Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR

KONTRASEPSI HORMONAL ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM


(AKDR)

Disusun oleh:

Sasmika

NIM. P07224316034

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah penduduk yang besar dan kurang serasi, selaras dan seimbang
dengan daya tampung lingkungan dapat mempengaruhi segala segi
pembangunan dan kehidupan masyarakat, sedangkan jumlah penduduk yang
besar dan berkualitas merupakan salah satu modal dasar dan faktor dominan
bagi pembangunan nasional.

Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun


2010, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 224,9 juta jiwa, terbanyak
keempat di dunia. Dari segi pemakaian jumlah kontrasepsi, terdapat 35,2%
pengguna kontrasepsi suntikan, 28,1% pengguna kontrasepsi pil, 18,8%
pengguna IUD, 14,2% pengguna implant, 5,5% sterilisasi, dan 1,0%
pengguna kontrasepsi lain.

Pada umumnya masyarakat masih merasa takut untuk menggunakan


AKDR, karena metode pemasangannya yang menggunakan berbagai macam
alat-alat medis yang diperlukan. Sehingga menimbulkan rasa takut pada
sebagian dari masyarakat yang akan mengunakannya (Saifuddin, 2006).

Kita ketahui bahwa sampai saat ini belumlah tersedia satu metode
kontresepsi yang benar-benar 100% ideal/ sempurna. Setiap metode
kontrasepsi memiliki keunggulan dan kelemahan, pengalaman menunjukkan
bahwa saat ini pilihan metode kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk
cafetarian atau supermarket, dimana calon akseptor memilih sendiri
kontrasepsi yang diinginkan, padahal dalam kontrasepsi tidak ada satupun
metode yang sesuai untuk semua pemakai, dan sebagian tertentu seyogyanya
tidak digunakan oleh sekelompok tertentukarena ada kontraindikasi
(Hartanto, 2013).
Peran bidan sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga
berencana salah satu kewenangannya adalah melakukan konseling atau KIE
untuk memberikan gambaran tentang berbagai macam metode alat
kontrasepsi sehingga klien dipersilahkan untuk memilih metode kontrasepsi
yang diyakini (Manuaba, 2010). Berdasarkan latar belakang diatas penulis
tertarik untuk memilih kasus Asuhan Kebidanan Pada Akseptor Kontrasepsi
IUD/AKDR.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek klinik, diharapkan mahasiswa dapat
melaksanakan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dengan
pendekatan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan konsep dasar teori alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR).
b. Mendeskripsikan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada
alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR) dengan pendekatan Varney, yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis / masalah potensial
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5) Mengembangkan rencana intervensi
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
d. Mendokumentasikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada akseptor
alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dalam bentuk catatan SOAP.
A. Konsep Dasar Manajemen Metode Kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim

I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :
Waktu pengkajian :
Tempat Pengkajian :
Nama Pengkaji :

A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama : Nama selain sebagai identitas, upayakan
agar bidan memanggil dengan nama
panggilan sehingga hubungan komunikasi
antara bidan dan pasien menjadi lebih baik
dan akrab (Sulistyawati, 2012).

Umur :

a. Untuk mengetahui umur pasien,


menentukan konseling dan resiko.
b. Bagi yang belum mempunyai anak,
AKDR kurang dianjurkan.
c. Umur ibu antara 20–30 tahun:

1. Merupakan usia yang terbaik


untuk mengandung dan
melahirkan.
2. Segera setelah anak pertama
lahir, dianjurkan untuk
memakai spiral sebagai pilihan
utama. Pilihan kedua adalah
norplant atau pil. (Maryam, S,
dkk. 2010)

Agama : Sebagai dasar bidan untuk memberikan


dukungan dan spiritual terhadap pasien dan
keluarga (Sulistyawati, 2010).

Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan


yang digunakan sebagai dasar dalam
memberikan asuhan (Hartanto, Hanafi. 2004)

Pekerjaan : Untuk menggetahui status ekonomi dan


aktifitas ibu. (Wheeler, 2003)

Alamat : Selain sebagai data mengenai distribusi


lokasi pasien, data ini juga memberi
gambaran mengkaji jarak dan waktu yang
ditempuh pasien menuju lokasi pelayanan
kesehatan. (Sulistyawati, 2010).

