Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia periode triwulan I-2019
mengindikasikan perekonomian Indonesia diprakirakan tumbuh 5,13% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan realisasi triwulan I-2018 sebesar 5,06% (yoy). Secara tahunan, perekonomian
Indonesia pada tahun 2019 diprakirakan tumbuh 5,17% (yoy), sama dengan realisasi
pertumbuhan tahun 2018.
Inflasi pada akhir tahun 2019 diprakirakan sebesar 3,19% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
realisasi tahun 2018 sebesar 3,13% (yoy). Prakiraan tersebut masih berada dalam kisaran
sasaran inflasi Bank Indonesia tahun 2019 sebesar (3,5±1)%. Responden menyatakan bahwa
peningkatan tekanan inflasi tersebut terutama didorong oleh penurunan subsidi pemerintah
dan ketidakstabilan situasi keamanan serta sosial politik di tengah-tengah event pesta
demokrasi tahun 2019.
Nilai tukar Rupiah terhadap USD pada akhir tahun 2019 diprakirakan masih akan melemah
hingga Rp14.747 per USD dibandingkan realisasi akhir tahun 2018 sebesar Rp14.481 per USD.
Responden memprakirakan bahwa pelemahan nilai tukar Rupiah tersebut terutama
disebabkan oleh adanya risiko peningkatan ketidakpastian di perekonomian global pada
tahun 2019 antara lain terkait dengan isu Brexit dan perang dagang.
Pertumbuhan Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Triwulan I-2019 mengindikasikan bahwa
ekonomi perekonomian Indonesia triwulan I-2019 diprakirakan tumbuh 5,13% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
Indonesia realisasi triwulan I-2018 sebesar 5,06% (yoy). Kinerja perekonomian diprakirakan akan kembali mengalami
triwulan I-2019
peningkatan pada triwulan II-2019 dengan pertumbuhan sebesar 5,16% (yoy), dan terus meningkat hingga
diprakirakan
triwulan IV-2019 (Grafik 1).
meningkat
dibandingkan
triwulan yang
sama tahun
sebelumnya
Responden memprakirakan inflasi pada triwulan II-2019 sebesar 3,16% (yoy), lebih tinggi
Tekanan inflasi dibandingkan realisasi triwulan sebelumnya sebesar 2,48% (yoy). Tekanan kenaikan harga diprakirakan
diprakirakan akan cenderung menguat sampai dengan triwulan IV-2019, namun masih berada dalam kisaran sasaran
meningkat
inflasi tahun 2019 sebesar 3,5±1% (Grafik 2).
pada triwulan
II-2019
Nilai tukar Responden memprakirakan nilai tukar Rupiah terhadap USD pada triwulan II-2019 akan melemah
rupiah pada pada level Rp14.351 per USD dibandingkan Rp14.244 per USD pada triwulan I-2019. Responden
triwulan II- memprakirakan pelemahan nilai tukar Rupiah akan berlanjut sampai dengan triwulan I-2020 (Grafik 3).
2019
diprakirakan
melemah.
Responden
Responden memprakirakan kinerja perekonomian Indonesia tahun 2019 tumbuh sama dengan
memprakirakan realisasi tahun 2018 sebesar 5,17% (yoy). Hal ini didukung antara lain oleh terjaganya peningkatan daya beli
kinerja masyarakat dan adanya kebijakan pemerintah untuk mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi.
perekonomian Prakiraan responden tersebut sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia yang memprakirakan arah
tahun 2019 pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 berada pada kisaran 5,0-5,4%1 namun lebih rendah dari 5,3%
akan tumbuh asumsi makro APBN 20192.
sama dengan
kinerja tahun Terkait dengan perkembangan harga, responden memprakirakan inflasi pada akhir tahun 2019
2018 sebesar 3,19% (yoy), lebih tinggi dari realisasi inflasi tahun 2018 sebesar 3,13% (yoy). Angka prakiraan
tersebut berada dalam kisaran sasaran inflasi tahun 2018 sebesar 3,5±1%2. Responden menyatakan bahwa
peningkatan tekanan inflasi tersebut terutama didorong oleh penurunan subsidi pemerintah dan
ketidakstabilan situasi keamanan serta sosial politik di tengah-tengah event pesta demokrasi tahun 2019.
Adapun dalam aspek nilai tukar, responden memperkirakan nilai tukar Rupiah terhadap USD pada
akhir tahun 2019 masih akan melemah hingga Rp14.747 per USD dibandingkan realisasi akhir tahun 2018
sebesar Rp14.481 per USD. Responden memprakirakan bahwa pelemahan nilai tukar Rupiah tersebut
terutama disebabkan oleh adanya risiko peningkatan ketidakpastian di perekonomian global pada tahun
2019 antara lain terkait dengan isu Brexit dan perang dagang. Namun, prakiraan dan realisasi nilai tukar
tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan asumsi makro dalam APBN 201921 sebesar Rp15.000 per
USD (Tabel 2).
1
2
≤ ≤
Grafik 5 Prakiraan Inflasi Tahun 2019 dan 2020 Grafik 6 Prakiraan Nilai Tukar Tahun 2019 dan 2020
Grafik 7 Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2019 Grafik 8 Prakiraan Inflasi Triwulan II-2019
Sebanyak 75,7% responden memprakirakan pertumbuhan PDB Sebanyak 91,89% responden memprakirakan laju inflasi triwulan
triwulan II-2019 berkisar antara 5,00-5,24% (yoy) (MPE: 5,16%, II-2019 di bawah atau sama dengan 3,5% (yoy) (MPE: 3,16%, yoy).
yoy).
Grafik 9 Prakiraan Nilai Tukar Rupiah Triwulan II-2019 Grafik 10 Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2019
Sebanyak 43,2% responden memprakirakan nilai tukar Rupiah Sebesar 81,1% responden memprakirakan pertumbuhan PDB
terhadap USD pada triwulan II-2019 berkisar antara 14,251- tahun 2019 akan berada pada kisaran 5,00-5,24% (yoy) (MPE:
14,500 per USD (MPE: Rp14.351 per USD). 5,17%, yoy).
Grafik 11 Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2020 Grafik 12 Prakiraan Inflasi Tahun 2020
Pertumbuhan ekonomi tahun 2020 diprakirakan berada pada Sebanyak 54,1% responden memprakirakan inflasi tahun 2020
kisaran di atas 5,25% (yoy) oleh 56,8% responden (MPE: 5,29%, akan berada pada kisaran di bawah 3,5% (yoy) (MPE: 3,20%, yoy).
yoy).