Anda di halaman 1dari 50

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

pemuda merupakan suatu pilar yang memiliki peran besar dalam

perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga maju mundurnya suatu

negara sedikit sebagai penerus dan cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani

bagi pembangunan bangsa, karena pemuda sebagai harapan bangsa.

Pemuda merupakan generasi yang diharapkan terhadap bangsa dan

negaranya untuk meneruskan generasi sebelumnya. Tapi terkadang pemuda

zaman sekarang tidak menyadari bahwa didiri mereka terbebani menjadi

pengganti generasi sebelumnya. Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya

terbebani berbagai macam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini

dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi

yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi

dan melanjutkan estafet pembangunan (Ahmadi:1991)

Dalam masyarakat dewasa ini timbul permasalahan-permasalahan dengan

keberadaan pemuda pengangguran. Di masyarakat, pemuda seharusnya sebagai

tokoh utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam hal-hal yang

positif. Pemuda juga merupakan suatu identitas dan penerus perjuangan generasi

terdahulu untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Pemuda menjadi harapan dalam

setiap kemajuan di dalam suatu bangsa, pemudalah yang dapat merubah

pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi

terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan


2

yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma

yang berlaku di dalam masyarakat.

Namun dengan berputarnya waktu pemuda generasi sekarang sangat

berbeda dengan generasi terdahulu dari segi pergaulan atau sosialisasi, cara

berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda zaman dahulu lebih

berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti, mereka tidak asal dalam

berpikir maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya secara matang dan

mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampak yang akan muncul dari

berbagai aspek. Pemuda zaman dahulu juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial.

Banyak para pemuda yang menganggur disebabkan banyak yang tidak

melanjutkan pendidikan diakibatkan adanya salah satu pergaulan bebas, kawin

usia dini, sehingga mengakibatkan bertambahnya angka pengangguran pemuda

pada lingkungan masyarakat. Sifat solidaritaspun yang dulunya saling bahu-

membahu , melaksanakn berbagai kegiatan yang ada dilingkungan masyarakat

sekitarnya mulai memudar, banyak hal yang mengakibatkan berbagai hal dalam

pengangguran salah satunya pula banyak para pemuda itu yang tidak

menyelesaikan pendidikan, sehingga banyak terjadi hal-hal berakibat fatal para

pemuda yang ada dilingkungan masyarakat itu sendiri.

Pengangguran merupakan salah satu permasalahan yang berkaitan dengan

kegiatan perekonomian, hubungan kemasyarakatan dan juga permasalahan

kemanusiaan. Ketika kita membicarakan masalah pengangguran yang ada di

Indonesia. Pengangguran umumnya kebanyakan terdapat di negara yang sedang

berkembang seperti di Indonesia. Apalagi di Desa Kombikuno Kecamatan


3

Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat yang kebanyakan pemuda hanya

bergantung kepada penghasilan orang tua.

Di Desa Kombikuno Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat,

banyak pemuda yang menganggur dimana tersebut dari beberapa yang tidak

tamat dari SD, SMP, dan bahkan SMA,sehingga banyak yang terjadi

pengangguran di desa kombikuno kecamatan napano kusambi kabupaten muna

baratadapun salah satu penyebab pengangguran yaitu adanya faktor ekonomi yang

tidak mendukung dan juga jarak tempuh antara sekolah dengan tempat tinggal

menjadi salah satu faktor tidak tamatnya pendidikan. kemudian pada dasarnya

bahwa pemuda pengangguran Di Desa Kombikuno Kecamatan Napano Kusambi

Kabupaten Muna Barat sebagian besar adalah hampir rata-rata menganggur

berkisar2 tahun sampai 5 tahun hal ini menyebabkan menambah angka

pengangguran di desa tersebut.

Keberadaan pemuda pengangguran Di Desa Kombikuno Kecamatan

Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat menyebabkan perilaku yang

menyimpang misalnya, minum-minuman keras di tempat umum, tawuran,

perkelahian antar kelompok, sehingga menyebabkan keresahan di masyarakat dan

juga menyebabkan kekacauan dalam lingkungan masyarakat. Ada juga sebagian

pemuda yang bekerja dan juga tidak melakukan hal-hal yang meresahkan, namun

hanya sebagianya saja, seperti pemuda yang masih bersekolah dan remaja masjid.

Keberadaan pemuda pengangguran ini juga mempengaruhi pemuda-pemuda yang

masih menempuh pendidikan.


4

Jika keberadaan pemuda pengangguran tersebut tidak cepat diselesaikan

maka akan meningkatkan kriminalitas dan akan sangat menambah keresahan

masyarakat.Olehnya itu, berangkat dari permasalahan diataspeneliti ingin

mengangkat judul mengenai “Faktor-Faktor Penyebab Pengangguran (Studi

Pada Pemuda Pengangguran Desa Kombikuno Kecamatan Napano Kusambi

Kabupaten Muna Barat)”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor- Faktor Penyebab Pengangguran di Desa Kombikuno Kecamatan

Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat?

2. Bagaimana Upaya Mengatasi pengangguran di Desa Kombikuno

Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah:

1. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Penyebab Pengangguran di Desa

Kombikuno Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat.

2. Untuk mengetahui Upaya Mengatasi pengangguran di Desa Kombikuno

Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu secara

teoritis dan manfaat secara praktis sebagai berikut:


5

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi atau masukan bagi seluruh warga Indonesia bahkan

pemerintah yang bersangkut paut dalam bidang ketenagakerjaan,

sehingga dapat membantu banyak para pemuda pengangguran

khususnya di Desa Kombikuno Kecamatan Napano Kusambi

Kabupaten Muna Barat.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi perguruan tinggi, sebagai masukan bagi akademisi tentang

kondisi keberadaan pengangguran terhadap lingkungan

masyarakat.

2. Bagi masyarakat, sebagai masukan dalam menemukan solusi

keberadaan pengangguran dalam lingkungan masyarakat yang

dilakukan dengan memaksimalkan fungsi, peranan, dan tugasnya

dalam lingkungan masyarakat.


6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
.

A. Konsep Pemuda

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, kaum muda mencakup anak-anak

manusia dari umur 15 sampai 24 tahun. Menurut Undang-Undang Perkawinan

RI, tahun 1994, kaum muda meliputi para muda-mudi yang sudah melewati umur

kanak-kanak dan belum mencapai umur yang oleh Undang-Undang diperbolehkan

menikah bagi pemuda minimal berumur 19 tahun, bagi pemudi minimal berumur

16 tahun. Dalam organisasi pemuda, kaum muda dapat saja mencakup semua

muda-mudi yang berumur antara 15-40 tahun (Mangunhardjana, 1986:11).

Menurut (Ahmadi,1991:117). Pendekatan klasik tentang pemuda melihat

bahwa masa muda merupakan masa perkembangan yang enak dan

menarik.Kepemudaan merupakan suatu fase dalam pertumbuhan biologis

seseorang yang bersifat seketika dan sekali waktu akan hilang dengan sendirinya

sejalan dengan hukum biologis itu sendiri, manusia tidak dapat melawan proses

ketuaan. Maka keanehan-keanehan yang menjadi ciri khas masa muda akan hilang

sejalan dengan perubahan usia.

Menurut (Ahmadi,1991:118) Pendekatan klasik, pemuda dianggap sebagai

suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri yang bertentangan dengan

aspirasi masyarakat, atau lebih tepat aspirasi orang tua atau generasi

tua.Selanjutnya muncullah persoalan-persoalan frustasi dan kecemasan pemuda

karena keinginan-keinginan mereka tidak sejalan dengan kenyataan (keinginan)


7

generasi tua. Dalam hubungan ini kemungkinan timbul konflik dalam berbagai

bentuk protes baik yang terbuka maupun yang terselubung.Disinilah pemuda

bergejolak untuk mencari identitas mereka.

Dalam hal ini hakikat kepemudaan dicari atau ditinjau dari dua asumsi

pokok (Ahmadi,1991:118).

Pertama, penghayatan mengenai proses perkembangan manusia bukan

sebagai suatu kontinum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris,

terpecah-pecah, dan setiap fragmentaris mempunyai artinya sendiri-sendiri.

Pemuda dibedakan dari anak dan orang tua dan masing-masing fragmen itu

mewakili nilai sendiri.

Oleh sebab itu, arti setiap masa perkembangan hanya dapat dimengerti dan

dinilai dari masa itu sendiri. Masa kanak-kanak hanya dapat dirasapi karena

keanakannya, masa pemuda karena sifat-sifatnya yang khas pemuda, dan masa

orang tua yan diidentikan dengan stabilitas hidup kemapanan.

Dinamika pemuda tidak lebih dari usaha untuk menyesuaikan diri dengan

pola-pola kelakuan yang sudah tersedia, dan setiap bentuk kelakuan yang

menyimpang akan dicapai sebagai suatu yang anomalis, yang tak sewajarnya. Jika

itu ditantang oleh kaidah-kaidah sosial yang sudah melembaga, maka hal itu akan

terjelma dalam bentuk adanya jurang pemisah antara generasi muda dan generasi

tua.

Pendekatan klasik melihat potensi dan romantisme pemuda sebagai suatu

yang berdiri sendiri, baik pemuda sebagai perorangan maupun pemuda sebagai

anggota kelompok dan anggota dari suatu masyarakat. Demikian pula usaha-usaha
8

untuk untuk menyalurkan potensi pemuda kerapkali bersifat fragmentaris, karena

potensi itu dilihat bukan merupakan sebagai dari aktivitas dalam wawasan

kehidupan, tetapi tidak lebih sebagai penyaluran tenaga yang berlebihan dari

pemuda itu.

Asumsi pokok yang kedua yang merupakan tambahan dari asumsi

wawasan kehidupan ialah posisi pemuda dalam arah kehidupan itu sendiri.

Tafsiran-tafsiran klasik didasarkan pada anggapan bahwa kehidupan mempunyai

pola yang banyak sedikitnya sudah tertentu ditentukan oleh mutu pemikiran yang

diwakili oleh generasi tua yang bersembunyi dibalik tradisi. Dinamika pemuda

tidak dilihat sebagai sebagian dari dinamika kehidupan atau lebih tepat sebagai

dari dinamika wawasan kehidupan.

Hal ini disebabkan oleh suatu anggapan bahwa pemuda tidak mempunyai

adil yang berarti dalam ikut mendukung proses kehidupan bersama dalam

masyarakat. Pemuda dianggap sebagai obyek dari penterapan pola-pola kehidupan

dan bukan sebagai sabyek yang memepunyai nilai sendri.

Di atas telah dikemukakan bahwa pemuda sering disebut generasi muda,

merupakan istilah demografis dan sosiologi dalam konteks tertentu. (Ahmadi,

1991:123) bahwa yang dimaksud pemuda adalah:

1) dilihat dari segi biologis, terdapat istilah:

Bayi :0-1 tahun

Anak :1-12 tahun

Remaja :12-15 tahun

Pemuda :15-30 tahun


9

Dewasa :30 tahun ke atas

2) dilihat dari segi budaya atau fungsional dikenal istilah:

Anak :0-12 tahun

Remaja :13-18 tahun

Dewasa :18-21 tahun ke atas

Di muka pengadilan manusia berumur 18 tahun sudah dianggap dewasa.

Untuk tugas-tugas negara 18 tahun sering diambil sebagai batas dewasa

tetapi dalam menuntut hak seperti hak pilih, ada yang mengambil 18 tahun

dan ada yang mengambil 21 tahun sebagai pemula dewasa. Dilihat dari

segi psikolog dan budaya, maka pematangan pribadi di tentukan pada usia

21 tahun.

3) dilihat dari angkatan kerja, ada istilah tenaga muda dan tenaga tua. Tenaga

muda adalah calon-calon yang dapat diterima sebagai tenaga kerja yang

diambil antara 18-22 tahun.

4) dilihat dari perencanaan modern, digunakan istilah sumber-sumber daya

manusia muda (young human resource) sebagai salah satu dari 3 sumber-

sumber pembangunan yaitu:

a) sumber-sumber alam (natural resources)

b) sumber-sumber dana (financial-resource)

c) sumber-sumber daya manusia (human resource)

5) dilihat dari idealogis politis, maka generasi muda adalah calon peganti

generasi terdahulu, dalam hal ini berumur antara 18 sampai 30 tahun, dan

kadang-kadang sampai umur 40 tahun


10

6) dilihat dari umur, lembaga dan ruang lingkup tempat, diperoleh 3 kategori:

a. Siswa, usia anatar 6-18 tahun, masih di bangku sekolah

b. Mahasiswa, usia 18-25 tahun, masih ada di universitas atau perguruan

tinggi

c. Pemuda, di luar lingkungan sekolah ataupun perguruan tinggi, usia

antara 25-30 tahun..

Lahirnya kesatuan aksi mahasiswa indonesia (KAMMI) di tengah-tengah

kemelut masyarakat yang sedang dilanda kekalutan sebagai akibat goncangan-

goncangan sosial dan tragedi nasional yang diinkontroduksikan oleh PKI dengan

G 30 SPKI, telah menjawab suatu tantangan yang tengah mengancam martabat

manusia dan kemanusiaan di tanah air ini (Gafur, 1982:72 ).

Bahwa dalam perjuangan itu adil dan peran generasi muda/mahasiswa

sebagai pressure group yang meyakinkan sebagai suatu fakta sejarah, memang

benar.Tetapi tidak benar kalau ada anggapan seolah-olah hanya mahasiswa

(generasi mudah) yang berjuang. Generasi muda mahasiswa tanpa bantuan ABRI

dan dukungan seluruh rakyat, tidak akan berhasildalam waktu yang begitu singkat

mematangkan situasi dan mempercepat tang Bung Karno untuk mendatangi

Supersemar dengan hati yang enggan, tetapi tetap ditongkrongi oleh tiga perwira

tinggi ABRI: Amir Machmud, Basuki Rachmad (Almarhum) dan M. Yusuf

(Gafur, 1982:173).

Menurut pola mendasar pembinaan dan pembangunan generasi muda

dapat dilihat dari beberapa aspek sosial (Ahmadi, 1991), yakni:

1. Sosial budaya
11

Kaum muda perkembangannya ada dalam proses pembangunan dan

modernisasi dari segala akibat sampingnya yang bisa mempengaruhi proses

pendewasaannya, sehingga apabila tidak memperoleh arah yang jelas, maka

corak dan warna masa depan negara dan bangsa akan menjadi lain daripada

yang dicita-citakan. Benturan antara nilai-nilai budaya tradisional dengan

nilai-nilai yang cenderung menimbulkan pertetangan antara sesama generasi

muda dan generasi sebelumnya yang ada pada gilirannya akan menimbulkan

pertentangan antara generasi tua dan generasi muda. Hal tersebut dapat

menyebabkan terputusnya kesinambungan nilai-nilai perjuangan Proklamasi

Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pola hidup yang berdasarkan kekeluargaan,

kegotong-royongan sebagai salah satu ciri kehidupan masyarakat Indonesia,

makin bergeser kearah kehidupan individulisme.

2. Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi bertambah jumlah penduduk yang cepat dan belum

meratanya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan mengakibatkan

makin bertambahnya pengangguran dikalangan pemuda, karena kurangnya

lapangan kerja. Kurangnya lapangan kerja ini menimbulkan berbagai

problema sosial serta frustasi dikalangan kaum muda. Ketidakseimbangan

antara kebutuhan bagi pendidikan dan penyediaan sarana-sarana pendidikan,

makin bertambahnya pemuda-pemuda putus sekolah, sementara dipihak lain

anggaran pemerintah yang terbatas mengakibatkan kekurangan fasilitas bagi

latihan-latihan keterampilan.
12

Dalam kehidupan sosial politik aspirasi pemuda berkembang dan

cenderung mengikuti pola infrastruktur politik yang hidup dan berkembang

pada satu periode tertentu. Akibatnya makin dirasakan bahwa dikalangan

pemuda masih ada hambatan-hambatan untuk menumbuhkan satu orientasi

baru yakni pemikiran untuk menjangkau kepentingan nasional dan bangsa di

atas segala kepentingan lainnya.

B. Peran Pemuda Dalam Masyarakat

Menurut (Mangunhadrdjana,1986:16-17) Kaum muda yang sedang

tumbuh dan berkembang ada dalam situasi hidup yang berbeda-beda, karena

berbagai sebab. Antara lain karena proses pertumbuhan dan perkembangan

mereka tidak sama, ada orang muda yang sudah mencapai kedewasaan, ada yang

sedang menuju kedewasaan, dan ada yang masih kanak-kanakan, karena tingkat

pendidikan tidak perdana, ada yang pemuda kota besar dan kota kecil, pinggiran

kota besar dan kecil, lingkungan pelosok dekat dengan kota dan jauh dari kota,

karena kemampuan dan keikutsertaan dalam arus perjalanan masyarakat umum

tidak seragam, ada pemuda yang ada dalam arus (in-group), dan ada yang di luar

arus (out-group). Jadi kaum muda yang sedang ada dalam proses tumbuh

disegala bidang, ada dalam situasi hidup yang berbeda satu sama lain. Dan tingkat

pendekatan itu tidak hanya kecil, tetapi dapat besar, bahkan kerap menjadi

perlawanan.

Situasi hidup tidak selalu mudah bagi semua orang muda. Kalau benar

bahwa 80% penduduk indonesia termasuk dalam golongan rakyat miskin, maka

mayoritas kaum muda Indonesia pun termasuk dalam kelompok tidak mampu.
13

Hali ini berarti kaum muda juga menghadapi masalah-masalah yang diderita

orang miskin, seperti masalah-masalah di sekitar pengangguran dan kekurangan

pekerjaan, perumahan dan fasilitas hidup yang wajar, kesehatan, pendidikan,

perkembangan diri menjadi manusia budaya, bermoral dan religius.Karena

tekanan situasi itu mereka dapat jatuh dalam tindak dan dunia kriminal

(Mangunhadrdjana, 1986:16-17).

Pemuda merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader

masyarakat dan kader keluarga.Pemuda selalu diidentikkan dengan perubahan,

betapa tidak peran pemuda dalam membangun bangsa ini, peran pemuda dalam

menegakkan keadilan, peran pemuda yang menolak kekeuasaan.Sekarang Pemuda

lebih banyak melakukan peranan sebagai kelompok politik dan sedikit sekali yang

melakukan peranan sebagai kelompok sosial, sehingga kemandirian pemuda

sangat sulit berkembang dalam mengisi pembangunan ini.

Peranan pemuda dalam sosialisi bermasyarakat sungguh menurun dratis,

dulu biasanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara

keagamaan, adat istiadat biasanya yang berperan aktif dalam menyukseskan acara

tersebut adalah pemuda sekitar. Pemuda sekarang lebih suka dengan kesenangan,

selalu bermain-main dan bahkan ketua RT/RW nya saja dia tidak tahu. Kini

pemuda pemudi kita lebih suka peranan di dunia maya ketimbang dunia nyata.

Lebih suka Facebook, lebih suka aktif dimailing list, lebih suka di forum

ketimbang duduk mufakat untuk kemajuan RT, RW, Kecamatan, Provinsi bahkan

ditingkat lebih tinggi adalah Negara. Pemuda pada masa kini lebih berfokuskan

pada era zaman yang modren dan mengikuti zaman pada masa kini.Dalam
14

keterlibatannya di lingkungan lebih seringnya kita lihat prilaku anak meda zaman

sekarang yang berdampak negatif ketimbang dampak positifnya yang ditonjolkan.

Menurut (Ahmadi, 1991: 139-143) Peranan pemuda di dalam masyarakat

dapat dibedakan atas dua hal, yaitu:

a. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk

menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.

Berdasarkan peran yang pertama dibedakan atas:

1. Peranan pemuda sebagai individu-individu yang meneruskan tradisi

mendukung tradisi dan yang oleh sebab itu dengan sendirinya

berusaha mentaati tradisi yang berlaku, kebudayaan yang berlaku

dalam tingkah laku perbuatan masing-masing. Dalam hubungan

kebudayaan ini menjadi kewajiban bagi pemuda untuk melestarikan

kebudayaan bangsa.

2. Peranan pemuda sebagai individu-individu yang berusaha

menyesuaikan diri, baik dengan orang-orang atau golongan yang

berusaha mengubah tradisi, dengan demikian akan terjadi perubahan

dalam tradisi dalam masyarakat.

Kedua jenis peranan pemuda di atas bisa mengakibatkan

sumbangan pada usaha pembangunan maupun merupakan hambatan

terhadap usaha pembangunan.Pemuda yang berusaha untuk menjadi

pendukung tradisi, pendukung kebudayaan bisa merupakan

bantuandalam usaha-usaha pembangunan, tapi juga bisa menjadi


15

penghambat/penentang pembangunan.Begitu juga pemuda berusaha

mengubah tradisi belum tentu menguntungkan pembangunan.

b. Peranan pemuda yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya.

Berdasarkan peran pemuda yang kedua dibedakan atas:

1. Jenis Pemuda Urakan

Yaitu jenis pemuda yang tidak bermaksud untuk mengadakan

perubahan dalam masyarakat, tidak ingin untuk mengadakan

perubahan dalam kebudayaan, akan tetapi ingin kebebasan bagi

dirinya sendiri, kebebasan untuk menentukan kehendak diri sendiri.

2. Jenis Pemuda Nakal

Pemuda pemuda inipun tidak ingin, tidak berniat dan tidak bermaksud

untuk mengadakan perubahan dalam masyarakat ataupun kebudayaan,

melainkan berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan

melakukan tindakan yang mereka anggap menguntungkan dirinya

tetapi merugikan masyarakat.

3. Jenis Pemuda Radikal

Pemuda-pemuda radikal berkeinginan bentuk untuk mengadakan

perubahan revolisioner.Mereka tidak puas, tdak bisa menerima

kenyataan-kenyataan yang mereka hadapi dan oleh sebab itu mereka

berusaha baik secara lisan maupun dalam tindakan rencana jangka

panjang asal saja keadaan berubah sekarang juga.


16

a) asas pembinaan dan pengembangan generasi muda :

1) asas Edukatif

(a) Pembinaan dan pengembangan oleh unsur di luar generasi

muda.

(b)Pembinaan dan pengembangan oleh sesama generasi muda.

2) asas persatuan dan kesatuan

3) asas sakrawasa, berdasarkan atas asas ini pengembangan dan

generasi muda harus dapat menumbuhkan, mambantu dan

mengembangkan kemauan dan kemampuan generasi muda

untuk membina dan mengembangkan dirinya sendiri dan

lingkungannya.

4) asas keselarasan dan terpadu, pembinaan dan pengembangan

secara swakarsa itu dilaksanakan selaras dan terpadu dengan

berbagai aspek kemampuan dan sekaligus dengan berbagai

bidang pembangunan lainnya.

5) asas pendayagunaan dan fungsionalisasi, mengingat banyaknya

dan beranekaragamnya organisasi pemuda yang ada dewasa ini,

maka perlu diadakan penataan untuk meningkat daya guna dan

hasil guna bagi prinsipnya dalam pembangunan nasional.

b) arah pembinaan dan pengembangan generasi muda.

Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukkan

pada pembangunan yang memiliki keselarasan dan keutuhan antara

ketiga sumbuh orientasi hidupnya, yakni:


17

1) orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Maha Esa, nilai-nilai

kerohanian yang luhur dan falsafah hidup pancasila.

Pembinaan dan pengembangan generasi muda menurut sumbuh

orientasi di atas ialah pengembangan insan ber-Ketuhanan Yang

Maha Esa, yang bertakwa kepada-Nya dalam segala aspek

kehidupannya, berbudi pekerti luhur dan bermoral pancasila.

2) orientasi kedalam terhadap dirinya sendiri. Pembinaan dan

pengembangan generasi muda menurut orientasi kedalam ialah

pengembangan sebagai insan biologis, insan intelek serta insan

kerja guna mengembangkan bakat-bakat dan kemampuan

jasmaniah dan rohaniah agar dapat memberikan prestasi yang

semaksimal mungkin dengan mengembangkan faktor-faktor

kemampuan dalam dirinya.

Faktor-faktor yang dimaksud ialah:

(a) dorongan unruk memertahankan dan memelihara dirinya.

(b) dorongan untuk mempertahankan jenis/generasinya

(c) dorongan untuk menyatakan dirinya

3) orientasi keluar terhadap lingkungan (Budaya,Sosial, dan Moral)

dan masa depanya.

Pembinaan dan pengembangan generasi muda sumbu orientasi

ke luar dibagi atas:

(a) pengembangan sebagai insan sosial budaya.


18

(b) pengembangan sebagai insan sosial politik sebagai insan

patriot

(c) pengembangan sebagai insan sosial ekonomi, termasuk

disini adalah sebagai insan kerja dan insan profesi yang

memiliki kemampuan untuk manggali, memanfaatkan, dan

mendayagunakan sumber alam serta menjaga

kelestariannya.

(d) pengembangan pemuda terhadap masa depanya. Pendekatan

terhadap masa depannya akan menumbuhkan kemampuan

untuk wawasan diri, kreatif, kritis, serta menumbuhkan

kesadaran bagi kesinambungan nilai-nilai luhurbangsa dan

negara.

c. Tujuan Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda/Pemuda.

Tujuan yang hendak dicapai dalam Pembinaan dan Pengembangan

Generasi Muda/Pemuda adalah:

1) menetapkan persatuan dan kesatuan bangsa sesuai dengan jiwa

dan semangat Sumpah Pemuda Tahun 1928 dalam rangka

pembangunan bangsa dan kepribadian bangsa.

2) mewujudkan kader-kader penerus perjuangan bangsa yang

bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa yang berpegang teguh

kepada Pancasila sebagai satu-satunya idiologi dan pandangan

hidup bangsa
19

3) melahirkan kader-kader pembangunan nasional dengan angkatan

kerja yang berbudi luhur, dinamis dan kreatif

4) mewujudkan warga negara indonesia dimasa depan yang

memiliki kreatifitas kebudayaan nasional yang maju tetap

bercirikan dan bercorak kepribadian Indonesia.

5) mewujudkan kader-kader patriot pembela bangsa dan negara

yang berkesadaran dan berketahanan nasional, pengembangan

dan penerus nilai-nilai serta cita-cita Proklamasi Kemerdekaan

17 Agustus 1945.

C. Konsep Pengangguran

Menurut (Sukirno, 1994), pengangguran adalah suatu keadaan dimana

seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan

tetapi belum dapat memperolehnya.Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak

secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur.Faktor utama

yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat.Para

pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan maksud untuk mencari

keuntungan. Kentungan tersebut hanya akan diperoleh apabila para pengusaha

dapat menjual barang yang mereka produksikan. Semakin besar permintaan,

semakin besar pula barang dan jasa yang akan mereka wujudkan. Kenaikan

produksi yang dilakukan akan menambah penggunaan tenaga kerja.

Menurut (Sumarsono, 2009: 2-3) tenaga kerja atau sumber daya manusia

(SDM) menyangkut manusia mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha

kerja tersebut.Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang


20

mempunyai nilai ekonomis yaitu, bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang

dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sedangkan menurut Secha Alatas (dalam Aris Anata, 1990), tenaga kerja

merupakan bagian penduduk yang mampu bekerja untuk memproduksi barang

dan jasa. Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) menggolongkan produk usia 15

sampai 64 tahun sebagai tenaga kerja.

Menurut (Badan Pusat Statistik, 2003). Sifat dan bentuknya

pengangguran, apakah terbuka ataupun setengah, pengangguran merupakan

beban, baik bagi pemerintah maupun si penganggur itu sendiri. Salah satu faktor

yang turut memberi kontribusi terjadinya pengangguran diantaranya adanya daya

tarik bahwa bekerja di kota lebih menjanjikan dan menjamin masa depan

kehidupan dibanding jika tetap bertahan di desa. Ledakan perpindahan penduduk

dari desake kota dengan tujuan mencari pekerjaan dengan tidak diimbangi skill

memadai menjadikan kota sebagai tumpukan pengangguran dan akhirnya

memunculkan daerah ‘slum’ atau daerah kumuh (dengan mendirikan emplek -

emplek atau bangunan liar di daerah hijau atau larangan).

Menurut (Badan Pusat Statistik, 2003). Pengangguran dalam suatu

negaraadalah perbedaan diantara angkatan kerja dengan penggunaan tenaga kerja

yang sebenarnya. Konsep angkatan kerja sebagaimana yang disarankan oleh ILO

(InternationaLabor Organization) membagi penduduk menjadi dua kelompok,

yaitu penduduk usia kerja dan penduduk bukan usiakerja. Selanjutnya penduduk

usiakerja dibedakan pula menjadi dua kelompok berdasarkan kegiatan utama yang

sedang dilakukannya, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Terkait
21

dengan konsep tersebut di atas, rincian atas definisi dimaksud sebagaimana

dipaparkan dibawah ini :

a. Penduduk usia kerja adalah penduduk 15 tahun dan lebih

b. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15

tahun dan lebih) yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak

bekerjadan pengangguran.

c. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja

(15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau

melaksanakan kegiatan lainnya.

d. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan

maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau

keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang

lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerjatak dibayar yang

membantu dalam suatu usaha/kegiatanekonomi.

e. Punya pekerjaan tetapi sedang tidak bekerja, adalah keadaan dari

seseorang yang memiliki pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu tidak

bekerja karena berbagai sebab, seperti sakit, cuti, menunggu panenan,

mogok dansebagainya.

Menurut (Badan Pusat Statistik, 2003) Di Indonesia dan negara sedang

berkembang lainnya, tidak saja menghadapi masalah pengangguran terbuka

dibidang ketenagakerjaan, tetapi menghadapi pula masalah setengah penganggur.

Dari kedua masalah ketenagakerjaan tersebut, masalah pengangguran terbuka

tidaklah lebih serius bila dibandingkan dengan masalah setengah penganggur.


22

Berdasarkan hal tersebut diatas perlu dipahami terlebih dahulu konsep

pengangguran terbuka dan setengah penganggur. Konsep pengangguran terbuka

dan konsep setengah penganggur merujuk pada dua situasi yang berbeda.

Perbedaan antara keduanya tersebut adalah sebagai berikut.:

a. Konsep pengangguran terbuka merujuk pada situasi/keadaan dimana

seseorang menghadapi ketiadaan kesempatan kerja.

b. Konsep setengah penganggur merujuk pada situasi dimana pekerjaan yang

dilakukan seseorang, dengan memperhatikan keterampilan dan

pengalaman kerja orang bersangkutan, tidak memenuhi aturan-aturan atau

norma-norma pekerjaan yang telah ditetapkan (Badan Pusat

Statistik,2003).

Dari kedua konsep di atas terungkap bahwa pengangguran terbuka

merupakan keadaan seseorangyang mengalami hambatan didalam usahanya

mendapatkanpekerjaan.Lebih lanjut berdasarkan faktor-faktor

yangmenimbulkannya, pengangguran terbuka dapat dikelompokkan menjadi 3,

diantaranya:

a. Pengangguran Konjungtur, yaitu pengangguran yang diakibatkan oleh

perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian. Pada

waktu kegiatan ekonomi mengalami kemunduran, perusahaan-perusahaan

harus mengurangi kegiatan produksinya. Dalam pelaksanaannya hal itu

berarti jam kerja dikurangi, sebagian mesin produksi tidak dipakai dan

sebagian tenaga kerja dihentikan. Dengan demikian kemunduran

ekonomiakan menaikkan jumlah dan tingkat pengangguran.


23

b. Pengangguran Struktural, diasumsikan bahwa pertumbuhan dan

perkembangan ekonomi selalu diikuti oleh perubahan struktur dan

corak kegiatan ekonomi.Peranan perekonomian dalam jangka panjang,

misalnyaakan meningkatkan peranan sektor industri pengolahan dan

mengurangi kegiatan pertambangan dan pertanian. Juga industri-industri

rumah tangga dan industri kecil-kecilanakan mengalami kemunduran dan

digantikan oleh kegiatan industriyang menghasilkan barang yang sama

tetapi memakai peralatan yang lebih canggih. Perubahan struktur dan

kegiatan ekonomi sebagai akibat perkembangan ekonomi dapat

menimbulkan masalah pengangguran yang dinamakan pengangguran

struktural. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan pengangguran

struktural yaitu sebagai akibat dari kemerosotan permintaan dan sebagai

akibat dari semakin canggihnya teknik memproduksi.

c. Pengangguran Normal, kondisi ini terjadi bukanlah wujud sebagai akibat

dari ketidakmampuan mendapatkan pekerjaan.Ia berlaku sebagai akibat

darikeinginan untuk mencari kerja yang lebih baik. Apabila perekonomian

mencapai masa bumi (kemakmuran) dan tingkat pengangguran adalah

sangat rendah, para pengusaha akan menghadapi kesulitan untuk

mendapatkan pekerja baru. Dalam situasi seperti ini segolongan tenaga

kerja akan meninggalkan kerjanya yang lama dan mencari pekerjaan yang

beru yang lebih baik masa depannya dan memberikan pendapatan yang

lebih tinggi (Badan Pusat Statistik, 2003).


24

Sedangkan disisi lain setengah penganggur merupakan keadaan seseorang

yang telah bekerja tetapi mengalami ketidakpuasan ataspekerjaanyang

dilakukannya. Karena unsur ketidak puasan sebagaimana tercermin dalam konsep

setengah penganggur, maka konsep setengah pengangguran mengandung

pengertian yang cukup luas dan lebih lanjut dibedakan menjadi dua, yaitu

(Sukirno, 1997:296) :

a. Setengah penganggur kentara yang mencerminkan adanya ketidak cukupan

dalam volumepekerjaan, dan

b. Setengah penganggur tidak kentara yang mencerminkan adanya

penempatan sumber-sumberdaya manusia atau adanya ketidakseimbangan

antara tenaga kerja dan faktor-faktor produksi. Hal ini ditandai dengan

rendahnya tingkat pendapatan, keterampilan yang kurang dimanfaatkan

dan rendahnya tingkat produktivitas.

(Badan Pusat Statistik, 2003) agar pengertian konsep pengangguran

mudah dipahami sehingga memudahkan pula cara mengukurnya maka perlu

dilakukan operasionalisasi terhadap konsep tersebut. Untuk itu ILO telah

menyusun definisi internasional tentang penganggur dan setengah penganggur

kentara. Definisi tentang penganggur disusun berdasarkan tiga kriteria yaitu tidak

bekerja, bersedia untuk bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Dengan demikian

penganggur didefinisikan sebagai seorang yang termasuk kelompok penduduk

usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja dan bersedia

menerimapekerjaan. Orang yang tercakup dalam definisi ini disebut sebagai

penganggur terbukaatau penganggur penuh.Sedangkanbatasan


25

setengahpenganggurkentara disusun jugaberdasarkantigakriteria,yaitubekerjakura

ngdarijamkerja normal, melakukan pekerjaan cara terpaksa atau mencari

pekerjaan lain atau bersedia menerima pekerjaan lain atau tambahan.

Pengangguran merupakan dampak dari lingkaran setanyang bermuladari

rendahnya pendapatan perkapita. Dengan pendapatan perkapita rendah

menyebabkan tidak adanya tabungan sebagai sarana pembentukan modal. Tidak

adanya modal berakibat tidak adanya investasi yang berdampak pada minimnya

perluasan kesempatan kerja dan munculnya pengangguran. Dan pengangguran

akan berimbas pada rendahnya pendapatan perkapita (Siagian, 1981). Oleh karena

itu, menghilangkan pengangguran adalah sulit dilakukan, akan tetapi strategi yang

tertuang didalam langkah-langkah untuk mengurangi tingginya angka

pengangguran baik terbuka maupun setengah pengangguran merupakan suatu

keniscayaan.

D. Dampak Pengangguran

Mengingat setiap negara selalu akan berusaha agar tingkat kemakmuran

masyarakat dapat dimaksimumkan dan perekonomian selalu mencapai

pertumbuhan ekonomi yang teguh. Tingkat pengangguran yang relatif tinggi tidak

memungkinkan masyarakat mencapai tujuan tersebut. Hal ini dapat denganjelas

dilihat dari memperhatikan berbagaiakibat buruk yang bersifatekonomi yang

ditimbulkan oleh masalah pengangguran. (Shinta, E. 1995) akibat-akibat buruk

tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

a. Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencaharian dan

pendapatan, mereka yang menganggur mendapat tunjangan (bantuan


26

keuangan) dari badan asuransi pengangguran sehingga mereka tidak

tergantung pada pihak lain. Sedangkan dinegaraberkembang, karena tidak

ada program tersebut, sehingga kehidupan penganggur harus dibiayaioleh

tabunganmasa laluatau pinjaman/bantuan keluarga dan kawan-kawan.

Keadaan ini biasa mengakibatkan pertengkaran dan kehidupan keluarga

yang tidak harmonis.

b. Pengangguran tidak menggalakan pertumbuhan ekonomi. Pengangguran

menimbulkan dua akibat buruk kepada kegiatan sektor swasta. Yang

pertama, pengangguran tenaga buruh diikuti pula oleh kelebihan

kapasitas mesin- mesin perusahaan. Keadaan ini tidak menggalakkan

mereka melakukan investasi di masa datang. Kedua pengangguran yang

diakibatkan kelesuan kegiatan perusahaan menyebabkan keuntungan

berkurang. Keuntungan yang rendah mengurangi keinginan

untukmelakukan investasi. Kedua hal tersebut diatas tidak menggalakkan

pertumbuhan ekonomi dimasa depan.

c. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan. Pengangguran dalam

periode yang lama akan menyebabkan angka keterampilan pekerja menjadi

semakin merosot atau bahkan menjadi hilang.

d. Pengangguran dapat menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Kegiatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat

menimbulkan rasa tidak puas masyarakat pada pemerintah. Golongan yang

memerintah semakin tidak populer dimata masyarakat. Berbagai tuntutan

dan kritik akan dilontarkan kepada pemerintah dan adakalanya disertai


27

oleh demonstrasi dan huru-hara. Kegiatan-kegiatan yang bersifat kriminal

akan meningkat (Sukirno 1994).

Kemiskinan umumnya dilukiskan sebagai rendahnya pendapatan.

Kemiskinan tidak hanya berkenaan dengan tingkat pendapatan tetapi juga dari

aspek sosial,lingkungan bahkan keberdayaan dan tingkat partisipasi. (Sen, 1995)

menyatakan bahwa kemiskinan jangan dianggap hanya sebagai pendapatan rendah

(low income), tetapi harus dianggap sebagai ketidakmampuan kapabilitas

(capability handicap). (BPS, 2003)

Berdasarkan pemahaman tersebut, maka kemiskinan dapat menjadi

penentu dan faktordominan yang mempengaruhi persoalan kemanusiaan seperti

keterbelakangan, kebodohan, ketelantaran, kriminalitas, kekerasan, perdagangan

manusia, buta huruf, putus sekolah, anak jalanan, pekerja anak. Dengan demikian

kemiskinan tidak bisa hanya dipandang dari satusisi rendahnya pendapatan tetapi

harus dari banya kaspek yang saling terkait sehingga bersifat multi.

E. Faktor-Faktor Penyebab Pengangguran

Menurut .(Hakem maru, 2010)Faktor penyebab terjadinya pengangguran

adalah sebagai berikut:

a. Kurangnya minat berwirausaha,

Umumnya seseorang yang baru lulus sekolah atau kuliah

terpaku dengan mencari kerja, seolah itu adalah tujuan yang sangat

mutlak. Sehingga persaingan mencari pekerjaan lebih besar

dibandingkan membuat usaha sendiri.


28

b. Kurangnya lapangan kerja yang tersedia

Kurangnya lapangan kerja yang tersedia di kawasan Industri

untuk mencari kerja. disebabkan lowongan pekerjaan yang diinginkan

oleh pencari pekerjaan sedikit. Sebagai contoh, banyak orang yang yang

memiliki skill dan pendidikan di bidang obat-obatan sedangkan

lowongan pekerjaan yang sesuai kriteria mereka sedikit, sehingga

banyak yang tidak dapat bekerja karena perusahaan yang membutuhkan

skill dan pendidikan mereka sedikit.

c. Kurangnya keterampilan (skill) yang dimiliki,

hal ini dapat menyebabkan bagi para pendatang yang ke

kawasan Industri dalam mencari pekerjaan, hal ini dapat dilihat dari

banyaknya para pencari kerja yang berasal dari desa, yang datang ke

kawasan industri bermodalkan nekat. Sehingga mereka akan kesulitan

untuk mencari pekerjaan karena tidak di butuhkan oleh perusahaan atau

pabrik karma skill yang tidak memenuhi syarat.

d. Minimnya informasi yang diperoleh masyarakat .

Kurangnya informasi, hal inilah yang paling besar pengaruhnya

dalam dunia kerja sekarang ini, kurangnya informasi dapat menjadi

faktor yang paling berpengaruh, hal ini diakibatkan keadaan lingkungan

tempat tinggal yang tidak memungkinkan untuk terus

memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan.


29

F. Upaya Mengatasi Pengangguran

MenurutBudi Utama (2003:158)Pengangguran dapat dihambat

pertumbuhannya dengan melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:

a. Mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan tenaga kerja,

menambah keterampilan, dan meningkatkan pendidikan.

b. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan

jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa

bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak

jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar

dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya.Mendorong

terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang

menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah

yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi

pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD,

BUMS dan pihak lainnya.

c. Melakukan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM-MP)

d. Adanya pemberlakuan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)

Menurut Chris manning (1983), angka pengangguran yang cukup kecil

belum tentu menujukkan kecilnya masalah ketenagakerjaan suatu daerah.

Pemberdayaan upaya ketahanan pangan dilakukan secara bertahap melalui proses

pemberdayaan masyarakat untuk mengenali potensi dan kemampuanya, mencari

alternatif peluang dan pemecahan masalah, serta mampu untuk mengelola dan
30

memanfaatkan sumber daya alam secara efektif, efisien, dan berkelanjutan.

Perwujudan pemberdayaan masyarakat dalam rangka kemandirian pangan,

dilakukan melalui pemberdayaan masyrakat miskin dan rawan pangan di

perdesaan. Strategi yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat ini adalah:

a. Membangun ekonomi berbasis pertanian dan perdesaan untuk

menyediakan lapangan kerja dan pendapatan, dan

b. Memenuhi pangan bagi kelompok melalui pemberdayaan dan pemberian

bantuan langsung.

Program Desa pangan memiliki tujuan untuk meningkatkan keberdayaan

masyarakat dalam mengurangi jumlah pengangguran dalam mengelola dan

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki atau dikuasainya secara optimal dalam

dalam mencapai kemandirian.


31

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Kombikuno Kecamatan Napano

Kusambi Kabupaten Muna Barat pada bulan April - selesai tahun 2019. Pemilihan

lokasi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat sejumlah pemuda

pengangguran.

B. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

penelitian pendekatan kualitatif yaitu memberikan gambaran tentang Dampak

Keberadaan Pemuda Pengangguran di Desa Kombikuno Kecamatan Napano

Kusambi Kabupaten Muna Barat.

C. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah kepala desa, sekretaris desa, 3 orang

kepala dusun, 32 orang pemuda pengangguran , sehingga jumlah keseluruhan

informan penelitian ini37 orang.

D. Jenis Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang digali atau didapat secara langsung dari

data informan yang menjadi responden penelitian data tersebut terdiri dari
32

dampak keberadaan pemuda penganggurandan solusi terhadap pemuda

pengangguran berjumlah 32 orang

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dengan

menelaah arsip, dokumen, catatan, referensi, yang memiliki relevansi

dengan kajian penelitian faktor-faktor penyebab pengangguran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut:

a. Observasi (Pengamatan) yaitu teknik dengan mengamati langsung

objek penelitian mengenai dampak pengangguran di Desa Kombikuno

Kec. Napano Kusambi Kab. Muna Barat.

b. Interview (wawancara) yaitu teknik pengambilan data yang di lakukan

dengan cara mengadakan tatap muka langsung dengan informan dan

melakukan tanya jawab dengan bantuan pedoman wawancara. Adapun

isi dari pedoman wawancara akan dijawab secara terstruktur yang berisi

pertanyaan yang berkualitas dengan dapat menjawab solusi pemuda

pengangguran di Desa Kombikuno Kec. Napano Kusambi Kab.Muna

Barat.

c. Dokumentasi adalah pemanfaatan informasi melalui dokumen-dokumen

tertentu yang dianggap mendukung dandokumen juga dapat membantu

pemverifikasian ejaan dan judul atau nama yang benar dari organisasi

yang telah disinggung dalam wawancara.Dokumen dapat menambah


33

rincian spesifik lainnya guna mendukung informasi dari sumber-sumber

lain, jika bukti dokumen bertentangan

F. Definisi Konsep

Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam pembahasan

penelitian ini mengenai Dampak keberadaan Pemuda Pengangguran Dilingkungan

Masyarakat di Desa Kombikuno kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna

Barat, dapat dilihat dari tahapan sebagai berikut:

1. Faktor-Faktor Penyebab pengangguran yang dimaksud adalahkurangnya

minat berwira usaha, kurangnya lapangan kerja yang tersedia, kurangnya

keterampilan yang dimiliki, minimnya informasi yang di peroleh

masyarakat.

2. Upaya mengatasi pengangguran adalah pemerintah mengadakan

bimbingan, pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan kepada

Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Segera membangun lembaga sosial

yang dapat menjamin kehidupan penganggur, Pemberdayaan masyarakat

melalui pengembangan budaya kewirausahaan untuk mengurangi

pengangguran, melakukan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM-MP), dan adanya pemberlakuan Badan Usaha

Milik Desa (BUMDES).


34

BAB IV
HASIL WAWANCARA DAN ANALISIS
A. Fakto-Faktor Penyebab Pengangguran di Desa Kombikuno
Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat

a. Kurangnya Minat Berwirausaha

Berdasarkan informasi yang telah diperoleh dari hasil

wawancara kepada salah satu kalangan pemuda Desa Kombikuno

adalah sebagai berikut:

“mengenai usaha bagi saya sangat rumit, Karena waktu yang dimiliki
sebatas bekerja di kebun untuk membantu keluarga bahkan biasa juga
beternak sapi, bagi saya ini sudah cukup kebanding kita mau
melakukan wirausaha, terlebih lagi kalau kita mau berwirausaha
banyak membutuhkan modal, jadi alangkah baiknya memang saya
lebih senang apa yang saya kerjakan kebanding mau melakukan
usaha.” (Wawancara,Udeng, April 2019)

Adapun informasi yang dapat diperoleh tidak jauh beda dengan

salah satu warga pemuda yang menyatakan bahwa:

“untuk sekedar minat berwirausaha sih ya sedikit ada sebuah


keinginan akan tetapi ada beberapa faktor sehingga saya merasa
sedikit tidak ada sedikit merintis usaha, utamanya beberapa pekerjaan
dirumah yang mesti dilakukan terlalu banyak, terlebih lagi kalau
dikampun untuk membuat usaha percuma saja, sedikit pelanggan jadi
ya lebih baik saya hanya sekedar membantu pekerjaan rumah saja,
setidaknya bisa makan itu pun sudah cukup bagi saya.”(Wawancara,
La Bena April 2019)

Lebih mendetail salah satu pemuda desa kombikuno menyatakan

bahwa:

“wirausaha sih memang sangat penting, namun disini kita sebagai


salah satu pemuda juga ada sedikit pelatihan kerja yang diberikan oleh
pemerintah setempat, dibalik itu seharusnya pemuda dilibatkan
beberapa hal menyangkut paut tentang pembahasan tentang desa,
terlebih lagi yang membuat kami tidak ingin repot karena didesa sini
tidak ada untuk potensi untuk kita melakukan wirausaha, terlebih lagi
35

pastinya kita membutuhkan modal yang sangat besar, ya kerja apa


adanya yang penting kita bisa hidup semua itu sudah
cukup.”(Wawancara, LaTele April 2019)

Adapun penjelasan wawancara dengan Kepala Desa adalah

sebagai berikut:

“dalam kondisi saat ini banyak para kalangan pemuda dan bahkan
beberapa masyarakat disini, mereka lebih fokus pada bidang pekerjaan
yang mereka miliki, khususnya baik dibidang perkebunan, peternakan,
nelayan dan lain-lain, karena menurut mereka itu lebih
menguntungkan lebih merasa santai kebanding mau membangun
sebuah usaha, terlebih para kalangan pemuda disini mereka hanya
banyak acuh tak acuh dalam mengemban minat wirausaha itu sendiri,
dikarenakan mereka hanya lebih senang dengan pekerjaan yang ada
dikampung sendiri, terlebih lagi mereka mengatakan percuma saja
kalau mau berwirausaha kalau dikampung sendiri.”(wawancara, La
Ode Hamdin, April 2019)

Analisis:

Kewirausahaan semakin disadari sebagai lokomatif

pertumbuhan ekonomi, produktivitas, inovasi, dan tersedianya

lapangan kerja, dan secara luas diterima sebagai aspek kunci dari

dinamisme ekonomi. Lebih jauh disampaikan bahwa kewirausahaan

(entrepreneurship) merupakan sebuah proses dinamis dari visi,

mengubah, dan menciptakan. Untuk itu membutuhkanpengaplikasian

energi dan gairah terhadap penciptaan dan implementasi ide-ide baru

dansolusi kreatif. Faktor-faktor penting kewirausahaan meliputi:

Kemauan untuk mengambilrisiko, kemampuan untuk merumuskan

sebuah tim usaha yang efektif; mempunyaiketerampilan kreatif sesuai

dengan sumber daya yang dibutuhkan, keterampilan

dalammembangun rencana bisnis yang kuat, serta visi untuk


36

mengenali peluang di mana orang lainjustru melihat kekacauan,

ancaman, dan kebingungan.

Dari paparan diatas telah dapat dinyatakan bahwa di desa

kombikuno sudah jelas bahwa minat usaha pada kalangan pemuda

ataupun masyarakat sangat minim, ini salah satu yang menyebabkan

banyak para kalangan pemuda yang menganggur.

b. Kurangnya Lapangan Kerja

Seseorang dalam memperoleh pekerjaan dikarenakan dengan

kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia, maka Untuk mengetahui

lebih jelasnya peneliti melakukan wawancara dengan salah seorang

pemuda menyatakan bahwa:

“harapan besar saya sebagai warga kombikuno agar sekiranya


pemerintah setempat dapat bekerjasama dengan pemerintah pusat
dalam rangka mengembangkan sistem ketenagakerjaan, sehingga
kami para kalangan pemuda bisa dapat pekerjaan yang layak dan
merasa diperhatikan, dan menurut saya pemerintah dapat memberikan
sedikit sarana kepada kami dengan demikian tidak ada perbedaan
antara warga biasa dengan warga yang pada umumnya memiliki
ikatan keluarga..”(Wawancara, Masdar, April 2019)
Data yang diperoleh dari salah satu informan pemuda yang

berada di desa kombikuno tidak jauh beda dengan apa yang dikatakan

oleh informan diatas yang mneyatakan bahwa:

“iya memang saya sangat merasakan bahwasanya salah satu instansi


baik negeri maupun swasta dalam membuka sebuah lowongan
pekerjaan sangat terbatas dan itupun ada beberapa klasifikasi yang
bisa dapat diterima oleh perusahaan-perusahaan tertentu, sehingga
saya salah satu pemuda yang berada di desa kombikuno sangat
membutuhkan pekerjaan untuk kelangsungan hidup dengan demikian
saya hanya berharap kepada pemerintah setempat dapat
37

memperhatikan warganya dengan baik.” (Wawancara, Julu April


2019)
Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari salah satu

Kalangan Pemuda menyatakan bahwa:

“Saya sendiri tidak enak kalau memprotes pemerintah. Tidak ada


lapangan kerja yang dibuka untuk kami yang menganggur dan tidak
memiliki sekolah seperti kalian. Jadi yang kita perbuat hanya minum
mabuk, pergi ke acara dan kumpul-kumpul bersama teman-teman
yang lain tapi mudah-mudahan karena Desa Kombikunodapat
perhatian lebih dari pemerintah kita bisa dipanggil kerja biar jadi
buruh untuk pembangunan di daerah kami.”(Wawancara, Antang,
April 2019)

Analisis:

Pernyataan informan diatas bahwa pemuda juga

menginginkan perhatian pemerintah akan keadaan mereka sehingga

mereka para pemuda dapat dipekerjakan sesuai dengan kemampuan

atau skil mereka, karena dengan keberadaan pemuda pengangguran

tentu akan meresahkan lingkungan masyarakat, namun jika para

pemuda dapat bekerja tentu mereka akan sibuk dengan pekerjaan

mereka tanpa melakukan hal-hal yang menyimpang dan ketentraman

dan kesejahtraan dalam masyarakat.

adapun peneliti memperoleh hasil wawancara kepada

Sekretaris Desa Kombikono yang menyatakan bahwasanya adalah

sebagai berikut:

“lapangan kerja yang tersedia disini belum mencukupi sehingga


keterbatasan kantor-kantor pemerintah dalam menyerap para pencari
kerja yang jumlahnya demikian banyak dan terus meningkat dari
tahun ketahun serta pada akhirnya semakin bertambahnya jumlah
pengangguran, keinginan yang kuat untuk bekerja pada kantor-kantor
milik pemerintah maupun swasta sebagai pegawai negeri maupun
38

karyawan tetap menjadikan para pencari kerja di Desa Kombikuno


sebagai pengangguran Karena terbatasnya daya serap tenaga kerja
pada kantor instansi pemerintah maupun swasta, Keadaan ini semakin
diperparah dengan sikap apatis yang muncul dalam diri individu,
keinginan mereka yang demikian kuat untuk menjadi pegawai negeri
membuat mereka bersikap masa bodoh untuk mencari peluang kerja
pada sektor-sektor lainya.”(Wawancara, La Lami, April 2019)

Analisis:
Berdasarkanhasil wawancara diatas menunjukkan bahwa

lapangan kerja yang tersedia di Desa Kombikuno sangat minim

bahkan hampir tidak ada, sehingga banyak para kalangan pemuda

ataupun masyarakat yang tidak bekerja, ini disebabkan dengan adanya

beberapa instansi yang tidak menyediakan lapangan pekerjaan baik

dalam wadah pemerintahan maupun swasta. Masalah kurangnya

kesempatan kerja ini jugasudah mencapai kondisi yang cukup

memprihatinkan, hal ini ditandai dengan jumlah pengangguran yang

besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata

pembangunan khususnya di desa kombikuno yang meratas tertinggal.

Kondisi pengangguran yang tinggi mengakibatkan pemborosan

sumber daya dan potensi yang adadan bahkan sumber utama

kemiskinan dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan

kriminalitas serta dapat menghambat pembangunan dalam jangka

panjang.

c. Kurangnya Keterampilan Yang Dimiliki


39

Salah satu Pemuda dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa:

“saya sebenarnya ingin lanjut sekolah untuk megetahui banyak hal


utamanya menggali potensi serta keahlian yang ada namun faktor ekonomi
dan jauhnya jarak tempuh yang membuat saya tidak lanjut kejenjang yang
selanjutnya sehingga saya tidak memiliki suatu keterampilan ataupun
keahlian, dengan ini saya merasa sangat-sangat kurang dalam hal
keterampilan untuk berbuat sesuatu dilain sisi disini belum ada yang
namanya pemberian suatu pelatihan untuk menggali bakat -bakat yang
ada.”(Wawancara, Zulkar Alif, April 2019)
Adapun informasi yang digali salah satu informan mengenai

tentang soff skil yang ada pada kalangan pemuda desa kombikuno

manyatakan bahwa:

“saya sebagai salah satu pemuda suatu pokok permasalahan yang terjadi
yaitu keterampilan yang saya miliki sangat minim, dimana juga dilain sisi
pemerintah tidak pernah mengadakan sebuah pelatihan sehingga itulah
yang menyebabkan juga saya tidak tahu apa yang sebenarnya yang harus
saya lakukan, ya saya bekerja asal saja yang penting dapat uang meski
hanya untuk sekedar kerja buruh bangunan, tukan dan lain sebagainya ,
setidaknya dapat menhasilkan uang meski penghasilan itu tidak menentu,
ingin mengandalkan keterampilan yang dimiliki juga tidak ada, terlebih
lagi di desa kombikuno tidak sama sekali antusias salah satu pemerintah
untuk melihat kami.” (Wawncara, HendraApril 2019)
Data tersebut sesuai dengan keterangan kepada Pemuda Desa

Kombikuno yang menyatakan bahwa:

“sebenarnya saya ingin sekali bekerja lebih dari apa yang menjadi kegiatan
sehari-hari, akan tetapi saya tidak memiliki potensi yang berupa
keterampilan ataupun keahlian untuk merubah kehidupan, Karena saya
telah banyak mencoba untuk mencari pekerjaan yang layak dilain sisi
dilihat dari Pendidikan dan dilihat pula keterampilan yang dimiliki,
sehingga ini yang menjadi penghambat saya tidak memiliki keterampilan
khusus dalam hal ini saya ingin sekali disini diadakan sebuah pelatihan
untuk membantu para pemuda dan masyarakat untuk menemukan jati diri
dengan sebuah potensi yang dimiliki. Sehingga dapat mempermudah kita
untuk mendapatkan pekerjaan ”(Wawancara, Suri, April 2019)
Adapun yang disampaikan oleh salah satu kepala Dusun Kombikuno

yang menyatakan bahwa:


40

“ya melihat dari beberapa kalangan pemuda di desa kombikuno


memang, dari beberapa keterampilan pada setiap pada kalangan pemuda
hanya beberapa bahagian saja yang memilii keterampilan khusus, ya saya
sebagai salah satu aparat desa sebagai kepala dusun juga turut perihatin
karena memang banyak sekali yang terdapat pemuda uatamanya di desa
saya sendiri banyak sekali yang menganggur terlebih lagi ada kalangan
pemuda yang tahunya sekedar dapat uang begitu saja, ada yang hanya
sekedar membantu pekerjaan rumah saja dan lain-lain, sebagai salah satu
kepercayaan warga kombikuno juga sangat sadar bahwa mereka butuh
bimbingan khusus untuk mengembangkan sebuah potensi yang
dimilikinya.” (Wawancara, SalamApril 2019)

Analisis:
Dari hasil wawancara diatas telah diketahui bahwa kalangan

pemuda bahkan masyarakat yang berada di Desa Kombikuno Kecamatan

Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat, jelas bahwa mereka banyak

yang tidak bekerja dikarenakan tidak memiliki keterampilan khusus serta

yang dihubungkan pula dengan adanya beberapa faktor kurangnya antusias

pemerintah setempat yang mengakibatkan banyaknya angka

pengangguran di Desa Kombikuno ini sendiri.

Keahlian dan produktivitas sangat berkaitan erat. Orang yang memiliki

keahlian akan memiliki produktivitas tinggi, karena ia mampu

memanfaatkan potensi dirinya pada suatu kegiatan Untuk meningkatkan

keahlian dapat dilakukan berbagai cara, diantaranya adalah melalui

pendidikan dan latihan, magang, pendidikan formal, membangkitkan

kecerdasan tenaga kerja lewat pembinaan motivasi kerja.

Keahlian dan produktivitas sangat berkaitan erat. Orang yang memiliki

keahlian akan memiliki produktivitas tinggi, karena ia mampu

memanfaatkan potensi dirinya pada suatu kegiatan Untuk meningkatkan

keahlian dapat dilakukan berbagai cara, diantaranya adalah melalui


41

pendidikan dan latihan, magang, pendidikan formal, membangkitkan

kecerdasan tenaga kerja lewat pembinaan motivasi kerja.

Keahlian dan produktivitas sangat berkaitan erat. Orang yang memiliki

keahlian akan memiliki produktivitas tinggi, karena ia mampu

memanfaatkan potensi dirinya pada suatu kegiatan Untuk meningkatkan

keahlian dapat dilakukan berbagai cara, diantaranya adalah melalui

pendidikan dan latihan, magang, pendidikan formal, membangkitkan

kecerdasan tenaga kerja lewat pembinaan motivasi kerja.

e. Minimnya Informasi Yang Diperoleh

Berikut ini rujukan hasil wawancara penulis dengan salah satu

pemuda masyarakat desa Kombikunoadalah sebagai berikut:

“ya selama saya dikampung memang saya jarang dengar informasi


utamanya tentang pekerjaan, ya saya sadar bahwa kebanyakan waktu saya
untuk tiap harinya hanya berada bersama dengan teman-teman dengan
suatu pekerjaan yang tidak menguntungkan sehingga saya jarang mencari
informasi diluar, karena ketika dikampung informasi yang didapat hanya
dari mulut kemulut tidak informasi seperti yang ada dikota-
kota,”(Wawancara, Resty, April 2019)
Lanjutan pernyataan diatas yang dinyatakan oleh satu pemuda desa

kombikuno yang manyatakan bahwa:

“ya namanya perdesaan masalah informasi yang diperolah sangat minim


terlebih lagi saya jarang keluar dikota, akan tetapi kadang kala saya pergi
kekota disepanjang jalan belum ada yang saya temukan informasi
pekerjaan yang layak, ya sebagai salah seorang manusia pastinya kita
mencari pekerjaan yang layak dan dapat menhasilkan uang untuk
kehidupan sehari-hari, terlebih lagi di desa sendiri sama sekali tidak ada
informasi jelas untuk kerja, ya jadi saya bekerja dengan apa adanya saja.”(
Wawancara, April 2019)
Adapun yang disamapaikan pada sesi wawancara dengan kepala

dusun kombikuno yang menyatakan bahwa:


42

“ya kalau melihat dari sudut pandang sih memang informasi yang
ada di desa kami sangat dan bahkan hampir tidak ada, itulah juga yang
menyebabkan banyak kalangan pemuda bingung untuk mencari pekerjaan
yang layak, adapun informasi yang kadang kala muncul akan tetapi harus
ada beberapa klasifikasi yang tidak bisa diganggu gugat oleh pelamar-
pelamar yang lain yang tidak memenuhi klasifikasi, tapi memang pada
dasarnya baik dari pusat maupun daerah sangat dan bahkan hampir tidak
ada sama sekali informasi yang dapat diketahui uatamnya di desa
kombikuno ini sendiri.”(Wawancara, LaMadi April 2019)

Analisi:
Jelas bahwa rendahnya informasi yang diperoleh para kalangan

pemuda dapat berakibat fatal, salah satunya menyebabkan banyaknya

pengangguran hal ini berdasarkan dari rujukan yang menyatakan bahwa

informasi salah jembatan utama untuk memperoleh pekerjaan, yang

dimana tanpa adanya suatu informasi dengan demikian banyak para

kalangan pemuda/masyarakat yang kesusahan dalam memperoleh suatu

pekerjaan.

Informasi ataupun berita adalah salah satu jembatan untuk mengetahui

banyak hal, kurangnya informasi dapat menjadi faktor yang paling

berpengaruh, hal ini diakibatkan keadaan lingkungan tempat tinggal yang

tidak memungkinkan untuk terus memperoleh informasi tentang lowongan

pekerjaan itu sendiri sehingga banyak kalangan pemuda bahkan

masyarakat yang kesusahan dalam memperoleh pekerjaan.

C. Upaya Mengatasi Pengangguran di Desa Kombikuno Kecamatan


Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat

a. Mengadakan Bimbingan
43

kombikuno merupkan salah satu desa yang mengalami

kesenjangan sosial. Seperti yang diutarakan oleh salah satu pemuda

Desa Kombikuno pada sesi wawancara mengatakan bahwa:

“kalau untuk tahapan-tahapan dalam melakukan bimbingan yang ada di


Desa Kombikuno saat ini belum pernah ada, ya saya salah satu pemuda
menyatakan sangat membutuhkan bentuk pelatihan semacam apapun itu
untuk meningkatkan kualitas keterampilan pribadi sehingga saya bisa
mendapatkan pekerjaan dengan mudah, selama ini memang saya
melihat peran dari pemerintah disini sangat kurang berantusias dalam
hal melakukan bimbingan khusus untuk kita para pemuda bahkan
masyarakat itu sendiri.”(Wawancara, Akbar, April 2019)
Adapun yang diungkapkan oleh salah satu pemuda juga

dalam upaya menagatasi pengangguran dalam bidang mengadakan

sebuah bimbingan menyatakan bahwa:

“iya, saya senang ketika dilakukan sebuah bimbingan di Desa kita ini,
akan tetapi selama saya berada disini mendengar saja tidak pernah
apalagi ada khusus untuk melakukan bimbingan dalam penyuluhan dan
keterampilan, karena saya sadar setelah tamat sekolah itu saja tidak
cukup tanpa didasari keterampilan yang dimiliki, dengan ini saya butuh
program pemerintah setempat untuk melakukan suatu
penyuluhan.”(Wawancara,Kasman, April 2019)
Adapun yang disampaikan oleh pemerintah setemapat yaitu kepala

desa kombikuno pada sesi wawancara yang menyatakan bahwa:

“bagaimana kita mau lakukan sebuah bimbingan kepada para


pemuda atau warga kombikuno, dengan beberapa kondisi yang tidak
memungkinkan, dilain sisi juga banyak para kalangan pemuda dan
warga banyak lebih memilih bekerja sesuai dengan keinginanya sendiri,
dan terlebih lagi jujur saja di desa kombikuno disini masih sangat
kurang yang memiliki potensi untuk menjadi pembicara, dalam hal
memberikan bimbingan dalam memberikan sebuah informasi dalam
bidang apapun, kami ingin mengundang pembicara juga terasa percuma
karena kalau hanya satu dua hari para pemuda banyak sekedar tahunya
disitu saja tidak ada kelanjutan lainya.”(Wawancara, Kasman April
2019)
44

Analisis:

Para pemuda ataupun masyarakat disini sangat banyak

menginginkan sebuah penyuluhan dan keterampilan itu sendiri, akan

tetapi peran pemeritah setempat itu sendiri belum terealisasi dengan

baik, sehingga di Desa Kombikuno masih banyak para pemuda yang

belum tahu arah jalan yang mereka tuju dalam memperoleh pekerjaan

yang layak, dilain sisi banyak hal yang tidak memungkinkan untuk

melakukan pelatihan atau bimbingan kepada para kalangan pemuda dan

warga kombikuno itu sendiri.

Pemberdayaan masyarakat di era globalisasi seperti sekarang

ini menjadi bagian penting dalam pelaksanaan pemberdayaan

masyarakat yang masih dirasakan menyimpang dari yang seharusnya.

