TB Pada Anak
TB Pada Anak
C.Landasan Teori
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik. Proses elektrolisis
merupakan reaksi redoks yang tidak spontan yang berlangsungnya memerlukan energi.
Energi yang dipergunakan pada proses elektrolisis berasal dari arus listrik searah.
Jika kita celupkan batang elektrode yang masing-masing bertindak sebagai anoda dan
katoda ke dalam suatu larutan elektrolit yang akan dielektrolisis, maka di dalam sel
elektrolisis berlangsung reduksi pada katoda ( - ) dan oksidasi pada anoda ( + ). Jika kedua
elektroda tersebut diberi arus listrik yang masuk ke dalam larutan melalui elektroda maka
terjadilah reaksi redoks. Jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan, maka kation akan
mengalami reduksi dengan menangkap electron, sedangkan anion akan mengalami oksidasi
dengan melepaskan elektron, ini terjadi pada elektrolisis larutan elektrolit dalam air.
Spesi yang terlibat dalam reaksi katode dan anode bergantung pada potensial
elektrode dari spesi tersebut, dengan ketentuan sebagi berikut :
Spesi yang mengalami reduksi di katode adalah spesi yang potensial reduksinya
paling besar.
Spesi yang mengalami oksidasi di anode adalah spesi yang potensial oksidasinya
palng besar.
Reaksi di Katode ( reduksi )
Reaksi di katode bergantung pada jenis kation dalam larutan. Jika kation
berasal dari logam-logam aktif ( logam golongan IA, IIA, Al dan Mn ), yaitu logam
yang potensial standar reduksinya lebih kecil ( lebih negative daripada air ) , maka air
( H2O ) yang akan tereduksi.
Reaksi di anode bergantung pada jenis anion larutan. Jika anode terbuat dari
elektrode inert ( Pt, Au, C ) maka reaksi di anode akan bergantung pada jenis anion
larutan. Dan jika ada anion sisa asam ( SO 42-, NO3- , PO43- , F- ) yang mempunyai
potensial elektrode lebih negative dari air, maka yang teroksidasi adalah air ( H2O ).
Jika anion lebih mudah dioksidasi daripada air seperti Br - dan I- , maka anion itu yang
teroksidasi.
Kegiatan 1 Elektrolisis Larutan Na2SO4 0,5 M, CuSO4 0,5 M, NaCl 0,5 M, KBr 0,5
M.
Isi tabung U dengan larutan CuSO4 0,5 M hingga 3/4 Pada Katoda [kuning (–)],
volume tabung, kemudian masukkan elektrode karbon timbul endapan merah bata
pada masing-masing mulut tabung U. Hubungkan pada ujung elektrode
1.
dengan sumber arus, biarkan kira-kira 2 menit, karbon.
kemudian celupkan kertas indicator universal pada Pada Anoda [merah (+)],
kedua mulut tabung U, amati perubahan warna yang timbul gelembung pada
terjadi. elektrode karbon dan
gelembung tersebut
menempel pada elektrode
karbon.
Isi tabung U dengan larutan NaCl 0,5 M hingga 3/4 Pada Katoda [kuning (–)],
volume tabung, kemudian masukkan elektrode karbon timbul banyak gelembung
pada masing-masing mulut tabung U. Hubungkan pada elektrode karbon,
2. dengan sumber arus, biarkan kira-kira 2 menit, gelembung bergerak ke
kemudian celupkan kertas indicator universal pada atas dengan cepat, dan pH
kedua mulut tabung U, amati perubahan warna yang = 14.
terjadi. Pada Anoda [merah (+)],
timbul sedikit gelembung
pada elektrode karbon,
gelembung hanya
menempel pada batang
karbon, dan pH = 7.
Isi tabung U dengan larutan KBr 0,5 M hingga 3/4 Pada Katoda [kuning (–)],
volume tabung, kemudian masukkan elektrode karbon timbul banyak gelembung
pada masing-masing mulut tabung U. Hubungkan pada elektrode karbon,
3.
dengan sumber arus, biarkan kira-kira 2 menit, gelembung bergerak ke
kemudian celupkan kertas indicator universal pada atas dengan cepat, dan pH
kedua mulut tabung U, amati perubahan warna yang = 14.
terjadi. Pada Anoda [merah (+)],
timbul sedikit gelembung,
larutan KBr secara
perlahan berubah menjadi
warna kuning, warna
kuning tersebut perlahan
bergerak ke bawah, dan pH
= 7.
Isi tabung U dengan larutan KI 0,5 M hingga 3/4 Pada Katoda [kuning (–)],
volume tabung, kemudian masukkan elektrode karbon timbul sedikit gelembung di
1 pada masing-masing mulut tabung U. Hubungkan sekitar elektrode karbon.
dengan sumber arus, biarkan kira-kira 2 menit. Amati Pada Anoda [merah (+)],
perubahan warna yang terjadi. larutan KI secara perlahan
berubah menjadi warna
kuning dan warna kuning
tersebut perlahan bergerak
ke bawah.
Ambil larutan dari katoda ke plat tetes dan larutan dari Larutan dari Katoda [kuning
anoda ke plat tetes, kemudian diuju masing-masing (–)] pada plat tetes, warna
2 dengan indikator fenolptalein ( pp ). Amati perubahan larutan berubah menjadi
warna yang terjadi. tidak pekat atau merah
muda.
Larutan dari Anoda [merah
(+)] pada plat tetes, warna
larutan menjadi lebih pekat
atau merah pekat.
Ambil larutan dari katoda ke plat tetes dan larutan dari Larutan dari Katoda [kuning
anoda ke plat tetes, kemudian diuju masing-masing (–)] pada plat tetes, warna
3 dengan indikator amilum. Amati perubahan warna larutan menjadi putih.
yang terjadi. Larutan dari Anoda [merah
(+)] pada plat tetes, warna
larutan menjadi biru
kehitaman.
Kegiatan 3
F. Kesimpulan
Sel elektrolisis adalah reaksi redoks yang terjadi karena adanya sumber listrik.
Reaksi di katoda (-) mengalami reduksi, sedangkan di anoda (+) mengalami oksidasi.
Potensial elektroda dipengaruhi oleh konsentrasi dan jenis elektrodanya.
Untuk menuliskan reaksi elektrolisis dalam larutan elektrolit faktor yang
dipertimbangkan adalah
Reaksi yang berkompetisi pada tiap-tiap elektroda
- Spesi yang mengalami reduksi dikatoda adalah yang mempunyai
potensial elektroda yang lebih positif.
- Spesi yang mengalami oksidasi di anoda adalah spesi yang mempunyai
potensial elektroda yang lebih negatif.
Jenis elektroda, apakah inert/aktif.
Elektroda inert adalah elektroda yang tidak terlibat dalam reaksi. Elektroda
inert yang sering digunakan adalah platina dan grafit.
DAFTAR PUSTAKA