SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL - 1
BETON BERTULANG
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan bahan, peralatan dan tenaga kerja
serta pelaksanaan pekerjaan beton pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada pondasi telapak, sloof, kolom, balok dan
pekerjaan beton lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
2. PROSEDUR UMUM.
Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus diserahkan Kontraktor kepada Pengawas untuk
disetujui.
Diagram penulangan yang menunjukkan pembengkokan, kait, lewatan, sambungan dan
lainnya sesuai ketentuan Persyaratan teknis Baja Tulangan
Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi, ukuran, sambungan, sisipan dan
pekerjaan lainnya yang terkait.
3. BAHAN - BAHAN
ST-1
RKS PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA MAHASISWA KABUPATEN TOJO UNA-UNA
3.2. Semen.
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SII-0013, seperti Semen Tonasa, Tiga Roda
atau setara. Sebelum pengadaan semen, sertifikat semen harus diserahkan kepada Pengawas
untuk disetujui, termasuk metoda dan cara pengangkutan harus disertakan. Semen harus
diadakan dalam kemasan besar atau zak, dengan persetujuan dari Pengawas.
3.4. Air.
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas dari unsur-unsur
yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan anorganik lainnya.
Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu diuji. Bagaimanapun, bila
hal ini terjadi, semua air kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji dan disetujui
Pengawas.
3.5. Baja Tulangan.
Untuk besi dengan diameter ≤ 12 mm digunakan besi tulangan polos, kekuatan besi U24 =
2400 kg/cm2, dan memenuhi ketentuan SII-0136.
Untuk besi dengan diameter > 12 mm digunakan besi tulangan ulir, kekuatan besi U40 =
4000 kg/cm2, dan memenuhi ketentuan SII-0136.
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Pembesian
4.1.1. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan
kait-kait dan pembuatan sengkang ( ring ) persyaratannya harus sesuai dengan ketentuan
PBI 1971.
4.1.2. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar konstruksi
4.1.3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecora, dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja
dengan memasang beton sesuai dengan ketentuan PBI 1971.
4.1.4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 2 jam setelah ada perintah tertulis dari Pengawas Lapangan.
4.1.5. Penulangan harus dikerjakan sesuai dengan gambar rencana, diameter jumlah serta
jaraknya harus benar-benar sesuai dalam arti phisik serta final.
4.1.6. Batang tulangan yang dibengkokkan tidak boleh dengan cara dipanaskan.
4.1.7. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
NI - 2 ( PBI 1971 ).
4.1.8. Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila diijinkan, harus disingkirkan sampai
kedalaman minimal 2,50 cm dari permukaan beton tanpa merusak. Cekungan-cekungan
harus diisi dengan adukan dan permukaan harus tetap halus, rata dan seragam dalam
warna.
4.1.9. Sebelum dilakukan pemasangan pembesian pondasi pada bagian dasar galian pondasi
telapak harus diberi lantai kerja diatas pasir urug dengan beton 1
PC:3PS:5Kr.
ST-2
RKS PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA MAHASISWA KABUPATEN TOJO UNA-UNA
4.7.1. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.
4.7.2. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
4.7.3. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan/
Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.
4.7.4. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 ( satu ) minggu atau lebih ( sesuai dengan ketentuan PBI 1971 ).
----------------
PASAL - 2
PASANGAN DINDING
1. URAIAN PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi dan tidak terbatas pada penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat-alat bantu
yang dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat-tempat seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
ST-3
RKS PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA MAHASISWA KABUPATEN TOJO UNA-UNA
2. PROSEDUR UMUM
2.1. Contoh Bahan.
Contoh bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk
disetujui terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.
3. BAHAN-BAHAN
3.1. Hebel.
3.1.1. Bata ringan (hebel) Bata yang terbuat dari beton ringan jenis AAC (Autoclaved Aerated
concrete), yang merupakan perpaduan dari pasir silica, semen, alumunium pasta dan
bahan lainnya,dimana untuk dimensi yang digunakan adalah 20x60x10 cm.
