompleks dimana seekor hewan menyesuaikan diri pada lingkungan dimana
ternak tersebut hidup.
Pada dasarnya semua hewan atau ternak yang berdarah panas disebut
Hormoiotermis yaitu hewan atau ternak yang relatif berusaha mempertahankan
suhu tubuhnya pada kisaran yang cocok agar terjadi aktifitas biologis yang
optimum, sedangkan untuk hewan atau ternak yang suhu tubuhnya tidak
dipengaruhi lingkungan disebut Polikolitermis.
11
Sebelum isu perubahan iklim muncul sekarang ini, sudah diketahui dengan
baik bahwa banyak penyakit menular yang menjangkiti hewan maupun manusia
mengikuti pola musim dan banyak diantara keragaman musim tersebut berakibat
langsung atau tidak langsung terhadap keragaman cuaca dan iklim.
Sebagian siklus hidup dari agen patogen berada dalam tubuh arthropoda yang
mudah dipengaruhi perubahan lingkungan. Perubahan cuaca dan iklim yang dapat
mempengaruhi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui vektor meliputi
temperatur, curah hujan, angin, dan banjir besar atau kekeringan.
Dari survei yang dilakukan OIE, 71-72% dari jumlah negara anggota OIE
menyatakan kekhawatirannya terhadap adanya kaitan antara penyakit yang baru
muncul dan yang muncul kembali dengan perubahan iklim dan perubahan
lingkungan. Diantaranya 58% menyatakan paling tidak satu penyakit yang baru
12
muncul dan muncul kembali dipercaya memiliki hubungan langsung dengan
perubahan iklim dan 30% menyatakan paling tidak satu penyakit.
Sebanyak 24% tidak yakin bahwa penyakit baru dan muncul kembali
berhubungan langsung dengan perubahan lingkungan dan hanya 6% dengan
perubahan iklim. Penyakit-penyakit yang paling banyak disebutkan berhubungan
dengan perubahan iklim atau perubahan lingkungan.
13
Serikat dimana wabah yang berlangsung selama musim panas pada tahun 2002
dan 2004 dihubungkan dengan temperatur yang diatas rata-rata.
Pasteurellosis Pasteurella multocida sebagai penyebab harmorrhagic septicaemia
(pasteurellosis) pada sapi, dapat bertahan baik di luar tubuh induk semang dalam
lingkungan yang lembab. Penyakit ini juga berhubungan dengan area yang
kelembabannya tinggi dan terjadi selama musim hujan (Hall, 1988).
Avian influenza Meskipun kaitan antara perubahan iklim dan avian influenza
(AI) belum banyak digali secara lebih mendalam, akan tetapi sulit untuk
dibantahkan bahwa virus AI bersirkulasi secara alamiah dalam bentuk ‘pool gen’
pada unggas air liar, terutama itik dan angsa migran.
14
Temperatur berdampak secara langsung terhadap ekologi, siklus
pertumbuhan, kelakuan dan daya tahan vektor arthropoda, sehingga
mempengaruhi pula dinamika populasi dan penularan penyakit.
15
Musim sangat mempengaruhi total produksi susu per laktasi dan
komposisinya, yang merupakan pengaruh dari kombinasi dari breed, tingkat
laktasi, kondisi klimatologi pada saat pencatatan dilakukan, dan perbedaan-
perbedaan dalam managemen pakan. Sapi-sapi yang melahirkan pada musim
basah (hujan) biasanya memproduksi susu lebih tinggi dari sapi yang melahirkan
pada musim lainnya. Produksi sapi perah dipengaruhi oleh factor
genetic,lingkungan, dan interaksi genetic dan lingkungan. Factorgenetic
berpengaruh sebesar 30 % dan lingkungan 70 % terhadap produksi susu sapi
perah.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. pengaruh iklim di kec. Cikncung itu tidak begitu tinggi dan rendah. Hanya
berada dalam posisi rata-rata.
3.2 Saran
Dalam data yang kam dapatkan di kec. Cikancung belum di lengkapi oleh
pihak kecamatan tersebut. Kami harapkan bahwa harus di panatau terus keaddan
populasi ternak yang di pengaruhi oleh iklim ini dan lestarikan hewan ternak
tersebut jangan sampai punah.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
19
20
21
22
23