S ) BAB II
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN LAUT BUNGKUTOKO PERSYARATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TEKNIS UMUM
BAB II
PERSYARATAN TEKNIS UMUM
Pasal 1
Dasar Hukum
1. Jasa Konstruksi
Dalam pelaksanaan kegiatan ini diberlakukan UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan
Pelaksanaannya dengan PP No. 28 Tahun 2000, PP No. 29, PP No. 30 Tahun 2000, PP No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pemerintah.
2. Standar Rujukan
a. Bahan-bahan atau mutu pengerjaan yang disyaratkan oleh spesifikasi ini harus memenuhi atau
melampaui peraturan / standar yang disebutkan secara khusus, merupakan tanggungjawab Penyedia
Jasa (Kontraktor) untuk menyediakan bahan-bahan dan mutu pengerjaan yang sesuai standar dan
aturan.
b. Dalam pengadaan semua jenis barang/bahan yang digunakan dalam pekerjaan adalah merupakan
tanggungjawab Penyedia Jasa untuk membuktikan ini telah dipenuhi persyaratan rinci dari peraturan
dan standar yang disebutkan secara khusus serta untuk membuktikan bahwa jenis barang yang
diadakan untuk digunakan dalam pekerjaan telah memenuhi atau melampaui persyaratan yang
ditetapkan.
c. Kuasa Pengguna Anggaran berhak untuk menolak jenis bahan/barang yang digunakan dalam pekerjaan
yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditetapkan. Selanjutnya Kuasa Pengguna Anggaran
berhak dan dengan tanpa mengabaikan cara penyelesaian lainnya untuk menerima jenis barang yang
tidak sesuai dan diikuti dengan suatu penyesuaian dalam harga satuan atau harga borongan untuk jenis
barang/bahan tersebut.
d. Merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa, sesuai dengan persyaratan dalam Dokumen Kontrak atau
permintaan tertulis dari Kuasa Pengguna Anggaran untuk menyerahkan kepada Kuasa Pengguna
Anggaran semua bukti yang diminta bahwa bahan-bahan atau mutu pengerjaan atau kedua-duanya
telah memenuhi atau melampaui persyaratan peraturan atau standar yang disebutkan secara khusus.
AASHTO :
The American Association of State Highway and Transportation Officials.
SNI 03-2847-2013 :
Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung.
RSNI T-12-2004 :
Perencanaan struktur beton untuk jembatan
SNI 1729-2015 :
Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural
Pembebanan untuk Jembatan, RSNI 1725:201X
SNI 2052-2014 :
Baja Tulangan Beton
SNI-7833 - 2012 :
Tata Cara perancangan Beton Pracetak dan Beton Prategang untuk Bangunan Gedung.
“Technical Standards and Commentaries For Port and Harbour Facilities In Japan 2009 ;(The Overseas
Coastal Area Development Institute of Japan),
“Design of Marine Facilities for the Berthing, Mooring, and Repair of Vessels” by John W. Gaythwaite;
“Planning and Design of Ports and Marine Terminals, 2nd edition” by Hans Agerschou;
“Port Engineering: Planning, Construction, Maintenance, and Security” by Gregory P. Tsinke;
CERC, 1984, Shore Protection Manual, US Army Coastal Engineering Research Center, Washington.
Kramadibroto, S., 1985, Perencanaan Pelabuhan, Ganeca Eact Bandung
Quinn A. Def., 1972, Design and Construction of Port and Marine Structures,
Mc Graw-Hill Book Company, New York.
Triatmodjo, Bambang, 2013, Perencanaan Pelabuhan, Beta Offset.
Neufert, Ernst (2000): Neufert Architect’s Data. Inggris: Blackwell Publishiing Company.
ASCE Standard (American Society of Civil Engineers) Seismic Design of Piers and Wharves, Copyright
61-14.
Standard Design Criteria for Port in Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departemen
Perhubungan, 1984
Guidelines for The Design of Fender System, PIANC, 2002
Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, 1987
Minimum Design Loads for Buildings and Other Structures, ASCE/SEI 7-05
Spesifications for Structural Steel Buildings, AISC 360-10
Tata cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung , SNI
1726:2012
Pipa Baja untuk Pancang , SNI 8052:2014
Pasal 2
Lingkup Pekerjaan
1. Umum
a. Bagian Ini pada umumnya menggambarkan pekerjaan secara keseluruhan, dan pekerjaan yang
diperlukan dibawah kontrak ini.
b. Uraian lingkup pekerjaan ini hanya untuk materi pekerjaan utama di dalam keseluruhan pekerjaan yang
diperlukan di bawah kontrak, setiap kegagalan tidak membebaskan pemborong dari tanggung jawabnya
untuk menyelesaikan pekerjaan yang diperlukan sesuai kontrak ini.
2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi pembangunan :
1. Trestle Penumpang (386 x 4) m²
2. Kantor Pelabuhan Kendari (34,5 x 10,5 x 2 lantai) m²
3. Terminal Penumpang (50 x 24) m²
Pasal 3
Pedoman Pelaksanaan
2. Dokumen Pelaksanaan
a. Yang termasuk dalam Dokumen Pelaksanaan ialah :
1) Kontrak Pelaksanaan Pekerjaan antara Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan Kontraktor yang
disebut dengan "Surat Perjanjian Kontraktor".
2) Buku Pedoman Pelaksanaan dan Persyaratan Pekerjaan ini beserta penjelasan atau kelengkapan hasil
rapat penjelasan/aanwijzing.
3) Gambar-gambar Rencana beserta penjelasan atau kelengkapan hasil rapat penjelasan/aanwijzing.
4) Addendum yang secara sah dalam rangka melengkapi butiran-butiran diatas.
5) Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
b. Dokumen Pelaksanaan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi, kekurangan suatu hal di dalam
salah satu unsurnya tidak menyebabkan hal tersebut menjadi batal.
c. Yang termasuk dalam surat-menyurat ialah :
1) Risalah-risalah rapat yang diadakan sehubungan dengan proses pelaksanaan pembangunan.
2) Surat-surat teguran / nota-nota / surat-surat pernyataan / surat-surat jawaban dan sebagainya yang
secara resmi dan sah dikeluarkan dan disampaikan oleh dan kepada pihak-pihak yang bersangkutan di
dalam proses pelaksanaan pembangunan ini.
d. Semua surat-menyurat tersebut merupakan langkah-langkah pelaksanaan dari Dokumen Pelaksanaan,
dengan demikian memiliki keabsahan yang sama.
e. Dokumen Pelaksanaan merupakan dasar hukum yang utuh untuk pelaksanaan pembangunan ini.
f. Segera setelah dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) Kontraktor harus sudah memiliki 3 (tiga) set
"Dokumen Pelaksanaan".
g. Selama pelaksanaan berlangsung, satu set lengkap Dokumen Pelaksanaan harus selalu berada di kantor
Kontraktor di lapangan dalam keadaan terawat baik dan dapat ditunjukkan setiap saat kepada yang
berwenang.
h. Apabila terdapat perbedaan, kekurang-lengkapan dan sebagainya pada Dokumen Pelaksanaan, Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas / Konsultan Manajemen Konstruksi.
d. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini setiap harinya terpasang dengan baik dikantor Kontraktor (lapangan).
e. Tidak dipenuhinya pengadaan jadwal tersebut atau tidak di patuhinya ketentuan-ketentuan tersebut di atas
akan mengakibatkan dihentikannya proses pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung. Akibat dari
penghentian ini merupakan tanggung jawab dari Kontraktor.
5. Kepala Proyek
a. Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menempatkan seorang Kepala Proyek (Site Manager)
dengan beberapa wakilnya sebagai Pemimpin Pelaksanaan Pekerjaan di lapangan; Kepala Proyek ini
memiliki otoritas penuh dalam mengendalikan pekerjaan di lapangan.
b. Kontraktor harus melaporkan secara tertulis Curriculum Vitae dari Kepala Proyek beserta wakilnya kepada
Pemberi Tugas. Dalam hal ini Pemberi Tugas berhak untuk menolak dan menunjuk pengganti Calon Kepala
Proyek yang diajukan oleh Kontraktor.
c. Kepala Proyek dan Wakilnya tersebut harus berpengalaman, bertanggung jawab dalam bidang organisasi,
administrasi dan teknik.
d. Kepala Proyek kecuali karena sesuatu hal yang sangat penting/mendesak harus selalu berada di lapangan
6. Penunjukan Sub-Kontraktor
a. Penunjukkan Sub-Kontraktor oleh Kontraktor hanya dapat dibenarkan apabila telah diberikan persetujuan
secara tertulis oleh Pemberi Tugas.
b. Jenis pekerjaan yang dapat diberikan kepada Sub-Kontraktor oleh Kontraktor hanya dapat dibenarkan
apabila Sub-Kontraktor tersebut telah memenuhi ketentuan yang berlaku dan telah diberikan persetujuan
secara tertulis oleh Pemberi Tugas.
c. Kontraktor secara penuh tetap bertanggung jawab atas pengaturan pekerjaan dan waktu pelaksanaan yang
dilakukan oleh Sub-Kontraktor.
7. Pengendalian Karyawan
Kontraktor dan Sub-Kontraktor harus memperkerjakan orang-orang yang teliti, ahli dan berpengalaman.
a. Kelalaian dari pengawas-pengawas tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
b. Karyawan dari Kontraktor yang tidak memiliki kemampuan/tanggung jawab harus diganti, baik atas inisiatif
Kontraktor sendiri, maupun atas permintaan secara tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas / Konsultan
Manajemen Konstruksi atau Pemberi Tugas kepada Kontraktor.
8. Kesejahteraan Karyawan
a. Kontraktor harus memperhatikan kesejahteraan pegawai sesuai dengan Peraturan Perburuhan yang
berlaku.
b. Kontraktor turut mengawasi pengadaan makanan dan minuman yang sehat untuk para karyawan di
lapangan.
9. Keselamatan Karyawan
a. Kontraktor harus menyediakan peralatan keselamatan bagi para karyawan dan pejabat - pejabat yang
berkaitan dengan pemeriksaan/pengawasan pekerjaan di lapangan terhadap kemungkinan-kemungkinan
bahaya yang ditimbulkan oleh jenis-jenis pekerjaan yang sedang dikerjakannya.
b. Jika terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib mengambil tindakan-tindakan yang
terbaik guna keselamatan si korban.
c. Sejumlah obat-obatan untuk pertolongan pertama harus selalu tersedia di lapangan dalam satu peti PPPK
dan selalu dalam keadaan siap untuk dipergunakan.
d. Kontraktor wajib melindungi para karyawannya dengan jaminan asuransi ketenagakerjaan.
- Pekerjaan tambah/kurang
- Kegiatan administrasi (surat menyurat)
Laporan Harian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas / Konsultan Manajemen
Konstruksisebelum diedarkan lebih lanjut kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
b. Bentuk Laporan Harian akan diberikan oleh Direksi / Konsultan Pengawas / Konsultan Manajemen
Konstruksi.Kelalaian Kontraktor untuk membuat Laporan Harian dianggap sebagai ketidakseriusan
Kontraktor yang akan mengakibatkan dihentikannya pekerjaan dengan akibat sepenuhnya merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
c. Berdasarkan pada Laporan-laporan Harian tersebut, Direksi / Konultan Pengawas / Konsultan Manajemen
Konstruksi akan memuat Laporan Mingguan dilengkapi dengan penilaian Pengawas Lapangan atas
kegiatan teknis dan non teknis Kontraktor.
