Karakteristik gelombang
1. Surf zone adalah daerah yang terbentang antara bagian dalam dari gelombang pecah
sampai batas naik turunnya gelombang d ipantai.
2. Beaker zone adalah daerah dimana dimana terjadi gelombang pecah.
3. Swash zone adalah daerah yang dibatasi oleh garis batas tertinggi naiknya gelombang
dan batas terendah turunnya gelombang di pantai.
4. Offshore adalah daerah dari gelombang (mulai) pecah sampai ke laut lepas.
5. Foreshore adalah daerah yang terbentang dari garis pantai pada saat surut terendah
sampai batas atas dari uprush pada saat air pasang tertinggi.
6. Inshore adalah daerah antara offshore dan foreshore
7. Backshore adalah daerah yang dibatasi oleh foreshore dan garis pantai yang terbentuk
pada saat terjadi gelombang badai bersama dengan muka air tertinggi.
8. Coast adalah daratan pantai yang masih terpengaruh laut secara langsung, misalnya
pengaruh pasang surut, angin laut, dan ekosistem pantai (hutan bakau, sand dunes).
9. Costal area adalah daratan pantai dan perairan pantai sampai kedalaman 100 atau 150
m (Sibayama, 1992).
b. Komponen-komponennya
Jawab :
Komponen Pasut
Komponen pasut dapat dianalisa dengan metode harmonik, dengan dasar bahwa
pasang surut yang terjadi adalah superposisi atau penjumlahan dari berbagai
komponen pasut.
Karena sifat pasang surut yang periodik, maka ia dapat diramalkan. Untuk
meramalkan pasang surut, diperlukan data amplitudo dan beda fase dari masing-
masing komponen pembangkit pasang surut.
Komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari komponen tengah harian
dan harian. Namun demikian, karena interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai
dan superposisi antar gelombang pasang surut komponen utama, akan terbentuklah
komponen-komponen pasang surut yang baru.
Pada buku peramalan pasang surut yang dikeluarkan oleh Dishidros-TNI AL(Dinas
Hidro-Oseanografi) dan National Ocean Service tertulis nilai komponen pasut tersebut
baik amplitudo maupun fase pada beberapa lokasi di perairan Indonesia. Dengan
mengetahui amplitudo komponen tersebut, maka dapat dihitung nilai bilangan
Formzalnya dan kemudian tipe pasutnya dapat ditentukan.
Terdapat empat jenis tipe pasang surut yang didasarkan pada periode dan
keteraturannya, yaitu pasang surut harian (diurnal), tengah harian (semi diurnal),
campuran condong ke harian ganda (mixed tides) dan campuran condong ke harian tunggal
(prevailing diurnal). Dalam sebulan variasi harian dari rentang pasang surut berubah secara
sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang surut juga bergantung pada bentuk
perairan dan konfigurasi lantai samudera (Nontji, 1987 dalam Mahatmawati, 2009).
Wyrtki (1961) dalam Ramdhan (2011) menjelaskan mengenai tipe-tipe pasang surut di
Indonesia sebagai berikut:
1. Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide). Merupakan pasut yang hanya terjadi satu
kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, ini terdapat di Selat Karimata.
Gambar 1. Pola gerak pasut harian tunggal (diurnal tide) (Ramdhan, 2011).
2. Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide). Merupakan pasut yang terjadi dua kali
pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir sama dalam satu hari, ini terdapat di
Selat Malaka hingga Laut Andaman.
Gambar 2. Pola gerak pasut harian ganda (semi-diurnal tide) (Ramdhan, 2011).
3. Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal).
Merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi
terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi
dan waktu, ini terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.
Gambar 3. Pola gerak pasut campuran condong harian tunggal (Ramdhan, 2011).
4. Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal).
Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi
terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu
yang berbeda, ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur.
Gambar 4. Pola gerak pasut campuran condong harian ganda (Ramdhan, 2011).
Pola gerak muka air pasut di wilayah Indonesia didominasi oleh tipe harian
ganda. Secara umum pola tersebut dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Pola tipe pasut di Indonesia (Ramdhan, 2011).