Anda di halaman 1dari 13

STUDI FENOMENOLOGI: PENGALAMAN HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA YANG

MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH DENPASAR


Phenomenology Study: The Experience of Breast Cancer Patient Who Undergoing
Chemotherapy in General Centre Hospital of Sanglah
I Gede Adisukma Purnawan1, I Nyoman Dharma Wiasa2, I Made Ari Susana1
1STIKes Wira Medika PPNI Bali1
2RSUP Sanglah Denpasar2

ABSTRAK
Pendahuluan: Kanker payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul
dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. Salah satu terapi dalam
penanganan kanker payudara adalah dengan kemoterapi. Kemoterapi mempunyai efek samping yang sangat
mempengaruhi kondisi fisik maupun psikologis pasien sehingga pengalaman-pengalaman yang dimiliki pasien selama
menjalani kemoterapi akan sangat menarik untuk dikaji. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengekplorasi pengalaman
hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan desain
fenomenologi deskriptif yang berfokus pada pengalaman hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di
RSUP Sanglah Denpasar. Jumlah partisipan dalam penelitian ini yaitu empat orang partisipan dan pengambilannya
menggunakan teknik purposive sampling. Instrument yang dipakai dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri sebagai
instrument utama, pedoman wawancara, alat perekam (voice recorder) dan catatan lapangan (field note). Hasil: Hasil
penelitian ini mendapatkan lima tema utama yaitu: beragam respon psikologis, pederitaan yang muncul dibalik
perubahan-perubahan yang terjadi, peran keluarga dan orang sekitar, harapan yang ingin diwujudkan dan pasien kanker
payudara membutuhkan pelayanan kesehatan professional. Diskusi: Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada
perawat untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, terutama memperhatikan penanganan terhadap
masalah-masalah psikologis pasien.
Kata kunci: pengalaman, kanker payudara, kemoterapi

ABSTRACT
Introduction: Breast cancer is a disruption in the normal mammae cell growth where the abnormal cells arise from
normal cells, they proliferate and infiltrate the lymph tissue and blood vessels. One of the therapies in the treatment of
breast cancer is by chemotherapy. Chemotherapy has effects that greatly affect the physical and psychological condition
of the patient so that the experiences owned by patients during undergoing chemotherapy would be very interested to
study. The purpose of this study was to explore the lived experience of breast cancer patients who undergoing
chemotherapy. Method: This research uses a descriptive phenomenology design that focuses on the life experiences of
breast cancer patients undergoing chemotherapy in General Centre Hospital of Sanglah Denpasar. The number of
participants in this study are four participants and it using purposive sampling technique. Instrument used in this study is
the researcher as the main instrument, interview directive, voice recorder and field note. Result: The results of this study
have five main themes, there are: a variety of psychological response, the suffering that appears behind the changes, the
role of family and the people around, the hope would be realized and breast cancer patients need professionals health
care. Discussion: Based on the results of this study, it suggested to the nurse to provide the optimal health care,
especially the psychological problem of the patient.
Keywords: experience, breast cancer, chemotheraphy

Alamat Korespondensi : Br Kubu, Desa Kubu, Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, 80112
Email : adisukmapurnawan@gmail.com

PENDAHULUAN setiap tahunnya. Kanker di Amerika Serikat


merupakan penyebab kematian kedua setelah
Kanker merupakan suatu kondisi
penyakit kardiovaskuler (Smeltzer et al, 2008).
dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
Setiap 11 menit ada satu orang penduduk dunia
mekanisme normalnya sehingga mengalami
yang meninggal karena kanker, setiap tiga
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan
menit ada satu penderita kanker baru (Rasjidi,
tidak terkendali serta mengancam nyawa
2009).
individu penderitanya (Baradero, 2008). Union
Menurut WHO (2011), prevalensi
Internationale Contre le Cancer (UICC)
kejadian kanker payudara di dunia kurang lebih
memperkirakan jumlah penderita kanker di
16% daripada semua kasus kanker pada
negara berkembang pada tahun 2020 bisa
wanita. Diperkirakan kurang lebih 510.000
mencapai 10 juta orang dengan 16 kasus baru

 
I Gede Adisukma Purnawan, dkk: Studi Fenomenologi: Pengalaman Hidup... 

wanita meninggal dunia pada tahun 2011 dan pada mulut dan tenggorokan terdapat sariawan,
69% dari angka tersebut merupakan kejadian terasa kering dan sulit menelan, adanya mual
yang berlaku di negara yang berkembang. dan muntah, nyeri pada perut saluran
Jumlah penderita kanker di Indonesia sangat pencernaan, produksi hormon terganggu
tinggi dan penyakit ini telah menjadi salah satu sehingga menurunkan nafsu seks dan
penyebab kematian utama di Indonesia. kesuburan (Bakhtiar dalam Yunita, 2012).
Dinas Kesehatan Provinsi Bali Seperti yang dimuat di majalah Ca
mencatat kanker sebagai penyakit pembunuh Care (2007) yang mengatakan bahwa seorang
nomor dua setelah kardiovaskuler. Dikatakan, berinisial MY merupakan seorang wanita
jumlah penderita kanker di Bali per tahun rata- berusia 55 tahun. Ia menjalani operasi
rata mencapai 40 orang. Jumlah ini akan terus mastektomi dan diikuti dengan enam siklus
berubah dan cenderung meningkat tajam kemoterapi. Akan tetapi tiga tahun berselang
(Yayasan Kanker Indonesia Provinsi Bali, kanker menyebar ke lehernya. MY harus
2013). Berdasarkan data di RS Sanglah, setiap menjalani kembali empat siklus kemoterapi.
tahunnya tercatat 200 kasus baru kanker Putrinya mengatakan bahwa MY menderita
payudara. nyeri yang tidak tertahankan. Ketika ia tidak
Menurut Persatuan Ahli Bedah Onklogi tahan dengan nyerinya, ia melepas pakaiannya
Indonesia (2005) yang dikutip oleh Lutfa (2008), dan lari mengelilingi rumah. Pada satu waktu
penatalaksanaan/pengobatan utama penyakit MY mencoba untuk melompat dari jendela
kanker meliputi empat macam yaitu untuk bunuh diri. Lengan dan daerah sekitar
pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan payudara bengkak dan mengeras. Ia merasa
hormonterapi. Salah satu dari empat sangat panas dari dalam tubuhnya dan ia
pengobatan tersebut adalah dengan cara memutuskan untuk menyerah dari terapi medis.
kemoterapi. Kemoterapi merupakan salah satu Herawati (2005), mengungkapkan
modalitas pengobatan kanker yang sering dalam penelitiannya bahwa body image
dipilih terutama untuk mengatasi kanker berubah hampir pada semua penderita kanker
stadium lanjut lokal maupun dengan payudara dan jika perubahan ini tidak
metastasis. Kemoterapi sangat penting dan terintegrasi dengan konsep diri maka kualitas
dirasakan besar manfaatnya karena bersifat hidup akan menurun secara drastis dan dalam
sistemik mematikan sel-sel kanker dan sering penelitiannya juga terungkap bahwa wanita
menjadi pilihan metode efektif dalam mengatasi yang mengalami kanker payudara akan
kanker terutama kanker stadium lanjut lokal mengalami gangguan body image yaitu merasa
(Desen, 2008). Akan tetapi beberapa efek menjadi wanita yang kurang sempurna karena
samping yang tidak diinginkan akan timbul sebagai seorang ibu tidak bisa menyusui
selama kemoterapi. Berat ringannya efek anaknya lagi serta merasa kekurangan secara
samping kemoterapi tergantung pada banyak fungsi, sehingga subjek mengalami kecemasan,
hal, antara lain jenis obat kemoterapi, kondisi ketakutan, depresi, berat badan subjek turun
tubuh dan kondisi psikis pasien. Efek samping drastis.
kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi Pengobatan kanker itu sendiri
sangat kuat dan tidak hanya membunuh sel-sel memberi dampak negatif pada fisik maupun
kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, mental dan mempunyai pengaruh yang besar
terutama sel-sel yang membelah dengan cepat. terhadap konsep diri. Jika konsep diri
Efek samping dapat muncul ketika sedang menderita, maka pikiran dan tingkah laku
dilakukan pengobatan atau beberapa waktu seseorang akan menjadi terganggu, begitu
setelah pengobatan (Bakhtiar dalam Yunita seterusnya. Mengalami kebotakan dan
2012). menyebabkan ia merasa tubuhnya tidak
Beberapa hal yang diakibatkan oleh menarik lagi serta merasa bahwa suami tidak
efek samping terapi tersebut adalah rambut tertarik lagi pada dirinya. Namun gangguan
rontok bahkan sampai botak yang dapat terjadi harga diri pada penderita penyakit kanker,
selama pemberian kemoterapi, gangguan pada membuat pasien mengalami hubungan
sumsum tulang yaitu berkurangnya hemoglobin, interpersonal yang tidak harmonis. (Lubis,
trombosit dan sel darah putih, membuat tubuh 2009).
lemah, merasa lelah, sesak nafas, mudah Berdasarkan studi pendahuluan yang
mengalami perdarahan dan mudah terinfeksi, dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar pada
kulit membiru/menghitam, kering, serta gatal, tanggal 27 Maret-2 April 2014, didapatkan data

65
KMB, Maternitas, Anak dan Kritis Juli Vol. 2 No. 1 2015 

jumlah penderita kanker pada tahun 2013 wawancara mendalam (In Dept Interview) pada
sebanyak 355 orang dengan prevalensi kanker empat partisipan di RSUP Sanglah Denpasar
payudara (33,62%), kanker serviks (28,40%), pada tanggal 9 – 15 Juni 2014. Pemilihan
kanker thyroid (12,75%), kanker oral (6,66%), empat partisipan dalam penelitian ini
kanker soft tissue (5,21%), kanker lymphoma berdasarkan teknik purposive sampling. Data
(3,76%), kanker melanoma (3,46%), kanker yang peroleh kemudian dianalisis dengan
gastrointestinal (2,02%), kanker parotis metode Colaizzi dalam Streubert dan Carpenter
(1,73%), kanker nasopharing (1,44%), kanker (2003).
colii (1,15%) dan kanker rectal (0,86%). Analisis data dilakukan dengan
Sebanyak 80 dari 116 pasien kanker payudara analisis tematik. Teknik pengumpulan data
mendapatkan kemoterapi sebagai dilakukan dengan mengurus prosedur
penatalaksanaannya baik sebagai tindakan administrasi, memilih calon partisipan, membina
utama atau tindakan adjuvan dan dari hasil hubungan saling percaya, melakukan kontrak
wawancara peneliti kepada tiga orang pasien waktu dan tempat wawancara, memberikan
kanker payudara yang menjalani kemoterapi informed consent, melakukan wawancara,
dinyatakan bahwa mereka sangat merasakan melakukan kontrak untuk pertemuan
perubahan yang terjadi pada fisik mereka, berikutnya, mentranskrip hasil wawancara,
dimana terjadi kebotakan, mual muntah dan memberi tanda pada peryataan bermakna,
rasa mudah lelah. mengumpulkan tema sejenis menjadi tema
Dapat disimpulkan dari data tersebut akhir dan melakukan validasi kepada partisipan
diatas bahwa insiden kanker payudara dengan melakukan wawancara kedua
merupakan jenis kanker yang menduduki
peringkat pertama di RSUP Sanglah Denpasar HASIL
dimana kemoterapi menjadi penatalaksanaan
Hasil penelitian ini mendeskripsikan
yang paling banyak dilakukan dan
suatu fenomena tentang pengalaman hidup
kecenderungan pasien kanker payudara
pasien kanker payudara yang menjalani
mengalami efek samping yang sangat
kemoterapi. Peneliti mendapatkan 5 tema
mempengaruhi kehidupannya. Oleh karena itu
utama dan 14 subtema tentang pengalaman
peneliti sangat tertarik untuk menggali kajian
pengalaman hidup pasien kanker payudara
tentang pengalaman hidup pasien kanker
yang menjalani kemoterapi. Berikut akan di
payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP
uraikan terlebih dahulu karakteristik dari empat
Sanglah Denpasar.
partisipan dalam penelitian ini.
BAHAN DAN METODE Tabel.1 Karakteristik Partisipan
Penelitian ini menggunakan desain Nama Umur Pekerjaan Fase
riset kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan inisial/kode Kemo
untuk memahami fenomena tentang apa yang partisipan
dialami subjek penelitian misalnya pengalaman, Ny NN / P1 50 Th IRT 6 kali
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata Ny MS / P2 59 Th IRT 8 kali
dan bahasa (Moleong, 2010). Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Ny NA / P3 55 Th Swasta 6 kali
fenomenologi deskriptif. Menurut Streubert dan
Carpenter (2003) metode fenomenologi Ny IA / P4 56 Th Pedagang 4 kali
deskriptif dapat menggali, mengalisa dan
menjelaskan fenomena dari pengalaman yang
nyata secara rinci, luas dan mendalam.
PEMBAHASAN
Waktu dan tempat penelitian dilakukan
di RSUP Sanglah Denpasar dari tanggal 9 Juni- 1. Beragam respon psikologis
9 Juli 2014. Instrument penelitian yang a. Menolak
digunakan adalah peneliti sendiri sebagai Berdasarkan hasil wawancara
instrument utama, pedoman wawancara, alat didapatkan bahwa sebagian partisipan
tulis dan voice recorder berupa aplikasi digital menyatakan menolak terhadap penyakit yang
dari dua buah handphone. Pengumpulan data dideritanya ketika baru didiagnosa mengidap
pada pada penelitian dilakukan dengan teknik kanker payudara, seperti hal yang diungkapkan

66
I Gede Adisukma Purnawan, dkk: Studi Fenomenologi: Pengalaman Hidup... 

beberapa partisipan yang mengatakan tidak adanya stres yang ditunjukan dengan perasaan
menyangka akan menderita penyakit seperti sedih, putus asa, pesimis, merasa diri gagal,
kanker payudara, karena menurut mereka tidak puas dalam hidup, merasa lebih buruk
dalam kesehariannya selalu sehat, bahkan dibandingkan dengan orang lain, penilaian
salah satu partisipan merasa tidak percaya rendah terhadap tubuhnya dan merasa tidak
akan diagnosa dokter (denial). Namun berdaya.
penolakan ini hanya bersifat sementara sampai Hal tersebut didukung oleh Miller
pasien benar-benar dapat menerima fakta dan (2008), yang menyatakan bahwa dalam
kenyataan yang terjadi pada dirinya. sebagian besar kasus, pasien dan keluarga
Mangunsong dalam Anggraini (2012) mereka sudah menerima peringatan bahwa
mengatakan bahwa reaksi emosi sebagai bisa jadi gangguan kesehatan yang diderita
penolakan terhadap penderitaan yang dialami pasien kemungkinan adalah kanker payudara,
seseorang ditunjukkan secara berbeda-beda namun seringkali pemberitahuan sejak dini
antara lain berdiam diri karena depresi, seperti ini tidak bisa. Reaksi awal yang berupa
khawatir dan menyalahkan diri sendiri. kaget tidak akan berlangsung lama dan
Hal ini didukung oleh Miller (2008) kemudian akan digantikan dengan perasaan-
yang menyatakan reaksi yang bisa muncul perasaan lain, terutama akan muncul perasaan
setelah rasa kaget itu lenyap adalah tidak kesedihan seperti kehilangan sesuatu, yaitu
percaya dan menolak. Perasaan seperti ini bisa dalam hal ini merasa kehidupan yang seperti
dirasakan baik oleh orang yang mengidap dulu dimiliki tidak bisa didapatkan lagi
kanker maupun keluarganya. Penolakan seperti sekarang.
ini adalah hal yang wajar, karena merupakan Beberapa partisipan juga
respon defensif atau pertahanan diri ketika mengekspresikan kesedihannya dengan cara
menghadapi berita buruk dan respon seperti ini menangis seperti yang diungkapkan oleh
memungkinkan orang untuk menghindari realita partisipan dua yang mengatakan sempat
yang menyakitkan untuk beberapa lama. menangis ketika menjalani kemoterapi yang
Menurut peneliti disini hendaknya keempat. Pada beberapa kasus menangis
perawat mampu melakukan pendekatan yang adalah sinyal yang dikirimkan oleh seseorang
lebih terhadap pasien yang baru terdiagnosa pada orang lain untuk memberitahu bahwa
kanker payudara. Perawat harus mampu seseorang itu betul-betul sedih atau tertekan.
menjelaskan dengan baik dan penuh kesabaran Disini hendaknya perawat bisa menempatkan
mengenai fakta yang sedang dihadapi oleh dirinya dalam posisi sebagai pendengar dan
pasien. Memberikan support moral terhadap motivator yang baik untuk membantu
pasien dan keluarganya mungkin bisa meningkatkan konsep diri pasien kanker
membantu mengurangi kecemasan yang payudara sehingga perubahan-perubahan fisik
terjadi. Motivasi kepada pasien seperti yang menjadi sumber kesedihan pasien bisa
dorongan untuk ikut serta dalam proses dihadapi dengan baik.
pengobatan pasien akan sangat bermanfaat
bagi suksenya pengobatan kanker. c. Malu
Dari hasil wawancara didapatkan beberapa
b. Kesedihan pernyataan partisipan yang mengarah pada
Berdasarkan hasil wawancara, partisipan perasaan malu yang dialami seperti yang
mengungkapkan kesedihan ketika pertama kali diungkapkan oleh partisipan tiga yang
terdiagnosa kanker payudara. Partisipan yang mengatakan beliau sangat malu dengan
lain juga mengungkapkan betapa sedih dirinya perubahan fisik yang dialaminya, bahkan tidak
ketika harus menjalani proses pengobatan jarang beliau sengaja untuk menutup bagian
kemoterapi yang sangat menderita. Saat sedih, tubuhnya yang berubah sehingga suaminya
manusia sering menjadi lebih diam, kurang tidak melihatnya. Perasaan malu merupakan
bersemangat dan menarik diri (Anggraini, suatu keadaan emosi yang kompleks karena
2012). Kesedihan dapat juga dipandang mencakup perasaan diri yang negatif.
sebagai penurunan suasana hati sementara. Pada dasarnya manusia mempunyai sifat
Penelitian yang dilakukan oleh Hadjam yang holistik yaitu makhluk fisik dan sekaligus
(2000) terhadap pasien kanker payudara psikologis yang saling mempengaruhi, sehingga
menemukan bahwa respon pasien pertama kali apa yang terjadi dengan kondisi fisik akan
mendengar dinyatakan kanker memperlihatkan mempengaruhi pula kondisi psikologisnya

67
KMB, Maternitas, Anak dan Kritis Juli Vol. 2 No. 1 2015 

(Lubis, 2009). Reaksi emosi tersebut penyesuaian dalam hidup mereka untuk bisa
mengakibatkan individu merasa malu, murung, menghadapi apa yang ada di depan mereka
sedih, menyendiri dan putus asa. dan mengembangkan strategi-strategi untuk
Permasalahan psikologis tersebut sering menghadapi masalah yang akan muncul.
memberikan perasaan negatif yang akan Satu hal yang paling penting untuk
menghambat potensinya untuk melakukan disadari oleh pasien kanker payudara dan
adaptasi terhadap lingkungannya dan seringkali keluarganya adalah bahwa reaksi negatif itu
mengakibatkan penurunan harga diri (Kartono adalah hal yang wajar. Mereka tidak perlu
dalam Anggraini, 2012). merasa bersalah atau menyalahkan diri
Penurunan harga diri dan citra tubuh mereka, melainkan perlu untuk mencoba
disebabkan oleh adanya perubahan konsep diri berbicara dengan orang lain, karena cara itu
dimana penderita merasa tidak normal dalam banyak kasus bisa menghilangkan rasa
dibandingkan dengan orang lain yang sehat bersalah itu (Miller, 2008).
(Chast & Burke, 2002). Wijayanti (2007) Menurut peneliti baik pasien maupun
menyebutkan beberapa faktor yang dapat anggota keluarganya bisa disibukkan oleh
mengakibatkan harga diri menurun pada pasien pikiran tentang kematian dan seringkali merasa
kanker payudara yaitu faktor internal dan malu akan munculnya pikiran seperti itu di
eksternal. Faktor internal meliputi gejala kanker dalam dirinya sehingga enggan untuk
payudara, nyeri, memburuknya kondisi fisik, membicarakannya secara terbuka. Namun
pengobatan yang belum maksimal, karakter dengan berbicara dengan jujur mengenai
yang ada pada diri penderita. Faktor eksternal masalah seperti ini justru bisa didapatkan
meliputi diagnosa dokter, operasi, kemoterapi kelegaan bahkan dalam situasi yang sangat
dan dukungan sosial. suram prospeknya sekalipun. Sehingga sangat
Menurut peneliti dalam penelitian ini dibutuhkan sekali disini peran perawat sebagai
pendekatan yang positif amat penting dalam tempat untuk berbagi oleh pasien sehingga
merawat pasien dengan perubahan citra tubuh semangat mereka untuk berjuang bertahan
dan harga diri. Guna membantu pasien hidup kembali muncul.
mencapai kembali kontrol dan mencapai rasa
makna diri, penting artinya untuk memberikan 2. Penderitaan yang muncul dibalik
dorongan agar mandiri dan ikut serta secara perubahan yang terjadi
kontinu dalam perawatan diri dan pembuatan a. Mengalami mual muntah
keputusan. Berdasarkan hasil wawancara
didapatkan beberapa ungkapan partisipan yang
d. Pasrah menyatakan mengenai efek yang paling berat
Semua partisipan dalam hasil dirasakan yaitu mual muntah. Hal ini didukung
wawancara menyatakan rasa pasrah oleh Perwitasari (2006) yang mengatakan
menghadapi penyakit dan proses bahwa diantara berbagai efek samping akibat
pengobatannya seperti yang diungkapkan oleh kemoterapi, mual muntah merupakan efek
salah satu partisipan bahwa beliau menerima samping yang menakutkan bagi penderita dan
dengan ikhlas dan akan pasrah untuk menjalani keluarganya.
proses pengobatan. Dalam hal ini, perasaan Rhodes dan Mc. Daniel (2001)
syok, kaget, takut dan sedih telah mulai bisa menyebutkan bahwa mual dan muntah masih
direspon dengan positif oleh partisipan, terus menjadi hal yang paling menimbulkan
sehingga tidak lagi muncul rasa keragu-raguan stress diantara efek samping kemoterapi,
dalam menjalani proses pengobatan yang meskipun perkembangan agen antiemetik saat
awalnya rasa syok, takut, sedih dan lain-lain ini lebih efektif. Selain itu, akibat lebih lanjut dari
selalu menyelimuti setiap pikiran partisipan. muntah yang tidak diobati atau mendapat
Pada akhirnya, sebagian besar orang pengobatan yang tidak adekuat pada penderita
yang dihadapkan pada kanker, baik pasien kanker payudara, yaitu pada umumnya
maupun keluarganya, akan sampai pada keadaan lemah, nafsu makan dan minum
tahapan dimana menurut mereka fakta kanker menurun, status gizi yang kurang baik,
tersebut apa adanya. Menerima kenyataan ini dehidrasi dan gangguan elektrolit (Alsagoff-
bukan berarti mereka menyerah, melainkan Hood dalam Perwitasari, 2003).
mereka menyadari bahwa kondisi ini adalah Mual didefinisikan sebagai sensasi
nyata dan bisa melakukan penyesuaian- tidak menyenangkan yang subjektif pada

68
I Gede Adisukma Purnawan, dkk: Studi Fenomenologi: Pengalaman Hidup... 

bagian akhir tenggorokan atau epigastrium organ yang banyak melakukan pembelahan sel.
yang disertai kemerahan, takikardi dan Sumsum tulang menghasilkan sel darah merah
kesadaran dari dorongan muntah. Selain itu, yang mengandung hemoglobin, yaitu pigmen
peningkatan produksi keringat, saliva yang membawa oksigen dari paru-paru ke
berlebihan dan sensasi dingin atau panas juga jaringan-jaringan dalam tubuh dan kemudian
dapat terjadi. Sedangkan muntah atau emesis membawa karbondioksida ke arah yang
dikarakteristikkan dengan kontraksi otot sebaliknya. Kurangnya sel darah merah bisa
abdomen, penurunan diafragma dan menimbulkan anemia, dengan gejala seperti
pembukaan kardia lambung yang menghasilkan pucat, lemas, lesu, napas mudah sesak dan
pengeluaran yang kuat dari isi lambung melalui sakit di dada. Jika dikaitkan dengan ungkapan
mulut (Garrett et al., 2003). partisipan sangatlah tepat jika mereka juga
Jeffery et al dalam Perwitasari (2006) mengalami kelemahan fisik seperti gejala
menyatakan bahwa mekanisme mual muntah tersebut diatas.
pada kemoterapi terjadi akibat agen-agen Kelemahan adalah gejala yang paling
kemoterapi menstimulasi sel-sel sering dilaporkan oleh mereka yang menerima
enterochromaffin yang terdapat di dalam perawatan dengan kemoterapi. Kelemahan ini
saluran pencernaan untuk melepaskan akan bertambah parah seiring dengan lamanya
serotonin, yang mengaktivasi reseptor pasien menerima perawatan kemoterapi,
serotonin. Aktivasi reseptor mengaktifkan jalur sehingga semakin lama pasien menerima
aferen vagal, yang mengaktivasi pusat muntah kemoterapi maka akan merasa semakin lemah.
dan menyebabkan respon emetik. Potensi Rasa lemah ini seringkali disertai dengan
emetik dari agen kemoterapi merupakan hilangnya nafsu makan. Kelemahan kronis
stimulus utama terhadap mual dan muntah mungkin ditandai dengan kurang minat
yang disebabkan oleh kemoterapi terhadap aktivitas yang biasa dilakukan, kurang
(chemoterapy-induced nausea and vomiting/ motivasi dan ketidakmampuan untuk
CINV). berkonsentrasi. Selain itu pasien tidak banyak
Menurut peneliti dengan adanya berbicara dan berespon lambat ketika diajak
masalah mual muntah pada kemoterapi, bicara dan tampak pucat dengan muskulatur
masalah nutrisi juga merupakan masalah yang fasial yang rileks.
penting bagi perawat. Oleh karenanya amat Salah satu peran perawat yang bisa
penting bagi perawat untuk mengkaji status dilakukan dalam hal ini adalah dengan
nutrisi dan cairan serta elektrolit pasien dengan menyarankan pasien untuk beristirahat lebih
sering dan menerapkan cara-cara yang kreatif lama dan meminimalisir adanya gangguan
untuk meningkatkan masukan cairan dan diet terhadap pasien. Kadang juga diperlukan obat
yang adekuat. perangsang nafsu makan untuk memperbesar
asupan makanan, bisa juga diatasi dengan cara
b. Kelemahan fisik makan sedikit-sedikit tapi sering dan
Beberapa partisipan dalam penelitian memastikan bahwa semua makanan yang
ini mengungkapkan bahwa mereka mengalami dikonsumsi itu mengandung gizi yang banyak.
kelemahan fisik saat menjalani kemoterapi.
Seperti adanya rasa lemas pada tubuh, pusing, c. Gangguan sistem integumen
susah menggerakkan ekstremitas, susah Hasil wawancara terhadap empat
berjalan dan sesak. Kemoterapi tidak hanya partisipan didapatkan bahwa semua partisipan
menyerang sel-sel kanker, karena obat-obat merasakan penderitaan berupa perubahan
kemoterapi bersifat keras dan efek racunnya yang terjadi pada sistem integumen berupa
kuat sehingga mempengaruhi jaringan dan kerontokan pada rambut, kulit menghitam, kuku
organ lain yang tidak terkena kanker (Miler, menghitam, kulit terasa kering, merasa tidak
2008). Efek samping itu akan berbeda-beda fresh dan pembuluh darah pada pergelangan
tergantung pada jenis kankernya, jenis obat tangan menjadi kaku.
yang digunakan dan juga beda kondisi pasien Pernyataan partisipan tersebut
antara satu dengan yang lainnya. didukung oleh Rasjidi (2011) yang menyatakan
Menurut Miller (2008) fungsi kerja bahwa gangguan kulit dapat terjadi akibat
sumsum tulang belakang bisa berhenti ketika ekstravasasi kemoterapi yang iritatif, seperti
pasien diberikan obat-obat kemoterapi dan ini doxorubicin, D actinomycin, mitomycin C,
bisa terjadi karena sumsum tulang merupakan vinblastine, vincristinen dan nitrogen mustard.

69
KMB, Maternitas, Anak dan Kritis Juli Vol. 2 No. 1 2015 

Luas nekrosis bergantung pada jumlah obat individu yang mengalami kanker mengalami
yang mengalami ekstravasasi dan dapat nyeri. Meskipun pasien dengan kanker dapat
menimbulan reaksi seperti eritema setempat mengalami nyeri akut, nyeri yang mereka
hingga ulkus kronik. rasakan lebih sering diberi karakteristik kronik.
Perawat dalam semua lingkungan Seperti halnya pada situasi lain yang
perawatan kesehatan berada dalam posisi yang menyangkut nyeri, pengalaman nyeri kanker
ideal dalam mengkaji dan membantu pasien dipengaruhi oleh faktor fisik maupun
serta keluarganya dalam penatalaksanaan psikososial.
masalah ini. Beberapa gangguan yang sering Penghancuran tulang sebagai akibat
dihadapi termasuk reaksi kulit dan jaringan invasi tumor merupakan sumber nyeri yang
terhadap reaksi kemoterapi, stomatitis dan amat sangat menyakitkan. Gangguan tulang
alopesia. Pasien yang mengalami reaksi kulit lebih sering tampak pada myeloma multiple dan
dan jaringan terhadap terapi membutuhkan kanker payudara. Infiltrasi atau kompresi saraf
perawatan yang cermat untuk mencegah iritasi dapat menyebabkan nyeri yang sering
kulit lebih jauh, kekeringan dan kerusakan kulit. digambarkan oleh pasien sebagai nyeri yang
Kulit di atas bagian yang sakit ditangani dengan tajam dan panas. Nyeri juga berkaitan dengan
hati-hati. berbagai pengobatan kanker (Smeltzer & Bare,
Brunner & Suddart (2002) mengatakan 2002). Nyeri akut berkaitan dengan trauma
penipisan atau kerontokan rambut sementara yang diakibatkan oleh prosedur pembedahan.
atau permanen disebut alopesia. Dan efek Meskipun ini dapat dikontrol, nyeri
samping ini merupakan hal yang merugikan dari kanker sering ireversibel dan tidak dapat
beberapa preparat kemoterapeutik. Modalitas dihilangkan dengan cepat. Bagi banyak pasien,
pengobatan ini menyebabkan alopesia dengan nyeri merupakan sinyal bahwa tumor tumbuh
merusak sel-sel batang dan folikel rambut. dan dapat mengancam. Dengan pasien
Sebagai akibat, rambut menjadi rapuh dan mengantisipasi nyeri dan menjadi lebih gelisah,
mudah rontok atau putus pada permukaan kulit persepsi nyeri makin diperkuat, yang akan
kepala. Walaupun kadang kerontokan pada menghasilkan ketakutan dan nyeri tambahan.
rambut di bagian tubuh lain juga terjadi. Nyeri kanker kronis, kemudian dapat
Berdasarkan analisa peneliti peran digambarkan secara baik sebagai siklus yang
perawat dalam hal ini yang terpenting adalah berkembang dari nyeri ke ansietas ke ketakutan
untuk memberikan informasi tentang alopesia dan kembali ke nyeri lagi. Intoleransi nyeri,
dan untuk membantu pasien dan keluarganya adalah titik dimana nyeri tidak dapat ditoleransi
dalam koping dengan kerontokan dan lagi. Toleransi terhadap nyeri ditingkatkan
perubahan dalam citra tubuh. Pasien didorong dengan cara banyak istirahat dan tidur yang
untuk menggunakan wig atau pengganti rambut cukup, diversi, elevasi, suasana hati, empati
sebelum kerontokan rambut benar-benar terjadi dan medikasi seperti antidepresan, preparat
sehingga penggantian tersebut sesuai dengan antiansietas dan analgetik.
rambut pasien sendiri. Penggunaan skraf yang Penatalaksanaan nyeri kanker yang
baik dan penggunaan topi dapat membuat berhasil didasarkan pada pengkajian nyeri yang
pasien merasa lebih baik. menyeluruh yang objektif yang memeriksa
faktor-faktor fisik, psikososial, lingkungan dan
d. Nyeri dan panas spiritual. Upaya tim dari berbagai disiplin
Semua partisipan mengungkapkan penting untuk melakukan pendekatan optimal
adanya rasa nyeri yang dialami saat menjalani untuk menangani nyeri pasien. Tidak seperti
pengobatan kemoterapi. Ungkapan tersebut halnya nyeri malignan kronis, analgetik sistemik
dinyatakan dengan mengatakan bahwa ketika memainkan peran yang sentral dalam
obat kemoterapi mulai masuk ke dalam tubuh menangani nyeri kanker.
mereka, mereka merasakan adanya rasa nyeri Dalam hal ini perawat dapat
dan panas yang tidak tertahankan. Partisipan membantu pasien dan keluarga untuk berperan
lain juga mengungkapkan bahwa setelah aktif dalam menangani nyeri. Perawat
menjalani kemoterapi mereka mengalami memberikan edukasi dan dukungan untuk
inflamasi di daerah bekas tusukan-tusukan mengurangi ketakutan. Karena kontrol nyeri
infus. yang tidak adekuat akan mengarah pada
Brunner & Suddart (2002) menyatakan penderitaan, ansietas, imobilitas, isolasi dan
bahwa diperkirakan 60% sampai 96% semua depresi.

70
I Gede Adisukma Purnawan, dkk: Studi Fenomenologi: Pengalaman Hidup... 

3. Peran keluarga dan orang sekitar keluarga termasuk dalam fungsi afektif
Memberikan dukungan dan motivasi keluarga. Fungsi afektif berhubungan dengan
Berdasarkan hasil wawancara yang fungsi internal keluarga untuk memberikan
dilakukan terhadap empat partisipan, seluruh perlindungan psikososial dan dukungan
partisipan menyatakan begitu besar dukungan terhadap anggotanya. Keluarga berfungsi
dan motivasi yang diberikan oleh keluarga dan sebagai sumber cinta, pengakuan,
orang-orang di sekitar pasien. Pasien dengan penghargaan dan memberikan dukungan.
kanker payudara saat menjalani kemoterapi Terpenuhinya fungsi afektif dalam
membutuhkan dukungan keluarga karena keluarga dapat meningkatkan kualitas
kondisi psikologis yang dialami akibat beban kemanusiaan, stabilisasi kepribadian dan harga
fisik dan emosional. diri anggota keluarga. Sehingga sangat
Adanya perasaan didukung oleh diperlukan peran perawat dalam
lingkungan membuat segala sesuatu menjadi mengembangkan suatu strategi untuk
lebih mudah terutama pada waktu menghadapi meningkatkan dukungan sosial bagi pasien
peristiwa yang menekan seperti halnya terutama dari keluarga.
menghadapi kanker payudara dan
pengobatannya. Penelitian Jhon (2010) yang 4. Harapan yang ingin diwujudkan
menyatakan bahwa self-care yang efektif akan a. Kesembuhan
mampu meningkatkan kualitas hidup pasien Kesembuhan merupakan salah satu
kanker, untuk melakukan self-care baik secara harapan yang sangat ingin diwujudkan oleh
mandiri ataupun dengan bantuan tetap partisipan dalam penelitian ini, dimana bagi
membutuhkan dukungan keluarga sehingga mereka kesembuhan merupakan tujuan akhir
kualitas dan cara pandang pasien kanker dari proses pengobatan yang mereka jalani.
terhadap kehidupan akan lebih baik demikian Beberapa partisipan mengatakan bahwa
juga halnya dengan kepatuhan minum obat kedepannya mereka ingin bisa kembali
pada pasien kanker memerlukan dukungan melakukan aktivitas seperti biasanya, tidak
keluarga dan lingkungan sosialnya. Dalam kumat lagi dan memiliki umur panjang. Seperti
semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial yang diketahui bahwa sakit merupakan sebuah
keluarga memungkinkan keluarga berfungsi proses dimana fungsi individu dalam satu atau
secara penuh dan dapat meningkatkan lebih dimensi yang ada mengalami perubahan
adaptasi dalam kesehatan keluarga (Friedman, atau penurunan bila dibandingkan kondisi
2010). individu sebelumnya (Perry & Potter, 2005).
Hal tersebut juga didukung oleh Menurut Perry & Potter (2005),
penelitian yang dilakukan Handayani (2010) kesehatan yang baik adalah suatu kondisi
yang meneliti tentang dukungan keluarga dan dimana tidak hanya bebas dari penyakit. Sehat
harga diri pasien kanker payudara di RSUP H. adalah suatu keadaan dimana seseorang
Adam Malik Medan. Hasil penelitian tersebut mendefinisikannya sesuai dengan nilai yang
didapatkan bahwa semakin tinggi dukungan ada pada dirinya. Guna memperoleh kesehatan
keluarga maka semakin tinggi harga diri pasien atau kesembuhan tersebut faktor motivasi dari
kanker payudara yang menjalani kemoterapi di dalam diri sangatlah berperan penting selain
RSUP H. Adam Malik Medan. motivasi dari luar yang juga memberikan
Safarino dalam Nida Rahmata (2012) dorongan. Hal ini sesuai dengan Saratsiotou
mengatakan bahwa ada empat jenis dukungan dalam Kardiyudiani (2012) yang menyatakan
sosial yaitu: 1) Dukungan moral dan emosional keinginan untuk sembuh juga dianggap menjadi
(emotional support), 2) Dukungan penghargaan faktor yang sangat kuat membantu kepatuhan
(esteem support), 3) Dukungan Instrumental pasien terhadap pengobatan. Hal ini dimaknai
atau dukungan yang sifatnya nyata, 4) dengan adanya harapan maka akan timbul
Dukungan informasi (informational support), motivasi untuk sembuh.
dukungan ini mencakup memberi nasehat, Menurut peneliti dalam penelitian ini,
petunjuk-petunjuk, saran-saran atau umpan dengan adanya harapan untuk sembuh maka
balik. motivasi dari dalam diri untuk melawan penyakit
Dukungan moral dan emosional dan menjalani proses pengobatan akan muncul.
memang merupakan dukungan yang paling Kegigihan dari partisipan diperlihatkan dengan
dirasakan manfaatnya oleh partisipan. ungkapan-ungkapan bahwa mereka harus
Memberikan dukungan emosional kepada semangat dan kuat menahan rasa sakit yang

71
KMB, Maternitas, Anak dan Kritis Juli Vol. 2 No. 1 2015 

dialami demi kesembuhan yang dicita-citakan. dimengerti oleh anggota keluarga dari penderita
Mematuhi segala proses pengobatan dan kanker payudara. Bahwa perubahan yang
konsumsi makanan yang tepat mereka lakukan dialami harus diterima dengan ikhlas. Beberapa
demi kesembuhan tersebut. kenyataan juga memperlihatkan bahwa suami
dan anak-anak, pada kondisi ini diharapkan
b. Pengertian dari keluarga menjadi caregiver dari ibu. Mereka harus
Berdasarkan hasil wawancara, mampu mengambil alih peran yang selama ini
beberapa partisipan menyatakan keinginan memang menjadi tanggung jawab ibu.
untuk diterima keadaannya oleh semua Menurut peneliti dalam penelitian ini
anggota keluarga. Seperti yang diungkapkan memberikan perhatian, pelayanan kepada
oleh partisipan dua yang mengatakan keinginan penderita, memberikan motivasi dengan selalu
untuk diperhatikan dan keluarga mengerti hadir dan menjadi tempat untuk bercerita di
tentang keadaannya seperti itu. Perubahan tengah-tengah penderitaan yang dialami akan
kondisi fisik maupun psikologis dalam keluarga sangat membantu dalam proses pengobatan.
akan mempengaruhi anggota keluarga lainnya Dan tentunya kepercayaan harus ditumbuhkan
Hal ini didasarkan atas definisi dari keluarga dalam diri setiap anggota keluarga dengan tidak
yaitu sebagai suatu kelompok dari orang-orang memandang apa yang sedang dialami sebagai
yang terikat oleh perkawinan, hubungan darah sebuah musibah melainkan sebagai anugerah
atau adopsi, dalam suatu konstitusi rumah yang membuat rasa cinta kasih antara keluarga
tangga, dimana terdapat interaksi dan menjadi lebih erat dengan mendukung satu
komunikasi satu sama lain berdasarkan sama lain.
perannya masing-masing serta membentuk dan
memelihara budaya yang umum (Burgees & c. Penderita kanker payudara harus terus
Loyke dalam Arthasari, 2005). berjuang
Dampak dari adanya anggota keluarga Berdasarkan hasil wawancara dalam
yang mengidap penyakit kanker terutama pada penelitian ini, beberapa partisipan
stadium yang sulit disembuhkan adalah adanya mengungkapkan harapan mereka terhadap
ketakutan dan kekhawatiran keluarga dari penderita yang sama untuk terus bejuang
penderita kanker diantaranya berupa melawan penyakitnya. Seperti yang
ketegangan, emosi, kelelahan, perasaan ragu diungkapkan oleh beberapa partisipan yang
dan bimbang. Sebuah penelitian mengenai mengatakan bahwa dalam menjalani kanker
anak-anak dari penderita penyakit kanker, payudara dan kemoterapi harus semangat dan
penyakit orang tua menimbulkan ketakutan tidak mudah menyerah demi tercapainya tujuan
kehilangan orang tua, kehilangan sementara dari pengobatan yaitu kesembuhan.
(peran orang tua) yang disebabkan oleh gejala Menurut Nida Rahmata (2012)
penyakit dan efek samping dari pengobatan dukungan adalah bentuk bantuan yang
yang diberikan pada orang tua dan juga adanya dirasakan seseorang yang dapat
gangguan dari peran-peran dan kegiatan menumbuhkan perasaan nyaman, percaya diri,
rutinitas dalam keluarga (Grant & Kompas semangat, serta meningkatkan kesehatan
dalam Arthasari 2005). mental seseorang yang dapat diperoleh melalui
Dalam tahapan perkembangan hubungan interpersonal. Sumber dukungan ini
keluarga, wanita sebagai istri dan ibu memilliki tidak hanya bersumber dari orang-orang
tugas tertentu. Sebagai seorang istri, wanita terdekat namun juga mungkin bersumber dari
memiliki tugas melayani suami dan menjadi ibu pengalaman-pengalaman penderita yang sama,
rumah tangga disamping juga sebagai pencari dimana dalam hal ini adalah pasien kanker
nafkah selain kepala keluarga. Sedangkan payudara yang juga pernah menjalani
sebagai orang tua, ibu memiliki peran merawat, kemoterapi yang sudah memiliki pengalaman
menjaga dan membimbing anak selama masa yang cukup bermanfaat.
perkembangannya. Tentunya hal ini tidak dapat Pengalaman yang dibagikan dalam hal
dijalankan secara penuh oleh ibu karena ini merupakan bentuk dukungan berupa
terkena penyakit kanker payudara, akibat informasi. Dukungan informasi mengenai
adanya hambatan fisik maupun psikologis yang bagaimana kanker tersebut terjadi, proses
diakibatkan oleh penyakit tersebut. pengobatan dan efek yang ditimbulkan oleh
Secara garis besar hal tersebut kanker dan pengobatannya itu sendiri haruslah
diataslah yang hendaknya dipahami dan diketahui oleh penderita kanker yang lainnya.

72
I Gede Adisukma Purnawan, dkk: Studi Fenomenologi: Pengalaman Hidup... 

Penelitian oleh Berman dalam Wijayanti (2007) dapat melayani pasien dengan sepenuh hati.
mengatakan bahwa banyak perempuan yang Sebagai seorang perawat harus dapat
kurang berminat untuk mengetahui lebih dalam memahami masalah yang dihadapi oleh klien,
mengenai penyebab kanker, bagaimana selain itu seorang perawat dapat
pencegahan dan faktor epidemiknya. Mereka berpenampilan menarik, untuk itu seorang
beranggapan bahwa apa yang tidak perempuan perawat memerlukan kemampuan untuk
ketahui tidak akan menyakiti dirinya. Berdasar memperhatikan orang lain, ketrampilan
dari penelitian tersebut sehingga akan dapat intelektual, teknikal dan interpersonal yang
dimengerti bahwa akan semakin banyak tercermin dalam perilaku caring atau kasih
muncul penyakit kanker payudara pada sayang. (Dwidiyanti, 2007).
perempuan karena sangat rendah Caring merupakan fenomena universal
keingintahuan tentang kanker payudara. yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir,
Menurut analisa peneliti dalam berperasaan dan bersikap ketika berhubungan
penelitian ini, dengan diberikannya dukungan dengan orang lain. Caring dalam keperawatan
sosial oleh penderita kanker payudara kepada terdiri dari upaya untuk melindungi, dan
penderita yang lain baik dalam bentuk menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan
dukungan support moral berupa semangat dengan membantu orang lain mencari arti
maupun pengalaman yang berupa informasi- dalam sakit, penderitaan, dan keberadaannya
informasi penting tentang kanker payudara, serta membantu orang lain untuk meningkatkan
secara tidak langsung akan meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri.
motivasi dari pasien itu sendiri. Rasa keinginan Hasil penelitian yang dilakukan oleh
untuk berjuang dan bertahan melawan penyakit Sumarwati (2006) di sebuah Rumah Sakit di
perlahan akan muncul dan perlahan pula akan Yogyakarta, tentang gambaran perilaku caring
mulai menghilangkan perasaan-perasaan perawat pada pasien penderita kanker. Hasil
negatif yang ada dalam dirinya. Sehingga penelitian menunjukkan dari 67 orang
dalam penanganan masalah-masalah pada responden, 54 orang mengatakan perilaku
pasien kanker payudara, tidak hanya dukungan caring perawat kurang baik karena mereka
dari orang terdekat yang harus dikedapankan, kurang mengerti akan kebutuhan dasar yang
melainkan informasi dan pengalaman dari diperlukan pasien.
orang yang lebih dulu merasakan juga bisa Menurut peneliti dalam hal ini perawat
menjadi pertimbangan bagi perawat untuk perlu memperhatikan tingkat kepuasan pasien
membantu menghadapi masalah pasien. atau klien, minimalkan biaya atau waktu serta
memaksimalkan dampak pelayanan terhadap
5. Pasien kanker payudara membutuhkan sasaran. Umpan balik atau informasi
pelayanan kesehatan profesional merupakan elemen yang penting dalam
a. Menjalankan konsep caring membangun sistem pemberian pelayanan yang
Beberapa partisipan dalam penelitian efektif, termasuk terhadap kepuasan pelanggan
ini menyatakan bahwa selama proses dan kualitas pelayanan.
pengobatan di rumah sakit mereka mendapat
pelayanan yang dirasakan kurang memuaskan b. Pemilihan pelayanan kesehatan yang tepat
terkait dengan komunikasi dan respon perawat Berdasarkan hasil wawancara kepada
yang lama dalam menghadapi situasi tertentu. empat orang partisipan, tiga orang partisipan
Partisipan satu mengungkapkan bahwa dirinya menyatakan sempat bingung untuk memilih
pernah mendapat perlakuan kurang sopan dari pelayanan kesehatan yang akan digunakan.
perawat namun beliau tidak mempersoalkan Seperti yang diungkapkan oleh partisipan satu
masalah itu karena beliau beranggapan yang mengatakan pernah menggunakan
perawat tersebut pasti sedang memiliki pelayanan kesehatan tradisional atau alternatif
masalah. Sehingga mereka tidak dapat dan ternyata malah berdampak buruk terhadap
melaksanakan peran dan fungsinya secara penyakitnya. Partisipan lain juga
maksimal seperti apa yang diharapkan mengungkapkan agar lebih percaya terhadap
partisipan. pelayanan kesehatan medis dibandingkan
Perawat adalah suatu profesi yang pelayanan kesehatan tradisional atau alternatif.
mulia, karena memerlukan kesabaran dan Menurut teori Bloom dalam Kozier
ketenangan dalam melayani pasien yang (2004), salah satu faktor yang mempengaruhi
sedang menderita sakit. Seorang perawat harus kesehatan individu, kelompok dan masyarakat

73
KMB, Maternitas, Anak dan Kritis Juli Vol. 2 No. 1 2015 

adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. SIMPULAN DAN SARAN


Keadaan sehat tersebut sulit terwujud jika
Simpulan
pelayanan kesehatan tidak tersedia, tidak
1) Beragam respon psikologis
tercapai, tidak terjangkau, tidak tercapai, tidak
partisipan yang dirasakan pada saat menderita
menyeluruh, tidak berkesinambungan dan tidak
kanker payudara dan menjalani kemoterapi
bermutu (Wibisana & Pardede, 2004 dalam
adalah menolak, sedih, malu dan pasrah, 2)
Dewi Gemilang, 2006).
terdapat penderitaan yang muncul dibalik
Hodgetts & Cassio dalam Barbara
perubahan-perubahan yang terjadi selama
(2004) membedakan pelayanan kesehatan atas
menjalani kemoterapi yaitu mengalami mual
dua macam, yakni pelayanan kesehatan medis
muntah, kelemahan fisik, gangguan sistem
dan pelayanan kesehatan tradisional. Beberapa
integumen, serta mengalami nyeri dan panas,
masalah yang ada dalam pelayanan kesehatan
3) peran keluarga dan orang sekitar adalah
modern tersebut membuat masyarakat mencari
memberikan dukungan dan motivasi kepada
jenis pelayanan kesehatan lain, yaitu pelayanan
partisipan dalam menjalani kemoterapi, 4)
kesehatan tradisional yang dianggap dapat
adanya harapan yang ingin diwujudkan oleh
memberikan pelayanan kesehatan yang lebih
partisipan yaitu kesembuhan dan mendapatkan
baik. Hal ini diperkuat oleh penelitian Yuda
pengertian dari keluarga tentang kondisi saat
Turana dalam Dewi Gemilang (2006) yang
ini, 5) pasien kanker payudara membutuhkan
menjelaskan bahwa saat ini penggunaan
pelayanan kesehatan professional seperti
pengobatan tradisional semakin popular. Hasil
menjalankan konsep caring dan pemilihan
penelitian Varhoef et al dalam Dewi Gemilang
pelayanan kesehatan yang tepat.
(2006) menunjukan bahwa penggunaan
pengobatan tradisional pada penyakit kanker
Saran
bervariasi antara 9% sampai dengan 45%.
Diharapkan kepada petugas
Dalam hal ini, ada beberapa faktor
kesehatan khususnya perawat untuk
yang mempengaruhi masyarakat dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal
menentukan jenis pelayanan kesehatan antara
kepada pasien kanker payudara yang menjalani
lain faktor tingkat pendidikan, faktor ekonomi,
kemoterapi. Terutama memperhatikan
sosial budaya, pengalaman klien terhadap
penanganan terhadap efek samping kemoterapi
penggunaan pelayanan kesehatan, dan mutu
yang begitu berat dirasakan oleh pasien yang
fasilitas pelayanan kesehatan menurut persepsi
menyebabkan masalah-masalah psikologis
masyarakat. Salah satu faktor yang paling
pada pasien. Pendekatan yang baik juga
berpengaruh disini adalah pendidikan.
sangat perlu ditingkatkan untuk mengkaji
Pendidikan akan memudahkan seseorang
masalah-masalah secara tepat. Sehingga efek
untuk mendapatkan informasi, termasuk
samping dan perubahan-perubahan fisik
informasi tentang pelayanan kesehatan. Tingkat
maupun psikologis tersebut dapat diatasi
pendidikan yang berbeda mempengaruhi
dengan baik oleh petugas kesehatan yang
banyak sedikitnya informasi tentang jenis
terkait.
pelayanan kesehatan yang akan dipilih.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
Menurut peneliti peran perawat yang
meningkatkan lagi kemampuan untuk
dapat dilakukan dalam hal ini adalah sebagai
melakukan wawancara secara mendalam,
pemberi informasi terdepan dalam pemilihan
terutama dalam hal memberikan pertanyaan-
pelayanan kesehatan agar tepat dengan apa
pertanyaan pokok agar tidak keluar dari fokus
yang dibutuhkan pasien. Peningkatan
wawancara. Peneliti selanjutnya juga
ketrampilan dan skill dalam praktik keperawatan
diharapkan dapat mengembangkan metode
professional yang berlandaskan konsep caring
penelitian dengan cara menggabungkan
juga sangat penting demi meningkatkan mutu
metode pengumpulan data baik secara kualitatif
pelayanan kesehatan modern. Selain itu juga,
dan kuantitatif dengan alat ukur yang lebih
perawat dapat memberikan pendidikan-
terfokus serta mengeksplorasi pengalaman
pendidikan tentang mekanisme perawatan
keluarga merawat pasien kanker payudara.
maupun pengobatan yang modern sehingga
dengan pendidikan seseorang dapat
KEPUSTAKAAN
menentukan jenis pelayanan kesehatan yang
digunakan dengan tepat. Anggraini, D., 2012. Hubungan Antara
Kecerdasan (Intelektual, Emosional,

74
I Gede Adisukma Purnawan, dkk: Studi Fenomenologi: Pengalaman Hidup... 

Spiritual) Dengan Penerimaan Diri


Pada Dewasa Muda Penyandang Handayani, C., 2010. Dukungan Keluarga dan
Cacat Tubuh Di Balai Besar Harga Diri Pasien Kanker Payudara di
Rehabilitasi Sosial Bina Daksa Prof. RSUP H. Adam Malik Sumatera.
Dr. Soeharso Surakarta, (Online), Jurnal Keperawatan Universitas
(http//diglib.universitas surakarta.ac.id Indonesia, (Online), (http://diglib.ui.ac.
diakses tanggal 27 Juli 2014) ids1fpsi diakses tanggal 14 Juli 2014)

Arthasari, R., 2005. Reaksi Emosi dan Herawati, 2005. Gambaran body image pada
Penyesuaian Remaja Perempuan wanita penderita kanker payudara
Terhadap Ibu Penderita Kanker yang sudah menjalani operasi. Jurnal
Payudara. Jurnal Keperawatan Keperawatan, (Online), (http://library.
Universitas Indonesia, (online), gunadarma.ac.id diakses tanggal 10
(http://diglib.ui.ac.id diakses tanggal 27 Maret 2014)
Juli 2014)
Kardiyudiani, Ni Ketut, 2012. Studi
Bali Post, 2012. Kanker Payudara Di Bali 200 Fenomenologi; Harapan Pasien
Kasus Baru/Tahun, (Online), Kanker Payudara Yang Mendapat
(http://www.balipost.co.id diakses Kemoterapi Tentang Dukungan
tanggal 10 Maret 2014) Keluarga Di Rumah Sakit Kanker
Dharmais Jakarta. Jurnal Keperawatan
Baradero, M, et al., 2009. Klien Dengan Universitas Indonesia, (Online),
Gangguan Endokrin. Jakarta: EGC. (http://library.ui.ac.id diakses tanggal
10 Maret 2014)
Brunner & Suddart, 2002. Keperawatan Medikal
Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC. Lubis dan Hasnida, 2009. Dukungan Sosial
Pada Pasien Kanker Perlukah. Medan:
Desen, W, 2011. Buku Ajar Onkologi Klinis Usu Press
Edisi 2. Jakarta: Universitas Indonesia
Lutfa, Umi dan Arina Maliya, 2008. Faktor yang
Dewi Gemilang, 2006. Hubungan Tingkat mempengaruhi Kecemasan Pasien
Pendidikan Dengan Pemilihan dalam Tindakan Kemoterapi, (Online)
Pelayanan Kesehatan. Jurnal (http://etd.eprints.UMS.ac.id diakses
Keperawatan Universitas Indonesia, tanggal 10 Maret 2014)
(Online), (http//diglib.ui.ac.id diakses
tanggal 27 Juli 2014) Miller, G., 2008. Pencegahan dan Pengobatan
Penyakit Kanker. Jakarta: Pustaka
Dwidiyanti, 2007. Persepsi Pasien Tentang Raya.
Perilaku Caring Perawat Dalam
Pelayanan Keperawatan Diruang Moleong, L. 2013. Metode Penelitian Kualitatif.
Maranatha I, (Online), (http// Bandung: PT Remaja Rosdakarya
eprints.undip.ac.id diakses tanggal 29
Juli 2014) Nida Rahmata, 2012. Dukungan Sosial Pada
Penderita Kanker Payudara di Masa
Friedman, MM., Bowden, V.R., & Jones, E.G., Dewasa Tengah. Jurnal Fakultas
2010. Buku Ajar Keperawatan Psikologi Universitas Gunadarma,
Keluarga: Riset, Teori, Dan Praktik, (Online), (http//gunadarma.ac.id
Alih Bahasa, Akhir Yani S. Hamid dkk diakses tanggal 23 Agustus 2014)
ed 5. Jakarta: EGC
Perwitasari, 2006. Kajian Penggunaan
Hadjan, M.N., 2004. Peran Kepribadian Tahan Antiemetika Pada Pasien Kanker
Banding Pada Gangguan Somatisasi. Dengan Terapi Sitostatika di Rumah
ANIMA Indonesian Psychological. 9, Sakit di Yogyakarta. Majalah Farmasi
(Online) (http//diglib.ui.ac.id diakses Indonesia, 91-97
tanggal 27 Juli 2014)

75
KMB, Maternitas, Anak dan Kritis Juli Vol. 2 No. 1 2015 

Potter & Perry, A.G. 2005. Buku Ajar


Fundamentalis Keperawatan Konsep
Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.

Rasjidi, 2007. Kemoterapi Kanker Ginekologi


Dalam Praktek Sehari-hari. Cetakan I.
Jakarta: Sagung Seto

Rhodes, V.A., & Mc Daniel, R.W., 2001.


Nausea, Vomiting, And Retching
Complex Problem in Palliative Care.
CA Cancer J Clin: 232-248

Smeltzer & Bare, 2002. Buku Ajar Medikal


Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC

Wijayanti, T., 2007. Dampak Psikologi Pada


Perempuan Penderita Kanker
Payudara, (Online), (http//eprints.
unika.ac.id diakses tanggal 29 Juli
2014)

Yunita, P., dkk, 2012. Pengaruh Efek Samping


Kemoterapi Terhadap Gangguan
Konsep Diri Pasien Kanker di RSUP
H. Adam Malik Medan. Jurnal
Keperawatan Universitas Sumatera
Utara, (Online), (http//diglibuniversitas
sumaterautara.ac.id diakses tanggal
10 Maret 2014)

76

Anda mungkin juga menyukai