Gerakan Cinta sehat merupakan salah satu upaya promotif dan preventif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat pada suatu daerah. Melalui pembangunan kesehatan yang berkesinambungan diharapkan status kesehatan masyarakat khususnya di Desa Bangsalsari dapat meningkat. Berbagai macam upaya dapat dilakukan di berbagai bidang antara lain peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut pada anak di sekolah dasar, Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak di posyandu, dan pemeriksaan USG pada ibu hamil di polindes (Kemenkes, 2012).
Sehat menurut World Health Organization (WHO) mencakup
sehat jasmani, rohani dan sosial ekonomi. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan jasmani yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan memengaruhi tubuh secara keseluruhan. Prevalensi anak bermasalah dengan kesehatan gigi dan mulut pada kelompok usia 5-9 tahun mencapai 21,6 % (Departemen Kesehatan, 2007). Salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat adalah karena faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Untuk meningkatkan pengetahuan ini dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan atau penyuluhan. Dilihat dari segi usia rentannya anak yang terkena penyakit, maka penyuluhan terutama ditujukan pada golongan yang rawan terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut yaitu anak usia sekolah dasar (Notoatmodjo, 2003). Selain memperhatikan kesehatan pada anak sekolah dasar kita juga perlu memperhatikan kesehatan ibu dan anak. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Data dari Ditjen Bina Pelayanan Medik menyatakan angka kematian ibu maternal di rumah sakit periode 2004 – 2006 meningkat tajam, dari 5,1 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 8,6 per 1.000 kelahiran hidup. Dilaporkan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2004 angka kematian bayi di Indonesia mencapai 39 per 1000 kelahiran hidup. Data world factbook tahun 2008, angka kematian bayi Indonesia sebesar 31,04 menempati urutan ke 77 dari 222 negara di dunia. Anak balita merupakan salah satu golongan penduduk yang rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah yang cukup dan memadai. Kurangnya status gizi anak balita di posyandu dapat disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah tingkat pengetahuan ibu tentang gizi, tingkat kehadiran anak balita ke posyandu atau karena kesehatan anak itu sendiri misalnya infeksi. Pengetahuan tentang gizi dan pangan yang harus dikonsumsi agar tetap sehat, merupakan faktor penentu kesehatan seseorang. Pengetahuan ibu tentang gizi adalah yang diketahui ibu tentang pangan sehat, pangan sehat untuk golongan usia tertentu dan cara ibu memilih, mengolah dan menyiapkan pangan dengan benar. Tingkat kehadiran berperan penting terhadap status gizi anak balita, penting bagi ibu untuk aktif berkunjung ke posyandu untuk memantau kesehatan dan gizi anaknya, sehingga apabila terjadi masalah gizi seperti gizi kurang maka ibu dapat melakukan pencegahan agar keadaan tersebut tidak semakin buruk (Notoadmojo, 2003). Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat di level bawah, terdapat beberapa kegiatan pelayanan kesehatan di Posyandu diantaranya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Imunisasi, dan Gizi (Syamsi, 2017). Selain fokus pada kesehatan dan gizi balita kegiatan posyandu juga bisa dimanfaatkan untuk upaya peningkatan kesehatan ibu hamil. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah melakukan pemeriksaan USG (Ultrasonografi) dan penyuluhan tentang menjaga kehamilan, mengetahui bahaya kehamilan, dan bahaya melahirkan tidak pada tenaga kesehatan. Dengan kemajuan teknologi saat ini, aplikasi dan manfaat alat USG telah demikian luasnya. USG (ultrasonografi) adalah salah satu alat untuk memeriksa tubuh yang dianggap cukup akurat dan efektif. USG ini menghasilkan gambar datar yang tidak terlalu jelas karena terlihat hanya dari satu sisi dan biasanya sulit dipahami oleh pasien. Pada pemeriksaan USG di sini kami menggunakan jenis USG 2D yang diharapkan dapat melihat organ-organ internal, melihat gerakan bayi, mengukur panjang dan berat janin, bahkan bisa untuk mendeteksi kelainan sebesar 80–90%. Dengan adanya pemeriksaan secara dini dan penyuluhan ini diharapkan dapat mengurangi terjadinya resiko kehamilan dan melahirkan (Welfare Solution, 2016). 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar? 2. Bagaimana cara meningkatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)? 3. Bagaimana cara mengurangi resiko kehamilan dan melahirkan dengan pemeriksaan USG pada ibu hamil?
1.3 Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui cara meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar. 2. Mengetahui cara meningkatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). 3. Mengetahui cara mengurangi resiko kehamilan dan melahirkan dengan pemeriksaan USG pada ibu hamil DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2007.
www.riskesdas.litbang.depkes.go.id Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Syamsi, A. 2017. Jurnal Pelayanan Kesehatan Bagi Balita Di Posyandu Cempaka 2 Kelurahan Berbas Tengah Kecamatan Bontang Selatan Kota Bontang. Ejournal Administrasi Negara, Volume 5 , Nomor 1 , 2017: 5243 - 5252 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Welfare Solution. 2016. Newsletter: Ultrasonografi (USG). www.integra.co.id