Anda di halaman 1dari 7

E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084

ISM VOL. 6 NO.1, MEI-AGUSTUS, HAL 34-40

Mengenali Gejala Tinitus dan Penatalaksanaannya

Dewi Purwita Agustini


Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Diterima: 8 Maret 2016. Disetujui: 31 Maret 2016. Diterbitkan: Juni 2016

ABSTRAK
Telinga berdenging atau dikenal dalam bahasa medis sebagai tinitus, banyak dikeluhkan sebagai
suatu bising atau bunyi yang muncul di kepala tanpa adanya rangsangan dari luar. Adapun keluhan
yang dialami ini seperti bunyi mendengung, mendesis, menderu, atau berbagai variasi bunyi yang
lain. Tinitus bukanlah penyakit atau sindroma, tapi hanya merupakan gejala yang mungkin berasal
dari satu atau sejumlah kelainan.1
Sebetulnya suara yang terdengar oleh telinga tersebut belum tentu bersifat kelainan atau
patologis. Jika orang sehat yang terbukti telinganya normal, berada dalam ruang kedap (anehoic
chamber), maka ia akan dapat mendengar berbagai macam suara yang berasal dari berbagai organ
tubuhnya sendiri yang memang bekerja setiap saat, contohnya: pernapasan, kontraksi jantung, dan
aliran darah. Kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari, suasana yang memungkinkan suara
fisiologis atau normal tersebut terdengar oleh seseorang sangat jarang tercipta dan bahkan dalam
kamar yang sunyi di malam hari sekalipun. Hal ini dikarenakan, bunyi masking dari lingkungan
dengan berintensitas bunyi sekitar 25 – 30 dB. Tinitus baru menjadi gejala jika suara organ tubuh
intensitasnya melebihi bunyi masking lingkungan tadi.1
Tinitus kerap diderita terutama orang pada kelompok usia pertengahan dan usia tua. Menurut
data statistic dari pusat kesehatan di Amerika, sekitar 32% orang dewasa pernah mengalami tinitus
pada suatu saat tertentu dalam hidupnya, dan 6 % nya sangat menganggu dan cukup sulit
disembuhkan. Di Inggris, 17% populasi juga memiliki masalah tinitus. Sayangnya di Indonesia belum
ada data statistic yang memadai, namun berdasarkan pengalaman empiris, penderita tinitus cukup
banyak dan sering ditemui di tempat praktek, klinik, maupun rumah sakit. Meski tinitus bukanlah
keadaan yang membahayakan, munculnya gejala ini pada hampir kebanyakan orang sangat
mengganggu dan sering mempengaruhi kualitas hidup dan pekerjaannya. 1
Kata Kunci: Tinitus, berdenging, telinga

PENDAHULUAN di sekitar telinga. Sifatnya adalah vibritorik yang


Tinitus barasal dari bahasa Latin tinnire yang berasal dari vibrasi atau getaran sistem muskuler
berarti menimbulkan suara atau dering. Tinitus atau kardiovaskuler di sekitar telinga. Sedangkan
adalah suatu gangguan pendengaran berupa tinitus subjektif terjadi apabila suara hanya
keluhan perasaan pada saat mendengarkan bunyi terdengar oleh pasien sendiri, dan jenis tinitus ini
tanpa ada rangsangan bunyi atau suara dari luar. yang paling sering terjadi. Sifat dari tinitus
Adapun keluhan yang dialami ini seperti bunyi subjektif adalah nonvibratorik karena adanya
mendengung, mendesis, menderu, atau berbagai proses iritatif ataupun perubahan degenaratif
variasi bunyi yang lain.2 pada traktus auditorius yang dimulai dari sel-sel
Tinitus ada 2 macam yang terbagi atas tinitus rambut getar koklea sampai pada pusat saraf dari
obyektif dan tinitus subjektif. Tinitus obyektif pendengar.2
terjadi apabila bunyi tersebut dapat juga didengar
oleh pemeriksa atau dapat juga dengan auskultasi
34
http://intisarisainsmedis.weebly.com/
E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084
ISM VOL. 6 NO.1, MEI-AGUSTUS, HAL 34-40

Penyebab Tinitus Tinitus objektif sering ditimbulkan oleh gangguan


Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya vaskuler. Bunyinya seirama dengan denyut nadi,
tinitus. Beberapa diantaranya adalah: misalnya pada aneurisma dan aterosklerosis.
1. Kelainan vaskular baik pada arteri atau vena. Gangguan mekanis dapat juga mengakibatkan
2. Kelainan muskular: klonus otot palatum atau tinitus objektif, seperti tuba Eustachius terbuka,
tensor timpani. sehingga ketika bernapas membran timpani
3. Lesi pada saluran telinga dalam: Tumor saraf bergerak dan terjadi tinitus. Kejang klonus
kedelapan. muskulus tensor timpani dan muskulus stapedius,
4. Gangguan kokhlea: trauma akibat bising, trauma serta otot-otot palatum dapat menimbulkan
tulang temporal, penyakit Meniere’s, presbikusis, tinitus objektif. Bila ada gangguan vaskuler di
tuli saraf mendadak, emisi otoakustik. telinga tengah, seperti tumor karotis, maka suara
5. Ototoksisitas: aspirin, kuinin, dan antibiotika aliran darah akan mengakibatkan tinitus juga.2
tertentu (aminoglikosida).
Pada tuli sensorineural, biasanya timbul tinitus
6. Kelainan telinga tengah: infeksi, sklerosis,
subjektif nada tinggi. Pada intoksikasi obat seperti
gangguan tuba eustachi.
salisilat, kina, streptomysin, dehidro-streptomysin,
7. Lain-lain: serumen, benda asing pada saluran
garamysin, digitalis, kanamysin, dapat terjadi
telinga luar dan penyakit sistemik seperti anemia.
tinitus nada tinggi, terus menerus atau hilang
timbul.2
Patofisiologi Tinitus
Pada hipertensi endolimfatik seperti penyakit
Mekanisme terjadinya tinitus karena
Meniere dapat terjadi tinitus pada nada rendah
aktivitas elektrik di sekitar auditorius yang
dan tinggi, sehingga terdengar bergemuruh atau
menimbulkan perasaan adanya bunyi, tetapi
berdengung. Gangguan ini disertai dengan tuli
impuls yang terjadi bukan berasal dari bunyi
sensorineural dan vertigo.Gangguan vaskuler
eksternal atau dari luar yang ditransformasikan,
koklea terminalis yang terjadi pada pasien yang
melainkan berasal dari sumber impuls yang
stres akibat gangguan keseimbangan endokrin,
abnormal di dalam tubuh penderita sendiri.2
seperti menjelang menstruasi, hipometabolisme
Impuls abnormal itu dapat ditimbulkan oleh atau saat hamil dapat juga timbul tinitus atau
berbagai kelainan telinga. Tinitus dapat terjadi gangguan tersebut akan hilang bila keadaannya
dalam berbagai intensitas. Tinitus dengan nada sudah kembali normal.2
rendah seperti bergemuruh atau nada tinggi
Diagnosis Tinitus
seperti berdengung. Tinitus dapat terus menerus
atau hilang timbul terdengar.2 Untuk mendiagnosis tinitus diperlukan anamnesis
yang akurat meliputi riwayat pengobatan, riwayat
Tinitus biasanya dihubungkan dengan tuli
penyakit dan dilakukan pemeriksaan fisik.
sensorineural dan dapat juga terjadi karena
Pemeriksaan di bidang psikologi juga diperlukan
gangguan konduksi. Tinitus yang disebabkan oleh
karena ada kasus tinnitus yang juga berkaitan
gangguan konduksi, biasanya berupa bunyi dengan
dengan keadaan depresi dan cemas. 3
nada rendah. Jika disertai dengan inflamasi, bunyi
dengung ini terasa berdenyut atau pulsasi tinitus.
Anamnesis
Tinitus dengan nada rendah dan terdapat
Tujuan utama adalah untuk menemukan penyebab
gangguan konduksi, biasanya terjadi pada
tinitus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
sumbatan liang telinga karena serumen atau
dalam anamnesis adalah: lama serangan tinitus,
tumor, tuba katar, otitis media, otosklerosis, dan
bila berlangsung dalam waktu 1 menit biasanya
lain-lain. Tinitus dengan nada rendah yang
akan hilang sendiri, hal ini bukan keadaan
berpulsasi tanpa gangguan pendengaran
patologik. Bila berlangsung dalam 5 menit
merupakan gejala dini yang penting pada tumor
merupakan keadaan patologik. Tinitus subjektif
glomus jugulare.2
unilateral disertai gangguan pendengaran perlu

