KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
Puji syukur kita sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmad dan karuniaNya berupa nikmat dan kesehatan, iman dan
ilmu pengetahuan. Sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Introduction (Pengenalan alat
instrumen farmasi)”.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nur Hikma, selaku dosen
Analisis Instrumen, atas ide dan sarannya, serta menilai dan memeriksa makalah
ini, juga kepada para penulis dan penerbit, blogger, yang tulisannya kami pakai
sebagai referensi.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Analisis klasik
Cara klasik dengan melibatkan proses kimia sederhana, peralatan
sederhana, tetapi memerlukan keahlian relatif tinggi.
2. Analisis Instrumen
Cara modern mulai meninggalkan proses kimia, tetapi tetap memerlukan
proses.
a. Suhu / temperature
b. Tekanan
c. Kecepatan aliran
d. Ketinggian cairan / level
e. Konduktifitas
f. Kepadatan benda dan kekentalan (viskositas).
1.2 Fungsi Instrument
Secara umum instrumentasi mempunyai 3 fungsi utama:
a. Sebagai alat pengukuran
b. Sebagai alat analisa
c. Sebagai alat kendali
BAB II
PEMBAHASAN
1. Analisa kualitatif
Tujuan utama analisis kualitatif adalah mengidentifikasi
komponen dalam zat kimia. Analisis kualitatif menghasilkan data
kualitatif, seperti terbentuknya endapan, wama, gas maupun data non
numerik lainnya. Umumnya dari analisis kualitatif hanya dapat
diperoleh indikasi kasar dari komponen penyusun suatu analit.
Analisis kualitatif biasanya digunakan sebagai langkah awal untuk
analisis kuantitatif. Pada berbagai cara analisis modem, seperti cara-
cara analisis spektroskopi dapat dilakukan analisis kualitatif dan
kuantitatif secara bersamaan, sehingga waktu dan biaya analisis
dapat ditekan seminimal mungkin dan perolehan hasilnya lebih
akurat.
2. Analisis kuantitatif
Tujuan utama analisis kuantitatif adalah untuk untuk
mengetahui kuantitas dari setiap komponen yang menyusun analit.
Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang memiliki
satuan tertentu. Data hasil analisis kuantitatif umumnya dinyatakan
dalam satuan volume, satuan berat maupun satuan konsentrasi
dengan menggunakan metoda analisis tertentu. Metoda analisis
kuantitatif umumnya melibatkan proses kimia dan proses fisika.
Analisis kuantitatif yang melibatkan proses kimia seperti gravimetri
dan volumetri. Analisis kuantitatif yang melibatkan proses fisika
umumnya menggunakan prinsip interaksi materi dengan energi pada
proses pengukurannya. Metode ini umumnya menggunakan
peralatan modem, seperti polarimeter, spektrometer, sehingga sering
dikenal sebagai analisis instrumen.
1. Analisis Klasik
Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan
stoikiometri yang telah diketahui dengan pasti. Cara ini disebut juga
cara absolut karena penentuan suatu komponen di dalam suatu
sampel diperhitungkan berdasarkan perhitungan kimia pada reaksi
yang digunakan.
Secara singkat analisis klasik dibagi menjadi 3:
Pemisahan analit : ekstraksi, destilasi, presipitasi (pengendapan),
filtrasi (penyaringan), dll.
Analisis kualitatif titik didih, titik beku, warna, bau, densitas, dll.
Analisis kuantitatif : analisis gravimetri dan volumetri
Pada volumetri, besaran volume zat-zat yang bereaksi meupakan
besaran yang diukur, sedangkan pada gravimetri, massa dari zat-zat
merupakan besaran yang diukur.
2. Analisis Instrumental
Analisis instrumental berdasarkan sifat fisiko-kimia zat untuk
keperluan analisisnya. Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik
dengan zat menimbulkan fenomena absorpsi, emisi, hamburan yang
kemudian dimanfaatkan untuk teknik analisis spektroskopi. Sifat
fisika–kimia lain seperti pemutaran rotasi optik, hantaran listrik dan
panas, beda partisi dan absorpsi diantara dua fase dan resonansi
magnet inti melahirkan teknik analisis modern yang lain. Dalam
analisisnya teknik ini menggunakan alat-alat yang modern sehingga
disebut juga dengan analisis modern.
Komponen instrumen yaitu :
1. Signal generator ( penghasil sinyal )
Menghasilkan sinyal analitis dari komponen sampel. Generator dapat
pula sampel itu sendiri.
2. Input transducer/ detector ( Pengubah energi )
Alat yang mengubah sebuah sinyal menjadi bentuk yang lain.
Misalnya Thermocoupel yang mengubah sinyal panas menjadi
voltase listrik. Kebanyakan transducer memasuki tahap pengubahan
sinyal analisis menjadi voltase listrik karena sinar listrik akan mudah
diperkuat dan dimodifikasi untuk sampai pada alat pembacaan.
3. Signal processor ( Pemproses sinyal )
4. Output transducer
Cara lama, sejak awal kimia analitik
Tdk diperlukan alat-alat rumit
Ukuran komponen sampel cukup besar (makro, semi-makro)
Berdasar reaksi kimia dan pers. Stoikiometri
Berdasar interaksi materi-materi
Cara baru, sejalan perkembangan IPTEK
Diperlukan alat yg lebih rumit
Ukuran sampel kecil (mikro, ultramikro, submikro)
Berdasar pengukuran besaran fisika non stoikiometri
Berdasar interaksi energi-materi
2.3.2 HPLC
2.3.4 pH Meter
Instrumen pHmeter adalah peralatan laboratorium yang
digunakan untuk menentukan pH atau tingkat keasaman dari suatu
sistem larutan. (Beran, 1996). Tingkat keasaman dari suatu zat,
ditentukan berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dalam
larutan. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh
suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion
hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak
dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia
bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya
ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk
pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan
lebih kompleks. Instrumen atau piranti ukur merupakan piranti untuk
mengukur sesuatu besaran selama dipengamatan.
2. Analisis kimia dapat memberikan informasi mengenai suatu sampel.
Hasil analisis dapat berupa analisa kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif mengidentifikasi komponen dalam zat kimia. Analisis
kualitatif menghasilkan data kualitatif, seperti terbentuknya endapan,
wama, gas maupun data non numerik lainnya. Analisis kuantitatif
mengetahui kuantitas dari setiap komponen yang menyusun analit.
Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang memiliki satuan
tertentu.
3. Jenis analisis dapat digolongkan menjadi analisis perkiraan, analisis
parsial, analisis komponen renik, analisis lengkap.
4. Kimia analitik digolongkan menjadi analisis klasik dan analisis
instrumental. Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan
stoikiometri yang telah diketahui dengan pasti. Analisis instrumental
berdasarkan sifat fisiko-kimia zat untuk keperluan analisisnya.
5. Komponen instrumen yaitu Signal generator ( penghasil sinyal ), Input
transducer/ detector ( Pengubah energi ), Signal processor ( Pemproses
sinyal ), Output transducer.
MAKALAH
ANALISIS INSTRUMEN
“Introduction (Pengenalan alat instrumen farmasi)”
OLEH:
KELOMPOK : I (SATU)
KELAS :E