Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Unggas adalah salah satu ternak yang dibudidayakan manusia untuk

persediaan makanan. Dari unggas akan diperoleh daging yang gurih dan lezat, selain

itu juga unggas menghasilkan telur yang bergizi. Bulu-bulu unggas juga berguna

untuk kerajinan seperti untuk kemoceng atau bahan lukisan. Bulu unggas yang indah

seperti bulu merak juga dapat digunakan sebagai hiasan.

Bulu unggas berfungsi untuk pelindung tubuh dari luar, insulasi dari

temperatur, identifikasi penyakit, defisiensi nutrien dan produksi telur. Struktur dan

bentuk bulu ukurannya bervariasi pada bagian-bagian tubuh ayam dan dapat

digunakan untuk membedakan jenis kelamin antara ayam jantan dan betina terutama

pada bulu-bulu leher, sayap dan ekor. Ayam jantan berukuran besar, jengger panjang

dan terang, bulu ekornya panjang dan memiliki warna bulu yang bervariasi

(mencolok) sedangkan pada ayam betina berukuran kecil, jengger yang pendek, bulu

ekor pendek dan memiliki warna yang dominan misalkan warna putih, hitam.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukanlah praktikum ini untuk

mengamati dan mengetahui bagian-bagian bulu pada unggas meliputi jalur

pertumbuhan bulu, tipe bulu, dan bulu sayap pada unggas.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum kali ini adalah :

1. Bagaimana cara mengetahui bagian-bagian bulu dan tipe bulu pada unggas?

2. Bagaimana mengetahui bagian-bagian jalur pertumbuhan bulu dan bulu sayap

pada ternak unggas?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum pada praktikum kali ini adalah :

1. Bagaimana cara mengetahui bagian-bagian bulu dan tipe bulu pada unggas.

2. Bagaimana mengetahui bagian-bagian jalur pertumbuhan bulu dan bulu sayap

pada ternak unggas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ternak Unggas

Ternak unggas merupakan jenis-jenis yang dibudidayakan untuk tujuan

produksi sebagai penghasil pangan sumber protein hewani bagi masyarakat dan

memiliki nilai ekonomis bagi manusia yang memeliharanya. Beberapa jenis

memberikan keuntungan antara lain adalah ayam, itik, kalkun, merpati, dan puyuh.

Unggas mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan ternak lainnya yaitu unggas

dapat diproduksi secara masal dalam waktu yang singkat, sehingga diharapkan

mampu memenuhi kebutuhan pangan (Yuwanta, 2014).

Ternak unggas adalah bangsa-bangsa burung yang mempunyai nilai ekonomis

dan dapat diproduksi secara masal. Unggas mempunyai keistimewaan dibandingkan

dengan ternak ruminansia, yaitu unggas dapat diproduksi secara masal dalam waktu

yang singkat. Ayam juga memiliki ciri-ciri Eksterior antara lain, memiliki paruh yang

runcing, memiliki jengger yang berwarna merah, berbulu halus, dan kaki ayam

terdapat sisik, yang merupakan penjuluran dari Corium yang padat, serta dibungkus

oleh Epidermis yang sangat tebal (Yuwanta, 2014).

Ternak unggas dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi manusia yang

memeliharanya, Berdasarkan Phylogenetiknya, unggas terletak setingkat setelah

Reptilia, yang ditandai dengan masih adanya sisik yang dijumpai pada bagian kaki

unggas. Sistem Lokomosi yang berbeda pada unggas sangat besar pengaruhnya
terhadap Anatomi, Morfologi, dan Fisiologi unggas, sehingga analisis mengenai

mekanisme terbang akan mempermudah dalam memahami Anatomi dan Fisiologi

pada unggas. Dibandingkan dengan mamalia, unggas memiliki kerangka yang relatif

ringan, lebih sedikit tulang dan kompak karena banyak tulang yang mengalami Fusi

(penyatuan) (Fadillah, 2010).

Ilmu ternak unggas adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan organ

penyusun sistem pencernaan, mengetahui fungsi dari tiap organ, menghubungkan

proses pencernaan dengan proses produksi ternak unggas. Pengetahuan tentang

sistem pencernaan ini diperlukan untuk dapat memahami berbagai proses yang

mungkin terjadi dalam konversi pakan menjadi produksi telur atau daging. Efesiensi

konversi pakan untuk produksi telur atau daging tergantung pada efesiensi proses-

proses pencernaan dan absorbsinya. Sistem pencernaan pada unggas berkembang

sangat sederhana namun dengan efektivitas tinggi. Hal ini sangat penting terkait

dengan kemampuan terbang tetap ringan. Secara anatomis, organ pencernaan pada

unggas sama seperti dengan yang dimiliki mamalia, dengan kekecualian bahwa

bangsa unggas memiliki rempela (Gizzard) dan tembolok (Crop) (Ananda, 2013).

Menurut Bade (2010), Unggas atau khususnya ayam dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

Kingdom : Animal

Phylum : Chordata

Subphylum : Craniata

Kelas : Aves
Ordo : Galliformes

Family : Phasianidae

Subfamily : Phasianinae,

Genus : Gallus

Species : Domesticus

Allah berfirman dalam Q.S An-Nahl/16: 5 yang berbunyi:

  
  
 
 
Terjemahnya
(5)Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada
(bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya
kamu makan.

Berdasarkan ayat diatas, dijelaskan bahwa bulu yang terdapat pada tubuh

ternak unggas ini dapat menghangatkan unggas itu sendiri dan memiliki manfaat

yang lain untuk manusia. Bulu tersebut memiliki nilai ekonomis karena bulu tersebut

dapat di buat gantungan kunci maupun bahan untuk hiasan lainnya.

B. Penutup Tubuh

Bulu berdasarkan strukturnya ada tiga macam yaitu tipe Plumae (Cover

feather), tipe Plumulae dan tipe Filoplumae. Tipe Plumae merupakan bulu yang

menutupi tubuh, Plumulae terdapat pada anak ayam dan Filoplumae merupakan bulu

yang jarang dijumpai tetapi terdapat diseluruh tubuh. Bulu Plumae terdiri dari

Calamus (tangkai bulu melekat pada folikel), rachis (Shaft) dan Vexillum (bendera
bulu). Tipe Filoplumae merupakan bulu halus yang terdapat diantara bulu Plumae

dan Plumulae (Srigandono, 2010).

Sehelai bulu mempunyai tangkai utama yang disebut Shaft, bagian kulit yang

bertautan dengan kulit dinamakan Root dan bagian luar dinamakan Rachis. Cabang

paling awal dekat kulit terdapat sepasang barbules dan arah cabang bulu disebut

Barb. Nama bulu biasanya tergantung pada lokasi dan fungsinya, misalnya bulu

lunak atau halus pada sayap disebut Perinal dan bulu pada ekor dinamakan Tetrices

(Yuwanta, 2004). Bulu Remiges adalah bulu yang tumbuh pada sayap, berbentuk

asimetris dan berfungsi untuk terbang. Bulu Rectrices adalah bulu yang tumbuh di

ekor, berbentuk simetris (Sari, 2013).

Unggas mempunyai ciri-ciri yang spesifik dengan adanya alat penutup tubuh

yang berupa bulu (Pulmae/Feather) dan kulit. Bulu menutup hampir seluruh tubuh

ayam dan ciri ini yang membedakan dengan hewan bertulang belakang yang lain.

Bulu tumbuh pada beberapa tempat, yaitu: bahu (Shoulder), paha (Thigh), ekor

(Rump), dada (Breast), leher (Neck), perut (Abdomen), punggung (Back), sayap

(Wing), kaki (Leg) dan kepala (Head) (Sarengat, 2008).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi adanya pola bulu terutama yang

terjadi pada unggas secara umumnya. Warna bulu pada unggas disebabkan adanya

pigmen, struktur fisik atau kombinasi antara pigmen dan struktur fisik. Warna paruh

dan warna kaki dipengaruhi oleh atau ditentukan oleh warna pigmen kulit, misalnya

pigmen lipocrom (Sulaiman, 2011).


Ukuran serta tekstur jengger dan pial dalam beberapa memiliki peranan dalam

seleksi bibit untuk menentukan produktivitas seekor ayam betina. Hal tersebut

dikarenakan kondisi organ ini dapat dijadikan indikasi produktifitas seekor ayam

betina. Ayam betina yang sedang bertelur menunjukkan jengger yang merah dan

menebal serta lunak dan hangat, sedangkan ayam betina yang produksi

menunjukkan jengger yang tipis, kering, dan jengger yang tumbuh dan berkembang

dengan menunjukkan kinerja produksi dan reproduksi yang baik dibandingkan

ayam yang memiliki jengger kecil (Suprijatna, 2008).

C. Bulu Sayap

Fungsi bulu sayap ayam adalah selain sebagai alat penutup tubuh, juga

mempertahankan suhu tubuh. Ada empat macam bulu membentuk susunan bulu,

yaitu bulu halus, bulu tubuh, bulu ekor, bulu sayap dalam dan bulu sayap luar.

Masing-masing bulu tersebut mempunyai fungsi tersendiri. Bulu halus merupakan

bulu-bulu yang mengembang dan berfungsi untuk menyekat udara, bulu tubuh

merupakan bulu yang menjadikan tubuh unggas aerodinamis, bulu ekor berfungsi

untuk melancarkan aliran udara, dan bulu sayap luar berfungsi menghasilkan tenaga

untuk terbang (Hakim, 2014).

Bulu sayap dibagi menjadi bulu sayap bagian Primer, Skunder dan Aksial.

Pada bulu sayap bagian Skunder terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu, Mayor ,

Medium dan Minor. Pada bulu sayap Primer juga dibagi atas Mayor, Medium dan

Minor. Selain dari bagian yang tertera diatas ada bagian yang disebut dengan

interscapula yang terletak dibagian Scapula pada unggas (Crompton, 2008).


Bulu ayam mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap untuk meningkatkan

produksi budidaya peternakan, baik sebagai ransum makanan ternak ruminansia atau

ransum pakan unggas. Hal ini disebabkan karena bulu ayam memiliki kandungan

protein cukup tinggi. Protein kadar tepung bulu ayam mencapai 86,5 %, energi

metabolisme 3.047 k cal/kg. bulu ayam mengandung protein kasar cukup tinggi yakni

8291 %, kadar protein jauh lebih tinggi di banding tepung ikan. (Rasyaf, 2010).

Ayam memiliki tubuh yang lebih besar daripada sayapnya. Dengan begitu,

ayam tidak akan bisa terbang tinggi dengan otot sekuat apapun. Ukuran sayap ayam

tidak sebanding dengan ukuran tubuhnya atau tidak seimbang. bulu ayam mudah

rontok, sehingga justru akan banyak yang lepas jika dikepakkan dengan kecepatan

tinggi karena memang tidak dirancang secara khusus untuk terbang (Hakim, 2014).

Burung memiliki bentuk sayap yang lebar, susunan bulu-bulu yang rapat dan

kuat, serta ukuran tubuh yang kecil dan lebih ringan.Dengan tubuh seperti itu, burung

akan dengan mudahnya mengangkat tubuh dengan kepakan sayap. Seekor burung

bisa terbang karena menggunakan kakinya untuk mendorong tubuhnya dari tanah ke

udara. Burung akan mengepakkan sayap untuk bisa tetap melayang di udara, yang

disebut dengan gaya angkat. Bila burung mendorong kaki dan mengangkat sayapnya

secara bersamaan, mereka baru bisa terbang. sayapnya berbentuk melengkung, seperti

sendok terbalik. Bentuk ini membuat burung bisa terbang ke atas, ke bawah, dan

membantu burung tetap bisa di udara. Bulu burung juga berpengaruh dalam hal ini

agar gaya angkatnya semakin besar. Burung juga tidak harus mengepakkan sayap

mereka untuk terbang (Hakim, 2014).


BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu pada hari Sabtu, 15

Desember 2018 pukul 10.30-13.30 WITA dan bertempat di Laboratorium Teknologi

Hasil Ternak Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis dan lembar kerja

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 1 ekor ayam kampung.

C. Prosedur Kerja

1. Pengamatan jalur pertumbuhan bulu

a. Menyiapkan seekor ayam.

b. Mengamati jalur pertumbuhan bulu.

c. Menyebutkan jalur pertumbuhan bulu.

d. Menuliskan jalur pertumbuhan bulu pada lembar kerja.

e. Mengambil gambar yang telah diamati.


2. Pengamatan Bulu

a. Menyiapkan bulu ayam.

b. Mengamati bulu ayam tersebut.

c. Menyebutkan bagian-bagian bulu tersebut.

d. Menuliskan bagian-bagian bulu tersebut pada lembar kerja.

e. Mengambil gambar yang telah diamati.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Sayap

Tabel I. Gambar literatur sayap

Gambar Keterangan

1. Bulu Primer mayor


2. Bulu Primer median
3. Bulu Primer minor (Distal)
4. Bulu Sekunder mayor
5. Bulu Sekunder median
6. Bulu Sekunder minor (Distal)
7. Bulu Axial
8. Bulu Interscapula (Cape)

Sumber : Penuntun Praktikum Ilmu Ternak Unggas, Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018.
Tabel II. Gambar laboratorium Sayap

Gambar Keterangan

6 7 1 1. Bulu Primer mayor


2. Bulu Primer Median
3. Bulu Primer Minor
(Distal)
4. Bulu Sekunder mayor
5. Bulu Sekunder median
6. Bulu Sekunder minor
(Distal)
7. Bulu Axial
8. Bulu Interscapula
(Cape)

8 4 5 3 2

Sumber: Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018.

Tabel III. Gambar asli sayap

Gambar Keterangan

1. Bulu Primer mayor


2. Bulu Primer Median
3. Bulu Primer Minor
4. Bulu Sekunder mayor
5. Bulu Sekunder median
6. Bulu Sekunder minor (Distal)
7. Bulu Axial
8. Bulu Interscapula (Cape)

Sumber: Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018.
2. Jalur pertumbuhan bulu

Tabel I. Gambar Literatur Jalur Pertumbuhan Bulu


Gambar Literatur Keterangan

1. JPB Capital
2. JPB Cervical
3. JPB Pectoral
4. JPB Pectoral Apteriu
5. JPB Lateral tubuh
Apterium
6. JPB Sternalis
7. JPB Primer
8. JPB Sekinder
9. JPB Marginal
10. JPB Sub hume
11. JPB Post humeral
12. JPB Lateral tubuh
13. JPB Dorso pelvic
14. JPB Lateral pelvic
15. JPB Dorsal caudal
16. JPB Lingkar kelenjar
minyak
17. JPB Lingkar kloaka
18. JPB Abdominalis
19. JPB Crucal
20. JPB Femoris (paha)

Sumber : Penuntun Praktikum Ilmu Ternak Unggas, Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016.
Tabel II. Gambar Laboratorium Jalur Pertumbuhan Bulu
Gambar Laboratorium Keterangan

1. JPB Capital
2. JPB Cervical
3. JPB Pectoral
4. JPB Pectoral Apteriu
5. JPB Lateral tubuh
Apterium
6. JPB Sternalis
7. JPB Primer
8. JPB Sekinder
9. JPB Marginal
10. JPB Sub hume
11. JPB Post humeral
12. JPB Lateral tubuh
13. JPB Dorso pelvic
14. JPB Lateral pelvic
15. JPB Dorsal caudal
16. JPB Lingkar kelenjar
minyak
17. JPB Lingkar kloaka
18. JPB Abdominalis
19. JPB Crucal
20. JPB Femoris (paha)

Sumber: Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Negeri Alauddin Makassar, 2018.
Tabel III. Gambar Asli Jalur Pertumbuhan Bulu

