Anda di halaman 1dari 11

ELEKTROLISIS

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menuliskan reaksi redoks yang terjadi dalam sel Elektrolisis
2. Menentukan zat – zat yang terbentuk dalam sel Elektrolisis

II. ALAT DAN BAHAN

1. Tabung U

2. Elektroda karbon

3. Statif

4. Baterai

5. Kertas indicator universal (lakmus)

6. Pipet tetes

7. Larutan Na2SO4, NaCl, KBr, KI masing-masing dengan konsentrasi 0,5 M.

8. Indikator Fenolptalein

9. Larutan amilum

10. Cawan (kaca arloji)

III. LANDASAN TEORI


Sel elektrokimia merupakan suatu system dimana di dalamnya terdapat reaksi kimia yang
melibatkan pelepasan dan penerimaan electron. Dengan demikian, ada dua jenis sel elektrokimia yaitu
sel volta dan sel elektrolisis. Dalam sel volta, reaksi redoks spontan digunakan untuk menghasilkan
arus listrik. Kebalikan dari sel volta, elektrolisis memanfaatkan energi listrik untuk menjalankan reaksi
redoks yang tidak spontan. Jadi, sel elektrolisis adalah suatu system yang megubah arus listrik menjadi
reaoksi redoks. Sel elektrolisis ditemukan oleh Sir Humprhy Davy pada abab ke-19 dan kemudian
dikembangkan oleh Michael Faraday.
Sel elektrolisis merupakan perangkat yang digunakan dalam proses elektrolisis yang terdiri
dari sumber arus searah, electrode positif dan negatif. Zat yang dielektrolisis merupakan elektrolit baik
yang berupa larutan atau cairan (leburan) zat murni. Bila suatu larutan atau cairan elektrolit dialiri
listrik arus searah melalui batang electrode, maka ion-ion yang ada dalam cairan atau larutan tersebut
maka akan bergerak menuju electrode yang berlawanan muatannya.
Seperti halnya sel volta, sel elektrolisis pun memerlukan electrode – electrode. Pada sel
elektrolisis yang sering dipakai adalah electrode inert, berupa dua batang karbon atau platina. Suatu
electrode inert tidaklah bereaksi, melainkan hanya menyediakan permukaannya sebagai tempat
berlangsungnya reaksi. Dua batang karbon atau platina itu dicelupkan dalam larutan atau cairan
elektrolit. Masing – masing batang electrode itu bertindak sebagai katode (tempat berlangsungnya
reduksi) dan anode (tempat berlangsungnya oksidasi).

1.1. Susunan Sel Elelktrolisis


Sel elektrolisis terdiri dari sebuah wadah, elektroda, elektrolit dan sumber arus searah dengan
susunan seperti gambar berikut :
e + - e

anode katode

Kation
(ion positif)
Anion
(ion negatif)

Electron memasuki sel elektrolisis melalui katode (kutub negative). Spesi tertentu dalam
larutan menyerap electron dari katode dan mengalami reduksi. Spesi lain melepas electron di anoda
dan mengalami oksidasi. Jadi, reaksi di katode adalah reduksi sedangkan reaksi di anode adalah
oksidasi. Pada sel elektrolisis katode bermuatan negative sedangkan anode bermuatan posotif.
1.2. Reaksi - Reaksi Elektrolisis
Spesi yang terlibat dalam reaksi katode dan anode bergantung pada potensial elektrode dari
spesi tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut :
 Spesi yang mengalami reduksi di katode adalah spesi yang potensial reduksinya paling besar.
 Spesi yang mengalami oksidasi di anode spesi yang potensial oksidasinya paling besar.

a. Reaksi – reaksi di katode (Reduksi)


Reaksi di katode bergantung pada jenis kation dalam larutannya. Jika kation berasal dari
logam-logam aktif (logam gologan IA, IIA, Al, atau Mn), yaitu logam –logam yang potensial standar
reduksinya lebih kecil (lebih negative dari pada air), maka air yang akan tereduksi dengan reaksi
sebagai berikut :
2H2O(l) + 2e 2OH-(aq) + H2(g)
Namun, apabila kation berasal dari logam-logam yang potensial standar reduksinya lebih
besar (lebih positif dari air), maka kation tersebut yang akan tereduksi.
b. Reaksi – reaksi di anode (Oksidasi)
Elektrode negative (katode) tidak mungkin ikut bereaksi selama elektrolisis karena logam
tidak ada kecenderungan menyerap electron membentuk ion negative. Akan tetapi, electrode positif
(anode), mungkin saja ikut bereaksi, melepas electron dan mengalami oksidasi. Kecuali Pt dan Au,
pada umumnya logam mempunyai potensial oksidasi lebih besar dari pada air atau anion sisa asam.
Oleh karena itu, jika anode tidak terbuat dari Pt, Au atau grafit, maka anode itu akan teroksidasi.
L(s) Lx+(aq) + xe
Elektrode Pt, Au, dan grafit ( C ) digolongkan sebagai electrode inert (sukar bereaksi). Jika
anode terbuat dari electrode inert, maka reaksi anode bergantung pada jenis anion dalam larutan.
Anion sisa asam seperti SO 42-, NO3-, PO43-, dan F-, mempunyai potensial oksidasi lebih negative dari
pada air. Anion-anion seperti itu sukar dioksidasi sehingga air yang teroksidasi, dengan reaksi sebagai
berikut :
2H2O(l) 4H+(aq) + O2(g) + 4e
Jika anion lebih mudah di oksidasi dari pada air, seperti Br - dan I- maka anion itu yang
teroksidasi.

III. CARA KERJA DAN HASIL PENGAMATAN BERUPA TABEL

A. PERCOBAAN PERTAMA
ELEKTROLISIS LARUTAN Na2SO4, CuSO4, NaCl, dan KBr.

NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PENGAMATAN

1. Isi tabung U dengan larutan Na 2SO4 0,5 M Pada Katoda [kuning (–)], timbul
banyak gelembung pada elektrode
hingga volume tabung, kemudian masukkan karbon, gelembung bergerak ke atas

elektrode karbon pada masing – masing mulut dengan cepat, warna larutan menjadi

tabung U. Hubungkan dengan sumber arus, keruh, dan pH = 10.

biarkan kira – kira 2 menit, kemudian celupkan Pada Anoda [merah (+)], timbul sedikit
kertas indikator universal pada kedua mulut gelembung pada elektrode karbon,
tabung U, amati perubahan warna yang terjadi. gelembung hanya menempel pada
batang karbon, dan pH = 7.

2. Isi tabung U dengan larutan CuSO 4 0,5 M Pada Katoda [kuning (–)], timbul
endapan merah bata pada ujung
hingga volume tabung, kemudian masukkan elektrode karbon.

elektrode karbon pada masing – masing mulut Pada Anoda [merah (+)], timbul
tabung U. Hubungkan dengan sumber arus, gelembung pada elektrode karbon dan
biarkan kira – kira 2 menit, kemudian celupkan gelembung tersebut menempel pada
kertas indikator universal pada kedua mulut elektrode karbon.
tabung U, amati perubahan warna yang terjadi.

3. Isi tabung U dengan larutan NaCl 0,5 M Pada Katoda [kuning (–)], timbul
banyak gelembung pada elektrode
hingga volume tabung, kemudian masukkan karbon, gelembung bergerak ke atas

elektrode karbon pada masing – masing mulut dengan cepat, dan pH = 14.

tabung U. Hubungkan dengan sumber arus, Pada Anoda [merah (+)], timbul sedikit
biarkan kira – kira 2 menit, kemudian celupkan gelembung pada elektrode karbon,
kertas indikator universal pada kedua mulut gelembung hanya menempel pada
tabung U, amati perubahan warna yang terjadi. batang karbon, dan pH = 7.

4. Isi tabung U dengan larutan KBr 0,5 M hingga Pada Katoda [kuning (–)], timbul
banyak gelembung pada elektrode

volume tabung, kemudian masukkan karbon, gelembung bergerak ke atas


dengan cepat, dan pH = 14.
elektrode karbon pada masing – masing mulut
Pada Anoda [merah (+)], timbul sedikit
tabung U. Hubungkan dengan sumber arus,
gelembung, larutan KBr secara perlahan
biarkan kira – kira 2 menit, kemudian celupkan
berubah menjadi warna kuning, warna
kertas indikator universal pada kedua mulut
kuning tersebut perlahan bergerak ke
tabung U, amati perubahan warna yang terjadi.
bawah, dan pH = 7.

ELEKTROLISIS LARUTAN KI

NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PENGAMATAN

1. Pada Katoda [kuning (–)], timbul sedikit


Isi tabung U dengan larutan KI 0,1 M hingga
gelembung di sekitar elektrode karbon.
volume tabung, kemudian masukkan elektrode
Pada Anoda [merah (+)], larutan KI
karbon pada masing – masing mulut tabung U.
secara perlahan berubah menjadi warna
Hubungkan dengan sumber arus, biarkan kira
kuning dan warna kuning tersebut
– kira 2 menit. Catat perubahan yang terjadi
perlahan bergerak ke bawah.
pada tiap – tiap elektrode.

2. Ambil larutan dari katoda ke plat tetes dan Larutan dari Katoda [kuning (–)] pada
larutan dari anoda ke plat tetes kemudian uji plat tetes, warna larutan berubah
masing – masing dengan indikator menjadi tidak pekat atau merah muda.
Fenolptaelin (PP)
Larutan dari Anoda [merah (+)] pada
plat tetes, warna larutan menjadi lebih
pekat atau merah pekat.
3. Ambil larutan dari katoda ke plat tetes dan Larutan dari Katoda [kuning (–)] pada
larutan dari anoda ke plat tetes kemudian uji plat tetes, warna larutan menjadi putih.
masing – masing dengan larutan amilum
Larutan dari Anoda [merah (+)] pada
plat tetes, warna larutan menjadi biru
kehitaman.

B. PERCOBAAN KEDUA

Sumber arus

Elektroda Karbon Elektroda Karbon

INDIKATOR LAKMUS
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PENGAMATAN

1. Celupkan satu lembar indikator Lakmus Pada Katoda [kuning (–)], lakmus
(merah atau biru) ke dalam larutan Na 2SO4, berubah warna menjadi biru.
kemudian letakkan kertas lakmus yang telah di
Pada Anoda [merah (+)], lakmus
celupkan di atas cawan atau kaca arloji yang
berubah warna menjadi orange.
tersedia. Letakkan kedua elektrode di atasnya
(lihat pada gambar) kira – kira selana 2 – 5
menit. Amati perubahan yang terjadi dan
catatlah hasil pengamatan.

2. Celupkan satu lembar indikator Lakmus Pada Katoda [kuning (–)], lakmus
(merah atau biru) ke dalam larutan NaCl, merah berubah warna menjadi biru dan
kemudian letakkan kertas lakmus yang telah di lakmus biru tetap berwarna biru.
celupkan di atas cawan atau kaca arloji yang
Pada Anoda [merah (+)], lakmus merah
tersedia. Letakkan kedua elektrode di atasnya
tetap berwarna merah dan lakmus biru
(lihat pada gambar) kira – kira selana 2 – 5
berubah menjadi merah.
menit. Amati perubahan yang terjadi dan
catatlah hasil pengamatan.

3. Celupkan satu lembar indikator Lakmus Pada Katoda [kuning (–)], lakmus
(merah atau biru) ke dalam larutan CuSO 4, berubah warna menjadi biru.
kemudian letakkan kertas lakmus yang telah di
Pada Anoda [merah (+)], lakmus
celupkan di atas cawan atau kaca arloji yang
berubah warna menjadi orange.
tersedia. Letakkan kedua elektrode di atasnya
(lihat pada gambar) kira – kira selana 2 – 5
menit. Amati perubahan yang terjadi dan
catatlah hasil pengamatan.

4. Celupkan satu lembar indikator Lakmus Pada Katoda [kuning (–)], lakmus
(merah atau biru) ke dalam larutan KBr, merah berubah warna menjadi biru dan
kemudian letakkan kertas lakmus yang telah di lakmus biru tetap berwarna biru.
celupkan di atas cawan atau kaca arloji yang
Pada Anoda [merah (+)], lakmus merah
tersedia. Letakkan kedua elektrode di atasnya
tetap berwarna merah dan lakmus biru
(lihat pada gambar) kira – kira selana 2 – 5
berubah menjadi merah.
menit. Amati perubahan yang terjadi dan
catatlah hasil pengamatan.

5. Celupkan satu lembar indikator Lakmus Pada Katoda [kuning (–)], lakmus
(merah atau biru) ke dalam larutan KI, merah berubah warna menjadi biru dan
kemudian letakkan kertas lakmus yang telah di lakmus biru tetap berwarna biru.
celupkan di atas cawan atau kaca arloji yang
Pada Anoda [merah (+)], lakmus
tersedia. Letakkan kedua elektrode di atasnya
berubah warna menjadi kuning muda.
(lihat pada gambar) kira – kira selana 2 – 5
menit. Amati perubahan yang terjadi dan
catatlah hasil pengamatan.

IV. PEMBAHASAN

Elektrolisis merupakan aliran listrik yang menyebabkan terjadinya suatu reaksi kimia yaitu
reaksi redoks. Pada peristiwa elektrolisis ini terjadi reaksi redoks tak spontan karena aliran listrik yang
dialirkan pada susunan sel elektrolisisnya. Susunan sel elektrolisis salah satunya terdiri dari sebuah
wadah, elektroda, elektrolit dan sumber arus searah. Terdapat dua macam elektroda dalam susunan sel
elektrolisis yaitu elektroda positif ( Anoda ) tempat berkumpulnya ion – ion negatif dan elektroda
negatif ( Katoda ) tempat berkumpulnya ion – ion positif. Pada Anoda terjadi reaksi oksidasi. Lalu
pada Katoda terjadi reaksi reduksi. Pada percobaan kali ini, wadah yang digunakan adalah pipa U,
elektroda yang digunakan adalah karbon yang merupakan elektroda inert (sukar bereaksi), berbagai
jenis larutan elektrolit dengan konsentrasi 0,5 M, dan batu baterai sebagai sumber arus. Lalu elektroda
di hubungkan dengan arus listrik sehingga timbulnya aliran elektron yang arahnya berlawanan dengan
arus listrik.

Pada percobaan pertama terdapat 4 macam kegiatan yaitu :


1. Elektrolisis larutan Na 2SO4. Pada Katoda terjadi reaksi reduksi dimana yang tereduksi
adalah air. Pada hal ini air tereduksi karena memilki potensial reduksi yang lebih besar dari Natrium.
Lalu pada Anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana yang teroksidasi adalah air. Pada hal ini air
teroksidasi karena ion sisa asam yaitu SO 42- memiliki potensial oksidasi lebih rendah daripada air.
Dapat dituliskan reaksinya sebagai berikut :
1. Na2SO4(aq) 2Na+(aq) + SO42-(aq) ( Na2SO4 terionisasi )
2. Katode : 2H2O (aq) + 2 2OH- (aq) + H2 (g)
3. Anode : 2H2O (aq) 4H+(aq) + O2 (g) + 4
Dari reaksi diatas diketahui bahwa pada Katode terdapat gelembung gas H 2 dan ion OH- hasil
elektrolisi hal ini menjelaskan bahwa gelembung – gelembung yang terdapat di Katoda pada hasil
percobaan adalah gelembung gas H 2 dan pH 10 yang ditunjukan pada kertas lakmus disebabkan oleh
ion OH-. Lalu pada Anoda terdapat gelembung gas O 2 hasil elektrolisis hal ini menjelaskan bahwa
gelembung – gelembung yang terdapat di Anoda pada hasil percobaan adalah gelembung gas O 2.

2. Elektrolisis larutan CuSO4. Pada Katoda terjadi reaksi reduksi dimana yang tereduksi adalah
air. Pada hal ini air tereduksi karena memilki potensial reduksi yang lebih besar dari Kalium. . Lalu
pada Anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana yang teroksidasi adalah air. Pada hal ini air teroksidasi
karena ion sisa asam yaitu SO 42- memiliki potensial oksidasi lebih rendah daripada air. Dapat
dituliskan reaksinya sebagai berikut :
1. CuSO4(aq) Cu+(aq) + SO42-(aq) ( CuSO4 terionisasi )
2. Katode : 2H2O (aq) + 2 2OH- (aq) + H2 (g)
3. Anode : 2H2O (aq) 4H+(aq) + O2 (g) + 4
Dari reaksi diatas diketahui bahwa pada Katode terdapat gelembung gas H 2 dan ion OH- hasil
elektrolisi hal ini menjelaskan bahwa gelembung – gelembung yang terdapat di Katoda pada hasil
percobaan adalah gelembung gas H2. Lalu pada Anoda terdapat gelembung gas O2 hasil elektrolisis hal
ini menjelaskan bahwa gelembung – gelembung yang terdapat di Anoda pada hasil percobaan adalah
gelembung gas O2.

3. Elektrolisis larutan NaCl. Pada Katoda terjadi reaksi reduksi dimana yang tereduksi adalah
air. Pada hal ini air tereduksi karena memilki potensial reduksi yang lebih besar dari Natrium. Lalu
pada Anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana yang teroksidasi adalah ion Cl -. Karena ion Cl- memiliki
potensial oksidasi lebih besar daripada air. Dapat dituliskan reaksinya sebagai berikut :
1. NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq) ( NaCl terionisasi )
2. Katode : 2H2O (aq) + 2 2OH- (aq) + H2 (g)
3. Anode : 2Cl- (aq) Cl2 (g) + 2
Dari reaksi diatas diketahui bahwa pada Katode terdapat gelembung gas H 2 dan ion OH- hasil
elektrolisi hal ini menjelaskan bahwa gelembung – gelembung yang terdapat di Katoda pada hasil
percobaan adalah gelembung gas H 2 dan pH 14 yang ditunjukan pada kertas lakmus disebabkan oleh
ion OH-. Lalu pada Anoda terdapat gelembung gas Cl 2 hasil elektrolisis hal ini menjelaskan bahwa
gelembung – gelembung yang terdapat di Anoda pada hasil percobaan adalah gelembung gas Cl 2.

4. Elektrolisis larutan KBr. Pada Katoda terjadi reaksi reduksi dimana yang tereduksi adalah
air. Pada hal ini air tereduksi karena memilki potensial reduksi yang lebih besar dari Kalium. Lalu
pada Anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana yang teroksidasi adalah ion Br -. Karena ion Br- memiliki
potensial oksidasi lebih besar daripada air. Dapat dituliskan reaksinya sebagai berikut :
1. KBr (aq) K+(aq) + Br-(aq) (KBr terionisasi )
2. Katode : 2H2O (aq) + 2 2OH- (aq) + H2 (g)
3. Anode : 2Br- (aq) Br2 (g) + 2
Dari reaksi diatas diketahui bahwa pada Katode terdapat gelembung gas H 2 dan ion OH- hasil
elektrolisi hal ini menjelaskan bahwa gelembung – gelembung yang terdapat di Katoda pada hasil
percobaan adalah gelembung gas H 2 dan pH 14 yang ditunjukan pada kertas lakmus disebabkan oleh
ion OH-. Lalu pada Anoda terdapat gelembung gas Br 2 hasil elektrolisis hal ini menjelaskan bahwa
gelembung – gelembung yang terdapat di Anoda pada hasil percobaan adalah gelembung gas Br 2.

ELEKTROLISIS LARUTAN KI
Elektrolisis larutan KI. Pada Katoda terjadi reaksi reduksi dimana yang tereduksi adalah air.
Pada hal ini air tereduksi karena memilki potensial reduksi yang lebih besar dari Kalium. Lalu pada
Anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana yang teroksidasi adalah ion I -. Karena ion I- memiliki potensial
oksidasi lebih besar daripada air. Dapat dituliskan reaksinya sebagai berikut :
1. KI (aq) K+(aq) + I-(aq) (KI terionisasi )
2. Katode : 2H2O (aq) + 2 2OH- (aq) + H2 (g)
3. Anode : 2I- (aq) I2 (g) + 2
Dari reaksi diatas diketahui bahwa pada Katode terdapat gelembung gas H 2 dan ion OH- hasil
elektrolisis hal ini menjelaskan bahwa gelembung – gelembung yang terdapat di Katoda pada hasil
percobaan adalah gelembung gas H2. Lalu pada Anoda terdapat gelembung gas I2 hasil elektrolisis hal
ini menjelaskan bahwa gelembung – gelembung yang terdapat di Anoda pada hasil percobaan adalah
gelembung gas I2 dan warna larutannya berubah menjadi kuning.

Untuk menentukan pH pada elektrolisis larutan KI digunakan indikator Fenolptalein (PP).


Diambil beberapa tetes larutan hasil elektrolisis di Katoda lalu diteteskan di plat tetes dan ditetesi PP.
Warna larutannya menjadi tidak pekat atau merah muda, hal ini menunjukan bahwa pH larutan hasil
elektrolisis di Katoda berkisar antara 7,6 – 8,3. Lalu pada tetesan hasil elektrolisis di Anode warna
larutannya menjadi lebih pekat atau merah pekat, hal ini menunjukan bahwa pH larutan hasil
elektrolisi di Katoda berkisar antara 8,3 – 10,0.

Untuk mengetahui ada tidaknya I2 ( Iodium ) pada elektrolisis larutan KI digunakan amilum
( Kanji ) sebagai indikator. Diambil beberapa tetes larutan hasil elektrolisis di Katoda lalu diteteskan di
plat tetes dan diberi amilum. Warna larutannya menjadi warna putih, hal ini menunjukan bahwa tidak
terdapat amilum pada hasil elektrolisiss di Katoda. Lalu pada tetesan hasil elektrolisis di Anode warna
larutannya menjadi biru kehitaman., hal ini menunjukan bahwa terdapat amilum pada hasil elektrolisis
di Anoda.

Pada percobaan pertama terdapat 5 macam kegiatan yaitu :

1. Pencelupan indikator Lakmus (merah atau biru) ke dalam larutan Na 2SO4, kemudian
letakkan kertas lakmus yang telah di celupkan di atas cawan atau kaca arloji yang tersedia. Setelah
dicelupkan setelah 2 – 5 menit dan indicator lakmus pada Katoda berubah warna menjadi biru dan
pada ada Anoda berubah warna menjadi orange. Hal ini disebabkan karena di Katoda terdapat ion OH -
hasil elektrolisis Na2SO4 yang menyebabkan kertas lakmus berubah menjadi warna biru, Lalu pada
Anode larutannya bersifat netral yang menyebabkan kertas lakmus berubah menjadi warna orange.

2. Pencelupan indikator Lakmus (merah atau biru) ke dalam larutan CuSO 4, kemudian
letakkan kertas lakmus yang telah di celupkan di atas cawan atau kaca arloji yang tersedia. Setelah
dicelupkan setelah 2 – 5 menit dan indicator lakmus pada Katoda berubah warna menjadi biru dan
pada ada Anoda berubah warna menjadi orange. Hal ini disebabkan karena di Katoda terdapat ion OH -
hasil elektrolisis CuSO4 yang menyebabkan kertas lakmus berubah menjadi warna biru, Lalu pada
Anode larutannya bersifat netral yang menyebabkan kertas lakmus berubah menjadi warna orange.

3. Pencelupan indikator Lakmus (merah atau biru) ke dalam larutan NaCl, kemudian letakkan
kertas lakmus yang telah di celupkan di atas cawan atau kaca arloji yang tersedia. Setelah dicelupkan
setelah 2 – 5 menit dan indicator lakmus pada Katoda berubah warna menjadi biru dan pada ada
Anoda berubah warna menjadi orange. Hal ini disebabkan karena di Katoda terdapat ion OH - hasil
elektrolisis NaCl yang menyebabkan kertas lakmus berubah menjadi warna biru, Lalu pada Anode
larutannya bersifat netral yang menyebabkan kertas lakmus berubah menjadi warna orange.

4. Pencelupan indikator Lakmus (merah atau biru) ke dalam larutan KBr, kemudian letakkan
kertas lakmus yang telah di celupkan di atas cawan atau kaca arloji yang tersedia. Setelah dicelupkan
setelah 2 – 5 menit dan indicator lakmus pada Katoda berubah warna menjadi biru dan pada ada
Anoda berubah warna menjadi orange. Hal ini disebabkan karena di Katoda terdapat ion OH - hasil
elektrolisis KBr yang menyebabkan kertas lakmus berubah menjadi warna biru, Lalu pada Anode
larutannya bersifat netral yang menyebabkan kertas lakmus berubah menjadi warna orange.

5. Pencelupan indikator Lakmus (merah atau biru) ke dalam larutan KI, kemudian letakkan
kertas lakmus yang telah di celupkan di atas cawan atau kaca arloji yang tersedia. Setelah dicelupkan
setelah 2 – 5 menit dan indicator lakmus pada Katoda berubah warna menjadi biru dan pada ada
Anoda berubah warna menjadi orange. Hal ini disebabkan karena di Katoda terdapat ion OH - hasil
elektrolisis KI yang menyebabkan kertas lakmus berubah menjadi warna biru, Lalu pada Anode
larutannya bersifat netral yang menyebabkan kertas lakmus berubah menjadi warna orange.

V. KESIMPULAN
Reaksi redoks terjadi berdasarkan tingkat potensial reduksi suatu unsur. Suatu unsure
akan dapat mengalami oksidasi mapun reduksi berantung pada potensial reduksi yang dia
miliki.
Pada elektrolisis di Katode reaksi kimia yang terjadi ialah reduksi sehingga pada
Katode, unsur yang memiliki potensial reduksi yang tinggilah yang mampu mengalami reaksi
dan membentuk zat hasil ellektrolisis. Begitu pula pada Anoda tempat terjadinya oksidasi,
unsur yang memiliki potensial reduksi terendahlah yang mampu untuk mengalami reaksi
oksidasi dan membentuk zat hasil elektrolisis.
VI. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Univeritas Haluoleo. Kendari

Anshory, Irfan. 1984. Kimia. Ganeca Exact Bandung.

Atkins, P.W. 1990. Kimia Fisika. Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Dogra.1998. Kimia Fisiska. Universitas Indonesia. Jakarta.

Keenan. 1984. Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.

Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip Terapan Modern Jilid 1 Edisi Keempat. Erlangga.
Jakarta.
Reksa, Heri. 2007. Paham Kimia. CV. RICARDO. Jakarta Selatan.
Anshory, Irvan. 1994. Kimia SMU 3. Erlangga. Jakarta.
Sudarmono, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XII. Erlangga. Jakarta.
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XII. Erlangga. Jakarta.
Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XII. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai