Perbedaan Posisi Persalinan Setengah Duduk Dan Miring Kiri Terhadap Lamanya
Kala II Pada Ibu Bersalin
OLEH
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
Proses persalinan merupakan suatu proses keluarnya fetus dan plasenta dari
proses persalinan berjalan dengan normal, 15-20% terjadi komplikasi persalinan, dan
Indonesia 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia dan 2,4 kali lebih
Salah satu masalah yang terdapat dalam proses persalinan yaitu Persalinan lama
yang merupakan salah satu penyebab langsung dari kematian ibu, berdasarkan data
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, 2015. Kejadian kematian ibu
bersalin sebesar 49.5%, hamil 26%, dan nifas 24%. Adapun sebagian kematian
maternal dan perinatal banyak terjadi pada saat persalinan, salah satu penyebabnya
kala II yang lama (37%). Proses fisiologis kala II persalinan diartikan sebagai
serangkaian peristiwa yang terjadi sepanjang periode tersebut dan di akhiri dengan
2
lahirnya bayi secara normal. Gejala dan tanda kala II merupakan mekanisme alamiah
bagi ibu dan penolong persalinan bahwa proses pengeluaran bayi sudah dimulai.
Pemberian asuhan sayang ibu diberikan pada kala II dengan memberikan keleluasaan
(JNPK-KR, 2012).
Partus lama atau persalinan tidak maju dapat membahayakan jiwa ibu karena
pada partus lama resiko terjadinya pendarahan postpartum akan meningkat dan bila
penyebab partus lama adalah akibat disproporsi panggul, maka resiko terjadinya
ruptur uteri akan meningkat dan hal ini akan mengakibatkan kematian ibu dan juga
Selain itu his yang tidak efisien atau adekuat akan mengakibatkan vasokontriksi
janin berkurang, serta perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim mengalami
kelainan, selanjutnya dapat mengalami distress janin, maka kesejahteraan janin akan
terganggu. Kala I fase laten yang memanjang, uterus cenderung berada pada status
hypertonik, ini dapat mengakibatkan kontraksi tidak adekuat dan hanya ringan
(kurang dari 15 mm Hg pada layar monitor), oleh karena itu kontraksi uterus menjadi
tidak efektif. Fase aktif memanjang apabila kualitas dan durasi kontraksinya bagus
tetapi tiba-tiba yang terjadi dilatasi lemah maka kontraksi menjadi jarang dan lemah
serta dilatasi dapat berhenti. Jika ini terjadi dan didukung oleh kontraksi yang
Wachidah, 2009) .
3
Pada persalinan normal proses kala II berlangsung dari pembukaan lengkap
sampai dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primipara dan 1 jam
termasuk berkurangnya rasa sakit dan ketidaknyamanan, lama kala II yang lebih
pendek, ruptur perineum yang lebih sedikit. Membantu dalam meneran, dan nilai
perbedaan posisi persalinan setengah duduk dan miring kiri terhadap lamanya kala II,
diperoleh pada kelompok posisi setengah duduk adalah 26.87 menit, sedangkan
posisi miring kiri adalah 23.60 menit. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji T
independent didapatkan nilai p = 0.670 berarti nilai p > alpha 0.05 yang artinya tidak
ada perbedaan yang signifikan rata-rata lama kala II antara posisi persalinan setengah
dilihat dari capaian Angka kematian Ibu (AKI) yang masih tinggi yakni
tahun 2013 yang mencapai 251,7/100.000 Kelahiran Hidup (KLH). Sedangkan untuk
Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami capaian fluktuatif pada kurun waktu 3
tahun yakni pada tahun 2012 mencapai 18,7/1000 Kelahiran Hidup (KLH)
(KLH), angka ini kemudian mengalami kenaikan ditahun 2014 menjadi 13,9/1000
4
Kelahiran Hidup (KLH). Berdasarkan data penyebab kematian ibu diatas bahwa tiga
faktor utama penyebab kematian ibu yakni pendarahan, hipertensi saat hamil atau
kematian ibu (25,6%), anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil
menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor
kematian utama ibu. Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh
kematian ibu disebabkan oleh pendarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari 10
jurnal tentang Perbedaan Posisi Persalinan Setengah Duduk Dan Miring Kiri
1.2 Tujuan
Untuk menganalisis perbedaan posisi persalinan setengah duduk dan miring kiri
1.3 Manfaat
posisi persalinan setengah duduk dan miring kiri terhadap lamanya kala II pada ibu
bersalin.
