Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Penyuluhan : Sehat di Masa Tuan Melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Sub Topik : Langkah-Langkah Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat
Sasaran : Lansia
Tempat : Aula Panti Sosial Tresna Werda Ilomata
Gerung Hari/Tanggal : Jum’at, 18 Januari 2019
Waktu : 15 menit
Jam : 09.00 Wita

A. Latar Belakang
Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas
(Padila, 2013). Diseluruh dunia jumlah lansia diperikirakan lebih dari 629 juta jiwa (1
banding dari 10 orang yang berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2000 jumlah
lansia diperkirakan mencapai 426 juta jiwa atau sekitar 6,8%. Pada tahun 2025 lansia
diperkirakan akan mencapai 1,2 miliyar (Nurgoho,2008). Di Indonesia proporsi lansia
di tahun 2013 mencapai 8,9% dan prediksi terus mengalami peningkatan hingga tahun
2100. Menurut WHO, telah diperhitungkan bahwa ditahun 2025, Indoensia akan
mengalami peningkatan tertinggi warga lansia sebesar 41,4%, yang merupakan sebuah
peningkatan tertinggi di dunia. Menurut pusat data dan informasi Provinsi Gorontalo
pada tahun 2017 menempati peringkat ke 13 dengan jumlah lansia sebanyak 7,55%.
(Kemenkes RI,2016).
Peningkatan jumlah lansia akan berdampak pada masalah kesehatan. Hal ini
disebabkan karena pada fase usia 60 tahun keatas terjadi perubahan bio, psiko, sosial
dan spiritual. Pada aspek biologis terjadi kemunduran baik fungsi maupun struktur
dalam tubuh yang menyebabkan lansia rentan mengalami berbagai macam penyakit,
yang disertai dengan gaya hidup kurang sehat. Gaya hidup merupakan faktor penting
yang memengaruhi kehidupan masyarakat (Suoth et al, 2014). Gaya hidup yang tidak
sehat antara lain kurangnya akitivitas fisik, mengkonsumsi makanan yang siap saji serta
kurangnya mengkonsumsi buah dan sayuran dapat menjadi masalah pada lansia
misalnya terjadinya penyakit degeneratif.
Peningkatan penyakit dan angka kesakitan berdampak pada pembiayaan
pelayanan kesehatan ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah, menurunnya
produktivitas masyarakat, dan menurunnya daya saing negara yang pada akhirnya
mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu pengendalian yang alternatif sehingga dapat menurunkan persentase
penyakit degeneratif dengan melakukan perbaikan ke arah yang baik oleh
pemerintah, masyarakat maupun individu.
Perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku tersebut perlu dilakukan
secara sistematis dan terencana yaitu adanya program Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (Germas). Germas menjadi sebuah pilihan utama dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang lebih baik sesuai dengan program pemerintah. Germas
adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-
sama oleh seluruh komponen masyarakat dengan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan serta berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup
(Kemenkes RI, 2016).
Germas merupakan program pemerintah yang baru dicanangkan pada
tahun 2016 dengan tujuan meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat
untuk hidup sehat, meningkatkan produktivitas masyarakat, lingkungan bersih,
mengurangi beban biaya kesehatan. Germas dapat dilakukan dengan cara
perbanyak melakukan kegiatan aktivitas fisik, mengkonsumsi sayur dan buah,
tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin,
membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban. Melakukan kegiatan ini
tidak memerlukan biaya yang banyak dan tempat yang dikhusukan (Kemenkes RI,
2016).
Sebelum adanya program germas telah ada suatu alternatif sebagai upaya
pencegahan dan penurunan angka kesakitan (Depkes, 2013). Program tersebut
adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang memiliki beberapa indikator
tediri dari pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi Air Susu Ibu
(ASI) ekslusif, menimbang balita setiap bulan, ketersediaan air bersih,
ketersediaan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mencuci tangan dengan
air bersih dan sabun, tidak merokok dalam rumah, melakukan aktivitas fisik setiap
hari, dan makan buah dan sayur. Namun upaya ini masih belum berhasil, karena
berdasarkan data yang masih saja terjadi peningkatan angka kesakitan termasuk
dalam hal ini tingginya prevalensi penderita penyakit degeneratif. Maka dari itu
Pemerintah kembali menyusun strategi menciptakan upaya untuk pengendalian
dengan mengemas adanya program germas

3
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah di berikan penyuluhan kesehatan tentang GERMAS
diharapkan sasaran mampu memahami tentang GERMAS tersebut.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 15 menit diharapkan
sasaran mampu menjelaskan tentang:
a. Menjelaskan tentang pengertian GERMAS
b. Menjelaskan tentang langkah-langkah GERMAS
C. Materi

Terlampir

D. Metode

Ceramah dan diskusi

E. Media

Leaflet dan Power Point


F. Organisasi Kegiatan
Moderator : Mohamad Arif Darmawan
Penyaji : Nurfatwa Islaminingtia A. Ilham
Observer : Eka Pratiwi Puluhulawa
Fasilitator :
- Rekawandri Hermanto
- Uci Lestariningsih Niode
- Magfira Hapsari Suleman
- Nursafira A. Manti
- Nurnianingsih A. Yasin
- Wiwin A. Mahmud
- Nurdahlia Mohamad
- Siti Rahma Tuna

4
G. Seting Tempat

Keterangan:

: Penyaji : Peserta

: Moderator : Fasilitator

: Observer

H. Kegiatan Pembelajaran
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media

1 3 menit Pembukaan:
1. Menjawab salam
1. Memberikan salam
2. mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan
memperhatikan
pembelajaran
3. Menyebutkan materi
atau pokok bahasan
yang di sampaikan

5
2 20 menit Pelaksanaan Materi: Memperhatikan Power
Menjelaskan Materi Point

Penyuluhan Secara
Berurutan Dan Teratur.
Materi:

a. Pengertian Dari
GERMAS

b. Langkah-
Langkah
GERMAS
3 5 menit Evaluasi : Bertanya Dan
menjawab pertanyaan
1. Menyimpulkan
isi penyuluhan
2. Memberi kesempatan
kepada audience untuk
bertanya
3. Memberikan
kesempatan kepada
udience untuk
menjawab pertanyaan
yang dilontarkan
4 2 menit Penutup: Menjawab salam
Mengucapkan terima
kasih dan mengucapkan
salam

I. Evaluasi
1. Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab
2. Jenis pertanyaan : Lisan
3. Jumlah soal : Sebanyak-banyaknya

6
Lampiran

“MATERI GERMAS”

A. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)


Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan
sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku
sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS harus
dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat
yang membentuk kepribadian.

GERMAS merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden


RI yang mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa
mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan seluruh
komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Untuk
menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor
kesehatan saja. Peran Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga turut
menentukan, dan ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat. Mulai
dari individu, keluarga, dan masyarakat dalam mempraktekkan pola hidup
sehat, akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi
profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk berperilaku sehat; serta
Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam menyiapkan sarana
dan prasarana pendukung, memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya.
Tujuan Germas menurut Kemenkes RI 2016 yakni :
1. Meningkatkan partisipasi dan peranserta masyarakat untuk hidup
sehat.
2. Meningkatkan produktivitas masyarakat
3. Lingkungan bersih
4. Mengurangi beban biaya kesehatan

7
B. Bentuk Kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Menurut Kemenskes RI (2016), mengemukakan bahwa kegiatan utama yang
dilakukan dalam rangka Germas antara lain:
1. Melakukan Aktivitas Fisik
Pekerjaan rumah seperti mencuci piring, mencuci pakaian, mengepel
lantai dan lain sebagainya bisa dikategorikan aktivitas fisik. Mulailah
dengan melakukan aktivitas tersebut setiap hari. Lebih baik jika ditambah
olahraga secara rutin. Lari pagi atau jalan kaki pun bisa dijadikan aktivitas
rutin.

Aktivitas fisik pada lansia yang bisa dilakukan adalah aktifitas fisik
yang berintensitas sedang antara lain jalan kaki jarak dekat, bersih-bersih
rumah, atau berkebun (mencangkul, menanam, mencabut rumput liar, dan
lain-lain).
2. Mengonsumsi Sayur dan Buah
Memperbanyak konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.
Mengurangi makanan siap saji dan minuman bersoda. Gizi diet pada
lansia:
a. Hipertensi : diet rendah garam
b. DM : mengurangi gula dan karbohidrat
c. Rematik : menghindari makanan yang banyak mengandung purin
dan protein seperti kacang-kacangan.
3. Tidak Merokok
Mulailah secara perlahan untuk berhenti merokok. Jika tidak bisa
sendiri, minta bantuan kepada ahli hipnosis untuk menghentikannya.
Pada dasarnya jika ada kekuatan dari diri sendiri untuk berhenti merokok,
maka hal ini tak mustahil untuk dilakukan. Karena merokok dapat
meningkatkan risiko kematian pada usia lanjut. Bagi perokok pasif harus
menghindari orang yang merokok, apabila ada keluarganya merokok
sarankan untuk merokok di luar rumah supaya tidak terhirup oleh anggota
keluarga.

8
4. Tidak Mengonsumsi Alkohol
Sama halnya seperti rokok, maka minum minuman beralkohol pun
harus dihentikan. Karena dampak mengkonsumsi alkohol pada lanjut usia
dapat menyebabkan kepikunan dan ketidakstabilan.
5. Memeriksa Kesehatan Secara Rutin
Memeriksa kesehatan sangat penting dilakukan oleh setiap
individu. Mendatangi rumah sakit bukanlah hanya saat kita sakit, justru
saat kita (merasa) sehat. Sehingga bibit-bibit penyakit yang mungkin
akan timbul di kemudian hari akan lebih mudah terdeteksi secara dini.
Hipertensi dan DM merupakan penyakit yang tidak bisa sembuh jadi
harus tetap dikontrol agar tidak menyebabkan komplikasi.
6. Membersihkan Lingkungan
Lingkungan di dalam rumah, rumah itu sendiri harus memiliki
pencahayaan yang cukup tidak gelap pada siang hari, memiliki ventilasi
yang cukup, disetiap ruangan harus memiliki sekat satu sama lain.
Bersama-sama dengan tetangga melakukan kerja bakti membersihkan
lingkungan minimal sebulan sekali. Selain untuk hidup sehat juga akan
mempererat tali silaturahim antar sesama anggota masyarakat.
Dampak dari lingkungan yang kotor yaitu mudah terserang
penyakit, Orang mudah terserang penyakit karena lemahnya system imun
tubuh dan didukung dengan lingkungan yang kurang bersih. Penyakit-
penyakit yang bisa timbul karena kurangnya kebersihan lingkungan:
a. Tuberculosis
b. Penyakit kulit
c. Diare
d. Demam berdarah
Nyamuk demam berdarah bersarang di tempat yang ada banyak
tumpukan sampah. Lakukan langkah 3M untuk mencegah terjadinya
demam berdarah:

9
1) Menutup tempat penampungan air.
2) Menguras bak mandi atau tempat penampungan air.
3) Mengubur atau mendaur ulang barang bekas. Gerakan 3M plus
Gerakan 3M plus sama dengan gerakan 3M hanya saja ada tambahannya:
1) Menghindari menggantungkan pakaian didalam rumah
2) Menutup lemari pakaian agar nyamuk tidak bersembunyi di
dalamnya.
3) Melakukan pengasapan
4) Menggunakan obat usir nyamuk
5) Menggunakan kelambu pada tempat tidur
7. Menggunakan Jamban
Mungkin terdengar aneh, tapi faktanya masih banyak daerah di
Indonesia yang tidak menggunakan jamban sebagai tempat pembuangan.
Penduduk tersebut masih banyak yang menggunakan sungai sebagai
aktivitas mencuci pakaian, mencuci piring, mandi, pun buang air besar.
Tentunya hal ini menimbulkan risiko penyakit yang diakibatkan oleh
kuman. Manfaat menggunakan jamban:
a. Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau
b. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya
c. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penularan penyakit diare, kolera, thypus, cacingan, penyakit saluran
pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan
Ciri-ciri jamban sehat:
1. Tidak mencemari sumber air minum, untuk itu letak lubang
penampungan kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari sumur
(SPT SGL maupun jenis sumur lainnya). Perkecualian jarak ini
menjadi lebih jauh pada kondisi tanah liat atau berkapur yang terkait
dengan porositas tanah. Juga akan berbeda pada kondisi topografi yang
menjadikan posisi jamban diatas muka dan arah aliran air tanah.
2. Tidak berbau serta tidak memungkinkan serangga dapat masuk ke
penampungan tinja. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan menutup

10
lubang jamban atau dengan sistem leher angsa.
3. Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di
sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat lantai jamban
dengan luas minimal 1x1 meter, dengan sudut kemiringan yang cukup
kearah lubang jamban.
4. Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari
bahan-bahan yang kuat dan tahan lama dan agar tidak mahal
hendaknya dipergunakan bahan-bahan yang ada setempat;
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan
berwarna terang;
6. Cukup penerangan;
7. Lantai kedap air;
8. Luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah;
9. Ventilasi cukup baik, dan
10. Tersedia air dan alat pembersih

11
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Buku Paduan

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. 2016. Masyarakat Hidup Sehat Indonesia

Kuat. Hari Kesehatan Nasional. Jakarta

South, M., Bidjuni, H., dan Malara, RT .2014 ‘Hubungan gaya hidup

dengan kejadian hipertensi di Puskesmas kolongan kecamatan

kaawat kabupaten minahasa utara, Jurnal Keperawatan (e-Kp),

Vol.2.

12

Anda mungkin juga menyukai