2. Etiologi
Menurut Udjianti (2010), etiologi CAD meliputi:
a. Penyebab paling umum CAD adalah aterosklerosis.Aterosklerosis digolongkan
sebagai akumulasi sel-sel otot halus, lemak, dan jarigan konektif di sekitar lapisan
intima arteri. Suatu plak fibrous adalah lesi khas dari aterosklerosis. Lesi ini dapat
bervariasi ukurannya dalam dinding pembuluh darah, yang dapat mengakibatkan
obstruksi aliran darah parsial maupun komplet. Komplikasi lebih lanjut dari lesi
tersebut terdiri atas plak fibrous dengan deposit kalsium, disertai oleh pembentukan
thrombus.Obstruksi pada lumen mengurangi atau menghentikan aliran darah kepada
jaringan di sekitarnya.
b. Penyebab lain adalah spasme arteri koroner. Penyempitan dari lumen pembuluh
darah terjadi bila serat otot halus dalam dinding pembuluh darah berkontraksi
(vasokontriksi). Spasme arteri koroner dapat menggiring terjadinya iskemik aktual
atau perluasan dari infark miokard. Penyebab lain di luar ateroskelorik yang dapat
mempengaruhi diameter lumen pembuluh darah koroner dapat berhubungan dengan
abnormalitas sirkulasi. Hal ini meliputi hipoperfusi, hipovolemik, polisitemia, dan
masalah-masalah atau gangguan katup jantung.
Menurut Mayo Clinic (2017), faktor risiko penyakit arteri koroner meliputi:
a. Usia.
Cukup bertambah tua meningkatkan risiko arteri yang rusak dan menyempit.
b. Riwayat keluarga.
Riwayat keluarga penyakit jantung dikaitkan dengan risiko penyakit arteri
koroner yang lebih tinggi, terutama jika seorang kerabat dekat mengembangkan
penyakit jantung pada usia dini.
c. Merokok.
Orang yang merokok memiliki peningkatan risiko penyakit jantung secara
signifikan.
d. Tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pengerasan dan
penebalan arteri Anda, mempersempit saluran yang melaluinya darah bisa
mengalir.
e. Kadar kolesterol darah tinggi.
Kadar kolesterol tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko terbentuknya plak
dan aterosklerosis. Kolesterol tinggi dapat disebabkan oleh tingkat tinggi low-
density lipoprotein (LDL), yang dikenal sebagai kolesterol "jahat". Tingkat
rendah lipoprotein densitas tinggi (HDL), yang dikenal sebagai kolesterol "baik",
bisa menjadi tanda aterosklerosis.
f. Diabetes.
Diabetes dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner. Diabetes
tipe 2 dan penyakit arteri koroner memiliki faktor risiko yang sama, seperti
obesitas dan tekanan darah tinggi.
g. Kegemukan atau obesitas.
Kelebihan berat badan biasanya memperburuk faktor risiko lainnya.
h. Tidak aktif secara fisik
Kurang olahraga juga dikaitkan dengan penyakit arteri koroner dan beberapa
faktor risikonya juga.
i. Tegangan tinggi.
Stres yang tidak henti-hentinya dalam hidup dapat merusak arteri dan juga
memperburuk faktor risiko penyakit arteri koroner lainnya.
4. Pathway
5. Komplikasi
Menurut Institute for Quality and Efficiency in Health Care (2017), komplikasi CAD
meliputi:
a. Aritmia merupakan yang paling sering ditemui. Aritmia yaitu gangguan dalam
irama jantung yang bisa menimbulkan perubahan eloktrofisiologi otot-otot
jantung. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan
bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel. Misalnya
perangsangan simpatis akan meningkatkan kecepatan denyut jantung. Jika
jantung tidak mendapat oksigen yang cukup maka bagian dari jaringan
jantung yang mengatur detak jantung akan rusak. Hal tersebut dapat
menyebabkan denyut jantung menjadi tidak teratur selain itu dapat
menyebabkan jantung berdebar, kelelahan dan pusing.
b. Gagal Jantung Kongestif merupakan kongesti sirkulasi akibat disfungsi
miokard. Disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kiri akan menimbulkan
kongesti pada vena pulmonalis sedangkan pada disfungsi ventrikel kanan
akan menimbulkan kongesti pada vena sistemik.
c. Syok kardikardiogenik yang diakibatkan oleh disfungsi nyata ventrikel kiri
sesudah mengalami infark yang massif. Timbulnya lingkaran setan perubahan
hemodinamik progresif hebat yang irreversible yaitu penurunan perfusi
perifer, penurunan perfusi koroner, peningkatan kongesti paru yang bisa
berakhir dengan kematian.
d. Disfungsi Otot Papillaris. Disfungsi iskemik atau rupture nekrotik otot
papilaris akan mengganggu fungsi katup mitralis. Inkompetensi katup
mengakibatkan aliran balik dari ventrikel kiri ke atrium kiri sebagai akibat
pengurangan aliran ke aorta dan peningkatan kongesti pada atrium kiri dan
vena pulmonalis.
e. Ventrikuler Aneurisma. Aneurisma ini biasanya terjadi pada permukaan
atrium atau apek jantung. Aneurisma ventrikel akan mengembang bagaikan
balon pada setipa sistolik, teregang secara pasif oleh sebagian curah sekuncup.
Aneurisma ventrikel dapat menimbulkan 3 masalah yaitu gagal jantung
kongestif kronik, embolisasi sistemik dari thrombus mural dan aritmia
ventrikel refrakter.
f. Perikarditis Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang
langsung berkontak dengan pericardium menjadi kasar, sehingga merangsang
permukaan pericardium dan menimbulkan reaksi peradangan.
g. Emboli Paru yang bisa menyebabkan episode dipsnea, aritmia atau kematian
mendadak. Trombosis vena profunda lebih lazim pada pasien payah jantung
kongestif yang parah
6. Penatalaksanaan
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang paling
umum diantaranya:
- Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan
gumpalan darah terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka
dari itu mengurangi resiko serangan jantung.
- Beta-bloker (misalnya Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol).
Obat ini berfungsi menurunkan konsumsi oksigen dengan menghambat
impuls simpatis ke jantung. Hasilnya terjadi penurunan frekuensi
jantung, tekanan darah, dan waktu kontraktilitas jantung yang
menciptakan suatu keseimbangan antara kebutuhan oksigen jantung dan
jumlah oksigen yang tersedia.
- Nitrogliserin (misalnya Isosorbide Dinitrate).
Obatan-obatan ini bekerja membuka arteri jantung, dan kemudian
meningkatkan aliran darah ke otot jantung dan mengurangi gejala nyeri
dada. Bentuk nitrat bereaksi cepat, Gliseril Trinitrat, umumnya diberikan
berupa tablet atau semprot di bawah lidah, biasa digunakan untuk
penghilang nyeri dada secara cepat.
- Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (misalnya Enalapril,
Perindopril) and Angiotensin Receptor Blockers (misalnya Losartan,
Valsartan).
Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah,
dan juga membantu menurunkan tekanan darah.
- Obatan-obatan penurun lemak (misalnya Fenofibrat, Simvastatin,
Atorvastatin, Rosuvastatin).
Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein
Densitas-Rendah), yang merupakan salah satu penyebab umum untuk
penyakit jantung koroner dini atau lanjut.
- PCI ( Percutaneus Coronary Intervention) atau angioplasti koroner
Percutaneus Coronary Intervention merupakan suatu prosedur untuk
mengatasi stenosis atau penyempitan di arteri koronaria. Prosedur ini
digunakan untuk mengurangi gejala penyakit arteri koroner seperti nyeri
dada, sesak serta gagal jantung. PCI dapat mencegah terjadinya infark
miokard serta mengurangi angka kematian. Angioplasti merupakan
prosedur yang tidak seinvasif CABG. Kateter yang berbentuk balon dan
stent dimasukkan ke arteri koroner yang mengalami gangguan dan
diletakkan di antara daerah aterosklerotik. Balon kemudian
dikembangkan dan dikempiskan dengan cepat untuk memecah plak.
Prosedur PCI dilakukan di laboratorium kateterisasi jantung. (Smeltzer,
Bare, & Hinkle, 2010)
- CABG (Coronary Artery Bypass Graft)
CABG merupakan prosedur operasi yang digunakan untuk mengatasi
penyakit jantung koroner atau CAD dengan membuat rute baru di sekitar
arteri yang menyempit atau tersumbat agar darah tetap lancar hingga ke
otot jantung sehingga jantung mendapatkan oksigen dan nutrisi yang
cukup. Pembuatan rute tersebut menggunakan pembuluh darah dari
bagian tubuh lainnya seperti pembuluh darah dari kaki (vena saphena),
dada (arteri maamria interna) atau lengan (arteri radialis) (Alodokter,
2016).
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Echo cardiogram
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi, bentuk dan ukuran jantung
melalui ultrasound dari bilik-bilik jantung. Selain itu pemeriksaan ini juga dapat
dilakukan untuk melihat fungsi dan kerja jantung, melihat adanya thrombus pada
bagian jantung, mengetahui kekuatan otot jantung serta memeriksa kerusakan
pada katup jantung.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian
3. Intervensi Keperawatan
DiagnosaKeperawatan/ Rencanakeperawatan
MasalahKolaborasi
TujuandanKriteriaHasil Intervensi
DiagnosaKeperawatan/ Rencanakeperawatan
MasalahKolaborasi
TujuandanKriteriaHasil Intervensi
Intoleran aktivitas NOC: Monitor sumber kegiatan olahraga dan
berhubungan dengan Status Jantung Paru kelelahan emosional yang dialami pasien
ketidakseimbangan antara Keefektifan pompa Monitor sistem kardiorespirasi pasien
suplai dan kebutuhan jantung selama kegiatan (takikardi, dispnea)
oksigen Monitor lokasi dan sumber
Setelah dilakukan ketidaknyamanan/nyeri yang dialami
DS: tindakan keperawatan pasien selama aktivitas
- Ketidaknyamanan setelah selama….intoleransi Buat batasan untuk aktivitas hiperaktif
berkativitas aktivitas teratasi dengan klien saat mengganggu yang lain atau
DO: indikator : dirinya sendiri
- Respon frekuensi jantung Angina tidak ada Bantu pasien untuk memahami prinsip
abnormal terhadap Tekanan darah dalam konservasi energi (kebutuhan untuk
aktivitas batas normal membatasi aktiviatas)
- Perubahan EKG Denyut nadi dalam Batasi stimuli lingkungan yang
- Respons tekanan darah batas normal mengganggu untuk memfasilitasi
abnormal terhadap relaksasi
aktivitas Tingkatkan tirah baring/ pembatasan
kegiatan
Monitor respon okseigen pasien saat
perawatan maupun perawatan diri secara
mandiri
Instruksikan pasien dan keluarga
mengenai stres dan koping intervensi
untuk mengurangi kelelahan.
DiagnosaKeperawatan/ Rencanakeperawatan
MasalahKolaborasi
TujuandanKriteriaHasil Intervensi
Ansietas berhubungan NOC: Kaji untuk tanda verbal dan non verbal
dengan ancaman kematian Status kenyamanan kecemasan
DS: Tingkat kecemasan Tentukan apakah ada intervensi relaksasi
- Ketakutan di masa lalu yang sudah memberikan
- Gelisah Setelah dilakukan manfaat
- tindakan keperawatan Ciptakan lingkungan yang tenang dan
DO: selama…ansietas teratasi tanpa distraksi dengan lampu yang redup
- Gerakan ektra dengan indikator : dan suhu lingkungan yang nyaman jika
- Peningkatan tanda-tanda Tanda-tanda vital memungkinkan
vital dalam batas normal Dorong klien untuk mengambil posisi
- Nyeri Kontrol cemas yang nyaman dengan pakaian longgar
dan mata tertutup
Minta klien untuk rileks dan merasakan
sensasi yang terjadi
Tunjukkan dan praktikkan teknik
relaksasi pada klien
Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
Pahami situasi krisis yang terjadi dari
perspektif klien
Berikan informasi faktual terkait
diagnosis, perawatan dan prognosis
Berada di sisi klien untuk meningkatkan
rasa aman dan mengurangi ketakutan
Lakukan usapan pada punggung/ leher
dengan cara yang tepat.
Pathway CAD
Faktor pencetus seperti usia, jenis kelamin, merokok, kolesterol tinggi, diabetes
Arteriosklerosis
Merangsang nosireseptor
Perubahan hemodinamik
Kelelahan
Intoleransi
aktivitas
Serabut eferen Tekanan paru-paru meningkat
Nyeri Sesak