DISUSUN OLEH:
TIM KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT NAHDLATUL ULAMA TUBAN
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang didirikan dan dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya pasien dan keluarganya. Tujuan utama
pelayanan rumah sakit adalah memberikan pelayanan yang bermutu untuk memenuhi
kebutuhan dasar pasien dan keluarganya. Pasien dan keluarganya merupakan subyek yang
penting dalam pelayanan rumah sakit.
Pelayanan yang bermutu didukung oleh sumber-sumber yang memadai antara lain salah
satu yang menunjang adalah sumberdaya manusianya, dalam hal ini di Rumah Sakit tenaga
keperawatan pada khususnya. Untuk tetap menciptakan kualitas dari tenaga keperawatan yang
merupakan ujung tombak dalam menjalankan pelayanan di rumah sakit, tentulah sangat
penting untuk standar asuhan keperawatan, agar setiap tenaga keperawatan
mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan tindakan asuhan keperawatan yang
harus dijalankan didalam memberikan layanan keperawatan kepada pasien di rumah sakit.
Asuhan pasien dalam standar akreditasi rumah sakit versi 2012 harus dilaksanakan
berdasarkan pola pelayanan berfokus pada pasien (Patient Centered Care), asuhan diberikan
berbasis kebutuhan pelayanan pasien. Proses asuhan bersifat dinamis dan melibatkan banyak
praktisi pemberian pelayanan kesehatan diantaranya dokter, perawat, bidan, nutrisionis,
apoteker, terapis, dll serta dapat melibatkan berbagai unit kerja dan pelayanan yang berada
dalam catatan asuhan terintegrasi (Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 2015).
Oleh karena itu dirasa merupakan alat tanggung gugat dan tanggung jawab perawat dalam
melaukan pelayanan keperawatan yang profesional.
Fluid Management
□ Timbang popok/pembalut
jika diperlukan
□ Pertahankan catatan intake
dan output yang akurat
□ Pasang urin kateter jika
diperlukan
□ Monitor status hidrasi
(kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik), jika
diperlukan
□ Monitor hasil Laboratorium
yang sesuai dengan retensi
cairan (BUN, HMT,
osmolalitas urin)
□ Monitor status hemodinamik
termasuk CVP, MAP, PAP,
dan PCWP
□ Monitor vital sign sesuai
indikasi penyakit
□ Monitor indikasi retensi/
kelebihan cairan (cracles,
CVP, edema, distensi vena
leher, asites)
□ Monitor berat pasien sebelum
dan setelah dialisis
□ Kaji lokasi dan luas edema
□ Monitor masukan makanan/
cairan dan hitung intake
kalori harian
□ Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian terapi cairan
sesuai program
□ Monitor status nutrisi
□ Berikan cairan
□ Kolaborasi pemberian
diuretik sesuai program
□ Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
□ Dorong masukan oral
□ Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
□ Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
□ Tawarkan snack (jus buah,
buah segar)
□ Batasi masukan cairan pada
keadaan hiponatrermi dilusi
dengan serum Na < 130
mEq/l
□ Monitor respon pasien
terhadap terapi elektrolit
□ Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
meburuk
□ Atur kemungkinan tranfusi
□ Persiapan untuk tranfusi
Fluid Monitoring
□ Tentukan riwayat jumlah dan
tipe intake cairan dan
eliminasi
□ Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi diuretik,
kelainan renal, gagal jantung,
diaporesis, disfungsi hati, dll)
□ Monitor berat badan
□ Monitor serum dan elektrolit
urine
□ Monitor serum dan
osmilalitas urine
□ Monitor BP < HR, dan RR
□ Monitor tekanan darah
orthostatik dan perubahan
irama jantung
□ Monitor parameter
hemodinamik infasif
□ Catat secara akutar intake dan
output
□ Monitor membran mukosa
dan turgor kulit, serta rasa
haus
□ Catat monitor warna, jumlah
□ Monitor adanya distensi
leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB
□ Monitor tanda dan gejala dari
odema
□ Beri cairan sesuai keperluan
□ Kolaborasi pemberian obat
yang dapat meningkatkan
output urin
□ Lakukan hemodialisis bila
perlu dan catat respons pasien
Cerebral
- Abnormalitas bicara
- Kelemahan ekstremitas atau
paralis
- Perubahan status mental
- Perubahan pada respon
motorik
- Perubahan reaksi pupil
- Kesulitan untuk menelan
- Perubahan kebiasaan
Kardiopulmonar
- Perubahan frekuensi
respirasi di luar batas
parameter
- Penggunaan otot pernafasan
tambahan
- Balikkan kapiler > 3 detik
(Capillary refill)
- Abnormal gas darah arteri
- Perasaan ”Impending
Doom” (Takdir terancam)
- Bronkospasme
- Dyspnea
- Aritmia
- Hidung kemerahan
- Retraksi dada
- Nyeri dada
Faktor-faktor yang
berhubungan:
- Hipovolemia
- Hipervolemia
- Aliran arteri terputus
- Exchange problems
- Aliran vena terputus
- Hipoventilasi
- Reduksi mekanik pada vena
dan atau aliran darah arteri
- Kerusakan transport
oksigen melalui alveolar
dan atau membran kapiler
- Tidak sebanding antara
ventilasi dengan aliran
darah
- Keracunan enzim
- Perubahan afinitas/ikatan
O2 dengan Hb
- Penurunan konsentrasi Hb
dalam darah
22 Intoleransi aktivitas b/d curah NOC : NIC :
jantung yang rendah, □ Energy conservation Energy Management
ketidakmampuan memenuhi □ Self Care: ADLS □ Observasi adanya
metabolisme otot rangka, pembatasan klien dalam
kongesti pulmonal yang Kriteria Hasil : melakukan aktivitas
menimbulkan hipoksinia, □ Berpartisipasi dalam □ Dorong anal untuk
dyspneu dan status nutrisi yang aktivitas fisik tanpa mengungkapkan perasaan
buruk selama sakit disertai peningkatan terhadap keterbatasan
tekanan darah, nadi □ Kaji adanya factor yang
Intoleransi aktivitas b/d fatigue dan RR menyebabkan kelelahan
□ Mampu melakukan □ Monitor nutrisi dan sumber
Definisi: Ketidakcukupan aktivitas sehari hari energi tangadekuat
energu secara fisiologis maupun (ADLs) secara □ Monitor pasien akan adanya
psikologis untuk meneruskan mandiri kelelahan fisik dan emosi
atau menyelesaikan aktifitas secara berlebihan
yang diminta atau aktifitas □ Monitor respon
sehari hari. kardivaskuler terhadap
aktivitas
Batasan karakteristik: □ Monitor pola tidur dan
a. melaporkan secara verbal lamanya tidur/istirahat
adanya kelelahan atau pasien
kelemahan.
b. Respon abnormal dari Activity Therapy
tekanan darah atau nadi □ Kolaborasikan dengan
terhadap aktifitas Tenaga Rehabilitasi Medik
c. Perubahan EKG yang dalammerencanakan progran
menunjukkan aritmia atau terapi yang tepat.
iskemia □ Bantu klien untuk
d. Adanya dyspneu atau mengidentifikasi aktivitas
ketidaknyamanan saat yang mampu dilakukan
beraktivitas.
□ Bantu untuk memilih
Faktor factor yang aktivitas konsisten
berhubungan: yangsesuai dengan
□ Tirah Baring atau kemampuan fisik, psikologi
imobilisasi dan social
□ Kelemahan menyeluruh □ Bantu untuk
□ Ketidakseimbangan antara mengidentifikasi dan
suplei oksigen dengan mendapatkan sumber yang
kebutuhan diperlukan untuk aktivitas
□ Gaya hidup yang yang diinginkan
dipertahankan. □ Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek
□ Bantu untu mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
□ Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
□ Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
□ Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
□ Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
□ Monitor respon fisik, emoi,
social dan spiritual
23 Defisit perawatan diri b/d NOC : NIC :
kelemahan fisik □ Self care: Activity of Self Care assistane : ADLS
Daily Living (ADLS) □ Monitor kemempuan klien
Definisi: Gangguan kemampuan untuk perawatan diri yang
untuk melakukan ADL pada diri Kriteria Hasil: mandiri.
□ Klien terbebas dari □ Monitor kebutuhan klien
Batasan karakteristik: bau badan untuk alat-alat bantu untuk
ketidakmampuan untuk mandi, □ Menyatakan kebersihan diri, berpakaian,
ketidakmampuan untuk kenyamanan terhadap berhias, toileting dan makan.
berpakaian, ketidakmampuan kemampuan untuk □ Sediakan bantuan sampai
untuk makan, ketidakmampuan melakukan ADLS klien mampu secara utuh
untuk toileting □ Dapat melakukan untuk melakukan self-care.
ADLS dengan bantuan □ Dorong klien untuk
Faktor yang berhubungan: melakukan aktivitas sehari-
kelemahan, kerusakan kognitif hari yang normal sesuai
atau perceptual, kerusakan kemampuan yang dimiliki.
neuromuskular/ otot-otot saraf □ Dorong untuk melakukan
secara mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien tidak
mampu melakukannya.
□ Ajarkan klien/ keluarga
untuk mendorong
kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya
jika pasien tidak mampu
untuk melakukannya.
□ Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai
kemampuan.
□ Pertimbangkan usia klien
jika mendorong pelaksanaan
aktivitas sehari-hari.
24 Resiko gangguan integritas kulit NOC: NIC:
b/d keterbatasan mobilitas Tissue Integrity: Skin and Pressure Management
Mucous Membranes □ Anjurkan pasien untuk
Definisi: Perubahan pada menggunakan pakaian yang
epidermis dan dermis Kriteria Hasil: longgar
□ Integritas kulit yang □ Hindari kerutan padaa
Batasan karakteristik: baik bisa tempat tidur
- Gangguan pada bagian dipertahankan □ Jaga kebersihan kulit agar
tubuh □ Melaporkan adanya tetap bersih dan kering
- Kerusakan lapisa kulit gangguan sensasi atau □ Mobilisasi pasien (ubah
(dermis) nyeri pada daerah kulit posisi pasien) setiap dua jam
- Gangguan permukaan kulit yang mengalami sekali
(epidermis) gangguan □ Monitor kulit akan adanya
□ Menunjukkan kemerahan
Faktor yang berhubungan: pemahaman dalam □ Oleskan lotion atau
Eksternal: proses perbaikan kulit minyak/baby oil pada derah
- Hipertermia atau hipotermia dan mencegah yang tertekan
- Substansi kimia terjadinya sedera □ Monitor aktivitas dan
- Kelembaban udara berulang mobilisasi pasien
- Faktor mekanik (misalnya: □ Mampumelindungi □ Monitor status nutrisi pasien
alat yang dapat kulit dan □ Memandikan pasien dengan
menimbulkan luka, tekanan, mempertahankan sabun dan air hangat
restraint) kelembaban kulit dan
- Immobilitas fisik perawatan alami
- Radiasi
- Usia yang ekstrim
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan status metabolik
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Faktor yang berhubungan
dengan perkembangan
- Perubahan sensasi
- Perubahan status nutrisi
(obesitas, kekurusan)
- Perubahan status cairan
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan sirkulasi
- Perubahan turgor
(elastisitas kulit)
25 Kerusakan integritas kulit b/d NOC: NIC:
penurunan imunitas Tissue Integrity : Skin and Pressure Management
Mucous Membranes □ Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian yang
Kriteria Hasil: longgar
□ Integritas kulit yang □ Hindari kerutan padaa
baik bisa tempat tidur
dipertahankan □ Jaga kebersihan kulit agar
(sensasi, elastisitas, tetap bersih dan kering
temperatur, hidrasi, □ Mobilisasi pasien (ubah
pigmentasi) posisi pasien) setiap dua jam
□ Tidak ada luka/lesi sekali
pada kulit □ Monitor kulit akan adanya
□ Perfusi jaringan baik kemerahan
□ Menunjukkan □ Oleskan lotion atau
pemahaman dalam minyak/baby oil pada derah
proses perbaikan kulit yang tertekan
dan mencegah □ Monitor aktivitas dan
terjadinya sedera mobilisasi pasien
berulang □ Monitor status nutrisi pasien
□ Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
26 Nyeri NOC : NIC :
□ Pain Level, Pain Management
Definisi: Sensori yang tidak □ Pain control, □ Lakukan pengkajian nyeri
menyenangkan dan pengalaman □ Comfort level secara komprehensif
emosional yang muncul secara termasuk lokasi,
aktual atau potensial kerusakan Kriteria Hasil: karakteristik, durasi,
jaringan atau menggambarkan □ Mampu mengontrol frekuensi, kualitas dan faktor
adanya kerusakan (Asosiasi nyeri (tahu penyebab presipitasi
Studi Nyeri Internasional): nyeri, mampu □ Observasi reaksi nonverbal
serangan mendadak atau pelan menggunakan tehnik dari ketidaknyamanan
intensitasnya dari ringan sampai nonfarmakologi untuk
berat yang dapat diantisipasi mengurangi nyeri, □ Gunakan teknik komunikasi
dengan akhir yang dapat mencari bantuan) terapeutik untuk mengetahui
diprediksi dan dengan durasi □ Melaporkan bahwa pengalaman nyeri pasien
kurang dari 6 bulan. nyeri berkurang □ Kaji kultur yang
dengan menggunakan mempengaruhi respon nyeri
Batasan karakteristik: manajemen nyeri □ Evaluasi pengalaman nyeri
- Laporan secara verbal atau □ Mampu mengenali masa lampau
non verbal nyeri (skala, □ Evaluasi bersama pasien dan
- Fakta dari observasi intensitas, frekuensi tim kesehatan lain tentang
- Posisi antalgic untuk dan tanda nyeri) ketidakefektifan kontrol
menghindari nyeri □ Menyatakan rasa nyeri masa lampau
- Gerakan melindungi nyaman setelah nyeri □ Bantu pasien dan keluarga
- Tingkah laku berhati-hati berkurang untuk mencari dan
- Muka topeng □ Tanda vital dalam menemukan dukungan
- Gangguan tidur (mata sayu, rentang normal □ Kontrol lingkungan yang
tampak capek, sulit atau dapat mempengaruhi nyeri
gerakan kacau, seperti suhu ruangan,
menyeringai) pencahayaan dan kebisingan
- Terfokus pada diri sendiri □ Kurangi faktor presipitasi
- Fokus menyempit nyeri
(penurunan persepsi waktu, □ Pilih dan lakukan
kerusakan proses berpikir, penanganan nyeri
penurunan interaksi dengan (farmakologi, non
orang dan lingkungan) farmakologi dan inter
- Tingkah laku distraksi, personal)
contoh: jalan-jalan, □ Kaji tipe dan sumber nyeri
menemui orang lain untuk menentukan intervensi
dan/atau aktivitas, aktivitas
□ Ajarkan tentang teknik non
berulang-ulang)
farmakologi
- Respon autonom (seperti
□ Berikan analgetik untuk
diaphoresis, perubahan
mengurangi nyeri
tekanan darah, perubahan
□ Evaluasi keefektifan kontrol
nafas, nadi dan dilatasi
nyeri
pupil)
- Perubahan autonomic □ Tingkatkan istirahat
dalam tonus otot (mungkin □ Kolaborasikan dengan
dalam rentang dari lemah ke dokter jika ada keluhan dan
kaku) tindakan nyeri tidak berhasil
- Tingkah laku ekspresif □ Monitor penerimaan pasien
(contoh: gelisah, merintih, tentang manajemen nyeri
menangis, waspada, iritabel,
nafas panjang/berkeluh Analgesic Administration
kesah) □ Tentukan lokasi,
- Perubahan dalam nafsu karakteristik, kualitas, dan
makan dan minum derajat nyeri sebelum
pemberian obat
Faktor yang berhubungan: □ Cek instruksi dokter tentang
Agen injuri (biologi, kimia, jenis obat, dosis, dan
fisik, psikologis) frekuensi
□ Cek riwayat alergi
□ Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
□ Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
□ Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
□ Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
□ Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
□ Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
□ Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala
(efek samping)
27 Perfusi jaringan serebral tidak NOC : NIC :
efektif b/d edema Circulation status Tissue Intrakranial Pressure (ICP)
serebral/penyumbatan aliran Prefusion: cerebral Monitoring (Monitor tekanan
darah intrakranial)
Kriteria Hasil: □ Berikan informasi kepada
1. Mendemonstrasikan keluarga
status sirkulasi yang □ Set alarm
ditandai dengan: □ Monitor tekanan perfusi
□ Tekanan systole serebral
dandiastole dalam □ Catat respon pasien terhadap
rentang yang stimulasi
diharapkan □ Monitor tekanan intrakranial
□ Tidak ada pasien dan respon neurology
ortostatikhipertensi terhadap aktivitas
□ Tidak ada tanda □ Monitor jumlah drainage
tanda peningkatan cairan serebrospinal
tekanan □ Monitor intake dan output
intrakranial (tidak cairan
lebih dari 15 □ Restrain pasien jika perlu
mmHg)
