Laporan PLP 1 Belum Fix
Laporan PLP 1 Belum Fix
Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pengenalan Lapangan
Persekolahan (PLP) 1
Nama Anggota:
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat (1)
menyatakan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Pada Pasal 8 menyatakan bahwa guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya
Pasal 9 menyatakan bahwa kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.
Berdasarkan amanah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen maka penyiapan calon pendidik selanjutnya diatur di dalam Peraturan Menteri
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 55 tahun 2017
tentang Standar Pendidikan Guru (SN Dikgu). Pendidikan guru sebagaimana
dijelaskan pada SN Dikgu meliputi Program Sarjana Pendidikan dan Program
Pendidikan Profesi Guru. Hal ini sesuai dengan SN Dikgu Pasal 1 Ayat (4) Program
Sarjana Pendidikan adalah program pendidikan akademik untuk menghasilkan sarjana
pendidikan yang diselenggarakan oleh LPTK. Selanjutnya pasal 5 menyatakan bahwa
Program Pendidikan Profesi Guru yang selanjutnya disebut Program PPG adalah
program pendidikan yang diselenggarakan setelah program sarjana atau sarjana
terapan untuk mendapatkan sertifikat pendidik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah.
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan yang selanjutnya disingkat LPTK
sebagaimana dinyatakan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen Pasal 1 Ayat (14) adalah perguruan tinggi yang diberi tugas oleh
pemerintah untuk menyelenggarakan program pengadaan guru pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah
serta untuk menyelenggarakan dan mengembangkan ilmu kependidikan dan
nonkependidikan.
Implikasi dari berbagai peraturan perundangan yang terkait dengan guru dan
pendidikan, hal yang paling mendasar adalah perubahan, pengembangan, dan
penyesuaian adalah kurikulum untuk penyiapan guru profesional, khususnya
kurikulum pendidikan Program Sarjana Pendidikan. Kurikulum pendidikan Program
Sarjana Pendidikan yang bermutu, akan menghasilkan lulusan calon pendidik yang
bermutu. Calon pendidik yang bermutu akan dapat mengikuti Program PPG dengan
baik, dan akhirnya akan dihasilkan luaran sebagai guru profesional.
Menyikapi berbagai perundangan di atas, maka model pengembangan kurikulum
pendidikan guru dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
Pertama, keutuhan penguasaan kompetensi yang terkait dengan akademik
kependidikan dan akademik bidang studi. Dan jika memungkinkan keutuhan untuk
pendidikan akademik dan pendidikan profesi, mulai dari perekrutan, pendidikan
akademik, dan pendidikan profesi. Namun jika tidak memungkinkan terintegrasi
antara pendidikan akademik dan pendidikan profesi, maka keutuhan antara akademik
kependidikan dan akademik bidang studi adalah mutlak.
Kedua, keterkaitan mengajar dan belajar. Prinsip ini menunjukkan bahwa bagaimana
cara guru mengajar harus didasarkan pada pemahaman tentang bagaimana peserta
didik sebenarnya belajar dalam lingkungannya. Dengan demikian penguasaan teori,
metode, strategi pembelajaran yang mendidik dalam perkuliahan di kelas harus
dikaitkan dan dipadukan dengan bagaimana peserta didik belajar di sekolah dengan
segenap latar belakang sosial-kulturalnya. Oleh karena itu, pada struktur kurikulum
pendidikan akademik untuk calon guru harus menempatkan pemajanan awal (early
exposure), yaitu pemberian pengalaman sedini mungkin kepada calon guru dengan
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) atau internship di sekolah mitra secara
berjenjang.
Ketiga, adanya koherensi antar konten kurikulum. Koherensi mengandung arti
keterpaduan (integrated), keterkaitan (connectedness), dan relevansi (relevance).
Koherensi dalam konten kurikulum pendidikan guru bermakna adanya keterkaitan di
antara kelompok matakuliah bidang studi (content knowledge), kelompok matakuliah
yang berkaitan dengan pengetahuan tentang metode pembelajaran secara umum
(general pedagogical knowledge) yang berlaku untuk semua bidang studi tertentu
(content specific pedagogical knowledge), pengetahuan dan keterampilan dalam
pengembangan kurikulum (curricular knowledge), pengetahuan dan keterampilan
dalam pemilihan dan pengembangan alat penilaian (assesment and evaluation),
pengetahuan tentang konteks pendidikan (knowledge of educational context), serta
didukung dengan pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi
informasi dalam proses pembelajaran (information technology). Selain koherensi
internal, kurikulum untuk Program Sarjana Pendidikan harus memperhatikan pula
keterkaitan antar konten, baik pedagogi umum, pedagogi khusus maupun konten
matakuliah keahlian dan keterampilan dengan realitas pembelajaran di kelas sehingga
terbangun keterkaitan kurikulum program studi dengan kebutuhan akan pembelajaran
di kelas atau sekolah (university-school curriculum linkage).
Dari kerangka pikir tersebut dapat dinyatakan bahwa penyiapan guru profesional
harus disiapkan mulai dari jenjang akademik baik pada tataran akademik di kampus
maupun pengenalan lapangan sedini mungkin pada seting nyata (latar otentik) di
sekolah atau lembaga pendidikan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar sedini mungkin
calon pendidik memahami, mengetahui, menghayati, menjiwai, dan memiliki
kemampuan kritis dan analitis terhadap profesinya kelak. Untuk itulah, seluruh
mahasiswa Program Sarjana Pendidikan wajib mengikuti tahapan pemagangan
penyiapan calon guru profesional melalui PLP.
Sebagaimana dinyatakan pada Permenristekdikti Nomor 55 tahun 2017 Pasal 1
butir 8, PLP adalah proses pengamatan/observasi dan pemagangan yang dilakukan
mahasiswa Program Sarjana Pendidikan untuk mempelajari aspek pembelajaran dan
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan. PLP adalah suatu tahapan dalam proses
penyiapan guru profesional pada jenjang Program Sarjana Pendidikan, berupa
penugasan kepada mahasiswa untuk mengimplementasikan hasil belajar melalui
pengamatan proses pembelajaran di sekolah/lembaga pendidikan, latihan
mengembangkan perangkat pembelajaran, dan belajar mengajar terbimbing, serta
disertai tindakan reflektif di bawah bimbingan dan pengawasan dosen pembimbing
dan guru pamong secara berjenjang.
2. Tujuan
PLP I dimaksudkan untuk membangun landasan jati diri pendidik melalui
beberapa bentuk kegiatan di sekolah sebagai berikut.
1. Pengamatan langsung kultur sekolah.
2. Pengamatan struktur organisasi dan tata kerja di sekolah;
3. Pengamatan dan implementasi peraturan dan tata tertib sekolah;
4. Pengamatan kegiatan-kegiatan ceremonial-formal di sekolah (misalnya: upacara
bendera, rapat, briefing);
5. Pengamatan kegiatan-kegiatan rutin berupa kurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuluer; dan
6. Pengamatan praktik-praktik pembiasaan dan kebiasaan positif di sekolah.
3. Manfaat
Manfaat pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan I adalah :
1. Meningkatkan mutu akademis mahasiswa pendidikan sebagai calon pendidik
yang professional melalui Pengenalan Lapangan Persekolahan I (PLP).
2. Memperoleh pengalaman langsung yang berkaitan dengan lingkungan sekolah,
yakni proses interaksi peserta didik dan pendidik dan sumber belajar, sehingga
memperoleh gambaran tentang bentuk dan jenis pekerjaan apa yang akan di
jalani apabila menjadi guru kelak.
3. Menanamkan rasa tanggung jawab sebagai mahasiswa pendidikan terhadap
profesinya sebagai tenaga pendidik dan dapat menyesuaikan dirinya
dimasyarakat.
B. Isi
1. Deskripsi sekolah
SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu Sekolah
Menengah Atas yang ada di Provinsi Banten. Sekolah ini berlokasi di Benda
Timur XI Perumahan Pamulang 2, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Akreditasi sekolah ini yaitu A (sangat baik). Kepala sekolah SMAN 3 Tangsel saat
ini belum ada penggantinya karena kepala sekolah sebelumnya sudah pensiun
yaitu Drs. H. P. Achmas Sopandy, M.Pd. Di sekolah ini terdapat dua jurusan yaitu
IPA dan IPS. Sama dengan sekolah lainnya, pendidikan sekolah di SMA ini
ditempuh dalam waktu tiga tahun, namun tahun-tahun sebelumnya sekolah ini
mempunyai program kelas Cerdas Istimewa (CI), Bakat Istimewa (BI), dan kelas
akselerasi. Namun, terhitung tahun ajaran baru 2018/2019 program-program
tersebut sudah dihapuskan sehingga hanya ada kelas reguler saja. Kurikulum yang
digunakan sekolah ini yaitu kurikulum 2013.
Sekolah ini memiliki motto “The First or The Best”. Berbagai fasilitas
dimiliki sekolah ini untuk menunjang kegiatan belajar mengajar seperti ruang
kelas, perpustakaan, laboratorium biologi, fisika, dan kimia, laboratorium
kompiter, laboratorium bahasa, toilet, kantin, perpustakaan, ruang seni, ruang
UKS, ruang ekstrakurikuler, ruang OSIS-MPK, koperasi, tempat parkir, aula
serbaguna, masjid, dan lapangan. Jadwal sekolah di SMA ini yaitu hari senin
sampai jum’at, sedangkan untuk hari sabtu digunakan untuk kegiatan
ekstrakurikuler.
1
Muhaimin, manajemen pendidikan (Aplikasinya dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah/
madrasah), jakarta : prenada media, 2015
sekolah, kemajuan iptek, dan tuntutan masyarakat. Secara bertahap visi sekolah
harus mengalami kemajuan dan peningkatan sebagai bukti bahwa sekolah
bergerak maju bukan stagnan apalagi mundur.2
Kepala sekolah dengan kemampuan dalam kepemimpinannya harus
menyamakan visi setiap komponen tersebut. Jika seluruh komponen sekolah sudah
memiliki kesamaan visi, maka lembaga mulai memasuki tahap berkembang
sampai pada akhirnya seluruh komponen menuju arah yang sama. Hal ini dapat
mendorong organisasi untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini disebabkan karena
dengan mengarahnya komponen sekolah maka sekolah tersebut akan memiliki
orientasi yang jelas dalam proses pengembangannya.
Visi dan misi sekolah harus dipahami dengan baik oleh setiap warga sekolah.
Pimpinan harus menjelaskan kepada warga sekolah visi dan misi sekolah dan
bagaimana cara mencapainya. pimpinan mengeaskan bahwa ia sendiri tidak akan
mampu mewujudkan visi sekolah, melainkan memerlukan kerja sama seluruh unit
yang ada di sekolah.
Jika sekolah mampu membuat program dan melaksanakannya menuju suatu
tujuan yang dikembangkan dari visi sekolah maka visi sekolah akan dapat dicapai.
Pencapaian tersebut akan mendorong sekolah untuk mengembangkan rencana
jangka panjang berikutnya. Demikian seterusnya sehingga sekolah tersebut
mampu melaksanankan pengembangan secara terus menerus.
Di SMA 3 TANGSEL terdapat visi misi sekolah yang dipajang di beberapa
tempat seperti ruang guru, perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala
sekolah, dan ruang piket. Terwujudnya visi misi di sekolah ini diawasi langsung
oleh wakil kepala sekolah bidang manajemen mutu (WMM). WMM bertugas
mendampingi, mengawasi, menganilisis, mengaudit program kerja internal
maupun eksternal hingga mengevaluasi tugas-tugas dari wakil kepala sekolah di
bidang lain. Disekolah ini terdapat 6 wakil kepala sekolah yaitu bidang humas,
bidang kurikulum, bidang kesiswaan, bidang manajemen mutu, bidang sarana dan
prasarana, dan bidang pengembangan pendidikan. semua tugas dan tanggung
jawab wakil kepala sekolah tercantum dalam satu file yang dipegang oleh wakil
manajemen mutu. Dimana tugas dan tanggung jawab yang tercantum, mengarah
kepada visi dan misi sekolah.
2
Musfah, Jejen. Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan, dan Praktik. Jakarta : Prenada Media, 2015
Dalam prosesi wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang manajemen
mutu, beliau menjelaskan misi yang dilakukan sekolah untu mencapai visi.
Misi yang pertama yaitu mewujudkan delapan standar nasional pendidikan,
sekolah ini sudah mencanangkan program-program yang tertulis di dalam satu
dokumen. adapun delapan standar nasional tersebut terdiri dari standar kompetensi
lulusan, standar isi , standar proses, standar pendidikan dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan
pendidikan, dan standar penilaian pendidikan.
Misi yang kedua yaitu mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang
unggul dan berbudi pekerti luhur. Di sekolah ini, peningkatan SDM bukan hanya
untuk siswa saja, melainkan guru juga. hal ini dilihat dengan adanya kegiatan
pelatihan guru dan workshop. Sekolah ini juga sering mengundang peniliai
penelitian tingkat nasional guna meningkatkan SDM di sekolah ini. Untuk siswa,
peningkatan SDM dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa
seperti mengaji, tadarus, membaca asmaul husna, mengaji bersama dg guru, dan
guru agama menyampaikan tausyiah. Hal ini juga merupakan guna mewujudkan
pengeintegrasian antara nilai agama. Dalam hal budaya, sekolah menanamkan
nilai budaya lewat guru kesenian, siswa dapat melakukan kegiatan mulok dari
provinsi Banten seperti rampak bedug, membatik, dan pencak silat. Ketiga
kegiatan tersebutlah yang dikembangkan oleh SMAN 3. Selain budaya tradisional,
sekolah ini juga mengembangkan budaya internasional. pada saat kelas 11, siswa
akan dibuat menjadi beberapa kelompok untuk melakukan kegiatan menari dari
budaya luar sebagai pengenalan budaya luar.
Di sma 3 ini terkenal dengan prestasi akademis dan non akademis. Prestasi
akademis dapat dilihat dari adanya keikut sertaan siswa untuk mengikuti olimpiade
sampai ke tingkat provinsi. siswa yang mengikuti olimpiade tidak boleh
meninggalkan pelajaran lainnya. Nilai siswa harus seimbang. Guru tidak ingin
memberi nilai saat nilai siswa tidak mencapai KKM sehingga siswa harus lebih
bekerja keras untuk menyeimbangkan kewajiban belajar di kelas dan belajar untuk
persiapan olimpiade.
Menurut wakasek mutu, semangat siswa untuk mengikuti lomba sangat
tinggi, mengingat adanya persaingan antar sekolah demi memberikan nilai
tambahan bagi sekolah mereka dimata sekolah lain dan hal ini sangat diapresiasi
oleh sekolah. Bentuk apresiasi dari sekolah yaitu saat upacara bendera, siswa yang
berprestasi akan dipanggil ke depan untuk diberi apresiasi. Dimana hal ini bisa
menjadi dorongan siswa untuk terus berusaha dan menjadi juara. prestasi tersebut
juga dapat menjadi modal untuk mendaftarkan diri pada SNMPTN sebagai nilai
tambah dan juga untuk mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi nanti.
Misi yang ke lima yaitu menerapkan Information and Communication
Technology (ICT) dalam proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Di
sekolah ini penerapan tersebut dapat di lihat dengan adanya penggunaan proyektor
dan LCD yang tersedia di setiap kelas. Penerapan ini dapat membantu guru dalam
proses mengajar, dimana dapat memudahkan guru dalam proses penyampaian
suatu informasi kepada siswa. Guru dapat memberikan suatu gambaran seperti
adanya tampilan slide yang diisi oleh informasi, gambar, video, dll. Hal ini dapat
memberikan nuansa berbeda dalam belajar dan diharapkan dapar meningkatkan
minat siswa untuk belajar. Sekolah sudah menyediakan alat tersebut disetiap kelas
sehingga menciptakan rasa nyaman dalam proses belajar mengajar. Karena masih
banyak sekolah lain yang tidak menyediakannya di semua kelas, sehingga siswa
harus mengambilnya terlebih dahulu di kantor TU guna belajar mengajar di kelas.
Misi keenam yaitu menjalin hubungan yang harmonis antar sekolah dengan
masyarakat dalam rangka pencapaian visi sekolah yang optimal. Penerapan misi
ini dapat dilihat dengan adanya keterlibatan masyarakat sekitar sekolah untuk
berkerja sama dengan pihak sekolah. hal yang dapat dilihat dari misis diatas yaitu
keterlibatan masyarakat dalam proses penyembelihan qurban pada hari raya idul
adha. Sekolah mengadakan pemotongan kurban dan membagikan daging kurban
tersebut kepada masyarakat sekita sekolah. Penyembelihan ini diawasi oleh pihak
sekolah terutasma guru, pihak panitia kurban dan RT/RW. Kerja sama dengan RT
terkait juga membantu sekolah dalam hal pendistribusian daging untuk masyarakat
yang membutuhkan.
3. Organisasi Sekolah
Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 1
tahun 2012 mengatur tentang organisasi dan tata kerja kementrian pendidikan dan
kebudayaan. Pendidikan menengah (SMA) diatur dalam Bab VI. Di sekolah
SMAN 3 Tangsel terdapat bagan struktur organisasi sekolah yang ditempel di
papan kayu dan tergantung di beberapa ruangan yaitu ruang Tata Usaha (TU),
ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah bidang kesiswaan,
ruang wakil kepala sekolah bidang humas, ruang wakil kepala sekolah bidang
kurikulum, dan di perpustakaan. Bagan sekolah tidak terdapat di beberapa ruangan
wakil kepala sekolah lainnya karena belum sempat dipasang sehingga hanya
beberapa ruang wakasek saja yang sudah terdapat bagan tersebut.
Sekolah ini belum mendapat pengganti kepala sekolah sehingga pelaksana
tugas kepala sekolah saat ini dipegang oleh wakil kepala sekolah bidang humas
yaitu Dra. Aan Sri Analiah, sebelumnya kepala sekolahnya yaitu Drs. H. P. A.
Sopandy, M.Pd, namun karena sudah pensiun maka Pak Sopandy sudah tidak
menjabat sebagai kepala sekolah terhitung dari tahun ajaran baru 2018/2019.
Terdapat enam wakil kepala sekolah (wakasek) di sekolah ini yaitu: bidang
manajemen mutu dijabat oleh Dra. Eny Suryani, M.Pd., bidang sarana dan
prasarana dijabat oleh Dra. Hj. Lina N, M.Pd., bidang kurikulum dijabat oleh
Wiwin Purwi I., M.Pd., bidang kesiswaan dijabat oleh Liman, M.Pd., bidang
humas dijabat oleh Dra. Aan Sri Analiah, dan bidang pengembangan pendidikan
dijabat oleh Dra. Hj. Yuniati, M.Pd. Wakil kepala sekolah yang diakui oleh
pemerintah hanya tiga yaitu bidang kesiswaan, kurikulum, dan sarana prasarana.
Wakil kepala sekolah yang diakui disini memiliki arti mendapat gaji tambahan
dari pemerintah. Sedangkan bidang lainnya diakui juga oleh pemerintah namun
tidak mendapatkan gaji tambahan.
Deskripsi tugas untuk masing-masing komponen organisasi tertulis dalam
satu dokumen yang dipegang oleh masing-masing wakil kepala sekolah. Dalam
file tersebut dijelaskan secara rinci tugas-tugas, tanggung jawab, alur-alur
komando, garis komando, garis koordinasi, dari setiap komponen organisasi
sehingga dalam pelaksanaannya semua komponen organisasi berpacu pada
dokumen tersebut. Namun dokumen tersebut tidak bisa diperbanyak oleh kami
karena file tersebut merupakan dokumen pribadi sekolah.
3
Doni Koesoema.. Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter bagi Komite Sekolah. Jakarta:
Kemendikbud, 2018
Kegiatan upacara bendera dilakukan setiap 2 (dua) minggu sekali. Dimana
satu minggu digunakan untuk kegiatan pembinaan bersama wali kelas. Kegiatan
upacara yang dilakukan di sekolah ini hampir sama dengan sekolah lainnya. Untuk
siswa yang terlambat datang, akan dipisahkan dari barisan. Untuk siswa yang tidak
memakai atribut lengkap pun juga dipisahkan dari barisan. Wakasek kesiswaan,
Pak Liman, biasanya akan memeriksa setiap barisan untuk melihat kelengkapan
atribut sekolah, pakaian dan rambut siswa laki-laki yang tidak sesuai dengan
peraturan sekolah, apabila ditemukan siswa yang melanggar hal tersebut, akan
dipisahkan dari barisan. Hukuman yang diberikan bersifat tentatif, bisa membaca
al-quran dan shalat dhuha, ataupun lari memutari lapangan, bergantung kepada
kebijakan guru tersebut. Untuk pakaian dan rambut (penampilan) yang tidak sesuai
dengan aturan sekolah akan digunting. Hal ini dapat mengurangi poin yang ada.
Apabila poin yang siswa miliki habis, maka siswa tersebut bisa saja di D.O (Drop
Out) dari sekolah. Hal ini membuat siswa menjadi lebih disiplin dan tidak akan
melanggar peraturan yang ada. Karena apabila siswa melanggar aturan, dapat
mengurangi poin yang ada. Pada kegiatan upacara, apabila ada siswa berprestasi/
memenangkan lomba akan diapresiasi, untuk maju kedepan untuk diberikan
penghargaan ataupun ucapan selamat.
Penggunaan seragam sekolah di SMAN 3 Tangerang Selatan, pada hari senin
sampai rabu menggunakan seragam putih abu-abu beserta atribut pelengkapnya
seperti dasi, sabuk, dan tanda pengenal nama siswa dan nama sekolah. Pada hari
kamis menggunakan seragam batik yang sudah ditetapkan oleh sekolah, dan pada
hari jumat menggunakan seragam kemeja/ baju kurung yang sudah ditetapkan oleh
sekolah dan untuk siswi yang beragama islam pada hari jumat diwajibkan
menggunakan kerudung. Siswa diwajibkan untuk mengikuti peraturan penggunaan
seragam sekolah. Terdapat poster peraturan seragam sekolah yang baik yang
sesuai dengan aturan yang disediakan sekolah. Hal ini sebagai penghimbau agar
siswa bisa berpakaian sesuai dengan aturan yang ada.
Anjuran menjaga kebersihan sudah diterapkan dengan baik. Guru selalu
mengingatkan siswa-siswanya untuk menjaga kebersihan baik ketika didalam
kelas maupun diluar kelas. Beberapa guru menerapkan aturan, apabila lingkungan
kelas dalam keadaan berantakan atau kotor/ terdapat sampah, guru tersebut tidak
akan memulai kegiatan belajar. Hal ini memacu siswa agar terus menjaga
kebersihan sekolah. Kepala sekolah maupun guru diberbagai kesempatan seperti
ketika sedang pidato upacara, akan mengingatkan siswa-siswanya untuk tetap
menjaga kebersihan sekolah. Selain itu, terdapat juga poster-poster yang berada
disetiap lorong sekolah untuk mengingatkan untuk menjaga kebersihan sekolah.
Agar terciptanya suasana yang tenang dan nyaman untuk belajar, sekolah
menganjurkan untuk menjaga ketenangan. Guru/wali kelas ketika waktu
pembinaan kelas, selalu mengingatkan untuk menjaga ketenangan kelas.
Kemudian, ketika terdapat guru yang berhalangan hadir ke kelas/ jam kosong,
guru piket akan menyampaikan tugas yang dititipkan guru yang berhalangan hadir
tersebut, dan mengamanatkan ketua kelas untuk menjaga ketenangan kelas.
Apabila ada siswa yang keluar kelas atau membuat ketidaktenangan, guru piket
akan menegur siswa tersebut agar masuk kedalam kelas dan melanjutkan kegiatan
belajarnya. Guru piket selalu mengawasi kegiatan siswa untuk menjaga
ketenangan sekolah. Hal ini juga berkaitan dengan pemanfaatan waktu, apabila
kelas dalam keadaan kosong, siswa tetap dalam keadaan belajar, sehingga tidak
ada waktu yang akan terbuang.
Selain itu juga terdapat poster-poster atau papan peringatan untuk seluruh
masyarakat sekolah baik guru, siswa, maupun tamu untuk menjaga ketenangan
sekolah. Selain itu, agar siswa tetap nyaman dalam belajar, sekolah menyiapkan
sarana prasarana belajar yang lengkap, seperti proyektor, alat-alat peraga, ruangan
ber-ac, dan pelengkap lainnya. Guru juga mengusahakan untuk menggunakan
media pembelajaran yang membuat siswanya akan tertarik, sehingga siswa akan
tetap nyaman dalam belajar.
Sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat membuat suasana sekolah
menjadi menyenangkan. Contohnya untuk mengisi waktu kosong antara sesudah
kegiatan ujian semester dan penerimaan rapor, sekolah mengadakan kegiatan class
meeting yang menyediakan berbagai perlombaan. Kegiatan ini dibuat oleh
organisasi yang berada di sekolah (OSIS) berserta guru pembina OSIS. Selain
menyenangkan, kegiatan seperti ini dapat bermanfaat untuk siswa untuk
mempererat tali silaturrahmi antar sesama siswa, menambah keakraban siswa.
Selain itu juga dapat menyalurkan bakat dan minat siswa dalam berbagai kegiatan,
dan melatih mental bersaing dan sportifitas dalam perlombaan ataupun
pertandingan.
Di SMAN 3 Tangerang Selatan ini juga mengadakan kegiatan-kegiatan lain
diluar pembelajaran, contohnya kegiatan seremonial pada saat hari raya Idul Adha
dilakukan pemotongan hewan qurban. Guru-guru beserta staff-staff sekolah ikut
ambil serta dalam kegiatan ini berserta murid-murid juga. Kegiatan ini dapat
menambah nilai rohani siswa. Selain itu juga dapat menambah nilai interaksi
antara guru dan siswa. Karena, guru dan siswa saling bekerja sama dalam kegiatan
ini.
Kegiatan seremonial lain yang dilakukan sekolah ini yaitu peringatan hari
Kartini. Siswa memperingati hari tersebut dengan melakukan upacara. Selain itu
juga melakukan berbagai macam lomba. Kegiatan ini bermanfaat untuk menambah
nilai sosial dan juga menambah rasa cinta tanah air.
4
Musfah, Jejen. Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan, dan Praktik. Hal : 228. Jakarta : Prenada Media,
2015.
ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, tempat
bermain/berolahraga.
Adapun untuk laboratorium biologi pemerintah menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007 berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi secara praktek yang memerlukan
peralatan khusus, ruang laboratorium biologi dapat menampung minimum
satu rombongan belajar, rasio minimum ruang laboratorium biologi 2,4
m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20
5
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007 tanggal 28 juni 2007 Standar Sarana dan
Prasarana untuk Sekolah Menengah A tas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
menampung 40 peserta didik. Sedangkan fasilitas khusus yang ada di ruang
laboratorium meliputi kursi siswa atau guru, meja siswa, meja guru, papan tulis,
lemari bahan, meja demonstrasi, lemari alat-alat praktikum, tempat cuci tangan
(2) dan perlengkapan P3K. Pada dasarnya desain ruang laboratorium perlu
mendapat perhatian karena fungsi laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya
digunakan untuk percobaan yang bersifat individual. Umumnya laboratorium
digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar
mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasitas ruangan laboratorium dalam satu
kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau
C. Penutup
1. Simpulan
2. Saran
Dalam melakukan observasi, sebaiknya menyiapkan diri dan segala kebutuhan
yang dibutuhkan agar observasi dapat berjalan dengan lancar, dan dalam
melakukan observasi sebaiknya dilakukan dengan teliti dan jujur apa adanya.
D. Daftar Pustaka
Koesoema, Doni. 2018. Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter bagi Komite
Sekolah. Jakarta: Kemendikbud.
Muhaimin. 2015 Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/ Madrasah. Jakarta: Prenada Media.
Musfah, Jejen. 2015. Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan, dan Praktik. Jakarta:
Prenada Media
E. Lampiran-lampiran
1. Daftar kehadiran mahasiswa
2. Foto
3. Lembar wawancara
LAMPIRAN LEMBAR WAWANCARA DENGAN LABORAN IPA SMA
NEGERI 3 TANGSEL, MENGENAI SARANA PRASANA
LABORATORIUM BIOLOGI
N : Untuk pretest tidak ada, hanya mungkin berupa materi pelajaran yang
telah diberikan guru mata pelajaran biologi sebelumnya, bekal praktikum
peserta didik dari situ.
N : iya, peserta didik diwajibkan untuk membuat laporan yang nantinya akan
dikumpulkan dan dinilai langsung oleh guru mata pelajaran biologi.
M : Apakah dari sekolah ini ada kegiatan yang menarik yang biasa
dilakukan?
S : Buku ada yang disediakan oleh sekolah yang terdapat di rak-rak buku
yang ada di lorong sekolah, ada juga beberapa teman-teman kami yang
membawa buku seperti novel dari rumah.
M : bagaimana dengan satu minggu yang lainnya? Apa yang kalian lakukan?
S : satu minggu untuk upacara, dan satu minggu lagi untuk pembinaan
bersama wali kelas.
M : ketika upacara maupun tidak, apabila terdapat siswa yang telat hadir.
Adakah hukuman yang diberikan?
Keterangan:
M = Mahasiswa
S = Siswa
N : tidak semua guru menjadi pembina, karena guru disekolah ini terbilang
cukup banyak, sedangkan ekstrakurikuler dan kokurikuler yang
dilaksanakan tidak sebanyak guru yang ada, sehingga ada beberapa guru
yang tidak menjadi pembina kegiatan tersebut. Namun, guru-guru yang
tidak menjadi pembina diberi tugas untuk menjadi panitia pelaksana
kegiataan kokurikuler yang sifatnya kunjungan keluar, seperti science trip,
Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), dan Goes To Campus (GTC).
Keterangan :
M = Mahasiswa
N = Narasumber/Guru
N : Tentu saja ada. Anda bisa melihat di dokumen ini, dimana visi misi yang
akan diwujudkan akan di lakukan khususnya oleh wmm yang bertugas
untuk mengkondisikan dan terwujudnya visi ini dengan adanya misi yang
ada.
N : Untuk siswa, pengintegrasian dari nilai agama dapat dilihat dari kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa seperti mengaji, tadarus,
membaca asmaul husna, mengaji bersama dg guru, dan guru agama
menyampaikan tausyiah nya. Dalam hal budaya, sekolah menanamkan
nilai budaya lewat guru kesenian, siswa dapat melakukan kegiatan mulok
dari provinsi Banten seperti rampak bedug, membatik, dan pencak silat.
Ketiga kegiatan tersebutlah yang dikembangkan oleh SMAN 3. Selain
budaya tradisional, sekolah ini juga mengembangkan budaya internasional.
Pada saat kelas 11, siswa akan dibuat menjadi beberapa kelompok untuk
melakukan kegiatan menari dari budaya luar sebagai pengenalan budaya
luar.
M : Sekolah ini terkenal dengan prestasi non akademis nya, itu bagaimana
penjelasanya bu?
N : Sebenarnya bukan hanya prestasi non akademis saja ya, tetapi prestasi
akademiknya juga. Prestasi akademis dapat dilihat dari adanya keikut
sertaan siswa untuk mengikuti olimpiade sampai ke tingkat provinsi. Siswa
yang mengikuti olimpiade tidak boleh meninggalkan pelajaran lainnya.
Nilai siswa harus seimbang. Guru tidak ingin memberi nilai saat nilai
siswa tidak mencapai KKM sehingga siswa harus lebih bekerja keras
untuk menyeimbangkan kewajiban belajar di kelas dan belajar untuk
persiapan olimpiade.
M = Mahasiswa
3. Mohon memberi tanda centang (✓) pada kolom di bawah Ya atau Tidak (Jika Ya
termasuk Baik atau Kurang)
4. Masing-masing kegiatan yang ada dapat ditambah uraian untuk mendeskripsikannya lebih
baik
Tanggal Pengamatan :
Nama Sekolah : SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
No Aspek Pengamatan Keterlaksanaan Deskripsi
Ya Tdk
Bk Kr
1. Ada visi dan misi sekolah √ − − Ada visi misi sekolah yang tertulis
di beberapa pamflet.
Uraian/Deskripsi:
1. SMAN 3 Tangsel memiliki visi dan misi. Visi dan misi ini sifatnya tertulis yang dapat
di lihat dari beberapa pamflet. Sekolah ini memiliki visi yaitu “MENJADI SEKOLAH
TERUNGGUL, BERWAWASAN NASIONAL, BERSAING SECARA GLOBAL,
BERBUDI PEKERTI LUHUR, DAN RELIGIUS”. Untuk mencapai visi tersebut,
sekolah menjalankan 6 misi, dimana misi tersebut dijalankan oleh semua warga
sekolah.
2. Pamflet visi dan misi terlihat tersedia di beberapa tempat seperti ruang guru,
perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, dan ruang piket. Hal
ini memudahkan dan memotivasi warga sekolah untuk mengingat dan mencapai
tujuan dari sekolah tersebut.
1. Lembar ini untuk mencatat hasil kerja kelompok setelah melaksanakan PLP I, pada Topik
SOTK
2. Lembar ini untuk mendeskripsikan SOTK di sekolah tempat PLP
3. Mohon memberi tanda centang () pada kolom di bawah Ya atau Tidak (Jika Ya
termasuk Baik atau Kurang)
4. Masing-masing kegiatan yang ada dapat ditambah uraian untuk mendeskripsikannya lebih
baik
Tanggal Pengamatan :
Nama Sekolah : SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
No Aspek Pengamatan Keterlaksanaan Deskripsi
Ya Tdk
Bk Kr
1. Ada bagan struktur organisasi √ Bagan struktur
sekolah organisasi sekolah
ditempel di
beberapa ruangan
seperti ruangan
wakasek, ruang
guru, ruang tata
usaha, dan
perpustakaan.
2. Ada deskripsi tugas untuk masing- √ Deskripsi tugas
masing komponen organisasi masing-masing
komponen
organisasi
terdapat dalam
satu dokumen
yang disimpan
oleh masing-
masing wakasek.
Keterangan: Tdk=tidak ; Bk=baik ; Kr=kurang
1. Lembar ini untuk mencatat hasil kerja kelompok setelah melaksanakan PLP I, pada Topik
Kultur Sekolah
2. Lembar ini untuk mengidentifikasi kegiatan-kegiatan pembiasaan yang terjadi di sekolah
tempat PLP, yang dapat membangun sikap (karakter) baik warga sekolah
3. Mohon memberi tanda centang () pada kolom di bawah Ya atau Tidak (Jika Ya
termasuk Baik atau Kurang)
4. Masing-masing kegiatan yang ada dapat ditambah uraian untuk mendeskripsikannya lebih
baik
1. Kegiatan 3S (Senyum, Sapa, Salam) dilakukan setiap hari tidak hanya siswa ke kepala
sekolah, wakil kepala sekolah dan guru saja, tetapi ke semua staff-staff sekolah seperti
tata usaha, penjaga kebersihan dan penjaga keamanan. Guru selalu mengingatkan
siswanya untuk menerapkan hal tersebut.
2. Pengkondisian awal kelas, setiap pagi siswa diwajibkan melakukan literasi (membaca
buku, membaca al-quran dan shalawat (untuk yang beragama islam) ). Guru akan
mengawasi kegiatan tersebut. Setiap pergantian pelajaran, ketua kelas mengambil alih
teman-temannya untuk dalam keadaan siap ketika guru akan datang.
3. Upacara bendera dilakukan setiap 2 (dua) minggu sekali. Dimana satu minggu
dilakukan untuk pembinaan bersama wali kelas. Apabila terdapat siswa yang
melanggar aturan ketika upacara akan dipisahkan dari barisan dan diberi hukuman
sesuai dengan kebijakan guru tersebut.
4. Penggunaan seragam sekolah sesuai dengan aturan sekolah dimana setiap senin
sampai rabu menggunakan seragam putih abu-abu, kamis menggunakan batik sekolah,
dan jumat menggunakan seragam muslim yang ditetapkan dari sekolah. Terdapat
aturan dalam penggunaan seragam. Peraturan sudah ada dibuku panduan, selain itu
juga terdapat poster berseragam yang baik dibagian depan sekolah, agar siswa
senantiasa ingat untuk berpakaian yang sesuai dengan aturan sekolah.
5. Guru beserta kepala sekolah selalu mengingatkan siswanya untuk menjaga kebersihan
di dalam berbagai kesempatan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Beberapa
guru lain ada yang menerapkan peraturan sendiri agar siswanya tetap menjaga
kebesihan di dalam kelas.
6. Sekolah menganjurkan untuk menjaga ketenangan. Contohnya, guru piket akan
menjaga ketenangan kelas apabila terdapat kelas yang kosong, dimana gurunya
berhalangan hadir. Guru piket akan mengawasi keadaan setiap kelas. Selain itu juga
terdapat papan-papan pengingat untuk menjaga ketenangan.
7. Anjuran memanfaatkan waktu juga diterapkan pada sekolah ini. Contohnya, ketika
terdapat guru yang berhalangan hadir, agar kelas siswa tidak dalam keadaan kosong
dan waktunya tidak terbuang sia-sia, guru piket akan memberikan tugas yang
disampaikan dari guru yang berhalangan hadir. Ketua kelas diberikan amanat agar
teman-temannya tetap mengerjakan tugas, sehingga waktu yang kosong akan tetap
terisi dengan kegiatan belajar.
8. Agar kelas dalam keadaan nyaman, sekolah menyediakan sarana dan prasarana seperti
proyektor, alat peraga, ruangan ber-ac, agar siswa tetap nyaman saat belajar. Guru-
guru juga berusaha menyediakan media pembelajaran yang menarik agar siswanya
tetap nyaman dalam belajar.
9. Untuk memberikan suasana yang menyenangkan disekolah, sekolah mengadakan
kegiatan-kegiatan perlombaan, seperti class meeting yang diadakan ketika setelah
ujian semester selesai sebelum pengambilan rapor.
10. Kegiatan seremonial hari Idul Adha dengan melakukan pemotongan hewan qurban
dilakukan setiap tahun, dimana dan guru ikut serta dalam kegiatan tersebut.
11. Kegiatan seremonial perayaaan hari Kartini dilakukan setiap tahun. Siswa
mengadakan upacara, pemotongan tumpeng dan juga beberapa perlombaan untuk
memperingati hari Kartini.
Petunjuk:
1. Lembar ini untuk mencatat hasil kerja kelompok setelah melaksanakan PLP I, pada Topik
Kokurikuler dan Ekstrakurikuler
2. Lembar ini untuk mengidentifikasi Pelaksanaan Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler di
sekolah tempat PLP
3. Mohon memberi tanda centang ( √ ) pada kolom di bawah Ya atau Tidak (Jika Ya termasuk
Baik atau Kurang)
4. Masing-masing kegiatan yang ada dapat ditambah uraian untuk mendeskripsikannya lebih
baik
Deskripsi :
1. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah tersebut terlaksana dengan baik.
Kegiatan kokurikuler dilaksanakan melalui science trip, Latihan Dasar Kepemimpinan
(LDK), Goes to Campus (GTC), dan praktikum-praktikum secara langsung di
laboratorium atau disekitar sekolah. Di sekolah tersebut juga terdapat 27
ekstrakurikuler yang dapat di ikuti oleh para peserta didik.
2. Kegiatan kokurikuler disekolah tersebut terlaksana secara rutin sesuai dengan jadwal
kegiatan yang yang telah disepakati diawal tahun ajaran baru. Serta, kegiatan
ekstrakurikuler disekolah tersebut terdapat jadwal tertulis yang dibuat oleh pengurus
ekstrakurikuler yang kemudian disetujui oleh pembina ekstrakurikuler dan pembina
osis.
3. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dibina secara langsung oleh guru-guru
terkait dikegiatan tersebut dan juga pembina dari ekstrakurikuler. Selain itu,
pembinaan juga dilakukan oleh guru-guru wali kelas ketika waktu pembinaan oleh
wali kelas. Waktu pembinaan wali kelas terlaksana 2 minggu sekali secara rutin.
4. Di sekolah tersebut tidak semua guru yang menjadi pembina ekstrakurikuler dan
kokurikuler. Hal ini disebabkan, karena jumlah guru yang sangat banyak dan jumlah
ekstrakurikuler yang tidak terlalu banyak, sehingga ada beberapa guru yang tidak
membina kegiatan tersebut secara langsung. Akan tetapi, guru guru yang tidak
membina kegiatan tersebut secara langsung tetap menjadi panitia pada kegiatan-
kegiatan kokurikuler yang diselenggarakan.
5. Kegiatan kokurikuler diwajibkan kepada seluruh siswa disekolah tersebut, sebab
kegiatan kokurikuler ini merupakan suatu kegiatan yang dapat menunjang dan
memperdalam ilmu pengetahuan yang telah siswa dapat dalam kegiatan inkurikuler
atau pembelajaran dikelas. Dalam kegiatan ekstrakurikuler hanya satu kegiatan
ekstrakurikuler yang diwajibkan, yaitu ekstrakurikuler pramuka, untuk ekstrakurikuler
lainnya setiap siswa boleh memilih satu atau lebih ekstrakurikuler yang ingin diikuti.
6. Peran peserta didik kelas CI dan BI dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler
adalah membantu pelatih dan pembina untuk melatih teman teman dalam
ekstrakurikuler yang berkaitan dengan bakat yang dimiliki siswa kelas CI dan BI.
Selain itu, siswa kelas CI dan BI juga memiliki jadwal latihan tersendiri, yang mana
mereka dipersiapkan untuk mengikuti kegiatan kegiatan kejuaraan atau olimpiade
yang diselenggarakan oleh pemerintah, seperti Olimpiade Siswa Nasional (OSN),
Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Pekan Olahraga Pelajar Daerah
(POPDA), dan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS).
Petunjuk:
1. Lembar ini untuk mencatat hasil kerja kelompok setelah melaksanakan PLP I,
pada Topik Pengamatan Laboratorium Biologi Sekolah
2. Lembar ini untuk mendeskripsikan Laboratorium Biologi di sekolah tempat PLP
3. Mohon memberi tanda centang (√) pada kolom di bawah Ya atau Tidak (Jika Ya
termasuk Baik atau Kurang).
4. Masing-masing kegiatan yang ada dapat ditambah keterangan untuk mendeskrip-
sikannya lebih baik