PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
persediaan makanan. Dari unggas akan diperoleh daging yang gurih dan lezat, selain
itu juga unggas menghasilkan telur yang bergizi. Bulu-bulu unggas juga berguna
untuk kerajinan seperti untuk kemoceng atau bahan lukisan. Bulu unggas yang indah
Bulu unggas berfungsi untuk pelindung tubuh dari luar, insulasi dari
temperatur, identifikasi penyakit, defisiensi nutrien dan produksi telur. Struktur dan
bentuk bulu ukurannya bervariasi pada bagian-bagian tubuh ayam dan dapat
digunakan untuk membedakan jenis kelamin antara ayam jantan dan betina terutama
pada bulu-bulu leher, sayap dan ekor. Ayam jantan berukuran besar, jengger panjang
dan terang, bulu ekornya panjang dan memiliki warna bulu yang bervariasi
(mencolok) sedangkan pada ayam betina berukuran kecil, jengger yang pendek, bulu
ekor pendek dan memiliki warna yang dominan misalkan warna putih, hitam.
1. Bagaimana cara mengetahui bagian-bagian bulu dan tipe bulu pada unggas?
C. Tujuan Praktikum
1. Bagaimana cara mengetahui bagian-bagian bulu dan tipe bulu pada unggas.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ternak Unggas
produksi sebagai penghasil pangan sumber protein hewani bagi masyarakat dan
memberikan keuntungan antara lain adalah ayam, itik, kalkun, merpati, dan puyuh.
dapat diproduksi secara masal dalam waktu yang singkat, sehingga diharapkan
dengan ternak ruminansia, yaitu unggas dapat diproduksi secara masal dalam waktu
yang singkat. Ayam juga memiliki ciri-ciri Eksterior antara lain, memiliki paruh yang
runcing, memiliki jengger yang berwarna merah, berbulu halus, dan kaki ayam
terdapat sisik, yang merupakan penjuluran dari Corium yang padat, serta dibungkus
Reptilia, yang ditandai dengan masih adanya sisik yang dijumpai pada bagian kaki
unggas. Sistem Lokomosi yang berbeda pada unggas sangat besar pengaruhnya
terhadap Anatomi, Morfologi, dan Fisiologi unggas, sehingga analisis mengenai
pada unggas. Dibandingkan dengan mamalia, unggas memiliki kerangka yang relatif
ringan, lebih sedikit tulang dan kompak karena banyak tulang yang mengalami Fusi
Ilmu ternak unggas adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan organ
sistem pencernaan ini diperlukan untuk dapat memahami berbagai proses yang
mungkin terjadi dalam konversi pakan menjadi produksi telur atau daging. Efesiensi
konversi pakan untuk produksi telur atau daging tergantung pada efesiensi proses-
sangat sederhana namun dengan efektivitas tinggi. Hal ini sangat penting terkait
dengan kemampuan terbang tetap ringan. Secara anatomis, organ pencernaan pada
unggas sama seperti dengan yang dimiliki mamalia, dengan kekecualian bahwa
bangsa unggas memiliki rempela (Gizzard) dan tembolok (Crop) (Ananda, 2013).
sebagai berikut :
Kingdom : Animal
Phylum : Chordata
Subphylum : Craniata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Family : Phasianidae
Subfamily : Phasianinae,
Genus : Gallus
Species : Domesticus
Terjemahnya
(5)Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada
(bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya
kamu makan.
Berdasarkan ayat diatas, dijelaskan bahwa bulu yang terdapat pada tubuh
ternak unggas ini dapat menghangatkan unggas itu sendiri dan memiliki manfaat
yang lain untuk manusia. Bulu tersebut memiliki nilai ekonomis karena bulu tersebut
B. Penutup Tubuh
Bulu berdasarkan strukturnya ada tiga macam yaitu tipe Plumae (Cover
feather), tipe Plumulae dan tipe Filoplumae. Tipe Plumae merupakan bulu yang
menutupi tubuh, Plumulae terdapat pada anak ayam dan Filoplumae merupakan bulu
yang jarang dijumpai tetapi terdapat diseluruh tubuh. Bulu Plumae terdiri dari
Calamus (tangkai bulu melekat pada folikel), rachis (Shaft) dan Vexillum (bendera
bulu). Tipe Filoplumae merupakan bulu halus yang terdapat diantara bulu Plumae
Sehelai bulu mempunyai tangkai utama yang disebut Shaft, bagian kulit yang
bertautan dengan kulit dinamakan Root dan bagian luar dinamakan Rachis. Cabang
paling awal dekat kulit terdapat sepasang barbules dan arah cabang bulu disebut
Barb. Nama bulu biasanya tergantung pada lokasi dan fungsinya, misalnya bulu
lunak atau halus pada sayap disebut Perinal dan bulu pada ekor dinamakan Tetrices
(Yuwanta, 2004). Bulu Remiges adalah bulu yang tumbuh pada sayap, berbentuk
asimetris dan berfungsi untuk terbang. Bulu Rectrices adalah bulu yang tumbuh di
Unggas mempunyai ciri-ciri yang spesifik dengan adanya alat penutup tubuh
yang berupa bulu (Pulmae/Feather) dan kulit. Bulu menutup hampir seluruh tubuh
ayam dan ciri ini yang membedakan dengan hewan bertulang belakang yang lain.
Bulu tumbuh pada beberapa tempat, yaitu: bahu (Shoulder), paha (Thigh), ekor
(Rump), dada (Breast), leher (Neck), perut (Abdomen), punggung (Back), sayap
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi adanya pola bulu terutama yang
terjadi pada unggas secara umumnya. Warna bulu pada unggas disebabkan adanya
pigmen, struktur fisik atau kombinasi antara pigmen dan struktur fisik. Warna paruh
dan warna kaki dipengaruhi oleh atau ditentukan oleh warna pigmen kulit, misalnya
seleksi bibit untuk menentukan produktivitas seekor ayam betina. Hal tersebut
dikarenakan kondisi organ ini dapat dijadikan indikasi produktifitas seekor ayam
betina. Ayam betina yang sedang bertelur menunjukkan jengger yang merah dan
menebal serta lunak dan hangat, sedangkan ayam betina yang produksi
menunjukkan jengger yang tipis, kering, dan jengger yang tumbuh dan berkembang
C. Bulu Sayap
Fungsi bulu sayap ayam adalah selain sebagai alat penutup tubuh, juga
mempertahankan suhu tubuh. Ada empat macam bulu membentuk susunan bulu,
yaitu bulu halus, bulu tubuh, bulu ekor, bulu sayap dalam dan bulu sayap luar.
bulu-bulu yang mengembang dan berfungsi untuk menyekat udara, bulu tubuh
merupakan bulu yang menjadikan tubuh unggas aerodinamis, bulu ekor berfungsi
untuk melancarkan aliran udara, dan bulu sayap luar berfungsi menghasilkan tenaga
Bulu sayap dibagi menjadi bulu sayap bagian Primer, Skunder dan Aksial.
Pada bulu sayap bagian Skunder terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu, Mayor ,
Medium dan Minor. Pada bulu sayap Primer juga dibagi atas Mayor, Medium dan
Minor. Selain dari bagian yang tertera diatas ada bagian yang disebut dengan
produksi budidaya peternakan, baik sebagai ransum makanan ternak ruminansia atau
ransum pakan unggas. Hal ini disebabkan karena bulu ayam memiliki kandungan
protein cukup tinggi. Protein kadar tepung bulu ayam mencapai 86,5 %, energi
metabolisme 3.047 k cal/kg. bulu ayam mengandung protein kasar cukup tinggi yakni
8291 %, kadar protein jauh lebih tinggi di banding tepung ikan. (Rasyaf, 2010).
Ayam memiliki tubuh yang lebih besar daripada sayapnya. Dengan begitu,
ayam tidak akan bisa terbang tinggi dengan otot sekuat apapun. Ukuran sayap ayam
tidak sebanding dengan ukuran tubuhnya atau tidak seimbang. bulu ayam mudah
rontok, sehingga justru akan banyak yang lepas jika dikepakkan dengan kecepatan
tinggi karena memang tidak dirancang secara khusus untuk terbang (Hakim, 2014).
Burung memiliki bentuk sayap yang lebar, susunan bulu-bulu yang rapat dan
kuat, serta ukuran tubuh yang kecil dan lebih ringan.Dengan tubuh seperti itu, burung
akan dengan mudahnya mengangkat tubuh dengan kepakan sayap. Seekor burung
bisa terbang karena menggunakan kakinya untuk mendorong tubuhnya dari tanah ke
udara. Burung akan mengepakkan sayap untuk bisa tetap melayang di udara, yang
disebut dengan gaya angkat. Bila burung mendorong kaki dan mengangkat sayapnya
secara bersamaan, mereka baru bisa terbang. sayapnya berbentuk melengkung, seperti
sendok terbalik. Bentuk ini membuat burung bisa terbang ke atas, ke bawah, dan
membantu burung tetap bisa di udara. Bulu burung juga berpengaruh dalam hal ini
agar gaya angkatnya semakin besar. Burung juga tidak harus mengepakkan sayap
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu pada hari Sabtu, 15
Hasil Ternak Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis dan lembar kerja
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 1 ekor ayam kampung.
C. Prosedur Kerja
A. Hasil Pengamatan
1. Sayap
Gambar Keterangan
Sumber : Penuntun Praktikum Ilmu Ternak Unggas, Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018.
Tabel II. Gambar laboratorium Sayap
Gambar Keterangan
8 4 5 3 2
Sumber: Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018.
Gambar Keterangan
Sumber: Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018.
2. Jalur pertumbuhan bulu
1. JPB Capital
2. JPB Cervical
3. JPB Pectoral
4. JPB Pectoral Apteriu
5. JPB Lateral tubuh
Apterium
6. JPB Sternalis
7. JPB Primer
8. JPB Sekinder
9. JPB Marginal
10. JPB Sub hume
11. JPB Post humeral
12. JPB Lateral tubuh
13. JPB Dorso pelvic
14. JPB Lateral pelvic
15. JPB Dorsal caudal
16. JPB Lingkar kelenjar
minyak
17. JPB Lingkar kloaka
18. JPB Abdominalis
19. JPB Crucal
20. JPB Femoris (paha)
Sumber : Penuntun Praktikum Ilmu Ternak Unggas, Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016.
Tabel II. Gambar Laboratorium Jalur Pertumbuhan Bulu
Gambar Laboratorium Keterangan
1. JPB Capital
2. JPB Cervical
3. JPB Pectoral
4. JPB Pectoral Apteriu
5. JPB Lateral tubuh
Apterium
6. JPB Sternalis
7. JPB Primer
8. JPB Sekinder
9. JPB Marginal
10. JPB Sub hume
11. JPB Post humeral
12. JPB Lateral tubuh
13. JPB Dorso pelvic
14. JPB Lateral pelvic
15. JPB Dorsal caudal
16. JPB Lingkar kelenjar
minyak
17. JPB Lingkar kloaka
18. JPB Abdominalis
19. JPB Crucal
20. JPB Femoris (paha)
Sumber: Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Negeri Alauddin Makassar, 2018.
Tabel III. Gambar Asli Jalur Pertumbuhan Bulu
1. JPB Capital
2. JPB Cervical
3. JPB Pectoral
4. JPB Pectoral Apteriu
5. JPB Lateral tubuh Apterium
6. JPB Sternalis
7. JPB Primer
8. JPB Sekinder
9. JPB Marginal
10. JPB Sub hume
11. JPB Post humeral
12. JPB Lateral tubuh
13. JPB Dorso pelvic
14. JPB Lateral pelvic
15. JPB Dorsal caudal
16. JPB Lingkar kelenjar minyak
17. JPB Lingkar kloaka
18. JPB Abdominalis
19. JPB Crucal
20. JPB Femoris (paha)
Sumber: Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Negeri Alauddin Makassar, 2018.
3. Bagian-bagian setangkai bulu
3 2 1 1. Barbae
2. Rachis/shaft
3. Vesilium
4. Umbilicus superior
5. Calamus
6. Umbilicus invera
6 5 4
Sumber : www.binatangpeliharaan.org
1 2 3 1. Barbae
2. Rachis/shaft
3. Vesilium
4. Umbilicus superior
5. Calamus
6. Umbilicus invera
4 5 6
Sumber: Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018.
Tabel III. Gambar asli setangkai bulu
Gambar Keterangan
1. Barbae
2. Rachis/shaft
3. Vesilium
4. Umbilicus superior
5. Calamus
6. Umbilicus invera
Sumber: Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018.
A. Pembahasan
persediaan makanan. Dari unggas akan diperoleh daging yang gurih dan lezat, selain
itu juga unggas menghasilkan telur yang bergizi. Bulu-bulu unggas juga berguna
untuk kerajinan seperti untuk kemoceng atau bahan lukisan. Bulu unggas yang indah
unggas yaitu terdiri dari bulu Primer mayor, Primer median, Primer Minor (Distal),
Sekunder mayor, Sekunder median, Sekunder minor (Distal), Axial dan Interscapula
(Cape). Hal ini sesuai dengan pendapat Crompton (2008), yang menyatakan bahwa
bulu sayap dibagi menjadi bulu sayap bagian Primer, Skunder dan Aksial. Pada bulu
sayap bagian skunder terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu, Mayor , Medium dan
Minor. Pada bulu sayap Primer juga dibagi atas Mayor, Medium dan Minor. Selain
dari bagian yang tertera diatas ada bagian yang disebut dengan interscapula yang
pertumbuhan bulu unggas yeitu terdiri dari JPB Capital, JPB Post humeral, JPB
Cervical, JPB Lateral tubuh, JPB Pectoral, JPB Dorso pelvic, JPB Pectoral
apterium, JPB Lateral pelvic, JPB Lateral tubuh apterium, JPB Dorsal caudal, JPB
Sternalis, JPB Lingkar kelenjar minyak, JPB Primer, JPB Lingkar kloaka, JPB
Sekinder, JPB Abdominalis, JPB Marginal, JPB Crucal, JPB Sub humeral dan JPB
Femoris (paha). Hal ini diperjelas oleh Sarengat (2008), yang menyatakan bahwa
unggas mempunyai ciri-ciri yang spesifik dengan adanya alat penutup tubuh yang
berupa bulu (Pulmae/Feather) dan kulit. Bulu menutup hampir seluruh tubuh ayam
dan ciri ini yang membedakan dengan hewan bertulang belakang yang lain. Bulu
tumbuh pada beberapa tempat, yaitu: bahu (Shoulder), paha (Thigh), ekor (Rump),
dada (Breast), leher (Neck), perut (Abdomen), punggung (Back), sayap (Wing), kaki
terdiri dari bulu Barbae (ujung bulu), Rachis (batang), Vesilium (bulu kasar),
Umbilicus superior, Calamus dan Umbilicus invira. Hal ini sesuai dengan pendapat
Yasid (2013) menyatakan bahwa bulu tersusun dari suatu akar yang disebut Calam
tangkai panjang, Quill atau Shaft. Pada tangkai, Torachis untuk menjadikan bulu
tegak dan keras. merupakan lanjutan dari Quill, selanjutnya merupakan lanjutan dari
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
Bulu sayap unggas terdiri atas bulu Primer mayor, bulu Primer Median, bulu
Primer Minor (Distal), bulu Axial, bulu Sekunder mayor, bulu Sekunder median,
bulu Sekunder minor (Distal) dan bulu Interscapula (Cape). Bulu unggas yaitu terdiri
dari bulu Barbae (ujung bulu), Rachis (batang), Vesilium (bulu kasar), Umbilicus
Jalur pertumbuhan bulu terdiri dari JPB Capital, JPB Post humeral, JPB
Cervical, JPB Lateral tubuh, JPB Pectoral, JPB Dorso pelvic, JPB Pectoral
Apterium, JPB Lateral pelvic, JPB Lateral tubuh Apterium, JPB Dorsal caudal, JPB
Sternalis, JPB Lingkar kelenjar minyak, JPB Primer, JPB Lingkar kloaka, JPB
Sekinder, JPB Abdominalis, JPB Marginal, JPB Crucal, JPB Sub humeral dan JPB
Femoris (paha).
B. Saran
selanjutnya bahan yang di gunakan dalam Laboratorium lebih lengkap dan bagus
Ananda, R. 2013. Fisiologi dan Teknologi dan Produksi Hewan Domestik. ITB.
Bandung.
Fadillah, K. 2008. Anatomi dan Fisiologi Ayam. Diktat kuliah Anatomi Veteriner.
Laboratorium Anatomi Jurusan Anatomi Fakultas Kedoktern Hewan Institut
Pertanian. Bogor.
Hakim, Rahman. 2014. Penuntun ilmu ternak unggas. Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Makassar.
Sandi, W. 2011. Pengantar Ilmu Ternak Unggas. Fakultas Peternakan dan Perikanan
Universitas Diponegoro. Semarang.
Rasyaf. 2010. Pengantar Ilmu Ternak Unggas. Fakultas Peternakan dan Perikanan
Universitas Diponegoro. Semarang.
Sarengat, P. 2012. Osteologi Ternak. UMM Press. Malang.
Suprijatma, Edi. 2013. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University press.
Yogyakarta.
Yaman. 2014. Ilmu Ternak Unggas. Gadjah Mada University Pres. Yogyakarta.