Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................1


1.2 Fungsi Instrument............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3

2.1 Dasar-Dasar Analisis Instrument........................................................ 3


2.1.1 Definisi Instrument................................................................. 3
2.1.2 Klasifikasi Analisis Kimia...................................................... 4
2.2 Istilah Yang Digunakan Dalam Alat Ukur......................................... 6
2.3 Macam alat pada analisis intrumen farmasi....................................... 6
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmad dan karuniaNya berupa nikmat dan kesehatan, iman dan
ilmu pengetahuan. Sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Introduction (Pengenalan alat
instrumen farmasi)”.

Makalah ini berisikan tentang informasi dasar-dasar analisis instrument,


definisi instrument, klasifikasi analisis kimia, istilah yang digunakan dalam alat
ukur, dan macam pengenalan alat anailisis intrumen farmasi. Diharapkan Makalah
ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.

Sepenuhnya saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan


kesalahan dalam menyusun makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang
bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nur Hikma, selaku dosen
Analisis Instrumen, atas ide dan sarannya, serta menilai dan memeriksa makalah
ini, juga kepada para penulis dan penerbit, blogger, yang tulisannya kami pakai
sebagai referensi.

Akhirnya saya mengharapkan semoga makalah ini mendapatkan keridhaan


dari Tuhan Yang Maha Esa dan dapat memberikan manfaat bagi kami dan kepada
semua pembaca. Amin

Makassar ,April 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan
identifikasi dan penentuan komposisi suatu bahan. Lebih spesifiknya
terdapat kimia analitik kualitatif dan kimia analitik kuantitatif, dan kimia
analitik instrumen.
a. Kimia analitik kualitatif adalah kimia analisa yang hanya membahas
tentang identifikasi atau ada/tidaknya unsur/zat di dalam suatu bahan.
Kimia analitik kuantitatif adalah kimia analisa yang berhubungan dengan
komposisi atau jumlah unsur/zat dalam suatu bahan.
b. Kimia analitik instrumen adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan
dengan identifikasi atau penentuan komposisi dengan bantuan instrumen
(alat) khas; keuntungan analisis berlangsung cepat dengan sedikit pereaksi
baik jenis maupun jumlahnya, dan kelemahannya bergantung pada
ketelitian alat.
Analisis kimia melibatkan pemisahan, identifikasi dan penenentuan
jumlah relatif komponen dalam suatu sampel. Metode dari analisis kimia
diklasifikasikan dua macam yaitu:

1. Analisis klasik
Cara klasik dengan melibatkan proses kimia sederhana, peralatan
sederhana, tetapi memerlukan keahlian relatif tinggi.
2. Analisis Instrumen
Cara modern mulai meninggalkan proses kimia, tetapi tetap memerlukan
proses.

Karena ilmu kimia yang meluas dan timbul inspirasi-inspirasi dari


berbagai pihak untuk melakukan percobaan, Dan untuk mempermudah dari
percobaan/pratikum, dilakukan percobaan dengan bantuan instrumen. Dari
berbagai instrumen-instrumen untuk menganalisi meluas menjadi aplikasi-
aplikasi yang memudahkan dalam berbagai bidang kehidupan tidak hanya
berkaitan dengan kimia. Untuk itu makalah ini akan membahas beberapa
aplikasi dari instrumen kimia analisis kimia.

Dalam bidang industri, pengetahuan dasar instrumentasi sangat penting


terutama untuk proses pengukuran dan pengendalian/kontrol. Di dalam suatu
industri kimia, misalnya, bermacam-macam reaksi kimia harus diukur dan
dikendalikan baik suhu, volume campuran bahan, tekanan, derajad keasaman,
dan lain-lainnya. Sementara pada industri baja dan logam, suhu yang tinggi
harus diukur secara tepat dengan menggunakan alat pengukur elektronik
untuk bisa mengendalikan pengepresan logam pada ketebalan yang
diinginkan. Pada umumnya, peralatan pengukuran atau alat pengukur secara
elektronik ini merupakan bagian dasar instrumentasi yang dipakai pada
hampir semua bidang industri.

Bidang instrumentasi ini, tidak hanya diaplikasikan untuk industri kimia


dan industri baja semata, tetapi diperlukan juga untuk pabrik mobil, pabrik
gula, pabrik kertas, pabrik pemrosesan makanan, untuk instrumentasi
kedokteran, dan untuk pabrik pembuatan alat-alat elektronik itu sendiri
(seperti pabrik pembuatan telepon genggam, pabrik pembuatan chip/ sirkuit
terpadu, pabrik pembuatan komputer, dsb). Bentuk variable fisis (fisika) dan
kimia yang dipakai untuk dasar kendali dalam bidang instrumentasi ini
meliputi:

a. Suhu / temperature
b. Tekanan
c. Kecepatan aliran
d. Ketinggian cairan / level
e. Konduktifitas
f. Kepadatan benda dan kekentalan (viskositas).
1.2 Fungsi Instrument
Secara umum instrumentasi mempunyai 3 fungsi utama:
a. Sebagai alat pengukuran
b. Sebagai alat analisa
c. Sebagai alat kendali
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar-Dasar Analisis Instrument


2.1.1 Definisi Instrument
Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai
untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih
besar dan lebih kompleks. Instrumen atau piranti ukur merupakan
piranti untuk mengukur sesuatu besaran selama dipengamatan.
a. Penggunaan piranti ukur (instrumen) untuk menentukan harga
besaran yang berubah-ubah, yang seringkali pula untuk keperluan
pengaturan besaran yang perlu berada di batas-batas harga tertentu
b. Semua piranti (kimia, listrik, hidrolik, magnit, mekanik, optik,
pneumatik) yang digunakan untuk : menguji, mengamati, mengukur,
memantau; mengubah, membangkitkan, mencatat, menera,
memelihara, atau mengemudikan sifat-sifat badani (fisik) gerakan
atau karakteristik lain.
Piranti itu dapat berupa instrumen tuding (indicating instrument)
dan dapat berupa instrumen rekan (recording instrument) Istilah
“INSTRUMENT” digunakan untuk dua maksud yaitu :

1. Instrumen murni yang terdiri dari mekanisme dan bagian-bagian


yang di bangun didalam wadah (rumah) atau piranti yang berkaitan
dengan itu.
2. Instrumen murni berikut sembarang alat-alat imbuhan (auxliary)
seperti misalnya: tahanan kondensator atau transformator instrumen.
Sebagai pengganti kata “Instrumen” (piranti) seringkali dipakai pula
kata “alat ukur” (meter). Kata piranti digunakan pula sebagai
pengindonesiaan “device”.
Instrumentasi sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi
survey/ statistik, instrumentasi pengukuran suhu dan lain-lain.
Instrumentasi sebagai alat analisa banyak dijumpai di bidang kimia dan
kedokteran. Sedangkan instrumentasi sebagai alat kendali banyak
ditemukan dalam bidang elektronika, industri dan pabrik-pabrik. Sistem
pengukuran, analisa dan kendali dalam instrumentasi ini bisa dilakukan
secara manual (hasilnya dibaca dan ditulis tangan), tetapi bisa juga
dilakukan secara otomatis dengan mengunakan komputer (sirkuit
elektronik). Untuk jenis yang kedua ini, instrumentasi tidak bisa
dipisahkan dengan bidang elektronika dan instrumentasi itu sendiri.

Instrumentasi sebagai alat pengukur sering kali merupakan bagian


awal dari bagian-bagian selanjutnya (bagian kendalinya), dan bisa
berupa pengukur dari semua jenis besaran fisis, kimia, mekanis,maupun
besaran listrik. Beberapa contoh di antaranya adalah pengukur: massa,
waktu, panjang, luas, sudut, suhu, kelembaban,tekanan,aliran, pH
(keasaman), level, radiasi, suara, cahaya, kecepatan, torque, sifat listrik
(arus listrik, tegangan listrik, tahanan listrik), viskositas, densiti, dll.

2.1.2 Klasifikasi Analisis kimia


Analisis kimia dapat memberikan informasi mengenai suatu
sampel. Hasil analisis dapat berupa:

1. Analisa kualitatif
Tujuan utama analisis kualitatif adalah mengidentifikasi
komponen dalam zat kimia. Analisis kualitatif menghasilkan data
kualitatif, seperti terbentuknya endapan, wama, gas maupun data non
numerik lainnya. Umumnya dari analisis kualitatif hanya dapat
diperoleh indikasi kasar dari komponen penyusun suatu analit.
Analisis kualitatif biasanya digunakan sebagai langkah awal untuk
analisis kuantitatif. Pada berbagai cara analisis modem, seperti cara-
cara analisis spektroskopi dapat dilakukan analisis kualitatif dan
kuantitatif secara bersamaan, sehingga waktu dan biaya analisis
dapat ditekan seminimal mungkin dan perolehan hasilnya lebih
akurat.
2. Analisis kuantitatif
Tujuan utama analisis kuantitatif adalah untuk untuk
mengetahui kuantitas dari setiap komponen yang menyusun analit.
Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang memiliki
satuan tertentu. Data hasil analisis kuantitatif umumnya dinyatakan
dalam satuan volume, satuan berat maupun satuan konsentrasi
dengan menggunakan metoda analisis tertentu. Metoda analisis
kuantitatif umumnya melibatkan proses kimia dan proses fisika.
Analisis kuantitatif yang melibatkan proses kimia seperti gravimetri
dan volumetri. Analisis kuantitatif yang melibatkan proses fisika
umumnya menggunakan prinsip interaksi materi dengan energi pada
proses pengukurannya. Metode ini umumnya menggunakan
peralatan modem, seperti polarimeter, spektrometer, sehingga sering
dikenal sebagai analisis instrumen.

Berdasarkan sifat analisis terhadap komponen analitnya, jenis


analisis dapat digolongkan menjadi :

a. analisis perkiraan, Disebut analisis perkiraan bila keberadaan


komponen dalam sampel belum dapat dinyatakan dengan pasti,
hanya perkiraannya saja yang diketahui. Analisis perkiraan disebut
sebagai analisis semikualitatif dan semi kuantitatif.
b. analisis parsial, Pada analisis parsial hanya sebagian komponen
sampel yang dianalisis, sebagian lainnya tidak.
c. analisis komponen renik, hanya komponen mikro (renik) yang
ditetapkan keberadaannya secara kualitatif maupun kuantitatif.
d. analisis lengkap, Disebut analisis lengkap apabila keseluruhan
komponen penyusun sampel dianalisis, sehingga diperoleh
komposisi sesungguhnya dari komponen penyusun sampel. Analisis
lengkap mengandung informasi lengkap yang dapat digunakan untuk
berbagai keperluan.
Berdasarkan kuantitas analit yang ingin ditetapkan, analisis
dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu analisis makro, analisis
semi mikro dan analisis mikro. Analisis makro bila kadamya besar,
misalnya dalam orde gram atau prosen, sedangkan analisis mikro
bila kadar analitnya sangat kecil, seperti ppm.

Ditinjau dari caranya kimia analitik digolongkan menjadi:

1. Analisis Klasik
Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan
stoikiometri yang telah diketahui dengan pasti. Cara ini disebut juga
cara absolut karena penentuan suatu komponen di dalam suatu
sampel diperhitungkan berdasarkan perhitungan kimia pada reaksi
yang digunakan.
Secara singkat analisis klasik dibagi menjadi 3:
 Pemisahan analit : ekstraksi, destilasi, presipitasi (pengendapan),
filtrasi (penyaringan), dll.
 Analisis kualitatif titik didih, titik beku, warna, bau, densitas, dll.
 Analisis kuantitatif : analisis gravimetri dan volumetri
Pada volumetri, besaran volume zat-zat yang bereaksi meupakan
besaran yang diukur, sedangkan pada gravimetri, massa dari zat-zat
merupakan besaran yang diukur.
2. Analisis Instrumental
Analisis instrumental berdasarkan sifat fisiko-kimia zat untuk
keperluan analisisnya. Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik
dengan zat menimbulkan fenomena absorpsi, emisi, hamburan yang
kemudian dimanfaatkan untuk teknik analisis spektroskopi. Sifat
fisika–kimia lain seperti pemutaran rotasi optik, hantaran listrik dan
panas, beda partisi dan absorpsi diantara dua fase dan resonansi
magnet inti melahirkan teknik analisis modern yang lain. Dalam
analisisnya teknik ini menggunakan alat-alat yang modern sehingga
disebut juga dengan analisis modern.
Komponen instrumen yaitu :
1. Signal generator ( penghasil sinyal )
Menghasilkan sinyal analitis dari komponen sampel. Generator dapat
pula sampel itu sendiri.
2. Input transducer/ detector ( Pengubah energi )
Alat yang mengubah sebuah sinyal menjadi bentuk yang lain.
Misalnya Thermocoupel yang mengubah sinyal panas menjadi
voltase listrik. Kebanyakan transducer memasuki tahap pengubahan
sinyal analisis menjadi voltase listrik karena sinar listrik akan mudah
diperkuat dan dimodifikasi untuk sampai pada alat pembacaan.
3. Signal processor ( Pemproses sinyal )
4. Output transducer
 Cara lama, sejak awal kimia analitik
 Tdk diperlukan alat-alat rumit
 Ukuran komponen sampel cukup besar (makro, semi-makro)
 Berdasar reaksi kimia dan pers. Stoikiometri
 Berdasar interaksi materi-materi
 Cara baru, sejalan perkembangan IPTEK
 Diperlukan alat yg lebih rumit
 Ukuran sampel kecil (mikro, ultramikro, submikro)
 Berdasar pengukuran besaran fisika non stoikiometri
 Berdasar interaksi energi-materi