3.1.2. Bata Ringan yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal ≥ 4,0 N/mm2.
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Adukan.
Pada pasangan dinding trassram digunakan adukan 2 Semen Mortar : 1 Air.
Bahan adukan dan jumlah campuran adukan serta pengerjaannya harus memenuhi ketentuan
Persyaratan teknis Adukan dan Plesteran.
4.2. Pemasangan.
4.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memeriksa dengan seksama Gambar
Kerja dan melihat keadaan di tempat pekerjaan tersebut di atas yang akan
dilaksanakan. Sebelum digunakan, batu bata harus direndam dalam air menggunakan
bak air/drum hingga jenuh. Dinding harus dipasang dan didirikan menurut masing-masing
ukuran, ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
4.2.2. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah dua melebihi dari 5% dan yang
patah lebih dari dua.
4.2.3. Pasangan dinding bata ringan yang luasnya lebih besar dari 12 m2 harus ditambahkan
kolom dan balok penguat dengan ukuran minimal 12 cm x 12 cm, sesuai dengan lebar
bata, dengan tulangan pokok minimal 4 ø 10 mm, sengkang ø 8 mm - 20 cm atau sesuai
dengan Gambar Kerja.
4.2.4. Kolom bangunan yang akan berhubungan dengan pasangan batu bata harus diberi
penguat/pengikat berupa stek-stek besi ø 8 mm setiap jarak 50 cm, panjang 50 cm dan
dibengkokkan. Ujung yang satu ditanamkan ke dalam kolom bangunan dan ujung lainnya
yang panjangnya 25 cm dibiarkan menjorok untuk dimasukkan ke dalam pasangan
batu bata.
4.2.5. Pasangan dinding bata dengan luas setiap 6 m2 yang terletak di luar bangunan yang
langsung mendapat beban angin harus diberi kolom praktis ukuran minimal 12 cm x
12 cm dengan tulangan dan sengkang seperti di atas.
4.2.6.Pemasangan dinding batu bata dilaksanakan bertahap, setiap tahap terdiri maksimal 24
lapis setiap hari, dan kemudian diikuti dengan pengcoran kolom praktis.
4.2.7. Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus padat sedemikian
rupa sehingga membentuk sambungan yang lurus/menerus dan rata.
4.2.8. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok rapih sedalam 10 mm dan
dibersihkan dengan sapu lidi untuk kemudian disiram air.
ST-4
RKS PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA MAHASISWA KABUPATEN TOJO UNA-UNA
4.2.9. Sebelum dipelester, pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih dahulu sampai
jenuh.
4.4. Pengacian.
pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan Persyaratan teknis Adukan dan Plesteran.
------------------
PASAL - 3
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan Acian (kasar dan halus), seperti dinyatakan
dalam Gambar Kerja atau ketentuan dalam Persyaratan teknis ini.
2. PROSEDUR UMUM
2.1. Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas untuk disetujui terlebih
dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
ST-5
RKS PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA MAHASISWA KABUPATEN TOJO UNA-UNA
3. BAHAN-BAHAN
3.1. Semen PC.
Semen tipe I harus memenuhi standar SII-0013, seperti Semen Tonasa, Tiga Roda atau yang
setara. Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang.
3.2. Semen Mortar.
Semen tipe I harus memenuhi standar, seperti Semen mortar MU,Grand Elephant, Powerbond
pro, Uzin,,Demix,Aplus atau yang setara. Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek
dagang.
3.3. Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau kotoran lain yang
merusak dengan ukuran atau perbandingan butir-butir yang seragam mulai dari yang kasar
sampai pada yang halus.
3.4. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organik yang bersifat merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada dasarnya semua
air yang digunakan harus disetujui Pengawas.
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.3. Pemasangan.
4.3.1. Pelesteran dan Acian Hebel.
ST-6
RKS PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA MAHASISWA KABUPATEN TOJO UNA-UNA
Permukaan beton yang akan diberi pelesteran harus dikasarkan, dibersihkan dari
bagian-bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian dipelester.
Permukaan beton harus bersih dari bahan-bahan cat, minyak, lemak, lumut dan
sebagainya sebelum pekerjaan pelesteran dimulai.
Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah pelesteran
selesai dan mulai mengeras, permukaan pelesteran dirawat dengan penyiraman air.
Pelesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak-retak, tidak tegak lurus
dan sebagainya harus diperbaiki.
4.4. Ketebalan Adukan dan Pelesteran.
Tebal adukan dan/atau pelesteran minimal 10 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas.
4.5. Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah pelesteran disiram air sampai jenuh sehingga pelesteran menjadi
rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada bagian yang retak dan setelah
pelesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul. Selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu menyiram bagian permukaan yang diaci
dengan air sampai jenuh, sekurang-kurangnya dua kali setiap harinya.
4.6. Pemeriksaan.
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa. Kontraktor setiap waktu harus
memberi kemudahan kepada Pengawas untuk dapat memeriksa pada bagian yang telah
diselesaikan. Bagian yang ditemukan tidak memuaskan; seperti pada plesteran dan acian yang
tidak sempurna dan retak akibat kelalaian kontraktor terutama pada bagian pemasangan instalasi
yang tertanam atau pada pemasangan pintu & jendela dan pada bagian lainnya; harus diperbaiki
dan dikerjakan dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik
Proyek. lainnya
ST-7
RKS PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA MAHASISWA KABUPATEN TOJO UNA-UNA
--------------------
PASAL - 4
Pekerjaan Baja
9.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan semua bahan, tenaga kerja dan peralataan konstruksi
baik dilapangan untuk melaksanakan seluruh pekerjaan konstruksi baja termasuk pemasangan
alat-alat dan Benda-benda berkaitan dengan pekerjaan baja, yang meliputi:
a. Ketersediaan Material
Mutu baja adalah Baja Karbon dengan mutu BJ 37 dengan Tegangan Leleh sebesar 2400
Mpa atau setara dengan Produk Krakatau Steel.
Pengecatan lapisan dasar sampai dengan lapisan akhir seluruh konstruksi baja harus
dilakukan di pabrik dan penyempumaan serta perbaikannya di lapangan.
Pekerjaan besi dan baja dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana yang telah diberikan oleh
konsultan perencana.
ST-8
RKS PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA MAHASISWA KABUPATEN TOJO UNA-UNA
9.2 Referensi
Kecuali dinyatakan lain dalam syarat - syarat teknis ini, maka seluruh persyaratan pelaksanaan
pekerjaan hams mengikuti ketentuan - ketentuan yang tercantum dalam standart dan peraturan
dibawah ini :
· PUBI-1982
· JIS
· AISC
b. Ga m b a r K e rj a
Gambar kerja (shop drawings) sebanyak 3 (tiga) set harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas dan harus secara jelas menunjukan :
· Dimensi bagian -bagian konstruksi, detai!, bentuk konstruksi dan berat unit dan berat
keseluruhan.
Walaupun semua gambar telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, hal ini tidak berarti
bahwa tanggung jawab Pemborong menjadi berkurang apabila terdapat kesalahan atau
ketidak sesuaian dengan keadaan lapangan atau gambar rencana. Tangguna jawab atas
ketepatan ukuran-ukuran selama pabrikasi dan erection tetap berada pada Pemborong.
Pengukuran dalam skala gambar rencana tidak diperkenankan.
ST-9
RKS PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA MAHASISWA KABUPATEN TOJO UNA-UNA
Pemotongan material baja harus menggunakan mesin potong atau dengan las potong yang
cukup memadai. Ujung dari potongan harus digerinda halus, sehingga mendapatkan permukaan
yang rata.
Sebelum pekerjaan las dimulai, maka harus ada jaminan bahwa bidang — bidang yang akan
disambung dengan sambungan las tidak boleh bergerak sampai pekerjaan las selesai
dilakukan. Bagian - bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar, dan bila ada
yang hams dilas tegak, maka pengelasan harus dimulai dari bawah kemudian kearah
atas. Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat jaminan bahwa sambungan
dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk Itu sebaiknya dipakai batang — batang
penyambungan pada bagian ujung dari sambungan tersebut agar pengelasan dapat
dilaksanakan dengan penuh. Sebdum pekerjaan las dimulai, Kontraktor wajib menyerahkan
prosedur kerja cara
- cara pengelasan yang akan dikerjakan dilapangan. Usulan ini hams diperiksa dan disetujui
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengelasan ini.
e. Penyambungan
Penyambungan dengan baut baja Strutural AISC, HSB (high streng boult) ukuran
sesuai dengan gambar
Metode pengelasan adalah metode SMAW Bahan Elektroda AISC E7018 kombinasi
batang elektroda 2.6 mm,3.2 mm dan 5 mm sesuai dengan gambar. Pengelasan hams
dilaksanakan dengan las busur listrik dan batang las hams dari bahan yang sam a
cam pur annya dengan bahan yang akan dilas. Pengelasan hams dilakukan oleh tenaga
- tenaga ahli yang berpengalaman dan dengan ketepatan tinggi. Pemborong wajib
menyerahkan sertifikat keahlian dari masing - masing tukang lasnya sesuai dengan
peraturan, Pengelasan hanya boleh dilakukan pada tempat - tempat yang dinyatakan
dalam Gambar Kerja dan Rencana Kerja & Syarat - syarat ini. Ukuran las yang
tercantum dalam gambar adalah ukuran - ukuran efektif. Setelah pengelasan selesai,
maka sisa -sisa kerak las hams dibersihkan dengan balk.
f. Pengecatan
Pengecatan seluruh pekerjaan sesuai dengan N1 3 dan N1 4 atau sesuai dengan
spesifikasi dan anjuran dari pabrik. Cat merupakan produksi dari pabrik terkenal antara lain
ICI, Nippon Paint atau setara. Cat yang akan digunakan hams berada dalam kaleng yang masih
disegel, tidak pecah dan bocor serta mendapat persetujuan konsultan Pengawas. Seluruh
permukaan hams dibersihkan dengan sikat baja untuk menghilangkan karat, sisa-sisa
serpihan las sebelum dimulai pengecatan.
Khusus untuk pengcatan logam permukaan yang akan dicat hams dibebaskan dari kotoran -
kotoran, karet - karet dan sebagainya dengan ampelas. Bila perlu dengan sikat kawat tetapi
hams dijaga jangan sampai merusak lapisan / permukaan penutup logam yang
bersangkutan. Untuk menghilangkan gemuk, minyak dan semacamnya digunakan bahan
Solvent.
ST-10
RKS PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA MAHASISWA KABUPATEN TOJO UNA-UNA
PASAL - 5
PENUTUP ATAP
1. LINGKUP PEKERJAAN.
1.1. Menyediakan bahan penutup atap Spandek yang sesuai dengan desain,
1.3. Pemasangan bahan penutup atap tersebut pada rangka Baja Berat dan Baja Ringan , atau sesuai
2. PROSEDUR UMUM
2.3. Pelaksanaan pemasangan penutup atap tersebut diatas ini harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang
benar-benar telah berpengalaman dalam bidangnya.
2.4. Kelengkapan dan tata cara pemasangan lainnya harus sesuai dengan persyaratan dari pabriknya.
3. BAHAN
ST-11
RKS PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA MAHASISWA KABUPATEN TOJO UNA-UNA
ST-12