35
http://intisarisainsmedis.weebly.com/
E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084
ISM VOL. 6 NO.1, MEI-AGUSTUS, HAL 34-40

dicurigai kemungkinan tumor neuroma akustik penyakitnya tidak membahayakan dan dengan
atau trauma kepala. Bila tinitus bilateral mengajarkan relaksasi setiap hari.
kemungkinan terjadi pada intoksikasi obat yang
3. Terapi medikamentosa, sampai saat ini belum
bersifat ototoksik seperti aspirin, kinine,
ada kesepakatan yang jelas. Berbagai penelitian
streptomisin dan lain-lain, trauma bising, dan
untuk menemukan jenis obat masih terus
penyakit sistemik lain. Apabila pasien sulit
dilakukan. Adapun jenis obat yang dapat secara
mengidentifikasi kanan atau kiri kemungkinannya
konsisten efektif pada pengobatan jangka panjang
disaraf pusat. Kualitas tinitus, bila tinitus bernada
belum juga ditemukan. Meski demikian pemakaian
tinggi biasanya kelainannya pada daerah basal
beberapa jenis obat sedikit banyak dapat
koklea, saraf pendengar perifer dan sentral. Tinitus
memberikan perbaikan pada pasien tinitus,
bernada rendah seperti gemuruh ombak khas
seperti:
untuk kelainan koklea seperti hidrops endolimfa.2,4
a) Vitamin B dan derivatnya: nicotinamide
Pemeriksaan fisik dan laboratori (vasodilator) yang secara empiris telah
Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu mulai dari digunakan secara luas untuk kelainan
melihat keadaan rongga mulutnya, telinga luar, kokhlea (contoh: penyakit Meniere’s)
membran timpani, cranial nerve V, VII dan VII, b) Trimetazidine: obat anti iskemia dengan
temporalnya, dll. Kemudian dilakukan otoskopi antioksidan
untuk melihat ada atau tidaknya penyakit di c) Vitamin A: pada dosis tinggi dilaporkan
telinga luar dan tengah, mengetahui ada tidaknya memperbaiki ambang persepsi dan
infeksi cerumen, serta melihat kondisinya normal mencegah tinnitus. Namun perhatian
atau abnormal. Selain itu pemeriksaan audiologi terhadap toksisitasnya dapat membatasi
yang wajib dilakukan, diantaranya PTA (Pure Tone vitamin A dalam penggunaan praktis.
Audiometry), BERA, Speech Test, Tone Decay d) Lidokain intravena: suatu golongan
Audiometry, dan Tone Decay Refleks. Pemeriksaan anestetik local amide dengan aktivitas
vestibuler juga dapat dilakukan untuk mengetahui system saraf pusat, dilaporkan berguna
keadaan sistem vestibulernya. Saat ini, sudah dalam mengontrol tinnitus.
diciptakan suatu alat yang dapat digunakan untuk e) Tocainine: merupakan lidokain oral
mengatasi tinitus, yang diistilahkan dengan dengan waktu paruh yang panjang.
tinnitus treatment, dan nama alat tersebut adalah f) Trisiklik trimipramine: suatu anti
neuromonic.5 depresan

4. Pembedahan juga berperan dalam penanganan


Penatalaksanaan Tinitus tinnitus jika diaplikasikan untuk mengoreksi
Pengobatan tinitus merupakan masalah yang sumber penyebab. Misalnya: stapedektomi untuk
kompleks dan merupakan fenomena psikoakustik kelainan otosklerotik, lainnya adalah koklear
murni, sehingga tidak dapat diukur. Perlu implant. Pertimbangan juga dapat diberikan untuk
diketahinya penyebab tinitus agar dapat diobati melakukan terhadap pengikatan saraf ke-8 divisi
sesuai dengan penyebabnya. Kadang-kadang koklearis, walaupun hasilnya tidak dapat
penyebabnya itu sukar diketahui. diprediksikan.. dan tentu saja hanya bisa dilakukan
Pada umumnya pengobatan gejala tinitus dapat terhadap pasien yang memang fungsi
dibagi dalam 4 cara yaitu : pendengarannya sudah rusak berat alias tuli berat
yang tidak mungkin lagi dikoreksi.
1. Elektrofisiologik yaitu dengan membuat
stimulus elektro akustik dengan intensitas suara
LAPORAN KASUS
yang lebih keras dari tinitusnya, dapat dengan alat
Identitas Pasien
bantu dengar atau tinitus masker.
Nama : Made Laba
2. Psikologik, dengan memberikan konsultasi RM : 01.38.88.44
psikologik untuk meyakinkan pasien bahwa Umur : 68 tahun
36
http://intisarisainsmedis.weebly.com/
E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084
ISM VOL. 6 NO.1, MEI-AGUSTUS, HAL 34-40

Jenis kelamin : Laki-laki Riwayat penyakit infeksi telinga pada keluarga


Bangsa : Indonesia disangkal.
Suku : Bali
Agama : Hindu
Pendidikan : SLTP
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Petani Riwayat Sosial
Alamat :Banjar Pengiasan, Mambal. Pasien bekerja sebagai petani. Lingkungan kerja,
Tanggal Pemeriksaan : 9 Juni 2014 lingkungan rumah dan sekitar pasien dikatakan
dalam keadaan tenang.
Anamnesis
Keluhan Utama: Telinga mendenging Pemeriksaan fisik
Penderita datang ke poli THT dengan keluhan Status Present
telinga kananya mendenging sejak ±7 hari yang Keadaan umum : Sedang
lalu. Telinga mendenging dirasakan menetap dan Kesadaran : Compos Mentis
dikatakan terjadi secara tiba-tiba. Telinga Tekanan Darah : 130/90 mmHg
mendenging terdengar saat suasana tenang dan Denyut Nadi : 80 kali/menit
lebih parah saat bekerja dan dirasakan berkurang Respirasi : 16 kali/menit
bila beristirahat. Telinga mendenging dikatakan Temperatur Axila : 36,3 OC
pada nada tinggi. Pasien mengatakan
pendengarannya dirasakan sedikit menurun.
Status General
Riwayat trauma pada kedua telinga dengan
Kepala : Normocephali
memasukkan bulu ayam. Riwayat trauma kepala
Mata : Anemi -/-, ikterus -/-
tidak ada. Pasien tidak mengeluhkan panas, batuk,
Muka : Simetris, parese nervus fasialis -/-
dan pilek.
THT : Sesuai status THT
Leher : Kaku kuduk (-)
Riwayat Pengobatan
Pembesaran kelenjar limfe -/-
Pasien belum memeriksakan diri ke dokter. Pasien
Pembesaran kelenjar parotis -/-
tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan dan
Kelenjar tiroid dalam batas normal
riwayat penggunaan aspirin disangkal.
Thorak : Cor: S1S2 tunggal, reguler, murmur –
Po: Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wh -/-
Riwayat Penyakit Terdahulu
Abdomen: Distensi (-), BU (+) N, hepar/lien tidak
Riwayat penyakit telinga (-)
teraba
Riwayat vertigo (-)
Ekstremitas: Hangat
+ +

Riwayat Penyakit dalam Keluarga + +

Status Lokalis THT

Telinga Kanan Kiri

Daun telinga N N

Liang telinga Lapang, serumen + Lapang

Discharge - -

Membrana Tipani Sulit dievaluasi Intak

Tumor - -

Mastoid N N

37
http://intisarisainsmedis.weebly.com/
E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084
ISM VOL. 6 NO.1, MEI-AGUSTUS, HAL 34-40

Tes pendengaran

Berbisik Tidak dievaluasi

Weber Lateralisasi ke kiri

Rinne +

Schwabah Tidak dievaluasi

BOA Tidak dievaluasi

Tympanometri Tidak dievaluasi

Audiometri Tidak dievaluasi

Nada Murni Tidak dievaluasi

BERA Tidak dievaluasi

OAE Tidak dievaluasi

TEs Alat Tidak dievaluasi

Keseimbangan Tidak dievaluasi

Hidung Kanan Kiri

Hidung Luar N N

Kavum Nasi Lapang Lapang

Septum Tidak ada deviasi Tidak ada deviasi

Discharge - -

Mukosa Merah muda Merah muda

Tumor - -

Konka Dekongesti Dekongesti

Sinus N N

Koana N

Tenggorok

Dispneu -

Sianosis -

Mucosa Merah muda

Dinding belakang -

Stridor -

Suara -

Tonsil T1/T1 tenang

Laring Tidak dievaluasi

38
http://intisarisainsmedis.weebly.com/
E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084
ISM VOL. 6 NO.1, MEI-AGUSTUS, HAL 34-40

Diagnosis serumen serta direncanakan pemeriksaan


Observasi Tinitus + Serumen Obstura audiometri dan timpanometri.
Dexstra
SIMPULAN
Penatalaksanaan Tinitus bukanlah penyakit atau sindroma,
1. Ekstasi serumen tapi hanya merupakan gejala yang mungkin
2. Rencana pemeriksaan timpanometri berasal dari satu atau sejumlah kelainan dan
3. Rencana pemeriksaan audiometri belum tentu bersifat kelainan atau patologis.
Prognosis Tinitus baru menjadi gejala jika suara organ tubuh
Dubius ad Bonam intensitasnya melebihi bunyi masking lingkungan
tadi. Tinitus kerap diderita terutama orang pada
PEMBAHASAN kelompok usia pertengahan dan usia tua.
Dari hasil anamnesis pasien mengeluhkan telinga Munculnya gejala pada hampir kebanyakan orang
kananya mendenging sejak ±7 hari yang lalu sangat mengganggu dan sering mempengaruhi
sebelum dating ke poli. Telinga mendenging kualitas hidup dan pekerjaannya.1
dirasakan menetap dan dikatakan terjadi secara
tiba-tiba. Telinga mendenging terdengar saat SARAN
suasana tenang dan lebih parah saat bekerja. Menurut data statistic dari pusat kesehatan
Dirasakan berkurang bila beristirahat. Telinga di Amerika, sekitar 32% orang dewasa pernah
mendenging pada nada tinggi. Pasien mengatakan mengalami tinitus pada suatu saat tertentu dalam
pendengarannya dirasakan sedikit menurun. hidupnya, dan 6 % nya sangat menganggu dan
Riwayat trauma pada kedua telinga dengan cukup sulit disembuhkan. Di Inggris, 17% populasi
memasukkan bulu ayam. Pasien tidak juga memiliki masalah tinitus. Sayangnya di
mengeluhkan panas, batuk, dan pilek. Riwayat Indonesia belum ada data statistic yang memadai,
trauma kepala tidak ada. Pada pasien tidak sehingga diperlukan suatu penelitian untuk
didapatkan riwayat penggunaan obat-obatan yang menghitung banyaknya penderita tinituss ddi
bersifat ototoksik dan lingkungan kerja serta Indonesia.
rumah pasien kondisinya cukup tenang.
Pada tinjauan pustaka tinitus subjektif unilateral DAFTAR PUSTAKA
disertai gangguan pendengaran perlu dicurigai 1. Kartika, henny. 2009. Welcome and
kemungkinan tumor neuroma akustik atau trauma joining otolaryngology in Indonesian
kepala. Bila tinitus bilateral kemungkinan terjadi language-tinitus.
pada intoksikasi obat yang bersifat ototoksik http://hennykartika.wordpress.com/2009
(aspirin, kinine, streptomisin dan lain-lain), trauma /01/24/tinitus/
bising, dan penyakit sistemik lain. Apabila pasien (Accessed: January, 10 th)
sulit mengidentifikasi kanan atau kiri 2. Jevuska. 2008. Gangguanpendengaran-
kemungkinannya disaraf pusat. Kualitas tinitus, tinnitus.
bila tinitus bernada tinggi biasanya kelainannya http://www.jevuska.com/2008/08/30/ga
pada daerah basal koklea, saraf pendengar perifer ngguan-pendengaran-tinitus
dan sentral. Tinitus bernada rendah seperti (Accessed: January, 10 th)
gemuruh ombak khas untuk kelainan koklea 3. Benson, Aaron G.2009. Inner ear-tinnitus.
seperti hidrops endolimfa. http://emedicine.medscape.com/article/8
Pada pemeriksaan fisik ditemukan serumen pada 56916-overview
telinga kanan dan tidak ditemukan kelainan pada (Accessed: January, 10 th)
hidung dan tenggorokan. Hal ini sesuai dengan 4. Sudana, Wayan. 2003. Kumpulan Kuliah
tinjauan pustaka salah satu penyebab tinitus bisa Audiologi Fakultas Kedokteran Universitas
karena adanya serumen atau kotoran telinga. Pada Udayana.
pasien ini penatalaksanaanya dilakukan eksitasi

39
http://intisarisainsmedis.weebly.com/
E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084
ISM VOL. 6 NO.1, MEI-AGUSTUS, HAL 34-40

5. Mustikasari, Dewi. 2009. Bunyi


mendenging di telinga. http://id.
shvoong.com /medicine-and-health/ This work is licensed under
a Creative Commons Attribution
1941960- bunyi-mendenging-di-telinga-
tinnitus/ (Accessed: January, 10 th)

40
http://intisarisainsmedis.weebly.com/

Anda mungkin juga menyukai