Anda di halaman 1dari 12

Permasalahan peredaran

vcd/dvd bajakan yang


melanggar hak cipta

Nama kelompok :
1. Agil dwi hukama (2)
2. Farid syadza s (15)
3. Maulana yoga p (20)
4. M rizqi putra (24)
Latar belakang
Mungkin banyak diantara kita yang tidak sadar bahwa yang kita
lakukan dalam kegiatan sehari – hari telah melanggar hak cipta
orang lain. Tidak lain dari pelanggaran tersebut adalah kegiatan
membajak. Kegiatan bajak – membajak telah diterima dan
menjadi suatu kegiatan yang dianggap halal oleh masyarakat kita.
Praktek pembajakan hak cipta di Indonesia dari tahun ke tahun
cenderung meningkat drastis dan sudah sangat memprihatinkan.
Menurut catatan Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI),
pembajakan industri musik di Indonesia menunjukkan angka yang
paling signifikan. Pihak yang paling dirugikan yaitu datang dari
pihak musisi atau pencipta lagu yang hasil karyanya dibajak.
Permasalahan
Pembajakan karya seni, terutama kaset musik/lagu, kini
bukannya mereda tetapi tambah merajalela. Bukan hanya
negara yang makin dirugikan, tapi juga pencipta lagu dan
pengusaha rekaman. Coba bayangkan, kaset resmi yang
seharusnya seharga Rp 50.000,00 dalam bentuk bajakan hanya
dihargai Rp 5.000,00 – Rp 6.000,00. Akibatnya, seluruh proses
kreatif, proses produksi, dan jerih payah pun seakan menjadi
sirna.
Akibat dari pembajakan ini, yang dirugikan tidak hanya para
pencipta lagu, penyanyi, atau produser, tetapi juga negara.
Keping-keping kaset bajakan dijual tanpa stiker pajak. Artinya,
pemasukan ke pemerintah dari sektor pajak pun tidak ada.
Pembajakan karya rekaman lagu atau musik dibagi atas beberapa
kategori sebagai berikut :
1. Illegal copying
Merupakan bentuk pembajakan berupa pembuatan kompilasi lagu-
lagu atau album-album yang sedang hits dan populer dari rekaman
original/aslinya tanpa izin dan demi kepentingan komersial.
2. Counterfeiting
Merupakan bentuk pembajakan yang dilakukan dengan
memperdagangkan produk bajakan berupa album yang sedang laris,
kemasannya di reproduksi mirip dengan aslinya sampai dengan detail
sampul album dan susunan lagunya pun dibuat sama dengan album
aslinya.
3. Bootlegging
Merupakan bentuk pembajakan yang dilakukan dengan cara
membuat rekaman dari suatu pertunjukan langsung (live
performance) seorang penyanyi atau band di suatu tempat.
Pembahasan
Pengertian Hak Cipta
Dalam Pasal 1 butir (1) Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta, yang dimaksud hak cipta adalah hak ekslusif bagi
pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaanya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan – pembatasan menurut peraturan perundang – undangan
yang berlaku.
unsur – unsur dan sifat hak cipta sebagai berikut :
• Fungsi hak cipta atau pemegang hak cipta adalah untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaan dan atau memberikan izin
kepada pihak lain untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya
tersebut.
• Ada pembatasan – pembatasan dalam hal penggunaan hak cipta yang
ditentukan oleh peraturan perundang – undangan. Dalam hal
mememperbanyak ciptaan atau memberi izin pada pihak lain untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaan tidak sebebbas – bebasnya.
Dalam UU No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta terdapat tiga belas macam
tindak pidana hak cipta sebagai berikut.
a. Tindak pidan tanpa persetujuan pelaku membuat, memperbanyak, atau
menyiarkan rekaman suara dan/atau gambar pertunjukan pelaku [Pasal 72 Ayat
(1) jo Pasal 49 Ayat (1)].
b. Tindak pidana tanpa persetujuan prosedur rekaman memperbanyak
dan/atau menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyi [Pasal 72 Ayat
(1) jo Pasal 49 Ayat (2)].
c. Tindak pidana sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau
menjual ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait (Pasal
72 ayat 2).
d. Tindak pidana sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk
kepentingan komersial program komputer (Pasal 72 ayat 3).
e. Tindak pidana sengaja mengumumkan ciptaan yang bertentangan dengan
kebijaksanaan pemerintah di bidang agama, pertahanan dan keamanan negara,
kesusilaan, serta ketertiban umum [Pasal 72 ayat (4) jo Pasal 17].
• Faktor – faktor yang mempengaruhi maraknya pembajakan
kaset :
1. Faktor ekonomi
2. Faktor sosial budaya
3. Perbandingan harga kaset
4. Faktor pendidikan
5. Pelayanan penjual kaset
6. Rendahnya sanksi hukum
• Dampak dari pembajakan kaset:
1. Bagi Pemerintah
Karena uang pajak yang seharusnya masuk kas negara atas ciptaan
sebuah musik, malah disalahgunakan oleh masyarakat untuk
kepentingannya sendiri
2. Bagi Pemusik Banyak pemusik yang mengalami frustasi karena
kaset rekaman mereka dibajak habis-habisan.
3. Bagi Penjual
Seorang penjual harus mempertanggungjawabkan perbuatannya
dengan membayar denda.
4. Bagi Konsumen
seorang konsumen bisa memperoleh kaset yang mereka inginkan
dengan harga yang terjangkau. Tapi kualitas akan kaset bajakan ini
tidak tahan lama dan mudah rusak.
Kesimpulan
• Melihat semakin maraknya pembajakan hasil
karya musik berupa kaset, membuat keberadaan
akan Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta dipertanyakan. Ternyata Undang
– Undang tersebut belum mampu mengatasi
permasalahan mengenai pelanggaran –
pelanggaran akan hak cipta, termasuk pembajakan
kaset yang merajalela. Dibutuhkan suatu
sinkronanisasi antara lembaga – lembaga yang
berwenang menegakkan hukum dibidang Hak Cipta
https://youtu.be/VGklIDIAhwo
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai