Anda di halaman 1dari 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

STUDI KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR KOLAM RENANG


DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
DI KOLAM RENANG KOTA SEMARANG

Shallichah Talita, Nurjazuli, Hanan Lanang Dangiran


Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: talita.icha@gmail.com

Abstract : Swimming pool water is water in the pool used for sports and the
quality meet health requirements. Based on data from Semarang City Health
Office, known in 2013 as many as eight samples of swimming pools water were
inspected had total coliforms are not eligible. The purpose of this research is to
analyze bacteriological quality of swimming pool and the related factors in
Semarang City. The study design of this research was descriptive research with
survey method and cross sectional approach. The population study was 11
swimming pools in Semarang City then sample taken by total sampling and the
repeated sampling 3 times, so the total sample of this study was 33 samples of
swimming pools water. The result showed the number of bacteria and total
coliform in Semarang City’s swimming pools 100 % not qualified. Swimming pool
with recirculating pools type and using groundwater as raw water as many as
90,9 %. Some 69,7 % of free klorin in the pool water not qualify , while pH values
54,5 % qualified and 72,7 % sanitary conditions pool has also qualified.

Keywords : swimming pool, bacteriological quality, sanitary condition

PENDAHULUAN Menelan hanya sedikit air


Latar Belakang yang mengandung kuman dapat
Air kolam renang adalah air mengakibatkan penyakit. Penyakit
di dalam kolam renang yang akibat aktivitas berenang dikenal
digunakan untuk olahraga dan pula dengan sebutan recreational
kualitasnya memenuhi syarat water illness (RWIs). RWIs
kesehatan. Kualitas air kolam disebabkan oleh kuman dengan
renang harus cukup terpelihara menelan, bernapas dalam aerosol,
secara teratur dan terus menerus atau memiliki kontak dengan air
sehingga air dapat bebas dari yang terkontaminasi di kolam
pencemaran. Kondisi ini dapat renang, kolam air panas, taman air,
menahan atau mengurangi area bermain air, air mancur
penularan penyakit yang dapat interaktif, danau, sungai, atau laut.
ditularkan melalui air, disebutkan RWIs juga dapat disebabkan oleh
bahwa syarat kesehatan air kolam bahan kimia dalam air atau bahan
renang meliputi persyaratan fisika, kimia yang menguap dari air dan
kimia dan mikrobiologi. Salah satu menyebabkan masalah kualitas
indikator pencemar yang menjadi udara dalam ruangan. RWIs meliputi
parameter kualitas air kolam renang berbagai macam infeksi, seperti
yaitu jumlah angka kuman dan pencernaan, kulit, telinga,
koliform total. (1) pernapasan, mata, neurologis, dan
196
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

infeksi luka. Yang paling sering kolam renang yang diuji, positif
dilaporkan adalah diare. Penyakit mengandung E. coli, bakteri yang
diare yang disebabkan oleh kuman biasanya ditemukan dalam usus
seperti Crypto (kependekan manusia dan kotoran. E. coli
Cryptosporidium), Giardia, Shigella, merupakan penanda untuk
Norovirus dan E. coli O157:H7. (2) kontaminasi tinja. Penemuan E. coli
Sejak tahun 1950-an, dengan presentase yang tinggi
beberapa penelitian telah dilakukan menunjukkan perenang sering
untuk melihat hubungan antara mencemari air kolam renang ketika
kualitas air rekreasi dengan masalah mereka melakukan proses
kesehatan. Hasil penelitian tersebut pembuangan sisa metabolisme
melaporkan adanya peningkatan tubuh dalam air atau ketika tubuh
risiko penyakit yang berkaitan mereka kotor karena tidak
dengan paparan terhadap air membasuh tubuh secara
rekreasi. Sebagiannya melakukan menyeluruh terlebih dahulu sebelum
penilaian kualitas air dan masuk ke dalam air. (5)
menunjukkan bahwa tingginya Di Kota Semarang, sarana
tingkat kontaminasi dalam air air rekreasi buatan juga semakin
memperbesar risiko penyebaran berkembang. Sarana ini menjadi
penyakit. (3) salah satu pilihan rekreasi bagi
Dalam dua dekade terakhir, penduduk Kota Semarang bahkan
telah terjadi peningkatan yang dari daerah lain untuk mengisi waktu
substansial dalam jumlah wabah luang. Berdasarkan data dari bidang
RWIs terkait dengan berenang. promosi kesehatan, pemberdayaan,
Crypto, yang dapat tetap hidup dan kesehatan lingkungan Dinas
selama berhari-hari bahkan di kolam Kesehatan Kota Semarang,
yang terpelihara dengan baik, telah melaporkan bahwa pada tahun
menjadi penyebab utama wabah 2013, sebanyak 8 sampel air kolam
penyakit diare di kolam renang. Dari renang yang diinspeksi diketahui
tahun 2004 hingga 2008, memiliki koliform total yang tidak
melaporkan kasus Crypto meningkat memenuhi syarat. Sementara itu,
lebih dari 200% (dari 3.411 kasus survei pendahuluan yang peneliti
pada tahun 2004 menjadi 10.500 lakukan di 3 sampel air kolam
kasus pada tahun 2008). (4) renang kota Semarang juga
Sebuah studi di kolam menunjukkan jumlah angka kuman
renang umum yang dilakukan dan koliform total yang tidak
selama musim renang pada musim memenuhi syarat.
panas menemukan bahwa perenang Kondisi ini mendorong
sering membuang sisa metabolisme peneliti untuk melakukan penelitian
tubuh (urine) di dalam kolam renang. terhadap kualitas bakteriologis air
Melalui studi yang dirilis oleh kolam renang di kolam renang Kota
Centers for Disease Control and Semarang kemudian
Prevention (CDC), peneliti membandingkannya dengan baku
menemukan kuman dalam sampel mutu yang telah ditetapkan. Dalam
air kolam yang dikumpulkan dari hal ini, peneliti menggunakan
kolam renang umum. CDC Pedoman WHO Guidelines For Safe
mengumpulkan sampel air dari filter Recreational Water Environments
kolam renang umum dan menguji Volume 2 Swimming Pools And
sampel. Studi tersebut menemukan Similar Environment sebagai acuan
bahwa 58 persen dari sampel air penilaian kualitas air kolam renang.
197
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Rancangan penelitian ini A. Kualitas Bakteriologis Air
bersifat deskriptif yaitu penelitian Kolam Renang
yang dilakukan terhadap 1. Parameter Jumlah Angka
sekumpulan objek yang bertujuan Kuman
untuk melihat gambaran fenomena Berdasarkan hasil
yang terjadi di dalam suatu populasi pemeriksaan yang dilakukan di
tertentu. Metode dalam penelitian ini Laboratorium, untuk kualitas
menggunakan metode survei bakteriologis air kolam renang
dengan pendekatan cross sectional. kota Semarang parameter
Populasi target dalam jumlah angka kuman diketahui
penelitian ini adalah kolam renang secara keseluruhan tidak
yang terdaftar di Dinas Kesehatan memenuhi syarat. Dari 33
Kota Semarang sebagai sarana sampel air yang diperiksa,
tempat-tempat umum. Populasi studi jumlah angka kuman tertinggi
dalam penelitian ini adalah air kolam sebesar >3,0 x 107 koloni per 1
renang dengan jumlah kolam renang ml sampel sedangkan jumlah
se-kota Semarang sebanyak 13. angka kuman terendah adalah
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 0,6 x 104 koloni per 1
diambil dengan metode total ml sampel.
sampling. Masing-masing kolam Padahal seharusnya,
renang diambil sampelnya sebanyak menurut WHO Guidelines For
3 kali. Sehingga jumlah sampel Safe Recreational Water
penelitian ini adalah sebanyak 39 Environments Volume 2
sampel air kolam renang. Adapun Swimming Pools And Similar
kriteria inklusi dan eksklusi kolam Environment, jumlah angka
renang adalah kriteria inklusi : kolam kuman yang diperbolehkan
renang berada di lingkungan Kota berada di kolam renang
Semarang, kriteria ekslusi : maksimal 200 koloni per 1 ml
pengelola kolam renang tidak sampel air.
bersedia untuk diteliti. Pengujian rutin untuk
Pengumpulan data meliputi kualitas bakteriologis air dapat
data primer dan sekunder. Data membuktikan efektivitas
primer diperoleh dari hasil observasi proses desinfeksi dan inspeksi
kondisi sanitasi kolam renang dan sanitasi. Air kolam renang
hasil uji laboratorium parameter yang memiliki kualitas
jumlah angka kuman dan koliform mikrobiologi buruk bisa
total. Sedangkan data sekunder menunjukkan terdapat
diperoleh dari referensi. masalah dengan desinfeksi
Data yang telah didapat dan sistem resirkulasi. (6)
dianalisis dengan menggunakan Penelitian oleh Indra
program SPSS. Data yang telah Wahyuni menyebutkan
diolah dianalisis secara pemakaian kolam renang oleh
deskriptif.Analisa ini digunakan pengunjung menyebabkan
untuk menggambarkan karakteristik kenaikan jumlah kuman, MPN
variabel-variabel penelitian. coliform dan MPN E.coli
karena adanya pengeluaran
kotoran oleh pengunjung untuk
berenang misalnya air seni,
ludah dan keringat serta
198
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kotoran yang melekat pada badan dan kepala.(1)

Tabel 1.1 Hasil Pemeriksaan Bakteriologis Air Kolam Renang se-kota Semarang
Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Jumlah Jumlah Jumlah
Kode MPN MPN MPN
Angka Kode Angka Kode Angka
Samp coliform coliform coliform
Kuman Sampel Kuman Sampel Kuman
el (Jumlah (Jumlah (Jumlah
(Koloni (Koloni (Koloni
per 100 per 100 per 100
per 100 per 100 per 100
ml) ml) ml)
ml) ml) ml)
A1 0,6x104 >240 D3 4,1x104 10 H2 1,45x105 27
4 5 6
A2 7,3x10 >240 E1 9,4x10 >240 H3 1,37x10 >240
4 5 6
A3 2,1x10 >240 E2 8,4x10 >240 I1 2,84x10 >240
B1 0,8x104 >240 E3 1,68x106 38 I2 6,8x104 >240
B2 5,9x104 38 F1 >3,0x107 27 I3 4,6x104 >240
4 5 6
B3 7,3x10 7,5 F2 1,51x10 >240 J1 1,68x10 >240
C1 4,7x104 >240 F3 >3,0x107 >240 J2 2,56x106 >240
1,46x10
C2 5 240 G1 7,7x104 >240 J3 2,09x105 >240
2,04x10 6 6
C3 6 38 G2 2,03x10 240 K1 1,1x10 96

D1 1,3x104 >240 G3 2,03x105 >240 K2 >3,0x106 27


2,84x10 6
D2 5 >240 H1 2,92x10 >240 K3 TBUD >240

2. Parameter Koliform Total gangguan pada manusia


Hasil penelitian terutama penyakit yang
kualitas bakteriologis air kolam berhubungan dengan air,
renang kota Semarang antara lain: diare, filariasis,
menunjukkan bahwa secara disentri, dan lain-lain. Oleh
keseluruhan koliform total karena itu, maka kandungan
yang terdapat pada kolam MPN koliform yang
renang tidak memenuhi syarat. disyaratkan haruslah 0/100 ml
Peraturan Menteri Kesehatan sampel air. (7)
RI No. 416 Tahun 1990 dan Dalam banyak kasus,
WHO Guidelines For Safe risiko penyakit atau infeksi
Recreational Water telah dikaitkan dengan
Environments Volume 2 kontaminasi feses dari air.
Swimming Pools And Similar Kontaminasi feses mungkin
Environment menyebutkan karena kotoran yang
bahwa koliform total yang dikeluarkan oleh perenang,
diperbolehkan berada di kolam dari sumber air yang
renang maksimal 0 per 1 ml terkontaminasi di kolam
sampel air. renang, atau mungkin dari
Dari 33 sampel air kontaminasi langsung dari
yang diperiksa, koliform total hewan (misalnya dari burung
tertinggi sebesar >240 per 100 dan hewan pengerat). (8)
ml sampel, sedangkan koliform Berdasarkan penelitian
total terendah sebanyak 7,5 Gamaiwarivoni Wachidin
per 100 ml sampel. Adanya diketahui bahwa perilaku
kandungan bakteri koli dalam perenang, fasilitas sanitasi dan
air dapat menimbulkan sisa klor secara bersama-
199
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sama berhubungan dengan air kolam renang di salah satu


koliform total. Dari ketiga kolam renang di Yogyakarta
variabel bebas tersebut sudah terkontaminasi bakteri
setelah dilakukan analisis Escherichia coli, hal ini
korelasi parsial dan regresi dikarenakan sumber air kolam
ternyata hanya perilaku renang tersebut berasal dari
perenang yang berhubungan air tanah yang telah
dengan koliform total. (9) terkontaminasi sebagai akibat
dari adanya pencemaran
B. Faktor – Faktor yang limbah yang masuk ke dalam
Mempengaruhi Kualitas air tanah. (11)
Bakteriologis Air Kolam Penelitian lain
Renang menyebutkan ada
1. Tipe Kolam Renang kemungkinan kontaminasi dari
Data yang diperoleh penampungan yang digunakan
dari pengelola kolam renang untuk menampung sumber air.
menunjukkan bahwa 90,9% Berdasarkan penelitian, hal
kolam renang kota Semarang tersebut dapat terjadi karena
memiliki tipe recirculating penampungan sumber air
pools. Setiap kolam memang yang tidak pernah dibuka atau
harus memenuhi waktu tidak pernah dibersihkan oleh
minimum pergantian yang pengelola kolam renang. (12)
diperlukan. Fungsi dari sistem 3. Kadar Sisa Klor
resirkulasi adalah untuk Hasil penelitian
menyaring pencemaran dan kualitas air kolam renang kota
membersihkan air kolam. Semarang menunjukkan
Ketika hal itu tidak bekerja bahwa sebagian besar kadar
dengan baik, air kolam dapat sisa klor air kolam renang kota
dengan cepat menjadi kotor Semarang tidak memenuhi
dan disinfektan akan kurang syarat. Kadar sisa klor yang
memadai untuk membunuh tidak memenuhi syarat
kuman.(10) sebesar 69,7%. Rata – rata
kadar sisa klor di kolam
2. Sumber Asal Air renang kota Semarang
Berdasarkan data sebesar 0,876 ppm dengan
yang diperoleh dari pengelola nilai median 0,600 ppm dan
kolam renang, diketahui nilai modus 0 ppm. Kadar sisa
bahwa sebesar 90,9% sumber klor yang terendah yaitu 0
air yang digunakan sebagai air ppm, sedangkan yang tertinggi
baku kolam renang yaitu air sebesar 3,0 ppm.
tanah. Meskipun pada Menurut Peraturan
penelitian ini tidak dapat Menteri Kesehatan RI No.416
dikatakan bahwa sumber asal Tahun 1990, kadar sisa klor
air berkontribusi terhadap dalam air kolam renang adalah
tingginya jumlah angka kuman sebesar 0,2 – 0,5 mg/l.
dan koliform total yang Sementara WHO Guidelines
terdapat di kolam renang kota For Safe Recreational Water
Semarang, namun dari Environments Volume 2
penelitian terdahulu Swimming Pools And Similar
menyebutkan bahwa sumber Environment mensyaratkan
200
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kadar sisa klor yang baik Environment menyebutkan


adalah 0,2 – 1 ppm. Lain nilai pH air kolam renang
halnya dengan Pedoman yang harus dikontrol untuk
diterbitkan oleh British memastikan desinfeksi dan
Columbia Guidelines for Pool koagulasi efisien, untuk
Operations, pedoman tersebut menghindari kerusakan pada
menyatakan kadar sisa klor bangunan kolam renang dan
bagi air kolam renang dengan menjamin kenyamanan
suhu <30 haruslah 0,5 – 5,0 pengguna. Nilai pH harus
ppm sedangkan untuk air dipertahankan antara 7,2 dan
kolam renang dengan suhu 7,8 untuk disinfektan klorin. (9)
>30 kadar sisa klor yang pH adalah ukuran keasaman
disyaratkan yaitu 1,5 – 5,0 atau kebasaan air dan
ppm. Kadar sisa klor tersebut langsung mempengaruhi
sengaja dipertahankan agar beberapa reaksi kimia yang
dapat membunuh kuman terjadi dalam air kolam renang.
patogen yang ada di dalam air Kemampuan klorin untuk
serta tidak menimbulkan mengoksidasi materi dan
gangguan kesehatan terhadap membunuh mikroorganisme
pengguna kolam renang. secara langsung dipengaruhi
Masalah yang oleh pH. (14)
menjadi perhatian yang 5. Kondisi Sanitasi Kolam
berdampak pada sebagian Renang
besar pengguna kolam renang Hasil observasi
umum yaitu efek iritasi menunjukkan kondisi sanitasi
terhadap mata dan kulit. Iritasi kolam renang diketahui
mata yang dialami oleh sebagian besar memenuhi
pengguna kolam renang syarat dengan persentase
biasanya dikaitkan dengan 72,7% , sedangkan sebesar
konsentrasi klorin dalam air 27,3% kondisi sanitasi kolam
yang terlalu tinggi.(13) renang tidak memenuhi syarat.
4. Nilai pH Dalam penilaian kondisi
Hasil penelitian sanitasi kolam renang,
kualitas air kolam renang kota terdapat beberapa item yang
Semarang menunjukkan ditinjau, diantaranya area
bahwa nilai pH air kolam kolam renang, saluran air,
renang yang memenuhi syarat lantai/kemiringan lantai,
sebesar 54,5%. Sementara itu dinding kolam renang, bak cuci
air kolam renang dengan nilai kaki, kamar mandi/pancuran
pH yang tidak memenuhi bilas, tempat sampah, jamban,
syarat sebesar 45,5%. peturasan, tempat cuci tangan,
Peraturan Menteri kamar ganti dan penitipan
Kesehatan RI No. 416 Tahun barang.
1990 mengatur nilai pH air
kolam renang yang disarankan KESIMPULAN
yaitu 6,5 – 8,5. (1) Sedangkan 1. Jumlah angka kuman air kolam
WHO Guidelines For Safe renang se-kota Semarang yang
Recreational Water tertinggi tergolong TBUD (terlalu
Environments Volume 2 banyak untuk dihitung), kemudian
Swimming Pools And Similar yang tergolong tertinggi pula
201
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sebanyak >3,0 x 107 koloni per 1 Water Environments Volume 2


