Anda di halaman 1dari 14

SURAT KEPUTUSAN

KEPALA PUSKESMAS II NEGARA


NO TAHUN 2016
TENTANG :
PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS
PUSKESMAS II NEGARA

KEPALA PUSKESMAS II NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS II NEGARA

Menimbang :

a. bahwa agar penyelenggaraan Puskesmas dapat efektif, efisien, dan


berkualitas serta dapat dipertanggungjawaban secara hukum, perlu
diatur adanya Peraturan Internal Puskesmas.
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a perlu menetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas
tentang Peraturan Internal Puskesmas
c. Bahwa seluruh pejabat struktural, fungsional dan seluruh karyawan
harus melaksanakan serta mentaati Peraturan Internal Puskesmas.

Mengingat :

a. Undang–Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah–daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Bali;
b. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran;
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan ;
f. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan Dan penerapan Standar Pelayanan Minimal;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Daerah Provinsi Dan
Pemerintah daerah Kabupaten/Kota ;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
j. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 971 Tahun 2009 tentang
Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
kesehatan Nasional
l. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 741 /
Menkes / SK/II / 2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan Di Kabupaten Kota
m. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 455 /
Menkes / SK/IX / 2013 tentang Asosiasi fasilitas Kesehatan
n. Keputusan Menteri ; Republik Indonesia Nomor : 755 / Menkes /
PER/IV / 2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik;
o. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 772 / Menkes / SK /VI
2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit(Hospital
By Laws)
p. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
631/MENKES/SK/IV/2005 Tanggal 25 April 2005 tentang Pedoman Peraturan
Internal Staf Medis ( Medical Staff By Laws ) di Puskesmas.
q. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor128/MENKES/SK/II/2004 Tanggal 10 Februari 2004
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
TENTANG
PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS II NEGARA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1.

Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah :


a. Daerah adalah Kabupaten Jembrana
b. Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945
c. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana
d. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana
e. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Kabupaten beserta
jejaringnya (Puskesmas Pembantu, Puskesmas Kelililing, dan Poliklinik
Kesehatan Desa.
f. Izin Operasional Puskesmas adalah Izin yang diberikan kepada Puskesmas
termasuk jejaringnya untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
g. Izin Operasional Puskesmas diberikan apabila Puskesmas telah memenuhi
persyaratan meliputi : Administrasi dan manajemen Puskesmas, Standar
Pelayanan Puskesmas, Sarana Dan Prasarana Puskesmas serta Sumber daya
Manusia
h. Komite Medik Puskesmas adalah perangkat Puskesmas yang menjamin tata
kelola klinis ( clinical governance ) yang baik di Puskesmas, dengan menjaga
kualitas dan profesionalitas staf medis, melalui mekanisme kredensial,
peningkatan mutu profesi medis, dan penegakan etika dan disiplin profesi
medis.
i. Peraturan Internal Puskesmas II Negara adalah produk hukum yang
merupakan anggaran rumah tangga Puskesmas yang ditetapkan oleh
Puskesmas atau yang mewakili, yang mengatur tentang hubungan antara
Pemilik, Kepala Puskesmas, Staf Medis, Staf Keperawatan, dan non medis
j. Kewenangan Klinis ( Clinical Privilege ) adalah hak khusus seorang staf medis
untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu di dalam lingkungan
Puskesmas untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan
penugasan klinis ( Clinical Appointment ).
k. Jabatan Struktural adalah jabatan yang secara nyata dan tegas diatur dalam lini
organisasi
l. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggungjawab dan wewenang dari seorang pegawai dalam kesatuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya di dasarkan pada keahlian dan
atau ketrampilan tertentu serta memiliki ijin praktek di Puskesmas
m. Profesi kesehatan adalah mereka yang dalam tugasnya telah mendapatkan
pendidikan kesehatan dan melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat.

BAB II

PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS II NEGARA


Pasal 2.

Nama, Tujuan, Visi, Misi, Filosofi dan Nilai-nilai Dasar

1. Nama Puskesmas ini adalah Puskesmas “ Puskesmas II Negara“


2. Peraturan Internal Puskesmas adalah aturan dasar yang
mengatur tata cara hubungan dan penyelenggaraan Puskesmas
antara Pemilik, Kepala Puskesmas, dan karyawan Puskesmas
yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas
3. Visi Puskesmas “ Puskesmas II Negara” adalah Menjadikan Puskesmas
II Negara Sebagai Pilihan Utama Dalam Pelayanan Kesehatan
untuk Mewujudkan Masyarakat Sehat.
4. Misi Puskesmas adalah :
a. Mengembangkan keterampilan dan profesionalisme tenaga
kesehatan.
b. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
c. Meningkatkan kualitas manajemen pelayanan kesehatan.
5. Filosofi Puskesmas II Negara berorientasi sosial dengan tetap
memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang berkualitas,
dan memuaskan kepada pasien/pelanggan serta meningkatkan
kesejahteraan seluruh pegawai.
6. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang
berkualitas, dan memuaskan kepada pasien/pelanggan serta
meningkatkan kesejahteraan seluruh pegawai Puskesmas

b. Tujuan Khusus
 Meningkatkan kualitas dan mempertahankan standar
pelayanan Puskesmas.
 Mengembangkan pelayanan Puskesmas seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Penyelenggara kegiatan manajemen Puskesmas secara
professional, efisien dan efektif.
 Terwujudnya kepuasan bekerja sebagai ibadah dan
kesejahteraan seluruh pegawai.
7. Motto adalah Kesembuhan dan Kepuasan Anda adalah
Kebahagiaan Kami.
8. Budaya Kerja Pelayanan kepada masyarakat dengan
“BERPIKIR CERDAS”
a. Bersih Lingkunganku
b. Elok Pandanganku
c. Rapi Ruanganku
d. Pelayanan Profesional Orientasiku
e. Iman Dasarku
f. Komprehensif Sifatku
g. Ikhlas Tindakanku
h. Responsif Tindakanku
i. Cepat Pelayananku
j. Efisien Biayaku
k. Ramah Sikapku
l. Disiplin Kerjaku
m. Akurat Dianogsaku
n. Sehat Tujuanku

BAB II
PEMILIK

Pasal 3
Pemilik Puskesmas II Negara adalah Pemerintah Kabupaten
Jembrana.
Pasal 4
Pemerintah Kabupaten Jembrana, berdasarkan kewenangan yang
dimilikinya, bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup serta
kemajuan dan perkembangan Puskesmas sesuai yang diharapkan
dan diinginkan masyarakat.
Pasal 5
Pemerintah Kabupaten Jembrana melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten Jembrana berwenang :
1. Menentukan kebijakan secara umum Puskesmas.
2. Mengangkat dan memberhentikan Kepala Puskesmas.
3. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja Puskesmas

Pasal 6
1. Pemerintah Kabupaten Jembrana bertanggungjawab kepada rakyat
melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jembrana
atas kelangsungan hidup, kelancaran dan perkembangan
Puskesmas.
2. Pemerintah Kabupaten Jembrana ikut bertanggung gugat atas
terjadinya kerugian akibat kelalaian atas kesalahan dalam
pengelolaan Puskesmas
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana berkewajiban untuk
melakukan pembinaan dalam peningkatan mutu pelayanan
Puskesmas
4. Puskesmas dalam melaksanakan tugas di wilayah kerjanya berhak
mendapatkan dukungan dana, sarana, dan prasarana untuk
memperkuat pelayanan seperti pengadaan Puskesmas Pembantu,
Puskesmas Keliling, Posyandu dan Poskesdes.

BAB III
PENYELENGGARAAN PUSKESMAS
Pasal 7

1. Persyaratan administrasi dan manajemen Puskesmas terdiri dari


Struktur Organisasi dan Tata Kelola
2. Struktur Organisasi Puskesmas minimal terdiri dari
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala
Puskesmas dalam pengelolaan
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
d. Jaringan Pelayanan Puskesmas
3. Tata Kelola sebagaimana dimaksud ayat satu meliputi tata
laksana organisasi, standar pelayanan, Standar Prosedur
Operasional, dan Informasi Manajemen Puskesmas
4. Puskesmas membuat daftar tenaga medis yang melakukan
praktek kedokteran atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan
lainnya
5. Puskesmas memiliki Standar Prosedur Operasional pelayanan
Puskesmas

Pasal 8
1. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan Puskesmas,
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer yang
memenuhi standar pelayanan Puskesmas
2. Pelayanan kesehatan primer sebagaimana dimaksud ayat 1
merupakan pelayanan Kesehatan Perorangan dan pelayanan
Kesehatan Masyarakat secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan
3. Upaya pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1)
meliputi:
a. Upaya Kesehatan Wajib
b. Upaya kesehatan Pengembangan
c. Upaya kesehatan Perseorangan Primer
4. Upaya pelayanan kesehatan Wajib sebagaimana dimaksud ayat (3)
huruf a meliputi:
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB
a. Upaya Upaya Kesehatan Sekolah
d. Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
5. Upaya Kesehatan Pengembangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf b terdiri dari
b. Upaya Kesehatan Sekolah
c. Upaya Kesehatan Olahraga
d. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
e. Upaya Kesehatan Kerja
f. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
g. Upaya Kesehatan Jiwa
h. Upaya Kesehatan Mata
i. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
j. Upaya Pembinaan Pengobat Tradisioal

6. Upaya Kesehatan perseorangan Primer sebagaimana dimaksud


pada ayat (3) huruf c, berupa :
a. Rawat Jalan
b. Rawat Inap
c. Rawat Inap dengan Pelayanan Obstetri dan Neonatal
Emergensi Dasar (PONED)

Pasal 9
SUMBER DAYA MANUSIA

1. Puskesmas ” Puskesmas II Negara” dipimpin oleh


seorang Kepala Puskesmas,yang secara teknis fungsional dan taktis operasional
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana.
2. Persyaratan untuk Kepala Puskesmas harus seorang
sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan
masyarakat
3. Jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan eselon III
B
4. Dalam hal tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat
untuk menjabat eselon IIIB, ditunjuk pejabat sementara yang memiliki persyaratan
Kepala Puskesmas sebagaimana dimaksud ayat (2)
5. Pejabat sementara sebagaimana dimaksud ayat (4)
memiliki kewenangan yang setara dengan pejabat tetap
6. Tersedianya tenaga medis, keperawatan yang purna
waktu, tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan dipenuhi sesuai dengan
jumlah, jenis dan kualifikasinya.
7. Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh
seorang Kepala Tata Usaha yang merupakan Pejabat Struktural,
dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
8. Upaya pelayanan teknis pengobatan dipimpin
oleh seorang dokter yang merupakan Pejabat Fungsional, dalam
melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Puskesmas.
9. Upaya pelayanan teknis kesehatan lain
dipimpin oleh seorang Perawat / Bidan atau petugas kesehatan
lain yang merupakan Pejabat fungsional, dalam melaksanakan
tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Puskesmas

Pasal 10
Sumber Daya Manusia

1. Kepala Puskesmas mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijakan


pelaksanaan, mengkoordinasikan, membina dan mengevaluasi
pelaksana tugas-tugas Puskesmas agar efektif, efisien dan
berkualitas sesuai tujuan Puskesmas.
2. Menguasai, memelihara dan mengelola sumber daya Puskesmas.
3. Mewakili Puskesmas di dalam dan luar pengadilan.
4. Melaksanakan kebijakan bidang pelayanan kesehatan dan
pengembangan Puskesmas sebagaimana digariskan oleh Bupati
Jembrana atas nama Pemerintah Kabupaten Jembrana.
5. Menetapkan kebijakan operasional Puskesmas.
6. Menyusun Rencana Strategis dan Rencana AnggaranTahunan
Puskesmas.
7. Membuat uraian tugas jabatan serta tata hubungan kerja sesuai
struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas.
8. Menyiapkan laporan tahunan dan berkala.
9. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas dibantu Kordinator Upaya
Kegiatan dan Satuan Pengawas Internal.
10. Kepala Puskesmas mengangkat dan memberhentikan Ketua dan anggota
Satuan Pengawas Internal, dan Kordinator Upaya Kesehatan di lingkungan
Puskesmas.
11. Tugas pokok dan fungsi tanggung jawab para karyawan ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas.

Pasal 11

Prosedur Kerja

1. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Puskesmas wajib


menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik
dalam Puskesmas maupun dengan organisasi dalam lingkungan
Pemerintah Kabupaten Jembrana sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Koordinator Upaya Kesehatan
dalam lingkungan Puskesmas bertanggung jawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan
bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas
bawahan.
3. Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha
dan Kordinator Upaya Kesehatan dari bawahan, wajib diolah dan
dipergunakan sebagai bahan menyusun laporan lebih lanjut dan
untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan.
4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, dan Kordinator Upaya Kesehatan,
menyampaikan laporan kepada Kepala Puskesmas.
5. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kordinator Upaya Kesehatan
dalam melaksanakan tugasnya saling berkoordinasi dengan
Pejabat Non Struktural terkait, dan Satuan Kerja terkait dengan
lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana.
6. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Upaya
pelayanan/Kordinator Pelayanan wajib mengadakan evaluasi
kinerja dan melaksanakan tindak lanjut hasil evalusi.

Pasal 12
Minilokakarya Puskesmas

1. Minilokakarya Puskesmas merupakan Pertemuan yang diselenggarakan


secara rutin di Puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staff di Puskesmas,
Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa serta dipimpin oleh Kepala Puskesmas,
merupakan proses penggalangan kerjasama tim Puskesmas dengan pendekatan
sistem
2. Minilokakarya Puskesmas diselenggarakan sekurang-kurangnya 1
(satu) bulan sekali.
3. Dalam Rapat sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dibicarakan
hal-hal yang berhubungan dengan Puskesmas sesuai dengan
tugas, kewenangan dan kewajibannya.
4. Keputusan Minilokakarya Puskesmas diambil berdasarkan
musyawarah mufakat, bila tidak tercapai kata mufakat maka
diambil berdasarkan suara terbanyak.
5. Hasil Minilokakarya Puskesmas dituangkan dalam Plane of Action
(POA) Puskesmas
6. Untuk setiap rapat harus dibuat notulen dan daftar hadir.

BAB IV
PENGAWASAN INTERNAL
Pasal 13
Satuan Pengawas Internal

1. Satuan Pengawas Internal adalah kelompok jabatan fungsional yang


bertanggungjawab melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya
Puskesmas.
2. Satuan Pengawas Internal dipimpin oleh Ketua, yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
3. Pembentukan Satuan Pengawas Internal ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
4. Pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya Puskesmas sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), meliputi : pengawasan terhadap sumber daya manusia,
sarana prasarana, kegiatan pelayanan serta administrasi keuangan Puskesmas.

BAB V

Kewenangan Klinis ( CLINICAL PRIVILEGE )

Pasal 14

1. Untuk mewujudkan tata kelola klinis ( clinical governance) yang baik, semua
pelayanan medis yang dilakukan oleh setiap staf medis di Puskesmas
dilakukan atas penugasan klinis ( Clinical Appointment ) dari Kepala
Puskesmas.
2. Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa pemberian
kewenangan, klinis ( clinical privilege ) oleh Kepala Puskesmas melalui
penerbitan surat penugasan klinis kepada Staf Medis yang bersangkutan.
3. Surat penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diterbitkan oleh
kepala Puskesmas setelah mendapat rekomendasi dari Komite Medik.
4. Dalam keadaan darurat Kepala Puskesmas dapat memberikan surat penugasan
klinis ( clinical appointment ) tanpa rekomendasi Komite Medik.

BAB V

Penugasan Klinik ( CLINICAL APPOINTMENT )

Pasal 15

Setiap staf medis dan Perawat dan Bidan yang melakukan asuhan medis harus
memiliki surat penugasan klinis dari Kepala Puskesmas atau tenaga medis
berdasarkan rincian kewenangan klinis ( delineation of clinical privilege ) setiap staf
medis yang direkomendasikan oleh Komite Medik.

Pasal 16

Komite Medis

1. Komite Medik adalah perangkat Puskesmas yang menjamin tata kelola klinis
( clinical governance ) yang baik di Puskesmas, dengan menjaga kualitas dan
profesionalitas staf medis, melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu
profesi medis, dan penegakan etika dan disiplin profesi medis.
2. Komite Medis dipimpin oleh seorang dokter, yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
3. Pembentukan Komite Medis ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
4. Fungsi Komite Medis :
 Memberikan saran kepada kepala Puskesmas
 Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis.
 Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran
 Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus
dilaksanakan.
5. Tugas Komite Medis :
a. Membantu Kepala Puskesmas menyusun :
 Daftar Pelayanan Medis
 Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan medico – legal.
 Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan etiko – legal.
b. Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi.
c. Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis dan staf non medis.
d. Melaksanakan koordinasi dalam melaksanakan pemantauan dan pembinaan
pelaksanaan tugas kelompok staff medis
e. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian
dan pengembangan dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas.
f. Monitoring dan evalusi mutu pelayanan.
g. Membuat laporan kegiatan

Pasal 17
Mekanisme Pengawasan

1. Satuan Pengawas Internal (SPI) melakukan pengawasan


internal keuangan dan operasional , menilai pengendalian,
pengelolaan dan pelaksanaannya pada Puskesmas serta
memberikan saran-saran perbaikannya.
2. Komite Medik melakukan pengawasan internal di bidang
praktik kedokteran dalam rangka penyelenggaraan pelayanan
profesi agar sesuai dengan standar dan etika profesi.

Pasal 18
Tata Urutan Peraturan

1. Peraturan Internal Puskesmas ini selanjutnya akan menjadi


pedoman semua peraturan dan kebijakan Puskesmas yang
dibuat dengan Keputusan Kepala Puskesmas.
2. Setiap satuan kerja/seksi harus membuat standart prosedur
operasional yang mengacu pada Peraturan Internal Puskesmas.
3. Semua kebijakan operasional, prosedur tetap administrasi dan
manajemen Puskesmas tidak boleh bertentangan dengan
Peraturan Internal Puskesmas.
Tata urutan peraturan yang berlaku sebagai berikut:
a. Peraturan Internal Puskesmas.
b. Keputusan Kepala Puskesmas
c. Keputusan Koordinator Upaya Kegiatan dalam hirarki
struktural, Kepala kelompok Non Struktural/ Fungsional
untuk hal – hal yang teknis operasional di bidangnya dan
dipertanggung jawabkan kepada atasan langsung.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19

1. Peraturan-peraturan Puskesmas yang telah ada pada saat


Peraturan ini disahkan, masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan ketentuan yang tercantum di
dalam Peraturan ini.
2. Peraturan ini secara berkala akan dievaluasi oleh Tim yang
dibentuk oleh Kepala Puskesmas.
3. Jika di dalam evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2),ditemukan hal-hal yang sudah tidak sesuai lagi, maka akan
dilakukan perbaikan penyempurnaan, yang selanjutnya
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas.

Pasal 20
1. Keputusan Kepala Puskesmas ini berlaku pada tanggal
ditetapkan.
2. Agar setiap karyawan Puskesmas mengetahuinya, mentaati dan
melaksanakan dengan penuh tanggung jawab

Ditetapkan : Negara
Pada tanggal : 14 Maret 2014

Kepala Puskesmas

BAB

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS


( MEDICAL STAFF BY LAWS )

Pasal 1

Peraturan Internal Staf Medis ( Medical Staff by Laws ) bertujuan :


1. Untuk menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik ( Good Clinical
Governance) melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi dan
penegakan disiplin profesi.
2. Untuk memberikan dasar hukum bagi mitra dalam pengambilan keputusan
profesi melalui Komite Medis.
3. Untuk menjamin dan melindungi keselamatan pasien.

BAB

KEWENANGAN KLINIS ( CLINICAL PRIVILEGE )

Pasal 2

5. Untuk mewujudkan tata kelola klinis ( clinical governance) yang baik, semua
pelayanan medis yang dilakukan oleh setiap staf medis di Puskesmas
dilakukan atas penugasan klinis ( Clinical Appointment ) dari kepala
Puskesmas.
6. Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa pemberian
kewenangan, klinis ( clinical privilege ) oleh Kepala Puskesmas melalui
penerbitan surat penugasan klinis kepada Staf Medis yang bersangkutan.
7. Surat penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diterbitkan oleh
kepala Puskesmas setelah mendapat rekomendasi dari Komite Medik.
8. Dalam keadaan darurat Kepala Puskesmas dapat memberikan surat penugasan
klinis ( clinical appointment ) tanpa rekomendasi Komite Medik.
9. Rekomendasi Komite medik sebagimana dimaksud pada ayat 3 diberikan
setelah dilakukan kredensial.

BAB

PENUGASAN KLINIK ( CLINICAL APPOINTMENT )

Pasal

Setiap staf medis dan keperawatan yang melakukan asuhan medis harus memiliki
surat penugasan klinis dari Kepala Puskesmas atau tenaga medis berdasarkan rincian
kewenangan klinis ( delineation of clinical privilege ) setiap staf medis yang
direkomendasikan oleh Komite Medik.

Pasal 11

Rapat Komite Medis terdiri dari :


a. Rapat Rutin
b. Rapat Khusus
Rapat rutin diselenggarakan 1 ( satu ) bulan sekali, sedangkan rapat khusus
diselenggarakan setiap saat apabila ada kepentingan yang mendesak.
nnn

Pasal 12
Staf Medis Fungsional

1. Staf Medis Fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di Puskesmas II


Negara.
2. Staf Medis Fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosis,
pengobatan, penanggulangan penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan,
pengasuhan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan
pengembangan untuk meningkatkan diri sebagai insan profesi.
3. Dalam melaksanakan tugasnya Staf Medis Fungsional dikelompokkan sesuai
dengan keahliannya.
4. Setiap kelompok Staf Medis Fungsional dipimpin oleh Ketua yang diangkat
dan bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.

BAB

PERATURAN PELAKSANA TATA KELOLA KLINIS

Pasal 13

Aturan Profesi

1. Pemberian pelayanan medis dengan mengacu standar pelayanan dan standar


prosedur operasional yang berlaku di Puskesmas ”Puskesmas II Negara” serta
kebutuhan medis pasien.
2. Setiap staf medis yang melakukan ashuan medis atau tindakan medis kepada
seorang pasien disebut Dokter Penanggungjawab Pelayanan Medis.
3. Kewajiban melakukan konsultasi dan atau merujuk pasien kepada dokter,
dokter spesialis lain dengan disiplin sesuai Peraturan Tetap, sesuai sistem
rujukan dan sistem konsultasi di Puskesmas ” Puskesmas II Negara ”.
4. Kewajiban melaksanakan Inform Concent setiap akan melakukan tindakan
medis atau asuhan medis.

BAB

TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN


PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS

Pasal 14

Komite Medik berkewajiban mereview peraturan internal ini dan jika perlu
mengusulkan perubahan melalui Rapat Khusus
BAB

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 15

1. Peraturan Internal Puskesmas ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.


2. Apabila di kemidian hari ada kekeliruan dapat diubah kembali sesuai
dengan mekanisme yang berlaku
3. Agar setiap karyawan Puskesmas mengetahui, memahami dan
melaksanakan dengan penuh tanggung jawab

Ditetapkan : di Negara
Pada tanggal :14 Maret 2014
Kepala UPT
Puskesmas Puskesmas II Negara

Anda mungkin juga menyukai