Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN

PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN (PLP) I

SMA NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN

Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pengenalan Lapangan
Persekolahan (PLP) 1

Dosen Pengampu : Dr. Zulfiani, M.Pd.

Nama Anggota:

1. Motti Shita (111601610000


2. Mutira Dwi Cahya A. (111601610000
3. Vieri Sahizinda T (111601610000
4. Dea Pusparani (111601610000
5. Anggit Trijuniarti (111601610000

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... i


DAFTAR TABEL ........................................................................................................... 1
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... 1
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. 1
A. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
2. Tujuan.................................................................................................................. 2
3. Manfaat................................................................................................................ 2
B. ISI ................................................................................................................................ 3
1. Deskripsi Sekolah ................................................................................................ 3
2. Visi Misi Sekolah ................................................................................................ 4
3. Organisasi Sekolah .............................................................................................. 5
4. Budaya Sekolah ................................................................................................... 9
5. Kokurikuler dan Ekstrakurikuler ....................................................................... 16
6. Sarana, Prasarana, dan Pengelolaan Lab Biologi .............................................. 19
C. PENUTUP ................................................................................................................ 14
1. Simpulan............................................................................................................ 14
2. Saran .................................................................................................................. 14
D. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15
E. Lampiran-Lampiran ............................................................................................... 15
1. Daftar Kehadiran Mahasiswa ............................................................................ 14
2. Foto.................................................................................................................... 14
3. Lembar Wawancara........................................................................................... 14
4. Lembar Pengamatan .......................................................................................... 14
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat (1)
menyatakan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Pada Pasal 8 menyatakan bahwa guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya
Pasal 9 menyatakan bahwa kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.
Berdasarkan amanah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen maka penyiapan calon pendidik selanjutnya diatur di dalam Peraturan Menteri
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 55 tahun 2017
tentang Standar Pendidikan Guru (SN Dikgu). Pendidikan guru sebagaimana
dijelaskan pada SN Dikgu meliputi Program Sarjana Pendidikan dan Program
Pendidikan Profesi Guru. Hal ini sesuai dengan SN Dikgu Pasal 1 Ayat (4) Program
Sarjana Pendidikan adalah program pendidikan akademik untuk menghasilkan sarjana
pendidikan yang diselenggarakan oleh LPTK. Selanjutnya pasal 5 menyatakan bahwa
Program Pendidikan Profesi Guru yang selanjutnya disebut Program PPG adalah
program pendidikan yang diselenggarakan setelah program sarjana atau sarjana
terapan untuk mendapatkan sertifikat pendidik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah.
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan yang selanjutnya disingkat LPTK
sebagaimana dinyatakan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen Pasal 1 Ayat (14) adalah perguruan tinggi yang diberi tugas oleh
pemerintah untuk menyelenggarakan program pengadaan guru pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah
serta untuk menyelenggarakan dan mengembangkan ilmu kependidikan dan
nonkependidikan.
Implikasi dari berbagai peraturan perundangan yang terkait dengan guru dan
pendidikan, hal yang paling mendasar adalah perubahan, pengembangan, dan
penyesuaian adalah kurikulum untuk penyiapan guru profesional, khususnya
kurikulum pendidikan Program Sarjana Pendidikan. Kurikulum pendidikan Program
Sarjana Pendidikan yang bermutu, akan menghasilkan lulusan calon pendidik yang
bermutu. Calon pendidik yang bermutu akan dapat mengikuti Program PPG dengan
baik, dan akhirnya akan dihasilkan luaran sebagai guru profesional.
Menyikapi berbagai perundangan di atas, maka model pengembangan kurikulum
pendidikan guru dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
Pertama, keutuhan penguasaan kompetensi yang terkait dengan akademik
kependidikan dan akademik bidang studi. Dan jika memungkinkan keutuhan untuk
pendidikan akademik dan pendidikan profesi, mulai dari perekrutan, pendidikan
akademik, dan pendidikan profesi. Namun jika tidak memungkinkan terintegrasi
antara pendidikan akademik dan pendidikan profesi, maka keutuhan antara akademik
kependidikan dan akademik bidang studi adalah mutlak.
Kedua, keterkaitan mengajar dan belajar. Prinsip ini menunjukkan bahwa bagaimana
cara guru mengajar harus didasarkan pada pemahaman tentang bagaimana peserta
didik sebenarnya belajar dalam lingkungannya. Dengan demikian penguasaan teori,
metode, strategi pembelajaran yang mendidik dalam perkuliahan di kelas harus
dikaitkan dan dipadukan dengan bagaimana peserta didik belajar di sekolah dengan
segenap latar belakang sosial-kulturalnya. Oleh karena itu, pada struktur kurikulum
pendidikan akademik untuk calon guru harus menempatkan pemajanan awal (early
exposure), yaitu pemberian pengalaman sedini mungkin kepada calon guru dengan
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) atau internship di sekolah mitra secara
berjenjang.
Ketiga, adanya koherensi antar konten kurikulum. Koherensi mengandung arti
keterpaduan (integrated), keterkaitan (connectedness), dan relevansi (relevance).
Koherensi dalam konten kurikulum pendidikan guru bermakna adanya keterkaitan di
antara kelompok matakuliah bidang studi (content knowledge), kelompok matakuliah
yang berkaitan dengan pengetahuan tentang metode pembelajaran secara umum
(general pedagogical knowledge) yang berlaku untuk semua bidang studi tertentu
(content specific pedagogical knowledge), pengetahuan dan keterampilan dalam
pengembangan kurikulum (curricular knowledge), pengetahuan dan keterampilan
dalam pemilihan dan pengembangan alat penilaian (assesment and evaluation),
pengetahuan tentang konteks pendidikan (knowledge of educational context), serta
didukung dengan pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi
informasi dalam proses pembelajaran (information technology). Selain koherensi
internal, kurikulum untuk Program Sarjana Pendidikan harus memperhatikan pula
keterkaitan antar konten, baik pedagogi umum, pedagogi khusus maupun konten
matakuliah keahlian dan keterampilan dengan realitas pembelajaran di kelas sehingga
terbangun keterkaitan kurikulum program studi dengan kebutuhan akan pembelajaran
di kelas atau sekolah (university-school curriculum linkage).
Dari kerangka pikir tersebut dapat dinyatakan bahwa penyiapan guru profesional
harus disiapkan mulai dari jenjang akademik baik pada tataran akademik di kampus
maupun pengenalan lapangan sedini mungkin pada seting nyata (latar otentik) di
sekolah atau lembaga pendidikan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar sedini mungkin
calon pendidik memahami, mengetahui, menghayati, menjiwai, dan memiliki
kemampuan kritis dan analitis terhadap profesinya kelak. Untuk itulah, seluruh
mahasiswa Program Sarjana Pendidikan wajib mengikuti tahapan pemagangan
penyiapan calon guru profesional melalui PLP.
Sebagaimana dinyatakan pada Permenristekdikti Nomor 55 tahun 2017 Pasal 1
butir 8, PLP adalah proses pengamatan/observasi dan pemagangan yang dilakukan
mahasiswa Program Sarjana Pendidikan untuk mempelajari aspek pembelajaran dan
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan. PLP adalah suatu tahapan dalam proses
penyiapan guru profesional pada jenjang Program Sarjana Pendidikan, berupa
penugasan kepada mahasiswa untuk mengimplementasikan hasil belajar melalui
pengamatan proses pembelajaran di sekolah/lembaga pendidikan, latihan
mengembangkan perangkat pembelajaran, dan belajar mengajar terbimbing, serta
disertai tindakan reflektif di bawah bimbingan dan pengawasan dosen pembimbing
dan guru pamong secara berjenjang.

2. Tujuan
PLP I dimaksudkan untuk membangun landasan jati diri pendidik melalui
beberapa bentuk kegiatan di sekolah sebagai berikut.
1. Pengamatan langsung kultur sekolah.
2. Pengamatan struktur organisasi dan tata kerja di sekolah;
3. Pengamatan dan implementasi peraturan dan tata tertib sekolah;
4. Pengamatan kegiatan-kegiatan ceremonial-formal di sekolah (misalnya: upacara
bendera, rapat, briefing);
5. Pengamatan kegiatan-kegiatan rutin berupa kurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuluer; dan
6. Pengamatan praktik-praktik pembiasaan dan kebiasaan positif di sekolah.

3. Manfaat
Manfaat pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan I adalah :
1. Meningkatkan mutu akademis mahasiswa pendidikan sebagai calon pendidik
yang professional melalui Pengenalan Lapangan Persekolahan I (PLP).
2. Memperoleh pengalaman langsung yang berkaitan dengan lingkungan sekolah,
yakni proses interaksi peserta didik dan pendidik dan sumber belajar, sehingga
memperoleh gambaran tentang bentuk dan jenis pekerjaan apa yang akan di
jalani apabila menjadi guru kelak.
3. Menanamkan rasa tanggung jawab sebagai mahasiswa pendidikan terhadap
profesinya sebagai tenaga pendidik dan dapat menyesuaikan dirinya
dimasyarakat.

B. Isi
1. Deskripsi sekolah
SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu Sekolah
Menengah Atas yang ada di Provinsi Banten. Sekolah ini berlokasi di Benda
Timur XI Perumahan Pamulang 2, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Akreditasi sekolah ini yaitu A (sangat baik). Kepala sekolah SMAN 3 Tangsel saat
ini belum ada penggantinya karena kepala sekolah sebelumnya sudah pensiun
yaitu Drs. H. P. Achmas Sopandy, M.Pd. Di sekolah ini terdapat dua jurusan yaitu
IPA dan IPS. Sama dengan sekolah lainnya, pendidikan sekolah di SMA ini
ditempuh dalam waktu tiga tahun, namun tahun-tahun sebelumnya sekolah ini
mempunyai program kelas Cerdas Istimewa (CI), Bakat Istimewa (BI), dan kelas
akselerasi. Namun, terhitung tahun ajaran baru 2018/2019 program-program
tersebut sudah dihapuskan sehingga hanya ada kelas reguler saja. Kurikulum yang
digunakan sekolah ini yaitu kurikulum 2013.
Sekolah ini memiliki motto “The First or The Best”. Berbagai fasilitas
dimiliki sekolah ini untuk menunjang kegiatan belajar mengajar seperti ruang
kelas, perpustakaan, laboratorium biologi, fisika, dan kimia, laboratorium
kompiter, laboratorium bahasa, toilet, kantin, perpustakaan, ruang seni, ruang
UKS, ruang ekstrakurikuler, ruang OSIS-MPK, koperasi, tempat parkir, aula
serbaguna, masjid, dan lapangan. Jadwal sekolah di SMA ini yaitu hari senin
sampai jum’at, sedangkan untuk hari sabtu digunakan untuk kegiatan
ekstrakurikuler.

2. Visi Misi Sekolah


• VISI:
“MENJADI SEKOLAH TERUNGGUL, BERWAWASAN NASIONAL,
BERSAING SECARA GLOBAL, BERBUDI PEKERTI LUHUR, DAN
RELIGIUS”.
• MISI:
1. Mewujudkan pencapaian delapan standar nasional pendidikan.
2. Mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berbudi pekerti
luhur.
3. Meningkatkan mutu pendidikan yang mengintegrasikan sistem nilai agama dan
budaya dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Mengembangkan seluruh potensi siswa secara optimal baik dalam bidang
akademis maupun non- akademis.
5. Menerapkan information and Communication Technology (ICT) dalam proses
pembelajaran dan pengelolaan sekolah.
6. Menjalin hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat dalam
rangka pencapaian visi sekolah yang optimal.
Visi misi sekolah merupakan tujuan jauh yang harus dicapai oleh sekolah/
madrasah dalam kurun waktu tertentu. Dengan ditetapkannya tujuan jauh tersebut,
maka seluruh komponen lembaga akan diarahkan ke arah tujuan tersebut.1 Visi
sekolah yaitu tujuan sekolah jangka panjang, bisa lima atau sepuluh tahu ke depan.
Untuk mewujudkan visinya, sekolah menysuun misi yang berisi sejumlah program
dan kegiatan jangka pendek dan menengah. Visi disusun sesuai kemampuan

1
Muhaimin, manajemen pendidikan (Aplikasinya dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah/
madrasah), jakarta : prenada media, 2015
sekolah, kemajuan iptek, dan tuntutan masyarakat. Secara bertahap visi sekolah
harus mengalami kemajuan dan peningkatan sebagai bukti bahwa sekolah
bergerak maju bukan stagnan apalagi mundur.2
Kepala sekolah dengan kemampuan dalam kepemimpinannya harus
menyamakan visi setiap komponen tersebut. Jika seluruh komponen sekolah sudah
memiliki kesamaan visi, maka lembaga mulai memasuki tahap berkembang
sampai pada akhirnya seluruh komponen menuju arah yang sama. Hal ini dapat
mendorong organisasi untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini disebabkan karena
dengan mengarahnya komponen sekolah maka sekolah tersebut akan memiliki
orientasi yang jelas dalam proses pengembangannya.
Visi dan misi sekolah harus dipahami dengan baik oleh setiap warga sekolah.
Pimpinan harus menjelaskan kepada warga sekolah visi dan misi sekolah dan
bagaimana cara mencapainya. pimpinan mengeaskan bahwa ia sendiri tidak akan
mampu mewujudkan visi sekolah, melainkan memerlukan kerja sama seluruh unit
yang ada di sekolah.
Jika sekolah mampu membuat program dan melaksanakannya menuju suatu
tujuan yang dikembangkan dari visi sekolah maka visi sekolah akan dapat dicapai.
Pencapaian tersebut akan mendorong sekolah untuk mengembangkan rencana
jangka panjang berikutnya. Demikian seterusnya sehingga sekolah tersebut
mampu melaksanankan pengembangan secara terus menerus.
Di SMA 3 TANGSEL terdapat visi misi sekolah yang dipajang di beberapa
tempat seperti ruang guru, perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala
sekolah, dan ruang piket. Terwujudnya visi misi di sekolah ini diawasi langsung
oleh wakil kepala sekolah bidang manajemen mutu (WMM). WMM bertugas
mendampingi, mengawasi, menganilisis, mengaudit program kerja internal
maupun eksternal hingga mengevaluasi tugas-tugas dari wakil kepala sekolah di
bidang lain. Disekolah ini terdapat 6 wakil kepala sekolah yaitu bidang humas,
bidang kurikulum, bidang kesiswaan, bidang manajemen mutu, bidang sarana dan
prasarana, dan bidang pengembangan pendidikan. semua tugas dan tanggung
jawab wakil kepala sekolah tercantum dalam satu file yang dipegang oleh wakil
manajemen mutu. Dimana tugas dan tanggung jawab yang tercantum, mengarah
kepada visi dan misi sekolah.

2
Musfah, Jejen. Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan, dan Praktik. Jakarta : Prenada Media, 2015
Dalam prosesi wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang manajemen
mutu, beliau menjelaskan misi yang dilakukan sekolah untu mencapai visi.
Misi yang pertama yaitu mewujudkan delapan standar nasional pendidikan,
sekolah ini sudah mencanangkan program-program yang tertulis di dalam satu
dokumen. adapun delapan standar nasional tersebut terdiri dari standar kompetensi
lulusan, standar isi , standar proses, standar pendidikan dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan
pendidikan, dan standar penilaian pendidikan.
Misi yang kedua yaitu mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang
unggul dan berbudi pekerti luhur. Di sekolah ini, peningkatan SDM bukan hanya
untuk siswa saja, melainkan guru juga. hal ini dilihat dengan adanya kegiatan
pelatihan guru dan workshop. Sekolah ini juga sering mengundang peniliai
penelitian tingkat nasional guna meningkatkan SDM di sekolah ini. Untuk siswa,
peningkatan SDM dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa
seperti mengaji, tadarus, membaca asmaul husna, mengaji bersama dg guru, dan
guru agama menyampaikan tausyiah. Hal ini juga merupakan guna mewujudkan
pengeintegrasian antara nilai agama. Dalam hal budaya, sekolah menanamkan
nilai budaya lewat guru kesenian, siswa dapat melakukan kegiatan mulok dari
provinsi Banten seperti rampak bedug, membatik, dan pencak silat. Ketiga
kegiatan tersebutlah yang dikembangkan oleh SMAN 3. Selain budaya tradisional,
sekolah ini juga mengembangkan budaya internasional. pada saat kelas 11, siswa
akan dibuat menjadi beberapa kelompok untuk melakukan kegiatan menari dari
budaya luar sebagai pengenalan budaya luar.
Di sma 3 ini terkenal dengan prestasi akademis dan non akademis. Prestasi
akademis dapat dilihat dari adanya keikut sertaan siswa untuk mengikuti olimpiade
sampai ke tingkat provinsi. siswa yang mengikuti olimpiade tidak boleh
meninggalkan pelajaran lainnya. Nilai siswa harus seimbang. Guru tidak ingin
memberi nilai saat nilai siswa tidak mencapai KKM sehingga siswa harus lebih
bekerja keras untuk menyeimbangkan kewajiban belajar di kelas dan belajar untuk
persiapan olimpiade.
Menurut wakasek mutu, semangat siswa untuk mengikuti lomba sangat
tinggi, mengingat adanya persaingan antar sekolah demi memberikan nilai
tambahan bagi sekolah mereka dimata sekolah lain dan hal ini sangat diapresiasi
oleh sekolah. Bentuk apresiasi dari sekolah yaitu saat upacara bendera, siswa yang
berprestasi akan dipanggil ke depan untuk diberi apresiasi. Dimana hal ini bisa
menjadi dorongan siswa untuk terus berusaha dan menjadi juara. prestasi tersebut
juga dapat menjadi modal untuk mendaftarkan diri pada SNMPTN sebagai nilai
tambah dan juga untuk mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi nanti.
Misi yang ke lima yaitu menerapkan Information and Communication
Technology (ICT) dalam proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Di
sekolah ini penerapan tersebut dapat di lihat dengan adanya penggunaan proyektor
dan LCD yang tersedia di setiap kelas. Penerapan ini dapat membantu guru dalam
proses mengajar, dimana dapat memudahkan guru dalam proses penyampaian
suatu informasi kepada siswa. Guru dapat memberikan suatu gambaran seperti
adanya tampilan slide yang diisi oleh informasi, gambar, video, dll. Hal ini dapat
memberikan nuansa berbeda dalam belajar dan diharapkan dapar meningkatkan
minat siswa untuk belajar. Sekolah sudah menyediakan alat tersebut disetiap kelas
sehingga menciptakan rasa nyaman dalam proses belajar mengajar. Karena masih
banyak sekolah lain yang tidak menyediakannya di semua kelas, sehingga siswa
harus mengambilnya terlebih dahulu di kantor TU guna belajar mengajar di kelas.
Misi keenam yaitu menjalin hubungan yang harmonis antar sekolah dengan
masyarakat dalam rangka pencapaian visi sekolah yang optimal. Penerapan misi
ini dapat dilihat dengan adanya keterlibatan masyarakat sekitar sekolah untuk
berkerja sama dengan pihak sekolah. hal yang dapat dilihat dari misis diatas yaitu
keterlibatan masyarakat dalam proses penyembelihan qurban pada hari raya idul
adha. Sekolah mengadakan pemotongan kurban dan membagikan daging kurban
tersebut kepada masyarakat sekita sekolah. Penyembelihan ini diawasi oleh pihak
sekolah terutasma guru, pihak panitia kurban dan RT/RW. Kerja sama dengan RT
terkait juga membantu sekolah dalam hal pendistribusian daging untuk masyarakat
yang membutuhkan.

3. Organisasi Sekolah
Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 1
tahun 2012 mengatur tentang organisasi dan tata kerja kementrian pendidikan dan
kebudayaan. Pendidikan menengah (SMA) diatur dalam Bab VI. Di sekolah
SMAN 3 Tangsel terdapat bagan struktur organisasi sekolah yang ditempel di
papan kayu dan tergantung di beberapa ruangan yaitu ruang Tata Usaha (TU),
ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah bidang kesiswaan,
ruang wakil kepala sekolah bidang humas, ruang wakil kepala sekolah bidang
kurikulum, dan di perpustakaan. Bagan sekolah tidak terdapat di beberapa ruangan
wakil kepala sekolah lainnya karena belum sempat dipasang sehingga hanya
beberapa ruang wakasek saja yang sudah terdapat bagan tersebut.
Sekolah ini belum mendapat pengganti kepala sekolah sehingga pelaksana
tugas kepala sekolah saat ini dipegang oleh wakil kepala sekolah bidang humas
yaitu Dra. Aan Sri Analiah, sebelumnya kepala sekolahnya yaitu Drs. H. P. A.
Sopandy, M.Pd, namun karena sudah pensiun maka Pak Sopandy sudah tidak
menjabat sebagai kepala sekolah terhitung dari tahun ajaran baru 2018/2019.
Terdapat enam wakil kepala sekolah (wakasek) di sekolah ini yaitu: bidang
manajemen mutu dijabat oleh Dra. Eny Suryani, M.Pd., bidang sarana dan
prasarana dijabat oleh Dra. Hj. Lina N, M.Pd., bidang kurikulum dijabat oleh
Wiwin Purwi I., M.Pd., bidang kesiswaan dijabat oleh Liman, M.Pd., bidang
humas dijabat oleh Dra. Aan Sri Analiah, dan bidang pengembangan pendidikan
dijabat oleh Dra. Hj. Yuniati, M.Pd. Wakil kepala sekolah yang diakui oleh
pemerintah hanya tiga yaitu bidang kesiswaan, kurikulum, dan sarana prasarana.
Wakil kepala sekolah yang diakui disini memiliki arti mendapat gaji tambahan
dari pemerintah. Sedangkan bidang lainnya diakui juga oleh pemerintah namun
tidak mendapatkan gaji tambahan.
Deskripsi tugas untuk masing-masing komponen organisasi tertulis dalam
satu dokumen yang dipegang oleh masing-masing wakil kepala sekolah. Dalam
file tersebut dijelaskan secara rinci tugas-tugas, tanggung jawab, alur-alur
komando, garis komando, garis koordinasi, dari setiap komponen organisasi
sehingga dalam pelaksanaannya semua komponen organisasi berpacu pada
dokumen tersebut. Namun dokumen tersebut tidak bisa diperbanyak oleh kami
karena file tersebut merupakan dokumen pribadi sekolah.

4. Budaya Sekolah/ Kultur Sekolah


Budaya/kultur sekolah adalah tradisi yang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan spirit dan nilai-nilai yang dianut sekolah. Tradisi ini mewarnai kualitas
kehidupan sebuah sekolah, termasuk kualitas lingkungan, kualitas interaksi, dan
kualitas akademik. Terbentuknya budaya sekolah yang baik dapat membawa
perubahan ke arah yang lebih baik, terutama dalam mengubah perilaku peserta
didik. Faktor-faktor pembiasaan budaya sekolah melibatkan nilai moral, sikap dan
perilaku siswa, komponen yang ada di sekolah, dan aturan/tata tertib sekolah.3
SMAN 3 Tangerang Selatan memiliki beberapa kultur sekolah yang berbeda
dengan SMA lain. Di SMAN 3 Tangerang Selatan diterapkan kegiatan 3S
(Senyum, Sapa dan Salam), tidak hanya ke kepala sekolah, wakil kepala sekolah
dan guru tetapi ke petugas sekolah lainnya seperti satpam, penjaga kebersihan,
petugas TU (Tata Usaha) dan lainnya. Hal ini sudah diterapkan sejak siswa masuk
dibangku kelas 10. Setiap guru/ wali kelas mengingatkan kepada siswanya untuk
menerapkan kegiatan 3S apabila bertemu dengan guru dan petugas sekolah
lainnya. Contohnya pada saat siswa baru sampai ke sekolah, siswa melakukan 3S
kepada satpam yang berjaga di gerbang sekolah/ di halaman depan sekolah. Selain
itu ada juga beberapa guru yang berjaga di pintu masuk sekolah untuk menyapa
siswa-siswa yang baru saja datang. Guru/ wali kelas pun juga mengingatkan
apabila dalam keadaan sedang terburu-buru atau sulit untuk melakukan kegiatan
3S, setidaknya minimal melakukan salah satu dari ketiga hal tersebut.
Kultur sekolah selanjutnya yaitu pengkodisian kelas. Di SMAN 3 Tangerang
Selatan, pada jam pertama, setiap pagi dilakukan pembiasaan kegiatan membaca
buku dan membaca al-quran (bagi yang beragama islam) untuk semua siswa
selama 30 menit. Untuk siswa yang non-muslim diarahkan untuk membaca ke
dalam perpustakaan sekolah. Setiap guru akan memasuki kelas dan mengawasi
kegiatan tersebut. Buku-buku bacaan pun disediakan di lorong sekolah, agar
memudahkan siswanya untuk membaca. Terdapat 12 rak buku yang disediakan
disetiap lorong sekolah. Kegiatan ini membantu siswa untuk menambah minat
membaca dan juga menambah nilai rohani.
Untuk memulai pelajaran, ketua kelas mengkondisikan teman-temannya
untuk dalam kondisi siap ketika guru masuk, dan memimpin untuk membaca doa
dan memberikan salam. Ada sebagian guru yang menetapkan peraturan ketika
guru sudah masuk ke dalam kelas. Apabila ada siswa yang terlambat masuk ke
dalam kelas, tidak diperkenankan untuk masuk kelas. Biasanya, siswa yang
terlambat tersebut diarahkan untuk menunggu atau belajar di perpustakaan
sekolah.

3
Doni Koesoema.. Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter bagi Komite Sekolah. Jakarta:
Kemendikbud, 2018
Kegiatan upacara bendera dilakukan setiap 2 (dua) minggu sekali. Dimana
satu minggu digunakan untuk kegiatan pembinaan bersama wali kelas. Kegiatan
upacara yang dilakukan di sekolah ini hampir sama dengan sekolah lainnya. Untuk
siswa yang terlambat datang, akan dipisahkan dari barisan. Untuk siswa yang tidak
memakai atribut lengkap pun juga dipisahkan dari barisan. Wakasek kesiswaan,
Pak Liman, biasanya akan memeriksa setiap barisan untuk melihat kelengkapan
atribut sekolah, pakaian dan rambut siswa laki-laki yang tidak sesuai dengan
peraturan sekolah, apabila ditemukan siswa yang melanggar hal tersebut, akan
dipisahkan dari barisan. Hukuman yang diberikan bersifat tentatif, bisa membaca
al-quran dan shalat dhuha, ataupun lari memutari lapangan, bergantung kepada
kebijakan guru tersebut. Untuk pakaian dan rambut (penampilan) yang tidak sesuai
dengan aturan sekolah akan digunting. Hal ini dapat mengurangi poin yang ada.
Apabila poin yang siswa miliki habis, maka siswa tersebut bisa saja di D.O (Drop
Out) dari sekolah. Hal ini membuat siswa menjadi lebih disiplin dan tidak akan
melanggar peraturan yang ada. Karena apabila siswa melanggar aturan, dapat
mengurangi poin yang ada. Pada kegiatan upacara, apabila ada siswa berprestasi/
memenangkan lomba akan diapresiasi, untuk maju kedepan untuk diberikan
penghargaan ataupun ucapan selamat.
Penggunaan seragam sekolah di SMAN 3 Tangerang Selatan, pada hari senin
sampai rabu menggunakan seragam putih abu-abu beserta atribut pelengkapnya
seperti dasi, sabuk, dan tanda pengenal nama siswa dan nama sekolah. Pada hari
kamis menggunakan seragam batik yang sudah ditetapkan oleh sekolah, dan pada
hari jumat menggunakan seragam kemeja/ baju kurung yang sudah ditetapkan oleh
sekolah dan untuk siswi yang beragama islam pada hari jumat diwajibkan
menggunakan kerudung. Siswa diwajibkan untuk mengikuti peraturan penggunaan
seragam sekolah. Terdapat poster peraturan seragam sekolah yang baik yang
sesuai dengan aturan yang disediakan sekolah. Hal ini sebagai penghimbau agar
siswa bisa berpakaian sesuai dengan aturan yang ada.
Anjuran menjaga kebersihan sudah diterapkan dengan baik. Guru selalu
mengingatkan siswa-siswanya untuk menjaga kebersihan baik ketika didalam
kelas maupun diluar kelas. Beberapa guru menerapkan aturan, apabila lingkungan
kelas dalam keadaan berantakan atau kotor/ terdapat sampah, guru tersebut tidak
akan memulai kegiatan belajar. Hal ini memacu siswa agar terus menjaga
kebersihan sekolah. Kepala sekolah maupun guru diberbagai kesempatan seperti
ketika sedang pidato upacara, akan mengingatkan siswa-siswanya untuk tetap
menjaga kebersihan sekolah. Selain itu, terdapat juga poster-poster yang berada
disetiap lorong sekolah untuk mengingatkan untuk menjaga kebersihan sekolah.
Agar terciptanya suasana yang tenang dan nyaman untuk belajar, sekolah
menganjurkan untuk menjaga ketenangan. Guru/wali kelas ketika waktu
pembinaan kelas, selalu mengingatkan untuk menjaga ketenangan kelas.
Kemudian, ketika terdapat guru yang berhalangan hadir ke kelas/ jam kosong,
guru piket akan menyampaikan tugas yang dititipkan guru yang berhalangan hadir
tersebut, dan mengamanatkan ketua kelas untuk menjaga ketenangan kelas.
Apabila ada siswa yang keluar kelas atau membuat ketidaktenangan, guru piket
akan menegur siswa tersebut agar masuk kedalam kelas dan melanjutkan kegiatan
belajarnya. Guru piket selalu mengawasi kegiatan siswa untuk menjaga
ketenangan sekolah. Hal ini juga berkaitan dengan pemanfaatan waktu, apabila
kelas dalam keadaan kosong, siswa tetap dalam keadaan belajar, sehingga tidak
ada waktu yang akan terbuang.
Selain itu juga terdapat poster-poster atau papan peringatan untuk seluruh
masyarakat sekolah baik guru, siswa, maupun tamu untuk menjaga ketenangan
sekolah. Selain itu, agar siswa tetap nyaman dalam belajar, sekolah menyiapkan
sarana prasarana belajar yang lengkap, seperti proyektor, alat-alat peraga, ruangan
ber-ac, dan pelengkap lainnya. Guru juga mengusahakan untuk menggunakan
media pembelajaran yang membuat siswanya akan tertarik, sehingga siswa akan
tetap nyaman dalam belajar.
Sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat membuat suasana sekolah
menjadi menyenangkan. Contohnya untuk mengisi waktu kosong antara sesudah
kegiatan ujian semester dan penerimaan rapor, sekolah mengadakan kegiatan class
meeting yang menyediakan berbagai perlombaan. Kegiatan ini dibuat oleh
organisasi yang berada di sekolah (OSIS) berserta guru pembina OSIS. Selain
menyenangkan, kegiatan seperti ini dapat bermanfaat untuk siswa untuk
mempererat tali silaturrahmi antar sesama siswa, menambah keakraban siswa.
Selain itu juga dapat menyalurkan bakat dan minat siswa dalam berbagai kegiatan,
dan melatih mental bersaing dan sportifitas dalam perlombaan ataupun
pertandingan.
Di SMAN 3 Tangerang Selatan ini juga mengadakan kegiatan-kegiatan lain
diluar pembelajaran, contohnya kegiatan seremonial pada saat hari raya Idul Adha
dilakukan pemotongan hewan qurban. Guru-guru beserta staff-staff sekolah ikut
ambil serta dalam kegiatan ini berserta murid-murid juga. Kegiatan ini dapat
menambah nilai rohani siswa. Selain itu juga dapat menambah nilai interaksi
antara guru dan siswa. Karena, guru dan siswa saling bekerja sama dalam kegiatan
ini.
Kegiatan seremonial lain yang dilakukan sekolah ini yaitu peringatan hari
Kartini. Siswa memperingati hari tersebut dengan melakukan upacara. Selain itu
juga melakukan berbagai macam lomba. Kegiatan ini bermanfaat untuk menambah
nilai sosial dan juga menambah rasa cinta tanah air.

5. Kokurikuler dan Ekstrakurikuler


Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah tersebut terlaksana
dengan baik. Kegiatan kokurikuler dilaksanakan melalui science trip, Latihan
Dasar Kepemimpinan (LDK), Goes to Campus (GTC), dan praktikum-praktikum
secara langsung di laboratorium atau disekitar sekolah. Di sekolah tersebut juga
terdapat 27 ekstrakurikuler yang dapat di ikuti oleh para peserta didik.
Kegiatan kokurikuler disekolah tersebut terlaksana secara rutin sesuai dengan
jadwal kegiatan yang yang telah disepakati diawal tahun ajaran baru. Serta,
kegiatan ekstrakurikuler disekolah tersebut terdapat jadwal tertulis yang dibuat
oleh pengurus ekstrakurikuler yang kemudian disetujui oleh pembina
ekstrakurikuler dan pembina osis.
Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dibina secara langsung oleh guru-
guru terkait dikegiatan tersebut dan juga pembina dari ekstrakurikuler. Selain itu,
pembinaan juga dilakukan oleh guru-guru wali kelas ketika waktu pembinaan oleh
wali kelas. Waktu pembinaan wali kelas terlaksana 2 minggu sekali secara rutin.
Di sekolah tersebut tidak semua guru yang menjadi pembina ekstrakurikuler
dan kokurikuler. Hal ini disebabkan, karena jumlah guru yang sangat banyak dan
jumlah ekstrakurikuler yang tidak terlalu banyak, sehingga ada beberapa guru
yang tidak membina kegiatan tersebut secara langsung. Akan tetapi, guru guru
yang tidak membina kegiatan tersebut secara langsung tetap menjadi panitia pada
kegiatan-kegiatan kokurikuler yang diselenggarakan.
Kegiatan kokurikuler diwajibkan kepada seluruh siswa disekolah tersebut,
sebab kegiatan kokurikuler ini merupakan suatu kegiatan yang dapat menunjang
dan memperdalam ilmu pengetahuan yang telah siswa dapat dalam kegiatan
inkurikuler atau pembelajaran dikelas. Dalam kegiatan ekstrakurikuler hanya satu
kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan, yaitu ekstrakurikuler pramuka, untuk
ekstrakurikuler lainnya setiap siswa boleh memilih satu atau lebih ekstrakurikuler
yang ingin diikuti.
Peran peserta didik kelas CI dan BI dalam kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler adalah membantu pelatih dan pembina untuk melatih teman teman
dalam ekstrakurikuler yang berkaitan dengan bakat yang dimiliki siswa kelas CI
dan BI. Selain itu, siswa kelas CI dan BI juga memiliki jadwal latihan tersendiri,
yang mana mereka dipersiapkan untuk mengikuti kegiatan kegiatan kejuaraan atau
olimpiade yang diselenggarakan oleh pemerintah, seperti Olimpiade Siswa
Nasional (OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Pekan Olahraga
Pelajar Daerah (POPDA), dan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS).

6. Sarana , Prasarana, dan Pengelolaan Lab Biologi


Tujuan anak sekolah yaitu agar ia menjadi anak baik, pintar, dan terampil.
Dibutuhkan proses yang tidak sederhana dan panjang agar tujuan ini berhasil
dicapai sekolah. Sekolah menyediakan sarana untuk pengembangan rasa, pikir, dan
raga siswa, seperti mesjid, perpustakaan, laboratorium, unternet, dan tempat
olahraga.
Tanpa sarana yang baik, sekolah sulit melahirkan keluaran yang kompeten.
Sarana merupakan media atau alat untuk belajar agar pendidikan berjalan efektif.
Sarana sekolah diperlukan untuk keseimbangan perkembangan fisik dan psikis
siswa.4
Pada kesempatan kali ini observer berkesempatan mengamati sarana
prasarana dan ketersediaan laboratorium Biologi. Menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007 tanggal 28 juni 2007 standar sarana
dan prasarana untuk sekolah menengah atas/madrasah aliyah (sma/ma), sebuah
SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: ruang kelas,
ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang
laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa,
ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling,

4
Musfah, Jejen. Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan, dan Praktik. Hal : 228. Jakarta : Prenada Media,
2015.
ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, tempat
bermain/berolahraga.
Adapun untuk laboratorium biologi pemerintah menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007 berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi secara praktek yang memerlukan
peralatan khusus, ruang laboratorium biologi dapat menampung minimum
satu rombongan belajar, rasio minimum ruang laboratorium biologi 2,4

m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20

orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang

penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium biologi 5


m dan ruang laboratorium biologi memiliki fasilitas yang memungkinkan
pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan, serta ruang laboratorium biologi dilengkapi sarana sebagaimana
tercantum pada tabel pengamatan yang telah terlampir.5
Pada kesempatan kali ini observer berhalangan untuk melihat laboratorium
Biologi secara langsung. Hal ini disebabkan laboratorium Biologi pada SMAN 3
Tangsel telah dialihfungsikan menjadi ruang belajar peserta didik, dikarenakan
ketersediaan kelas untuk menampung peserta didik sudah tidak mencukupi. Adapun
oleh pihak sekolah sarana prasana laboratorium Biologi, baik berupa alat, hingga
kegiatannya pun dialihkan ke laboratorium Kimia. Hal ini tentu sangat disayangkan
mengingat standar sarana prasana sekolah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
untuk sebuah SMA salah satunya yakni adanya laboratorium Biologi.
Akan tetapi, oleh salah satu laboran di SMAN 3 Tangsel kami diberi
kesempatan untuk melihat kelengkapan sarana prasana laboratorium Biologi,
sehingga berdasarkan hasil pengamatan langsung serta wawancara kami dengan
laboran tersebut, kami mendapati untuk kelengkapan alat-alat laboratorium SMAN
3 Tangsel tergolong lengkap sebagaimana standar yang telah ditetapkan pemerintah
untuk laboratorium biologi itu sendiri.
Mengenai desain ruang laboratorium Biologi dari hasil wawancara dan
pengamatan langsung observer bahwa desain ruang laboratorium biologi di
SMAN 3 Tangsel, yaitu ukuran laboratorium biologi kurang lebih 500 m2 untuk

5
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007 tanggal 28 juni 2007 Standar Sarana dan
Prasarana untuk Sekolah Menengah A tas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
menampung 40 peserta didik. Sedangkan fasilitas khusus yang ada di ruang
laboratorium meliputi kursi siswa atau guru, meja siswa, meja guru, papan tulis,
lemari bahan, meja demonstrasi, lemari alat-alat praktikum, tempat cuci tangan
(2) dan perlengkapan P3K. Pada dasarnya desain ruang laboratorium perlu
mendapat perhatian karena fungsi laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya
digunakan untuk percobaan yang bersifat individual. Umumnya laboratorium
digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar
mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasitas ruangan laboratorium dalam satu
kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau

aktivitas lainnya. Rasio minimum ruang laboratorium biologi 2,4 m2/peserta


didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas

minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan

persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium biologi 5 m.

C. Penutup
1. Simpulan

2. Saran
Dalam melakukan observasi, sebaiknya menyiapkan diri dan segala kebutuhan
yang dibutuhkan agar observasi dapat berjalan dengan lancar, dan dalam
melakukan observasi sebaiknya dilakukan dengan teliti dan jujur apa adanya.

D. Daftar Pustaka
Koesoema, Doni. 2018. Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter bagi Komite
Sekolah. Jakarta: Kemendikbud.
Muhaimin. 2015 Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/ Madrasah. Jakarta: Prenada Media.
Musfah, Jejen. 2015. Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan, dan Praktik. Jakarta:
Prenada Media

E. Lampiran-lampiran
1. Daftar kehadiran mahasiswa
2. Foto

3. Lembar wawancara
LAMPIRAN LEMBAR WAWANCARA DENGAN LABORAN IPA SMA
NEGERI 3 TANGSEL, MENGENAI SARANA PRASANA
LABORATORIUM BIOLOGI

M : Bagaimanakah daya dukung laboratorium biologi dalam menunjang


pelaksanaan K13 pada pembelajaran biologi di SMAN 3 Tangsel? Dalam
hal ini ketersediaan alat dalam menunjang praktikum

N : Ketersediaan alat untuk praktikum biologi, baik berupa alat untuk


melakukan percobaan langsung, alat peraga 3 dimensi, maupun alat peraga
dua dimensi sudah cukup lengkap menurut saya, karena sejauh ini kita
tidak pernah kekurangan alat ketika ingin mempraktikkan sesuatu. Bahkan
kami sedang ingin menambah inventaris lemari lagi untuk menampung
banyaknya alat dan bahan yang tersedia. Apalagi semenjak digabungnya
laboratorium kimia dan biologi.

M : Apakah sebab digabungnya laboratorium Biologi dan Kimia ini?

N : dikarenakan ruangan yang sebenarnya ditujukan untuk lab Biologi


digunakan sebagai kelas. Baru saja tahun ini penerimaan jumlah peseta
didik kami diluar batas daya tampung kelas untuk siswa, sehingga
memaksa kami menggabungkan lab kimia dan biologi.

M : Berapa luas lab Biologi atau lab Kimia itu sendiri?

N : kurang lebih 500 m2 untuk menampung 40 peserta didik.

M : Bagaimana mengenai administrasi laboratorium Bologi ini sendiri?


Seperti buku peminjaman, inventaris dan lain-lain.

N : Untuk kelengkapan administrasi kami memiliki daftar inventaris baik


berupa soft file dan hard file, daftar hadir praktikkan, dan pengaturan
jadwal praktikum yang dibuat diawal semester mengikuti kurikulum.
Sedangkan untuk pendanaan alat dan bahan diperoleh dari sekolah dan
subsidi pemerintah.

M : Persiapan apa yang dilakukan agar laboratorium sebagai salah satu


fasilitas belajar yang dapat menunjang pelaksanaan Kurikulum 2013?

N : Kurang lebih seperti tadi, dengan mengatur jadwal pemakaian


laboratorium agar tidak bentrok dengan mata pelajaran biologi dan kimia
ataupun antar kelas, serta saya sebagai laboran menyediakan alat dan
bahan sebelum praktikum berlangsung.

M : Apakah ada bimbingan khusus atau mungkin berupa pretest kepada


praktikkan?

N : Untuk pretest tidak ada, hanya mungkin berupa materi pelajaran yang
telah diberikan guru mata pelajaran biologi sebelumnya, bekal praktikum
peserta didik dari situ.

M : Apakah ada tugas untuk peserta didik setelah praktikum, seperti


pembuatan laporan?

N : iya, peserta didik diwajibkan untuk membuat laporan yang nantinya akan
dikumpulkan dan dinilai langsung oleh guru mata pelajaran biologi.

LAMPIRAN KEGIATAN WAWANCARA DENGAN SISWA SMAN 3


TANGERANG SELATAN MENGENAI KULTUR SEKOLAH

M : Apakah dari sekolah ini ada kegiatan yang menarik yang biasa
dilakukan?

S : Terdapat kegiatan literasi setiap pagi.

M : Apa yang kalian lakukan ketika kegiatan tersebut?

S : Kami membaca buku, membaca al-quran dan shalawat selama 30 menit.


Baru kegiatan pembelajaran dimulai

M : Bagaimana dengan buku yang kalian baca, apakah sekolah menyediakan


atau kalian membawa sendiri dari rumah masing-masing?

S : Buku ada yang disediakan oleh sekolah yang terdapat di rak-rak buku
yang ada di lorong sekolah, ada juga beberapa teman-teman kami yang
membawa buku seperti novel dari rumah.

M : pada saat kegiatan membaca al-quran dan shalawat, bagaimana dengan


siswa yang non-muslim?

S : untuk siswa yang non-muslim, dikumpulkan di perpustkaan untuk


membaca buku disana. Agar tidak terganggu pada saat kami sedang
membaca al-quran dan shalawat.

M : kapan kegiatan ini dilakukan?

S : kegiatan ini dilakukan setiap hari, setiap pagi.


M : apakah setiap minggu kalian melakukan upacara?

S : kegiatan upacara dilakukan dua minggu sekali

M : bagaimana dengan satu minggu yang lainnya? Apa yang kalian lakukan?

S : satu minggu untuk upacara, dan satu minggu lagi untuk pembinaan
bersama wali kelas.

M : ketika upacara maupun tidak, apabila terdapat siswa yang telat hadir.
Adakah hukuman yang diberikan?

S : ketika terlambat, kami diarahkan untuk ke musholla untuk sholat dhuha


dan membaca al-quran. Nanti ketika pelajaran jam kedua, baru diizinkan
untuk masuk ke kelas.

M : apakah pelanggaran-pelanggaran tersebut berpengaruh terhadap poin?

S : berpengaruh terhadap poin, nanti poin kami bisa berkurang. Ketika


pertama kali kami masuk kesekolah, kami diberi buku panduan mengenai
poin kami. Apabila poin kami berkurang hingga habis maka kami bisa saja
di D.O (Drop Out)

Keterangan:

M = Mahasiswa

S = Siswa

LAMPIRAN KEGIATAN WAWANCARA DENGAN PEMBINA OSIS


SMAN 3 TANGERANG SELATAN MENGENAI KOKURIKULER
DAN EKSTRAKULIKULER

M : adakah kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler?

N : ada, kegiatan kokurikuler meliputi science trip, Latihan Dasar


Kepemimpinan (LDK), Praktikum, dan Goes To Campus (GTC).
Sedangkan, untuk ekstrakurikuler totalnya terdapat 27 ekstrakurikuler,
dimana ekstrakurikuler ini meliputi bidang olahraga, seni, kesehatan,
mesin, dan kerohanian. Selain itu, disekolah ini juga terdapat
ekstrakurikuler radio, dimana ekstrakurikuler ini jarang ditemui disekolah
sekolah lain.

M : apakah tujuan pihak sekolah melaksanakan kegiatan kokurikuler dan


ekstrakurikuler?
N : kegiatan kokurikuler tentunya bertujuan sebagai sarana peserta didik
untuk membuktikan, memperdalam, dan mengenal lebih jauh ilmu
pengetahuan yang telah diajarkan didalam kelas. Sedangkan, kegiatan
ekstrakurikuler berperan sebagai sarana peserta didik untuk
mengembangkan potensi dan minat yang ada pada dirinya, selain itu
ekstrakurikuler disekolah ini berperan juga sebagai sarana peserta didik
untuk mengenal, memahami, dan terlibat langsung dalam sebuah
organisasi. Karena, ekstrakurikuler disekolah ini dikelola langsung oleh
peserta didik.

M : apakah kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terdapat jadwal yang


rutin?

N : ya, tentunya untuk kegiatan kokurikuler kami telah membahas dan


merencanakannya di awal tahun ajaran baru dan tentunya kegiatan tersebut
merupakan agenda tahunan yang ada disekolah ini. Untuk ekstrakurikuler,
jadwal latihannya dirancang oleh pengurus ekstrakurikuler (peserta didik)
yang kemudian diajukan kepada pembina osis dan diteruskan kepada
kepala sekolah untuk disetujui.

M : apakah ada pembinaan yang dilakukan oleh guru mengenai kegiatan


kokurikuler dan ekstrakurikuler ?

N : ya, ada pembinaan. Pembinaan tersebut dilakukan oleh guru-guru terkait


kegiatan tersebut dan juga dilakukan oleh guru wali kelas ketika kegiatan
pembinaan wali kelas dihari senin. Sedangkan, pembinaan ekstrakurikuler
tentunya dilakukan pada saat dilaksanakannya ekstrakurikuler.

M : apakah semua guru menjadi pembina kegiatan kokurikuler dan


ekstrakurikuler?

N : tidak semua guru menjadi pembina, karena guru disekolah ini terbilang
cukup banyak, sedangkan ekstrakurikuler dan kokurikuler yang
dilaksanakan tidak sebanyak guru yang ada, sehingga ada beberapa guru
yang tidak menjadi pembina kegiatan tersebut. Namun, guru-guru yang
tidak menjadi pembina diberi tugas untuk menjadi panitia pelaksana
kegiataan kokurikuler yang sifatnya kunjungan keluar, seperti science trip,
Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), dan Goes To Campus (GTC).

M : apakah peserta didik diwajibkan untuk mengikuti kegiatan kokurikuler


dan ekstrakurikuler?

N : untuk kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler pramuka, tentunya


seluruh siswa diwajibkan untuk mengikutinya. Sedangkan, untuk
ekstrakurikuler yang lain siswa diberi kebebasan untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler yang ada.
M : bagaimana peran siswa kelas CI dan BI dalam kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler disekolah ini?

N : peran peserta didik kelas CI dan BI dalam kegiatan kokurikuler dan


ekstrakurikuler adalah membantu pelatih dan pembina untuk melatih
teman teman dalam ekstrakurikuler yang berkaitan dengan bakat yang
dimiliki siswa kelas CI dan BI. Selain itu, siswa kelas CI dan BI juga
memiliki jadwal latihan tersendiri, yang mana mereka dipersiapkan untuk
mengikuti kegiatan kegiatan kejuaraan atau olimpiade yang
diselenggarakan oleh pemerintah, seperti Olimpiade Siswa Nasional
(OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Pekan Olahraga
Pelajar Daerah (POPDA), dan Pekan Olahraga Pelajar Nasional
(POPNAS).

Keterangan :

M = Mahasiswa

N = Narasumber/Guru

LAMPIRAN KEGIATAN WAWANCARA DENGAN WAKIL KEPALA


SEKOLAH BAGIAN BIDANG MANAJEMEN MUTU SMAN 3
TANGERANG SELATAN MENGENAI VISI MISI SEKOLAH

M : Apakah ada visi misi di sekolah ini bu?

N : Tentu saja ada. Anda bisa melihat di dokumen ini, dimana visi misi yang
akan diwujudkan akan di lakukan khususnya oleh wmm yang bertugas
untuk mengkondisikan dan terwujudnya visi ini dengan adanya misi yang
ada.

M : Bagaimana tugas WMM dalam mewujudkan visi sekolah?

N : Kita mendampingi, audit internal dan eksternal apakah misi mengarah ke


visi. Setiap wakasek memiliki tujuan masing-masing. sebagai wakasek
bidang mutu, saya bertugas mengawasi, mengiringi , mengaudit, dan
mengevaluasi apakah tugas yg dilakukan sudah sesuai dengan program
atau tidak, sehingga controlling ada di sini

M : Bagaimana penerapan misi yang sudah ada untuk mewujudkan visi?

N : Bisa dilihat di visi yang pertama yaitu mewujudkan delapan standar


pendidikan nasional. Anda dapat melihat di internet bahwa 8 standar
nasional tersebut diantaranya standar kompetensi lulusan, standar isi,
standar proses, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar
saranan dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan
pendidikan, dan standar penilaian pendidikan. Kami dari pihak sekolah
sudah menjalankan dan terus berusaha untuk mencapai ke 8 standar
tersebut. Misi yang kedua yaitu mewujudkan sumber daya manusia (SDM)
yang unggul dan berbudi pekerti luhur. Di sekolah ini, peningkatan SDM
bukan hanya untuk siswa saja, melainkan guru juga. Hal ini dilihat dengan
adanya kegiatan pelatihan guru dan workshop. Sekolah ini juga sering
mengundang peniliai penelitian tingkat nasional guna meningkatkan SDM
di sekolah ini.

M : Lalu bagaimana misi yang berkaitan dengan pengintegrasian nilai agama


dan budaya pada siswa bu?

N : Untuk siswa, pengintegrasian dari nilai agama dapat dilihat dari kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa seperti mengaji, tadarus,
membaca asmaul husna, mengaji bersama dg guru, dan guru agama
menyampaikan tausyiah nya. Dalam hal budaya, sekolah menanamkan
nilai budaya lewat guru kesenian, siswa dapat melakukan kegiatan mulok
dari provinsi Banten seperti rampak bedug, membatik, dan pencak silat.
Ketiga kegiatan tersebutlah yang dikembangkan oleh SMAN 3. Selain
budaya tradisional, sekolah ini juga mengembangkan budaya internasional.
Pada saat kelas 11, siswa akan dibuat menjadi beberapa kelompok untuk
melakukan kegiatan menari dari budaya luar sebagai pengenalan budaya
luar.

M : Sekolah ini terkenal dengan prestasi non akademis nya, itu bagaimana
penjelasanya bu?

N : Sebenarnya bukan hanya prestasi non akademis saja ya, tetapi prestasi
akademiknya juga. Prestasi akademis dapat dilihat dari adanya keikut
sertaan siswa untuk mengikuti olimpiade sampai ke tingkat provinsi. Siswa
yang mengikuti olimpiade tidak boleh meninggalkan pelajaran lainnya.
Nilai siswa harus seimbang. Guru tidak ingin memberi nilai saat nilai
siswa tidak mencapai KKM sehingga siswa harus lebih bekerja keras
untuk menyeimbangkan kewajiban belajar di kelas dan belajar untuk
persiapan olimpiade.

M : Lalu bagaimana bentuk apresiasi dari sekolah untuk siswa yang


berprestasi?

N : Semangat siswa untuk mengikuti lomba sangat tinggi, mengingat adanya


persaingan antar sekolah demi memberikan nilai tambahan bagi sekolah
mereka dimata sekolah lain dan hal ini sangat diapresiasi oleh sekolah.
Bentuk apresiasi dari sekolah yaitu saat upacara bendera, siswa yang
berprestasi akan dipanggil ke depan untuk diberi apresiasi. Dimana hal ini
bisa menjadi dorongan siswa untuk terus berusaha dan menjadi juara.
prestasi tersebut juga dapat menjadi modal untuk mendaftarkan diri pada
SNMPTN sebagai nilai tambah dan juga untuk mendapatkan beasiswa di
perguruan tinggi nanti.

M : Selanjutnya, bagaimana menerapkan ICT dalam proses pembelajaran?

N : Di sekolah ini penerapan tersebut dapat di lihat dengan adanya


penggunaan proyektor dan LCD yang tersedia di setiap kelas. Penerapan
ini dapat membantu guru dalam proses mengajar, dimana dapat
memudahkan guru dalam proses penyampaian suatu informasi kepada
siswa. Guru dapat memberikan suatu gambaran seperti adanya tampilan
slide yang diisi oleh informasi, gambar, video, dll. Hal ini dapat
memberikan nuansa berbeda dalam belajar dan diharapkan dapar
meningkatkan minat siswa untuk belajar.

M : Bagaimana membangun hubungan dengan masyarakat disekitar sekolah?

N : Penerapan misi ini dapat dilihat dengan adanya keterlibatan masyarakat


sekitar sekolah untuk berkerja sama dengan pihak sekolah. Hal yang dapat
dilihat dari keterlibatan masyarakat dalam proses penyembelihan qurban
pada hari raya idul adha. Sekolah mengadakan pemotongan kurban dan
membagikan daging kurban tersebut kepada masyarakat sekitar sekolah.

M = Mahasiswa

N = Narasumber/ Wakasek Manajemen Mutu


4. Lembar pengamatan

4.1 LEMBAR PENGAMATAN


VISI MISI SEKOLAH
Petunjuk:
1. Lembar ini untuk mencatat hasil kerja kelompok setelah melaksanakan PLP I, pada Topik
Visi dan Misi Sekolah
2. Lembar ini untuk mendeskripsikan Visi dan Misi Sekolah di sekolah tempat PLP

3. Mohon memberi tanda centang (✓) pada kolom di bawah Ya atau Tidak (Jika Ya
termasuk Baik atau Kurang)
4. Masing-masing kegiatan yang ada dapat ditambah uraian untuk mendeskripsikannya lebih
baik

Tanggal Pengamatan :
Nama Sekolah : SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
No Aspek Pengamatan Keterlaksanaan Deskripsi
Ya Tdk
Bk Kr
1. Ada visi dan misi sekolah √ − − Ada visi misi sekolah yang tertulis
di beberapa pamflet.

2. Ada pemaparan visi dan √ − − Visi misi sekolah terpajang di


misi sekolah di beberapa beberapa tempat seperti tuang guru,
tempat perpustakaan, ruang kepala sekolah,
ruang wakil kepala sekolah, dan
ruang piket.

Keterangan: Tdk=tidak ; Bk=baik ; Kr=kurang

Uraian/Deskripsi:
1. SMAN 3 Tangsel memiliki visi dan misi. Visi dan misi ini sifatnya tertulis yang dapat
di lihat dari beberapa pamflet. Sekolah ini memiliki visi yaitu “MENJADI SEKOLAH
TERUNGGUL, BERWAWASAN NASIONAL, BERSAING SECARA GLOBAL,
BERBUDI PEKERTI LUHUR, DAN RELIGIUS”. Untuk mencapai visi tersebut,
sekolah menjalankan 6 misi, dimana misi tersebut dijalankan oleh semua warga
sekolah.
2. Pamflet visi dan misi terlihat tersedia di beberapa tempat seperti ruang guru,
perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, dan ruang piket. Hal
ini memudahkan dan memotivasi warga sekolah untuk mengingat dan mencapai
tujuan dari sekolah tersebut.

Kelompok: 5 (Lima) Nama Mahasiswa :


1. Motti Shita
2. Mutiara Dwi Cahya A
3. Vieri Sahizinda T
4. Dea Pusparani
5. Anggit Trijuniarti

4.2 LEMBAR PENGAMATAN


Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)
Petunjuk:

1. Lembar ini untuk mencatat hasil kerja kelompok setelah melaksanakan PLP I, pada Topik
SOTK
2. Lembar ini untuk mendeskripsikan SOTK di sekolah tempat PLP
3. Mohon memberi tanda centang () pada kolom di bawah Ya atau Tidak (Jika Ya
termasuk Baik atau Kurang)
4. Masing-masing kegiatan yang ada dapat ditambah uraian untuk mendeskripsikannya lebih
baik

Tanggal Pengamatan :
Nama Sekolah : SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
No Aspek Pengamatan Keterlaksanaan Deskripsi
Ya Tdk
Bk Kr
1. Ada bagan struktur organisasi √ Bagan struktur
sekolah organisasi sekolah
ditempel di
beberapa ruangan
seperti ruangan
wakasek, ruang
guru, ruang tata
usaha, dan
perpustakaan.
2. Ada deskripsi tugas untuk masing- √ Deskripsi tugas
masing komponen organisasi masing-masing
komponen
organisasi
terdapat dalam
satu dokumen
yang disimpan
oleh masing-
masing wakasek.
Keterangan: Tdk=tidak ; Bk=baik ; Kr=kurang

Uraian/Deskripsi SOTK Sekolah


 Di sekolah SMAN 3 Tangsel terdapat bagan struktur organisasi sekolah yang ditempel
di papan kayu dan tergantung di beberapa ruangan yaitu ruang Tata Usaha (TU), ruang
guru, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, ruang wakil
kepala sekolah bidang humas, ruang wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan di
perpustakaan. Bagan sekolah tidak terdapat di beberapa ruangan wakil kepala sekolah
lainnya karena belum sempat dipasang sehingga hanya beberapa ruang wakasek saja
yang sudah terdapat bagan tersebut.
 Deskripsi tugas untuk masing-masing komponen organisasi tertulis dalam satu
dokumen yang dipegang oleh masing-masing wakil kepala sekolah. Dalam file
tersebut dijelaskan secara rinci tugas-tugas, tanggung jawab, alur-alur komando, garis
komando, garis koordinasi, dari setiap komponen organisasi sehingga dalam
pelaksanaannya semua komponen organisasi berpacu pada dokumen tersebut. Namun
dokumen tersebut tidak bisa diperbanyak oleh kami karena file tersebut merupakan
dokumen pribadi sekolah.

Kelompok: 5 (Lima) Nama Mahasiswa :


1. Motti Shita
2. Mutiara Dwi Cahya A
3. Vieri Sahizinda T
4. Dea Pusparani
5. Anggit Trijuniarti

4.3 LEMBAR PENGAMATAN


Kultur Sekolah
Petunjuk:

1. Lembar ini untuk mencatat hasil kerja kelompok setelah melaksanakan PLP I, pada Topik
Kultur Sekolah
2. Lembar ini untuk mengidentifikasi kegiatan-kegiatan pembiasaan yang terjadi di sekolah
tempat PLP, yang dapat membangun sikap (karakter) baik warga sekolah
3. Mohon memberi tanda centang () pada kolom di bawah Ya atau Tidak (Jika Ya
termasuk Baik atau Kurang)
4. Masing-masing kegiatan yang ada dapat ditambah uraian untuk mendeskripsikannya lebih
baik

Tanggal Pengamatan : Selasa, 21 Agustus 2018


Nama Sekolah : SMAN 3 Tangerang Selatan
No Aspek Pengamatan Keterlaksanaan Deskripsi
Ya Tdk
Bk Kr
1. Kegiatan 3S √ Kegiatan 3S sudah terlaksana dengan baik.
(Senyum, Sapa,
Salam)
2. Pengkondisian awal √ Guru dan siswa bekerja sama dalam
belajar pengkodisian awal belajar.
3. Upacara bendera √ Upacara bendera berjalan dengan baik, dan
dilakukan setiap 2 (dua) minggu sekali.
4. Penggunaan seragam √ Siswa menggunakan seragam sekolah
sekolah sesuai dengan aturan yang ada.
5. Anjuran menjaga √ Terdapat anjuran menjaga kebersihan.
kebersihan
6. Anjuran menjaga √ Terdapat anjuran menjaga ketenangan.
ketenangan
7. Anjuran √ Terdapat anjuran memanfaatkan waktu.
memanfaatkan waktu
8. Tercipta suasana √ Suasana sekolah tenang dan nyaman untuk
yang tenang dan belajar.
nyaman untuk belajar
9. Suasana di sekolah √ Mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat
menyenangkan menambah suasana di sekolah menjadi
menyenangkan.
10. Kegiatan seremonial √ Dilakukan setiap tahun, guru dan siswa
(pemotongan hewan saling bekerja sama.
qurban pada saat idul
adha)
11 Kegiatan Seremonial √ Dilakukan setiap tahun, guru dan siswa
(peringatan hari saling bekerja sama.
Kartini)
Keterangan: Tdk=tidak ; Bk=baik ; Kr=kurang

Uraian/ Deskripsi Kultur Sekolah

1. Kegiatan 3S (Senyum, Sapa, Salam) dilakukan setiap hari tidak hanya siswa ke kepala
sekolah, wakil kepala sekolah dan guru saja, tetapi ke semua staff-staff sekolah seperti
tata usaha, penjaga kebersihan dan penjaga keamanan. Guru selalu mengingatkan
siswanya untuk menerapkan hal tersebut.
2. Pengkondisian awal kelas, setiap pagi siswa diwajibkan melakukan literasi (membaca
buku, membaca al-quran dan shalawat (untuk yang beragama islam) ). Guru akan
mengawasi kegiatan tersebut. Setiap pergantian pelajaran, ketua kelas mengambil alih
teman-temannya untuk dalam keadaan siap ketika guru akan datang.
3. Upacara bendera dilakukan setiap 2 (dua) minggu sekali. Dimana satu minggu
dilakukan untuk pembinaan bersama wali kelas. Apabila terdapat siswa yang
melanggar aturan ketika upacara akan dipisahkan dari barisan dan diberi hukuman
sesuai dengan kebijakan guru tersebut.
4. Penggunaan seragam sekolah sesuai dengan aturan sekolah dimana setiap senin
sampai rabu menggunakan seragam putih abu-abu, kamis menggunakan batik sekolah,
dan jumat menggunakan seragam muslim yang ditetapkan dari sekolah. Terdapat
aturan dalam penggunaan seragam. Peraturan sudah ada dibuku panduan, selain itu
juga terdapat poster berseragam yang baik dibagian depan sekolah, agar siswa
senantiasa ingat untuk berpakaian yang sesuai dengan aturan sekolah.
5. Guru beserta kepala sekolah selalu mengingatkan siswanya untuk menjaga kebersihan
di dalam berbagai kesempatan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Beberapa
guru lain ada yang menerapkan peraturan sendiri agar siswanya tetap menjaga
kebesihan di dalam kelas.
6. Sekolah menganjurkan untuk menjaga ketenangan. Contohnya, guru piket akan
menjaga ketenangan kelas apabila terdapat kelas yang kosong, dimana gurunya
berhalangan hadir. Guru piket akan mengawasi keadaan setiap kelas. Selain itu juga
terdapat papan-papan pengingat untuk menjaga ketenangan.
7. Anjuran memanfaatkan waktu juga diterapkan pada sekolah ini. Contohnya, ketika
terdapat guru yang berhalangan hadir, agar kelas siswa tidak dalam keadaan kosong
dan waktunya tidak terbuang sia-sia, guru piket akan memberikan tugas yang
disampaikan dari guru yang berhalangan hadir. Ketua kelas diberikan amanat agar
teman-temannya tetap mengerjakan tugas, sehingga waktu yang kosong akan tetap
terisi dengan kegiatan belajar.
8. Agar kelas dalam keadaan nyaman, sekolah menyediakan sarana dan prasarana seperti
proyektor, alat peraga, ruangan ber-ac, agar siswa tetap nyaman saat belajar. Guru-
guru juga berusaha menyediakan media pembelajaran yang menarik agar siswanya
tetap nyaman dalam belajar.
9. Untuk memberikan suasana yang menyenangkan disekolah, sekolah mengadakan
kegiatan-kegiatan perlombaan, seperti class meeting yang diadakan ketika setelah
ujian semester selesai sebelum pengambilan rapor.
10. Kegiatan seremonial hari Idul Adha dengan melakukan pemotongan hewan qurban
dilakukan setiap tahun, dimana dan guru ikut serta dalam kegiatan tersebut.
11. Kegiatan seremonial perayaaan hari Kartini dilakukan setiap tahun. Siswa
mengadakan upacara, pemotongan tumpeng dan juga beberapa perlombaan untuk
memperingati hari Kartini.

Kelompok: 5 (Lima) Nama Mahasiswa :


1. Motti Shita
2. Mutiara Dwi Cahya A
3. Vieri Sahizinda T
4. Dea Pusparani
5. Anggit Trijuniarti
4.4 LEMBAR PENGAMATAN

KOKURIKULER DAN EKSTRAKURIKULER

Petunjuk:

1. Lembar ini untuk mencatat hasil kerja kelompok setelah melaksanakan PLP I, pada Topik
Kokurikuler dan Ekstrakurikuler
2. Lembar ini untuk mengidentifikasi Pelaksanaan Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler di
sekolah tempat PLP
3. Mohon memberi tanda centang ( √ ) pada kolom di bawah Ya atau Tidak (Jika Ya termasuk
Baik atau Kurang)
4. Masing-masing kegiatan yang ada dapat ditambah uraian untuk mendeskripsikannya lebih
baik

Tanggal Pengamatan : 24 dan 25 Agustus 2018


Nama Sekolah : SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
Keterlaksanaan
No Aspek Pengamatan Ya Deskripsi
Tidak
Baik Kurang
1. Ada kegiatan kokurikuler dan √ Terdapat kegiatan
ekstrakurikuler kokurikuler dan
ekstrakurikuler.
2. Ada jadwal pelaksanaan √ Kegiatan kokurikuler
kokurikuler dan ekstrakurikuler dan ekstrakurikuler
telah terjadwal.
3. Ada pembinaan kokurikuler dan √ Kegiatan kokurikuler
ekstrakurikuler dan ekstrakurikuler
juga terdapat
pembinaan.
4. Setiap guru menjadi pembina √ Tidak semua guru
kokurikuler dan ekstrakurikuler menjadi pembina
kokurikuler maupun
ekstrakurikuler.
5. Setiap siswa wajib mengikuti √ Setiap siswa
kokurikuler dan ekstrakurikuler diwajibkan mengikuti
kegiatan kokurikuler,
sedangkan untuk
ekstrakurikuler hanya
pramuka saja yang di
wajibkan.
6. Siswa kelas Cerdas Istimewa √ Terdapat peran siswa
(CI) dan Bakat Istimewa (BI) kelas CI dan BI untuk
berperan dalam kegiatan kegiatan kokurikuler
kokurikuler dan ekstrakurikuler
dan ekstrakurikuler.

Deskripsi :
1. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah tersebut terlaksana dengan baik.
Kegiatan kokurikuler dilaksanakan melalui science trip, Latihan Dasar Kepemimpinan
(LDK), Goes to Campus (GTC), dan praktikum-praktikum secara langsung di
laboratorium atau disekitar sekolah. Di sekolah tersebut juga terdapat 27
ekstrakurikuler yang dapat di ikuti oleh para peserta didik.
2. Kegiatan kokurikuler disekolah tersebut terlaksana secara rutin sesuai dengan jadwal
kegiatan yang yang telah disepakati diawal tahun ajaran baru. Serta, kegiatan
ekstrakurikuler disekolah tersebut terdapat jadwal tertulis yang dibuat oleh pengurus
ekstrakurikuler yang kemudian disetujui oleh pembina ekstrakurikuler dan pembina
osis.
3. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dibina secara langsung oleh guru-guru
terkait dikegiatan tersebut dan juga pembina dari ekstrakurikuler. Selain itu,
pembinaan juga dilakukan oleh guru-guru wali kelas ketika waktu pembinaan oleh
wali kelas. Waktu pembinaan wali kelas terlaksana 2 minggu sekali secara rutin.
4. Di sekolah tersebut tidak semua guru yang menjadi pembina ekstrakurikuler dan
kokurikuler. Hal ini disebabkan, karena jumlah guru yang sangat banyak dan jumlah
ekstrakurikuler yang tidak terlalu banyak, sehingga ada beberapa guru yang tidak
membina kegiatan tersebut secara langsung. Akan tetapi, guru guru yang tidak
membina kegiatan tersebut secara langsung tetap menjadi panitia pada kegiatan-
kegiatan kokurikuler yang diselenggarakan.
5. Kegiatan kokurikuler diwajibkan kepada seluruh siswa disekolah tersebut, sebab
kegiatan kokurikuler ini merupakan suatu kegiatan yang dapat menunjang dan
memperdalam ilmu pengetahuan yang telah siswa dapat dalam kegiatan inkurikuler
atau pembelajaran dikelas. Dalam kegiatan ekstrakurikuler hanya satu kegiatan
ekstrakurikuler yang diwajibkan, yaitu ekstrakurikuler pramuka, untuk ekstrakurikuler
lainnya setiap siswa boleh memilih satu atau lebih ekstrakurikuler yang ingin diikuti.
6. Peran peserta didik kelas CI dan BI dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler
adalah membantu pelatih dan pembina untuk melatih teman teman dalam
ekstrakurikuler yang berkaitan dengan bakat yang dimiliki siswa kelas CI dan BI.
Selain itu, siswa kelas CI dan BI juga memiliki jadwal latihan tersendiri, yang mana
mereka dipersiapkan untuk mengikuti kegiatan kegiatan kejuaraan atau olimpiade
yang diselenggarakan oleh pemerintah, seperti Olimpiade Siswa Nasional (OSN),
Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Pekan Olahraga Pelajar Daerah
(POPDA), dan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS).

Kelompok: 5 (Lima) Nama Mahasiswa :


1. Motti Shita
2. Mutiara Dwi Cahya A
3. Vieri Sahizinda T
4. Dea Pusparani
5. Anggit Trijuniarti
4.5 LEMBAR PENGAMATAN

LABORATORIUM BIOLOGI SEKOLAH

Petunjuk:
1. Lembar ini untuk mencatat hasil kerja kelompok setelah melaksanakan PLP I,
pada Topik Pengamatan Laboratorium Biologi Sekolah
2. Lembar ini untuk mendeskripsikan Laboratorium Biologi di sekolah tempat PLP
3. Mohon memberi tanda centang (√) pada kolom di bawah Ya atau Tidak (Jika Ya
termasuk Baik atau Kurang).
4. Masing-masing kegiatan yang ada dapat ditambah keterangan untuk mendeskrip-
sikannya lebih baik

Tanggal Pengamatan : 28 Agustus 2018


Nama Sekolah : SMAN 3 Kota Tangerang Selatan
No Aspek Rasio Keterlaksanaan Deskripsi
. Pengamatan
Ya Tidak
1. Kursi 1 √ Kuat, stabil, dan mudah
buah/peser dipindahkan.
ta didik,
ditambah
1
buah/guru
2. Meja Kerja 1 buah/7 √ Kuat dan stabil. Permukaan
peserta kedap air dan mudah
didik dibersihkan. Ukuran memadai
untuk menampung kegiatan
peserta didik secara
berkelompok maksimum 7
orang. 1
3. Meja demonstrasi 1 buah/lab √ Kuat dan stabil. Permukaan
kedap air dan mudah
dibersihkan. Luas
memungkinkan untuk
melakukan demonstrasi dan
menampung peralatan dan
bahan yang diperlukan.
Tinggi memungkinkan
seluruh peserta didik dapat
mengamati percobaan yang
didemonstrasikan. 1
Meja Persiapan 1 √ Kuat dan stabil. Ukuran
buah/lab memadai untuk menyiapkan
materi percobaan.
Lemari alat 1 buah/lab √ Ukuran memadai untuk
menampung semua alat.
Tertutup dan dapat dikunci.
Lemari bahan. 1 buah/lab √ Ukuran memadai untuk
menampung semua bahan.
Tidak mudah berkarat.
Tertutup dan dapat dikunci.
Bak cuci 1 buah/ 2 √ Tersedia air bersih dalam
kelompok, jumlah memadai
ditambah
1 buah di
ruang
persiapan
Model kerangka 1 buah/lab √ Tinggi minimum 150 cm.
manusia
Model tubuh 1 buah/lab √ Tinggi minimum 150 cm.
manusia Organ tubuh terlihat dan
dapat dilepaskan dari model.
Dapat diamati dengan mudah
oleh seluruh peserta didik.
Preparat mitosis 6 buah/lab √
Preparat meiosis 6 buah/lab √
Preparat anatomi 6 set/lab √ Berupa irisan melintang akar,
tumbuhan batang, daun, dikotil, dan
monokotil.
Preparat anatomi 6 set/lab √ Berupa irisan otot rangka,
hewan otot jantung, otot polos,
tulang keras, tulang rawan,
ginjal, testis, ovarium, hepar,
dan syaraf.
Gambar 1 set/lab √ Isi gambar jelas terbaca dan
kromosom berwarna, ukuran minimum
A1.
Gambar DNA 1 set/lab √ Isi gambar jelas terbaca dan
berwarna, ukuran minimum
A1.
Gambar RNA 1 set/lab √ Isi gambar jelas terbaca dan
berwarna, ukuran minimum
A1.
Gambar 1 buah/lab √ Isi gambar jelas terbaca dan
pewarisan Mendel berwarna, ukuran minimum
A1.
Gambar contoh- 1 set/lab √ Isi gambar jelas terbaca dan
contoh tumbuhan berwarna, ukuran minimum
dari berbagai A1.
divisi
Gambar contoh- 1 set/lab √ Isi gambar jelas terbaca dan
contoh hewan berwarna, ukuran minimum
dari berbagai A1.
filum

Gambar/model 1 buah/lab √ Jika berupa gambar, maka


sistem pencernaan isinya jelas terbaca dan
manusia berwarna dengan ukuran
minimum A1. Jika berupa
model, maka dapat dibongkar
pasang.

Gambar/model 1 buah/lab √ Jika berupa gambar, maka


sistem pernapasan isinya jelas terbaca dan
manusia berwarna dengan ukuran
minimum A1. Jika berupa
model, maka dapat dibongkar
pasang.

Gambar/model 1 buah/lab √ Jika berupa gambar, maka


sistem peredaran isinya jelas terbaca dan
darah manusia berwarna dengan ukuran
minimum A1. Jika berupa
model, maka dapat dibongkar
pasang.

Gambar/model 1 buah/lab √ Jika berupa gambar, maka


sistem isinya jelas terbaca dan
pengeluaran berwarna dengan ukuran
manusia minimum A1. Jika berupa
model, maka dapat dibongkar
pasang.

Gambar/model 1 buah/lab √ Jika berupa gambar, maka


sistem reproduksi isinya jelas terbaca dan
manusia berwarna dengan ukuran
minimum A1. Jika berupa
model, maka dapat dibongkar
pasang.
Gambar/model 1 buah/lab √ Jika berupa gambar, maka
sistem syaraf isinya jelas terbaca dan
manusia berwarna dengan ukuran
minimum A1. Jika berupa
model, maka dapat dibongkar
pasang.

Gambar sistem 1 set/lab √ Isi gambar jelas terbaca dan


pencernaan berwarna, ukuran minimum
burung, reptil, A1.
ampibi, ikan, dan
cacing tanah
Gambar sistem 1 set/lab √ Isi gambar jelas terbaca dan
pernapasan berwarna, ukuran minimum
burung, reptil, A1.
ampibi, ikan, dan
cacing tanah

Gambar sistem 1 set/lab √ Isi gambar jelas terbaca dan


peredaran darah berwarna, ukuran minimum
burung, reptil, A1.
ampibi, ikan, dan
cacing tanah

Gambar sistem 1 set/lab √ Isi gambar jelas terbaca dan


pengeluaran berwarna, ukuran minimum
burung, reptil, A1.
ampibi, ikan, dan
cacing tanah
Gambar sistem 1 set/lab √ Isi gambar jelas terbaca dan
reproduksi berwarna, ukuran minimum
burung, reptil, A1.
ampibi, ikan, dan
cacing tanah.
Gambar sistem 1 set/lab √ Isi gambar jelas terbaca dan
syaraf burung, berwarna, ukuran minimum
reptil, ampibi, A1.
ikan, dan cacing
tanah.
Gambar pohon 1 buah/lab √ Isi gambar jelas terbaca dan
evolusi berwarna, ukuran minimum
A1.

Mikroskop 6 buah/lab √ Lensa obyektif 10 x, 40 x,


monokuler dan 100 x. Lensa okuler 5 x
dan 10 x. Kondensor berupa
cermin datar dan cermin
cekung, diafragma iris,
konstruksi logam kuat dan
kekar, meja horizontal,
pengatur fokus kasar dan
halus, tersimpan dalam peti
kayu yang dilengkapi silica
gel dan petunjuk
pemakaiannya.
Mikroskop stereo 6 buah/lab √ Perbesaran 20 x. Jarak kerja
binokuler dapat distel antara okuler dan
bidang pandang, alas stabil
dari logam cor, ada pengatur
fokus dan skrup penjepit,
ada tutup penahan debu.
Perangkat 2 set/lab √ Kualitas baik.
pemeliharan
mikroskop (kertas
pembersih lensa,
sikat halus, kunci
Allen, alat
semprot, obeng
halus, lup tukang
arloji, tang untuk
melipat)
Gelas 6 pak/lab √ Kaca jernih. Ukuran 76,2 mm
(isi 72) x 25,4 mm x 1 mm.
Gelas penutup Benda 6 √ Kaca jernih. 22 mm x 22 mm
pak/lab x 0.16 mm.
(isi 50)
Gelas arloji 2 pak/lab √ Diameter 80 mm.
Bahan kaca. (isi 10)

Cawan Petri 2 pak/lab √ Bahan kaca, ada penutup.


(isi 10) Diameter 100 mm.
Gelas Beaker Masing- √ Borosilikat, rendah, berbibir.
masing 10 Volume: 50 ml, 100 ml, 250
buah/lab ml, 600 ml, dan 1000 ml.
Corong 10 √ Masing-masing Borosilikat,
buah/lab datar. Diameter: 75 mm dan
100 mm.
Pipet ukur Kaca, 6 buah/lab √ Volume 10 ml.
lurus, skala
permanen.
Tabung reaksi 6 √ Kaca borosilikat, bibir lipat.
kotak/lab Tinggi 100 mm. Diameter 12
(isi 10) mm.
Sikat tabung 10 √ Kepala berbulu keras,
reaksi buah/lab pegangan kawat. Diameter
22-26 mm.
Penjepit tabung 10 √ Kayu dengan pegas untuk
reaksi buah/lab tabung reaksi. Diameter 10-
25 mm.
Erlenmeyer Masing- √ Kaca borosilikat, bibir luang.
masing 10 Volume: 50 ml, 100 ml, 250
buah/lab ml, 600 ml, dan 1000 ml.

Kotak preparat 6 buah/lab √ Kayu/plastik.


(isi 100)
Lumpang dan alu 6 buah/lab √ Porselen, permukaan rata dan
licin. Diameter 80 mm.

Gelas ukur 6 buah/lab √ Masing-masing Kaca


borosilikat. Volume: 100 ml
dan 10 ml.
Stop watch 6 buah/lab √ Ketelitian 0,2 detik
Kaki tiga 6 buah/lab √ Besi, panjang batang sekitar
12 cm. Diameter cincin
sekitar 62 cm.
Perangkat batang 6 set/lab √ Baja tahan karat, dasar statif
statif (panjang bahan ABS, balok penunjang
dan pendek) logam, kaki standar. Diameter
10 mm.
Klem universal 10 √ Aluminium dan baja anti
buah/lab karat, bagian dalam
pemegang dilapisi karet.
Panjang sekitar 12 cm.
Bosshead 10 √ Aluminium, arah lubang
(penjepit) buah/lab penggenggam vertikal dan
horizontal. Panjang sekitar 80
mm.
Pembakar spiritus 6 buah/lab √ Kaca, dengan sumbu dan
tutup. Volume 100 ml.
Kasa 6 buah/lab √ Ukuran 140 mm x 140 mm.
2.2.25 Aquarium 1 buah/lab
Plastik transparan, dilengkapi
alas dan penutup. Ukuran 30
cm x 20 cm x 20 cm.
Neraca 1 buah/lab √ Kapasitas 311 gram, piringan
tunggal, 4 lengan dengan
beban yang dapat digeser,
ada skrup penyetel
keseimbangan. Ketelitian 10
mg, Baja anti karat, tanpa
asbes.
Sumbat karet 1 lubang √ Diameter: 8 mm, 9 mm, 10
Masing- mm, 11 mm, 13 mm, 15 mm,
masing 6 17 mm, 19 mm, 21 mm, dan
buah/lab 23 mm. 2.2.28 Sumbat karet
2 lubang Masing-masing 10
buah/lab Diameter 15 mm, 17
mm, 19 mm, 21 mm, dan 23
mm.
Termometer Masing- √ Batas ukur 0-50 °C dan -10-
masing 10 110 °C. 2.2.30 Potometer 6
buah/lab buah/lab Dari kaca.
Respirometer 6 buah/lab √ Kualitas baik.
Perangkat bedah 6 set/lab √ hewan Scalpel, gunting
lurus 115 mm, gunting
bengkok 115 mm, jarum
pentul, pinset 125 mm,
loupe bertangkai dengan
diameter 58 mm.
Termometer suhu 6 buah/lab √ Tabung aluminium dengan
tanah ujung runcing membungkus
termometer raksa. Batas ukur
-5-65 °C.
Higrometer putar 2 buah/lab √ Dilengkapi tabel konversi.
Skala 0-50 °C.
Kuadrat 6 buah/lab √ Besi atau aluminium, dengan
skrup kupu-kupu, dengan jala
berjarak 10 cm. Ukuran 50
cm x 50 cm.
Manual 6 buah/ √ Kualitas baik
percobaan percobaan
Papan tulis 1 buah/lab √ Ukuran minimum 90 cm x
200 cm. Ditempatkan pada
posisi yang memungkinkan
seluruh peserta didik
melihatnya dengan jelas.
Asam sulfat 500 ml/lab √ Larutan pekat 95 – 98%.
HCL 500cc/lab √ 36%.
Acetokarmin. 10 √ Serbuk.
gram/lab
Eosin 25 √ Padat (kristal).
gram/lab
Etanol 2500 √ 95%.
ml/lab
Glukosa 500 √ Padat (kristal).
gram/lab
Indikator 4 rol/lab √ pH 1 – 11
universal
Iodium 500 √ Padat (kristal).
gram/lab
KOH. 500 √ Padat (kristal).
gram/lab
Mn SO4 500 √ Padat (serbuk).
gram/lab
NaOH 500 √ Padat (kristal).
gram/lab
Vaseline 500 √ Pasta
gram/lab
Kertas saring 6 pak/lab √ Kualitas sekolah no 1.
Diameter 90 mm. 5
Soket listrik 9 buah/lab √ 1 soket di tiap meja peserta
didik, 2 soket di meja demo,
2 soket di ruang persiapan.
Alat pemadam 1 buah/lab √ Mudah dioperasikan.
kebakaran
Peralatan P3K 1 buah/lab √ Terdiri dari kotak P3K dan
isinya tidak kadaluarsa
termasuk obat P3K untuk
luka bakar dan luka terbuka.
Tempat sampah 1 buah/lab √ Tersedia
Jam dinding 1 buah/lab √ Tersedia

Kelompok: 5 (Lima) Nama Mahasiswa :


1. Motti Shita
2. Mutiara Dwi Cahya A
3. Vieri Sahizinda T
4. Dea Pusparani
5. Anggit Trijuniarti

Anda mungkin juga menyukai