DisusunOleh:
FARID SYADZA SETIAWAN
NIS :
KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK
Mengetahui/Mengesahkan :
HALAMAN JUDUL................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI...........................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH...........................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN....................................................................iv
PERSEMBAHAN.............................................................................................v
DAFTAR ISI....................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.....................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................viii
A. Latar Belakang Praktik Kerja Industri........................................................1
B. TujuanPraktekKerjaIndustri........................................................................2
C. Manfaat Praktek Industri.............................................................................3
BAB II PROFIL INDUSTRI............................................................................ix
A. Sejarah Singkat Perusahaan......................................................................4
B. Visi dan Misi PT. Phapros Tbk.................................................................5
C. Lokasi dan Sarana Produksi......................................................................6
BAB III LAPORAN PRAKTIK.......................................................................x
D. A. Landasan Teori.....................................................................................7
E. B. Kegiatan Praktek...................................................................................8
F. BAB IV PENUTUP..................................................................................xi
G. A. Kesimpulan........................................................................................9
H. B. Saran................................................................................................10
I. DAFTAR PUSTAKA...............................................................................11
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami
dapat melaksanakan prakerin dan juga dapat menyelesaikan laporan ini dengan
baik.Laporan prakerin ini kami susun berdasarkan pengalaman dan data-data
yang kami peroleh selama melaksanakan prakerin ini di PT.PHAPROS,Tbk
Semarang. Laporan ini di susun sedemikian rupa dengan tujuan dapat diterima
dan dipahami oleh pembimbing serta dapat dipakai sebagai usulan adik-adik
kelas yang nantinya juga akan melaksanakan prakerin dan menyusun laporan.
Kami menyadari bahwa hal tersebut terlaksana berkat bantuan berbagai
pihak,baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu izinkan kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1.Bapak selaku pembimbing magang PT PHAPROS Tbk
2
3
4
Semoga laporan prakerin ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak,
penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang,
Penyusun
Farid Syadza .S.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pelaksanaan Praktik Industri
Praktik Industri merupakan suatu program yang dilaksanakan untuk melatih daya pikir dan
kreatifitas di luar sekolah. Pelaksanaan praktik industri sekurang-kurangnya selama tiga
bulan. Praktik industri ini dilaksanakan menurut ketentuan yang tertuang dalam :
1. Undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah no. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Nasional
3. Peraturan Pemerintah no. 39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam
pendidikan nasional
4. Keputusan Mendikbud No. 144/U/1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan
5. Keputusan Mendikbud No. 080/U/1993 tentang Kurikulum Menengah Kejuruan
Diera globalisasi ini kemajuan dan perkembangan teknologi dibidang kelistrikan meningkat
pesat sehingga untuk itu dibutuhkan orang-orang yang terampil dan mau bekerja keras.
Untuk itu sekolah menengah kejuruan SMK N 1 Semarang sebagai salah satu lembaga
pendidikan yang mencetak tenaga teknik tingkat menengah melaksanakan Praktik Kerja
Industri (Prakerin)
D. Pembatasan Masalah
Di PT Phapros, Tbk Semarang khususnya unit Utility ini menangani berbagai macam
bidang pekerjaan meliputi : Mechanic Electric (ME), Telekomunikasi dan Data, Building
Maintenance, Heating Ventilating Air Conditioning (HVAC), dan Water System. Di
masing-masing bidang pekerjaan, terdapat mesin-mesin yang menjadi tanggung jawab unit
kerja tersebut. Misalnya : Boiler, Genset, Pompa Air, Chiller, AHU, PABX, DH,
Compressor dan masih banyak yang lainnya yang berperan penting terhadap hasil produksi
yang ingin dicapai. Agar tidak terjadi kesimpang siuran antara penulis dan pembaca maka
penulis memfokuskan materi hanya pada system refrigasi dan operasional dari Air Handling
Unit (AHU).
1. Observasi
Metode ini dilakukan dengan pengamatan langsung kepada objek yang diteliti. Dalam hal
ini siswa melakukan pengamatan langsung pada mesin-mesin yang digunakan. Dengan
pengamatan, siswa dapat mengetahui langsung macam dan bentuk mesin yang digunakan.
2. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan menyajikan pertanyaan
langsung kepada narasumber. Dalam hal ini, siswa melakukan wawancara dengan
pembimbing industry dan pembimbing sekolah.
3. Literature
Metode pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang penulis
untuk menyusun laporan. Buku-buku yang dibutuhkan ditulis sebagai bahan referensi.
4. Browsing
Metode dengan melakukan browsing di internet untuk mendapatkan informasi lebih dan
materi yang dapat menunjang untuk menyusun laporan.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Praktek Kerja Industri, Tujuan
Praktek Industri, Tujuan Penulisan Laporan, Alasan Pemilihan Judul, Pembatasan
Laporan, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan Laporan.
BAB IV PEMBAHASAN
Di dalam bab ini penulis akan menguraikan pembahasan mengenai sistem
refrigasi, sistem tata udara, sistem operasional, cara kerja, perawatan yang dilakukan
terhadap AHU.
BAB V PENUTUP
Terdiri dari Kesimpulan, Saran, Daftar Pustaka serta lampiran-lampiran selama
melaksanakan Praktek Kerja Industri di PT. PHAPROS, Tbk Semarang.
BAB II
PT Phapros, Tbk. didirikan oleh NV. Kian Gwan Handels Maatschappy (Prof. Liem
Wie Hock) pada tanggal 21 Juni 1954. PT Phapros, Tbk. merupakan bagian dari pengembangan
usaha Oei Tiong Ham Concern (OTHC), konglomerat pertama Indonesia yang menguasai bisnis
gula dan agro industri. Cikal bakal salah satu perusahaan farmasi tertua di Indonesia ini adalah
NV Pharmaceutical Processing Industries, yang disingkat menjadi Phapros.
Pada awal pendiriannya, OTHC menguasai 96% saham Phapros tetapi dalam
perkembangan kepemilikan sahamnya mengalami perubahan. Hingga saat ini saham PT Phapros,
Tbk. dimiliki oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (BUMN di bawah Departemen Keuangan)
sebesar 54% dan sisanya 46% dimiliki oleh masyarakat umum, terutama dari kalangan dokter,
apoteker dan profesional lainnya di bidang kesehatan yang berjumlah 300 orang. Pada tahun
2000 status PT Phapros, Tbk. berubah dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka
karena modal setornya sudah di atas ketentuan 3 miliar rupiah.
Pada ulang tahun PT Phapros, Tbk. ke 50, yaitu 21 Juni 2004 logo lama PT Phapros,
Tbk. diganti dengan logo baru. Dengan bergantinya logo, diharapkan PT Phapros, Tbk. siap
untuk menyongsong masa depan dengan optimis.
1. Tiga lingkaran yang berurutan keatas mewakili tiga stake holder yaitu konsumen,
pemegang saham dan karyawan yang saling mendukung dan untuk menaikkan nilai
kepentingan ketiga stake holder melaju bersama menyongsong masa depan.
2. Typografi melambangkan kesederhanaan tanpa meninggalkan kesan stabil dan kokoh.
3. Lingkaran melayang melambangkan benih ide baru selain itu juga menggambarkan
landasan yang kokoh.
4. Kedekatan lingkaran melambangkan nilai kekeluargaan dan menunjukkan karakter yang
kuat.
5. Gradasi warna merah kuning melambangkan keberanian dan keharmonisan organisasi.
6. Warna biru melambangkan inovasi, perkembangan, kesungguhan dan kebijaksanaan.
Guna memperkuat jaringan dan distribusi, PT Phapros, Tbk. mempererat kerja sama dengan PT
Rajawali Nusindo yang merupakan distributor tunggal dalam memasarkan produk PT Phapros,
Tbk. Sejak tahun 1997 pemasaran untuk obat-obat ethical ditangani sendiri oleh PT Phapros,
Tbk., sedangkan untuk obat-obat generik dan Inpres dilaksanakan oleh PT Rajawali Nusantara
Indonesia.
Sampai saat ini PT Phapros, Tbk. telah memproduksi kurang lebih 250 macam produk.
Produk-produk yang dihasilkan PT Phapros, Tbk. dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Visi PT Phapros, Tbk. adalah menjadi perusahaan farmasi terkemuka yang menghasilkan
produk inovatif dan jasa kesehatan yang didukung oleh manajemen profesional serta kemitraan
strategis guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
1. Menyediakan produk obat dan produk kesehatan lainnya yang aman, manjur dan bermutu
2. Memberikan layanan dan informasi tentang penggunaan dan penanganan produk yang
dihasilkan
3. Menetapkan sistem pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, pencemaran
lingkungan dan dampaknya dalam setiap aktifitas operasi perusahaan
4. Menetapkan sistem pengelolaan risiko dalam setiap aktifitas operasi perusahaan.
5. Menetapkan sistem kerja yang berorientasi pada peningkatan produktivitas, efisiensi dan
inovasi dengan mempertimbangkan perbaikan mutu, dampak lingkungan dan kualitas
kesehatan kerja.
6. Perbaikan terus menerus atas proses, infrastruktur, teknologi dan kompetensi SDM sesuai
tuntutan persyaratan mutu, lingkungan dan kesehatan kerja
7. Meningkatkan kepedulian lingkungan dalam rangka tanggung jawab sosial perusahaan.
PT Phapros, Tbk. terletak di Jl. Simongan No. 131 Semarang, Jawa Tengah. Pada awal
masa pendiriannya, PT Phapros, Tbk. cukup strategis sebagai lokasi industri karena jauh dari
pemukiman penduduk, tetapi pada saat ini di daerah sekitar industri sudah dipadati oleh
penduduk. Denah PT Phapros, Tbk. dapat dilihat pada Gambar 2. PT Phapros, Tbk. Mempunyai
luas area kurang lebih 3,5 hektar terdiri atas 3 hektar untuk bangunan dan selebihnya adalah
taman, lapangan olahraga, pengelolaan limbah, dan lain - lain.
Sarana produksi yang dimiliki oleh PT Phapros, Tbk. terdiri dari bangunan dan peralatan
produksi. Bangunan PT Phapros, Tbk. terdiri dari:
1. Bangunan kantor, meliputi kantor direksi, kesekretariatan, bagian umum, SPI, Akuntansi,
Keuangan, Pembelian, SDM, ERM dan PPPP/ LPP.
2. Bangunan produksi, terdiri dari gedung produksi -Laktam dan non -Laktam. Gedung -
Laktam terpisah dengan gedung produksi non -Laktam, mengingat sifat khas dari bahan
aktifnya yang dapat menyebabkan hipersensitifitas. Gedung -Laktam terdiri dari satu lantai
yang meliputi ruang produksi, ruang pengemasan, gudang transit bahan baku dan produk jadi.
Produk -Laktam yang dihasilkan antara lain: tablet, kapsul, sirup kering, dan injeksi. Untuk
gedung produksi non -Laktam terdiri dari 3 lantai, yaitu: lantai satu untuk aktivitas
pengemasan produk ruahan (pengemasan primer dan sekunder), dan sebagai tempat untuk
mencuci botol kemasan tablet dan sirup. Lantai dua merupakan tempat produksi sediaan
tablet, tablet salut dan kapsul. Lantai tiga digunakan untuk produksi sediaan injeksi, salep dan
sirup. Lantai empat gedung produksi non -Laktam terdapat sistem pengaturan udara yang
disirkulasikan dalam ruang produksi non -Laktam.
3. Gudang bahan baku, yang digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan baku sebelum
didistribusikan ke bagian produksi. Terdapat dua gudang bahan baku, yaitu gudang bahan
baku -Laktam dan non -Laktam.
4. Gudang produk jadi, digunakan untuk menyimpan produk yang sudah jadi dan siap untuk
diedarkan.
5. Gudang bahan kemas, digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang dipakai untuk
mengemas produk, seperti silika gel, foam, brosur, polycelonium, dll.
6. Gudang varia, digunakan untuk menyimpan kebutuhan non produksi seperti alat tulis kantor,
kebutuhan administrasi dan lain - lain.
8. Gedung Pengendalian dan Pemastian Mutu (PPM) dan gedung Perencanaan dan
Pengembangan Produk (PPP) yang dilengkapi dengan perpustakaan.
9. Bangunan pendukung, seperti poliklinik, kantin, garasi, bengkel, mushola dan masjid, Unit
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UPL), Air Handling Unit (AHU), lapangan olah raga,
laundry, dll.
10. Sarana pendukung lain yaitu unit listrik dan air, bangunan dan pertukangan, serta pool
kendaraan. Selain itu terdapat Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang terdiri dari dua
bagian yaitu IPAL I untuk pengelolaan limbah produksi -Laktam dan IPAL II untuk
pengelolaan limbah non produksi dan produksi non -Laktam.
Berikut merupakan denah PT Phapros, Tbk. Semarang serta keterangan dari masing-
masing ruang yang ada :
2.4.1 Produk
Sampai sekarang PT Phapros, Tbk. Semarang telah memproduksi 342 macam produk, 313
diantaranya adalah obat hasil pengembangan sendiri (non-lisensi). Meski begitu, sejak tahun
1997 pemasaran obat-obat ethical ditangani sendiri oleh PT Phapros, Tbk. Sedangkan untuk
obat-obat generik dan Inpres dilaksanakan oleh PT Rajawali Nusindo. Produk PT Phapros, Tbk.
meliputi over the counter (OTC), generic, ethical, dan agro medicine (Agromed). Masing-
masing produk memiliki titik berat sendiri-sendiri. Produk-produk yang dihasilkan PT Phapros,
Tbk. dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Produk yang rutin diproduksi yang terdiri atas produk obat bebas/ OTC, produk obat
generik, produk PKD/ Peningkatan Kesehatan Daerah dan produk Agromed.
a. Over the counter (OTC), yang menitikberatkan pada customer intimacy. Dalam
mengembangkan produk OTC, PT Phapros, Tbk. menekankan pengenalan pelanggan
secara baik sehingga dapat dengan cepat memberikan respons terhadap kebutuhan
pelanggan yang spesifik dan khusus. Untuk mendukung strategi ini, PT Phapros, Tbk.,
mengembangkan produk-produk baru yang memiliki keunggulan bersaing sehingga
mampu menjadi leading product di pasar. Sebagai contoh obat yang termasuk OTC yaitu
Antimo, Antimo Anak, Livron B Plex, Supra Livron, Noza,.
b. Generic, dengan titik berat pada operational excellence. PT Phapros, Tbk. selalu berupaya
menyediakan produk yang dapat diandalkan dan memberikan service kepada pelanggan
pada harga yang kompetitif, serta kemudahan untuk mendapatkan produk tersebut. Untuk
menciptakan diferensiasi dan positioning product, PT Phapros, Tbk., mengembangkan
produk-produk baru yang memiliki leadership tinggi. Sebagai contoh obat generik yaitu
Albendazole, Aminofilin, Amoxicillin, Ampicillin, Antalgin, Antiparkinson DOEN, Asam
Askorbat, Asam Folat, Asam Mefenamat, Asetosal, Acyclovir, Benzatin Benzin Penisilin,
Garam Oralit, Gentamisin (injeksi & salep), Glibenclamide, Griseofulvin, Ibuprofen,
Isoniazide, Kalsium laktat, Kaptopril, , Klorpromazin, Kotrimoksazol tablet pediatrik,
Lidocain injeksi 2%, Lyncomycin 500 mg, Methylprednisolon injeksi 500 mg,
Methylprednisolon tablet 4 mg, Metronidazole tablet 250 mg, Natrium diklofenak tablet 25
mg, Natrium diklofenak tablet 50 mg, Natrium tiosulfat injeksi 25%-10 ml, Nifedipine
tablet 10 mg, Nistatin Dragee, OAT Anti Tuberkulosis Kategori 1 dan 2 Adult, Obat Anti
Tuberkulosis Kategori Sisipan (Adult), Obat Anti Tuberkulosis Kategori Anak,
Omeprazole Tablet 12,5 mg, Parasetamol Sirop 120 mg, Parasetamol Tablet 500 mg,
Pirantel Tablet 125 mg, Prazikuantel Tablet 600 mg, Prednison Tablet 5 mg, Primakuin
Tablet 15 mg, Prokain Benzil Penisilin G Injeksi 3 juta IU/Vial, Prometazin Tablet 12,5
mg, Prometazin Tablet 25 mg, Ranitidine Tablet 150 mg, Rifampisin Kaplet 300 mg,
Rifampisin Kaplet 450 mg, Simetidine Tablet 200 mg, Siprofloksasin Tablet 500 mg,
Streptomisin Injeksi 1,5 g/ml, Tablet Tambah Darah/30, Tetrasiklin Kapsul 250 mg,
Tetrasiklin Kapsul 500 mg, Tiamin HCl Mononitrat (Vitamin B1) Injeksi, Tiamfenicol 500
mg, Ferro Sulphate Syrup Bottle 150 ml, Natrium Fenitoin 30 mg Kapsul, Natrium
Phenitoin 50 mg Kapsul.
c. Ethical, titik berat pada product leadership. PT Phapros, Tbk. menawarkan produk yang
inovatif untuk memenangkan persaingan, baik melalui modifikasi content maupun context,
serta memberikan service sebagai nilai tambah kepada pelanggan. Contoh obat ethical
yaitu Amaropo Plus, Becefort Sirup, Betafort, Bio ATP, Bioneuron Tablet, Bioneuron
Injeksi, Cardismo, Corsona Tablet, Corsona Injeksi, Dextamine, Dextamine Sirup,
Dextrofen Kapsul, Diafac, Dolsic Injeksi, Droxefa 500 Kapsul, Febrinex Sirup, Fluocort N
Cream, Geriavita, Grivin, Grivin Forte, Hemafort, Hustab Tablet, Hustab P Tablet, Hustab
P Sirup, Hypobhac 25 Injeksi, Hypobhac 100 Injeksi, Hypobhac 200 Injeksi, Ilusemin 100,
Kolkatriol, Kolkatriol Forte, Metaneuron, Nacoflar 25, Nacoflar 50, NB Topical Ointment,
Osteotin, Palentin 375, Palentin 625, Palentin Sirup Kering, Palentin F Sirup Kering,
Pehacain Injeksi, Pehadoxin, Pehadoxin Forte, Pehamoxil Forte, Pehamoxil 125 Sachet,
Pehastan 500, Pehatrim Suspensi, Pehatrim Dewasa, Pehatrim Forte, Pehavral, Pehazon,
Pehazon Forte, Phadilon 500 Injeksi, Phadilon 4 Tablet, Phalol 10, Phaproxin 500, Pro
Infark, Sefure 750 Serbuk Injeksi, Spirolacton 25, Spirolacton 100, Taxef 1000 Serbuk
Injeksi, Tebokan, Tebokan Spesial, Trixon 1000 Serbuk Injeksi, Vapril 12.5, dan Vapril
25.
d. Agromed, titik berat pada innovation and standardization. PT Phapros, Tbk., juga
melakukan inovasi yang memberikan diferensiasi dengan menawarkan produk obat
berbasis bahan alam yang telah teruji khasiatnya secara klinis. Pada tahun 1969, PT
Phapros, Tbk. meluncurkan Pehastone, peluruh batu ginjal yang dibuat dari tanaman obat
dan diikuti dengan produk alam dalam kelompok Agromed. Agromed menawarkan
kearifan tradisional dengan kepastian ilmiah modern. Pada tahun 2005, PT Phapros, Tbk.
meluncurkan fitofarmaka pertama di Indonesia, yaitu X-gra® dan Tensigard®. Uji klinik
untuk produk Agromed Tensigard® merupakan hasil kerja sama dengan Dr. dr. Siti
Fadilah Supari, Sp.Jtg (Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta), sedangkan pada X-
gra® bekerja sama dengan pakar ahli Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, Sp. And. (Rumah
Sakit Sanglah, Bali). Produk Agromed lainnya adalah Ocugard, Hepagard, Fitogen,
Hemorogard dan Glucogard.
Harga disusun secara spesifik dan unik sesuai dengan karakteristik pasar. Untuk
kelompok produk OTC, PT Phapros, Tbk., menekankan penciptaan value yang tinggi kepada
pelanggan. Untuk kelompok produk ethical, PTPhapros, Tbk., menggunakan strategi
penciptaan keuntungan produk yang tinggi. Sedangkan untuk produk generic, merupakan
strategi berorientasi harga untuk memperkuat portofolio produk.
PT Phapros, Tbk., menguasai semua kunci utama sukses sebagai sebuah perusahaan
farmasi terkemuka, yaitu sumber daya manusia berkualitas dan berdedikasi, portofolio produk
yang kuat, kondisi keuangan yang solid, kemampuan untuk mengembangkan dan memasarkan
obat baru, serta budaya perusahaan yang dinamis.
Struktur Organisasi PT Phapros, Tbk. dapat dilihat pada Gambar 2.3. Internal audit (Satuan
Pengawasan Intern) merupakan bagian yang bertugas mengawasi kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan kegiatan produksi, kegiatan pemasaran, dan keuangan. Internal Audit
(Quality Management Representative) dibentuk setiap 6 bulan sekali. Internal audit dipegang
oleh Manager dari departemen yang terpilih. Anggotanya terdiri dari tenaga farmasis dan non
farmasis yang selalu berganti secara periodik dan bersifat independent. Sistem yang dilakukan
dalam internal audit adalah audit silang, tujuannya untuk mendapatkan obyektifitas hasil audit.
Internal audit juga mempunyai tujuan untuk mempersiapkan PT Phapros, Tbk. dalam
menghadapi audit dari pihak luar seperti BPOM atau industri lain yang ingin melakukan toll in.
Pengembangan bisnis mempunyai tugas antara lain menilai kelayakan suatu usulan produk untuk
dapat dijadikan produk baru atau tidak, dan kemungkinan untuk membeli pabrik farmasi lainnya
(akuisisi). Corporate secretary merupakan suatu sekretaris perusahaan yang salah satu tugasnya
adalah public relations (PR).
Departemen SDM terdiri dari 4 bagian yaitu bagian Administrasi SDM dan Hubungan
Ketenagakerjaan, bagian Perencanaan dan Pengembangan SDM, bagian Pelayanan Umum dan
Rumah Tangga serta EHS Officer. Bagian Administrasi SDM dan Hubungan Ketenagakerjaan
bertugas mengatur sistem penggajian, status karyawan dan golongan, jaminan atau santunan
sosial, fasilitas kesehatan, perjalanan dinas, insentif dan penghargaan, cuti dan fasilitas-fasilitas
lain.
Untuk merealisasikan produksi, maka bagian ini mengeluarkan Work Order (WO) yang
didistribusikan pada bagian produksi yang bersangkutan, gudang, manager produksi dan bagian
keuangan. Perencanaan dan pengendalian persediaan bertujuan agar pemakaian bahan dapat
dilakukan dengan tepat jumlah, mutu, dan waktu serta ekonomis sehingga dapat mencegah
terjadinya kelebihan atau kekurangan persediaan. Pengendalian persediaan didasarkan pada
rencana produksi, persediaan di gudang dan formulasi produksi.
Forecast
Order cabang PPIC marketing :
OTC, α, γ, toll in
Lead time 1
hari Master
production
schedule
Ok Lead time :
konfirmasi stock by sea : 3 bln.
Air : 1,5 bln
No
MRP PR PO
WO_F
Work order yang
Shipment
Keu order faktur + sudah siap
shipper
Shop floor
WO-R-C Lead time tablet : 3 minggu
Gudang Tablet salut : 1 bulan
produk jadi kapsul : 2 minggu
injeksi : 5 minggu
Realisasi salep/injeksi : 1 minggu
pelanggan produksi
b) Mendapatkan barang dengan harga yang kompetitif dan termin pembayaran yang
panjang.
Faktor penting dalam bagian pengadaan adalah : Quality; Price; Lead time/
delivery time; Quantity; Term of payment; Availability. Untuk menjamin kualitas bahan
baku yang dipilih, Bagian Pengadaan memiliki data mengenai supplier yang telah
memenuhi kualifikasi. Kriteria supplier diantaranya berdasarkan pertimbangan harga,
kualitas dari bahan, ketepatan waktu pengiriman (delivery time) dan waktu pembayaran
(time of payment). Data untuk supplier baru meliputi: Company Profile, Customer List,
Product List, dan bila diperlukan Sertifikat GMP (Good Manufacturing Practices), ISO,
dan lain-lain. Dalam memutuskan pemilihan bahan baku tersebut dilakukan pengujian
sejumlah sampel oleh bagian Perencanaan dan Pengembangan Produk (PPP).
Gambar 2. 6 Alur Kerja Departemen Pengadaan
Semua penerimaan, pengeluaran dan jumlah barang tersisa harus dicatat. Catatan
berisi keterangan mengenai pasokan, nomor batch atau lot, tanggal penerimaan atau
penyerahan, tanggal pelulusan dan tanggal daluarsa bila ada. Didalam pengadaan bahan
perlu dilakukan seleksi terhadap pemasok yang akan dipilih, diantaranya untuk
mengetahui konsistensi pengadaan dari vendor, penyesuaian kondisi finansial perusahaan
dan untuk mendapatkan bahan dengan spesifikasi yang sesuai dengan ketentuan
perusahaaan.
Produksi tablet, tablet salut, dan kapsul dilakukan di gedung produksi non β-
Laktam lantai dua. Proses produksi dan pengemasan dibagi menjadi 2 lantai. Ruang
proses produksi terletak di lantai 2 yang meliputi proses pengolahan tablet atau kapsul
sejak berupa bahan baku sampai menjadi tablet atau kapsul.
PRODUKSI
c. β-Laktam
Bagian ISS bertugas memproduksi sediaan steril injeksi, salep, dan sirup non
β-Laktam, serta pembuatan aqua pro injeksi sesuai dengan rencana produksi yang
ditetapkan Departemen PPPP. Produksi injeksi, salep, dan sirup dilakukan di gedung
produksi non β-Laktam lantai III yang telah memenuhi ketentuan CPOB. Di tempat ini
dilakukan proses produksi dan pengemasan primer pada produk injeksi, salep, dan sirup.
Ruang produksi terbagi menjadi tiga area, yaitu black area, grey area, dan white area.
Proses pengemasan sekunder, printing, dan viewing serta sirup dilakukan di grey area.
White area terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas 100 (dengan LAF, digunakan untuk
produksi secara aseptis yaitu filling sediaan injeksi) dan kelas 10.000 (dengan HEPA-
filter, digunakan sebagai area penunjang bagi area kelas 100).
Bagian engineering dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian preventive maintenance,
utility, investment and technology development.
a. Preventive Maintenance
Tugas utama dari bagian ini adalah bertindak sebagai koordinator pelaksanaan
investasi peralatan. Bagian ini juga bertanggung jawab untuk menjamin ketersediaan
spare part mesin.
c. Utility
Bagian pengendalian mutu terdiri atas beberapa tim kerja, antara lain:
mengkoordinasi program validasi dan kualifikasi seperti kualifikasi alat (IQ, OQ,
PQ), kualifikasi ruangan, validasi proses produksi, validasi pengemasan (primer),
validasi pembersihan
menjalankan program kalibrasi yang berkoordinasi dengan unit terkait untuk
memastikan bahwa instrumen yang digunakan memenuhi batas validitasnya,
Mengkoordinasi audit intenal dan eksternal yang bertujuan untuk memastikan
sistem mutu yang baik, mengaudit vendor bahan baku dan bahan kemas, audit toll
out manufacturer, inspeksi rutin CPOB, audit distributor, audit laboratorium, dll
Pe-release-an produk jadi,
Pengelolaan dokumen produksi Catatan Pengolahan Bets (CPB), misalnya
mengendalikan penyimpanan,peminjaman, pemusnahan Catatan Pengolahan Bets
(CPB),
Pengelolaan keluhan pelanggan
Pengelolaan produk kembalian, penarikan produk, pemusnahan produk
Pengelolaan stabilitas produk on going dan long term
Pengelolaan sample per tinggal (retained sampled) produk jadi
Mengkoordinasi monitoring lingkungan produksi seperti suhu, kelembaban,
tekanan udara, mikrobiologi, jumlah partikel, kebisingan, pengukuran cahaya, dll
Koordinator pelaksanaan Quality Risk Management (Pengkajian Mutu Kualitas)
Pelaksanaan kajian mutu produk (Product Quality Review)
Bagian Sistem Mutu
Bagian Sistem Mutu bertanggung jawab atas :
1). Bekerja sama dengan semua unit untuk melakukan pengendalian dokumen sistem
mutu termasuk review dokumen secara periodik
2). Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dalam peningkatan kinerja sistem
terintegrasi .
3). Melakukan pemutahiran peraturan dan pemenuhan terhadap peraturan yang terkait
dengan sistem dan operasional produksi.
4). Mengelola pelatihan CPOB, keselamatan dan kesehatan kerja dan lindungan
lingkungan untuk menjamin bahwa karyawan yang terkait dengan produk mampu
melaksanakan pekerjaannya dengan benar dan selamat. Pengendalian perubahan dan
penyimpangan bila terdapat perubahan dan yang bersifat sementara atau tetap
5). Mengendalikan dan memastikan semua kegiatan bagian sesuai dengan CPOB
terkini/cGMP, ISO 9001, serta manajemen lingkungan ISO 14001 terutama dalam
hal mengendalikan dampak lingkungan dari kegiatan produksi/pemeriksaan mutu
dan memastikan bahwa analis dan pelaksana lain selalu mengikuti instruksi kerja
ISO 14001 yang berlaku, termasuk Material Safety Data Sheet (MSDS) dan OHSAS
18001.
Koordinator pelaksanaan audit sistem integrasi (sistem mutu ISO 9001, ISO 14001,
OHSAS 18001)
Ide produk dapat berasal dari bagian PPP, pemasaran (trend pasar dan survei pasar),
bagian produksi, dan bagian lain. Seluruh ide tersebut akan dikelola oleh bagian Bussines
Development. Ide yang disetujui untuk suatu rancangan produk, ditangani oleh tim dari PPP
sebagai suatu rancangan proyek berupa formula dan dilakukan percobaan skala laboratorium
(trial lab), skala pilot (pilot scale), dan skala produksi (scale up). Pada trial lab, tim PPP harus
melakukan uji stabilitas (real time dan accelerated stability) produk selama 3-6 bulan. Bila
memenuhi persyaratan, maka dilanjutkan skala pilot dan dilakukan uji stabilitas minimal
terhadap 2 batch, untuk real time (long term) study dilakukan selama 12 bulan dengan kondisi
penyimpanan suhu 25°C ± 2°C dan kelembaban 60% RH ± 5% RH atau pada suhu 30°C ± 2°C
dan kelembaban 75% RH ± 5% RH, sedangkan untuk accelerated stability dilakukan selama 6
bulan dengan kondisi penyimpanan suhu 40°C ± 2°C dan kelembaban 75% RH ± 5% RH.
Kemudian yang dilakukan oleh PPP adalah uji disolusi terbanding. Uji disolusi dilakukan untuk
memprediksi bioavailabilitas, dan dalam beberapa kasus dapat sebagai pengganti uji klinik untuk
menilai bioekivalensi. Dari hasil uji tersebut, dapat diketahui apakah calon produk memerlukan
uji bioavailabilitas dan bioekivalensi (Uji BA/BE) atau tidak. Kriteria obat yang tidak
memerlukan uji BA/BE yaitu memiliki disolusi yang cepat dan mirip, memiliki kelarutan tinggi,
permeabilitas tinggi, jendela terapi lebar, dan eksipien yang digunakan telah diakui oleh FDA
sebagai eksipien untuk immediate release solid dosage forms. Jika tidak memenuhi kriteria
tersebut, PPP akan melakukan uji BA/BE bekerja sama dengan pihak luar.
Bila skala pilot memenuhi persyaratan, maka dilakukan scale up untuk skala produksi.
Pengujian skala produksi seperti uji identitas, penetapan kadar (titrasi, spektrofotometri, KCKT,
TLC Scanner), uji disolusi, uji stabilitas (real time dan accelerated stability) dilakukan oleh tim
PPM untuk menjamin mutu produk dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Untuk produk
baru yang telah melalui uji stabilitas real time dan accelerated stability, maka pada saat
pendaftarannya akan mendapatkan expired date dari BPOM. Perhitungan expired date
didapatkan dengan cara menambahkan masa 1 tahun terhadap uji stabilitas real time yang
dilakukan oleh PT Phapros, Tbk. (expired date = 1 tahun + masa uji stabilitas real time).
Produk Agromed PT Phapros, Tbk. yang telah menjadi fitofarmaka antara lain adalah X-gra®
dan Tensigard®. Pengembangan produk agromed dilakukan dengan mengacu pada penelitian
ilmiah dan data efektivitas simplisia.
a. Pengembangan Formulasi
b. Technical Support
c. Pengembangan Kemasan
Bagian ini bertugas menentukan komposisi dan konsep desain kemasan sesuai
dengan spesifikasi produk. Dalam menentukan konsep kemasan, bagian ini melakukan
analisa segmentasi bekerja sama dengan bagian marketing untuk produk OTC, sedangkan
untuk produk generik dan ethical harus mengikuti aturan dari BPOM. Konsep desain ini
juga disertakan dalam formulir registrasi. Bila registrasi telah selesai dan nomor registrasi
telah keluar, bagian pengembangan kemasan membuat desain standar kemasan.
Network Planning
Stabilitas
Konsisten
Valid
Master Formula
Kemudian yang dilakukan oleh PPP adalah uji disolusi terbanding. Uji disolusi dilakukan
untuk memprediksi bioavailabilitas, dan dalam beberapa kasus dapat sebagai pengganti uji klinik
untuk menilai bioekivalensi. Dari hasil uji tersebut, dapat diketahui apakah calon produk
memerlukan uji bioavailabilitas dan bioekivalensi (Uji BA/BE) atau tidak. Kriteria obat yang
tidak memerlukan uji BA/BE yaitu memiliki disolusi yang cepat dan mirip, memiliki kelarutan
tinggi, permeabilitas tinggi, jendela terapi lebar, dan eksipien yang digunakan telah diakui.
e. Pengembangan Analisa
Bagian ini bertugas membuat spesifikasi bahan/produk, prosedur pemeriksaan
tervalidasi, dan studi stabilitas accelerated dan real time condition. Bagian ini juga
melakukan uji stabilitas laboratory scale untuk menentukan spesifikasi standar produk
dan bahan baku. Setelah dilakukan uji stabilitas dipercepat, maka dilakukan evaluasi
stabilitas formula. Hasil pengembangan analisa inilah yang nantinya diberikan kepada
Pengendalian Mutu untuk digunakan dalam melakukan analisa.
Sistem Air Handling Unit merupakan seperangkat alat yang dapat mengontrol suhu,
kelembaban, tekanan udara, tingkat kebersihan (jumlah partikel/mikroba), pola aliran udara dan
jumlah pergantian udara di ruang produksi sesuai dengan persyaratan ruangan yang telah
ditetapkan. PT Phapros, Tbk. memiliki sistem AHU 1-1, 2-1, 3-1, 3-2, 3-3, dan 3-4 untuk
mendistribusikan udara dengan persyaratan tertentu sesuai dengan pedoman yang tercantum
dalam CPOB Terkini. AHU 1-1, 2-1, 3-1, 3-2, 3-3, 3-4 adalah AHU yang digunakan untuk
mengatur sirkulasi udara pada ruang-ruang produksi kelas grey area dan white area di gedung
produksi non ß-Laktam. AHU 1-1, 2-1 da 3-1 mengatur sirkulasi udara masing-masing di lantai
1, 2 dan 3 grey area sedangkan AHU 3-2 mengatur sirkulasi udara di lantai 3 white area gedung
produksi non ß-Laktam. Skema sistem AHU dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2. 10 Sistem AHU (Air Handling Unit)
Sebelum didistribusikan, udara terlebih dahulu didinginkan dan dimampatkan agar dapat
menghasilkan output udara sesuai dengan spesifikasi suhu, kelembaban dan tekanan yang
dikehendaki. Pengendalian kondisi udara ruangan oleh AHU menggunakan Chilled Water
System (sistem air yang didinginkan) melalui Chiller dan pompa yang berperan dalam proses
pendinginan dan penurunan kelembaban udara. Sistem pengaturan kelembaban (RH) belum
terintegrasi ke dalam sistem pengaturan udara meskipun proses pendinginan yang dilakukan juga
dapat menurunkan kelembaban udara tetapi penurunan kelembaban udara tersebut sebenarnya
hanya merupakan hasil sampingan dari proses sehingga dibutuhkan dehumidifier untuk
menghasilkan kondisi ruangan dengan RH yang tinggi atau rendah.
Air (raw water) yang digunakan untuk proses pendinginan terlebih dahulu dilunakkan
untuk mengurangi kadar ion kalsium sehingga akan mencegah timbulnya kerak. Raw water yang
telah dilunakkan (soft water), dari storage tank dengan suhu 8-15oC dipompa ke dalam chiller
dan suhunya diatur menjadi 4-8oC lalu melewati evaporator AHU sehingga suhu evaporator
menjadi lebih rendah. Proses pendinginan udara dilakukan dengan cara mengalirkan udara panas
yang berasal dari campuran udara balik (return air) dan udara luar (fresh air) melewati kisi-kisi
evaporator AHU yang bersuhu lebih rendah. Proses tersebut menyebabkan terjadinya kontak
antara udara dan permukaan kisi evaporator sehingga terjadi aliran panas dari udara ke kisi
evaporator dan akan dihasilkan udara dengan suhu yang lebih rendah. Proses ini juga
menyebabkan air yang terkandung dalam udara mengalami kondensasi sehingga kelembaban
udara akan berkurang. Evaporator dirancang agar kisi-kisinya memiliki permukaan kontak yang
luas sehingga proses penyerapan panas dari udara berlangsung efektif. Panas yang mengalir ke
dalam evaporator kemudian dibawa oleh air yang mengalir di dalam kisi evaporator menuju
chiller. Di dalam chiller tersebut kembali akan terjadi proses pertukaran panas dari air menuju
chiller sehingga suhu air yang keluar dari chiller akan turun dan dapat kembali dialirkan menuju
evaporator untuk mendinginkan udara.
Udara yang telah dingin kemudian didorong oleh blower radial, yang dapat
menghasilkan gaya tekan, ke dalam saluran udara (ducting) yang membentuk suatu rangkaian
tertutup menuju ke ruang produksi. Suhu udara yang dialirkan dijaga agar tetap rendah dengan
cara melapisi permukaan luar ducting dengan insulator yang dapat menahan penetrasi panas dari
lingkungan luar saluran udara. Udara akan dialirkan ke dalam ruangan melalui ujung-ujung
saluran yang berhubungan dengan ruangan dan akan ditarik lagi dari ruangan menuju saluran
udara melalui return grill. Debit udara yang didistribusikan ke dalam ruangan diatur dengan
mengatur ukuran saluran ducting yang menuju ke ruangan serta dengan menempatkan dumper di
setiap percabangan saluran ducting yang menuju ruangan. Dumper digunakan untuk membagi
debit udara dari ducting utama ke ducting yang lebih kecil yang menuju ke ruangan. Di dalam
saluran udara terdapat filter-filter yang berfungsi untuk menjaga kandungan partikel dalam udara
agar memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan. Pada system AHU untuk grey area
menggunakan pre filter dengan efisiensi 25-35% pada fresh air, pre filter dan medium filter yang
dipasang pada return duct dan medium filter dengan efisiensi 95% yang dipasang pada supply
duct yang menuju ke ruang produksi. Pada white area, filter-filter yang dgunakan sama seperti
grey area yang ditambah dengan penggunaan HEPA filter dengan efisiensi 99,997% pada supply
duct yang menuju ruang produksi.
Suplai udara pada sistem AHU berasal dari dua sumber, yaitu udara balik (return air)
dan udara luar (fresh air). Pemasukan udara luar diperlukan sebagai penyeimbang sistem. Hal ini
penting untuk mengantisipasi hilangnya udara dari sistem yang sangat dimungkinkan terutama
pada saat udara berada dalam ruang produksi karena tekanan yang dihasilkan di dalam ruangan
yang besar sedangkan konstruksi ruangan tidak dirancang kedap udara sehingga besar
kemungkinan terjadi kebocoran.
b. Ruang Produksi ß-Laktam
Pada ruang produksi ß-Laktam yang terdiri dari kelas grey area dan white area, suplai
udara berasal dari FCU (Fan Cooling Unit). FCU (Fan Cooling Unit) adalah suatu rangkaian
mesin yang berfungsi untuk mendapatkan temperatur, kelembaban, pertukaran udara (air
change), jumlah partikel dan tekanan udara yang sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan
terhadap kondisi udara dalam ruang produksi non steril kelas 100.000 (grey area) dan ruang
produksi steril kelas 100 (white area). Komponen utama dari suatu FCU adalah kompresor,
kondensor, blower dan evaporator. FCU dihubungkan dengan komponen lain seperti ducting
(supply dan return), dumper, filter dan diffuser. Pada sistem ini terdapat indoor dan outdoor unit.
FCU akan memproses media gas (freon) dengan tekanan tertentu sehingga bersuhu
rendah untuk dilewatkan ke dalam evaporator. Freon terletak di sepanjang indoor dan outdoor
unit. Di dalam outdoor unit terdapat kondensor dan udara panas dilepas keluar. Di dalam indoor
unit terdapat evaporator, udara yang dilewatkan evaporator akan mengalami proses pelepasan
panas (kalor) sehingga suhunya turun. Kandungan air (RH) juga akan mengalami penurunan
akibat adanya perbedaan suhu pada kisi-kisi evaporator sehingga uap air di udara akan
terkondensasi. Air hasil kondensasi selanjutnya dibuang lewat saluran drain.
Secara umum, suplai air di PT Phapros, Tbk. dibagi menjadi dua, yaitu untuk bagian
produksi dan non produksi. Air yang digunakan untuk bagian non produksi adalah raw water
yang tidak mengalami proses pretreatment terlebih dahulu. Sedangkan air yang digunakan untuk
produksi, terlebih dahulu dilakukan pretreatment dan pengolahan lebih lanjut. Tahap
pretreatment dan pengolahan air untuk produksi bertujuan untuk mendapatkan air yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sebagai air produksi.
Total Organic Carbon < 500 ppb < 500 ppb < 500 ppb
Sumber air yang digunakan oleh PT Phapros, Tbk. berasal dari sumur artesis yang
ditampung dalam storage tank. Air yang berasal dari sumur artesis ini (raw water), memiliki
tingkat kesadahan (hardness) yang cukup tinggi. Air yang digunakan untuk produksi harus
memenuhi persyaratan tingkat kesadahan yang rendah. Proses pretreatment bertujuan untuk
menurunkan kesadahan air dari 20-25 odH menjadi 0 odH.
Raw water dari deep well, diinjeksi dengan Chlorine sebelum memasuki raw water tank
bertujuan untuk membunuh bakteri. Setelah itu dialirkan menuju multimedia filter, untuk
menangkap partikel berukuran besar, kotoran lain sehingga dihasilkan raw water yang jernih.
Selanjutnya raw water dimasukkan water softener ke kolom resin anionik, berfungsi mengikat
kation Ca2+ dan Mg2+. Dihasilkan softened water dengan hardness 0 dH.
Softened water diinjeksi dengan Antiscalant untuk mencegah timbulnya endapan atau
kerak; ditampung ke dalam filtered water tank. Menggunakan feed water pump, softened water
dinjeksi Sodium metabisulphite untuk menetralisir kandungan Chlorine sebelum memasuki
cartridge filter berukuran 5m. Chlorine dapat menyebabkan kerusakan membran RO (Reverse
Osmosis).
Purified water didestilasi menggunakan alat Finn Aqua 75 (kecepatan 75 L/jam) dan
mengalami destilasi 4 tingkat. Air yang masuk, diuapkan, kemudian dikondensasi dan
dipanaskan lagi pada kolom berikutnya. Proses ini diulang sampai 4 kali dan menghasilkan
Water For Injection yang dapat digunakan untuk produk parenteral karena bebas bakteri dan
pirogen.
PT Phapros Tbk. melakukan proses pengolahan terlebih dahulu terhadap semua limbah
yang dihasilkan. Penanganan limbah ini dilaksanakan oleh unit pengolahan limbah yang berada
pada bagian Pelayanan Umum dan Rumah Tangga, di bawah departemen SDM. Limbah yang
dihasilkan dari proses produksi tidak boleh menjadi cemaran bagi lingkungan sekitar pabrik
apalagi bagi penduduk sekitarnya. Secara umum pengolahan limbah di PT Phapros Tbk. telah
memenuhi standar manajemen mutu lingkungan yang terbukti dengan diperolehnya sertifikat
ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan dan adanya kebijakan mutu dan lingkungan
di perusahaan ini.
Jenis limbah yang ada di PT Phapros Tbk. digolongkan menjadi dua yaitu limbah padat
yang terdiri dari limbah padat B3 dan non B3 serta limbah cair yang terdiri dari limbah cair
produksi (non β-Laktam, β-Laktam, laboratorium) dan limbah cair non produksi (kantin,
laundry, limbah cair eks sanitasi).
a. Limbah Padat
1). Limbah padat B3
b. Limbah Cair
Karekteristik limbah cair adalah bila nilai COD ≥ 700 mg/L dan nilai BOD
≥ 400 mg/L. Limbah tersebut akan mengalami pengolahan sebelum masuk ke
saluran pembuangan umum, dengan batas maksimum kadar COD dan BOD
sebesar: COD 150 mg/L dan BOD 75 mg/L, serta TSS sebesar 75 mg/L dan pH 6-
9. Limbah cair terdiri dari :
1). Limbah cair produksi. Limbah ini berasal dari unit produksi β-Laktam dan non β-
Laktam, agromed, QC/QA dan R&D.
2). Limbah cair non produksi. Limbah ini berasal dari unit kantin, laundry, perkantoran
dan gudang produk jadi.
Limbah cair yang berasal dari unit produksi β-Laktam diolah di IPAL I
dengan metode hidrolisa basa dan selanjutnya diolah di IPAL II. Limbah cair yang
berasal dari unit produksi non β-Laktam diolah di IPAL II seperti juga untuk
limbah cair yang berasal dari limbah non produksi.
Limbah cair yang dihasilkan oleh PT Phapros Tbk. diolah melalui dua jalur
pengolahan, yaitu:
1). Proses pengolahan limbah cair IPAL I
Inlet IPAL I berasal dari sanitasi peralatan produksi dan gedung β-Laktam,
water scrubber dust collector, laundry pakaian dan sisa proses. Tahapan proses
IPAL I, seperti pada Gambar 11, adalah sebagai berikut :
a) Bak penampungan awal (ekualisasi). Pada bagian ini, limbah yang berasal dari
ruang produksi, sanitasi ruangan produksi, bekas cucian mesin produksi, dari
dust collector (water scrubber unit), dan limbah padat yang berasal dari product
out off spec dalam jumlah sedikit, padatan dari dust collector, serta limbah yang
berasal dari pemeriksaan produk-produk β-Laktam ditampung dalam satu
tempat. Kapasitas bak penampungan awal adalah 15 m3.
b) Bak hidrolisa. Limbah cair dari bak penampungan awal dialirkan ke dalam bak
hidrolisa. Kapasitas bak hidrolisa adalah 5 m3. Sebelum proses dimulai,
dilakukan pemeriksaan pH awal terlebih dahulu. Setelah limbah yang dialirkan
ke dalam bak hidrolisa sesuai dengan kapasitasnya, ditambahkan NaOH hingga
tercapai pH 11,5. Tujuannya adalah untuk memecahkan cincin β-Laktam yang
terdapat dalam limbah. Untuk meningkatkan proses homogenisasi NaOH,
dilakukan pengadukan selama ± 4 jam dengan kecepatan pengadukan 17 rpm.
c) Bak penetralan (bak netralisasi). Pada tahap ini dilakukan proses netralisasi
limbah yang telah mengalami hidrolisa basa tinggi dengan menggunakan larutan
HCl teknis sampai dicapai pH 6-8. Proses netralisasi dibantu dengan pengadukan
selama ± 1 jam dengan kecepatan pengadukan 17 rpm. Tujuan netralisasi adalah
untuk menetralkan air sehingga tidak mematikan organisme yang dilaluinya atau
yang membantu pengolahan di IPAL II.
d) Bak sedimentasi. Limbah yang telah dinetralisasi dialirkan menuju bak
sedimentasi. Pada tahap ini, terjadi proses pengendapan secara gravitasi terhadap
hasil netralisasi. Proses pengendapan berlangsung selama ± 12 jam. Lumpur
hasil pengendapan yang terbentuk kemudian dikeluarkan dan ditampung dalam
bak drying bed untuk dikeringkan. Setelah kering, limbah ini akan dikumpulkan
bersama limbah padat golongan B3 lainnya untuk dikirim ke tempat
pembuangan limbah industri di PPLI-Cileungsi, Bogor.
e) Bak sand filter. Limbah cair dari bak sedimentasi dialirkan menuju bak ini. Pada
bak ini terjadi proses filtrasi limbah cair bak sedimentasi dengan beberapa janis
saringan, yaitu coral batu kali, ijuk, dan arang. Bak sand filter diganti setiap 1- 2
bulan. Umumnya yang diganti adalah arang, pasir, dan ijuk, sedangkan pada
koral dilakukan pencucian. Setelah melalui tahap ini, limbah cair akan dialirkan
menuju bak produksi. Dari bak produksi, limbah akan dialirkan menuju
pengolahan IPAL II (Gambar 2.11).
Tahapan limbah cair pada proses pengolahan limbah cair IPAL II adalah :
a) Bak penampungan awal. Pada tahap ini, limbah dari bagian produksi dan non
produksi ditampung. Selain itu dilakukan juga proses pengendapan partikel-
partikel yang berukuran besar. Pada bak ini terdapat sekat-sekat yang
menyebabkan partikel berukuran besar akan mengendap di ruang antara sekat.
b) Bak ekualisasi. Limbah yang telah diendapkan dari bak penampungan awal
kemudian mengalir ke bak ini. Pada bak ini terjadi proses homogenasi limbah
baik secara kualitatif maupun kuantitatif terhadap limbah yang berasal dari bak
produksi, bak non produksi, dan bak PM. Pada bak ekualisasi diberi aerasi untuk
mencegah timbulnya bau.
c) Bak rapid mix. Selanjutnya, limbah akan mengalir menuju bak rapid mix. Bak
ini terletak lebih tinggi dari bak ekualisasi, sehingga limbah harus dipompa ke
atas. Pada bak ini, terjadi proses koagulasi limbah. Koagulasi bahan pencemar
yang ada pada limbah cair dilakukan dengan menggunakan larutan PAC (Poly
Aluminium Chloride) dengan takaran 2 ml per liter limbah. Kecepatan
pengadukan pada bak ini adalah 312 rpm.
d) Bak slow mix. Dari bak rapid mix, limbah akan dialirkan ke bak slow mix. Pada
bagian ini, terjdai proses flokulasi limbah dengan menggunakan larutan super
flok (dosis 4 ml, larutan super flok per liter limbah). Kecepatan pengadukan
pada bak ini adalah sebesar 17 rpm.
e) Bak sedimentasi I. Limbah yang telah mengalami flokulasi kemudian dialirkan
menuju bak sedimentasi. Pada bak ini, akan terjadi pemisahan antara flokulat
limbah dan air limbah. Flokulat yang mengendap akan dialirkan menuju bak
drying bed untuk proses pengeringan. Sedangkan air limbah akan dialirkan
menuju bak selanjutnya.
f) Bak aerasi. Pada bagian ini, terjadi proses aerasi untuk menambah suplai
oksigen pada air limbah. Aerator yang digunakan adalah aerator tipe kontak
dengan kapasitas 8 pK. Rata-rata dissolved oxygen sebesar 2 mg/Liter.
g) Bak sedimentasi II. Pada tahap ini, terjadi proses sedimentasi terhadap hasil
degradasi bahan organik secara biologi yang berlangsung di bak aerasi.
h) Bak rapid filter. Selanjutnya, limbah dialirkan menuju bak rapid filter. Pada
tahap ini, terjadi proses filtrasi limbah dengan menggunakan batuan koral atau
kerikil, ijuk dan pasir. Bahan ini juga digunakan sebagai media pelekatan bakteri
fakultatif anaerob yang membantu proses pengolahan utama.
i) Bak sand filter. Setelah melalui bak rapid filter, kemudian limbah cair dialirkan
menuju bak sand filter. Pada tahap ini, terjadi proses filtrasi terhadap partikel-
partikel hasil degradasi bahan organik yang berukuran sangat kecil dan juga
mikroorganisme lain yang terbawa aliran dengan tujuan agar diperoleh kualitas
effluent yang lebih baik. Setelah melalui bak sand filter, air limbah ini kemudian
ditambah dengan zat anti busa. Setelah itu air limbah dapat dibuang ke
lingkungan.
Gambar 2. 13 Pengolahan Limbah Cair IPAL II
Permasalahan dalam pengolahan limbah PT Phapros Tbk. adalah bau limbah yang
masih sering dijumpai terutama pada hari Senin karena proses pengolahan limbah pada hari
Minggu tidak berjalan. Penutupan bak pengolahan limbah untuk mengurangi bau dirasakan
kurang efektif, karena dengan menutup bak, maka proses penguraian limbah secara anaerob akan
meningkat. Gas-gas hasil penguraian limbah ini harus dikeluarkan melalui cerobong gas,
sehingga akan membutuhkan pengeluaran biaya yang lebih banyak. Untuk mengatasi masalah ini
PT Phapros, Tbk. telah membuat rencana yaitu menanam tanaman Lidah Mertua untuk menyerap
bau dan radiasi. Selain itu sudah dilakukan penelitian skala laboratorium mengenai pengolahan
limbah dengan biodegradator. Namun hal ini masih belum dapat diterapkan karena saluran
limbah produksi dan air hujan masih menjadi satu, sehingga volume limbah bertambah
(overload), dan kondisi ini akan mengganggu proses degradasi limbah. Program jangka panjang
untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan memisahkan saluran limbah dengan air hujan.
Cold storage atau lemari pendingin adalah sebuah alat yang menggunakan refrigerasi (proses
pendingin) untuk menolong pengawetan makanan.Tidak hanya digunakan sebagai pengawet makanan
Cold storage di industri farmasi digunakan untuk mengawetkan bahan dan hasil produksinya.agar
terhindar dari bakteri.