Anda di halaman 1dari 5

Jenis-jenis obat analgesic pereda nyeri

July3

Sudah dua hari sakit kepala dan mencoba paracetamol, tapi sakitnya belum hilang, sampai
seorang rekan sejawat menawarkan neuralgin. Apa sih bedanya ?

Dari berbagai sumber, saya mencoba mengkompilasi, sehingga menjadi catatan hanya bagi
saya pribadi.

Analgesik sendiri dibagi dua yaitu :

I. Analgesik opioid / analgesik narkotika Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang
memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini terutama digunakan untuk
meredakan atau menghilangkan rasa nyeri.

Tetap semua analgesik opioid menimbulkan adiksi/ketergantungan, maka usaha untuk


mendapatkan suatu analgesik yang ideal masih tetap diteruskan dengan tujuan mendapatkan
analgesik yang sama kuat dengan morfin tanpa bahaya adiksi.

Ada 3 golongan obat ini yaitu :


1. Obat yang berasal dari opium-morfin,
2. Senyawa semisintetik morfin, dan
3. Senyawa sintetik yang berefek seperti morfin.

II. Analgesik lainnya, Seperti golongan salisilat seperti aspirin, golongan para amino fenol
seperti paracetamol, dan golongan lainnya seperti ibuprofen, asam mefenamat,
naproksen/naproxen dan banyak lagi.

Biasanya obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri biasanya terdiri dari tiga
komponen, yaitu :
1. analgetik (menghilangkan rasa nyeri),
2. antipiretik (menurunkan demam), dan
3. anti-inflamasi (mengurangi proses peradangan).

Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit
waktu haid dan sakit pada otot.menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi.

I. PARACETAMOL

Parasetamol yang dijual dengan berbagai nama dagang. Beberapa diantaranya adalah Sanmol,
Pamol, Fasidol, Panadol, Itramol dan lain lain. Menurut peraruran Depkes, semua obat yang
dijual bebas harus menuliskan nama generik di bawah nama dagangnya yang dicantumkan di
bawah “kandungan”. Namun, patut diingat bila gejalanya hanya demam, tidak dibenarkan
untuk menggunakan parasetamol yang dicampur dengan bahan aktif lain, misalnya untuk
pilek, batuk, dan sebagainya. Tambahan bahan lain itu selain tidak ada gunanya, juga
menjadikan obat lebih mahal. Belum lagi bila menimbulkan efek sampingan, akan menjadi
mubazir.
Merupakan derivat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai
analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik,
parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati
analgesik.

Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong.

Dalam sediaannya sering dikombinasi dengan cofein yang berfungsi meningkatkan


efektivitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.

Paracetamol adalah sebuah obat analgetik untuk pasien yang tak tahan asetosal (dikenal
dengan nama populer : aspirin)

Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose-6-fosfat dehidroganase.tidak boleh
digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati.

Deskripsi:
Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik/analgesik
Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan
efek sentral. Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai
sedang. Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga sehingga tindak digunakan sebagai
antirematik.

Segera ke dokter bila salah satu dari tanda berikut muncul setelah anda minum paracetamol.
Tanda tanda itu antara lain : terjadi perdarahan ringan sampai berat, keluhan demam dan
nyeri tenggorokan tidak berkurang yang kemungkinan disebabkan oleh karena infeksi
sehingga perlu penanganan lebih lanjut.

Jika tidak ada masalah di organ hati, dosis maksimum paracetamol untuk orang dewasa
adalah 4 gram (4000mg) per hari atau 8 tablet paracetamol 500mg. Bila karena suatu sebab
yang tidak jelas pasien bandel minum obat ini melebih dosis maksimum tadi maka jangan
heran bila kelak terjadi kerusakan hati yang fatal. Gejala kerusakan hati yang perlu
mendapatkan perhatian dan harus segera ke dokter antara lain : mual sampai muntah, kulit
dan mata berwarna kekuningan, warna air seni yang pekat seperti teh, nyeri di perut kanan
atas, dan rasa lelah dan lemas.

Beberapa reaksi alergi yang dilaporkan sering muncul antara lain : kemerahan pada kulit,
gatal, bengkak, dan kesulitan bernafas/sesak. Seperti biasa, bila mengalami tanda tanda diatas
setelah minum paracetamol, segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menjalani pengobatan dengan paracetamol antara
lain, sebelum minum paracetamol, sampaikan ke dokter anda kalau anda sebelumnya pernah
mengalami alergi setelah mengkonsumsi paracetamol atau alergi yang disebabkan oleh sebab
lain. Selain itu, informasikan pula ke dokter bila anda mempunyai riwayat penyakit khronis
seperti penyakit hati, ketergantungan alkohol, dan lain lain. Paracetmol dapat merusak hati,
maka bila ditambah dengan mengkonsumsi alkohol secara berlebihan maka akan
mempercepat terjadinya kerusakan hati.
Paracetamol sering dikombinasikan dengan aspirin untuk mengatasi rasa nyeri pada rematik
sebab paracetamol tidak mempunyai efek anti inflamasi seperti aspirin sehingga bila kedua
obat ini digabung maka akan didapatkan sinergi pengobatan yang bagus pada penyakit
rematik. Paracetamol aman diberikan pada wanita hamil dan menyusui namun tetap
dianjurkan pada wanita hamil untuk meminum obat ini bila benar benar membutuhkan dan
dalam pengawasan dokter.

II. NEURALGIN

Indikasi:
Meringankan rasa nyeri pada sakit kepala, sakit kepala pada migrain, nyeri otot, sakit gigi
dan nyeri haid.

Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap paracetamol atau ibuprofen dan anti-inflamasi non steroid (AINS)
lainnya serta caffeine.penderita dengan ulkus peptikum (tukak lambung dan usus 12jari) yang
berat dan aktif.
Penderita dimana bila menggunakan acetosal atau obat-obat anti-inflamasi non-steroid
lainnya akan timbul gejala asma, rinitis(selesma) atau urtikana.
Wanita pada kehamilan tiga bulan terakhir.

Komposisi:
Tiap tablet mengandung:
Paracetamol …………………. 350 mg
Ibuprofen …………………… 200 mg
Cafeine …………………….. 50 mg

Cara Kerja Obat:


Paracetamol merupakan analgesik-antipiretik dan ibuprofen merupakan obat analgetik,
antipiretik dan anti-inflamasi non-steroid (AINS) yang memiliki efek analgetik
(menghilangkan rasa nyeri), antipiretik (menurunkan demam), dan anti-inflamasi
(mengurangi proses peradangan).

Efek Samping:
Yang paling sering adalah gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, nyeri ulu hati,
kemerahan pada kulit, trobositopenia, limfopenia, dll. Dapat terjadi reaksi hipersensitivitas,
terutama pada penderita dengan riwayat asma, atau reaksi alergi lain terhadap golongan anti-
inflamasi nonsteroid (AINS).
Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menimbulkan krusakan fungsi hati.
Penggunaan pada penderita yang mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko
kerusakan fungsi hati.
Penurunan ketajaman penglihatan dan kesulitan membedakan warna dapat terjadi, tetapi
sangat jarang dan akan sembuh bila penggunaan dihentikan.

Peringatan dan Perhatian:


Hati-hati penggunaan pada penderita tukak lambung dan pendarahan saluran cerna
(aktif/riwayat), penyakit hati dan ginjal berat, wanita hamil (tidak dianjurkan) terutama pada
kehamilan usia lanjut, wanita menyusui (tidak dianjurkan), dan penderita dengan
ketergantungan alkohol, gagal jantung, hipertensi, dan penyakit lain yang menyebabkan
retensi cairan tubuh, ganguan pembekuan darah, asma, lupus eritomatosus sistemik.
Pada penderita dengan tukak lambung dan pendarahan saluran cerna (aktif/riwayat)
sebaiknya diminum setelah makan.
Jika selama menggunakan obat ini terjadi efek yang tidak diinginkan atau setelah 5 hari nyeri
tidak hilang segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.
Selama menggunakan obat ini jangan mengkonsumsi obat lain yang mengandung
Paracetamol/Asetosal/ibuprofen, juga obat antikuogulan golongan Warfarin.

Interaksi Obat:

* Pemberian ibuprofen bersama-sama dengan methotrexate atau litium harus dilakukan


dengan hati-hati; penderita harus diawasi secara ketat terhadap tanda-tanda toksik dari
methotrexate atau litium.

* Risiko terjadi efek toksik dari paracetamol dapat meningkat apabila diberikan bersama-
sama dengan obat yang bersifat toksik terhadap hati (hepatotoksik).

Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (di bawah 30 derajat C).

III. Ibuprofen

Asetosal (dikenal sebagai aspirin) tidak dianjurkan bila lambung pasien tidak tahan karena
sifat asamnya. Asetosal dalam dosis 1 tablet dewasa menyebabkan darah menjadi encer
sehingga perdarahan (seperti dalam haid atau terluka) akan sulit berhenti karena darah tidak
dapat membeku. Asetosal juga tidak dianjurkan bila penyebab demam adalah virus (campak,
cacar air, dan sebagainya), terutama pada anak karena asetosal dihubungkan dengan
komplikasi fatal yang disebut Reye syndrome.

Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini
bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama
dengan aspirin.

Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui.

IV. Asam mefenamat

(tidak termasuk golongan obat bebas kecuali yang 250 mg untuk orang dewasa)

Obat ini dikenal masyarakat sebagai Ponstan, dan dipiron (dikenal sebagai Antalgin atau
Novalgin). Kedua obat mi tidak dibenarkan dibeli di toko obat atau apotek karena harus
memakai resep. Seperti diketahui, kemasan obat bebas ditandai dengan lingkaran hijau atau
biru, sedangkan obat resep lingkaran merah.

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat pada
protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek
samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain
terhadap mukosa lambung.

V. Tramadol
Tramadol adalah senyawa sintetik yang berefek seperti morfin.

Tramadol digunakan untuk sakit nyeri menengah hingga parah. Sediaan tramadol pelepasan
lambat digunakan untuk menangani nyeri menengah hingga parah yang memerlukan waktu
yang lama.

Minumlah tramadol sesuai dosis yang diberikan, jangan minum dengan dosis lebih besar atau
lebih lama dari yang diresepkan dokter.

Jangan minum tramadol lebih dari 300 mg sehari.

VI. Benorylate

Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini digunakan sebagai
obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan demam pada anak obat ini bekerja lebih
baik dibanding dengan parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang terpisah. Karena obat
ini derivat dari aspirin maka obat ini tidak boleh digunakan untuk anak yang mengidap
Sindrom Reye.

VII. Fentanyl

Fentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika digunakan


sebagai penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan injeksi IM (intramuskular) Fentanyl
digunakan untuk menghilangkan sakit yang disebabkan kanker.

Menghilangkan periode sakit pada kanker adalah dengan menghilangkan rasa sakit secara
menyeluruh dengan obat untuk mengontrol rasa sakit yang persisten/menetap. Obat Fentanyl
digunakan hanya untuk pasien yang siap menggunakan analgesik narkotika.

Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat untuk menghilangkan rasa sakit. Beberapa efek
samping juga disebabkan oleh aksinya di dalam sistem syaraf pusat. Pada pemakaian yang
lama dapat menyebabkan ketergantungan tetapi tidak sering terjadi bila pemakaiannya sesuai
dengan aturan.

Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan secara mendadak. Sehingga untuk
mencegah efek samping tersebut perlu dilakukan penurunan dosis secara bertahap dengan
periode tertentu sebelum pengobatan dihentikan.

VIII. Naproxen

Naproxen termasuk dalam golongan antiinflamasi nonsteroid. Naproxen bekerja dengan cara
menurunkan hormon yang menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri di tubuh.

IX. Obat lainnya

Metamizol, Aspirin (Asetosal/ Asam asetil salisilat), Dypirone/Methampiron, Floctafenine,


Novaminsulfonicum, dan Sufentanil.

Anda mungkin juga menyukai