Laporan Mingguan ini kemudian akan diedarkan kepada Pemberi Tugas, Pimpinan Proyek dan
Instansi-instansi yang berkaitan.
Pasal 4
Persiapan Pelaksanaan
dilaksanakan dengan baik, dan memenuhi Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini.
b. Alat-alat umum yang harus disediakan dalam Pekerjaan Persiapan meliputi :
1) Dump Truck
2) Excavator
3) Vibro Roller
4) Bulldozer
5) Genset
6) Compressor
7) Pompa Air
8) Crane Pancang
9) Crane Service/Transport
10) Ponton Pancang + Tug Boat
11) Ponton Beton + Tug Boat
12) Ponton Servig/transport + Tug Boat
13) Diesel Hammer
14) Loader
15) Mesin Las
16) Blender
c. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan secara langsung untuk mengerjakan pekerjaan,
Kontraktor juga harus menyediakan alat-alat kelengkapan kerja, sehingga para pekerja dapat mengerjakan
dengan baik dan aman.
3. Pemasangan iklan
Kontraktor tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun dilapangan kerja atau ditanah berdekatan,
kecuali dengan ijin tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas / Konsultan Manajemen Konstruksi.
5. Perlindungan Lingkungan
a. Selama masa pelaksanaan pekerjaan Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan akibat
operasi atau pelaksanaan pekerjaan terhadap bangunan yang ada. Seperti Utilitas jalan, saluran dan lain-
lain yang ada dilokasi dan lingkungannya, dimana hal tersebut diatas tidak termasuk dalam lingkup
pekerjaan utama.
b. Kontraktor juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas perlengkapan umum
seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh Kontraktor. Segala biaya untuk
pemasangan kembali beserta perbaikan-perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah c.q Undang-undang Kesehatan Kerja dan lain
sebagainya termasuk semua perubahan yang kini berlaku.
S0 M2 S2 N2 O1 M4 MS4 K2 P1
A (Cm)
G ( o)
Perhitungan beda phase pada saat ko-insidensi antara ARK1 dan O1, sehingga
diperoleh suatu kombinasi yang merupakan fungsi dari konstanta-konstanta M2, K1,
O1 dan K2 untuk mendapatkan kondisi dari air rendah yang disebabkan oleh
konstanta-konstanta M2, K1, O1 dan K2.
Adanya pengaruh dari konstanta-konstanta S2, P1, M4 dan MS4 serta pada saat ko-
insidensi konstanta-konstanta yang mengakibatkan gelombang S2 dan K1 akan
mempengaruhi beda phase P1.
Demikian pula pengaruh dari konstanta N2.
Dengan menentukan suatu besaran yang berupa faktor keamanan, maka muka
surutan (0,00 LWS) akan memperoleh besaran dan letaknya terhadap duduk tengah
(MSL) pada peil schaal.
Khusus untuk pelabuhan yang terletak dialur sungai, maka akan dilakukan pendataan
mengenai muka air banjir yang pernah terjadi, dengan cara melakukan pengamatan
langsung di lokasi terhadap bekas-bekas garis muka air banjir.
8. Perekaman Pemeruman/Sounding
Gambaran tentang konfigurasi dasar laut di lokasi perairan pelabuhan yang bersangkutan, potongan
melintang pantainya dan bangunan lain, yang termasuk di dalam kategori rintangan navigasi (kapal
tenggelam, letak karang dan lain-lain).
1) Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
2) Personil Pelaksana
Team pelaksana terdiri dari :
1 Ahli Geodesi
2 orang surveyor
1 orang draftman
1 pengemudi motor boat
4 orang buruh lokal
3) Metoda Pelaksanaan
Persiapan
Dalam pekerjaan persiapan ini dilakukan pengukuran polygon dan waterpass untuk pengukuran
garis pantai, pemasangan patok-patok untuk jalur sounding 10 m dan 25 m.
Sebelum pemeruman dilakukan dengan teliti, terlebih dahulu dilakukan pemeruman global secara
visual dan dibantu dengan tali. Hal ini dimaksudkan supaya dapat menentukan distribusi
pemeruman dengan teliti dan efisien.
Pada posisi dimana pola dasar laut landai, pemeruman dilakukan dengan lintasan-lintasan yang
relatif jarang, sedang pada pola dasar laut relatif dalam dilakukan pemeruman dengan lintasan-
lintasan yang relatif rapat.
Apabila setelah melaksanakan pengukuran ulang pada pekerjaan persiapan dan terdapat
perbedaan bathymetry antara gambar rencana dengan hasil bathymetry ulang maka segera
dilaporkan kepada pemilik pekerjaan.
Haluan Pemeruman
Haluan Pemeruman akan diusahakan semaksimal mungkin tegak lurus pantai. Untuk pengontrolan
kedalaman pada jalur sounding dilakukan dengan cara sounding silang minimum 5 (lima) jalur.
Penentuan Fix Point akan dilakukan dengan cara Snellius. Untuk cara ini diperlukan sebuah station
pointer dan dua buah sextant di kapal, dibantu dengan minimal tiga buah titik reference.
Pelaksanaannya
Hydrografi Engineer sebagai pimpinan terlebih dahulu membuat busur-busur lingkaran pada peta
situasi pantai berdasarkan tiga titik yang telah ditentukan. Berikutnya pekerjaan sounding
dilaksanakan dari motor boat sebagai berikut :
- 2 Surveyor di motor boat mencatat posisi motor boat dengan sextant terhadap tiga titik
referensi di darat. Apabila letak garis pantai tempat titik referensi diletakkan tidak tampak dari
lokasi sounding/pemeruman, maka suatu beacon berupa titik referensi bantuan perlu dibuat di
daerah perairan di laut.
- 1 Surveyor memberi tanda pada kertas rekaman sounding (contoh : II - 7, pukul 10.45 ; artinya
jalur II posisi no. 7 pukul 10.45).
- 2 orang buruh lokal yang memegang bendera di darat pindah ke jalur selanjutnya sesudah satu
jalur selesai.
- Hydrografi Engineer memplot posisi motor boat pada busur lingkaran peta situasi pantai
berdasarkan hasil yang didapat dari pembacaan sextant (misal sextant I : 70° 12' dan sextant II
: 58° 43' ) dan memberi nomor sesuai nomor pada kertas rekaman.
- Untuk pengecekan kedalaman pada jalur sounding, dibuat jalur cross sounding atau sounding
silang, minimum 5 jalur.
- Jarak antara Ray (jalur) sounding dekat darat sampai perairan di depan dermaga 10 m dan di
laut 25 m.
- Sounding dilakukan pulang pergi, pergi dengan jalur-jalur ganjil dan pulang dengan jalur-jalur
genap.
- Alat apung (Kapal perum atau Sekoci perum)
Kapal perum yang digunakan diusahakan supaya :
- Ruangan cukup untuk peralatan (Echo Sounder, Tempat memplot Fix Point dan Personil).
- Draft kapalnya sesuai dengan daerah yang diperum.
- Kecepatannya dapat dipertahankan konstan selama pemeruman berlangsung.
- Laik Laut.
4) Evaluasi hasil sounding
Elevasi Dasar laut, dihitung berdasarkan pembacaan pada kertas rekaman sounding
dengan koreksi-koreksi sebagai berikut :
Koreksi Echo didapat dari Bar-Check yang dilakukan sebelum dan sesudah
pemerumanberlangsung setiap hari pelaksanaan.
Koreksi pasang surut, didapat dari bacaan pasut selama sounding berlangsung terhadap bidang
muka surutan.
Angka kedalaman ditulis dalam metrik, untuk kedalaman di bawah 32 m ditulis dalam meter dan
decimeter, untuk kedalaman di atas 32 m ditulis dalam meter penuh. Interval Interval penulisan
kedalaman pada tiap jalur adalah 10 m.
Garis pantai, bangunan-bangunan, jalan di sekitar daerah sounding yang berjarak ± 50 m dari garis
pantai paling surut digambar dalam peta situasi sounding. Sebagai dasar penggambaran adalah
jalur polygon dan patok-patok yang diukur elevasinya.
Peta yang akan disajikan memperhatikan/menggambarkan keadaan-keadaan penting sebagai
berikut :
1. Daerah dangkal
2. Karang tenggelam maupun muncul
3. Kerangka kapal tenggelam
4. Rintangan-rintangan yang masuk dalam kategori rintangan navigasi
5. Garis pantai
6. Ketinggian antara 0,0 m LWS dan garis pantai akan diberikan angka-angka ketinggian.
7. Dalam peta akan dicantumkan harga LWS (bidang surutan) terhadap MSL, (duduk tengah) dan
air tinggi serta hubungan antara pasang surut dan BM.
8. Garis kedalaman/ketinggian (kontur)
untuk hidrografi, kontur yang ditarik adalah : 0,1,2,3,4,5,6,7,8, 10,15,20 dst.
untuk topografi, kontur yang ditarik adalah : 1,2,3,dst (interval 1 meter)
5) Metode Pemetaan
Perhitungan dalam pembuatan peta perum disajikan dalam lintang/bujur bila memungkinkan (bila
didapat BM dengan koordinat geografis) :
- Ellipsoide : Bessel 1841
- Proyeksi : Mercator
- Skala peta : 1 : 1000
- Meridian utama yang dipakai : Jakarta Baru
Dalam hal tidak didapatkan titik tetap berkoordinat geografis bisa menggunakan sistem lokal (X,Y)
atau UTM.
Ukuran peta A0, bila luas daerah yang disurvai melebihi ukuran diatas,, peta dibagi dalam sheet-
sheet.Konsultan akan membuat satu peta dengan skala besar yang memperlihatkan area survey
secara keseluruhan.
Peta Hidrografi dan Topografi dibuat diatas kertas kalkir tahan air (drafting film) dan selalu
menghadap Utara.
2. Kontraktor harus menyerahkan pada Direksi / Konsultan Pengawas / Konsultan Manajemen Konstruksi
rencana operasi alat-alat tersebut (equipment schedule).
3. Segala kerusakan atau kehilangan alat atau bagian - bagiannya selama mendatangkan,
mempergunakan atau mengembalikannya adalah tanggung jawab Kontraktor.
4. Memasukkan dan mengeluarkan alat-alat harus sepengetahuan Direksi / Konsultan Pengawas /
Konsultan Manajemen Konstruksi.
5. Kontraktor harus menjaga dan harus bertanggung jawab atas operasi alat-alat tersebut jangan sampai
merusak jalan, saluran dan fasilitas lingkungan lain yang sudah dinyatakan selesai.
6. Kontraktor harus mempersiapkan ijin – ijin yang diperlukan untuk memobilisasi alat – alat berat pada
lokasi proyek.
c. Kelengkapan Peralatan
Harus disiapkan Direksi Keet meliputi Sepatu Lapangan, Topi Lapangan, Payung sesuai jumlah yang
dibutuhkan.
Pasal 5
Pekerjaan Sementara
2. Informasi Meteorologi
Mengikuti instruksi Dereksi/ Engineer/ Pengawas, kontraktor harus menyediakan, memelihara dan
mengoprasikan peralatan pencatat data meteorology untuk pengamatan setiap hari selama waktu
berlakunya kontrak, hal – hal di bawah ini :
a. Pencatat Hujan
b. Pengamatan Angin
c. Pengamatan Pasang Surut
3. Buku Harian
a. Pelaksana wajib menyediakan buku harian di tempat pekerjaan.
b. Segala kejadian yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan harus dicatat setiap harinya
c. Catatan tersebut meliputi :
1) Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan setiap hari
2) Hari – hari kerja, hari – hari tidak bekerja dan lain – lain
3) Bahan – bahan bangunan yang datang, yang telah dipergunakan dan yang ditolak atau diterima.
4) Kemajuan pekerjaan.
5) Kejadian-kejadian di tempat pekerjaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan.
d. Buku harian tersebut harus ditandatangani bersama antara pelaksana dan pengawas harian sebagai
tanda persetujuan. Apabila terjadi perbedaan pendapat, maka masing-masing dapat mengajukan
persoalan kepada Direksi Harian/ Kepala Pengawas untuk dapat penyelesaian
e. Disamping buku harian harus menyediakan buku Direksi, dimana dicatat semua instruksi Direksi yang
ditanda tangani oleh direksi.
4. Jam Kerja
Kontraktor leluasa mengatur jam kerjanya sediri. Pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan pada malam hari,
kontraktor harus menyediakan/ menyiapkan sejak sesuatu yang diperlukan, misalnya penerangan lampu dan
sebagainya demi kesempurnaan pekerjaan atasa tanggungan biaya kontraktor dan atas persetujuan dan
pengawasan Direksi/Engineer/Pengawas.
5. Pembersihan Lokasi
a. Pemborong harus melakukan pembersihan lokasi di seluruh area lokasi pekerjaan sebelum memulai
pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Kontrak. Puing bangunan, akar pohon, sisa-sisa tali kawat
dan semua material yang tidak berguna untuk reklamasi, tiang pancang dan apapun juga harus
disingkirkan dari lokasi dan dibuang di area pembuangan yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas
dengan cara yang memuaskan kepada Konsultan Pengawas.
b. Pohon yang ada di dalam lokasi pekerjaan yang dapat menjadi penghalang bagi pekerjaan atau tidak
lagi diperlukan, harus dipindahkan oleh Pemborong dengan pengarahan dari Konsultan Pengawas,
kecuali jika diarahkan oleh Konsultan Pengawas dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari penghijauan.
c. Pasir dan tanah di dalam lokasi yang tidak berguna lagi, dikeluarkan dari lokasi pekerjaan tanpa
menunggu ijin dari Konsultan Pengawas.
d. Penyelesaian
1) Ketika atau sebelum penyelesaian pekerjaan, jika diperlukan, struktur sementara, instalasi dan
bangunan pelengkap harus dibongkar dan dipindahkan dari tempatnya.
2) Daerah luar Area pekerjaan yang digunakan untuk pekerjaan dan instalasi sementara harus di
kembalikan kondisinya sesuai dengan kondisi awal atau diselesaikan sesuai kebutuhan setempat
6. Survei Topographic/Hydrographic
a. Umum
1) Pemborong akan menyelesaikan survey sebagai bagian dari pekerjaan yang berhubungan dengan
persiapan yang diperlukan di bawah kontrak ini
a) Semua survey akan dilaksanakan dengan berpedoman kepada patok duga atau monument.
Dan tabel datum akan diamati oleh Pemborong dan diperiksa dengan datum yang ada
b) Lokasi Bench-Mark (Minimum 2) dan titik kunci harus mengacu ke koordinat geografis dan
diukur dengan GPS
c) Ketelitian GPS harus disetujui oleh Engineer sebelum Pemborong mulai pekerjaan survey.
2) Semua survey akan dilaksanakan oleh surveyor yang berlisensi dan berpengalaman. Terlebih
dahulu kontraktor harus menyerahkan rekapan lisensi dan kualifikasi dari surveyor yang akan
melaksanakan pekerjaan kepada engineer, untuk mendapat persetujuan
3) Sebelum memulai survey dengan Pemborong akan menyampaikan, program pekerjaan yang
menggambarkan pengaturan pekerjaan secara umum, system positioning, peralatan survey yang
digunakan dan jadwal waktu pekerjaan kepada Engineer untuk persetujuan.
b. Survei Topografis
1) Pemborong akan menyelesaikan survey topografis dan area proyek jalan penghubung terkait dalam
arti perlintasan dan permukaan, mencakup area yang disyaratkan.
2) Semua stasiun akan harus dikembangkan dengan jaringan tertutup dengan suatu kesalahan
penutup kurang dari 1/3,000 dan level penutup dengna suatu ketelitian 20 mm dalam 1 (satu)
kilometer.
3) Survey akan dilaksanakan sepengetahuan Engineer atau orang yang ditunjuk oleh Engineer
dengan garis interval 5,00 m sebagaimana telah ditetapkan pada saat pekerjaan dimulai.
4) Catatan lapangan, lembar perhitungan dan lain dokumen akan disiapkan dalam Bahasa Inggris dan
yang disampaikan oleh Pemborong dengan persetujuan untuk pemeriksaan
8. Pagar Sementara
Kontraktor atas biaya sendiri, apabila perlu dengan ijin Direksi/ Engineer/ Pengawas dapat membuat pagar
sementara dan harus memelihara pagar tersebut agar tetap dalam keadaan baik termasuk pintu-pintunya,
sepanjang batas yang ditentukan untuk daerah operasinya. Pagar sementara tersebut harus dibongkar pada
akhir pembangunan.
Pasal 6
Material dan Pengerjaan
1. Umum
Bagian Ini menetapkan ketentuan suplemen dan tambahan yang berkenaan dengan material, produk,
pengerjaan dan peralatan yang diperlukan di bawah Kontrak ini.
2. Material
a. Kelas Material
Bila acuan terhadap suatu standar dibuat tanpa indikasi suatu nilai yang spesifik, material tersebut harus
sesuai dengan kelas yang pantas untuk dipilih sesuai tujuannya dan yang disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
b. Jadwal Material
Jadwal material menyatakan rincian menyeluruh terhadap material yang harus disediakan dan
digunakan di dalam pekerjaan yang permanen, akan disampaikan oleh Pemborong kepada Pengawas
Lapangan untuk persetujuan sebelum pemesanan pembelian. Setiap perubahan dari spesifikasi
penyimpangan Jadwal akan tunduk kepada persetujuan Pengawas Lapangan. Pengawas Lapangan
berhak untuk menolak material yang sudah terpasang, tapi tidak daiam hal kualitas yang telah disetujui.
Pemborong akan mengganti material tersebut, sesuai instruksi Pengawas Lapangan tanpa biaya
ditambahkan kepada Pemberi tugas.
c. Pemesanan Material
Setelah memperoleh persetujuan Pengawas Lapangan, Pemborong akan mengajukan pesanan untuk
material sesuai jadwal waktu atau pada waktu tertentu yang dianggap perlu. Pemborong akan
menyerahkan salinan kepada Pengawas Lapangan dari semua order yang dilakukan untuk persediaan
material untuk digunakan di dalam pekerjaan yang permanen.
d. Nama dagang
Nama dagang material yang dinyatakan di dalam Dokumen Kontrak, bila ada, dimaksudkan hanya untuk
menunjukkan standar material dimana perancamgan pekerjaan yang tertentu didasarkan dan juga untuk
menghindari penafsiran yang keliru terhadap material pada Gambar dan Spesifikasi..
Pencantuman merk dagang tersebut, oleh karena itu, harus tidak dipertimbangkan untuk membatasi
penerimaan dari produk lain yang sama atau berfungsi, berpenampilan, ketahanan dan keandalan lebih
baik.
e. Kemasan
Semua material harus dikirimkan ke lokasi dengan cara-cara yang biasa digunakan untuk mengangkut
sesuai untuk negara tropis dan akan diidentifikasi di dalam suatu cara yang bisa diterima oleh
Pengawas Lapangan.
3. Pengerjaan
a. Penggunaan tenaga kerja dalam semua pekerjaan harus dari kelas satu dalam kaitan dengan standar
intemasional dan pekerjaan akan tunduk kepada persetujuan Pengawas Lapangan.
b. Kontraktor harus menempatkan tenaga foreman yang berpengalaman dan dapat dipercaya untuk
pekerjaan beton, pekerjaan pemancangan, pekerjaan baja, listrik dan pekerjaan-pekerjaan pelengkap
lainnya dan operator peralatan kerja yang terdidik untuk mengoperasikannya.
Pasal 7
Gambar - Gambar
1. Umum
Bagian ini menetapkan tambahan dan pengganti yang berkenaan dengan gambar – gambar.
3. Shop Drawing
a. Shop Drawing meliputi seluruh detail pekerjaan, perakitan, instalasi dan gambar kerja lainnya termasuk
perhitungan detail, spesifikasi, data, katalog dan lain informai melengkapi Shop Drawing.
b. Pemborong menyampaikan Shop Drawing dan disetujui oleh Pengawas Lapangan yang sesuai dengan
jadwal waktu yang ditentukan, atau jika tidak sesuai, perbaikan dilakukan lebih dahulu, sebelum
pekerjaan dimaksud dimulai.
c. Shop Drawing akan dengan teliti menunjukan jumlah dan macam material, metoda perakitan, tenaga
pelaksana dan lain informasi yang diperlukan untuk fabrikasi instalasi dan pembangunan. Hubungan
dengan pekerjaan yang terkait harus betul – betul terlihat.
d. Semua Shop Drawing harus disajikan dengan ukuran A-1 (594 x 841 mm) kecuali jika diijinkan lain oleh
Pengawas Lapangan
1) Gambar tersebut termasuk segala hasil cetakan, ilustrasi, dan lain – lain, harus diindentifikasi oleh
pekerjaan, judul dan nomor – nomor dan dijilid dalam bundelan.
2) Tidak ada gambar yang akan diperiksa oleh engineer kecuali jika gambar sudah diberi cap dan
tanda tangan yang menunjukan bahwa Pemborong telah melaukan pemeriksaan dan bahwa
mereka telah secara benar – benar menyiapkannya oleh tenaga berpengalaman dengan pekerjaan
tersebut.
e. Pengawas lapangan akan menyetujui atau mengembalikan dengan komentar Shop Drawings yang
disampaikan menurut jadwal yang ditentukan atau, jika tidak ditetapkan biasanya menurut prosedur
untuk persetujuan.
f. bila ada Shop Drawing ditolak atau dikembalikan dengan komentar untuk koreksi, Pemborong akan
menyampaikan gambar yang sudah diperbaiki sesuai dengan pengarahan Pengawas Lapangan dan
akan memperoleh, dalam semua kasus, persetujuan Pengawas Lapangan sebelum melaksanakan
pekerjaan tersebut. Tidak ada klaim untuk keterlambatan yang disebabkan oleh penolakan gambar –
gambar akan diterima jika penolakan tersebut adalah dalam kaitan dengan tidak dipenuhinya
persyaratan bagi gambar tersebut sesuai dengan pekerjaan itu atau menyangkut tangung jawab
Pemborong dibawah ketentuan Kontrak atau prosedur yang ditetapkan disini.
g. Penyerahan gambar, baik penyerahan awal atau penyerahan gambar yang sudah dikoreksi, akan
membuktikan bahwa Pemborong telah melaksanakan pemeriksaan semua uraian didalamnya, telah
menerima dan akan menyelesaikan pekerjaan terlihat dengna memperkejakan tenaga yang baik dan
menurut standar yang terbaik.
h. Persetujuan Pengawas Lapangan terhadap Shop Drawing tidak membebaskan Pemborong dari setiap
tanggung jawabnya dan tugas – tugas yang diperlukan dibawah Kontrak
Pasal 8
Test dan Pemeriksaan
1. Pengetesan Laboratorium
a. Pemborong akan membangun suatu laboratonum lapangan atau menyediakan suatu laboratorium yang
diakui di suatu tempat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, di mana semua keperluan test
laboratorium didalam Spesifikasi ini dilaksanakan.
b. Laboratorium ini harus ditempatkan pada daerah kerja yang cukup dan dilengkapi dengan semua
fasilitas yang diperlukan, peralatan, perkakas, dll., dan dilengkapi juga dengan gudang yang cukup.
c. Pemborong akan melakukan dan memelihara laboratorium. Bagaimanapun, Konsultan Pengawas
berhak untuk menggunakan laboratorium tersebut setiap waktu yang diinginkannya. Jika sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas, aktivitas Pemborong laboratorium akan dibatasi pada waktu kerja normal
yang dan akan dilakukan dengan kehadiran Konsultan Pengawas.
2. Test
a. Pemborong akan menyelesaikan semua test yang diperlukan untuk semua jenis pekerjaan seperti yang
tercantum dalam Spesifikasi kecuali test yang dengan jelas ditetapkan akan dikerjakan oleh
laboratorium yang lain dengan kehadiran dan di bawah pengawasan Konsultan Pengawas, dan
Pemborong akan menyerahkan kepada Konsultan Pengawas tiga salinan laporan test secara terperinci
dalam waktu satu minggu sejak penyelesaian seluruh tes test yang dimaksud masing-masing atau di
dalam waktu yang khusus diarahkan oleh Konsultan Pengawas.
b. Pemborong akan menyediakan dan memelihara seluruh peralatan test, perkakas, meteran, instrumen,
dll., dan akan menyediakan semua material yang diperlukan, tenaga kerja dan spesialis yang diperlukan
untuk menyelesaikan test ( seperti Test Kekuatan kompresi Beton, Test Kekuatan Tarik Baja, Test CBR
dll).
c. Pemborong akan menyiapkan dan menyediakan, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, seluruh
contoh uji, bagian-bagian test, spesimen, dll., yang diperlukan untuk pelaksanaan test baik yang
dikerjakan oleh pihak yang lain maupun yang dikerjakan oleh pemborong sendiri.
d. Peralatan uji, tenaga kerja dan spesialis harus disiapkan dalam hubungan dengan program pekerjaan
dan dengan patokan bahwa semua test yang telah ditentukan dapat diselesaikan di dalam waktu kerja
yang normal dengan hanya menggunakan satu shift kecuall untuk test yang harus secara terus-
menerus.
e. Semua test akan dilaksanakan sesuai kebutuhan dan prosedur standar atau sesuai dengan yang
diarahkan oleh Konsultan Pengawas. Untuk metoda pengujian, standard lain yang sama yang disetujui
boleh diterapkan. Dalam hal ini, Pemborong akan menyampaikan terlebih dahulu salinan standar
tersebut untuk persetujuan Konsultan Pengawas.
f. Test harus dianggap sebagai hal yang istimewa, jika tujuan atau kondisi normal dari sebagian test
ditentukan.
1) Untuk tujuan perkiraan, penggunaan standar Indonesia, ASTM, JIS atau standar serupa dapat
dipertimbangkan.
2) Dalam hal test ditetapkan untuk dilaksanakan sesuai cara yang diarahkan oleh Konsultan
Pengawas, penggunaan standar yang tersebut di atas untuk test yang serupa harus
dipertimbangkan sebagai bahan pembanding.
g. Kecuali jika dinyatakan lain, semua test dan pekerjaan yang bersangkutan dengan itu akan dianggap
sebagai kelengkapan dari pekerjaan yang permanen yang diperlukan. test tersebut dan semua biaya-
biaya daripadanya sudah tercakup di dalamnya oleh harga satuan dari materi pembayaran untuk
pekerjaan yang permanen tersebut.
5. Pengujian di Lapangan
a. Tanpa melihat pemeriksaan dan test yang sudah dilakukan, semua material yang dibawa ke lokasi
pekerjaan akan tunduk kepada pengujian dan test, jika diarahkan demikian oleh Konsultan Pengawas.
1) Semua test dan pengujian dilaksanakan oleh Pemborong dengan biayanya sendiri dengan
kehadiran dan di bawah pengawasan Konsultan Pengawas sesuai praktek normal menyangkut
pengujian dan test, jika hal yang sama tersebut dilaksanakan oleh Pemborong dengan peralatan
dan staff nya yang tersedia di lapangan.
2) Cara lainnya, test akan dikerjakan pada laboratorium yang disetujui oleh Pengawas dengan biaya
Pemborong.
b. Pemborong akan menyerahkan laporan test jika semua test dikerjakan oleh pemborong sendiri,
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 4 di atas.
c. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk menolak setiap material yang tidak sesuai dengan
kebutuhan Kontrak sekalipun persetujuan telah diberikan sebelumnya.
d. Pemborong tidak berhak terhadap pembayaran tambahan atau perpanjangan waktu untuk penyelesaian
pekerjaan yang disebabkan penolakan material karena tidak sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan atau waktu tunggu yang diperiukan untuk mendapatkan hasil pengujian dan test.
Pasal 9
Dokumen yang Disediakan Oleh Pemborong
Pemborong akan menyiapkan dan menyampaikan, kepada Konsultan Pengawas untuk persetujuan,
dokumen yang ditetapkan di sini, kecuali jika diperlukan variasi bagian tertentu dari Spesifikasi ini atau
kecuali jika diminta oleh Konsultan Pengawas.
a. Laporan, Instruksi dan semacamnya
1) Laporan dan arsip dari semua test terhadap material untuk digunakan pada pekerjaan yang
permanen yang dilaksanakan oleh Pemborong atau oleh para penyalurnya akan disampaikan
kepada Konsultan Pengawas tidak lebih dari 14 hari atau sesuai dengan yang ditentukan oleh
Konsultan Pengawas sebelum hal tersebut digunakan untuk masing-masing pekerjaan.
2) Brosur dan literatur teknis dari semua peralatan dan peralatan tetap yang akan digunakan
permanen dalam pekerjaan seperti gambar dan dokumen penyalur yang mencakup spesffikasi,
data, daftar pelabuhan suku cadang yang disarankan, akan disampaikan kepada Konsultan
Pengawas tidak lebih dari 14 hari sesuai dengan pengarahan oleh Konsultan Pengawas sebelum
instalasi.
3) Semua instruksi, dalam format isian, manual dan semacamnya, yang diperlukan oleh Konsultan
Pengawas untuk kepentingan operasi, pemeliharaan dan perbaikan peralatan, fasilitas dan struktur
akan disampaikan kepada Konsultan Pengawas dalam 14 hari setelah merima permintaan
Konsultan Pengawas.
b. Gambar dan Perhitungan
1) Gambar peta hasil Survei dan sounding sesuai yang ditentukan oleh Spesifikasi akan disampaikan
kepada Konsultan Pengawas dalam 7 hari setelah penyelesaian pekerjaan tersebut.
2) Gambar dan Perhitungan untuk semua pekerjaan sementara termasuk Gambar dan Perhitungan
untuk struktur permanen yang secara penuh atau sebagian digunakan sebagai pekerjaan
sementara atau sebagai penyangga harus disampaikan kepada Konsultan Pengawas 14 hari
sebelum pekerjaan sementara tersebut dimulai.
3) Rencana Lay Out umum dari daerah pekerjaan sementara harus disampaikan kepada Konsultan
Pengawas dalam 30 hari setelah tanggal dikeluarkannya Notice to Proceed dari Pemberi Tugas.
4) Perhitungan struktur untuk konstruksi sementara dan tahapan ereksi dari struktur permanen harus
disampaikan kepada Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 7 hari sebelum pekerjaan dimulai,
termasuk mendapatkan stabilitas dan kekuatan struktur yang telah diselesaikan, sepanjang beban
tambahan terhadap struktur tersebut terjadi selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
5) Gambar dan perhitungan sehubungan dengan pelaksanaan metoda konstruksi yang khusus atau
tahapan konstruksi atau pembangunan untuk bangunan permanen atau bagian-bagiannya, harus
Pasal 10
Prosedur Persetujuan
1. Dokumen yang harus disampaikan oleh Pemborong dan untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas pada
dasarnya harus sesuai dengan prosedur berikut ini. Waktunya untuk menyerahkan dokumen diuraikan dalam
Pasal 2 sebelumnya akan harus ditafsirkan bersama dengan periode yang periu untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan Pengawas sebagaimana diuraikan di bawah ini. Konsultan Pengawas,
bagaimanapun, memiliki hak untuk memeriksa dan mereview, dengan nota tertulis kepada Pemborong,
tentang dokumen yang yang disampaikan tergantung kepada kebutuhan dan jumlah, menurut Konsultan
Pengawas, terhadap dokumen tersebut. Pemborong tidak berhak mengajukan klaim terhadap perpanjangan
waktu penyelesaian pekerjaan yang ditimbulkannya.
2. Pemborong akan menyampaikan 2 set dokumen pendahuluan yang diperlukan kepada kantor Konsultan
Pengawas di Jakarta. Semua dokumen tersebut harus ditandai "Preliminary". Setelah review dan
pemeriksaan, Konsultan Pengawas akan mengirimkan 1 {satu] set dokumen dengan komentar ke
Pemborong di dalam 2 ( dua orang) minggu setelah penerimaan dokumen tersebut.
3. Pemborong akan mengoreksi atau melengkapi dokumen tersebut sesuai yang diperlukan oleh Konsultan
Pengawas, kemudian Pemborong akan menyerahkan 4 salinan kepada Konsultan Pengawas untuk direview.
4. Apabila masih tidak disetujui oleh Konsultan Pengawas, dokumen akan dikembaiikan lagi dari kantor
Konsultan Pengawas di Jakarta dalam 2 (dua) minggu setelah dokumen kedua diserahkan untuk koreksi,
dilengkapi dan diserahkan kembali.
5. Jika disetujui, Konsultan Pengawas akan menandai "Approved" pada setiap dokumen dan mengirimkannya
kembali dari kantor Jakarta daiam waktu 2 (dua) minggu setelah penerimaan re-submission sebagai berikut.
Menyimpan 1 (satu) copy untuk file Konsultan Pengawas
1 (satu) copy untuk kantor pusat atau kantor lapangan Pemberi Tugas
2 salinan kepada Pemborong
6. Pengadaan dari Dokumen yang sudah disetujui atau gambar akan diserahkan oleh Pemborong bila
diperlukan oleh Konsultan Pengawas.