Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


Alamat : Jalan A. Yani Km. 6 No. 23

BANJ ARMASIN

SPESIFIKASI TEKNIS

1. Lingkup Pekerjaan
2. Peraturan - Peraturan Teknis
3. Penjelasan Gambar Bestek dan RKS
4. Ijin Bangunan
5. Bangsal Kontraktor dan Bgsl Kerja/Gudang
6. Jadwal Pelaksanaan ( Time Schedule )
7. Keamanaan Proyek
8. Pekerjaan Persiapan
9. Penentuan Peil
10. Pekerjaan Tanah
11. Pekerjaan Urungan
12. Pekerjaan Pondasi
13. Pekerjaan Beton
14. Pekerjaan Pasangan Dinding & Plesteran
15. Pekerjaan Kap / Atap
16. Pekerjaan Pintu / Jendela dan Kaca
17. Pekerjaan Kunci / Alat-alat Penggantung
18. Pekerjaan Instalasi Listrik
19. Pekerjaan Cat-Catan
20. Pekerjaan KM/WC
21. Pekerjaan Lain-Lain
22. P E N U T U P
PASAL 1. : LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Nama Kegiatan :


Fasilitas Umum
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi R.I

1.2. Uraian Pekerjaan :


Pembangunan Fasilitas Umum Non Pangggung

1.3. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pokok :

 Pondasi Pasangan Batu Gunung/ Kali


 Dinding Pasangan 1 / 2 Batu Bata
 Rangka Kap Baja Ringan
 Atap Genteng Metal Tebal 0,25 mm
 Plafond Kayu Lanan + Plywood
 Lantai Keramik 40/40

PASAL 2. : PERATURAN - PERATURAN TEKNIS

Dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ditentukan


dalam Rencana Kerja Syarat-syarat (RKS) dan gambar
rencana ini, maka akan berlaku dan mengikat peraturan
- peraturan dibawah ini, termasuk segala perubahan dan
tambahannya, yaitu :
 Algemene Voorwaarden vor de Uitvoering bij van
openbare warken in Indonesia, persyaratan
pelaksanaan pembangunan di Indonesia yang
disyahkan oleh Pemerintah.
 Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Bangunan
Negara yang dikeluarkan oleh Departemen
Pekerjaan Umum ( Dit. Jend. Cipta Karya ).
 Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan
Indonesia : D.T.P.I. 1990.
 Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan - bahan :
N.I. 3. P.U.B.B. 1956 B. I. P.U.B.B. 1996.
 Peraturan Beton Indonesia : P.B.I. N.I.2. 1971
 Peraturan Muatan Indonesia : P.M.I. N.I.18. 1969.
 Peraturan Kostruksi Kayu Indonesia : P.P.K.I.N.>I 5 1961.
 Peraturan Khusus Konstruksi Air dan Listrik A.V.W.E. dan
A.V.E.
 Peraturan Lain yang berhubungan erat dengan
pekerjaan pembangunan dan berlaku saat ini.

PASAL 3 : PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS

3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, yang berlaku dan mengikat


Yaitu :
3.1.1. Gambar Bestek Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat ( R
K S ).
3.1.2. Berita Acara Penjelasan ( Aanwijzing ).
3.1.3. Berita Acara Penunjukan
3.1.4. Surat Keputusan Pimpinan Proyek Tentang Penunjukan
Pelaksanaan Pekerjaan.
3.1.5. Surat Perintah Kerja ( SPK )
3.1.6. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
3.1.7. Jadwal Pelaksanaan ( Time Schedule ) yang disetujui
oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

3.2. Kontraktor dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti


rencana bestek gambar bestek dan rencana kerja dan
syarat-syarat (RKS) termasuk penambahan/pengurangan
atau perubahan yang tercantum dalam berita acara
Aanwijzing.

3.3. Bila terdapat perselisihan antara rencana gambar bestek


dengan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) maka yang
mengiikat adalah rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

3.4. Bila terdapat perbedaan antara rencana gambar bestek


yang satu dengan rencana gambar bestek yang lain, maka
diambil rencana gambar bestek yang ukuran skalanya lebih
besar.

3.5. Bila perbedaan-perbedaan tersebut di atas menimbulkan


keragu-raguan sehingga akan menimbulkan kesalahan-
kesalahan dalam pekerjaan, maka harus segera di
konsultasikan kepada Konsultan Pengawas atau Konsultan
Perencana dan Keputusan-keputusannya harus
dilaksanakan.

PASAL 4 : IZIN BANGUNAN

4.1. Setelah Surat Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan, maka izin


bangunan dan izin lainnya akan diurus oleh Pemberi
Tugas, namun pelaksanaan dan pembiayaannya akan
ditanggung oleh Kontraktor.

4.2. Kontraktor diharuskan membuat papan nama Proyek


sesuai dengan persyaratan yang berlaku pada daerah
setempat dan harus dipasang paling lambat 7 - hari
setelah dimulai pekerjaan.

PASAL 5 : BANGSAL KONTRAKTOR DAN BANGSAL KERJA /


GUDANG.

5.1. Kontraktor harus membuat bangsal yang berukuran 3 m x


4 m, dengan menggunakan bahan-bahan sederhana
seperti tongkat, lantai papan, dinding papan, atap seng
dan pintu harus dilengkapi dengan kunci yang baik serta
cukup jendela dan ventelasi / penerangan. Kantor
tersebut tidak bersatu dengan gudang.
PASAL 6 : JADWAL PELAKSANAAN ( TIME SCHEDULE )

6.1. Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, maka Kontraktor


wajib membuat Jadwal Pelaksanaan ( Time Schedule )
yang memuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan, bobot
pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci
serta jadwal penggunaan bahan bangunan tenaga
kerja

6.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan yang, terperinci Pelaksana


Kontraktor :

 Harus membuat rencana kerja harian, mingguan dan


bulanan yang diketahui / disetujui oleh Konsultan
Pengawas Lapangan.
 Harus membuat gambar kerja, untuk
pegangan/pedoman bagi kepala tukang yang harus
diketahui Konsultan Pengawas Lapangan.
 Harus membuat daftar yang memuat pemasukan
bahan bangunan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan bangunan pada pasal 1.

6.3. Rencana Kerja ( Time Schedule ) diatas harus mendapat


persetujuan Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

6.4. Rencana Kerja ( Time Schedule ) harus sudah selesai


paling lambat 7 (tujuh) hari kalender, setelah SPK
diterima.

6.5. Kontraktor harus memberikan salinan rencana kerja (Time


Schedule) sebanyak 4 (empat) lembar kepada Konsultan
Pengawas dan 1 (satu) lembar harus dipasang pada
dinding bangsal kerja.

6.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan


Kontraktor berdasarkan rencana kerja (Time Schedule )
yang ada harus membuat grafik prestasi pekerjaan.

PASAL 7 : KEAMANAN PROYEK

7.1. Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap


barang-barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan
Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap
pencurian maupun pengrusakan.

7.2. Untuk maksud diatas, maka Kontraktor harus membuat


pagar pengaman dari bahan kayu dan seng serta
perlengkapan lainnya yang dapat menjamin keamanan.

7.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang


alat-alat dan hasil pekerjaan, maka akan menjadi
tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat
diperhitungkan dalam pekerjaan tambah kurang atau
mengundurkan waktu pelaksanaan.
7.4. Apabila terjadi kebakaran, maka kontraktor bertanggung
jawab atas akibatnya, Untuk menjegah bahaya
kebakaran tersebut, Kontraktor harus menyediakan alat
pemadam kebakaran yang siap dipakai dan
ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis dan
mudah dicapai.

PASAL 8 : PEKERJAAN PERSIAPAN

8.1. PEMBERSIHAN LOKASI DAN PEKERJAAN BONGKARAN

8.1.1. Sebelum pekerjaan dimulai pekerjaan yang


dibongkar dilakukan dengan hati-hati agar tidak
sampai merusak pekerjaan yang tidak revitalisasi
Pekerjaan bongkaran ini dihitung lumpsum .

8.1.2. Semua bahan bongkaran harus disingkirkan dari


lokasi/ lapangan pekerjaan. Bahan bongkaran yang
dipakai lagi harus dikunsultasikan terlebih dahulu
kepada Pengawas Lapangan.

