BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
negara sedikit sebagai penerus dan cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani
terbebani berbagai macam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini
positif. Pemuda juga merupakan suatu identitas dan penerus perjuangan generasi
pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi
yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma
berbeda dengan generasi terdahulu dari segi pergaulan atau sosialisasi, cara
berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti, mereka tidak asal dalam
berbagai aspek. Pemuda zaman dahulu juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial.
sekitarnya mulai memudar, banyak hal yang mengakibatkan berbagai hal dalam
pengangguran salah satunya pula banyak para pemuda itu yang tidak
banyak pemuda yang menganggur dimana tersebut dari beberapa yang tidak
tamat dari SD, SMP, dan bahkan SMA,sehingga banyak yang terjadi
baratadapun salah satu penyebab pengangguran yaitu adanya faktor ekonomi yang
tidak mendukung dan juga jarak tempuh antara sekolah dengan tempat tinggal
menjadi salah satu faktor tidak tamatnya pendidikan. kemudian pada dasarnya
pemuda yang bekerja dan juga tidak melakukan hal-hal yang meresahkan, namun
hanya sebagianya saja, seperti pemuda yang masih bersekolah dan remaja masjid.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
masyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
.
A. Konsep Pemuda
RI, tahun 1994, kaum muda meliputi para muda-mudi yang sudah melewati umur
menikah bagi pemuda minimal berumur 19 tahun, bagi pemudi minimal berumur
16 tahun. Dalam organisasi pemuda, kaum muda dapat saja mencakup semua
seseorang yang bersifat seketika dan sekali waktu akan hilang dengan sendirinya
sejalan dengan hukum biologis itu sendiri, manusia tidak dapat melawan proses
ketuaan. Maka keanehan-keanehan yang menjadi ciri khas masa muda akan hilang
aspirasi masyarakat, atau lebih tepat aspirasi orang tua atau generasi
generasi tua. Dalam hubungan ini kemungkinan timbul konflik dalam berbagai
Dalam hal ini hakikat kepemudaan dicari atau ditinjau dari dua asumsi
pokok (Ahmadi,1991:118).
Pemuda dibedakan dari anak dan orang tua dan masing-masing fragmen itu
Oleh sebab itu, arti setiap masa perkembangan hanya dapat dimengerti dan
dinilai dari masa itu sendiri. Masa kanak-kanak hanya dapat dirasapi karena
keanakannya, masa pemuda karena sifat-sifatnya yang khas pemuda, dan masa
Dinamika pemuda tidak lebih dari usaha untuk menyesuaikan diri dengan
pola-pola kelakuan yang sudah tersedia, dan setiap bentuk kelakuan yang
menyimpang akan dicapai sebagai suatu yang anomalis, yang tak sewajarnya. Jika
itu ditantang oleh kaidah-kaidah sosial yang sudah melembaga, maka hal itu akan
terjelma dalam bentuk adanya jurang pemisah antara generasi muda dan generasi
tua.
yang berdiri sendiri, baik pemuda sebagai perorangan maupun pemuda sebagai
anggota kelompok dan anggota dari suatu masyarakat. Demikian pula usaha-usaha
8
potensi itu dilihat bukan merupakan sebagai dari aktivitas dalam wawasan
kehidupan, tetapi tidak lebih sebagai penyaluran tenaga yang berlebihan dari
pemuda itu.
wawasan kehidupan ialah posisi pemuda dalam arah kehidupan itu sendiri.
pola yang banyak sedikitnya sudah tertentu ditentukan oleh mutu pemikiran yang
diwakili oleh generasi tua yang bersembunyi dibalik tradisi. Dinamika pemuda
tidak dilihat sebagai sebagian dari dinamika kehidupan atau lebih tepat sebagai
Hal ini disebabkan oleh suatu anggapan bahwa pemuda tidak mempunyai
adil yang berarti dalam ikut mendukung proses kehidupan bersama dalam
tetapi dalam menuntut hak seperti hak pilih, ada yang mengambil 18 tahun
dan ada yang mengambil 21 tahun sebagai pemula dewasa. Dilihat dari
segi psikolog dan budaya, maka pematangan pribadi di tentukan pada usia
21 tahun.
3) dilihat dari angkatan kerja, ada istilah tenaga muda dan tenaga tua. Tenaga
muda adalah calon-calon yang dapat diterima sebagai tenaga kerja yang
manusia muda (young human resource) sebagai salah satu dari 3 sumber-
5) dilihat dari idealogis politis, maka generasi muda adalah calon peganti
generasi terdahulu, dalam hal ini berumur antara 18 sampai 30 tahun, dan
6) dilihat dari umur, lembaga dan ruang lingkup tempat, diperoleh 3 kategori:
tinggi
goncangan sosial dan tragedi nasional yang diinkontroduksikan oleh PKI dengan
sebagai pressure group yang meyakinkan sebagai suatu fakta sejarah, memang
(generasi mudah) yang berjuang. Generasi muda mahasiswa tanpa bantuan ABRI
dan dukungan seluruh rakyat, tidak akan berhasildalam waktu yang begitu singkat
Supersemar dengan hati yang enggan, tetapi tetap ditongkrongi oleh tiga perwira
(Gafur, 1982:173).
1. Sosial budaya
11
corak dan warna masa depan negara dan bangsa akan menjadi lain daripada
muda dan generasi sebelumnya yang ada pada gilirannya akan menimbulkan
pertentangan antara generasi tua dan generasi muda. Hal tersebut dapat
2. Sosial Ekonomi
latihan-latihan keterampilan.
12
tumbuh dan berkembang ada dalam situasi hidup yang berbeda-beda, karena
mereka tidak sama, ada orang muda yang sudah mencapai kedewasaan, ada yang
sedang menuju kedewasaan, dan ada yang masih kanak-kanakan, karena tingkat
pendidikan tidak perdana, ada yang pemuda kota besar dan kota kecil, pinggiran
kota besar dan kecil, lingkungan pelosok dekat dengan kota dan jauh dari kota,
tidak seragam, ada pemuda yang ada dalam arus (in-group), dan ada yang di luar
arus (out-group). Jadi kaum muda yang sedang ada dalam proses tumbuh
disegala bidang, ada dalam situasi hidup yang berbeda satu sama lain. Dan tingkat
pendekatan itu tidak hanya kecil, tetapi dapat besar, bahkan kerap menjadi
perlawanan.
Situasi hidup tidak selalu mudah bagi semua orang muda. Kalau benar
bahwa 80% penduduk indonesia termasuk dalam golongan rakyat miskin, maka
mayoritas kaum muda Indonesia pun termasuk dalam kelompok tidak mampu.
13
Hali ini berarti kaum muda juga menghadapi masalah-masalah yang diderita
tekanan situasi itu mereka dapat jatuh dalam tindak dan dunia kriminal
(Mangunhadrdjana, 1986:16-17).
betapa tidak peran pemuda dalam membangun bangsa ini, peran pemuda dalam
lebih banyak melakukan peranan sebagai kelompok politik dan sedikit sekali yang
dulu biasanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara
keagamaan, adat istiadat biasanya yang berperan aktif dalam menyukseskan acara
tersebut adalah pemuda sekitar. Pemuda sekarang lebih suka dengan kesenangan,
selalu bermain-main dan bahkan ketua RT/RW nya saja dia tidak tahu. Kini
pemuda pemudi kita lebih suka peranan di dunia maya ketimbang dunia nyata.
Lebih suka Facebook, lebih suka aktif dimailing list, lebih suka di forum
ketimbang duduk mufakat untuk kemajuan RT, RW, Kecamatan, Provinsi bahkan
ditingkat lebih tinggi adalah Negara. Pemuda pada masa kini lebih berfokuskan
pada era zaman yang modren dan mengikuti zaman pada masa kini.Dalam
14
keterlibatannya di lingkungan lebih seringnya kita lihat prilaku anak meda zaman
kebudayaan bangsa.
lingkungannya.
Pemuda pemuda inipun tidak ingin, tidak berniat dan tidak bermaksud
1) asas Edukatif
muda.
lingkungannya.
patriot
kelestariannya.
negara.
hidup bangsa
19
17 Agustus 1945.
C. Konsep Pengangguran
semakin besar pula barang dan jasa yang akan mereka wujudkan. Kenaikan
Menurut (Sumarsono, 2009: 2-3) tenaga kerja atau sumber daya manusia
(SDM) menyangkut manusia mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha
Sedangkan menurut Secha Alatas (dalam Aris Anata, 1990), tenaga kerja
beban, baik bagi pemerintah maupun si penganggur itu sendiri. Salah satu faktor
tarik bahwa bekerja di kota lebih menjanjikan dan menjamin masa depan
dari desake kota dengan tujuan mencari pekerjaan dengan tidak diimbangi skill
yang sebenarnya. Konsep angkatan kerja sebagaimana yang disarankan oleh ILO
yaitu penduduk usia kerja dan penduduk bukan usiakerja. Selanjutnya penduduk
usiakerja dibedakan pula menjadi dua kelompok berdasarkan kegiatan utama yang
sedang dilakukannya, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Terkait
21
b. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15
tahun dan lebih) yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak
bekerjadan pengangguran.
c. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja
(15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau
seseorang yang memiliki pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu tidak
mogok dansebagainya.
dan konsep setengah penganggur merujuk pada dua situasi yang berbeda.
Statistik,2003).
diantaranya:
berarti jam kerja dikurangi, sebagian mesin produksi tidak dipakai dan
kerja akan meninggalkan kerjanya yang lama dan mencari pekerjaan yang
beru yang lebih baik masa depannya dan memberikan pendapatan yang
pengertian yang cukup luas dan lebih lanjut dibedakan menjadi dua, yaitu
(Sukirno, 1997:296) :
antara tenaga kerja dan faktor-faktor produksi. Hal ini ditandai dengan
kentara. Definisi tentang penganggur disusun berdasarkan tiga kriteria yaitu tidak
bekerja, bersedia untuk bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Dengan demikian
usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja dan bersedia
adanya modal berakibat tidak adanya investasi yang berdampak pada minimnya
akan berimbas pada rendahnya pendapatan perkapita (Siagian, 1981). Oleh karena
itu, menghilangkan pengangguran adalah sulit dilakukan, akan tetapi strategi yang
keniscayaan.
D. Dampak Pengangguran
pertumbuhan ekonomi yang teguh. Tingkat pengangguran yang relatif tinggi tidak
Kemiskinan tidak hanya berkenaan dengan tingkat pendapatan tetapi juga dari
manusia, buta huruf, putus sekolah, anak jalanan, pekerja anak. Dengan demikian
kemiskinan tidak bisa hanya dipandang dari satusisi rendahnya pendapatan tetapi
harus dari banya kaspek yang saling terkait sehingga bersifat multi.
terpaku dengan mencari kerja, seolah itu adalah tujuan yang sangat
oleh pencari pekerjaan sedikit. Sebagai contoh, banyak orang yang yang
kawasan Industri dalam mencari pekerjaan, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya para pencari kerja yang berasal dari desa, yang datang ke
Perdesaan (PNPM-MP)
alternatif peluang dan pemecahan masalah, serta mampu untuk mengelola dan
30
bantuan langsung.
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki atau dikuasainya secara optimal dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
Kusambi Kabupaten Muna Barat pada bulan April - selesai tahun 2019. Pemilihan
pengangguran.
B. Jenis penelitian
C. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah kepala desa, sekretaris desa, 3 orang
D. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang digali atau didapat secara langsung dari
data informan yang menjadi responden penelitian data tersebut terdiri dari
32
b. Data Sekunder
isi dari pedoman wawancara akan dijawab secara terstruktur yang berisi
Barat.
pemverifikasian ejaan dan judul atau nama yang benar dari organisasi
F. Definisi Konsep
masyarakat.
BAB IV
HASIL WAWANCARA DAN ANALISIS
A. Fakto-Faktor Penyebab Pengangguran di Desa Kombikuno
Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat
“mengenai usaha bagi saya sangat rumit, Karena waktu yang dimiliki
sebatas bekerja di kebun untuk membantu keluarga bahkan biasa juga
beternak sapi, bagi saya ini sudah cukup kebanding kita mau
melakukan wirausaha, terlebih lagi kalau kita mau berwirausaha
banyak membutuhkan modal, jadi alangkah baiknya memang saya
lebih senang apa yang saya kerjakan kebanding mau melakukan
usaha.” (Wawancara,Udeng, April 2019)
bahwa:
sebagai berikut:
“dalam kondisi saat ini banyak para kalangan pemuda dan bahkan
beberapa masyarakat disini, mereka lebih fokus pada bidang pekerjaan
yang mereka miliki, khususnya baik dibidang perkebunan, peternakan,
nelayan dan lain-lain, karena menurut mereka itu lebih
menguntungkan lebih merasa santai kebanding mau membangun
sebuah usaha, terlebih para kalangan pemuda disini mereka hanya
banyak acuh tak acuh dalam mengemban minat wirausaha itu sendiri,
dikarenakan mereka hanya lebih senang dengan pekerjaan yang ada
dikampung sendiri, terlebih lagi mereka mengatakan percuma saja
kalau mau berwirausaha kalau dikampung sendiri.”(wawancara, La
Ode Hamdin, April 2019)
Analisis:
lapangan kerja, dan secara luas diterima sebagai aspek kunci dari
berada di desa kombikuno tidak jauh beda dengan apa yang dikatakan
Analisis:
sebagai berikut:
Analisis:
Berdasarkanhasil wawancara diatas menunjukkan bahwa
panjang.
tentang soff skil yang ada pada kalangan pemuda desa kombikuno
manyatakan bahwa:
“saya sebagai salah satu pemuda suatu pokok permasalahan yang terjadi
yaitu keterampilan yang saya miliki sangat minim, dimana juga dilain sisi
pemerintah tidak pernah mengadakan sebuah pelatihan sehingga itulah
yang menyebabkan juga saya tidak tahu apa yang sebenarnya yang harus
saya lakukan, ya saya bekerja asal saja yang penting dapat uang meski
hanya untuk sekedar kerja buruh bangunan, tukan dan lain sebagainya ,
setidaknya dapat menhasilkan uang meski penghasilan itu tidak menentu,
ingin mengandalkan keterampilan yang dimiliki juga tidak ada, terlebih
lagi di desa kombikuno tidak sama sekali antusias salah satu pemerintah
untuk melihat kami.” (Wawncara, HendraApril 2019)
Data tersebut sesuai dengan keterangan kepada Pemuda Desa
“sebenarnya saya ingin sekali bekerja lebih dari apa yang menjadi kegiatan
sehari-hari, akan tetapi saya tidak memiliki potensi yang berupa
keterampilan ataupun keahlian untuk merubah kehidupan, Karena saya
telah banyak mencoba untuk mencari pekerjaan yang layak dilain sisi
dilihat dari Pendidikan dan dilihat pula keterampilan yang dimiliki,
sehingga ini yang menjadi penghambat saya tidak memiliki keterampilan
khusus dalam hal ini saya ingin sekali disini diadakan sebuah pelatihan
untuk membantu para pemuda dan masyarakat untuk menemukan jati diri
dengan sebuah potensi yang dimiliki. Sehingga dapat mempermudah kita
untuk mendapatkan pekerjaan ”(Wawancara, Suri, April 2019)
Adapun yang disampaikan oleh salah satu kepala Dusun Kombikuno
Analisis:
Dari hasil wawancara diatas telah diketahui bahwa kalangan
“ya kalau melihat dari sudut pandang sih memang informasi yang
ada di desa kami sangat dan bahkan hampir tidak ada, itulah juga yang
menyebabkan banyak kalangan pemuda bingung untuk mencari pekerjaan
yang layak, adapun informasi yang kadang kala muncul akan tetapi harus
ada beberapa klasifikasi yang tidak bisa diganggu gugat oleh pelamar-
pelamar yang lain yang tidak memenuhi klasifikasi, tapi memang pada
dasarnya baik dari pusat maupun daerah sangat dan bahkan hampir tidak
ada sama sekali informasi yang dapat diketahui uatamnya di desa
kombikuno ini sendiri.”(Wawancara, LaMadi April 2019)
Analisi:
Jelas bahwa rendahnya informasi yang diperoleh para kalangan
pekerjaan.
a. Mengadakan Bimbingan
43
“iya, saya senang ketika dilakukan sebuah bimbingan di Desa kita ini,
akan tetapi selama saya berada disini mendengar saja tidak pernah
apalagi ada khusus untuk melakukan bimbingan dalam penyuluhan dan
keterampilan, karena saya sadar setelah tamat sekolah itu saja tidak
cukup tanpa didasari keterampilan yang dimiliki, dengan ini saya butuh
program pemerintah setempat untuk melakukan suatu
penyuluhan.”(Wawancara,Kasman, April 2019)
Adapun yang disampaikan oleh pemerintah setemapat yaitu kepala
Analisis:
belum tahu arah jalan yang mereka tuju dalam memperoleh pekerjaan
yang layak, dilain sisi banyak hal yang tidak memungkinkan untuk
Desa.
mengatakan bahwa:
bahwa:
mengatakan:
Analisis:
menganggur.
46
komersial.
(PNPM-MP)
mnegatakan bahwa:
“bagi saya kegiatan ini belum ada di Desa saya , hanya kata orang
yang saya dengar program ini sangat bagus untuk peningkatan
pembangunan, hanya masyarakat disini ketika tidak ada sosialisasi
tentang program kegiatan yang dilakukan pemerintah setempat itu
masyarakat disini tidak akan tahu dengan program akan dilaksanakan
di Desa saya itu sendiri”(Wawancara, Rolin, April 2019)
Analisis:
terlaksana.
perdesaan.
mengatakan bahwa:
oleh Kepala Dusun 3 yang menjelaskan dalam sesi tanya jawab, beliau
mengatakan:
Analisis:
Berdasarkan wawancara diatas, tanggapan masyarakat serta
desa.