2. Alasan Kunjungan/Keluhan Utama


a. Keluhan Utama

1) Ingin memakai kontrasepsi jangka panjang


2) Tidak menghendaki metode hormonal
3) Menyusui yang menginginkan menggunakan
kontrasepsi
4) Pasca melahirkan dan tidak menyusui bayinya
5) Pasca abortus ingin menggunakan kontrasepsi
6) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil
setiap hari
7) Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari
senggama
8) Sedang memakai antibiotik atau anti kejang dan
memnginginkan kontrasepsi
9) Penderita tumor jinak payudara, hipertensi, diabetes,
penyakit Tiroid dan memnginginkan kontrasepsi
(Saifuddin, 2006)

3. Riwayat Penyakit Ibu

IUD/AKDR tidak boleh dipakai oleh ibu yang memiliki


riwayat:

a. Perdarahan vagina yang tidak diketahui.

b. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,


servisitis)

c. 3 bulan terakhir sedang mengalami/menderita


PRP/abortus septic.

d. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor


jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri

e. Penyakit trofoblas ganas

f. Diketahui menderita TBC pelvic

g. Kanker alat genital

(Saifuddin, 2006)
4. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit menular,


menurun maupun menahun. Menurut Wahyuningsih (2009),
riwayat penyakit yang dapat dipengaruhi oleh keluarga,
meliputi:

a. Menular, seperti : TBC, hepatitis

b. Menurun, seperti : DM, Hipertensi, tumor, kanker,


asma

c. Menahun, seperti : Jantung, epilepsy

5. Riwayat Menstruasi
Menarce, siklus, lama, jumlah, Dismenorea dan Fluor
albus. Tidak diperkenankan pemakaian IUD/ AKDR pada
wanita yang mengalami perdarahan vagina yang tidak
diketahui sampai dapat di evaluasi. (Saifuddin, 2006).

6. Riwayat Obstetrik
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No
suami Anak UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Abn Lakt Peny

7. Riwayat Kontrasepsi

Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi


yang pernah digunakan, lama pemakaian dan jarak antara
pemakaian terakhir dengan kehamilan.
8. Pola Fungsional Kesehatan

1). Nutrisi : Tidak mempengaruhi IUD/AKDR

2). Eliminasi : Tidak mempengaruhi IUD/AKDR

3). Istirahat : Tidak mempengaruhi IUD/AKDR

4). Personal hygiene : Tidak mempengaruhi IUD/AKDR.

5). Aktivitas : Tidak mempengaruhi IUD/AKDR

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum

Kesadaran umum : Baik

Kesadaran : Composmentis / somnolen / apatis

Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 110 / 70 – 120 / 80 mmHg

Nadi : 80 – 100 x / menit

Pernafasan : 16 – 24 x / menit

Suhu : 36, 5 – 37, 50C

Antropometri :

Berat badan sekarang


2. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

Rambut : Untuk mengetahui kebersihan dan rontok


atau tidak.

Muka : Pucat atau tidak, flek atau tidak.

Mata : Simetris atau tidak, konjungtiva pucat atau


tidak sklera ikterus atau tidak.

Hidung : Ada pernafasan cuping hidung atau tidak.

Dada : Puting menonjol atau tidak,


hiperpigmentasi areola mammae atau
tidak.

Abdomen : Untuk mengetahui adanya tanda-tanda


kehamilan.

Genetalia : Terdapat condiloma akuminata ada /


tidak.

Ekstermitas :

Atas : Pergerakan bebas atau tidak, cacat


atau tidak, oedema atau tidak.

Bawah : Pergerakan bebas atau tidak,


oedema atau tidak, varices atau tidak.

Palpasi
Leher : Teraba pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugolaris atau tidak.

Dada : Ada benjolan abnormal atau tidak, ada


nyeri tekan atau tidak.

Abdomen : Ada nyeri tekan atau tidak, ada benjolan


abnormal atau tidak.

Auskultasi

Dada : Ada ronchi atau wheezing atau tidak.

Perkusi

Ekstremitas :

Bawah : Reflek patella : +/-

Atas : Refleks bisep +/-, refleks trisep


+/-

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Inspekulo

Dinding vagina : tampak keputihan/ tidak, tampak


adanya luka atau lesi/ tidak

Serviks : tampak adanya darah/ tidak,


tampak keputihan/ tidak dan
tampak adanya luka atau lesi /
tidak

Porsio : tampak adanya erosi / tidak,


tampak adanya peradangan / tidak
b. Pemerikasaan Bimanual (VT)

Vulva dan perineum : teraba adanya


pembengkakan kelenjar bartolini
/tidak dan ada luka pada perineum
/ tidak

Vagina : teraba benjolan pada


kavum douglas/ tidak dan teraba
adanya abses/ tidak

Serviks : ada nyeri tekan/ tidak, ada


nyeri goyang/ tidak, pergerakkan
bebas/ tidak

Porsio : ada nyeri tekan/ tidak, ada nyeri


goyang/ tidak

Korpus Uteri : Letak antefleksi/ retrofleksi,


pergerakan bebas/ tidak

Adneksa : teraba adanya pembesaran


adneksa/ tidak

II. INTERPRESTASI DATA DASAR

Diagnosis : Papah usia... dengan Akseptor Baru KB IUD

Masalah :

1. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan


pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
2. Haid lebih lama dan banyak
3. Perdarahan (spotting) antar menstruasi
4. Saat haid lebih sakit
5. Benang yang hilang

(Saifuddin, 2006)

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


1. Amenorea
2. Kejang
3. Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur

(Saifuddin, 2006)

IV. IDENTTIFIKASI TINDAKAN KEBUTUHAN SEGERA

Tidak ada

V. INTERVENSI
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu
Rasional: Dengan pendekatan therapeutik ibu dapat lebih kooperatif
2. Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan
Rasional: Ibu lebih kooperatif dengan tindakan yang akan dilakukan
3. Melakukan pengkajian dan pemeriksaan terhadap ibu
Rasional: mengetahui keadaan ibu
4. Anjurkan pada ibu untuk mengosongkan kandung kemih
Rasional: Membantu ibu lebih tenang
5. Persiapan alat pemasangan IUD steril
Rasional: Dengan persiapan alat yang lengkap dan steril dapat
memperlancar pemasangan IUD dan mengurangi resiko
terjadinya infeksi
6. Persiapkan tempat pemasangan IUD
Rasional: Dengan persiapan tempat yang aman dan nyaman akan
membantu menjaga privasi klien
7. Atur posisi ibu secara litotomi
Rasional: Posisi litotomi memudahkan dalam melakukan
pemasangan IUD
8. Lakukan pemasangan IUD dengan benar dan hati-hati
Rasional: Pemasangan IUD dengan benar dan hati-hati dapat
menentukan keberhasilan pemakaian IUD
9. Ajarkan pada ibu cara memeriksa benang IUD
Rasional: Untuk mengetahui keberadaan IUD apakah masih
terpasang/tidak
10. Ajarkan pada ibu untuk menunggu 15 menit setelah pemasangan
IUD
Rasional: Untuk mengamati adanya reaksi dari pemasangan IUD
11. Anjurkan pada ibu untuk kontrol 1 minggu lagi
Rasional: Untuk mengetahui keluhan-keluhan dan reaksi dari
pemasangan IUD pada ibu.

VI. IMPLEMENTASI

Pelaksanaaan dilaksanakan dengan efisien dan aman sesuai dengan


rencana asuhan yang telah disusun .pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian di kerjakan oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan
dalam bentuk SOA
DAFTAR PUSTAKA

Glasier, Ama. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta:


EGC

Hartanto, Hanafi. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka


Sinar Harapan

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.
Jakarta: EGC

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta: YBPSP

Sulistyowati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berancana. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai