Anda di halaman 1dari 4

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gerakan Cinta sehat merupakan salah satu upaya promotif dan
preventif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat pada
suatu daerah. Melalui pembangunan kesehatan yang berkesinambungan
diharapkan status kesehatan masyarakat khususnya di Desa Bangsalsari
dapat meningkat. Berbagai macam upaya dapat dilakukan di berbagai
bidang antara lain peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut pada anak di
sekolah dasar, Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak di posyandu, dan
pemeriksaan USG pada ibu hamil di polindes (Kemenkes, 2012).

Sehat menurut World Health Organization (WHO) mencakup


sehat jasmani, rohani dan sosial ekonomi. Kesehatan gigi dan mulut
merupakan bagian dari kesehatan jasmani yang tidak dapat dipisahkan satu
dan lainnya karena akan memengaruhi tubuh secara keseluruhan.
Prevalensi anak bermasalah dengan kesehatan gigi dan mulut pada
kelompok usia 5-9 tahun mencapai 21,6 % (Departemen Kesehatan, 2007).
Salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada
masyarakat adalah karena faktor perilaku atau sikap mengabaikan
kebersihan gigi dan mulut. Untuk meningkatkan pengetahuan ini dapat
dilakukan dengan pendidikan kesehatan atau penyuluhan. Dilihat dari segi
usia rentannya anak yang terkena penyakit, maka penyuluhan terutama
ditujukan pada golongan yang rawan terhadap gangguan kesehatan gigi
dan mulut yaitu anak usia sekolah dasar (Notoatmodjo, 2003).
Selain memperhatikan kesehatan pada anak sekolah dasar kita juga
perlu memperhatikan kesehatan ibu dan anak. Angka kematian ibu dan
bayi di Indonesia masih tinggi. Data dari Ditjen Bina Pelayanan Medik
menyatakan angka kematian ibu maternal di rumah sakit periode 2004 –
2006 meningkat tajam, dari 5,1 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 8,6 per
1.000 kelahiran hidup. Dilaporkan oleh World Health Organization
(WHO) pada tahun 2004 angka kematian bayi di Indonesia mencapai 39
per 1000 kelahiran hidup. Data world factbook tahun 2008, angka
kematian bayi Indonesia sebesar 31,04 menempati urutan ke 77 dari 222
negara di dunia.
Anak balita merupakan salah satu golongan penduduk yang rawan
terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan
gizi dalam jumlah yang cukup dan memadai. Kurangnya status gizi anak
balita di posyandu dapat disebabkan oleh banyak faktor salah satunya
adalah tingkat pengetahuan ibu tentang gizi, tingkat kehadiran anak balita
ke posyandu atau karena kesehatan anak itu sendiri misalnya infeksi.
Pengetahuan tentang gizi dan pangan yang harus dikonsumsi agar tetap
sehat, merupakan faktor penentu kesehatan seseorang. Pengetahuan ibu
tentang gizi adalah yang diketahui ibu tentang pangan sehat, pangan sehat
untuk golongan usia tertentu dan cara ibu memilih, mengolah dan
menyiapkan pangan dengan benar. Tingkat kehadiran berperan penting
terhadap status gizi anak balita, penting bagi ibu untuk aktif berkunjung ke
posyandu untuk memantau kesehatan dan gizi anaknya, sehingga apabila
terjadi masalah gizi seperti gizi kurang maka ibu dapat melakukan
pencegahan agar keadaan tersebut tidak semakin buruk (Notoadmojo,
2003).
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah salah satu bentuk upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
bayi. Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang
langsung bersentuhan dengan masyarakat di level bawah, terdapat
beberapa kegiatan pelayanan kesehatan di Posyandu diantaranya
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Imunisasi, dan Gizi (Syamsi, 2017).
Selain fokus pada kesehatan dan gizi balita kegiatan posyandu juga
bisa dimanfaatkan untuk upaya peningkatan kesehatan ibu hamil. Salah
satu hal yang dapat dilakukan adalah melakukan pemeriksaan USG
(Ultrasonografi) dan penyuluhan tentang menjaga kehamilan, mengetahui
bahaya kehamilan, dan bahaya melahirkan tidak pada tenaga kesehatan.
Dengan kemajuan teknologi saat ini, aplikasi dan manfaat alat
USG telah demikian luasnya. USG (ultrasonografi) adalah salah satu alat
untuk memeriksa tubuh yang dianggap cukup akurat dan efektif. USG ini
menghasilkan gambar datar yang tidak terlalu jelas karena terlihat hanya
dari satu sisi dan biasanya sulit dipahami oleh pasien. Pada pemeriksaan
USG di sini kami menggunakan jenis USG 2D yang diharapkan dapat
melihat organ-organ internal, melihat gerakan bayi, mengukur panjang dan
berat janin, bahkan bisa untuk mendeteksi kelainan sebesar 80–90%.
Dengan adanya pemeriksaan secara dini dan penyuluhan ini diharapkan
dapat mengurangi terjadinya resiko kehamilan dan melahirkan (Welfare
Solution, 2016).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak
sekolah dasar?
2. Bagaimana cara meningkatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)?
3. Bagaimana cara mengurangi resiko kehamilan dan melahirkan dengan
pemeriksaan USG pada ibu hamil?

1.3 Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui cara meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak
sekolah dasar.
2. Mengetahui cara meningkatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
3. Mengetahui cara mengurangi resiko kehamilan dan melahirkan dengan
pemeriksaan USG pada ibu hamil
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2007.


www.riskesdas.litbang.depkes.go.id
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Syamsi, A. 2017. Jurnal Pelayanan Kesehatan Bagi Balita Di Posyandu Cempaka
2 Kelurahan Berbas Tengah Kecamatan Bontang Selatan Kota Bontang.
Ejournal Administrasi Negara, Volume 5 , Nomor 1 , 2017: 5243 - 5252
ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id
Welfare Solution. 2016. Newsletter: Ultrasonografi (USG). www.integra.co.id

Anda mungkin juga menyukai