TINJAUAN TEORI
Definisi : pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang menggambarkan sebagai kerusakan;
awitan yang tiba-tiba atau lambat dan intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
dapat di antisipasi atau diprediksi.
Batasan karakteristik: Laporan tentang perilaku nyeri
Bukti nyeri dengan menggunakan stardat Mengekspresikan perilaku
daftar periksa nyeri untuk pasien yang Perilaku distraksi
tidak dapat mengungkapkannya. Perubahan pada parameter fisiologis
Diaforesis Perubahan posisi untuk menghindari
Dilatasi pupil nyeri
Ekspresi wajah nyeri Perubahan selera makan
Fokus menyempit Putus asa
Fokus pada diri sendiri Sikap melindungi area nyeri
Keluhan tentang intensitas Sikap tubuh melindungi
Keluhan tentang karakteristik nyeri
denganmenggunakan stardart instrumen
nyeri
Faktor yang berhubungan
agen cedera biologis (infeksi, iskemia, agen cedera kimiawi (luka bakar,
neoplasma,) kapsaisin, metilen klorida, agen
agen cedera fisik (abses, maputasi, luka mustard)
bakar, terpotong, bedah, trauma,
olahraga berlebihan.,
NOC : Tingkat Nyeri……………………………………….Kode: 2102
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak
Berat ada
SKALA COME
SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5 NA
OUT HAN
KESELURU
INDIKATO
R
210201 Nyeri yang 1 2 3 4 5 NA
dilaporkan
210204 Penjangnya 1 2 3 4 5 NA
episode nyeri
210221 Menggosok area 1 2 3 4 5 NA
yang terkena
dampak
210217 Mengerang dan 1 2 3 4 5 NA
menangis
210206 Ekspresi nyeri 1 2 3 4 5 NA
wajah
210208 Tidak bisa 1 2 3 4 5 NA
beristirahat
210222 Agitasi 1 2 3 4 5 NA
210223 Iritabilitas 1 2 3 4 5 NA
210224 Mengernyit 1 2 3 4 5 NA
210225 Mengeluarkan 1 2 3 4 5 NA
keringat
210226 Berkeringat 1 2 3 4 5 NA
berlebihan
210218 Mondar mandir 1 2 3 4 5 NA
210219 Focus menyempit 1 2 3 4 5 NA
210209 Ketegangan otot 1 2 3 4 5 NA
INDIKATO
R
160502 Mengenali kapan 1 2 3 4 5 NA
nyeri terjadi
160501 Menggambarkan 1 2 3 4 5 NA
faktor penyebab
160510 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
jurnal harian untuk
memonitor gejala
dari waktu ke
waktu
160503 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
tindakan
pencegahan
160504 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
tindakan
pengurangan
(nyeri) tanpa
analgesik
160505 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
analgesik yang di
rekomendasikan
160513 Melaporkan 1 2 3 4 5 NA
perubahan
perubahan
terhadap gejala
nyeri terhadap
profesional
kesehatan
Melaporkan gejala 1 2 3 4 5 NA
yang tidak
terkontrol pada
profesional
kesehatan
160507 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
sumber daya yang
tersedia
160508 Mengenali apa 1 2 3 4 5 NA
yang terkait
dengan
160509 Mengenali kapan 1 2 3 4 5 NA
nyeri terjadi
160511 Menggambarkan 1 2 3 4 5 NA
faktor penyebab
160502 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
jurnal harian untuk
memonitor gejala
dari waktu ke
waktu
160501 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
tindakan
pencegahan
160510 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
tindakan
pengurangan
(nyeri) tanpa
analgesik
160503 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
analgesik yang di
rekomendasikan
160504 Melaporkan 1 2 3 4 5 NA
perubahan
perubahan
terhadap gejala
nyeri terhadap
profesional
kesehatan
160505 Melaporkan gejala 1 2 3 4 5 NA
yang tidak
terkontrol pada
profesional
kesehatan
160513 Menggunakan 1 2 3 4 5 NA
sumber daya yang
tersedia
Mengenali apa 1 2 3 4 5 NA
yang terkait
dengan
160507 Mengenali kapan 1 2 3 4 5 NA
nyeri terjadi
160508 Menggambarkan 1 2 3 4 5 NA
faktor penyebab
NIC
Manajemen Nyeri
Definisi : pengurangan ataau reduksi nyeri sampai pada tingkat kenyemanan yang
dapatditerima oleh pasien
Aktivitas-aktivitas
Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi , karekteristik,
onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
pencetus
Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidak-nyamanan terutama
pada mereka yang tidak bisa berkomunikasi secara efektif
Pastikan perawatan analgesic bagi pasien dilakuka dengan pemantauan yang
ketat
Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
dan sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri
Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri
Perhatikan pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitashidup pasien (misalnya,
tidur, nafsu makan, pengertian, perasaan , hubungan peforma kerja, dan
tanggung jawab peran)
Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat
nyeri
Evalasi pengalaman nyeri dimasalaluyang meliputi riwayat nyeri kronik
individu atau keluarga atau nyeri yang menyebabkan
disability/ketidakmampuan/kecacatan, dengan tepat
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain mengenai efektivitas tindakan
pengontrolan nyer yang pernah di lakukan sebelumnya
Bantu keluarga dalam mencari dan menyediakan dukungan
Gunakan metode penilaian yang sesuai dengan tahapan perkembangan yang
memungkinkan untuk meonitoring perubahan nyeri yang akan dapat membantu
mengidentifikasi faktor pencetus actual dan potensial (missal, catatan
perkembangan dan catatan harian)
Tentukan kebutuhan frekuensi untuk melakukan pengkajian ketidaknyamanan
pasien dan mengimplementasikan rencana monitor
Berikan informasi mengenai nyeri , seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
akan dirasakan , dan antisipasi dari ketidak-nyamanan akibat prosedur
Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan (misalnya, suhu, ruangan , pencaahayaan, suara
bising)
Informasikan tim kesehatan lain atau anggota keluarga mengenai strategi
nonfarmakologi yang sedang di gunakan untuk mendorong pendekatan preventif
terkait dengan manajemen nyeri
Gunakan pendekata multi disiplin untu manajemen nyeri , jika sesuai
Pertimbangkan untuk merujuk pasien keluarga dan orang terdekat pada
kelompok pendukung dan sumber-sumber lainnya sesuai kebutuhan
Berikan informasi yang akurat untuk meningkatkan pengetahun dn respon
keluarga terhadap pengalaman nyeri
Libatkan keluarga dalam modalitas penurunan nyeri, jika memungkinkan
Monitor kepuasan pasien terhadap manajeman nyeri dalam interval yang spesifik
Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang dapat mencetuskan atau meningkatkan
nyeri(misalnya, ketakutan , kelelahan,keadaan monoton dan kurang
pengetahuan)
Pertimbangkan keinginann pasien untuk berpartisipasi, kemampuan
berpaartisipasi, kecenderungan, dukungan dari orang terdekat terhadap dan
kontraindikasi ketika memilih strategi penurunan nyeri
Pilih dan implementasikan tindakan yang beragam (misalnya,farmakologi,
nonfarmakologi, interpersonal) untuk memfasilitasi penurunan nyeri, sesuai
dengan kebutuhan
Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
Pertmbangkan tipe dan sumber nyeri ketika memilih strategi penurunn nyeri
Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyerinya dengan tepat
Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (seperti, biofeed back. TENS,
hypnosis, relaksasi, bimbingan antisipasif, terapi music, terapi bermain,, terapi
aktifitas, akupressur, aplikasi panas/dingin dan pijatan, sebelum , sesudah dan
jika memungkinkan , ketika melakukan aktifitas yang menimbulkan nyeri,
sebelum nyeri terjadi atau meningkat dan bersamaan dengan tindakan
penurunan rasa nyeri lainnya)
Gali penggunaan metode farmakologi yang di pakai pasien saat ini untuk
menurunkan nyeri
Ajarkan metodefarmakologi untuk menurunkan nyeri
Dorong pasien menggunakan obat-oobatan penurun nyeri yang adekuat
Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim kesehatan lainnya untuk
memilih dan mengimplementasikan tindakan penurunan nyeri nonfarmakologi
sesuai kebutuhan
Beriakn individu penurun nyeri yang optimal dengan peresepan analgesic
Implementasikan penggunaan pasien – -terkontrol analgesic (PCA), jika sesuai
Gunakan tindakan pengontrol nyeri sebelum nyeri bertambah berat
Berikan obat sebelum melakukan aktivitas untuk meningkatkan partisipasi,
namun (lakukan) evaluasi (mengenai) bahaya dari sedasi
Pastikan pemberian analgesic dan atau strategi nonfarmakologi sebelum
dilakukan prosedur yang menimbulkan nyeri
Periksa tingkat ketidak nyamanan bersama pasien , catat perubahan pada catatan
medis pasien , informasikan petugas kesehatan lain yang merawat pasien
Evaluasi keefektifan dan dari tindakan pengontol nyeri yang di pakai selama
pengkajian nyeri dilakukan
Mulai dan modifikasi tindakan pengontrolan nyeri berdasarkan respon pasien
Dukung istirahaat atau tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri
Dorong pasien untuk mendiskusikan pengalaman nyerinya sesuai kebutuhan
Beri tahu dokter jika tindakan tidak berhasil dan jika keluhan pasien saat ini
berubah signifikan dari pengalaman nyer sebelum nya
2) Diagnosa Keperawatan : intoleran aktifita b.d. imobilitas
Definisi : ketidak cukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau
penyelesaiankan aktifitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan.