2. Mendemonstrasikan □ Monitor suhu dan angka
kemampuan kognitif WBC
yang ditandai dengan: □ Kolaborasi pemberian
□ Berkomunikasi antibiotik
dengan jelas dan □ Posisikan pasien pada posisi
sesuai dengan semifowler
kemampuan □ Minimalkan stimuli dari
□ Menunjukkan lingkungan
perhatian,
konsentrasi dan Peripheral Sensation
orientasi Management (Manajemen
□ Memproses sensasi perifer)
informasi □ Monitor adanya daerah
□ Membuat tertentu yang hanya peka
keputusan dengan terhadap
benar panas/dingin/tajam/tumpul
3. Menunjukkan fungsi □ Monitor adanya paretese
sensori motori cranial □ Instruksikan keluarga untuk
yang utuh : tingkat mengobservasi kulit jika ada
kesadaran mambaik, lsi atau laserasi
tidak ada gerakan □ Gunakan sarun tangan untuk
gerakan involunter proteksi
□ Batasi gerakan pada kepala,
leher dan punggung
□ Monitor kemampuan BAB
□ Kolaborasi pemberian
analgetik
□ Monitor adanya
tromboplebitis
□ Diskusikan mengenai
penyebab perubahan sensasi
28 Gangguan mobilitas fisik b/d NOC : NIC :
kerusakan neuromuskuler □ Joint Movement: Exercise therapy: ambulation
Active □ Monitoring vital sign
Definisi: Keterbatasan dalam □ Mobility Level sebelm/sesudah latihan dan
kebebasan untuk pergerakan □ Self care: ADLs lihat respon pasien saat
fisik tertentu pada bagian tubuh □ Transfer performance latihan
atau satu atau lebih ekstremitas □ Konsultasikan dengan terapi
Kriteria Hasil: fisik tentang rencana
Batasan karakteristik: □ Klien meningkat ambulasi sesuai dengan
- Postur tubuh yang tidak dalam aktivitas fisik kebutuhan
stabil selama melakukan □ Mengerti tujuan dari □ Bantu klien untuk
kegiatan rutin harian peningkatan mobilitas menggunakan tongkat saat
- Keterbatasan kemampuan □ Memverbalisasikan berjalan dan cegah terhadap
untuk melakukan perasaan dalam cedera
keterampilan motorik kasar
- Keterbatasan kemampuan meningkatkan □ Ajarkan pasien atau tenaga
untuk melakukan kekuatan dan kesehatan lain tentang teknik
keterampilan motorik halus kemampuan ambulasi
- Tidak ada koordinasi atau berpindah □ Kaji kemampuan pasien
pergerakan yang tersentak- □ Memperagakan dalam mobilisasi
sentak penggunaan alat Bantu □ Latih pasien dalam
- Keterbatasan ROM untuk mobilisasi pemenuhan kebutuhan
- Kesulitan berbalik (belok) (walker) ADLS secara mandiri sesuai
- Perubahan gaya berjalan kemampuan
(Misal : penurunan □ Dampingi dan Bantu pasien
kecepatan berjalan, saat mobilisasi dan bantu
kesulitan memulai jalan, penuhi kebutuhan ADLS
langkah sempit, kaki Pasien.
diseret, goyangan yang □ Berikan alat Bantu jika klien
berlebihan pada posisi memerlukan.
lateral) □ Ajarkan pasien bagaimana
- Penurunan waktu reaksi merubah posisi dan berikan
- Bergerak menyebabkan bantuan jika diperlukan
nafas menjadi pendek
- Usaha yang kuat untuk
perubahan gerak
(peningkatan perhatian
untuk aktivitas lain,
mengontrol perilaku, fokus
dalam anggapan
ketidakmampuan aktivitas)
- Pergerakan yang lambat
- Bergerak menyebabkan
tremor
Bowel Training
□ Rencanakan program BAB
dengan pasien dan pasien
yang lain
□ Konsul ke dokter jika pasien
memerlukan suppositoria
□ Ajarkan ke pasien/keluarga
tentang prinsip latihan BAB
□ Anjurkan pasien untuk
cukup minum
□ Dorong pasien untuk cukup
latihan
□ Jaga privasi klien
□ Kolaborasi pemberian
suppositoria jika
memungkinkan
□ Evaluasi status BAB secara
rutin
□ Modifikasi program BAB
jika diperlukan
38 PK: Syok Septik Tujuan: setelah dilakukan a. Pantau adanya tanda dan
tindakan keperawatan gejala syok septic
diharapkan dapat b. Kolaborasi pemberian
meminimalkan terjadinya antimikrobal, suplemen
syok septik intravena, pemeriksaan
laboratorium
kultur/sputum/pewarnaan
gram, hitung darah lengkap,
tes serologis, laju
sedimentasi, elektrolit