Anda di halaman 1dari 17

BAB I

TINJAUAN TEORI

1.1. Tinjauan Medis


1.1.1. Pengertian
Keluarga Berencana adalah suatu evaluasi alami gaya hidup kontemporer yang
berorientasi pada upaya untuk menciptkan kesejahteraan.(Bobak, 2014). Keluarga
berencana (KB) adalah keluarga yang direncanakan dan tujuanya untuk membantu
individu atau pasangan membantu objek-objek tertentu kemudian menghindari kehamilan
yang tidak diinginkan (WHO)
Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi berupa alat atau
obat-obatan (Mochtar, 2013). Keluarga Berencana mandiri adalah masyarakat yang
memilih metode KB dengan biaya sendiri melalui KB lingkaran biru dan KB lingkaran
emas. (Pedoman KB, 2012)
1.1.2. Tujuan Keluarga Berencana
 Mengatur interval kehamilan
 Mengontrol waktu saat kehmailan
 Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungna
 Menentukan jumlah anak dalam keluarga
1.1.3. Syarat-Syarat Alat Kontrasepsi
 Aman untuk digunakan
 Dapat diandalkan
 Sederhana
 Murah
 Dapat diterima orang banyak
 Pemakaian jangka lama
1.1.4. Sasaran Keluarga Berencana
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah
Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan
cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya
adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui
pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang
berkualitas, keluarga sejahtera
1.1.5. Metode Keluarga Berencana
1. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi
tanpa alat antara lain : Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus Interuptus,
metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan,
dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik.
Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom,
diafragma, dan spermisida.
2. Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu
kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang
hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada
pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi
progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant.
3. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR
yang mengandung hormon (sintetik progesteron) dan yang tidak mengandung
hormon.
4. Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif
Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal
dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat
saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan
sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan Vasektomi yaitu memotong
atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak
diejakulasikan.
5. Metode Kontrasepsi Darurat
Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu
pil dan AKDR.
1.1.6. Tempat Pelayanan Keluarga Berencana
1) Dokter dan bidan praktek swasta
2) Lembaga masyarakat seperti : postyandu, kelompok askeptor KB
3) Lembaga kesehatan : rumah sakit, puskesmas dan klinik swasta
1.1.7. Patofisiologi

1.2. Tindakan Asuhan Keperawatan


1.2.1. Pengkajian
1) Riwayat menstruasi
Frekuensi, siklus, dan lama haid berakir
2) Riwayat kontrasepsi
Metode yang pernah digunakan dan alasan penghentian
Metode yang terahir digunakan dan pemakaian terahir
3) Riwayat obstetri
Tipe kelahiran gender
Lama gestrasi komplikasi
Lama persalinan berat lahir
Kesehatan anak anak saat ini dan tempat tinggalnya
Perasaan tentang kehamilan terdahulu atau pengalaman melahirkan
4) Riwayat pembedahan
Masalah gynekologi termasuk HPV, herpes, gonorhoe, sifilis
Penyakit organik
Pembedahan, kecelakaan, hospitalisasi
Masalah psikiatri, termasuk penyakit jiwa, depresi, ansietas, mania, serangan
panic
Obat obatan (saat ini dan masalalu)
5) Riwayat keluarga
Resiko penyakit genetik, termasuk latar belakang etnis
Riwayat obstetric, termasuk riwayat keguguran, kembar, preeklamsi
Hubungan kekerabatan
6) Kebiasaan tidak sehat (merokok, alkohor,obat-obatan)
7) Riwayat sosial
Tempat lahir situasi hidup status perkawinan
Pekerjaan pendidikan
Sumber pendukung sumber stress
1.2.2. Rencana Asuhan
1) Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut b.d. agen cedera biologis

Definisi : pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang menggambarkan sebagai kerusakan;
awitan yang tiba-tiba atau lambat dan intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
dapat di antisipasi atau diprediksi.
Batasan karakteristik:  Laporan tentang perilaku nyeri
 Bukti nyeri dengan menggunakan stardat  Mengekspresikan perilaku
daftar periksa nyeri untuk pasien yang  Perilaku distraksi
tidak dapat mengungkapkannya.  Perubahan pada parameter fisiologis
 Diaforesis  Perubahan posisi untuk menghindari
 Dilatasi pupil nyeri
 Ekspresi wajah nyeri  Perubahan selera makan
 Fokus menyempit  Putus asa
 Fokus pada diri sendiri  Sikap melindungi area nyeri
 Keluhan tentang intensitas  Sikap tubuh melindungi
 Keluhan tentang karakteristik nyeri
denganmenggunakan stardart instrumen
nyeri
Faktor yang berhubungan
 agen cedera biologis (infeksi, iskemia,  agen cedera kimiawi (luka bakar,
neoplasma,) kapsaisin, metilen klorida, agen
 agen cedera fisik (abses, maputasi, luka mustard)
bakar, terpotong, bedah, trauma,
olahraga berlebihan.,
NOC : Tingkat Nyeri……………………………………….Kode: 2102
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak
Berat ada
SKALA COME
SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5 NA
OUT HAN
KESELURU
INDIKATO
R
210201 Nyeri yang 1 2 3 4 5 NA
dilaporkan
210204 Penjangnya 1 2 3 4 5 NA
episode nyeri
210221 Menggosok area 1 2 3 4 5 NA
yang terkena
dampak
210217 Mengerang dan 1 2 3 4 5 NA
menangis
210206 Ekspresi nyeri 1 2 3 4 5 NA
wajah
210208 Tidak bisa 1 2 3 4 5 NA
beristirahat
210222 Agitasi 1 2 3 4 5 NA
210223 Iritabilitas 1 2 3 4 5 NA
210224 Mengernyit 1 2 3 4 5 NA
210225 Mengeluarkan 1 2 3 4 5 NA
keringat
210226 Berkeringat 1 2 3 4 5 NA
berlebihan
210218 Mondar mandir 1 2 3 4 5 NA
210219 Focus menyempit 1 2 3 4 5 NA
210209 Ketegangan otot 1 2 3 4 5 NA

210215 Kehilangan nafsu 1 2 3 4 5 NA


makan
210227 Mual 1 2 3 4 5 NA
210228 Intoleransi 1 2 3 4 5 NA
makanan
210210 Frekuensi nafas 1 2 3 4 5 NA
210211 Denyut jantung 1 2 3 4 5 NA
apical
210220 Denyut nadi 1 2 3 4 5 NA
radikal
210212 Tekanan darah 1 2 3 4 5 NA
210214 Berkeringat 1 2 3 4 5 NA

NOC Kontrol nyeri.............................................................................. KODE :1605

Berat Cukup Sedang Ringan Tidak


Berat ada

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5 NA

INDIKATO
R
160502 Mengenali kapan 1 2 3 4 5 NA
nyeri terjadi
160501 Menggambarkan 1 2 3 4 5 NA
faktor penyebab
160510 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
jurnal harian untuk
memonitor gejala
dari waktu ke
waktu
160503 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
tindakan
pencegahan
160504 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
tindakan
pengurangan
(nyeri) tanpa
analgesik
160505 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
analgesik yang di
rekomendasikan
160513 Melaporkan 1 2 3 4 5 NA
perubahan
perubahan
terhadap gejala
nyeri terhadap
profesional
kesehatan
Melaporkan gejala 1 2 3 4 5 NA
yang tidak
terkontrol pada
profesional
kesehatan
160507 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
sumber daya yang
tersedia
160508 Mengenali apa 1 2 3 4 5 NA
yang terkait
dengan
160509 Mengenali kapan 1 2 3 4 5 NA
nyeri terjadi
160511 Menggambarkan 1 2 3 4 5 NA
faktor penyebab
160502 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
jurnal harian untuk
memonitor gejala
dari waktu ke
waktu
160501 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
tindakan
pencegahan
160510 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
tindakan
pengurangan
(nyeri) tanpa
analgesik
160503 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
analgesik yang di
rekomendasikan
160504 Melaporkan 1 2 3 4 5 NA
perubahan
perubahan
terhadap gejala
nyeri terhadap
profesional
kesehatan
160505 Melaporkan gejala 1 2 3 4 5 NA
yang tidak
terkontrol pada
profesional
kesehatan
160513 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
sumber daya yang
tersedia
Mengenali apa 1 2 3 4 5 NA
yang terkait
dengan
160507 Mengenali kapan 1 2 3 4 5 NA
nyeri terjadi
160508 Menggambarkan 1 2 3 4 5 NA
faktor penyebab

NIC
Manajemen Nyeri
Definisi : pengurangan ataau reduksi nyeri sampai pada tingkat kenyemanan yang
dapatditerima oleh pasien
Aktivitas-aktivitas
 Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi , karekteristik,
onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
pencetus
 Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidak-nyamanan terutama
pada mereka yang tidak bisa berkomunikasi secara efektif
 Pastikan perawatan analgesic bagi pasien dilakuka dengan pemantauan yang
ketat
 Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
dan sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri
 Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri
 Perhatikan pengaruh budaya terhadap respon nyeri
 Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitashidup pasien (misalnya,
tidur, nafsu makan, pengertian, perasaan , hubungan peforma kerja, dan
tanggung jawab peran)
 Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat
nyeri
 Evalasi pengalaman nyeri dimasalaluyang meliputi riwayat nyeri kronik
individu atau keluarga atau nyeri yang menyebabkan
disability/ketidakmampuan/kecacatan, dengan tepat
 Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain mengenai efektivitas tindakan
pengontrolan nyer yang pernah di lakukan sebelumnya
 Bantu keluarga dalam mencari dan menyediakan dukungan
 Gunakan metode penilaian yang sesuai dengan tahapan perkembangan yang
memungkinkan untuk meonitoring perubahan nyeri yang akan dapat membantu
mengidentifikasi faktor pencetus actual dan potensial (missal, catatan
perkembangan dan catatan harian)
 Tentukan kebutuhan frekuensi untuk melakukan pengkajian ketidaknyamanan
pasien dan mengimplementasikan rencana monitor
 Berikan informasi mengenai nyeri , seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
akan dirasakan , dan antisipasi dari ketidak-nyamanan akibat prosedur
 Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan (misalnya, suhu, ruangan , pencaahayaan, suara
bising)
 Informasikan tim kesehatan lain atau anggota keluarga mengenai strategi
nonfarmakologi yang sedang di gunakan untuk mendorong pendekatan preventif
terkait dengan manajemen nyeri
 Gunakan pendekata multi disiplin untu manajemen nyeri , jika sesuai
 Pertimbangkan untuk merujuk pasien keluarga dan orang terdekat pada
kelompok pendukung dan sumber-sumber lainnya sesuai kebutuhan
 Berikan informasi yang akurat untuk meningkatkan pengetahun dn respon
keluarga terhadap pengalaman nyeri
 Libatkan keluarga dalam modalitas penurunan nyeri, jika memungkinkan
 Monitor kepuasan pasien terhadap manajeman nyeri dalam interval yang spesifik
 Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang dapat mencetuskan atau meningkatkan
nyeri(misalnya, ketakutan , kelelahan,keadaan monoton dan kurang
pengetahuan)
 Pertimbangkan keinginann pasien untuk berpartisipasi, kemampuan
berpaartisipasi, kecenderungan, dukungan dari orang terdekat terhadap dan
kontraindikasi ketika memilih strategi penurunan nyeri
 Pilih dan implementasikan tindakan yang beragam (misalnya,farmakologi,
nonfarmakologi, interpersonal) untuk memfasilitasi penurunan nyeri, sesuai
dengan kebutuhan
 Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
 Pertmbangkan tipe dan sumber nyeri ketika memilih strategi penurunn nyeri
 Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyerinya dengan tepat
 Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (seperti, biofeed back. TENS,
hypnosis, relaksasi, bimbingan antisipasif, terapi music, terapi bermain,, terapi
aktifitas, akupressur, aplikasi panas/dingin dan pijatan, sebelum , sesudah dan
jika memungkinkan , ketika melakukan aktifitas yang menimbulkan nyeri,
sebelum nyeri terjadi atau meningkat dan bersamaan dengan tindakan
penurunan rasa nyeri lainnya)
 Gali penggunaan metode farmakologi yang di pakai pasien saat ini untuk
menurunkan nyeri
 Ajarkan metodefarmakologi untuk menurunkan nyeri
 Dorong pasien menggunakan obat-oobatan penurun nyeri yang adekuat
 Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim kesehatan lainnya untuk
memilih dan mengimplementasikan tindakan penurunan nyeri nonfarmakologi
sesuai kebutuhan
 Beriakn individu penurun nyeri yang optimal dengan peresepan analgesic
 Implementasikan penggunaan pasien – -terkontrol analgesic (PCA), jika sesuai
 Gunakan tindakan pengontrol nyeri sebelum nyeri bertambah berat
 Berikan obat sebelum melakukan aktivitas untuk meningkatkan partisipasi,
namun (lakukan) evaluasi (mengenai) bahaya dari sedasi
 Pastikan pemberian analgesic dan atau strategi nonfarmakologi sebelum
dilakukan prosedur yang menimbulkan nyeri
 Periksa tingkat ketidak nyamanan bersama pasien , catat perubahan pada catatan
medis pasien , informasikan petugas kesehatan lain yang merawat pasien
 Evaluasi keefektifan dan dari tindakan pengontol nyeri yang di pakai selama
pengkajian nyeri dilakukan
 Mulai dan modifikasi tindakan pengontrolan nyeri berdasarkan respon pasien
 Dukung istirahaat atau tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri
 Dorong pasien untuk mendiskusikan pengalaman nyerinya sesuai kebutuhan
 Beri tahu dokter jika tindakan tidak berhasil dan jika keluhan pasien saat ini
berubah signifikan dari pengalaman nyer sebelum nya
2) Diagnosa Keperawatan : intoleran aktifita b.d. imobilitas

Definisi : ketidak cukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau
penyelesaiankan aktifitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan.
 Dispnea setelah beraktifitas  Perubahan elektrokardiogram (EKG) (
 Keletihan mis.,aritmia, abnormalitas konduksi,
 Ketidak nyamanan beraktifitas iskemia)
 Respons frekuensi jantung abnormal
tehadap aktifitas
 Respon tekanan darah abnormal
terhadap aktigitas
Faktor yang berhubungan
 gaya hidup kurang gerak  ketidak seimbangan antara suplai dan
 imobilitas kebutuhan oksigen
 tirah baring

NOC Daya tahan .............................................................................. KODE :0001

Berat Cukup Sedang Ringan Tidak


Berat ada

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5 NA

INDIKATO
R
000101 melakukan 1 2 3 4 5 NA
aktifitas rutin
000102 aktifitas fisik 1 2 3 4 5 NA
000104 konsentrasi 1 2 3 4 5 NA
000106 daya tahan otot 1 2 3 4 5 NA
000108 libido 1 2 3 4 5 NA
000109 pemulihan energi 1 2 3 4 5 NA
setelah istirahat
000112 oksigen darah 1 2 3 4 5 NA
ketika beraktifitas
000113 hemoglobin 1 2 3 4 5 NA
000114 hematokrit 1 2 3 4 5 NA
000115 glukosa darah 1 2 3 4 5 NA
000116 serum elektrolit 1 2 3 4 5 NA
darah
000110 tenaga yang 1 2 3 4 5 NA
terkuras
000111 latergi 1 2 3 4 5 NA
000118 kelelahan 1 2 3 4 5 NA

NOC Toleransi terhadap aktifitas............................................................... KODE :0005

