METODE PENELITIAN
26
3.3 Metode Pengujian Kualitas Belitan
3.3.1 Winding Resistance (Rdc)
𝑅𝑅+𝑅𝑅
𝑅𝑅 = 𝑅𝑅 ........................................... (3.1)
𝑅𝑅+𝑅𝑅
Dimana:
Pengujian yang dilakukan bisa semua tap atau jika pengujian dilaksanakan
bersama dengan pengujian continuity atau dinamic resistance cukup hanya pada tap
1 (satu). Jika hasil pengujian tidak sesuai dengan hasil perhitungan formula maka
disarankan untuk melakukan pengujian-pengujian lainnya. Standar minimal deviasi
yang digunakan adalah 0,5%.
27
3.3.1.2 Rangkaian yang diuji
28
3.3.2 Transformer Turn Ratio (TTR)
Pengukuran Perbandingan Rasio Belitan adalah adalah pengukuran yang
dimaksudkan untuk mengetahui jumlah kumparan sisi tegangan tinggi (HV) dan
sisi tegangan rendah (LV) pada setiap Tapping, sehingga tegangan keluaran yang
di hasilkan oleh Transformator sesuai dengan yang di kehendaki. Karena pada
Transformator terdapat rumusan dasar bahwa jumlah tegangan adalah sama dengan
jumlah belitan pada tiap sisinya.
Nilai rasio jika di ukur menggunakan rasio tegangan atau menggunakan rasio
3 fasa, maka hasilnya dapat langsung diketahui dengan formula rasio = HV/LV.
Namun jika menggunakan alat rasio 1 fasa. Hasil perhitungan ini digunakan untuk
membandingkan dengan nilai aktual dari hasil pengujian dan untuk mendapatkan
nilai deviasi. Perhitungannya dapat dilihat dalam Tabel 3.2 konversi hubung
seperti dibawah ini:
Setelah mendapatkan nillai rasio, lalu mencari nilai standar deviasi maksimum
ratio untuk dibandingkan dengan standar NETA minimal 0,5% yang dapat dilihat
pada formula:
= < ± 0,5%
29
3.3.2.1 Peralatan yang digunakan
Pada percobaan TTR menggunakan alat Megger TTR320 dan menggunakan
software PowerDB Lite untuk mengolah data.
Dan untuk skema koneksi hubung Dyn1 pada trafo MT24 dapat dilihat di
tabel berikut :
Tabel 3.3 Skema Koneksi Dyn1
30
3.3.2.3 Langkah Pengujian
1. Kalibrasi alat ukur terlebih dahulu.
2. Sambungkan TTR320 ke grounding.
3. Pasang kabel merah dan hitam ke TTR320 lalu sambungkan ke transformer
MT24 sesuai gambar 3 dan skema koneksi dalam tabel 3
4. Mulai pengukuran dan simpan hasilnya.
5. Setelah pengujian selesai, lepaskan semuai kabel sesuai prosedur.
31
Namun secara umum, nilai rentang frekuensi dan rincian gangguannya dapat
dilihat pada Tabel 3.4 berikut dan nilai interpretasi data menurut standar
DLT911/2004 pada Tabel 3.5 dibawah ini:
32
3.3.3.1 Peralatan yang digunakan
Pada pengujian ini menggunakan Megger jenis FRAX101 dan menggunakan
software PowerDB Lite untuk mengolah data.
33
3.3.3.3 Langkah Pengujian
1. Kalibrasi alat terlebih dahulu.
2. Atur terlebih dahulu antara penyambungan laptop – Frax – trafo seperti pada
gambar 3.7.
3. Pasang kabel clamping ke FRAX101 lalu sambungkan ke transformer MT24
sesuai gambar 3.8.
4. Set pengaturan, pilih sweep groups yaitu Dyn1 lalu pilih sweep names yang
akan diukur.
5. Pada pengujian ini mengukur HV open tap 1, HV open tap 2, HV open tap 5
dan LV open.
6. Mulai tes lalu simpan hasilnya.
Standar nilai minimal tahanan isolasi adalah seperti formula dibawah ini:
𝑅
𝑅𝑅𝑅𝑅 = 𝑅 × 1
............................................ (3.3)
(𝑅𝑅𝑅)
2
dengan:
Rmin : Tahanan isolasi minimal dala MegaOhms
C : Konstanta 1,5 untuk trafo pada 20°C
30 untuk tidak ada keterangan
E(KV) : Tegangan Kerja (F-F jika terhubung delta dan
F-N jika terhubung bintang)
KVA : Kapasitas Rating Trafo
(Referensi IEEE C57.125)
34
Nilai Polarization Index (PI) merupakan nilai yang dapat menggambarkan
kondisi bagus atau tidaknya suatu sistem isolasi. Semakin bagus kualitas isolasi
maka nilai PI akan semakin besar. Nilai PI juga dipengaruhi beberapa hal antara
lain: kelembaban, suhu dan kebersihan winding. Nilai PI adalah sebagai berikut:
𝑅(10)
𝑅𝑅 = ................................................(3.4)
𝑅(1)
dengan:
PI : Polarization Index
R(10) : Nilai Tahanan Isolasi pada menit ke-10
R(1) : Nilai Tahanan Isolasi pada menit ke-1
Menurut standar IEEE untuk nilai PI pada transformator dapat dilihat pada Tabel
3.6 sebagai berikut:
Tabel 3.6 Standar IEEE untuk nilai PI
<1 = Poor
1,1 - 1,24 = Questionable
1,25 - 1,35 = Fair
1,4 - 1,5 = Good
1,5 > 1,5 = Excellent
35
Gambar 3.9 Alat Megger MIT520
36
3.4.1.3 Langkah Pengujian
1. Pastikan bahwa baterai alat hambatan isolasi bekerja normal dan cek fungsi
alat. Cek dengan menghubung singkatkan ujung konektor alat test dan tekan
start dalam hal ini alat harus menunjukan angka nol.
2. Lakukan test Megger dengan menghubungkan antara primer dan ground,
sekunder dan ground, primer dan sekunder dengan 5000VDC.
3. Mengosongkan tegangan injeksi (menghubungkan titik yang sudah diberi
tegangan dengan bodi atau ground)
4. Karena trafo yang diukur merupakan trafo tegangan tinggi maka pengukuran
winding atau belitan trafo menggunakan Megger dilakukan selama 10 menit
pada setiap test point.
5. Catat nilai tahanan per-menit guna menentukan nilai Polarity Index.
37
Tabel 3.9 Nilai Power Factor untuk Trafo Berisolasi Minyak dan Bushing
Tipe pengujian tan delta untuk transformator daya MT24 dengan hubung Dyn1
bisa dilihat pada rangkaian pada Gambar 3.12 dan untuk mode spesimen untuk
pentanahan dalam penujian tan delta yaitu Ground Specimen Test (GST) serta
Ungrounded Specimen Test (UST) dapat dilihat pada gambar 3.13 Dan 3.14
38
Gambar 3.14 Mode Spesimen UST
39
Gambar 3.17 Rangkaian Pengukuran CLG
Gambar 3.19 Rangkaian Pengujian dengan Delta 4000 pada Trafo MT24
40
Gambar 3.20 Rangkaian Pengujian dengan Delta 4000 pada Bushing MT24
41
DGA adalah deteksi dini akan adanya fenomena kegagalan yang ada pada
transformator yang diujikan, sehingga dapat dilakukan langkah pencegahan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian DGA antara lain pengambilan
sampel uji, ekstraksi gas, intepretasi data dan pengambilan kesimpulan.
Setelah dilakukan ekstraksi gas, dilakukan interpretasi data. Interpretasi data
berdasarkan IEC – 104.1991. Jumlah gas terlarut yang mudah terbakar atau TDCG
(Total Dissolved Combustible Gas) akan menunjukkan apakah transformator yang
diujikan masih berada pada kondisi operasi normal, waspada, peringatan atau
kondisi kritis. Untuk standarisasi TDCG dapat dilihat seperti tabel berikut:
42
3.4.3.1 Peralatan yang digunakan
Dalam pengujian ini digunakan alat Kelman X Transports.
43
3. Vial
Botol kimia pada Gambar 3.24 yang digunakan sebagai tempat sampel
minyak yang selanjutnya akan dimasukkan kedalam alat uji DGA. Sebelum
dipergunakan untuk menempatkan sampel minyak yang akan diuji, perlu
dipastikan bahwa segel Vial masih utuh sehingga Vial dalam kondisi vakum.
44
3.4.3.3 Langkah Pengujian
1. Buka drain valve pada tangki trafo.
2. Lakukan proses pembersihan atau flushing terlebih dahulu.
3. Tutup stop kran dan pasang jarum pada Syringe.
4. Buka katup pada Syringe dan suntikan pada selang silikon.
5. Sedot minyak dari selang (pastikan tidak ada udara yang masuk kedalam
Syringe).
6. Tutup kembali katup pada Syringe.
7. Pindahkan minyak dari Syringe ke Vial dengan cara menyuntikkan minyak ke
dalam vial.
8. Lakukan pengambilan sampel minyak dengan proses yang sama untuk
minyak tangki utama bagian bawah dan OLTC.
9. Beri label pada Vial sampel minyak dan simpan Vial serta lindungi dari
paparan sinar matahari.
45
Tabel 3.11 Standar Tegangan Tembus menurut IEEE
Penilaian Kualitatif
Parameter
Kategori Baik Cukup Rekomendasi Aksi
Uji Buruk
Baik
O, A, D > 60 50-60 < 50 Baik: lanjutkan pengambilan
contoh secara normal.
Cukup Baik: Pengambilan contoh
B, E > 50 40-50 < 40 yang lebih sering. Periksa parameter
uji lain seperti warna, kandungan
partikel,
Tegangan
DDF/ketahanan dan keasaman.
Tembus
C > 40 30-40 < 30 Buruk: Periksa sumber air,
(kV)
<30kV untuk OLTC pada rekondisi minyak, apabila lebih
aplikasi titik belitan ekonomis karena parameter tes lain
F
bintang mengindikasikan kerusakan yang
berat, ganti
minyak.
G < 30
46
3.4.4.1 Peralatan yang digunakan
Dalam pengujian ini digunakan alat Megger jenis OTS 100AF dan software
Power Dblite untuk mengolah data.
47
3.4.4.3 Langkah Pengujian
1. Keluarkan bejana uji dari alat OTS 100 AF, bersihkan baik dalam maupun
luarnya.
2. Memasukkan minyak sampel ke dalam bejana uji. Pastikan tidak ada
gelembung gas yang tersisa dalam minyak.
3. Memasang elektroda pada penutup bejana uji. Elektroda yang digunakan
harus bersih dan atur jarak antar elektroda sesuai dengan standar IEC yang
digunakan yaitu jarak celah 2.5mm.
4. Letakkan bejana uji pada lengan geser yang terdapat di dalam OTS100AF.
5. Set pengaturan pada OTS 100AF untuk metode pengujian dan standarnya.
6. Atur suhu pengujian pada angka 30°C.
7. Atur regulator pada posisi 2KV dan naikan setiap detik sampai terjadi
loncatan bunga api antara dua buah elektroda. Lakukan selama 6 kali
dengan selang waktu 30 detik.
8. Hasil dari pengujian akan tampil pada layar monitor, atau dapat pula
dicetak.
48
Tabel 3.13 Kesimpulan Hasil Pengujian
TEST
NO TEST STANDARD REMARKS
RESULT
Winding
1
Resistance (Rdc)
Transformator
2
Turn Ratio (TTR)
Sweep
Frequency
3
Response
Analyzer (SFRA)
Insulation
Resistance (IR) &
4
Polarization
Index (PI)
5 Tan Delta
A. Transformator
B. Bushing
Dissolve Gas
6
Analysis (DGA)
Breakdown
7
Voltage (BDV)
1. Good, dalam kondisi bagus tidak perlu dilakukan pengujian lebih lanjut.
2. Acceptable, masih dapat diterima dan masih harus dilakukan pengujian –
pengujian secara rutin.
3. Investigate, dilakukan investigasi dengan pengujian lanjutan.
4. Bad, lakukan pergantian secepatnya pada komponen yang bermasalah.
49