2.2 Istilah Yang Digunakan Dalam Alat Ukur


a. Kepekaan (sensitivity) instrumen adalah perbandingan antara gerakan
linear jarum penunjuk pada instrumen itu dengan perubahan variabel
yang diukur yang menyebabkan gerakan itu. Sensitifitas bisa dikatakan
batas terkecil yang dapat ditentukan untuk analisis kuantitatif (masih
memberikan tanggap detektor yang berbeda dengan pembanding) =
limit of detection.
b. Ketelitian (accuracy) instrumen adalah simpangan baku atau
simpangan relatif dari beberapa kali penentuan kuantitatif terhadap
sample yang dianalisis dengan metoda terpilih yang dilaksanakan
dengan normal. Makin kecil simpangan baku makin baik metoda
tersebut. Ketelitian biasanya dinyatakan dalam persentase.
c. Ketepatan atau presisi (precision) instrumen adalah kemampuan
instrumen menghasilkan kembali bacaan tertentu dengan ketelitian yang
diketahui. Keterdekatan hasil analisis yang diperoleh dengan memakai
metoda tersebut dengan harga sebenarnya. Biasanya dinyatakan dengan
persen perolehan kembali terhadap sample yang kadarnya diketahui
dengan pasti. Persyaratan perolehan kembali metoda analisis adalah 80
– 120%.
d. Ketidakpastian (uncertainty) instrumen adalah daerah deviasi dari
nilai pengukuran alat (instrumen).
e. Kalibrasi (calibration) instrumen adalah membandingkan nilai ukuran
instrumen dengan nilai ukuran standar.
f. Standar ukuran adalah nilai ukuran yang sudah disepakati sebagai
patokan dalam melakukan pengukuran.
g. Teknik analisis merupakan suatu fenomena ilmiah dasar yang telah
terbukti berguna untuk memberikan informasi mengenai susunan zat-
zat yang dianalisis. Sedangkan metoda analisis merupakan penerapan
yang spesifik dari suatu teknik analisis untuk memecahkan persoalan
analisis.

2.3 Macam alat pada pada analisis intrumen


2.3.1 Polarimeter
Polarimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
besarnya putaran optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat
optis aktif yang terdapat dalam larutan.Jadi polarimeter ini merupakan
alat yang didesain khusus untuk mempolarisasi cahaya oleh suatu
senyawa optis aktif.

2.3.2 HPLC

Kromatografi ditemukan oleh Tswett pada tahun 1903. D.T.


Day juga menggunakan kromatografi untuk memisahkan fraksi-
fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui sebagai
penemu. Pada akhir tahun 1960 an, semakin banyak usaha dilakukan
untuk pengembangan kromatografi cair sebagai suatu teknik
mengimbangi kromatografi gas. High Performance Liquid
Chromatography (HPLC) telah berhasil dikembangkan dari usaha ini.
Kegunaan
1. Untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik,
maupunsenyawa biologis
2. Analisis ketidakmurnian (impurities)
3. Analisis senyawa-senyawa tidak mudah menguap (non-volatil)
4. Penentuan molekul-molekul netral, ionic, maupun zwitter ion
5. Isolasi dan pemurnian senyawa
6. Pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama.
7. Pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah sedikit (trace
elements), dalam jumlah banyak dan dalam skala proses industri.
Prinsip Kerja
Kromatografi merupakan teknik yang mana solute atau zat-zat
terlarut terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solute-
solut ini melewati suatu kolom kromatografi.

2.3.3 Gas Chromatography (GC)


Merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk menganalisis
senyawa-senyawa organik yang dapat diuapkan dalam GC diamana
titik uapnya antara 200o C- 350o C. Biasanya senyawa-senyawa yang
memiliki massa molekul relatif kecil. Detektor yang digunakan
dsesuaikan dengan senyawa yang dianalisis.

2.3.4 pH Meter
Instrumen pHmeter adalah peralatan laboratorium yang
digunakan untuk menentukan pH atau tingkat keasaman dari suatu
sistem larutan. (Beran, 1996). Tingkat keasaman dari suatu zat,
ditentukan berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dalam
larutan. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh
suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion
hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak
dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia
bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya
ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.

2.3.4 Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)


Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat
yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur
logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan absorbsi
radiasi oleh atom bebas.
Keuntungan metode AAS dibandingkan dengan
spektrofotometer biasa yaitu spesifik, batas deteksi yang rendah dari
larutan yang sama bisa mengukur unsur-unsur yang berlainan,
pengukurannya langsung terhadap contoh, output dapat langsung
dibaca, cukup ekonomis, dapat diaplikasikan pada banyak jenis
unsur, batas kadar penentuan luas (dari ppm sampai %). Sedangkan
kelemahannya yaitu pengaruh kimia dimana AAS tidak mampu
menguraikan zat menjadi atom misalnya pengaruh fosfat terhadap
Ca, pengaruh ionisasi yaitu bila atom tereksitasi (tidak hanya
disosiasi) sehingga menimbulkan emisi pada panjang gelombang
yang sama, serta pengaruh matriks misalnya pelarut.

2.3.5 Instrumen Spektrofotometer Infra Merah


Spektrofotometer Infra Merah adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengamati dan mengidentifikasi interaksi molekul-
molekul dan komponen-komponen organik dan anorganik dengan
radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang
0,75 – 1,00 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10 cm-
1
. Aulat ini dapat digunakan untuk mengetahui suatu gugus
fungsional dari suatu senyawa.
Prinsip kerja alat ini yaitu spektrofotometer infra merah
digunakan untuk mempelajari sifat-sifat bahan, dimana struktur zat
yang diuji dapat diamati dengan spektrogram panjang gelombang vs
transmittansi yang sangat spesifik dan merupakan sidik jari suatu
molekul. Spektogram dari bahan yang sudah diketahui spektranya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk
pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan
lebih kompleks. Instrumen atau piranti ukur merupakan piranti untuk
mengukur sesuatu besaran selama dipengamatan.
2. Analisis kimia dapat memberikan informasi mengenai suatu sampel.
Hasil analisis dapat berupa analisa kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif mengidentifikasi komponen dalam zat kimia. Analisis
kualitatif menghasilkan data kualitatif, seperti terbentuknya endapan,
wama, gas maupun data non numerik lainnya. Analisis kuantitatif
mengetahui kuantitas dari setiap komponen yang menyusun analit.
Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang memiliki satuan
tertentu.
3. Jenis analisis dapat digolongkan menjadi analisis perkiraan, analisis
parsial, analisis komponen renik, analisis lengkap.
4. Kimia analitik digolongkan menjadi analisis klasik dan analisis
instrumental. Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan
stoikiometri yang telah diketahui dengan pasti. Analisis instrumental
berdasarkan sifat fisiko-kimia zat untuk keperluan analisisnya.
5. Komponen instrumen yaitu Signal generator ( penghasil sinyal ), Input
transducer/ detector ( Pengubah energi ), Signal processor ( Pemproses
sinyal ), Output transducer.
MAKALAH
ANALISIS INSTRUMEN
“Introduction (Pengenalan alat instrumen farmasi)”

OLEH:

NAMA : WIRAWAN ROSAMI

NIM : 17 3145 201 176

KELOMPOK : I (SATU)

KELAS :E

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT dan
Informatika
UNIVERSITAS MEGA REZKY
MAKASSAR
2019

Anda mungkin juga menyukai