Berat Cukup Sedang Ringan Tidak


Berat ada

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5 NA

INDIKATO
R
000501 saturasi oksigen 1 2 3 4 5 NA
ketika beraktifitas
000502 frekuensi nadi 1 2 3 4 5 NA
ketika beraktifitas
000503 frekuensi 1 2 3 4 5 NA
perbafasan ketika
beraktifitas
000508 kemudahan 1 2 3 4 5 NA
bernafas ketika
beraktifitas
000504 tekanan darah 1 2 3 4 5 NA
sistolik ketika
beraktifitas
000505 tekanan darah 1 2 3 4 5 NA
diastolik ketika
beraktifitas
000506 temuan/hasil EKG 1 2 3 4 5 NA
elektrokardiogram
000507 warna kulit 1 2 3 4 5 NA
000509 kecepatan berjalan 1 2 3 4 5 NA
000510 jarak berjalan 1 2 3 4 5 NA
000511 toleransi dalam 1 2 3 4 5 NA
menaiki tangga
000516 kekuatan tubuh 1 2 3 4 5 NA
bagia atas
000517 kekuatan tubuh 1 2 3 4 5 NA
bagian bawah
000518 kemudahan dalam 1 2 3 4 5 NA
melakukan
aktifitas hidup
harian
000514 kemampuan untuk 1 2 3 4 5 NA
berbicara ketika
melakukan
aktifitas fisik

NIC

Menejemen Energi
Definisi: pengaturan energi yang digunakan untuk menangani atau mencegah kelelahan dan
mengoptimalkan fungsi
 kaji status fisiologiu pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai dengan konteks usia dan
perkembangan
 anjurkan pasien mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan yang
dialami
 gunakan instrumen yang valit untuk mengukur kelelahan
 tentukan persepsi pasien/orang terdekat dengan pasien mengenai penyebab kelelahan
 perbaiki defisit statu fisiologis ( mis., kemotrerapi yang menyebabkan anemia) sebagai
prioritas utama
 pilih interfensi untuk mengurangi kelelahan baik secara farmakologi dengan tepat
 tentukan jenis dan banyaknya aktifitas yang dibutuhkan menjaga ketahanan
 monitoring inteke/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat
 konsulkan dengan ahli gizi mengenai cara meningkatkan asupan energi dari makanan
 negosiasikan waktu makan yang sesuai dan tidak sesuai ddengan jadwal rumah sakit
 monitor sumber kegiatan olahraga dan kelelahan emosional yang dialamai pasien
 monitor sistem kardiorespirasi pasien selama kegiatan (mis, tapkikardi, disritmia yang
lain, dyspnea, diaphoresis, pucat, tekan hemodinamik, frekuensi pernafasan)
 anjurkan senam aerobik sesuai kemampuan pasien
 monitor/catat waktu dan lama istirahat /tidur pasien
 monitor lokasi dan sumber ketidak nyamanan/nyeri yang dialami pasien selama aktifitas
 kurangi ketidak nyamana fisik yang dialami pasien yang bisa mempengaruhi fungsi
kognitif, pemantauan diri dan pengaturan aktifitas pasien
 buat batasan untuk aktifitas hiperaktif klien saat mengganggu yang lain atau dirinya
sendiri
 bantu pasien untuk memahami prinsip konserfensi energi (misalnya kebutuhan untuk
membatasi aktifitas dan tirah baring)
 ajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan dan teknik menejemen waktu untuk
mencegah kelelahan
 bantu pasie n untuk mengidentifikasi tugas/ kegiatan rumah yang biasa dilakukan oleh
keluarga dan teman dirumah untuk mencegah/mengatasi kelelahan
 sediakan akses komunikasi yang tepat bagi pasien (mis., email atau pesan singkat) untuk
menjaga komunikasi dengan teman pada saat kunjungan tidak dapat dilakukan atau tidak
di sarankan
 bantu pasien untuk membatasi tidur siang dengan menyediakan kegiatan yang
mendorong pasien terjaga, dengan cara yang tepat
 batasi stimuli lingkaran [yang mengganggu] (mis., cahaya atau bising ) untuk mefasilitasi
relaksasi
 batasi jumplah dan gangguan penunjang dengan tepat
 tingkatkan tirah baring/batasan kegiatan (mis., meningkatkan jumplah waktu istirahat
pasien) dengan cakupannya yaitu pada faktu istiahat yang dipilih
 anjurkan periode istirahat dan kegiatan secara bergantian
 susun kegiatan fisik untuk mengurangi penggunaan cadangan oksigen untuk fungsi organ
vital (mis., hindari aktifitas segera setelah makan)
 lakukan ROM aktif/pasif untuk menghilankan ketegangan otot
 berikan kegiatan pengalihan yang menegangkan untuk meningkatkan relaksasi
 tawarkan bantuan untuk meningkatkan tidur (mis., musik atau obat)
 anjurkan tidur siang bila diperlukan
 bantu pasien untuk menjadwalkan periode istirahat
 hindari perawatan selama jadwal istirahat pasien
 rencanakan kegiatan pada saat pasien memiliki banyak energi
 bantu pasien untuk duduk di samping tempat tidur, jika pasien tidak memungkinkan
untuk berpindah atau berjalan
 Bantu pasien dalam akktifitas sehari hari yang teratur sesuai kebutuhan (ambulasi,
berpindah, bergerak dan perawatan diri)
 Monitor pemberian dan efek obat stimulan dan depresan
 Anjurkan aktifitas fisik (mis., ambulasi, ADL) sesuai dengan kemampuan (energi)pasien
 Evaluasi secara bertahap kenaikan level aktifitas pasien
 Monitor respon oksigen pasien (mis.,tekanan nadi, tekanan darah, respirasi) saat
perawatan maupun saat melakukan perawatan diri secara mandiri
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, J. 2014. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC
DepKes RI. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Jakarta :
Pusat Pendidikan Tenaga KesehatanDEPKES RI.
Hamilton, P. M. 2012 Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Ibrahim, C. 2012. Perawatan Kebidanan. Jakarta : PT Brahtara Karya Aksara.
Janes. 2012. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus. 2013. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Hipokrates
Mansjoer, A. 2012. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: FKUI
Sastra, Winata, Sulaiman. 2013. Obstetri Fisiologi. Jakarta : Elemen
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Topik : Keluarga berencana (KB)


Waktu : 15 menit
Tempat : Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri
Sasaran :pasien
Hari/Tanggal : Senin/ 15 Januari 2018
Metode : ceramah
Alat : liflet
A. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 15 menit, diharapkan WUS mampu memahami dan
mengerti tentang Metode Sterilisasi
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan peserta diharapkan mampu :
a. Mengetahui Pengertian KB
b. Mengetahui Pengertian Sterilisasi
c. Mengetahui Metode sterilisasi
B. Garis Besar Teori
a. Materi
 Pokok Bahasan : KB
 Sub Pokok Bahasan : Sterilisasi
- Pengertian :Sterilisasi merupakan metode paling efektif dalam mencegah
kehamilan secara permanen
- Jenis kb steril :
1. Tuba ImplanIni merupakan metode KB steril non-operasi yang memasukkan
dua logam kecil (Essure) ke tuba falopi (saluran keluar sel telur) Anda melalui
vagina dan serviks. Masing-masing tuba falopi diisi oleh satu logam.
2. Ligasi Tuba Sterilisasi jenis ini ditempuh dengan jalur operasi. Prosedur ini
dilakukan dengan cara mengikat (menutup) tuba falopi. Hal ini bisa mencegah
telur masuk ke rahim alias kemandulan permanen. Metode ini juga bisa
menutup jalan sperma ke tuba falopi.
- Kelebihan kb steril:
1. Efektivitasnya tinggi 99,5% (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun
pertama penggunaan)
2. Tidak menghipnotis proses menyusui
3. Tidak bergantung pada faktor sanggama
4. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius.
5. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
6. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
- Kekurangan kb steril:
1. Harus dipertimbangkan sifat permanen kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan
kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi)
2. Dilakukan oleh dokter yang terlatih
C. Pelaksanaan kegiatan
no waktu kegiatan penyuluhan kegiatan peserta
1 2 menit pembukaan - menyampaikan salam
- perkenalan diri
- menjelaskan tujuan
- apersepsi
2 10 menit pelaksanaan - menjelaskan dan menguraikan materi
- memberi kesempatan untuk bertanya
- memjawab pertanyaan yang belum
jelas
3 2 menit evaluasi - feedback
- memberikan reward
4 1 menit terminasi - menyimpulkan hasil penyuluhan
- menggakhiri kegiatan (salam penutup)

Anda mungkin juga menyukai