Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi
atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Tahap
ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokum
entasi (Iyer, Taptich & bernocchi-Losey, 1996).
Secara tradisional, rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan
tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi. Sebagaiman disebutkan
sebelumnya, rencana keperawatan merupakan metode komunikasi tentang asuhan
keperawatan kepada klien. Setiap klien yang memerlukan asuhan keperawatan perlu suatu
perencanaan yang baik.
Dokumentasi keperawatan dimulai dari pengumpulan data dan analisa masalah.
Kemudian perawat memasukkan informasi ini dalam catatan perawatan untuk memikirkan
rencana perawatan. Prioritas masalah klien berdasarkan hasil dan jenis tindakan perawatan
yang memberikan koreksi terhadap cara kerja perawat demi pencapaian tujuan. Penetapan
rencana perawatan yang lengkap adalah mekanisme dari proses keperawatan

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah definisi dari perencanaan keperawatan?
2. Apakah sajakah jenis-jenis dan komponen perencanaan keperawatan?
3. Bagaimana ruang lingkup dari perencanaan keperawatan?
4. Bagaimana prinsip penulisan perencanaan keperawatan?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi dari perencanaan keperawatan


2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dan komponen perencanaan keperawatan
3. Untuk mengetahui ruang lingkup dari perencanaan keperawatan
4. Untuk mengetahui apa saja prinsip penulisan perencanaan keperawatan

1.4. Metode

1. Seminar
2. Diskusi

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perencanaan Keperawatan


Perencanaan adalah langkah ketiga dari proses keperawatan. Dalam
perencanaan keperawatan, perawat menetapkannya berdasarkan hasil pengumpulan
data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan petunjuk dalam membuat
tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah, menurunkan, atau mengeliminasi
masalah kesehatan klien.
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan
dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. (Potter & Perry, 2005). Dalam menetapkan
perencanaan seorang perawat perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak yakni klien,
keluarga, serta petugas medis lain seperti dokter, ahli farmasi dan nutrisionist.
Menurut Kozier et al. (1995) perencanaan adalah sesuatu yang telah
dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan
meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan masalah.
Tahap perencanaan memberi kesempatan kepada perawat, klien, keluarga, dan
orang terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan guna mengatasi
masalah yang dialami klien.
Perencanaan merupakan petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat
rencana tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan
kebutuhannya berdasarkan diagnosa keperawatan.
Perencaan merupakan fungsi organik manajemen yang merupakan dasar atau
titik tolak dan kegiatan pelaksaan kegiatan tertentu dalam usaha mencapai tujuan.

2
2.2 Jenis-jenis dan komponen perencanaan keperawatan
Perencanaan dan tindakan keperawatan adalah tahap dalam proses keperawatan
berdasarkan masalah actual dari klien. Maksud dokumentasi adalah menemukan
secara tepat sebagai gambaran intervensi keperawatan yang meliputi :
1. Intervensi terapeutik
Tindakan terapeutik adalah asuhan keperawatan yang langsung sesuai keadaan
klien. Rencana keperawatan yang lebih dari satu harus di kerjakan sungguh-
sungguh sesuai prioritas masalah dalam diagnosa keperawatan.
2. Intervensi pemantapan/ observasi
Proses ini membutuhkan ketajaman observasi perawat, termasuk keterampilan
mengevaluasi yang tepat. Program yang lebih efektif sangat menentukan kesehatan
klien.
Perawat harus lebih melihat perkembangan yang baik dan buruk dari klien seperti:
1. Mengobservasi tanda-tanda vital
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tindakan Keperawatan (Terapeutik)
4. Therapi Medic
5. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
6. Cemas
7. Mengatur posisi
8. Mengajarkan tehnik batuk
9. Mengajarkan kegiatan untuk mengurangi stress
10. Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman
11. Mengurangi pergerakan
12. Mengatur pemberian Oksigen
13. Memeriksa sputum
14. Infus cairan elektrolit sesuai BB

3
Komponen Dokumentasi Intervensi Keperawatan
Dokumentasi intervensi mengidentifikasi mengapa sesuatu terjadi terhadap klien,
apa yang terjadi, kapan, bagaimana, dan siapa yang melakukan intervensi :
1) Why : Harus dijelaskan alasan tindakan harus dilaksanakan dan data yang ada
dari hasil dokumentasi pengkajian dan diagnosa keperawatan.
2) What : Ditulis secara jelas, ringkas dari pengobatan atau tindakan dalam
bentuk action verb.
3) When : Mengandung aspek yang penting dari dokumentasi intervensi. Pencatat
an pada waktu pelaksanaan intervensi sangat penting dalam hal pertanggung ja
waban hukum dan efektifitas tertentu.
4) How : Tindakan dilaksanakan dalam penambahan pencatatan yang lebih detail.
Misalnya, “ miring kanan atau kiri dengan bantuan perawat.” Menandakan
suatu prinsip ilmiah dan rasional dari rencana tindakan. Metode ini akan bisa
meningkatkan dalam upaya-upaya penggunaan prosedur keperawatan yang
tepat.
5) Who : siapa yang melaksanakan intervensi harus selalu dituliskan pada
dokumnetasi serta tanda tangan sebagai pertanggung jawaban.