8.1.3. Untuk pekerjaan pembersihan lokasi ini perlu


diperhatikan rencana gambar bestek nomor lembar
1, tentang LAY OUT PLANE.

8.1.4. Tanah lokasi harus dibersihkan dari tumbuh-


tumbuhan / pohon-pohon / akar-akar / tanah
berhumus atau lumpur, dalam batas lokasi lebih
kurang 2 meter dari rencana bouwplank.

8.1.5. Bahan bongkaran pasal ayat 1.1.2. harus


disingkirkan dari lokasi / lapangan pekerjaan.

8.1.6. Tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon di luar lokasi


ayat 1.1.1. tidak boleh ditebang atau dibongkar,
kecuali ada izin dari Pemberi Tugas.

8.1.7. Bila ternyata tanah berhumus atau berlumpur bekas


bahan bongkaran pada ayat 1.1.1. ternyata
menurut penelitian dapat digunakan untuk tanah
penghijuan di halaman, maka tanah tersebut
dikumpulkan dahulu disuatu tempat yang tidak
mengganggu pekerjaan dan menggunakannya
diatur kemudian.

8.1.8. Pembersihan lokasi dinyatakan selesai bila telah


mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
Lapangan.
8.2. PENGUKURAN SITUASI

8.2.1. Untuk pekerjaan pengukuran situasi ini, perlu


diperhatikan rencana gambar bestek.

8.2.2. Untuk menentukan ketetapan titik pondasi titik


sumbu kolom konstruksi dan lain-lain dipergunakan
alat pengukur waterpass / theodolit.

8.2.3. Untuk menentukan titik sumbu kolom / titik tengah


pondasi , harus dipasang patok-p

8.2.4. atok dari kayu galam, yang ditanamkan sedimikian


rupa sehingga tidak bergerak dengan diberi cat
merah dikepala galam dan ditengah - tengah
permukaan galam dipasang paku.

8.2.5. Titik yang dimaksudkan pada ayat 1.2.2. dapat


dikontrol / diperiksa pada tanda-tanda yang
terdapat pada papan bouwplank.

8.2.6. Semua pekerjaan yang berhubungan dengan


pengukuran situasi ini, harus diketahui dan disetujui
Proyek, Pengelola Proyek dan Konsultan Pengawas.

8.3. KONSTRUKSI BOUWPLANK

8.3.1. Untuk pekerjaan Konstriuksi bouwplank ini, perlu


diperhatikan rencana gambar bestek.

8.3.2. Untuk membantu ketetapan berdirinya bangunan/


titik sumbu pondasi / kolom konstruksi, maka harus
dibuat konstruksi bouwplank yang kuat/tidak dapat
bergeser karena pekerjaan disekitarnya.

8.3.3. Konstruksi bouwplank dibuat dari bahan setara


papan lanan berkualitas baik dengan ukuran 2/20
cm dan tongkat dari galam diameter 10 cm
panjang 3 M dengan jarak satu sama lain adalah
100 cm dan ditanam sedemikian rupa sehingga
tidak mudah bergerak.

8.3.4. Papan bouwplank harus diratakan dibagian atas


dengan jalan diketam sehingga lurus.

8.3.5. Pembuatan Konstruksi bouwpalk dinyatakan selesai


bila mendapat persetujuan pengawas lapangan.

8.3.6. Papan bouwplank bagian atas harus dibuat setinggi


peil lantai  0,00.

PASAL 9 : PENETUAN PEIL

9.1. Sebagai peil lantai ± 0.00 diambil 55 cm dari muka Tanah


Asal Bangunan tersebut akan dibangun
9.2. Semua ukuran-ukuran tinggi dan ukuran dalam akan
ditetapkan terhadap peil tersebut diatas.

9.3. Pekerjaan Uitzeet harus dilakukan dengan cermat dan teliti


mempergunakan alat ukur Theodolite agar sudut betul-
betul siku / atau Menghubungi Pekerjaan Umum Daerah
Setempat.

9.4. Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal tersebut
diatas akan ditentukan oleh Dreksi.

PASAL 10 : PEKERJAAN TANAH

10.1. Sebelum pekerjaan dimulai maka lokasi harus dibersihkan


dari segala kotoran, bekas kayu bangunan / bongkaran
dan lain sebagainya yang dianggap mengganggu
pelaksanaan pekerjaan terutama dalam batas
bangunan.

10.2. Untuk keperluan semua Pondasi, saluran-saluran air / riol-


riol dan galian tanah lainnya harus dilakukan penggalian
tanah menurut ukuran-ukuran yang didasarkan atas apa
dinyatakan dalam gambar-gambar yang bersangkutan
dan menurut keadaan tanah setempat.

10.3. Pekerjaan penimbunan tanah untuk lobang pondasi ,


lantai dan lain-lainnya, harus dilakukan selapis demi
selapis dan dipadatkan benar-benar agar tidak turun.
Tanah yang dipergunakan harus bersih/tidak
mengandung kotoran/humus dengan ketebalan sesuai
yang ditentukan dalam gambar.

10.4. Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal tersebut
diatas akan ditentukan oleh Direksi.

PASAL 11 : PEKERJAAN URUGAN

11.1. Urungan Pasir dibawah lantai poondasi dan saluran air


humus benar-benar padat, disiram dengan air dan
dipadatkan dengan stamper sehingga mencapai ukuran
yang sudah ditentukan dengan tebal urungan sesuai
dengan gambar rencana.

11.2. Pasir urug yang digunakan tidak boleh mengandung


kotoran/humus.

PASAL 12 : PEKERJAAN PONDASI

12.1. Pondasi bangunan ini menggunakan Pondasi


Pasangan Batu Kali/Gunung, Pondasi ini terdiri dari 2
bagian, bagian pertama Astamping ( batu Kosongan )
ukuran lihat Gambar Kerja dan Bagian kedua Pondasi
Batu/Kali/ Gunung Camp. 1 : 4 lebar atas dan lebar
bawah dan tinggi lihat gambar kerja.
12.2. Pembuatan Pondasi harus dalam keadaan lobang
galian kering, jika terdapat air didalamnya harus
dipompa keluar, serta diusahakan supaya tanah tepi
galian tidak longsor.

12.3. Pekerjaan Pondasi Batu Kali / Gunung dibuat dengan


campuran 1 : 4 sesuai dengan gambar rencana.

12.4. Segala ketentuan bahwa dalam pelaksanaan


pekerjaan pondasi batu kali/ gunung ini disesuaikan
dengan ketentuan.

PASAL 13 : PEKERJAAN BETON

a. S e m e n

1. Semen yang dipakai portland semen satu merek yang


telah disyahkan/disetujui oleh yang berwenang, dan
memenuhi syarat sebagaimana diuraikan dalam PBI
1971.

2. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari


hujan, harus diterimakan dalam kantong asli dari
pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.

3. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan


robek-robek tidak diperkenangkan dipergunakan.

4. Semen yang sebagian yang sudah membatu dalam


kantong,sama sekali tidak diperbolehkan untuk
dipergunakan.

b. P a s i r

1. Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam


kotoran baik bahan organik maupun lumpur, tanah,
karang, garam, dan sebagainnya sesuai dengan syarat
PBI 1971.

2. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan hanya


pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan
beton.

c. A i r

Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih dan


bebas dari bahan-bahan yang merusak atau
campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat
semen.

d. B e s i B e t o n

1. Kualitas besi beton yang digunakan ialah U 24.


2. Membekok dan meluruskan besi beton harus
dilakukan dalam keadaan dingin, besi beton
dipotong dan dibengkokan sesuai dengan gambar.
3. besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak,
cat, kulit giling serta bahan lain ynrg mengurangi
daya lekat.
4. Biesi beton harus dipasang sedimikian rupa sehingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah
temnpat.
5. Baja tualnagan harus disimpan dengan tidak
menyetuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara
terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
6. Kawat beton digunakan yang lazim dipakai untuk
mengikat besi beton / tulanagan ikatan, antara
tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama
pelaksanaan pengecoran.

7. Beton bertulang campuran 1 : 3 : 5 dan 1:2:3


dilaksanakan Untuk :
 Lantai kerja
 Kolom beton utama Uk. 15/15 camp. 1:2:3
 Kolom beton praktis Uk. 15/15 camp. 1:2:3
 Ringbalk beton Uk. 15/20 dan 15/15 camp. 1:2:3
 Cor beton untuk lantai camp 1:3:5 Tebal 10 cm
Untuk Bagian dalam dan Luar Selarsar 5 cm
Ditutup keramik

8. Segala ukuran dan penempatan sesuai gambar


rencana
 Untuk mendapatkan beton bermutu maka
pekerjaan pengecoran harus diketok (kalau perlu
dengan alat pengetar) dan untuk mendapatkan
adukan yang baik pengadukan dengan
menggunakan mesin mollen.
 Untuk pekerjaan beton bertulang maka jumlah
besi dan besarnya diameter besi tulangan yang
diperlukan disesuaikan dengan gambar.

e. BEKESTING

 Untuk seluruh pekerjaan bekesting dipergunakan kayu


kelas II yang baik atau plywood tebal 3,6 mm dan tidak
boleh dipergunakan untuk dua kali pekerjaan bekesting.
 Untuk menunjang dipergunakan kayu galam (sejenis )
 Sebelum pengecoran dimulai maka bekesting harus
dibersihkan dari segala kotoran/serbuk gergaji, kemudian
disiram dengan air.

f. BETON DACTING / KULIT BETON


# Untuk Neut / Kolom Pondasi minimum 1,5 – 2 cm

g. SARANG KERIKIL
Sarang kerikil yang terdapat pada bekesting yang
dibongkaran harus diperbaiki sesuai dengan ketentuan PBI
1971 yaitu sekitar sarang kerikil dipahat kasar sampai pada
bagian yang kasar, kemudian permukaan lobang
dibersihkan disiram dengan air PC dan dicor dengan
beton adukan yang sama.

PASAL 14 : PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN .

14.1. Seluruh dinding bangunan ini menggunakan dinding ½


batu bata diplester cm camp 1 : 4 dihaluskan dengan
adukan semen ( ondrongan ).

PASAL 15 : PEKERJAAN KAP / ATAP / PLAFOND

15.1. Rangka kap / kuda-kuda digunakan dari profil baja ringan


pabrikasi.

15.2. Untuk Balok Tarik dan kaki kuda-kuda digunakan profil


baja ringan pabrikasi dilaksanakan dengan jarak as ke as
1.25 m dan dipasang sesuai standar pabrikasi disesuaikan
gambar rencana.

15.3. Pada setiap sambungan rangka kuda-kuda dipakai


sekrup disesuaikan dengan ukuran profil baja ringan.

15.4. Penutup atap bangunan digunakan Genteng Metal


Tebal 0,25 mm dipasang rapi sesuai dengan gambar
detail. Dengan mengunakan paku/sekrup yang sesuai
dengan penutup atap tersebut.

15.5. Pemuung dilaksanakan yang disesuaikan dengan bahan


penutupnya menggunakan U.

15.6. Listplank menggunakan Kalsiplank Ukuran 1/20


disesuaikan dengan gambar detail .Rangka plafond dari
Kayu 5/7.

15.7. Untuk bagian dalam dan luar dipasang plafond Plywood

15.8. Semua plafond Plywood diberi list tepi ¼ cm lanan.

PASAL 16 : PEKERJAAN PINTU / JENDELA DAN KACA

16.1. Kusen pintu dan jendela dari kayu ukuran 6/12 bersih
yang bermutu baik disesuaikan dengan tebal dinding
bentuk dan ukurannya pada gambar detail.

16.2. Daun pintu dan jendela kaca dipakai kayu lanan ukuran
4 x 8 cm.

16.3. Seluruh rangka daun pintu harus dilaksanakan secara


pabrikasi sesuai dengan bentuk dan ukuran pada
gambar detail.

16.4. Untuk jendela kaca maupun kaca mati menggunakan


kaca bening dengan tebal 5 mm.
16.5. Untuk Ventelasi (Jalusi) Pintu dan Jendela menggunakan
kayu uk. 1,2/10, ukuran disesuaikan dengan gambar
rencana.

16.6. Pemasangan kaca tidak boleh terlalu rapat untuk


kemudian didempul agar tidak bergetar.

16.7. Pemborong harus waspada terhadap pemasangan


semua kusen, supaya tidak terjadi perbedaan dalam sifat
dasar, posisi tegak maupun jarak penempatan.

16.8. Pada saat penyerahan pekerjaan kaca, kusen daun


pintu dan lain-lain harus sudah bersih dari bercak-bercak
bekas cat

PASAL 17 : PEKERJAAN KUNCI / ALAT - ALAT PENGGANTUNG

17.1. Pekerjaan kunci.


Semua daun pintu dilengkapi kunci tanam sejenis merk
SES Slinder 2 slaag (2 putaran) lengkap dengan
pegangan pintunya.

17.2. Pekerjaan Engsel.


Semua pintu memakai engsel pintu kuningan ukuran 4 “
masing-masing 3 (tiga) buah setiap daun pintu ukuran
engsel jendela 3 “ masing-masing 2 buah. Grendel
Jendela sebanyak 2 buah dan pintu kembar dipasang
Espagnolet tanam 1 pasang bawah atas, Kait angin
setiap daun jendela 2 buah hendela atau tarikan 1 buah
.

17.3. Semua alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang harus


bermutu baik dan disetujui oleh Direksi dan dipasang
dengan menggunakan sekrup (ukuran sekrup
disesuaikan)

PASAL 18 : PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

18.1. Semua pekerjaan instalasi listrik dilaksankan oleh instaltir


yang sudah berpengalaman dan memiliki izin dari PLN
yang masih berlaku.
18.2. LINGKUP PEKERJAAN :
 Pipa-pia penyalur
 Kabel-kabel
 Isolator-isolato
 Stop Kontak
 Pertahanan

18.3. Pemasangan lampu terdiri dari


 Lampu SL hemat energi 18 watt
 Stop Kontak
 Saklar Ganda
 Saklar tunggal
 MCB Lengkap
18.4. Pemasangan Instalasi dan semua lampu/ peralatan lain
yang dipergunakan didasarkan pada tegangan yang
ada pada jaringan lokasi tersebut.

PASAL 19 : PEKERJAAN CAT-CATAN


19.1. Pekerjaan Kayu
Semua pekerjaan kayu yang akan dicat terlebih dahulu
dicat dasar, kemudian didempul, diplamer sampai
rata.Untuk Pekerjaan Cat ini menggunakan Cat kilap
sejenis Platon
19.2. Dinding
Cat untuk dinding luar/ dalam dan plafond Kalsiboard
harus memakai cat sejenis matek
19.3. Warna-warna cat dari cat yang digunakan akan
ditentukan oleh Direksi.

PASAL 20 : PEKERJAAN KM/WC


 Untuk lantai KM/WC memakai lantai keramik 20/20
 Closet duduk + bak Air
 Kran dan perpipaan ½ “ dan ¾ “
 Untuk Pipa air Kotor digunakan 4 “ dari closet ke Septictank
 Dilengkapi
 Septectank+Peresapan

PASAL 21 : P E N U T U P
21.1. Meskipun dalam Bestek ini pada uraian pekerjaan dan
uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang
harus disediakan oleh Pemborong dan tidak disebutkan
dalam penjelasan pekerjaan pemborongan ini,
perkataan tersebut diatas tetap dianggap ada dimuat
dalam Bestek ini.
21.2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari
pekerjaan pembangunan ini tetapi tidak diuraikan atau
dimuat dalam Bestek ini, tetapi diselenggarakan dan
diselesaikan oleh Pemborong, harus dianggap seakan-
akan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam Bestek
ini, untuk menuju kepenyerahan yang lengkap dan
sempurna menurut pertimbangan Direksi.

Pejabat Pembuat Komitmen


Program Penyiapan Kawasan dan
Pembangunan Permukiman Transmigrasi

RINI WARDINA,SE,MT
NIP. 19751120 200003 2 003

Anda mungkin juga menyukai