Pemberdayaan masyarakat saat ini menjadi berkembang dalam dimensi

ilmu administrasi, juga berkembang dengan berbagai aspek konsep,

Desa.

b. Membuat Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Wawancara dengan salah satu pemuda di Desa Kombikuno,

mengatakan bahwa:

“menurut sepengetahuan saya program UKM sering saya dengar,


program UKM sendri jika dilihat dari pelaksanaanya di Desa
Kombikuno memang ada, hanya yang membuat keberadaan dan
penerapan di Desa Kombikuno ini kurang, karena pemerataan
program kegiatan tersebut belum terlalu meluas di Desa Kombikuno
ini sendiri, melihat hanya sebagian dari sebagian daerah di Desa yang
mendapat program seperti ini dengan layak, jadi menurut saya
pemerintah seharusnya melaksanakan UKM ini harus merata di
seluruh Desa dan keberadanya mesti diketahui oleh seluruh
masyarakat desa”(Wawancara, Ari, April 2019)
45

Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari salah satu

kalangan pemuda yang berada di desa kombikuno yang tidak jauh

beda dengan apa yang di utarakan oleh informan diatas menyatakan

bahwa:

“dari tahun ketahun di desa kombikuno saya belum pernah melihat


program yang dilakukan oleh pemerintah yang berkenaan dengan
(UKM) Usaha Kecil dan Menengah, namun kalau hanya sekedar
mendengar memang itupun saya hanya mendengar dari desa lain
bahwasanya program Usaha Kecil dan Menengah ada pada tiap-tiap
desa , akan tetapi untuk di desa kombikuno tidak ada sama sekali
terealisasi sedikit pun, dan saya sebagai salah satu pemuda memang
sangat butuh dengan program itu.”(Wawancara, Sardin April 2019)

Menyambung dari wawancara di atas, hal ini senada juga

diungkapkan oleh Kepala Dusun 2 Desa Kombikuno, beliau

mengatakan:

“program kegiatan UKM di Desa Kombikuno itu memang adanya,


program kegiatan ini sangat berguna bagi masyarakat selain dapat
memberikan pendapatan yang cukup bagi masyarakat ini dapat juga
dapat memberikan semangat kepada seluruh para pemuda untuk
meningkatkan semangat dalam bidang usaha, kegiatan ini sangat
berguna bagi saya apalagi untuk seluruh para kalangan pemuda dan
bahkan seluruh masyarakat"(Wawancara, Andi Pandara,April 2019)

Analisis:

Berdasarkan data diatas, nampak bahwa para kalangan

pemuda dan masyarakat yang berada diDesa Kombikuno khususnya

program pemerintah yang ada belum terealisasi dengan baik, sehingga

jelas bahwa banyak para kalangan pemuda bahkan masyarakat yang

menganggur.
46

UKM berperan baik dalam mendorong laju pertumbuhan

ekonomi dan sebagai program pengentasan kemiskinan maupun

penyerapan tenaga kerja. UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil

masyarakat yang pendirianya berdasarkan inisiatif seseorang.

Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UKM hanya

menggunakan pihak-pihak tertentu saja. Padahal sebenarnya sangat

berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di

Indonesia. UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja yang masih

menganggur, selain itu mereka juga memanfaatkan berbagai sumber

daya alam yang potensial di suatu daerah yang diolah secara

komersial.

c. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan

(PNPM-MP)

Masyarakat Desa kombikuno dalam sebuah wawancara

mnegatakan bahwa:

“ program ini pernah saya dengar akan tetapi keberadaanya di Desa


Kombikuno ini sendiri belum ada, mengingat program kegiatan ini
sangat bagus untuk masyarakat setempat karena peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan
ini dapat terdorong cuman kurangnya sosialisasi mengenai kegiatan ini
kemasyarakat yang membuat masyarakat acuh tak acuh dalam mencari
sebuah program dalam meningkatakan mutu kerja”(Wawancara, Julu,
April 2019)

Hal yang serupa yang dinyatakan salah satu pemuda kombikuno

dalam sesi wawancara dengan penulis, mengatakan bahwa:


47

“bagi saya kegiatan ini belum ada di Desa saya , hanya kata orang
yang saya dengar program ini sangat bagus untuk peningkatan
pembangunan, hanya masyarakat disini ketika tidak ada sosialisasi
tentang program kegiatan yang dilakukan pemerintah setempat itu
masyarakat disini tidak akan tahu dengan program akan dilaksanakan
di Desa saya itu sendiri”(Wawancara, Rolin, April 2019)

Adapun yang disampaikan oleh sekretaris desa tentang Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-MP) yang

berada di desa Kombikuno menyatakan bahwa:

“ Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-MP)


memang sangat penting bagi seluruh warga masyarakat ataupun
pemuda yang berada di desa kombikuno, namun pada dasarnya di
desa kombikuo belum terealisasi dengan baik dan bahkan belum bisa
kita laksanakan dengan cara yang maksimal karena ada beberapa hal
yang tidak menunjang, seperti halnya masih banyak warga dan
masyarakat ataupun pemuda bahkan pemerintah setempat belum
paham dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
(PNPM-MP), sehingga di desa kombikuno belum
diterpakan.”(Wawancara, Safar April 2019)

Analisis:

Program PNPM-MP sebagai salah satu program pemerintah untuk

mensejahterkan rakyat dalam mengurangi tingkat pengangguran,

namun demikian di Desa Kombikuno salah satu program ini belum

terlaksana.

Mendorong kemandiriaan dalam pengambilan keputusan dan

PNPM-Mandiri Perdesaan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan

dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan

pengelolaan pembangunan. Tujuan khususnya meliputi meningkatkan

partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin dana tau

kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan,


48

pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan,

melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan

mendayagunakan sumber daya lokal, mengembangkan kapasitas

pemerintahan desa dalam menfasilitasi pengelolaan pembangunan

partisipatif, menyediakan sarana dan prasarana sosial dasar dan

ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakat, melembagakan

pengelolaan dana bergulir, mendorong terbentuk dan berkembangnya

Badan Kerja Sama Antar Desa, mengembangkan kerja sama antar

pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan

perdesaan.

d. Pemberlakuan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)

Adapun yang di ungkapkan oleh seorang Pemuda

Kombikuno pada sesi wawancara, mengenai tentang salah satu

program BUMDes yang berada di Desa Kombikuno, belia

mengatakan bahwa:

“iya program BUMDes di Desa saya memang ada keberadaanya,


kegiatan ini menurut saya dapat meningkatkan keterampilan
masyarakat dalam segi pengembangan usaha yang produktif serta
dapat memperbanyak media usahadalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di Desa saya , namun pada hakikatnya program ini tidak
terlaksana dengan baik , entah apa yang menyebabkan
keberadaanya..”(Wawancara, Didu, April 2019)

Salah satu pemuda mengutarakan bahwa program Pemberlakuan

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berada di desa kombikuno

bahwasanya adalah sebagai berikut:


49

“program Pemberlakuan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang


berada di desa kombikuno memang ada dalam keberadaanya, namun
secara realita program Pemberlakuan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) yang berada di desa kombikuno belum ada sama sekali
dilakukan, mengingat program ini sangat menunjang keberhasilan
desa dan membantu para kalangan masyarakat dalam memberikan
sedikit modal usaha, jadi saya sebagai salah satu pemuda program ini
harus ditindak lanjuti dengan baik sehingga kami yang masih awam
tentang program ini dapat mengetahui sebenarnya, dalam hal ini
program ini pun dapat membantu kami dengan baik dalam
memperoleh sedikit kreativitas yang dapat kita bangun.”(Wawancara,
SamsulApril 2019)

Berikut hasil wawancara Hal yang senada yang diungkapkan

oleh Kepala Dusun 3 yang menjelaskan dalam sesi tanya jawab, beliau

mengatakan:

“program kegiatan BUMDes ini ada di Desa saya mengingat setiap


Desa itu memiliki kegiatan seperti ini, akan tetapi masih banyak
masyarakat disini belum terlalu paham mengenai hal ini, mungkin
yang saya minta dari pihak pemerintah yaitu bagaimana cara agar
masyarakat tahu serta paham betul dengan program BUMDes itu
sendiri.”(Wawancara, La Ode Pathabone April 2019)

Analisis:
Berdasarkan wawancara diatas, tanggapan masyarakat serta

kalangan pemuda yang berada di Desa Kombikuno, kegiatan atau

program BUMDes ini kurang melibatkan masyarakat, sehingga

masyarakat tidak mengetahui program ini, dilain sisi program ini

belum optimal adanya sehingga banyak mengakibatkan masyarakat

dan pemuda belum memiliki keterampilan secara produktif dalam

meningkatkan usaha kerja dari program pemerintah itu sendiri.

BUMDes adalah sebagai usaha desa yang dimaksud untuk

menampung seluruh peningkatan pendapatan desa, baik yang

berkembang menurut adat istiadat maupun kegiatan perekonomian


50

yang diserahkan untuk dikelola oleh masyarakat dari program proyek

pemerintah dan pemerintah daerah. Sedangkan tujuan dari pendirian

BUMDes adalah sebagai upaya untuk peningkatan pendapatan asli

daerah dan pedesaan dengan meningkatkan kapasitas masyarakat

dalam merencanakan dan mengelola pembangunan perokonomian

desa. Disamping itu pendirian BUMDes ini mempunyai sasaran yaitu

terlayaninya masyarakat desa dalam mengembangkan usaha ekonomi

produktif serta tersedianya beragam media usaha dalam mengurangi

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pendirian BUMDes merupakan perwujudan dari pengelolaan

ekonomi produktif desa yang dilakukan secara kooperatif, partisifatip,

emansifatif, transparansi, akuntabel, sustainable. Oleh karena itu perlu

upaya serius untuk menjadikan pengelolaan BUMDes tersebut dapat

berjalan secara efektif, efesien, propesional, dan mandiri. Untuk

mencapai tujuan BUMDes dilakukan dengan cara memenuhi

kebutuhan produktif dan konsumtif masyarakat melalui pelayanan

distribusi barang dan jasa yang dikelola masyarakat dn pemerintah

desa.

Anda mungkin juga menyukai