Anda di halaman 1dari 14

KULIAH KERJA NYATA-PEMBELAJARAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KKN-PPM)

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS LABORATORIUM


TERPADU DI FASILITAS KESEHATAN PRIMER
Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur

Oleh :
Primadhy Rahardian Wijaya
10 / 297192 / KU / 13772
Dosen Pembimbing : Dr. dr. Wahyudi Istiono, M.kes

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM PENGEMBANGAN UMKM


DAN PELAYANAN MASYARAKAT
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pulau Komodo terletak di Kepulauan Nusa Tenggara dan dikenal sebagai habitat asli
hewan komodo. Pulau Komodo berada di sebelah barat Pulau Sumbawa, yang dipisahkan
oleh Selat Sape, termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat,
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Tingkat kesehatan masyarakat di pulau ini cukup rendah dengan fasilitas,
ketersediaan obat-obatan, dan tenaga kesehatan yang sangat terbatas. Ditambah belum
tercovernya semua penduduk di sana oleh BPJS.
Satu-satunya facilitas kesehatan di pulau komodo adalah Puskesmas Benteng yang
terletak di kecamatan komodo. Puskesmas tersebut juga belum dilengkapi facilitas rawat
inap dan persalinan. Semua keadaan ini membuat sulitnya masyarakat di sana untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan. Bahkan keadaan gawat darurat sekalipun seperti
trauma akibat gigitan komodo yang cukup banyak terjadi disana tidak segera mendapatkan
tindakan medis dan keperawatan yang professional sehingga masih banyak korban
meninggal akibat kurangnya pelayanan kesehatan di sana. Belum lagi ditambah penyakit-
penyakit kronis dan infeksius seperti TB yang masih cukup tinggi angka prevalensinya di
Pulau ini. Akibat dari itu semua, banyak masyarakat Pulau Komodo ini yang mencari
pelayanan kesehatan bukan ke tenaga medis tetapi justru ke dukun kampung atau dukun
beranak yang sebenarnya kurang professional di bidangnya.
Penanganan pertama pada gigitan komodo juga masih belum banyak diketahui,
bahkan tidak hanya oleh wisatawan-wisatawan yang datang, tetapi juga penduduk asli di
sana. Banyak kasus gigitan komodo yang berakhir dengan kematian karena kurangnya
pengetahuan masyarakat, baik untuk menghindari gigitan komodo maupun untuk
penanganan pertamanya ketika sudah terlanjur digigit.
Walaupun komodo dianggap sebagai hewan yang berbahaya, kesehatan komodo
sebagai satwa yang dilindungi juga perlu dipikirkan karena komodo inilah yang merupakan
jatidiri khas Pulau ini, bahkan pernah disebut-sebut dimasukkan ke dalam Tujuh Keajaiban
Dunia. Klinik hewan dirasa perlu untuk melestarikan spesies langka ini.

I.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, dapat di tarik beberapa
identifikasi masalah sebagai berikut ini :
1. Satu-satunya facilitas kesehatan di pulau komodo adalah Puskesmas
Benteng yang terletak di kecamatan komodo
2. Puskesmas tersebut belum dilengkapi facilitas rawat inap dan persalinan
3. Puskesmas tersebut juga belum dilengkapi facilitas laboratorium dan
pemeriksaan penunjang yang memadai.

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan rumusan masalah diantaranya :

1. Bagaimana cara meningkatkan mutu pelayanan kesehatan fasilitas primer di


kecamatan komodo?
2. Bagaimana cara mendapatkan dana untuk meningkatkan kualitas
laboratorium dan pemeriksaan penunjang di puskesmas?
3. Bagaimana birokrasi dan langkah efektif yang dapat dilakukan dalam proses
pengajuan permohonan dana?

I.4 Tujuan
Universitas Gadjah Mada (UGM) lahir pada 19 Desember 1949 sebagai bukti bahwa
negara Republik Indonesia telah merdeka. Sebagai “universitas perjuangan”, UGM bertekad
selalu mengabdi kepada kepentingan masyarakat, sehingga UGM sering diberi predikat
sebagai universitas kerakyatan. Dua tahun sejak lahirnya UGM, tahun 1951 UGM
mengerahkan mahasiswanya ke luar Jawa sebagai guru yang mengajar pada Sekolah
Lanjutan Atas. Kegiatan ini disebut sebagai Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM), yang
merupakan bentuk pertama dari kegiatan KKN. Sayangnya kegiatan ini berhenti pada tahun
1962 karena krisis keuangan negara saat itu. Akan tetapi kemudian muncul kegiatan KKN
pada tahun 1971 yang dicetuskan oleh Prof. Koesnadi Hardjasoemantri, SH, pakar hukum
UGM, dan kegiatan KKN tersebut tetap dipertahankan sebagai kegiatan wajib mahasiswa
UGM hingga sekarang. Atas dasar pertimbangan historis lahirnya UGM dan kegiatan KKN
tersebut maka UGM mempunyai kewajiban moral untuk tetap menjaga citra dan mutu
kegiatan KKN. Oleh karena itu KKN tematik muncul di UGM pada tahun 1998 – 1999 sebagai
respon dari kondisi krisis moneter di Indonesia pada tahun 1997. UGM kembali memberikan
respon melalui kegiatan KKN terhadap kuatnya tekanan globalisasi (pada milenium 2)
terhadap lapisan masyarakat ekonomi lemah di Indonesia, yaitu dengan mengubah
paradigma pembangunan (development) menjadi paradigma pemberdayaan (empowerment)
di dalam pelaksanaan kegiatan KKN sehingga kegiatan tersebut menjadi lebih kontekstual.
Sehingga rekontekstualisasi kegiatan KKN ini mampu menghasilkan pemimpin sejati, yaitu
lulusan UGM yang mempunyai empati dan peduli terhadap permasalahan masyarakat
ekonomi lemah dan mampu memberdayakan mereka untuk menolong diri mereka sendiri
Sedangkan tujuan khusus dari “Program Peningkatan Kualitas Laboratorium Terpadu
Di Fasilitas Kesehatan Primer” ini adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di
fasilitas kesehatan primer secara keseluruhan dimana fasilitas laboratorium yang baik demi
mencegah ataupus mengurangi insidensi misdiagnosis yang nantinya akan berujung pada
kesalahan terapi juga sehingga dapat menimbulkan morbiditas bahkan mortalitas pada
pasien atau masyarakat. Sehingga masyarakat dapat merasakan perbedaan pelayanan medis
yang lebih baik dan lebih memuaskan dibandingkan jika berobat ke dukun.

I.5 Kerangka Konsep


TIM KKN

Pemerintah
daerah Puskesmas Setempat
Pemuda dan
Penduduk Pulau
Komodo
Dinas Kesehatan
Daerah

Pihak Ketiga Pejabat desa Kementrian


(Sponsor/Donatur) Kesehatan Indonesia

Gambar. Kerangka konsep program permohonan dana peningkatan mutu laboratorium


di fasilitas kesehatan primer Pulau Komodo
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Pustaka

II.1.3 Fasilitas Kesehatan Primer (tingkat pertama)


Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.

Fasilitas pelayanan kesehatan, menurut jenis pelayanannya terdiri atas:


a. pelayanan kesehatan perseorangan; dan
b. pelayanan kesehatan masyarakat.

Fasilitas pelayanan kesehatan tersebut meliputi:


a. pelayanan kesehatan tingkat pertama;
b. pelayanan kesehatan tingkat kedua; dan
c. pelayanan kesehatan tingkat ketiga.

Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan


kesehatan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Yang dimaksud dengan
pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan spesialistik. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat ketiga
adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan sub
spesialistik.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang


bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
Fasilitas kesehatan yang termasuk Faskes Tingkat Pertama adalah:
a. Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
(Permenkes No. 128 Tahun 2004)
b. Praktik dokter umum
Praktik dokter umum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter umum
terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan. (UU No. 29 Tahun 2004)
c. Praktik dokter gigi
Praktik dokter gigi adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter gigi
terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan. (UU No. 29 Tahun 2004)
d. Klinik umum
Klinik umum adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang
tenaga medis. (Permenkes No. 28 tahun 2011)
e. RS Kelas D pratama
RS Pratama adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan kesehatan dasar yang tidak membedakan kelas perawatan dalam upaya
menjamin peningkatan akses bagi masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan
upaya kesehatan perorangan yang memberikan pelayanan gawat darurat selama 24 jam,
pelayanan rawat jalan, dan rawat inap.
Penentuan jumlah dan jenis fasilitas pelayanan dilakukan oleh pemerintah daerah
dengan mempertimbangkan:
a. luas wilayah;
b. kebutuhan kesehatan;
c. jumlah dan persebaran penduduk;
d. pola penyakit;
e. pemanfaatannya;
f. fungsi sosial; dan
g. kemampuan dalam memanfaatkan teknologi.

II.1.2 Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang


Manfaat tujuan pemeriksaan laboratorium salah satunya adalah digunakan untuk
menegakkan diagnosa penyakit dan juga memantau perkembangan pengobatan terhadap
suatu jenis penyakit tertentu melalui pemeriksaan yang diperlukan. Karena memang untuk
bisa menegakkan diagnosa penyakit diperlukan beberapa media pemeriksaan baik itu hasil
anamnese medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi (rontgen) dan juga laboratorium
pula. Sampel lab bisa diambil dari pasien berupa darah, sputum, air kencing (urine), dan
sebagainya.
Yang dimaksud dengan pengertian pemeriksaan laboratorium adalah merupakan suatu
tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari
penderita (pasien), yang bisa berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), dan
sebagainya untuk menentukan diagnosis atau membantu menentukan diagnosis penyakit
bersama dengan tes penunjang lainya, anamnesis, dan pemeriksaan lainnya yang diperlukan.
Jenis Pemeriksaan Laboratorium
Kimia Klinik. Pemeriksaan lab dalam bagian kimia klinik ini mempunyai tujuan mendeteksi
awal adanya infeksi virus, memperkirakan status imun seseorang dan juga dapat digunakan
dalam rangka pemantauan respon pasca vaksinasi.
Hematologi. Pemeriksaan darah hematologi ini adalah bagian dari penilaian komponen sel
darah secara lebih lengkap, yang bertujuan dan bermanfaat dalam rangka mengetahui
adanya kelainan darah seperti anemia ( kurang darah ), adanya infeksi atau kelainan sel
darah putih yang lain, alergi dan gangguan pembekuan darah akibat kelainan jumlah
trombosit. Pemeriksaan meliputi keseluruhan darah dan plasma. Mereka melakukan
perhitungan darah dan selaput darah
Imunologi. Pemeriksaan imunologo darah ini bertujuan untuk mendeteksi awal adanya
infeksi virus, mempekirakan status imun dan juga menguji antibodi pada diri seseorang yang
akan diperiksa terkait dengan penyakit yang sedang dialami.
Mikrobiologi. Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikrobiologi adalah pemeriksaan lab
terhadap sampel darah, urin , feses , serta sekret dan kerokan kulit yang dapat dilakukan
melalui pemeriksaan mikroskopis, pengecatan maupun pembiakan.
Patologi. Adalah merupakan jenis pemeriksaan bedah menguji organ, ekstremitas, tumor,
janin, dan jaringan lain yang dibiopsi pada bedah seperti masektomi payudara.
Sitologi. Adalah jenis pemeriksaan untuk menguji usapan sel (seperti dari mulut rahim)
untuk membuktikan kanker dan lain-lain.
Serologi. Menerima sampel serum untuk mencari bukti penyakit seperti Hepatitis atau HIV
AIDS.
PCR (Polimerase Chain Reaction). Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan teknologi
amplifikasi asam nukleat virus, untuk mengetahui ada tidaknya virus / DNA virus, untuk
memperkirakan jumlah virus dalam tubuh, untuk mengetahui jenis virus ( genotipe atau
subgenotipe ) yang menginfeksi.
Tujuan Pemeriksaan Laboratorium Darah
Ada beberapa tujuan dan manfaat dari pemeriksaan darah maupun pemeriksaan
laboratorium lainnya yaitu diantaranya :
 Pemeriksaan Penunjang dalam menegakkan diagnosis penyakit.
 Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis.
 Membantu pemantauan pengobatan dan juga pemberian obat.
 Memantau perkembangan penyakit pasien.
 Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis yang mungkin menyertai.
 Menyediakan informasi prognostik atau perjalanan sebuah penyakit.
 Panduan prognosis
 Pedoman terapi

Panel Pemeriksaan Laboratorium


PANEL DEMAM.
Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya penyakit infeksi yang dapat
menimbulkan demam seperti halnya infeksi saluran nafas (Bronchitis, TBC), Infeksi Saluran
kemih, Demam Typhoid, Demam Berdarah, Malaria dan lain-lain. Untuk tujuan pengobatan
dan mengetahui perjalanan penyakit dapat dilakukan dengan kultur (biakan kuman dan juga
dengan tes kepekaan kuman terhadap antibiotika.
Jenis pemeriksaan yang dilakukan adalah :
 Hematologi Rutin.
 Urin Rutin.
 Malaria (Sediaan apus darah tepi).
 Widal, Anti Dengue IgG, IgM.
 SGOT, SGPT.
PANEL GANGGUAN FUNGSI HATI dan PETANDA HEPATITIS.
Manfaat dan kegunaan pemeriksaan fungsi hati dan penyakit hepatitis ini adalah untuk
mengetahui gangguan fungsi hati dan radang atau infeksi hati.
Pemeriksaan Gangguan Funsi Hati meliputi :
 SGOT, SGPT.
 Gamma GT, Alkali Fosfatase.
 Total Protein dan fraksinya.
 Bilirubin Total.
 Pemeriksaan Petanda Hepatitis terdiri dari :
 gM anti HAV
 HBsAg.
 Anti HCV.
 Pemeriksaan uji saring vaksinasi hepatitis B adalah berupa pemeriksaan : HbsAg,
Anti Hbs dan anti Hbc.
PANEL GANGGUAN FUNGSI GINJAL.
Tujuan dan kegunaan pemeriksaan fungsi ginjal adalah dalam rangka mengetahui adanya
gangguan pada fungsi ginjal seseorang.
Jenis Pemeriksaan Fungsi Ginjal antara lain adalah sebagai berikut :
 Urin Rutin.
 Ureum, Kreatinin, Asam Urat.
 Elektrolit yang terdiri dari : Natrium (Na), Kalium (K), Clorida (Cl), Kalsium.
 Fosfat Anorganik (Pada umumnya diperiksa bagi usia > 40 tahun).
PANEL UJI SARING ANEMIA.
Kegunaan manfaat pemeriksaan laboratorium ini adalah untuk mengetahui adanya anemia
dan juga mengetahui penyebab anemia.
Jenis Pemeriksaan yang dilakukan antara lain adalah sebagai berikut :
 Analyzer Hematologi (HB,Ht,Leukosit,Hitung jenis lekosit,Indeks eritrosit.
 Gambaran darah tepi, retikulosit.
 Fe Serum, Fenritin, TIBC.
PANEL GANGGUAN METABOLISME GULA (DIABETES MELLITUS).
Pemeriksaan untuk diagnosa DM dan juga untuk follow up penyakit kencing manis adalah
dengan pemeriksaan gula darah dan urin puasa gula darah dan urin 2 jam pp.
Pemeriksaan Laboratorium Pengelolaan Penyakit DM adalah dengan melakukan
pemeriksaan lab gula darah puasa dan 2 jam PP, HbA1c (dilakukan setiap 3 bulan), urin rutin,
benda keton, ureum, kreatinin, asam urat, Mikroalbumin.

II.2 Kajian Ilmiah

II.2.1 Laboratory Medicine in Africa: A Barrier to Effective Health Care oleh Petti et al.
(2015)
a. Abstract
Memberikan pelayanan kesehatan di sub-Sahara Afrika adalah masalah yang
kompleks. Laporan terbaru memanggil lebih banyak sumber daya untuk membantu dalam
pencegahan dan pengobatan penyakit menular yang mempengaruhi populasi ini, tetapi
pembuat kebijakan, dokter, dan masyarakat sering gagal untuk memahami bahwa diagnosis
sangat penting untuk pencegahan dan pengobatan penyakit. Akses ke tes diagnostik yang
handal sangat terbatas di wilayah ini, dan misdiagnosis sering terjadi. Maklum, alokasi
sumber daya untuk pengujian laboratorium diagnostik belum menjadi prioritas bagi sistem
perawatan kesehatan terbatas sumber daya, tetapi tes diagnostik laboratorium yang tidak
dapat diandalkan dan tidak akurat mengarah ke pengeluaran yang tidak perlu di daerah
yang sudah terganggu oleh kekurangan sumber daya, mempromosikan persepsi bahwa
pengujian laboratorium tidak membantu , dan kompromi perawatan pasien. Kami
mengeksplorasi hambatan pelaksanaan pengujian yang konsisten di kawasan ini dan
menggambarkan kebutuhan untuk pendekatan yang lebih komprehensif untuk diagnosis
infectiousvdiseases, dengan penekanan pada pembuatan laboratorium pengujian prioritas
yang lebih tinggi.
b. Pembahasan
Memberikan pelayanan kesehatan dengan terbatasnya sumber daya diakui sebagai
masalah yang kompleks dan untuk klinik atau rumah sakit kabupaten dengan minimal hingga
tidak ada dukungan laboratorium, diagnosa sering dibuat secara klinis (misalnya, oleh
Penggunaan algoritma klinis malaria dan TBC). Ketergantungan pada diagnosis klinis terjadi
di daerah dengan prevalensi penyakit yang tinggi, tanpa biaya tambahan, dan tidak
memerlukan peralatan laboratorium khusus atau persediaan; Namun, diagnosis berdasarkan
tanda-tanda dan gejala klinis tidak spesifik, tidak reliabel dan dikaitkan dengan peningkatan
mortalitas. Di antara 4670 pasien dirawat di rumah sakit Tanzania yang menerima diagnosis
klinis malaria berat oleh kriteria WHO, 50% memiliki hasil apusan darah mengkonfirmasikan
kehadiran
Plasmodium falciparum. Pasien dengan parasit yang ditemukan pada apusan darah lebih
baik hasil daripada pasien tanpa bukti laboratorium malaria, yang menunjukkan
bahwa penyakit serius lainnya tidak dianggap atau yang mungkin diberhentikan di
mendukung malaria. Dalam analisis retrospektif terhadap anak-anak di sebuah rujukan
tersier pusat di Kumasi, Ghana, 40% dari pasienyang telah diberi klinis WHO didefinisikan
diagnosis malaria yang dikonfirmasi untuk benar-benar memiliki sepsis bakteri. Jelas, tidak
adanya dukungan laboratorium
kontribusi untuk overdiagnosis malaria yang mengarah ke kegagalan untuk mengobati atau
penundaan dalam pengobatan alternatif mengancam jiwa ,infeksi dan berpotensi
meningkatkan angka kematian. Klinis tumpang tindih antara penyakit adalah masalah umum
lain yang berpotensi dapat mengganggu perawatan pasiendan yang dapat mengakibatkan
terapi antimikroba yang tidak tepat. Misdiagnosis terjadi dengan penyakit lain juga. Di
Nigeria, akurasi klinis diagnosa demam tifoid, bila dibandingkan
dengan konfirmasi kultur laboratorium adalah 50% dan diagnosis meningitis bakteri
diabaikan dalam 24% dari anak-anak Kenya ketika pendekatan klinis diaplikasikan sendiri.
Diagnosis dugaan TB juga bisa nonspesifik. Satu studi menemukan bukti infeksi tuberkulosis
hanya 52% dari 229 pasien yang diduga TB di Botswana. Di Selatan Afrika, sebuah studi
postmortem anak-anak yang terinfeksi HIV dan disajikan dengan kesulitan pernapasan
menemukan bahwa Presentasi klinis TB paru
adalah hampir tidak bisa dibedakan dari kegagalan pernapasan yang disebabkan oleh
pneumonia jiroveci, cytomegalovirus, bakteri pneumonia, atau interstitial limfositik
pneumonitis. Demikian pula, di Malawi, sebuah negara dengan prevalensi tinggi HIV, hasil
kultur aspirasi sumsum tulangdari orang dewasa dengan anemia berat menunjukkan adanya
Infeksi tersembunyi (mikobakteri dan bakteri) sebagai penyebab yang dapat diobati sebagai
penyebab anemia. Dalam banyak kasus di sub-Sahara Afrika, tampaknya diagnosis yang
berdasarkan gejala klinis saja, tanpa dukungan dasar tes diagnostik, mengarah ke
pengobatan yang tidak tepat, peningkatan morbiditas, dan kematian yang tidak perlu.
Sehingga diperlukan peningkatan prioritas untuk kualitas laboratorium di fasilitas kesehatan
daerah untuk sesegera mungkin.
BAB III METODE PELAKSANAAN

III.1 Rancangan Program


Pada program kali ini, akan diajukan gagasan tentang salah satu menaikkan status
kesehatan di pulao komodo. Cara yang ditempuh diantaranya dengan mengadakan program
peningkatan kualitas laboratorium fasilitas kesehatan primer di pulau komodo. peningkatan
kualitas laboratorium fasilitas kesehatan primer ini nantinya akan dapat meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhanuntuk 5000 kepala keluarga yang berada di
wilayah pulau komodo baik warga lokal maupun turis yang sedang berwisata.
Pengadaan peningkatan kualitas laboratorium fasilitas kesehatan primer ini dapat di lakukan
tim KKN berupa tahap koordinasi terkait pengadaan dan pengusulan kepada puskesmas dan
dinas kesehatan setempat bahkan kementrian kesehatan pusat. Potensi wisata dan ekonomi
yang baik menunjang untuk di adakan program ini.
Secara singkat, nanti tim KKN akan membuat surat dan menempuh birokrasi yang
ditujukan ke puskesmas, Dinas Kesehatan setempat dan Kementrian kesehatan pusat untuk
meminta dana peningkatan kualitas laboratorium serta mengajukan proposal untuk pihak
ketiga sebagai donatur. Proses birokrasi ini pertama dilakukan tim KKN dengan mencari
informasi baik secara langsung, tidak langsung, dan melalui internet tentang alur pengajuan
yang baik dan benar. Deskripsi warga sekitar yang membutuhkan pelayanan kesehatan
dapat menjadi alasan kuat yang di ajukan kepada pihak terkait.

III.2 Sasaran
Sasaran dari program ini tentu saja masyarakat pulau komodo baik warga lokal
maupun turis yang sedang berkunjung. Untuk pengajuan sendiri, tim KKN diharapkan
membuat proposal, surat-surat dan berkas lainnya yang sebeluknya telah dicari informasi
tentang kelengkapan berkas yang nantinya digunakan untuk melaksanakan dan mengajukan
kepada dinas kesehatan, organisasi terkait, puskesmas, dan kementrian kesehatan dana
peningkatan kualitas laboratorium di pulau komodo. Komunikasi yang baik dengan kepala
masing-masing instansi akan menunjang kelancaran program ini. Adanya surat permohonan
yang ditandatangani pejabat setempat. Ditambah petisi dari warga setempat akan
menguatkan permintaan untuk segera di realisasikan pemerintah.

