Oleh:
Oleh :
ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MAGANG
iii
KATA PENGANTAR
Dalam pembuatan proposal ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak
yang dirasa sangat bermanfaat, oleh karena itu kami ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Kepala pimpinan Perusahaan Umum Perikanan Indonesia, Kabupaten
Natuna
2. Pembimbing lapangan yang dengan senantiasa bersabar membimbing
kami.
3. Kedua Orang Tua yang telah memberikan motivasi dan doa kepada kami.
4. Rekan rekan mahasiwa/mahasiswi.
Kami menyadari bahwa proposal ini jauh dari yang diharapkan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan
proposal ini sehingga akan lebih baik dimasa yang akan datang. Akhir kata kami
berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vi
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 3
C. Manfaat 3
II. TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Deskripsi dan Identifikasi Ikan Layang (Decapterus sp) 5
B. Perusahaan Umum Perikanan Indonesia 6
C. Mutu Ikan 8
D. Manajemen Industri 11
E. Rantai Pasok (Supply Chain) 12
F. Penerapan SCM (Supply Chain Management) 16
III. METODE PELAKSANAAN 20
A. Waktu dan Tempat 20
B. Metode Pelaksana 20
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 23
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara (BUMN). BUMN ini bergerak dalam bidang perikanan yang diberi tugas
dan tanggung jawab dalam rangka mengelola aset negara guna menyelenggarakan
RKA PKBL Tahun 2015 berdasarkan evaluasi kinerja perusahaan beberapa tahun
satu cabangnya berda di Natuna. Pada Perusahaan itu terdapat pasokan bahan
baku, unit pengolahan ikan, dan proses pembekuan ikan (frozen fish).
1
Masalah utama Masyarakat Natuna lebih cenderung menangkap ikan
yang kurang ahli mengoperasikan alat tangkap jaring. Terbatasnya ukuran kapal
nelayan, sehingga kemampuan jelajah yang kurang. Nelayan asli tempatan yang
Berdasarkan hal tersebut harus ada kajian tentang supply chain manajemen
semen atau beras. Produk ini memiliki sifat umur penggunaan yang pendek serta
(Supply Chain Management). Inti dari SCM adalah integrasi, kolaborasi dalam
pengelolaan supply dan demand dengan seluruh pihak yang terlibat dalam proses
Pelabuhan Perikanan sebagai mata rantai dalam proses transportasi mulai dari
rantai pasokan atau supply chain. Mengingat sifat produk perikanan yang high
efektif dan efisien. Salah satu kerangka analisis yang sangat populer digunakan
2
akhir-akhir ini dalam peningkatan nilai tambah dan daya saing dalam industri
B. Tujuan
C. Manfaat
perusahaan.
3
Manfaat bagi Perusahaan :
akademis.
kepada perusahaan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu sumber daya perairan adalah ikan layang (Begen, 2002). Ikan
layang (Decapterus sp) merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki
kandungan zat gizi tinggi yang dibutuhkan tubuh manusia. Menurut Berhimpon
(1982), bahan pangan ini mengandung protein, kadar air dan asam-asam amino
esensial yang lengkap dan dalam jumlah yang cukup. Ikan ini cukup melimpah
dan rasanya enak sehingga banyak digemari. Akan tetapi Ikan ini juga merupakan
produk yang cepat menjadi busuk yang menyebabkan mutu ikan mengalami
kemunduran. Faktor utama yang berperan dalam pembusukan adalah Ikan Layang
mempunyai tekstur yang lunak, kandungan kadar air yang tinggi, kadar protein
yang cukup tinggi sehingga terjadi proses degradasi protein serta tingginya jumlah
ukurannya dikelompokkan sebagai ikan pelagis kecil. Ikan ini yang tergolong
ada pula yang bisa mencapai 25 cm. Ciri khas yang sering dijumpai pada ikan
layang ialah terdapatnya sirip kecil ( finlet) di belakang sirip punggung dan sirip
dubur dan terdapat sisik berlingin yang tebal (lateral scute) pada bagian garis sisi
5
Klasifikasi ikan layang menurut klasifikasi Saanin (1984) adalah sebagai
berikut :
Phyllum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Percomorphi
Divisi : Perciformes
Familia : Carangidae
Genus : Decapterus
6
perikanan Indonesia sudah beroperasi , sedangkan daerah yang diberi tanda
berwarna kuning pada gambar menunjukan daerah tersebut masih dalam tahap
melimpah , agar bisa meningkat kan ekonomi Indonesia yang lebih baik
7
C. Mutu Ikan
yang tepat pada ikan setelah ditangkap agar mutu ikan tetap terjaga. Parameter
untuk mengetahui mutu ikan dapat dilihat dari kenampakan fisik tubuh ikan, bau,
Menurut Made Astawan (2008), ikan yang masih segar mempunyai tanda-tanda
sebagai berikut :
Parameter Keterangan
Rongga perut bersih dan bebas dari bau yang menusuk, tekstur
dindingperut kompak elastis, tanpa penyimpangan
warna.
Daging sayatan daging cerah dan elastis, bila ditekan tidak ada
tanda bekas jari.
8
Proses perubahan pada ikan setelah mati terjadi karena adanya aktivitas
kesegaran ikan menurun. Penurunan tingkat kesegaran ikan tersebut dapat terlihat
dengan adanya perubahan fisik, kimia, dan organoleptik pada ikan. Semua proses
mati. Sistem kerja enzim menjadi tidak terkontrol karena organ pengontrol tidak
berfungsi, sehingga enzim merusak organ tubuh ikan. Perstiwa ini disebut
sebagai hasil akhir penguraian protein dan lemak yang menyebabkan perubahan
Bakteri yang terdapat dalam saluran pencernaan, insang, saluran darah dan
permukaan kulit tidak dapat merusak atau menyerang bagian-bagian ikan selama
setelah ikan mati, sehingga bakteri dapat segera masuk ke dalam daging ikan
melalui saluran pencernaan, insang, saluran darah dan permukaan kulit (Junianto,
2003).
Proses perubahan pada ikan juga dapat terjadi karena proses oksidasi
lemak sehingga timbul aroma tengik yang tidak diinginkan dan perubahan rupa
9
serta warna daging ke arah coklat kusam. Bau tengik ini dapat merugikan pada
proses pengolahan maupun pengawetan karena dapat menurunkan mutu dan daya
2000).
Dalam daftar komposisi bahan makanan (Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 2009),
ikan layang memiliki komposisi zat gizi makanan per 100 g BDD sebagai
berikut:
Protein (g) 22
Karbohidrat (g) 0
Kalsium (mg) 50
Fosfor (mg) 15
Besi (mg) 2
Vitamin A (S.I) -
Vitamin B1 (mg) -
Vitamin C (mg) 0
Air (g) 74
10
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan (Persatuan Ahli Gizi Indonesia),
2005.
D. Manajemen Industri
1. industri primer
3. proses distribusi
4. industri jasa
5. Perusahaan industri :
dibutuhkan
11
7. Manajemen perusahaan industri
Distinct goals
Deliberate structure
People
pengembangan produk
hubungan industrial
pemasaran
Istilah supply chain dan supply chain management sudah menjadi jargon
yang umum dijumpai di berbagai media baik majalah manajemen, buletin, koran,
buku ataupun dalam diskusi-diskusi. Namun tidak jarang kedua tern diatas di
12
suatu software. Bahkan ada yang mempersepsikan bahwa supply chain hanya
merupakan suatu disiplin ilmu yang relative baru. Lambert & Cooper (1998)
mendefenisikan rantai pasok sebagai integrasi bisnis proses utama dari pengguna
akhir melalui pemasok asli yang menyediakan produk, layanan dan informasi
Defenisi ini juga dan sekaligus digunakan oleh Global Supply Chain
Forum (GSCF) pada tahun 2000. Dalam pemahaman yang secara sederhana,
rantai pasok merupakan rangkaian aliran barang/fisik, informasi dan proses yang
digunakan untuk mengirim produk atau jasa dari lokasi sumber (pemasok) ke
barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada
konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini, maka suatu supply chain terdiri dari
retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir. Supply chain ada
1. Supplies
2. Manufactures
3. Distribution
13
4. Retail Outlet
5. Customers
Menurut Pujawan (2005), fungsi supply chain tidak hanya terbatas pada
kegiatan fisik seperti memproduksi dan mengangkut barang dari satu tempat ke
tempat lain namun juga fungsi-fungsi non fisik seperti perencanaan, melakukan
mengalir dari petani ke konsumen (from farm to table). Selain itu, khusus untuk
produk pangan yang mudah rusak atau busuk, resiko dalam menghasilkan
limbah/kerugian pada setiap tahapan rantai pasok memiliki potensi sangat tinggi
yang selanjutnya akan menekan keuntungan dan kualitas produk dalam rantai
pasok pangan.
14
Menurut Ross, F.D (2003), awal perkembangan konsep SCM didasarkan
pada dua fakta yaitu bahwa pada tahun 1960-an pabrikan dituntut untuk
mendorong perusahaan untuk melakukan efisiensi biaya bukan saja pada lingkup
jadi
Menjalankan produksi
mulai dari awal bagaimana membuat suatu tolok ukur untuk menentukan
15
2. Pemasokan : Pilihlah pemasok-pemasok yang paling baik, dan tentukan
sehingga menjadi produk dalam proses, kemudian menjadi produk jadi dan
dan berbagai kegiatan penting lainnya yang berhubungan dengan supplier dan
distributor.
16
entitas atau disebut pemain dalam konteks ini dalam jaringan supply
Supplier (chain 1)
besar.
17
Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets (Chain 1-2-
3)
Supplier-Manufacturer-Distribution-RetailOutlets-Customer
(Chain 1-2-3-4)
dan biaya. Aliran supply chain dapat dua arah dan dapat dikelola oleh
satu stages atau satu perantara. Dasar strategi supply chain ada dua
menurut tipe perusahaan umumnya hanya ada dua macam strategi, yaitu
supply chain yang fokus pada efisiensi aktivitas dan standarisasi. Push
18
1. Strategi atau desain Supply chain Penentuan struktur supply chain
dan proses yang akan dilakukan pada tiap stage dalam waktu
serta proses apa saja yang akan berjalan pada setiap stage.
Moda transportasi
Sistem informasi
Kebijakan inventori
perencanaan.
19
Menyusun kebijakan operasional
BAB III
20
a. Wawancara
b. Observasi
a. Studi pustaka
pelaksanaan magang.
21
DAFTAR PUSTAKA
Bengen, D. 2002. Pedoman teknis pengenalan ekosistem mangrouv. Pusat Kajian Pesisir
dan Lautan. Institut Pertanian, Bogor.
Berhimpon. 1982. Pengaruh perendaman filet (Fillet) di dalam larutan garam dan asam
asetat terhadap kandungan urea dan mutu ikan hiu (Carcharhins Limbatus) selama
penyimpanan beku.Thesis Fakultas pasca sarjana IPB Bogor.
Harisna, 2010. Pengaruh ekstrak kunyit (Curcuma domestica) dengan konsentrasi yang
berbeda terhadap mikroba pada isolat ikan nila (Creochromis niloticus).
Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Penebar swadaya. Jakarta.
Khomsan, A. 2006. Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup.Grasindo. Jakarta.
Lambert, D.M., Cooper, M. C., & Pagh, J. D., (1998). Supply Chain Management:
Implementation Issues and Rsesearch opportunities, International Journal of
Logistics Management Vol. 9 No. 2.
Made Astawan, 2008. Sehat dengan hidangan hewani. penebar swadaya. Jakarta
Munandar, 2008. Poses Kemunduran mutu ikan
Murniati, AS dan Sunarman. 2000. Pendinginan pembekuan dan pengawetan ikan.
Kanisius. Yogyakarta.
Persatuan ahli gizi indonesia, 2005. Daftar komposisi bahan makanan. Jakarta.
Pujawan, I Nyoman. (2005). Supply Chain Management. Edisi pertama. Guna widya,
Surabaya
Ross, F. D. (2003). Introduction to e-supply chain management:engaging technology to
build market-winning businesspartnership. United States of America: ST. Lucie
Press.
Saanin, H. 1984. Taksonomi Dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bina Cipta. Bogor.
Suwamba K. 2008. Proses pemindangan dengan mempergunakan garam dengan
konsentrasi yang berbeda. Denpasar.
Watanabe, K., Schuster, E, W. 2003. The Impact of e-Commerce on the Japanese Raw Fish
Supply Chain.
Winarni, T, F. Swastawati, Y. S.Darmanto, danE. N. Dewi. 2003.Uji mutu terpadu pada
beberapa spesies ikan dan produk perikanan di Indonesia. Laporan akhir hibah
bersaing XI perguruan tinggi. Universitas Diponegoro. Semarang.
22