PENDAHULUAN
permasalahan hemostasis 75% didapatkan pada pasien dengan kelainan di hati dan
salurannya.12
Secara epidemiologi, didapatkan 8-33% tingkat mortalitas pada pasien dengan ikterus
obstruksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat mortalitas pada ikterus obstruksi
didapatkan pada 8% pasien dengan ikterus obstruksi. Disebutkan juga bahwa pasien ikterus
obstruksi angka mortalitasnya meningkat menjadi 60% jika ditemukan dengan beberapa
faktor penyulit seperti hematokrit yang menurun, bilirubin > 16 mg/dL dan adanya
pada usia dewasa berkisar 36-81 tahun. Berdasarkan jenis kelamin tidak didapatkan
perbedaan bermakna kasus ikterus obstruksi baik pada perempuan dan laki-laki. 19
Pada kasus ikterus obstruksi terjadi ketidakseimbangan produksi dari faktor koagulasi
yang disebabkan oleh karena absorbsi vitamin K yang rendah akibat obstruksi bile ke
saluran cerna. Vitamin K adalah merupakan essensial cofactor untuk enzim mikrosom yang
meng katalisa karboksilasi post translasional dari ikatan peptide residu asam glutamat yan
merupakan precursor inaktif dari faktor II, VII, IX, dan X. Hasil dari karboksilasi tersebut
merubah precursor menjadi faktor koagulasi aktif yang kemudian di sekresi oleh hati ke
aliran darah. 1
1
Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak, dimana untuk absorbsinya di
saluran cerna membutuhkan garam empedu. Pada kasus obstruksi ikterus dimana terjadi
yang menurun.1,3,13
Pada kasus ikterik obstruksi diberikan vitamin K dalam single dose 10 mg yang diberi
sub cutan atau parenteral. Maha F Saja dan kawan-kawan dalam penelitiannya pada tahun
2012 menyebutkan bahwa faal hemostasis di evaluasi setelah 72 jam pemberian vitamin K.
Pada penelitian ini disebutkan bahwa evaluasi serial terhadap pemberian vitamin K setiap
hari adalah ideal, dan belum ada penelitian sebelumnya yang menilai tentang berapa hari
ideal untuk evaluasi setelah pemberian vitamin K. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi
setelah hari ke tiga disebabkan hilangnya efek dari warfarin yang merupakan antagonis dari
vitamin K. Pada penelitian ini didapatkan perbaikan nilai PT dan APTT, akan tetapi faktor
memperbaiki faal hemostasis (nilai PT dan APTT) dalam 24 jam pemberian. Juga dalam
buku Manual of Gastroenterology, edisi ketiga oleh Canan Avunduk, dijelaskan bahwa
pemberian. 9,16
John L Cameron dalam buku Current Surgical Therapy edisi ke delapan,
2
Sedangkan oleh Robert Wyllie dalam buku The Dygestive System, menyebutkan
bahwa pemberian vitamin K dapat memperbaiki koagulopathy dalam 12-24 jam setelah
pemberian.18
Penelitian ini dilakukan oleh karena beragamnya pendapat mengenai nilai optimal
fungsi hemostasis setelah pemberian vitamin K pada pasien dengan obstruksi jaundice,
sehingga diperlukan suatu penelitian yang prospektif sehingga diketahui kapan idealnya
pemberian vitamin K pada pasien ikterik obstruksi yang mengalami gangguan faal
hemostatik. Hal ini juga dapat membantu untuk perencanaan pengelolaan pasien
preoperatif.
sebagai berikut :
1. Apakah vitamin K bermanfaat untuk memperbaiki fungsi hemostasis pasien ikterik
jam dalam memperbaiki fungsi hemostasis pasien dengan ikterus obstruksi sehingga
dapat diperkirakan kapan pasien harus dirawat inap dan kapan direncanakan untuk
pemberian vitamin K 72 jam dalam memperbaiki fungsi hemostasis pada pasien yang akan
vitamin K 72 jam dalam memperbaiki fungsi hemostasis pada pasien yang akan dilakukan
tindakan pembedahan.
operatif.
3. Dapat dijadikan acuan dalam mempersiapkan pasien preoperative sehingga dapat