Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Kayu seumantok adalah kayu yang paling banyak digunakan untuk


konstruksi bangunan. Pada rumah adat Aceh kayu seumantok merupakan salah
satu unsur penting pada bagian struktural. Karena kayu seumantok adalah jenis
pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus dan dapat
tumbuh mencapai tinggi 40 meter dengan diameter rata rata adala 70-90 cm.
Secara teknis kayu seumantok memiliki kelas kekuatan I dan kelas keawetan I.
Kayu ini sangat tahan terhadap serangan organisme perusak.
Kayu mempunyai sifat anisotropik yaitu keadaan di mana kayu
memperlihatkan keadaan penerimaan beban yang berbeda jika diuji menurut arah
yang berbeda pada ketiga sumbu aksinya yaitu, sumbu tangensial, radial dan
longitudinal. Untuk dapat memilih kayu Seumantok yang baik untuk struktur
bangunan, maka perlu diketahui sifat-sifat mekaniknya. Sifat mekanik kayu yang
umumnya diperhitungkan dalam desain adalah kuat geser, kuat lentur, kuat tekan,
kuat tumpu dan kuat tarik. Selain itu Kayu Bersifat higroskopis, artinya kayu
memiliki daya tarik terhadap air, baik dalam bentuk uap maupun cairan. Pada
PKKI NI – 5 2002 kadar air maksimum pada kayu adalah m < 30%, namun
kenyataan pada di lapangan tidak bisa menjamin ketepatan terhadap kadar air
yang disyaratkan dikarenakan kondisi alam yang selalu berubah.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil dari
pengujian kayu seumantok pada saat digunakan dengan acuan Kuat Tekan Sejajar
Serat, Kuat lentur dan Modulus Elastisitas. Selaian itu, untuk memperoleh Nilai-
Nilai Kuat Acuan Kayu seumantok berdasarkan PKKI NI – 5 – 2002. Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumber pengetahuan dan informasi
mengenai nilai kekuatan kayu seumantok sesuai dengan peraturan SNI dan PKKI
NI-5 2002, serta sebagai acuan terhadap kayu seumantok yang terdapat di
panglong Fajar Indah Utama, Aceh Besar.
Adapun perencanaan pemilihan sampel kayu mengikuti sesuai dengan

1
SNI. Dengan jumlah benda uji 5 sampel, untuk pengujian kuat tekan sejajar serat
dengan ukuran Panjang 200 mm dan luas 50 x 50 mm, 5 sampel untuk pengujian
kuat lentur dengan ukuran panjang 760 mm dan luas 50 x 50 mm dan 5 sampel
untuk pengujian Kadar Air dengan ukuran Panjang 200 mm dan luas 50 x 50 mm,
sesuai dengan tertera pada SNI bahwa benda uji tidak boleh kurang dari 5 benda
uji untuk setiap tinjauan. Namun pada saat penentuan ukuran sampel mengalami
sedikit perubahan, dikarenakan kayu seumantok sangat keras pada saat
pemotongan, sehingga mengalami perubahan pada ukuran sampel 1.4 %. Untuk
perhitungan mengikuti peraturan PKKI NI-5 2002.
Dari penelitian ini, diperoleh hasil pengujian kadar Air rata rata pada
sampel kayu seumantok adalah 14,759 % dengan berat jenis rata rata 0,794
kg/cm3. Pada hasil kuat acuan di dapatkan untuk kuat tekan sejajar serat rata-rata
proporsional pada kayu seumantok adalah Fc=50,36 Mpa di mana sanggup
menahan beban di atas 10 ton dengan modulus elastistas E =80728,83 Mpa. Untuk
kuat acuan kuat lentur proporsional ialah Fb= 103,530 Kg/cm2 mpa di mana
beban yang mampu ditahan ialah di atas 1 ton dengan modulus elastistas lentur
MoE= 23598,194 Mpa. Dalam hal penelitian kuat acuan kayu ternyata
membuktikan bahwa kekuatan daya tahan kayu sangat dipengaruhi oleh serat
kayu, dan keadaan kerapatan serat kayu dalam satu batang berbeda beda. Dimana
kayu yang memiliki kerapatan yang tinggi meiliki daya tahan yang besar di
bandingkan dengan bagian kayu yang kerapatannya rendah. Pada pengujian kadar
air disampel kayu seumantok yang berasal dari panglong, menjelaskan bahwa
pada satu batang kayu memiliki keadaan air yang berbeda beda, di mana setelah
pengovenan selama 24 jam terdapat beberapa kayu mengalami retakan. Namun
demikian, kadar air pada kayu seumantok yang berasal dari took kayu Kilang
Ketam Fajar Indah Utama sudah sesuai dengan PKKI NI-5 2002 di mana kadar air
pada kayu lebih kecil dari pada 30%.

Anda mungkin juga menyukai