5
1.3.2 Manfaat Praktis
Diharapkan program studi profesi Ners dapat dijadikan tambahan teori dan bahan
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam
diruangan bersalin/VK.
posisi persalinan setengah duduk dan miring kiri terhadap lamanya kala II pada
ibu bersalin.
6
BAB II
Persalinan atau biasa disebut dengan partus merupakan suatu proses pengeluaran
hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar. Proses persalinan
merupakan suatu proses keluarnya fetus dan plasenta dari uterus yang didahului dengan
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah (show) dari
vagina. Pencatatan dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa 80%
proses persalinan berjalan dengan normal, 15-20% terjadi komplikasi persalinan, dan
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan,
beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi
lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42
minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat.
7
1. < 20 tahun : beresiko karena usia ibu terlalu muda dan pertumbuhan organ
reproduksinya belum maksimal serta dari segi psikologi mental ibu masih belum
2. 20-34 tahun : merupakan usia reproduktif baik dari segi fisik maupun psikologis,
serta dimana organorgan reproduksi wanita sudah matang dan siap menerima
3. > 35 tahun : merupakan resiko tinggi sebab pada usia tersebut banyak terjadi
penyakit pada ibu (anemia, malaria, payah jantung, diabetesmillitus, dan preeklamsi
ringan) serta terjadi penurunan dari organ reproduksi yang dapat menyebabkan
terjadinya perdarahan
Tahapan persalinan menurut Damayanti, Maita, Triana dan Afni (2014) adalah :
1. Kala I (pembukaan)
Jika sudah terjadi pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2x
dalam10 menit selama. Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan 0-10 cm. Pada proses kala I terbagi menjadi 2 vase, yaitu: vase laten (8
dari pembukaan serviks 4 cm sampai pembukaan 10 cm. Vase aktif terbagi menjadi
3 vase yaitu: fase akselerasi dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm tadi menjadi 4
cm dan fase dilatasi maximal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat dari 4 menjadi 9 cm dan fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali
8
primigravida berlangsung 12-14 jam sedangkan pada multigravida sekitar 6-8 jam.
Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida
Kala II adalah kala pengeluaran bayi dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi
lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong
bayi hingga keluar. Lamanya proses ini berlangsung selama 11/2-2 jam pada
sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.
Tanda gejala kala II: dorongan meneran, tekanan anus, perineum menonjol dan
vulva membuka.
Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta, berlangsung
setelah kala II yang tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus berlangsung sekitar
5-10 menit dengan lahirnya bayi dan proses retraksi uterus maka plasenta lepas dari
segmen bawah rahim, tali pusat semakin panjang, terjadi pendarahan, melahirkan
plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede pada fundus uterus.
9
4. Kala IV (observasi)
Hal penting yang harus diperhatikan pada kala persalinan: kontraksi uterus yang
harus baik, tidak ada pendarahan atau pervagina atau dari alat genital lain, plasenta
dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap, kandung kencing harus kosong,
luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma, resume keadaan
1. Posisi-posisi persalinan
Agar dapat membantu ibu tetap tenang dan rileks, sebaiknya bidan dapat
perineum.
panggul.
d. Berbaring miring ke kiri : memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi
(Melina, 2014).
10
2. posisi persalinan menurut Hasnerita (2009)
a. Posisi merangkak
Sikap merangkak jarak antara kedua tangan sama dengan jarak antara kedua
bahu. Keempat anggota tubuh tegak lurus pada lantai dengan badan sejajar
dengan lantai. Lakukan gerakan ini: tundukan kepala, lihat perut bagian bawah
melemaskan otot-otot dinding perut dan otot dasar panggul. Lakukan gerakan
ini sebanyak 8 kali, agar letak bayi normal yaitu letak bayi dengan kepala
b. Posisi jongkok
Posisi ini sudah dikenal sebagai posisi bersalin yang alami. Oleh karena
memanfaatkan gravitasi tubuh, ibu tidak usah terlalu kuat mengejan. Sementara
bayi pun lebih cepat keluar lewat jalan lahir. Di indonesia < 10% posisi miring
cedera. karena, tubuh bayi yang berada di jalan lahir bisa meluncur sedemikian
empuk yang berguna menahan kepala dan tubuh bayi. Bagi para dokter, posisi
episiotomi.
11
c. Setengah duduk
Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan
paha dibuka ke arah samping. Posisi ini cukup membuat ibu nyaman.
Kelebihannya: Sumbu jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa keluar
jadi lebih pendek. Suplai oksigen dari ibu ke janin pun juga dapat berlangsung
secara maksimal. Kelemahan: Posisi dapat menimbulkan rasa lelah dan keluhan
Posisi setengah duduk yaitu klien berbaring dengan punggung bersandar pada
12
2.3.2 Tujuan Setengah Duduk
Tujuan dari posisi setengah duduk ini akan mendapatkan bantuan gaya gravitasi
kemajuan persalinan.
2. Jalan lahir yang akan ditempuh bayi untuk bisa keluar jadi lebih pendek.
3. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur dan
4. Pasang selimut.
13
2.4 Konsep Posisi Miring
Posisi miring yaitu klien berbaring menghadap miring ke kanan atau ke kiri
dengan salah satu kaki diangkat dan posisi kaki satunya dalam keadaan lurus.
Posisi ini di lakukan apabila posisi kepala bayi belum tepat di jalan lahir.
Normalnya posisi ubun-ubun bayi berada didepan jalan lahir, menjadi tidak
normal bila posisi ubun-ubun berada dibelakang atau samping. Miring kekiri
atau ke kanan tergantung posisi ubun-ubun bayi. Jika di kanan, ibu diminta
miring ke kanan dengan harapan bayinya akan memutar. Posisi ini juga bisa
digunakan bila persalinan berlangsung lama dan ibu sudah kelelahan dengan
posisi lainnya.
14
2.4.2 Tujuan Posisi Miring
15
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Penulis Judul Metode Hasil Source
16
Titin Martini, Perbedaan Posisi Miring eksperimen Hasil penelitian didapatkan Google
SST.Keb, Dengan Posisi Setengah static group rata-rata lamanya kala II pada Shcolar
MKes , Duduk Terhadap comparison kelompok posisi miring adalah
Wulan Kemajuan Persalinan 29.5 menit, sedangkan nilai
Damayanti, Kala II Pada Multipara Di rata-rata lamanya kala II pada
SST,MKM, Puskesmas Balaraja kelompok setengah duduk
Yudhia adalah 35.4 menit dengan
Fratidhina, perbedaan nilai rata-rata 5.9
M.Kes menit
Nelly Perbedaan Lama Jenis Hasil penelitian nilai rata-rata Google
Indrasari Persalinan Kala II Pada penelitian ini waktu pada persalinan kala II Shcolar
Posisi Miring Dan adalah pada posisi miring yaitu 34.54
Posisi Setengah Duduk analitik menit dan pada posisi setengah
kuantitatif duduk yaitu 43.85 menit
dengan sedangkan perbedaan nilai rata-
rancangan rata diantara posisi miring dan
penelitian setengah duduk adalah 9.31
quasi menit.
eksperiment.
17
3.2 Pembahasan
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Tiga faktor yang perlu diperhatikan
pada persalinan yaitu jalan lahir (tulang dan jaringan lunak pada panggul ibu), janin,
dan kekuatan ibu (Old, 2004; Wiknjosastro, 2006). Proses persalinan juga dimulai
aterm meningkat, terlebih ketika berlangsungnya proses intra natal (Old, 2004;
Wiknjosastro, 2006). Kala I berlangsung dari awal gejala sampai serviks berdilatasi
sempurna (10 cm). Saat fase laten, kontraksi masih belum teratur dan sangat lemah,
sedangkan pada saat fase aktif, kontraksi lebih sering, lebih lama, dan lebih kuat
Pada penelitian Dra. Syarifah, M.Kes, dkk dengan judul “Analisis Perbedaan
Posisi Persalinan Setengah Duduk Dan Miring Kiri Terhadap Lamanya Kala II Pada
Ibu Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kota Palembang”, didaptkan hasil bahwa pada
kelompok posisi persalinan setengah duduk terdapat 12 orang (80%) yang lamanya
kala II normal atau < 60 menit, sedangkan pada kelompok posisi persalinan miring
kiri terdapat 15 orang (100%) yang lamanya kala II normal atau < 60 menit.
Didapatkan nilai rata – rata lamanya kala II pada kelompok posisi persalinan
setengah duduk adalah 26,87 menit, sedangkan nilai rata-rata lamanya kala II pada
18
kelompok posisi persalinan miring kiri adalah 23,60 menit dengan standar deviasi
18,015. Hasil uji statistik dengan menggunkan uji T independent didapatkan nilai p =
0,670 berarti nilai p > dari alpha (0,05) yang artinya tidak ada perbedaan yang
signifikan rata – rata lama kala II antara posisi persalinan setengah duduk dan miring
kiri.
Sedangkan pada penelitian Fakhriyah, Siska Puji Astuti dengan judul “Perbedaan
Posisi Miring Ke Kiri Dan Posisi Setengah Duduk Terhadap Waktu Kala II Pada Ibu
Multipara Di RSUD Idaman Banjarbaru”, didaptakn hasil rerata dari waktu kala II
dengan posisi miring ke kiri adalah 12,40 menit, sedangkan rata-rata dari waktu kala
II dengan posisi setengah duduk adalah 22,47 menit. Pada hasil uji statistik dengan
uji T tidak berpasangan, diperoleh nilai p = 0,037 (α < 0,05) maka dapat disimpulkan
terdapat perbedaan posisi miring ke kiri dan posisi setengah duduk dengan waktu
kala II. Walaupun waktu kala II pada ibu bersalin dengan posisi miring ke kiri dan
posisi setengah duduk sama-sama dalam batas normal namun penggunaan posisi
miring ke kiri terbukti lebih cepat dibandingkan dengan posisi setengah duduk.
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Titin Martini, SST.Keb,
Mkes, dkk dengan judul “Perbedaan Posisi Miring Dengan Posisi Setengah Duduk
dengan hasil pada persalinan kala II normal pada posisi miring sebanyak 15 orang
(100%) dan posisi setengah duduk 13 orang (87%). Sedangkan kala II memanjang
pada posisi miring tidak ada dan posisi setengah duduk sebanyak 2 orang (13%).
Hasil uji T independen sample T-test didapatkan nilai P value = 0.178 maka dapat
19
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan posisi miring dengan posisi setengah duduk
“Perbedaan Lama Persalinan Kala II Pada Posisi Miring Dan Posisi Setengah
Duduk”, diperoleh hasil bahwa untuk posisi miring rata-rata waktu kala II yaitu 48,73
menit dengan standar deviasi 18,12 menit sedangkan untuk posisi setengah duduk
59,8 menit dengan standar deviasi 18,14 menit. Hasil analisis dengan uji T
kala II dengan posisi miring dan setengah duduk lebih cepat pada posisi miring 11,07
menit. Jadi posisi miring lebih cepat dibandingkan dengan rata-rata percepatan
persalinan kala II pada posisi setengah duduk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
posisi miring lebih mempercepat proses persalinan kala II pada ibu bersalin dari pada
Dapat dianalisis bahwasannya posisi miring lebih cepat dalam proses persalinan
kala II dibandingkan dengan posisi setengah duduk, tetapi perbedaan waktu kedua
posisi tersebut tidak terlalu signifikan. Untuk pemilihan posisi dalam persalinan
dikembalikan kepada tim medis yang membantu persalinan dan dikembalikan juga
pada ibu bersalin, dikarenakan posisi persalinan dipengaruhi oleh kenyamanan ibu,
tidak adanya unsur paksaan. Adapun faktor lain yang mempengaruhi proses
persalinan yaitu psikologis ibu seperti persiapan fisik dan psiokologis, dan
20
3.3 Implikasi Keperawatan
Temuan dalam penelitian ini memiliki beberapa Implikasi bagi lahan praktek,
Dari hasil penelitian didapatkan adanya perbedaan antara posis setengah duduk
dengan posisi miring pada persalinan kala II. Pada beberapa penelitian telah didapatkan
hasil bahwa pada posisi setengah duduk memerlukan waktu yang lama pada persalinan
Dengan adanya perbedaan dari kedua posisi tersebut maka dapat diketahui bahwa
pemilihan posisi pada saat kala II sangatlah penting agar tidak terjadi intervensi tindakan
yang tidak diperlukan. Maka dari itu diharapkan dalam praktik keperawatan dapat
Penelitian ini juga memiliki implikasi bagi pendidikan keperawatan untuk lebih
menggali pengetahuan tentang posisi dalam persalinan, khususnya persalinan kala II.
Bagi peneltian ini didapatkan bahwa perbedaan antara posisi setengah duduk
dengan posisi miring terhadap persalinan kala II. Fenomena ini perlu ditindak lanjuti
Duduk Dan Miring Kiri Terhadap Lamanya Kala Ii Pada Ibu Bersalin”. Hasil penelitian
lanjutan akan dapat digunakan dasar atau panduan dalam memberikan intervensi yang
berkualitas.
21
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari jurnal yang diambil untuk analisis ini didapatkan bahwa ada
Perbedaan Posisi Persalinan Setengah Duduk Dan Miring Kiri Terhadap Lamanya
4.2 Saran
1. Bagi Perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perawat tentang
pemberian bimbingan posisi miring sehingga perawat dapat mempelajari konsep dan
persalinan.
2. Bagi Pasien
Intervensi posisi miring bermanfaat menjadi salah satu alternatif bagi pasien untuk
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi bagi
Analisis Perbedaan Posisi Persalinan Setengah Duduk Dan Miring Kiri Terhadap
22
DAFTAR PUSTAKA
Anindita. (2014). Tahapan-tahapan Kehamilan. Joerna Ilmu Kebidanan.volume.2. No.3
Maulinda, Nadhifa Anwar. (2018). Hubungan Usia, Paritas Ibu Bersalin Dengan
Kejadian persalinan Postterm. Jurnal Berkala Epidemiologi. Volume 6 Nomor 1.
hlm37-46
Danuatja, B. (2015). Pengaruh Upright Position Terhadap Lama Kala I Fase Aktif. Ilmu
Kesehatan Andalas , 4(3).
Fakriah,dkk. (2017). Perbedaan Posisi Miring Ke Kiri Dan Posisi Setengah Duduk
Terhadap Waktu Kala II Pada Ibu Multipara Di RSUD Idaman Banjarbaru. Jurkessia,
Vol. VIII, No. 1.
Indasari, N. (2014). Perbedaan Lama Persalinan Kala Ii Pada Posisi Miring Dan
Posisi Setengah Duduk. Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1.
Martin, T , dkk. (2016). Perbedaan Posisi Miring Dengan Posisi Setengah Duduk
Terhadap Kemajuan Persalinan Kala Ii Pada Multipara Di Puskesmas Balaraja.Temu
Ilmiah.
WHO, W. H. (2015). Pengaruh Upright Position Terhadap Lama Kala I Fase Aktif.
Jurnal Kesehatan Andalas , 4(3).
Wiknjosastro, H. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
23