Anda di halaman 1dari 3

I.

Etiologi
a. Trombosis Cerebral
Terjadi pada pembuluh darah yang oklusi sehingga menyebabkan iskemik,
jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesti disekitarnya, trombosis
biasanya terjadi pada orang tua yang tidur / bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena
penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan
iksemik cerebral, tanda dan gejala neurologis yang memburuk dalam 48 jam setelah
trombosis otak : atherosklerosis, buffer coagulasi pada polysitemia, arthiritis (radang
pada otak).
b. Emboli
Merupakan penyumbatan balutan darah otak oleh bekuan darah, lemak,
udara pada umumnya emboli berasal dari trombus di jantung yang terlepas dan
menyumbat sistem arteri, cerebral emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala
timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan yang dapat menimbulkan emboli :
katup-katup jantung yang rusak akibat Rhematic Heart Desease (RHO), miocard
infark, fibrilasi, endocaditis.
c. Hipoxia umum dan Hipoxia setempat
Hipoxia yang parah, cardiac pulmonary arrest, cardiac out put kurang
akibat dari aritmia, spasme arteri otak serebral yang disertai sakit kepala, faktor resiko
terjadinya stroke adalah DM, perokok, obesitas, peminum alkohol.
d. Perdarahan intraserebral
Merupakan perdarahan di dalam jaringan otak
e. Perdarahan subarakhnoidal
Merupakan perdarahan di ruang subarakhnoid, yang disebabkan oleh
karena pecahnya suatu aneurisma atau arterio-venous malformation.
Ketika pembuluh darah pada otak lemah, tidak normal, atau dibawah
tekanan yang tidak semestinya, stroke yang mengeluarkan darah bisa terjadi.
Pada stroke yang mengeluarkan darah, pendarahan bisa terjadi di dalam otak,
sebagai intracerebral hemorrhage. Atau pendarahan bisa terjadi diantara
bagian dalam dan tengah lapisan pada jaringan yang melindungi otak (pada
ruang subarachnoid), sebagai subarachnoid hemorrhage.

1. Klasifikasi Berdasarkan Penyebab


a. Stroke Iskemik
Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis
atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah.
Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju ke otak. Misalnya
suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam arteri karotis sehingga
menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap
arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak.
Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah,
kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga
tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari
jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral, yang paling
sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita
kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).
Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika
lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya
bergabung di dalam sebuah arteri.
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan
menyempitnya pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain
dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan
stroke.
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke
otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah
rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan
darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung
yang abnormal.

a. Stroke Hemoragik
Pendarahan di antara bagian dalam dan luar lapisan pada jaringan yang
melindungi otak (subarachnoid hemorrhage). Terdapat dua jenis utama pada stroke
yang mengeluarkan darah : intracerebral hemorrhage dan subarachnoid hemorrhage.
Gangguan lain yang meliputi pendarahan di dalam tengkorak termasuk epidural dan
hematomas subdural, yang biasanya disebabkan oleh luka kepala. Gangguan ini
menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak dipertimbangkan sebagai stroke.

Anda mungkin juga menyukai