Gambar Asli Keterangan

1. JPB Capital
2. JPB Cervical
3. JPB Pectoral
4. JPB Pectoral Apteriu
5. JPB Lateral tubuh Apterium
6. JPB Sternalis
7. JPB Primer
8. JPB Sekinder
9. JPB Marginal
10. JPB Sub hume
11. JPB Post humeral
12. JPB Lateral tubuh
13. JPB Dorso pelvic
14. JPB Lateral pelvic
15. JPB Dorsal caudal
16. JPB Lingkar kelenjar minyak
17. JPB Lingkar kloaka
18. JPB Abdominalis
19. JPB Crucal
20. JPB Femoris (paha)

Sumber: Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Negeri Alauddin Makassar, 2018.
3. Bagian-bagian setangkai bulu

Tabel I. Gambar literatur setangkai bulu


Gambar Keterangan

3 2 1 1. Barbae
2. Rachis/shaft
3. Vesilium
4. Umbilicus superior
5. Calamus
6. Umbilicus invera

6 5 4

Sumber : www.binatangpeliharaan.org

Tabel II. Gambar laboratorium setangkai bulu


Gambar Keterangan

1 2 3 1. Barbae
2. Rachis/shaft
3. Vesilium
4. Umbilicus superior
5. Calamus
6. Umbilicus invera

4 5 6

Sumber: Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018.
Tabel III. Gambar asli setangkai bulu
Gambar Keterangan

1. Barbae
2. Rachis/shaft
3. Vesilium
4. Umbilicus superior
5. Calamus
6. Umbilicus invera

Sumber: Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018.

A. Pembahasan

Unggas adalah salah satu ternak yang dibudidayakan manusia untuk

persediaan makanan. Dari unggas akan diperoleh daging yang gurih dan lezat, selain

itu juga unggas menghasilkan telur yang bergizi. Bulu-bulu unggas juga berguna

untuk kerajinan seperti untuk kemoceng atau bahan lukisan. Bulu unggas yang indah

seperti bulu merak juga dapat digunakan sebagai hiasan

Berdasarkan hasil praktikum dilaboratorium dapat diketahui bulu sayap

unggas yaitu terdiri dari bulu Primer mayor, Primer median, Primer Minor (Distal),

Sekunder mayor, Sekunder median, Sekunder minor (Distal), Axial dan Interscapula

(Cape). Hal ini sesuai dengan pendapat Crompton (2008), yang menyatakan bahwa

bulu sayap dibagi menjadi bulu sayap bagian Primer, Skunder dan Aksial. Pada bulu

sayap bagian skunder terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu, Mayor , Medium dan

Minor. Pada bulu sayap Primer juga dibagi atas Mayor, Medium dan Minor. Selain
dari bagian yang tertera diatas ada bagian yang disebut dengan interscapula yang

terletak dibagian Scapula pada unggas.

Berdasarkan hasil praktikum dilaboratorium maka dapat diketahui jalur

pertumbuhan bulu unggas yeitu terdiri dari JPB Capital, JPB Post humeral, JPB

Cervical, JPB Lateral tubuh, JPB Pectoral, JPB Dorso pelvic, JPB Pectoral

apterium, JPB Lateral pelvic, JPB Lateral tubuh apterium, JPB Dorsal caudal, JPB

Sternalis, JPB Lingkar kelenjar minyak, JPB Primer, JPB Lingkar kloaka, JPB

Sekinder, JPB Abdominalis, JPB Marginal, JPB Crucal, JPB Sub humeral dan JPB

Femoris (paha). Hal ini diperjelas oleh Sarengat (2008), yang menyatakan bahwa

unggas mempunyai ciri-ciri yang spesifik dengan adanya alat penutup tubuh yang

berupa bulu (Pulmae/Feather) dan kulit. Bulu menutup hampir seluruh tubuh ayam

dan ciri ini yang membedakan dengan hewan bertulang belakang yang lain. Bulu

tumbuh pada beberapa tempat, yaitu: bahu (Shoulder), paha (Thigh), ekor (Rump),

dada (Breast), leher (Neck), perut (Abdomen), punggung (Back), sayap (Wing), kaki

(Leg) dan kepala (Head).

Berdasarkan hasil praktikum dilaboratorium dapat diketahui bulu unggas yaitu

terdiri dari bulu Barbae (ujung bulu), Rachis (batang), Vesilium (bulu kasar),

Umbilicus superior, Calamus dan Umbilicus invira. Hal ini sesuai dengan pendapat

Yasid (2013) menyatakan bahwa bulu tersusun dari suatu akar yang disebut Calam

tangkai panjang, Quill atau Shaft. Pada tangkai, Torachis untuk menjadikan bulu

tegak dan keras. merupakan lanjutan dari Quill, selanjutnya merupakan lanjutan dari

Barbs. Sementara Barbicels merupakan lanjutan dari Barbulae.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

Bulu sayap unggas terdiri atas bulu Primer mayor, bulu Primer Median, bulu

Primer Minor (Distal), bulu Axial, bulu Sekunder mayor, bulu Sekunder median,

bulu Sekunder minor (Distal) dan bulu Interscapula (Cape). Bulu unggas yaitu terdiri

dari bulu Barbae (ujung bulu), Rachis (batang), Vesilium (bulu kasar), Umbilicus

superior, Calamus dan Umbilicus invira.

Jalur pertumbuhan bulu terdiri dari JPB Capital, JPB Post humeral, JPB

Cervical, JPB Lateral tubuh, JPB Pectoral, JPB Dorso pelvic, JPB Pectoral

Apterium, JPB Lateral pelvic, JPB Lateral tubuh Apterium, JPB Dorsal caudal, JPB

Sternalis, JPB Lingkar kelenjar minyak, JPB Primer, JPB Lingkar kloaka, JPB

Sekinder, JPB Abdominalis, JPB Marginal, JPB Crucal, JPB Sub humeral dan JPB

Femoris (paha).

B. Saran

Adapun saran pada praktikum ini yaitu sebaiknya untuk praktikum

selanjutnya bahan yang di gunakan dalam Laboratorium lebih lengkap dan bagus

seperti sistem reproduksi itik sehingga praktikum berjalan dengan lancar.


DAFTAR PUSTAKA

Ananda, R. 2013. Fisiologi dan Teknologi dan Produksi Hewan Domestik. ITB.
Bandung.

Bede, A. 2010. Ilmu Ternak dan Makanan Ternak Monogastrik. Universitas


Indonesia Press. Jakarta.

Fadillah, K. 2008. Anatomi dan Fisiologi Ayam. Diktat kuliah Anatomi Veteriner.
Laboratorium Anatomi Jurusan Anatomi Fakultas Kedoktern Hewan Institut
Pertanian. Bogor.

Hakim, Rahman. 2014. Penuntun ilmu ternak unggas. Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Makassar.

Sari, D. J. 2013. Ilmu Ternak Ayam. PT Gramedia. Jakarta.

Sandi, W. 2011. Pengantar Ilmu Ternak Unggas. Fakultas Peternakan dan Perikanan
Universitas Diponegoro. Semarang.

Rasyaf. 2010. Pengantar Ilmu Ternak Unggas. Fakultas Peternakan dan Perikanan
Universitas Diponegoro. Semarang.
Sarengat, P. 2012. Osteologi Ternak. UMM Press. Malang.

Srogandono, B. 2010. Ragam Ayam Piaraan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sulaiman, P. 2011. Dektat ilmu Ternak Unggas. Fakultas Peternakan Universitas


Diponegoro. Semarang

Suprijatma, Edi. 2013. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University press.
Yogyakarta.

Yaman. 2014. Ilmu Ternak Unggas. Gadjah Mada University Pres. Yogyakarta.

Yuwanta. 2014. Ilmu Peternakan Umum. Nuffic Universitas Briwijaya. Malang.

Anda mungkin juga menyukai