ml sampel, sedangkan jumlah Swimming Pools And Similar
angka kuman terendah sebanyak Environment yaitu 7,2 – 7,8.
0,6 x 104 koloni per 1 ml sampel. 7. Sebanyak 8 kolam renang se-
Dengan begitu, jumlah angka kota Semarang (72,7%) memiliki
kuman air kolam renang se-kota kondisi sanitasi yang memenuhi
secara keseluruhan (100%) tidak persyaratan yang ditentukan oleh
memenuhi persyaratan yang Peraturan Menteri Kesehatan RI
ditetapkan oleh WHO Guidelines No. 061 Tahun 1991 tentang
For Safe Recreational Water Persyaratan Kesehatan Kolam
Environments Volume 2 Renang dan Pemandian Umum.
Swimming Pools And Similar
Environment yaitu 200 koloni per DAFTAR PUSTAKA
100 ml. 1. Depkes RI.Peraturan Menteri
2. Koliform total air kolam renang Kesehatan Republik Indonesia
se-kota Semarang dengan jumlah Nomor :
tertinggi sebanyak >240 per 100 416/MenKes/Per/IX/1990
ml sampel, sedangkan koliform tentang Syarat-syarat dan
total terendah sebanyak 7,5 per Pengawasan Kualitas Air.
100 ml sampel. Dengan begitu, Jakarta : Depkes RI, 1990.
koliform total air kolam renang se- 2. Vermont Government.Coliform
kota Semarang secara Bacteria in Water. Burlington :
keseluruhan (100%) tidak Vermont Government, 2016.
memenuhi persyaratan yang 3. Wade et al. Do U.S.
ditetapkan oleh WHO Guidelines Environmental Protection
For Safe Recreational Water Agency Water Quality
Environments Volume 2 Guidelines for Recreational
Swimming Pools And Similar Waters Prevent Gastrointestinal
Environment yaitu 0 per 1 ml. Illness? A Systematic
3. Sebanyak 10 kolam renang Review.California :
(90,9%) se-kota Semarang Environmental Health
memiliki tipe recirculating pools. Perspectiv, 2003, Vol. 111.
4. Sebanyak 10 kolam renang 4. Jonathan et al.Cryptosporidiosis
(90,9%) se-kota Semarang surveillance — United States,
menggunakan air tanah sebagai 2009–2010. United States :
air baku. MMWR Morb Mortal Wkly Rep,
5. Sebanyak 69,7% kadar sisa klor 2012.
air kolam renang se-kota 5. CDC.Violations Identified from
Semarang tidak memenuhi Routine Swimming Pool
persyaratan yang telah ditentukan Inspections — Selected states
oleh WHO Guidelines For Safe and counties, United States,
Recreational Water Environments 2008. United States : MMWR
Volume 2 Swimming Pools And Morb Mortal Wkly Re, 2010.
Similar Environment yaitu 0,2 – 1 6. British Columbia Health
ppm. Protection Branch Ministry of
6. Sebanyak 54,5% nilai pH air Health. British Columbia
kolam renang se-kota Semarang Guidelines for Pool Operation
memenuhi persyaratan yang Version 2. British Columbia :
telah ditentukan oleh WHO Health Protection Branch
Guidelines For Safe Recreational Ministry of Health, 2014
202
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

7. Elly A. Kadar Sisa Klor dan 14. http://www.co.shasta.ca.us/docs


Kandungan E. Coli Air PT. /Resource_Management/ehd-
Dream Success Airindo (DAS). docs/Pool_Chemistry_Fact_She
Surabaya : Universitas et.pdf?sfvrsn=0 diakses 3
Airlangga, 2007. September 2016
8. WHO.Guidelines for Safe
Recretional Water Environments
Volume 2 : Swimming Pools and
Similar Environment. France :
WHO, 2006.
9. Gamaiwarivoni W. Perilaku
Perenang, Fasilitas Sanitasi,
Sisa Klor dan Koliform Total Air
Kolam Renang di Kota
Yogyakarta. Yogyakarta :
Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Kerja UGM, 2004.
10. Department of Enviromental
Health Food and Housing
Division.Swimming Pool
Operator's Guide First Edition.
San Diego : County of San
Diego Department of
Enviromental Health Food and
Housing Division.
11. Prasetyo. Analisis Kelayakan
Kolam Renang. Yogyakarta :
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Negeri Yogyakarta,
2010.
12. Novillah R. dkk. Uji Kandungan
Escherichia coli pada Air Kolam
Kolam Renang Waterboom
Tiara Park Kota Gorontalo.
Gorontalo : Program Studi
Kesehatan Masyarakat
Peminatan Kesehatan
Lingkungan Fakultas Ilmu
Kesehatan dan Keolahragaan
Universitas Negeri Gorontalo,
2014.
13. Lothar Erdinger et al.Irritant
Effect of Disinfection By
Products in Swimming Pool
Water. Heidelberg : Hygiene
Institute of Heidelberg
Universitas Medical Center,
Departement of Hygiene and
Medical Microbiology, 1998.

203

Anda mungkin juga menyukai