III.3 Pelaksana dan Pihak Terkait


Pihak yang terkait pada program ini yakni. Pejabat daerah pulau komodo, mulai dari
tingkat bupati, kelurahan, camat, bahkan sekertaris desa. Surat yang dibuat dengan kuat
ditukukan oleh TIM KKN dibantu pemuda setempat dan pemerintah daerah sebagai
pelaksana untuk menembusi dan mengirimkan surat permohonan tersebut kepada
puskesmas, dinas kesehatan dan Kementrian kesehatan.

III.4 Rincian Anggaran


No Yang Harga Satuan Banyaknya Jumlah
dibutuhkan

1 Proposal Cetak 50.000,00 10 500.000,00


2 Surat 10.000,00 15 150.000,00
bermaterai

3 Amlop 2.500,00 20 50.000,00

4 Perangko 6.000,00 20 120.000,00

5 Peralatan tulis 30.000,00 1 30.000,00

6 Transportasi 500.000,00 1 500.000,00


dan akomodasi

7 Komunikasi 300.000,00 1 300.000,00

Total 1.650.000,00

III.5 Jadwal Pelaksanaan


Kegiatan Waktu
Pembuatan proposal
cetak Minggu 1-2

Mencari alur birokasi


pengajuan dana Minggu 1-2

Berkomunikasi dengan
pemerintah daerah Minggu 1-8

Pembuatan surat Minggu 1-2


Pembelian alat tulis,
amlop dan materai Minggu 1

Tandatangan pemerintah
daerah Minggu 3-4
Pengiriman proposal dan
surat ke pusat Minggu 5

Memfollow up surat dan


proposal Minggu 6-8
Berkomunikasi dengan
puskesmas, dinas
kesehatan daerah dan Minggu 1-8
kementrian kesehatan
pusat
Pendataan infrastruktur
laboratorium dan
permasalahan yang Minggu 1
sering dihadapi serta
solusi yang
memungkinkan
Sosialisasi ke masyarakat
pentingnya mencari
pelayanan kesehatan Minggu 1-8
yang tepat
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan ulasan yang telah di buat dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut ini :
1. Program peningkatan kualitas laboratorium fasilitas kesehatan primer
merupakan program yang sangat penting yang semestinya diterapkan di pulau
komodo mengingat disana pelayanan kesehatan masih kurang dan dapat
menyebabkan misdiagnosis yang meningkatkan morbiditas serta pemberian
terapi yang tidak tepat bahkan dapat menyebabkan kematias yang sebetulnya
dapat dihindari.
2. Hal yang dapat dilakukan TIM KKN dapat berupa membuat surat dan proposal
permohonan kepada puskesmas, dinas kesehatan daerah dan kementrian
kesehatan pusat untuk mengajukan dikirimkannya dotkter internship di pulau
komodo
3. Program ini tidak hanya berhenti satu periode KKN, akan tetapi diharapkan terus
difollow up terus hingga berhasil.

IV.2 Saran
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diambil beberapa saran sebagai berikut ini :
1. Hendaknya program ini segera terlaksana karena merupakan salah satu dasar
dan pilar utama dalam pelayanan kesahatan dan fungsi utama pelayanan
kesehatan yaitu diagnosis klinis yang tepat dan akurat yang diharapkan berujung
pada terapi dan kesembuhan serta prognosis yang bagus pada pasien dan
meningkatkan kesehatan masyarakat dan menurunkan morbiditas penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Petti, CA. 2015. Laboratory Medicine in Africa: A Barrier to Effective Health. Clinical
Infectious Diseases Oxford Journals. 2006(42) : 377-382. Available from
http://www.cidoxfordjournals.org/
http://www.jamkesindonesia.com/jkn/detail/faskes_tingkat_pertama#.Vb5kg_Oqqko
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai