DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
MIKROBIOLOGI MEDIS “Terapi Probiotik dan Prebiotik pada Penyakit Saluran
Cerna Anak” ini untuk memenuhi tugas Mikrobiologi dan Virologi.
Penulis menyadari karena keterbatasan waktu, kurangnya kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki, sehingga masih banyak kekurangan dari makalah
ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya sumbangan-sumbangan
pemikiran maupun kritik atau saran yang nantinya akan menjadi pedoman dan
motivasi penulis di karya-karya berikutnya sehingga dapat menghasilkan karya
yang lebih baik lagi.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Tabel 1. Populasi Mikroflora Usus Normal pada Saluran Cerna (Donaldson dan
Toskes, 1974)
Kolonisasi bakteri dimulai pada saat bayi mengadakan kontak dengan ibu
(bakteri dari ibunya) dan lingkungannya. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya
mikroflora usus yang khas dan terkendali dengan baik. Dua puluh lima persen
bayi mendapatkan flora tinja (Coliform, Lactobacillus, dan Enterococcus) dari ibu
mereka dan pada hari kedua kehidupan dapat mencapai populasi total sebanyak
108 bakteri per gram tinja (Gracey, 1984). Pada hari ketiga, Bacteriodes
berkembang dan bahkan dapat dideteksi lebih dini pada 25 persen bayi normal
yang lahir per vaginam dan mendapat susu formula. Pada hari kelima,
Bifidobacteria muncul dan dengan cepat berkembang mencapai populasi sekitar
1010-1011 per gram tinja (Welsh dan May, 1979).
Bifidobacteria mendominasi lumen usus bayi yang mendapat ASI melalui
pengaruh faktor bifidus yang merangsang pertumbuhan Bifidobacteria pada usus
bayi. Hal ini penting karena bayi yang diberi ASI mempunyai pertahanan alam
terhadap E. coli, Bacteriodes dan Clostridium, yang membantu melindunginya
terhadap gastroenteritis. Setelah bayi mendapat makanan tambahan (disapih),
tidak terdapat lagi perbedaan dalam komposisi flora usus dengan bayi yang
minum formula. Oleh karena itu, peran probiotik dan prebiotik adalah untuk
mengembalikan komposisi flora usus dan peran bakteri “baik” yang bermanfaat
dalam efek terapi dan profilaksis terhadap bakteri pathogen (Welsh dan May,
1979).
a. Diare disebabkan Antibiotik (antibiotic associated diarrhea)
Episode diare ringan sampai berat seringkali merupakan efek samping
pemberian antibiotik. Telah dibuktikan bahwa terapi antibiotik dapat menekan
flora usus normal dan “kevakuman mikroba” yang terjadi dapat diisi oleh
galur bakteri patogen atau oportunis (Gismondo, dkk., 1995). Perubahan
keseimbangan mikroflora dapat juga memicu munculnya galur bakteri yang
resisten dan paling sedikit sepertiga kasus diare karena antibiotik berkaitan
dengan Clostridium difficile. Oleh karena itu, probiotik yang dapat
mengembalikan flora normal, dapat digunakan untuk mencegah diare karena
antibiotik. Beberapa uji klinik menggunakan S. boulardii, Lactobacillus dan
Enterococcus telah dilakukan untuk mencegah diare karena antibiotik dan
umumnya memberikan hasil yang baik (Siitonen, dkk., 1990).
b. Traveller’s Diarrhea
Traveller’s diarrhea merupakan sindrom yang biasa menyerang wisatawan
bukan saja di negara berkembang tetapi juga di Eropa dan Amerika. Angka
kejadian berkisar antara 20-50 persen bergantung pada asal turis, tujuan
wisata dan jenis wisatanya. Diare biasanya sembuh spontan tetapi dapat
merusak acara wisata sehingga menimbulkan ketidak nyamanan dan
kekecewaan. Beberapa patogen sering dikaitkan sebagai penyebab, tetapi
yang tersering adalah E. coli yang memproduksi enterotoksin. Beberapa
penelitian membuktikan bahwa probiotik memberikan manfaat dalam
mencegah travellers diarrhea (Oksanen, dkk., 1990)
c. Intoleransi Laktosa
Intoleransi laktosa merupakan sindroma klinis yang ditandai oleh satu atau
lebih manifestasi klinis seperti sakit perut, diare, mual, kembung, produksi
gas di usus meningkat setelah konsumsi laktosa atau makanan yang
mengandung laktosa. Jumlah laktosa yang menyebabkan gejala bervariasi
dari individu ke individu, tergantung pada jumlah laktosa yang dikonsumsi,
derajat defisiensi laktosa, dan bentuk makanan yang dikonsumsi (Heyman,
2006).
2.3 Gambaran Umum Mengenai Probiotik Dan Prebiotik
Probiotik dalam bahasa Yunani berarti “kehidupan”, menurut istilah yang
didefinisikan oleh Gibson dan Fuller (2000), probiotik adalah suplemen pakan
dari bakteri hidup yang memberikan keuntungan terhadap ternak dengan
meningkatkan keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan. Sedangkan
menurut Hasan (2006), probiotik adalah kultur tunggal ataupun campuran dari
mikrobia hidup yang dikonsumsi manusia dan/atau hewan, dan memiliki efek
menguntungkan bagi inangnya (manusia maupun hewan) dengan cara menjaga
keseimbangan mikroflora alami yang ada dalam tubuh. Mikroorganisme yang bisa
dimanfaatkan sebagai probiotik adalah bakteri (bakteri asam laktat, genus
Lactobacillus dan genus Bifidobacteria) serta fungi (Saccharomyces cerevisiae)
(Trachoo dan Boudreaux, 2006).
Prebiotik didefinisikan sebagai bahan pakan yang tidak tercerna yang dapat
merangsang pertumbuhan dan aktivitas sejumlah bakteri tertentu dalam saluran
pencernaan dan meningkatkan kesehatan inang (host) (Gibson and Roberfroid,
1995; Choudhari et. all., 2008). Berbagai macam bahan pakan, karbohidrat tidak
tercerna (non-digestible carbohydrate) yaitu oligo dan polisakarida, beberapa
peptida dan protein. Senyawa-senyawa ini tidak terhidrolisa oleh enzim serta tidak
diserap di bagian saluran pencernaan bagian atas, yang dikenal istilah colonic
food (pakan kolon). Misalnya pakan masuk ke kolon dan memberikan subtrat
untuk bakteri kolon, yang secara tidak langsung menyediakan energi, subtrat
metabolik dan mikro nutrien bagi inang (host) (Sinovec and R. Markovic, 2005).
2.3.1 Taksonomi Dan Morfologi Bakteri Probiotik Lactobacillus sp.
Klasifikasi bakteri asam laktat genus Lactobacillus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Bacteria
Divisi : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Lactobacillales
Family : Lactobacillaceae
Genus : Lactobacillus
(Holt, et al, 1994)
Dalam Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology dikatakan
bahwa bakteri dalam genus Lactobacillus termasuk bakteri gram positif,
tidak berspora, tidak motil, fakultatif anaerob, kadang-kadang
mikroaerofilik, sedikit tumbuh di udara tapi bagus dalam keadaan di
bawah tekanan oksigen rendah, dan beberapa anaerob pada isolasi (Hol, et
al, 1994).
Stamer (1979) mengatakan bahwa Lactobacillus ada yang bersifat
hemofermentatif dan heterofermentatif. Kurang dari separuh produk akhir
karbon adalah laktat, tidak menghasilkan nitrat, gelatin tidak enjadi cair,
sitokrom negative, katalase negative dan oksidase positif. Bakteri pada
genus ini tumbuh optimum pada suhu 30-40℃.
Morfologi dari Lactobacillus yaitu selnya berbentuk batang dengan
ukuran dan bentuk yang sangat seragam, beberapa bisa sangat panjang dan
beberapa lainnya berbentuk batang bulat. Dengan menggunakan
mikroskop elektron, dinding sel Lactobacillus mengandung peptidoglikan
dan polisakarida yang melekat pada peptidoglikan dengan ikatan
fosfodiester (Williams, 1982).
2.3.2 Metabolit yang dihasilkan Lactobacillus
Menurut Purwadhani dan Rahayu (2003), Lactobacillus merupakan
bakteri asam laktat yang mempunyai potensi sebagai probiotik karena
mampu: (1) menghasilkan asam laktat yang dapat menurunkan pH, (2)
dalam kondisi aerob memproduksi hydrogen peroksida, (3) memproduksi
komponen penghambat yang spesifik seperti bakteriosin. Asam laktat
merupakan hasil fermentasi sukrosa oleh Lactobacillus sp., berbentuk
cairan jernih dengan rasa asam yang kuat, bersifat higroskopis dan dapat
larut dalam air. Asam laktat merupakan asam organik yang dapat
menurunkan pH lingkungan menjadi 2,58 sampai 3,27 sehingga
pertubuhan bakteri lain termasuk bakteri pembusuk akan terhambat
(Andriani, 2007). Hasil metabolit lain yang dihasilkan adalah bakteriosin
yang dapat memhambat bakteri patogen. Bakteriosin merupakan senyawa
peptida antimikroba yang dihasilkan oleh Lactobacillus dengan bobot
molekul rendah baik berupa protein atau peptida pendek yang memiliki
aktivitas menghambat atau membunuh mikroba. Beberapa jenis
bakteriosin mempunyai spectrum yang luas dan mempunyai aktivitas
menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti Listeria monocytogenes
dan S. aureus (Kusmiati dan Malik, 2002)
Salminen et al. (2004) menyatakan bahwa kelebihan Lactobacillus
adalah kemampuannya untuk bertahan hidup mengkolonisasi usus,
memproduksi asam laktat, bakteriosin dan merangsang pembentukan
antibodi tubuh. Lactobacillus tersebar luas di lingkungan, terutama pada
hewan da produk makanan sayur-sayuran. Mereka biasanya mendiami
saluran usus burung dan mamalia, dan vagina mamalia serta tidak bersifat
pathogen (Feliatra et al., 2004)
3.1 Mikrobiologi Klinik adalah suatu cabang Ilmu Kedokteran Medik yang
memanfaatkan kompetensi di bidang Kedokteran Umum dan Mikrobiologi
Kedokteran untuk bersama-sama melaksanakan tindakan surveilans,
pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi, serta secara aktif
melaksanakan tindakan pengendalian infeksi di lingkungan rumah sakit,
fasilitas pelayananan kesehatan, dan masyarakat.
3.2 Contoh penyakit pencernaan pada anak yaitu termasuk diare infeksi, diare
karena antibiotik, travellers diarrhea dan intoleransi laktosa.
3.3 Probiotik adalah suplemen pakan dari bakteri hidup yang memberikan
keuntungan terhadap ternak dengan meningkatkan keseimbangan mikroflora
dalam saluran pencernaan. Sementara, prebiotik adalah bahan pakan yang
tidak tercerna yang dapat merangsang pertumbuhan dan aktivitas sejumlah
bakteri tertentu dalam saluran pencernaan dan meningkatkan kesehatan
inang (host). Salah satu bakteri probiotik yang berperan dalam terapi
penyakit saluran cerna pada anak adalah Lactobacillus sp.
3.4 Bakteri probiotik bermanfaat dalam pencegahan dan pengobatan beberapa
penyakit saluran cerna, termasuk diare infeksi, diare karena antibiotik,
travellers diarrhea dan intoleransi laktosa. Penggunaan probiotik untuk
pengobatan saluran cerna sejauh ini aman. Prebiotik merupakan makanan
yang tidak dapat dicerna, yang membawa manfaat kepada host dengan cara
selektif menstimulasi pertumbuhan dan atau aktivitas bakteri yang
bermanfaat di dalam usus dan meningkatkan kesehatan manusia. Prebiotik
dipercaya mampu meningkatkan jumlah dan atau aktivitas dari
Bifidobacteia dan bakteri asam. Beberapa contoh prebiotik adalah GOS
(galaktooligosakarida) dan FOS (fruktooligosakarida, inulin).
DAFTAR PUSTAKA