Dispnea setelah beraktifitas Perubahan elektrokardiogram (EKG) (
Keletihan mis.,aritmia, abnormalitas konduksi,
Ketidak nyamanan beraktifitas iskemia)
Respons frekuensi jantung abnormal
tehadap aktifitas
Respon tekanan darah abnormal
terhadap aktigitas
Faktor yang berhubungan
gaya hidup kurang gerak ketidak seimbangan antara suplai dan
imobilitas kebutuhan oksigen
tirah baring
INDIKATO
R
000101 melakukan 1 2 3 4 5 NA
aktifitas rutin
000102 aktifitas fisik 1 2 3 4 5 NA
000104 konsentrasi 1 2 3 4 5 NA
000106 daya tahan otot 1 2 3 4 5 NA
000108 libido 1 2 3 4 5 NA
000109 pemulihan energi 1 2 3 4 5 NA
setelah istirahat
000112 oksigen darah 1 2 3 4 5 NA
ketika beraktifitas
000113 hemoglobin 1 2 3 4 5 NA
000114 hematokrit 1 2 3 4 5 NA
000115 glukosa darah 1 2 3 4 5 NA
000116 serum elektrolit 1 2 3 4 5 NA
darah
000110 tenaga yang 1 2 3 4 5 NA
terkuras
000111 latergi 1 2 3 4 5 NA
000118 kelelahan 1 2 3 4 5 NA
INDIKATO
R
000501 saturasi oksigen 1 2 3 4 5 NA
ketika beraktifitas
000502 frekuensi nadi 1 2 3 4 5 NA
ketika beraktifitas
000503 frekuensi 1 2 3 4 5 NA
perbafasan ketika
beraktifitas
000508 kemudahan 1 2 3 4 5 NA
bernafas ketika
beraktifitas
000504 tekanan darah 1 2 3 4 5 NA
sistolik ketika
beraktifitas
000505 tekanan darah 1 2 3 4 5 NA
diastolik ketika
beraktifitas
000506 temuan/hasil EKG 1 2 3 4 5 NA
elektrokardiogram
000507 warna kulit 1 2 3 4 5 NA
000509 kecepatan berjalan 1 2 3 4 5 NA
000510 jarak berjalan 1 2 3 4 5 NA
000511 toleransi dalam 1 2 3 4 5 NA
menaiki tangga
000516 kekuatan tubuh 1 2 3 4 5 NA
bagia atas
000517 kekuatan tubuh 1 2 3 4 5 NA
bagian bawah
000518 kemudahan dalam 1 2 3 4 5 NA
melakukan
aktifitas hidup
harian
000514 kemampuan untuk 1 2 3 4 5 NA
berbicara ketika
melakukan
aktifitas fisik
NIC
Menejemen Energi
Definisi: pengaturan energi yang digunakan untuk menangani atau mencegah kelelahan dan
mengoptimalkan fungsi
kaji status fisiologiu pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai dengan konteks usia dan
perkembangan
anjurkan pasien mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan yang
dialami
gunakan instrumen yang valit untuk mengukur kelelahan
tentukan persepsi pasien/orang terdekat dengan pasien mengenai penyebab kelelahan
perbaiki defisit statu fisiologis ( mis., kemotrerapi yang menyebabkan anemia) sebagai
prioritas utama
pilih interfensi untuk mengurangi kelelahan baik secara farmakologi dengan tepat
tentukan jenis dan banyaknya aktifitas yang dibutuhkan menjaga ketahanan
monitoring inteke/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat
konsulkan dengan ahli gizi mengenai cara meningkatkan asupan energi dari makanan
negosiasikan waktu makan yang sesuai dan tidak sesuai ddengan jadwal rumah sakit
monitor sumber kegiatan olahraga dan kelelahan emosional yang dialamai pasien
monitor sistem kardiorespirasi pasien selama kegiatan (mis, tapkikardi, disritmia yang
lain, dyspnea, diaphoresis, pucat, tekan hemodinamik, frekuensi pernafasan)
anjurkan senam aerobik sesuai kemampuan pasien
monitor/catat waktu dan lama istirahat /tidur pasien
monitor lokasi dan sumber ketidak nyamanan/nyeri yang dialami pasien selama aktifitas
kurangi ketidak nyamana fisik yang dialami pasien yang bisa mempengaruhi fungsi
kognitif, pemantauan diri dan pengaturan aktifitas pasien
buat batasan untuk aktifitas hiperaktif klien saat mengganggu yang lain atau dirinya
sendiri
bantu pasien untuk memahami prinsip konserfensi energi (misalnya kebutuhan untuk
membatasi aktifitas dan tirah baring)
ajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan dan teknik menejemen waktu untuk
mencegah kelelahan
bantu pasie n untuk mengidentifikasi tugas/ kegiatan rumah yang biasa dilakukan oleh
keluarga dan teman dirumah untuk mencegah/mengatasi kelelahan
sediakan akses komunikasi yang tepat bagi pasien (mis., email atau pesan singkat) untuk
menjaga komunikasi dengan teman pada saat kunjungan tidak dapat dilakukan atau tidak
di sarankan
bantu pasien untuk membatasi tidur siang dengan menyediakan kegiatan yang
mendorong pasien terjaga, dengan cara yang tepat
batasi stimuli lingkaran [yang mengganggu] (mis., cahaya atau bising ) untuk mefasilitasi
relaksasi
batasi jumplah dan gangguan penunjang dengan tepat
tingkatkan tirah baring/batasan kegiatan (mis., meningkatkan jumplah waktu istirahat
pasien) dengan cakupannya yaitu pada faktu istiahat yang dipilih
anjurkan periode istirahat dan kegiatan secara bergantian
susun kegiatan fisik untuk mengurangi penggunaan cadangan oksigen untuk fungsi organ
vital (mis., hindari aktifitas segera setelah makan)
lakukan ROM aktif/pasif untuk menghilankan ketegangan otot
berikan kegiatan pengalihan yang menegangkan untuk meningkatkan relaksasi
tawarkan bantuan untuk meningkatkan tidur (mis., musik atau obat)
anjurkan tidur siang bila diperlukan
bantu pasien untuk menjadwalkan periode istirahat
hindari perawatan selama jadwal istirahat pasien
rencanakan kegiatan pada saat pasien memiliki banyak energi
bantu pasien untuk duduk di samping tempat tidur, jika pasien tidak memungkinkan
untuk berpindah atau berjalan
Bantu pasien dalam akktifitas sehari hari yang teratur sesuai kebutuhan (ambulasi,
berpindah, bergerak dan perawatan diri)
Monitor pemberian dan efek obat stimulan dan depresan
Anjurkan aktifitas fisik (mis., ambulasi, ADL) sesuai dengan kemampuan (energi)pasien
Evaluasi secara bertahap kenaikan level aktifitas pasien
Monitor respon oksigen pasien (mis.,tekanan nadi, tekanan darah, respirasi) saat
perawatan maupun saat melakukan perawatan diri secara mandiri
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, J. 2014. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC
DepKes RI. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Jakarta :
Pusat Pendidikan Tenaga KesehatanDEPKES RI.
Hamilton, P. M. 2012 Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Ibrahim, C. 2012. Perawatan Kebidanan. Jakarta : PT Brahtara Karya Aksara.
Janes. 2012. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus. 2013. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Hipokrates
Mansjoer, A. 2012. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: FKUI
Sastra, Winata, Sulaiman. 2013. Obstetri Fisiologi. Jakarta : Elemen
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)