Intervensi yang memerlukan suatu dokumnetasi khusus

Ada dua dokumentasi yang memerlukan pendokumentasian khusus yaitu :

1. Prosedur invasive
Tindakan invasive merupakan bagian yang penting dari proses
keperawatan, Karena memerlukan pengetahuan tentang IPTEK yang tinggi. Un
tuk itu pengetahuan lanjutan diperlukan dalam upaya meningkatkan tanggung j
awab dalam pemberian intervensi. Misalnya perawat memberikan transfusi, ke
moterapi, memasang kateter. Tindakan tersebut diatas akan membawa resiko y
ang tinggi pada klien terhadap komplikasi, yang tentunya perlu informed conse
nt sebelum tindakan di laksanakan.
2. Intervensi mendidik klien
Perawat berperan penting dalam mengenal kebutuhan belajar klien
dalam rencana mendidik klien dan memelihara laporan kegiatannya.

4
Rencana tindakan keperawatan meliputi :

1. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan harus merupakan prioritas utama untuk merawat
klien. Hal tersebut harus menyangkut langsung kearah situasi yang mengancam
kehidupan klien.
2. Kriteria hasil
Setiap diagnosa keperawatan harus mempunyai sedikitnya satu kriteria
hasil. Kriteria hasil dapat diukur dengan tujuan yang diharapkan yang
mencerminkan masalah klien.
3. Rencana tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan adalah memperoleh tanggung jawab mandiri,
khususnya oleh perawat yang dikerjakan bersama dengan perintah medis
berdasarkan masalah klien dan bantuan yang diterima klien adalah hasil yang
diharapkan. Masing-masing masalah klien dan hasil yang diharapkan didapatk
an paling sedikit dua rencana tindakan.

2.4 Ruang Lingkup Perencanaan keperawatan


Berpikir kritis merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan
mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan presepsi. Maka dari itu berfikir
kritis perlu dilakukan oleh perawat tentunya dalam penerapan profesionalisme,
pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis terutama dalam merencanakan tindakan
keperawatan .Seorang pemikir yang baik tentu juga seorang perawat yang baik. Perawat
setiap hari mengambil keputusan sehingga menggunakan keterampilan berfikirnya
yang meliputi pengetahuan dari berbagai subjek dan lingkungannya serta menangani
perubahan yang berasal dari stresor lingkungan.
Setelah merumuskan diagnose keperawatan spesifik, perawat menggunakan
keterampilan berpikir kritis untuk menetapkan prioritas diagnose dengan membuat
peringkat dalam uruan kepentingannya . Prioritas ditegakkan untuk mengidentifikasi
urutan intervensi keperawatan ketika klien mempunyai masalah atau perubahan
multiple (Carpenito, 1995).
Menetapkan prioritas bukan semata-mata memberikan nomor pada diagnose
keperawatan dengan dasar keparahan dan kepentingan fisiologis. Sebaliknya, prioritas
pemilihan adalah metoda yang digunakan perawat dank klien yang secara mutualisme

5
membuat peringkat diagnose dalam urutan kepentingan yang didasarkan pada
keinginan, kebutuhan dan keselamatan klien. Dalam hal ini Hirarki maslow (1970)
tentang kebutuhan merupakan metoda yang sangat berguna untuk merancang prioritas.
Menetapkan tujuan dan hasil yang diperkirakan juga mengharuskan perawat untuk
secara kritis mengevaluasi prioritas diagnose yang sudah ditetapkan sebelumnya,
keurgensian masalah, dan sumber klien serta sistem pelayanan perawatan kesehatan
(bandman & bandman 1995).
Tujuan dan hasil yang diperkirakan adalah pernyataan spesifik tentang prilaku atau
respon klien yang perawat antisipasi dari asuhan keperawatan. Setelah mengkaji ,
mendiagnosis dan menetapkan prioritas tentang kebutuhan perawatan kesehatan pasien,
perawat merumuskan tujuan dan hasil yang diperkirakan dengan klien untuk setiap
diagnose keperawatan (Gordon, 1994)
Intervensi, strategi, atau tindakan keperawatan dipilih setelah tujuan hasil yang
diperkirakan, ditetapkan. Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk
membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ketingkat yang diingikan
dalam hasil yang diharapkan (Gordon, 1994). Namun demikian, implementasi dari
intervensi ini terjadi selama fase implementasi proses keperawatan.
Memilih intervensi keperawatan yang sesuai adalah proses pembuatan keputusan
(Bulechek & McCloskey, 1990). Intervensi keperawatan adalah semua tindakan asuhan
yang perawat lakukan atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang
diprakarsai oleh perawat, dokter, atau intervensi kolaboratif (McCloskey & Bulechek,
1994). Perawat secara kritis mengevaluasi data pengkajian, prioritas, pengetahuan, dan
pengalaman untuk memilih tindakan yang akan secra berhasil memenuhi tujuan dan
hasil yang diperkirakan yang telah ditetapkan (Gordon, 1994). Perawat memilih
intervensi untuk mencapai setiap hasil. Metode pemilihan intervensi adalah selalu sama
tetapi tipe intervensinya adalah bersivat individual bagi klien.

6
2.5 Prinsip penulisan perencanaan keperawatan
2.5.1 Sebelum menuliskan rencana tindakan, kaji ulang semua data yang ada sumber data
yang memuaskan meliputi :
a) Pengkajian sewaktu klien masuk rumah sakit.
b) Diagnosa keperawatan sewaktu masuk rumah sakit.
c) Keluahan utama klien atau alasan dalam berhubungan dengan pelayanan
kesehatan.
d) Pemeriksaan penunjang.
e) Latar belakang sosial budaya.
f) Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Observasi dari tim kesehatan lain.
2.5.2 Daftar dan jenis masalah aktual resiko dan kemungkinan. Berikan prioritas utama
pada masalah aktual yang mengancam kesehatan.
2.5.3 Untuk mempermudah dan bisa dimengerti dalam memubuat rencana tindakan
berikanlah ganbaran dan ilustrasi : contoh: bila mungkin diagnosa khususnya sangat
membantu ketika teknologi canggih digunakan untuk perawtan klien atau ketika
menggambarkan lokasi anatomi.
2.5.4 Tuliskan dengan jelas khusus, terukur, kriteria hasil yang diharapkan untuk
menetapkan masalah bersama dengan klien tentukan keterampilan kognitif, afektif
dan psikomotor yang memerlukan perhatian.
2.5.5 Selalu ditanda-tangani dan diberi tanggal rencana tindakan, hal ini penting karena
seorang perawat profesional akan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk
melaksakan rencana tindakan yang telah tertulis.
2.5.6 Mulai rencana tindakan dengan menggunakan action verb. Catat tanda-tanda vital
setiap pergantian dines. Timbang BB setiap hari
2.5.7 Alasan prinsip specivity untuk menuliskan diagnosa keperawatan, yaitu:
a) Bagaimana prosedur akan dilaksanakan.
b) Kapan dan berapa lama.
c) Jelaskan secara singkat keperluan apa yang perlu dipenuhi, termasuk tahapan-
tahapan tindakan.
2.5.8 Tuliskan rasional dari rencana tindakan.
2.5.9 Rencana tindakan harus selalu tertulis dan ditanda-tangani
2.5.10 Rencana tindakan harus dicatat sebagai hal yang permanen
2.5.11 Klien dan keluarganaya jika memungkinkan di ikut sertakan dalam perencanaan
7
2.5.12 Rencana tindakan harus sesuai dengan waktu yang ditentukan dan diusahakan untuk
selalu diperbaharui misalnya setiap pergantian dines, setiap hari, dan atau sewaktu-
waktu diperlukan.

2.6 Contoh Intervensi dalam pemberian asuhan keperawatan

N Hari /Tgl/ Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


o Jam Keperawatan
1 Selasa, 3 Ketidakefekti Setelah 1. Observasi Vital - Untuk mengetahui
Maret fan bersihan diberikan Sign dan Perkembangan
jalan nafas asuhan keadaaan umum pasien
berhubungan keperawatan
dengan selama 3x24
peningkatan jam diharapkan 2. Beri posisi Posisi semi fowler
produksi bersihan jalan nyaman (posisi memunginkan
sputum nafas klien semi fowler) ekspansi paru dan
kembali efektif memudahkan
dengan kriteria pernafasan
hasil : 3. Kaji/pantau rate Mengetahui tingkat
- Frekuensi irama, kedalaman gangguan yang
pernafasan dan usaha terjadi dan
dalam batas respirasi membantu dalam
noral (16- menentukan
20x/mnt) intrvensi yang akan
- Irama diberikan
Pernafasan
normal 4. Monitor suara Suara nafas
- Klien mampu nafas tambahan tambahan dapat
mengeluarka menjadi indicator
n sputum gangguan kepatenan
secara efektif jalan nafas yang
- Tidak ada tentunya akan
akumulasi berpengaruh
sputum terhadap kecukupan
pertukaran O2

8
5. Monitor pola nafas Mengetahui
bradypnea, permasalahan jalan
tachypnea, nafas yang dialami
hiperventilasi dan ketidakefektifan
pola nafas klien
untuk memenuhi
kebutuhan
oksigenasi tubuh

6. Auskultasi bunyi Adanya bunyi ronchi


nafas tambahan, menandakan terdapat
ronchi, wheezing penumpukan secret
atau secret berlebih
pada jalan nafas

7. Mengajarkan batuk Mencegah obstruksi


efektif atau aspirasi,
penghisapan dapat
diperlukan bila klien
tak mampu
mengeluarkan secret
sendiri

8. Bersihkan secret Batuk efektif dapat


dari mulut membantu
mengeluarkan secret
yang ada di jalan
nafas

9. Batasi aktivitas Aktivitas berlebih


pasien dapat meningkatkan
kinerja jantung

10. Kolaborasi Meringankan kerja


pemberian O2 paru, untuk
memenuhi
kebutuhan oksigen
dalam tubuh

9
11. Kolaborasi Untuk mengurangi
pemberian bronkospasme,
broncodilator, mengencerkan dahak,
nebulizer sesuai dan mengurangi sesak
kebutuhan pasien nafas, mengurangi
tahanan terhadap
aliran udara

12. Kolaborasi dengan Mengetahui makanan


ahli gizi dalam apa saja yang
pemberian diet dianjurkan dan
psaien : bubur makanan yang tidak
boleh dikonsumsi
13. Kolaborasi Membebaskan saluran
pemberian nafas dan
antibiotic (obat mengencerkan secret
injeksi obat oral
sesuai indikasi)
meliputi :
- IVFD NaCl 0,9 %
+ aminophilyn
drip 1 amp
- Ambroxol 3 c 1
- Salbutmol 3 x 2
mg
- Nebulizer
Farbivent 1 amp
setiap 8 jam

10
BAB III

Simpulan

3.1 Penutup
Asuhan keperawatan direncanakan sesuai dengan diagnose keperawatan dan
prioritas yang dibuat untuk setiap diagnose. Kapan saja memungkinkan, perawat
dan klien bekerja sama dalam mengembangkan tujuan asuhan. Diagnosa
keperawatan yang dirumuskan didasarkan pada respon dan persepsi klien tentang
perubahan dalam tingkat kesejahteraan aktivitas , kehidupan sehari-hari, pola gaya
hidup dan kinerja peran. Karena setiap individu berespon secara unik terhadap
situasi, diagnose keperawatan dan tujuan klien tentang perawatan kesehatan juga
unik.
Diagnosa keperawatan individual dan prioritas yang dibuat membantu
menentukan tujuan dan perawatan . Bulecheck & McCloskey (1985),
mendefinisikan tujuan sebagai “petunjuk untuk pemilihan intervensi keperawatan
dan kriteria dalam evaluasi intervensi keperawatan”. Penetapan tujuan yang bersifat
mutual adalah suatu aktivitas yang melibatkan klien dan keluarganya untuk
memprioritaskan tujuan perawatan, kemudian mengembangkan rencana tindakan
untuk mencapai tujuan tersebut (Bulecheck & McCloskey 1994).
Perawat secara kritis mengevaluasi data pengkajian, prioritas, pengetahuan,
dan pengalaman untuk memilih tindakan yang akan secra berhasil memenuhi tujuan
dan hasil yang diperkirakan yang telah ditetapkan (Gordon, 1994). Perawat memilih
intervensi untuk mencapai setiap hasil. Metode pemilihan intervensi adalah selalu
sama tetapi tipe intervensinya adalah bersivat individual bagi klien.

3.2 Saran
Sebaiknya dokumentasi yang dibuat itu harus benar-benar sesuai standar yang
telah ditentukan dan benar-benar seuai tindakan yang di kerjakan,tidak ada
rekayasa.

11
Daftar pustaka

Hidayat, Alimul Azis.A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Jakarta :
Salemba Medika
Isti, Handayaningsih. 2009. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC

Rothrorck, Jane. 2000. Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Online Available http://www.docstoc.com/docs/6850312/Dokumentasikeperawatan


Diposkan oleh Sholita Itha Ratwo. Diakses tanggal 8 September pukul 03:35

Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperwatan : Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4.
Jakarta : EGC

Sumirah, Pertami. 2015. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Bumi Medika

12

Anda mungkin juga menyukai