Anda di halaman 1dari 2

Cara Pendaftaran SNI

Standar Nasional Indonesia adalah satu-satunya standar yang berlaku secara


nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Komite Teknis Perumusan SNI dan
ditetapkan oleh BSN. Penerapan SNI pada dasarnya bersifat sukarela. Dalam hal
berkaitan dengan kepentingan keselamatan, keamanan, dan kesehatan atau pelestarian
fungsi lingkungan hidup, kementerian/Lembaga pemerintahan non kementerian
menetapkan wajib pemberlakuan SNI.

Suatu produk yang sudah memenuhi SNI akan diberi sertifikat dan/atau
pembubuhan Tanda SNI. Apabila SNI untuk priduk tertentu telah diwajibkan, maka
produk yang tidak bertanda SNI tidak boleh diedarkan atau diperdagangkan di wilayah
RI. Sedangkan suatu produk yang tidak wajib bertanda SNI, tanda SNI berguna sebagai
tanda bahwa produk tersebut memiliki keunggulan disbanding produk lainnya, tetapi
tidak ada larangan beredarnya produk tersebut. Bagi pelaku usaha, mekanisme
pendaftaran dan pengajuan SNI penting untuk dipahami.

Sertifikasi pada produk tanda Standar Nasional Indonesia adalah proses dimana
suatu pihak ketiga independent memberikan jaminan tertulis yang menyatakan bahwa
suatu produk (termasuk proses dan jasa) telah memenuhi persyaratan SNI. Secara garis
besar tahapan sertifikasi yaitu Sampling (Seleksi), Determinasi, Review dan penetapan.
Sampling menguraikan karakteristik yang harus dinilai, persyaratan produk dan
procedural proses produksi. Determinasi mencakup pengujian, pengukuran, inspeksi,
dan audit secara menyeluruh. Review dan penetapan yaitu peninjauan ulang, dan
dokumentasi hasil penilaian secara kualitatif dan kuantitatif sebelum sertifikat
diterbitkan.

Alur pendaftaran suatu produk untuk mendapatkan sertifikat SNI adalah


sebagai berikut :

1. Memeriksa bahwa produk yang akan didaftarkan untuk disertifikasi memiliki


SNI yang telah ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional. Untuk melakukan
hal tersebut, pelaku usaha dapat dating ke kantor BSN atau memeriksanya
secara daring di tautan bsn.go.id
2. Mendapatkan informasi mengenai Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) dan
laboratorium uji, yang ruang lingkupnya meliputi produk yang ingin
didaftarkan untuk disertifikasi. Informasi ini juga disediakan oleh Badan
Standarisasi Nasional lewat pustaka darat maupun layanan informasi daring.
3. Pelaku usaha wajib memenuhi Dokumen Persyaratan Legal, yang diantaranya
adalah fotokopi akte notaris perusahaan, SIUP, TDP, NPWP/surat izin sejenis,
surat pendaftaran merek dari Dirjen HKI.
4. Setelah produk diajukan untuk disertifikasi, LSPro akan mengaudit
kelengkapan dan keabsahan dokumen serta audit kecukupan perusahaan.
5. Evaluasi dilakukan terhadap produk yang diajukan, proses ini meliputi
penilaian proses produksi, termasuk pengambilan sampel untuk diuji oleh
laboratorium
6. Evaluasi dari hasil audit kesesuaian perusahaan. Apabila ada perbedaan
sedikitpun dengan standar yang telah ditetapkan, maka pelaku usaha akan
diharuskan untuk melakukan perbaikan.
7. Apabila semua sesuai, maka dilakukan pemberian Sertifikat dan Tanda SNI.
Sertifikat digunakan sebagai dasar persetujuan pembubuhan Tanda SNI pada
produk yang telah lulus uji.

Anda mungkin juga menyukai