Anda di halaman 1dari 3

ASAM URAT

DEFINISI
Penyakit asam urat atau gout merupakan salah satu kategori penyakit kronis tidak
menular (PTM), ditandai dengan adanya hiperurisemia atau peningkatan kadar asam urat
dalam darah. Asam urat yang merupakan produk akhir metabolisme purin saat mencapai
batas fisiologis kelarutannya dapat berubah menjadi kristal monosodium urat di jaringan dan
menyebabkan penyakit gout (Hastuti dkk, 2018).
Asam urat (gout) adalah penyakit kelainan metabolisme dimana terjadi produksi
asam urat berlebihan atau penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan.
Peningkatan produksi asam urat menyebabkan peradangan sendi dan pembengkakan
sendi. Asam urat adalah zat hasil metabolisme purin dalam tubuh (Fadlilah dkk, 2018).

FAKTOR RISIKO
Faktor yang berperan terhadap terjadinya asam urat yaitu faktor keturunan dengan
adanya riwayat asam urat dalam keluarga, pola makan dengan tinggi protein dan kaya
senyawa purin lainnya, konsumsi alkohol yang berlebihan, hambatan pembuangan asam
urat karena penyakit tertentu, penggunaan obat-obatan yang meningkatkan kadar asam
urat, penggunaan antibiotika secara berlebihan, penyakit tertentu pada darah yang
menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme tubuh, obesitas, serta faktor lainnya seperti
stres, cedera sendi, hipertensi, dan olahraga berlebihan (Fadlilah dkk, 2018).

NILAI NORMAL
Kadar asam urat normal pada wanita berkisar 2,4-5,7 mg/dl, sedangkan pada lakilaki
berkisar 3,4-7,0 mg/dl, dan pada anakanak 2,8-4,0 mg/dl (Angriani dkk, 2018).

MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik hiperurisemia berdasarkan tingkatan stadium (Anastesya W, 2009):
a. Stadium I
Tidak ada gejala yang jelas. Keluhan umum, sukar berkonsentrasi. Pada
pemeriksaan darah ternyata asam urat tinggi.
b. Stadium II
Serangan-serangan arthritis pirai yang khas, arthritis yang akut dan hebat, 90%
lokalisasi di jari empu (podagra), tetapi semua persendian dapat diserang, kadang-
kadang lebih dari satu sendi yang diserang (migratory polyarthritis). Sendi tersebut
menjadi bengkak dalam beberapa jam, menjadi panas, merah, sangat nyeri.
Kemudian pembengkakan ini biasanya menjalar ke sekitar sendi dan lebih menyolok
daripada arthritis yang lain. Kadang-kadang terjadi efusi di sendi-sendi besar. Tanpa
terapi keluhan dapat berkurang sendiri setelah 4 sampai 10 hari.
c. Stadium III
Pada stadium ini di antara serangan-serangan arthritis akut, hanya terdapat waktu
yang pendek, yang disebut fase interkritis.
d. Stadium IV
Pada stadium ini penderita terus menderita arthritis yang kronis dan tophi sekitar
sendi, juga pada tulang rawan dari telinga. Akhirnya sendi-sendi dapat rusak,
mengalami destruksi yang dapat menyebabkan cacat sendi

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan utama pada penderita asam urat meliputi edukasi pasien tentang
diet, lifestyle, medikamentosa berdasarkan kondisi obyektif penderita, dan perawatan
komorbiditas (Widyanto, 2014).
Beberapa lifestyle yang dianjurkan antara lain menurunkan berat badan,
mengkonsumsi makanan sehat, olahraga, menghindari merokok, dan konsumsi air yang
cukup. Modifikasi diet pada penderita obesitas diusahakan untuk mencapai indeks masa
tubuh yang ideal, namun diet yang terlalu ketat dan diet tinggi protein atau rendah
karbohidrat (diet atkins) sebaiknya dihindari. Pada penderita asam urat dengan riwayat batu
saluran kemih disarankan untuk mengkonsumsi 2 liter air tiap harinya dan menghindari
kondisi kekurangan cairan. Untuk latihan fisik penderita artritis gout sebaiknya berupa
latihan fisik yang ringan, karena dikhawatirkan akan menimbulkan trauma pada sendi
(Widyanto, 2014).

PENCEGAHAN
a. Pembatasan Purin
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi atau kadar asam urat serum lebih dari
10mg/dl, penderita harus diberikan diet bebas purin. Namun pada, pada
kenyataannya tidak mungkin merencanakan diet tanpa purin karena hampir
semua bahan makanan sumber protein mengandung nukleoprotein. Diet yang
normal biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari. Oleh karena itu, diet
bagi penderita gout harus dikurangi kandungan purinnya.
Adapun klasifikasi makanan berdasarkan kadar purinnya yaitu:
 Makanan kadar purin tinggi (150-180 mg/100 gram), misal: jeroan (hati, ginjal,
jantung, limpa ,paru, otak dan saripati daging).
 Makanan kadar purin sedang (50 – 150 mg/100 gram), misal: daging sapi,
udang, kepiting, cumi, kerang, kacang-kacangan, bayam, kembang kol,
kangkung, asparagus dan jamur.
 Makanan kadar purin rendah (di bawah 50 mg/ 100 gram), misal: gula, telor
dan susu.
b. Kalori sesuai kebutuhan
Jumlah konsumsi kalori harus sesuai dengan kebutuhan tubuh yang didasarkan
pada tinggi dan berat badan individu. Bagi penderita gout yang kelebihan berat
badan harus menurunkan berat badannya dengan memperhatikan jumlah
konsumsi kalori. Pada penderita gout yang gemuk, konsumsi kalori perlu di
kurangi 10-15% dari total konsumsi kalori yang normal setiap harinya. Dengan
demikian, kelebihan berat badan dapat di turunkan secara bertahap. Untuk
mengatasi rasa lapar akibat pembatasan konsumsi kalori, penderita dapat
mengonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan segar. Dengan mengonsumsi
buah dan sayur, dapat memberikan rasa kenyangan dan kadar airnya yang tinggi
sangat baik dalam membantu melarutkan kelebihan asam urat dalam serum.
Sayuran yang tidak mengandung purin (kecuali asparagus, kacang polong,
buncis, kembang kol, bayam, jamur) di makan paling sedikit 300g/hari.
c. Rendah lemak
Lemak dapat menghambat eksresi asam urat melalui urin. Oleh karena itu,
penderita gout sebaiknya diberi diet rendah lemak. Penderita harus membatasi
makanan yang digoreng dan bersantan serta menghindari penggunaan margarin
(berasal dari produk nabati) atau mentega (berasal dari produk hewani). Lemak
yang dapat dikonsumsi sebaiknya 15% dari total kalori.
d. Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi, terutama dari minuman, dapat membantu
pengeluaran asam urat melalui urin. Usahakan dapat menghabiskan minuman
sebanyak 2½ liter atau sekitar 10 gelas sehari. Pemberian air hangat pada
penderita di pagi hari atau ketika bangun tidur sangat baik. Selain dari minuman,
konsumsi cairan bisa juga diperoleh dari kuah sayuran, jus buah, maupun
buahbuahan segar yang banyak mengandung air.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai