Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS WATUBELAH
Jl. Tangkil gede No.5 kelurahan watubelah – Sumber Telp. ( 0231 ) 320423
e-mail : pkmwatubelah@yahoo.co.id

KERANGKA ACUAN
KEGIATAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KASUS CAMPAK
UPT PUSKESMAS WATUBELAH

A. Pendahuluan
Survailens epidemiologi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
manajemen kesehatan untuk memberikan dukungan data dan informasi
epidemiologi agar pengolaan program kesehatan dapat berdaya guna secara
optimal. Informasi epidemiologi yang berkualitas, cepat dan akurat merupakan
evidence atau bukti untuk di gunakan dalam proses pengambilan kebijakan yang
tepat dalam pembangunan kesehatan. Dalam rangka pelaksanaan survailans
epidemiologi. Direktorat jendral PPM & PL telah membuat beberapa produk hukum
survailans sebagai pedoman pelaksanaan survailans yang perlu di ketahui oleh
semua jajaran kesehatan (Dinas kesehatan provinsi,dinas kesehatan
kabupaten/kota, puskesmas dan rumah sakit) khususnya surveilans serta pihak
pihak yang terkait dalam pelaksanaan survailans .
Landasan Hukum Tugas Fungsi / Kebijakan Pelaksanaan survailans di Indonesia
dilaksanakan berdasarkan beberapa undang-undang dan peraturan sebagai dasar
dalam menentukan kebijaksanaan pembinaan. Dasar hukum/ketentuan
perundangan dan peraturan dimaksud adalah:
(1) Peraturan Pemerintah RI no 25 tahun 2000, Bab II pasal 2 ayat 3. 10.j
menyatakan bahwa salah satu kewenangan pemerintah di bidang kesehatan
adalah surveilans epidemiologi serta pengaturan pemberantasan dan
penanggulangan wabah penyakit
(2) undang-undang No 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular
(3) Surat keputusan menteri kesehatan No 1479 tahun 2003 tentang surveilans
terpadu penyakit
(4) Peraturan menteri kesehatan tentang sistem kewaspadaan dini KLB no 949
tahun 2004
(5) surat keputusan menteri kesehatan no 1116 tahun 2003 tentang pedoman
penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan.
Tahun 2008 pemeriksaan laboratorium terhadap seluruh kasus klinis campak
mulai dilaksanakan di 2 provinsi yaitu yogyakarta dan bali, selanjutnya pelaksanaan
pemeriksaan laboratorium terus dikembangkan di beberapa provinsi di indonesia.
Sampai tahun 2012, 10 provinsi telah melaksanakan pemeriksaan laboratorium
terhadap seluruh kasusnya dan 23 provinsi lainnya baru melaksanakan
pemeriksaan laboratorium terhadap 20 % kasus klinis campak.bdengan semakin
menurunnya jumlah kasus campak diharapkan jumlah provinsi yang melakukan
pemeriksaan laboratorium terhadap seluruh kasus campaknya dapat ditingkatkan
secara bertahap sehingga tahun 2015 telah dapat dilaksanakan di seluruh provinsi

B. Latar Belakang
Untuk menuju Indonesia sehat maka pemerintah mencanangkan program
survailans epidemiologi penyakit, penyelenggaraan survailans epidemiologi
kesehatan wajib di lakukan oleh setiap instasi kesehatan provinsi, instansi
kesehatan kabupaten/kota dan lembaga masyarakat dan swasta baik secara
fungsional atau struktural.
Sidang World health assembly ( WHA ) pada bulan Mei 2010 menyepakati
pencapaian pengendalian penyakit campak pada tahun 2015 yaitu :
1. Mencapai cakupan imunisasi campak dosis pertama > 90 % secara nasional
dan minimal 80 % diseluruh kabupaten / kota
2. Menurunkann angka insiden campak menjadi < 5/100.000 setiap tahun dan
mempertahankannya
3. Menurunkan angka kematian minimal 95 % dari perkiraan angka kematian
tahun 2000
Untuk mencapai tujuan pengendalian penyakit campak tersebut dilakukan
beberapa upaya :
- Imunisasi
- Penyelidikan dan manajemen kasus pada semua KLB campak
- Melaksanakan imunisasi campak berbasis kasus individu ( case based
measles surveilans ) dengan pemeriksaan serologi terhadap kasus tersangka
campak ( suspect )

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
a. Mengidentifikasi daerah maupun populasi risiko tinggi kemungkinan akan
terjadinya transmisi campak
b. Memantau kemajuan program pemberantasan campak

2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya pengumpulan data campak untuk mengetahui gambaran
epidemiologi yang meliputi waktu, tempat kejadian, umur dan status
imunisasi di puskesmas
b. Terlaksananya penyelidikan epidemiologi setiap KLB campak dan konfirmasi
laboratorium
c. Terlaksananya analisis data campak dan faktor risiko disetiap tingkat
administrasi kesehatan
d. Terdiseminasina hasil analisis informasi kepada unit terkait
e. Terwujudnya pengambilan keputusan dengan menggunakan data surveilans

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Pelaksanakan kegiatan pokok surveilans campak
a. Pengumpulan data
- Sumber data dari puskesmas dan puskesmas pembantu
- Sumber data dari dokter praktek, bidan, perawat dan pelayanan kesehatan
swasta
- Masyarakat / posyandu maupun etugas desa siaga
b. Pencatatan dan pelaporan
- Petugas surveilans puskesmas harus memastikan bahwa setiap kasus
campak yang ditemukan baik yang berasal dari dalam maupun luar wilayah
kerja, telah dicatat dalam format C1 dan dilaporkan ke dinas kesehatan kab /
kota setiap bulan
- Setiap minggu direkap dalam W2/PWS KLB dan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kab / Kota sebagai alat SKD KLB ( dapat dikirim melalui SMS
Gateway )
- Setiap kasus campak yang datang ke puskesmas diberi nomor Epid oleh
petugas puskesmas
c. Pengambilan spesimen
1. Puskesmas
- Kasus campak yang datang di puskesmas di ambil sampel darah untuk
mendapatkan serum
- Serum dikirimlangsung atau setiap hari senin atau kamis ke kab / prov
- Bila tidak dikirim langsung, spesimen disimpan dilemari es ( bukan di freezer )
2. Praktek Swasta
- Rujuk ke lab RS atau Lab puskesmas untuk pengambilan spesimen serum

d. Umpan balik
- Sasaran :Kepala Puskesmas dan seluruh pengelola program, petugas Pustu
- Frekuensi : Setiap bulan
- Caranya : Pertemuan Minilok Bulanan Puskesmas
- Isi : PWS imunisasi, maping populasi rentan, grafik kecenderungan
kasus campak, status imunisasi kasus dan distribusi kasus menurut umur,
permasalahan imunisasi dan surveilans secara umum ( logistik dan
ketenagaan )

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


Kegiatan survailans epidemiologi terhadap kasus klinis campak ( CBMS )
sesuai dengan tata nilai puskesmas watubelah yaitu profesional, ramah, inovatif
dan akuntabel. Adapun prosedur penangan kasus klinis campak yaitu sebagai
berikut :
1. Petugas surveilens menerima laporan kasus dari RS/Dinkes/masyarakat
atau mengkaji register puskesmas untuk melihat jumlah kasus Campak.
2. Petugas mencatat laporan di buku catatan kasus.
3. Menentukan jadwal atau kunjungan PE
4. Petugas menyiapkan peralatan
5. Petugas mendatangi lokasi untuk mengetahui adanya kasus tambahan
dengan cara wawancara terhadap masyarakat, keluarga kasus dan tokoh
masyarakat.
6. Petugas melakukan pemeriksaan jika demam >38° c selama 3 hari atau
disertai bercak kemerahan berbentuk makulopapular, batuk, pilek, atau
mata merah (konjungivitis) dirumah penduduk.
7. Berikan pengobatan simptomatis ( Antibiotik / Vitamin A dosis tinggi sesuai
usia )
8. Catat dan kirim ke DINKES Kab/ Kota.
9. Ambil spesimen serum darah dan kirim ke Dinas Kesehatan.
10. Pencatatan pelaporan.

F. Sasaran
Semua penderita yang menjadi kasus campak klinis atau konfirmasi di
wilayah kerja UPT Puskesmas Watubelah dan yang menjadi resiko populasi
kasus campak dan di tangani dari 1 x 24 jam

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan Kegiatan Surveilans terhadap kasus campak klinis atau konfirmasi
bersifat insidentil ( mendadak ) sehingga dalam perencanaan pelaksanaan PE
kasus klinis campak terjadwal sepanjang tahun atau setiap bulan. Pada bulan
januari sudah terdapat 2 kasus Klinis campak dengan rincian pelaksanaan :
1. Kasus Pertama
- Tanggal laporan diterima : 12 Januari 2017
- Tanggal pelacakan : 13 Januari 2017
- Tanggal pengambilan sampel : 12 Januari 2017
- Alamat : Kelurahan Kaliwadas Rt 01/06
2. Kasus Kedua
- Tanggal laporan diterima : 19 Januari 2017
- Tanggal pelacakan : 20 Januari 2017
- Tanggal pengambilan sampel : 20 Januari 2017
- Alamat : Kelurahan Pasalakan Rt 01/04

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan survailans campak dilaksanakan setelah
kegiatan PE dengan pelaporan hasil yang dicapai pada bulan tersebut di analisis
dan dibuat rencana tindak lanjutnya kemudian dilaporkan kepada kepala
Puskesmas dan dilaporkan ke dinas kesehatan.
I. Pencatatan Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pelaporan dan pencatatan disusun secara sistematis sehingga hasilnya dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi.
Mengetahui, Watubelah, 20 Januari 2017
Kepala UPT Puskesmas Watubelah Petugas Surveilans

Dr. Hj. Nilawati Ns.Harry Tony Rachman


NIP. 19621030 200210 2 001 NIP.19801027 200801 1 004

SKPD : Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon


Program : Survailance Epidemiologi Kesehatan
Kegiatan : Untuk mengamati terjadinya wabah, pengumpulan data dan
penyelidikan KLB
Capaian Program : Meningkatkan kewaspadaan serta respon kejadian luar biasa
yang cepat dan tepat, Untuk menilai dan memantau
pelaksanaan program pemberantasan penyakit menular dan
program-program kesehatan lainnya seperti program
mengatasi kecelakaan, program kesehatan gigi, program
kesehatan gigi, program gizi dan lain lain

Input (Masukan) : Data jumlah daerah yang rawan dan data berapa kejadian secara
keseluruhan
Output : Terbentuknya unit yang melayani penanganan daerah khusus
wabah penyakit menular
Outcome (Hasil) : Meningkatnya derajat kesehatan dan meminimalisir KLB

Anda mungkin juga menyukai