Anda di halaman 1dari 17

JURNAL AWAL PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI II

PENETAPAN KADAR PENGOTOR METANOL DAN


ETANOL PADA MINUMAN BERALKOHOL DENGAN
METODE KROMATOGRAFI GAS

DISUSUN OLEH :
GOLONGAN II
KELOMPOK 8

I PUTU MAS ARIE PRADINA PUTRI (1708551080)


NI PUTU MAS ARYA SHINTA (1708551081)
NURINA BARQY (1708551082)
MIRILLIA VITAL MOREIRA (1708551083)
DEWA AYU TRISNA MAHOTAMA DEWI (1708551085)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
PERCOBAAN V
PENETAPAN KADAR PENGOTOR METANOL DAN ETANOL PADA
MINUMAN BERALKOHOL DENGAN METODE KROMATOGRAFI GAS

1. TUJUAN
1.1 Mengetahui prinsip pemisahan dan identifikasi menggunakan Kromatografi
Gas.
1.2 Mengetahui cara preparasi sampel yang akan dipisahkan dan diidentifikasi
menggunakan metode Kromatografi Gas.
1.3 Menetapkan kadar methanol dan etanol dari sampel arak bali menggunakan
metode Kromatografi Gas.
1.4 Untuk melakuka Quality Control (QC) terhadap sampel minuman beralkohol.

2. PRINSIP ANALISIS
Prinsip kromatografi gas yaitu bila suatu zat yang dapat menguap dimasukkan
ke dalam aliran gas pada puncak kolom, zat tersebut terbawa aliran ke dalam kolom
dan terdistribusi diantara fase gas dan fase cair atau padat. Pada kromatografi gas,
fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa cairan namun dapat pula berupa
zat padat atau kombinasi zat padat dan cair.. Proses distribusi mencapai
keseimbangan dinamik, yang dapat dijelaskan lebih lanjut dengan uraian matematika
mengenai proses distribusi melawan arus. Komponen yang keluar melalui kolom
akan melewati suatu detektor (Depkes RI, 1995).
Detektor yang umum digunakan untuk kromatografi gas yaitu berdasarkan
pada konduktivitas termal, ionisasi nyala, ionisasi-nyala alkali, penangkapan
electron, dan konduktivitas (Depkes RI, 1995).

3. PERSIAPAN ALAT
Disiapkan botol vial serta labu ukur 5 mL, 10 mL dan 25 mL, ball filler, pipet
tetes, labu alas bulat, pipet ukur 1 mL, 2 mL, 5 mL dan 25 mL serta termometer.
Disiapkan juga syringe, alat destilasi, alat detektor FID, kolom kapiler (kolom HP

1
InnoWax panjang 30 m; diameter 0,32 µm dan laju alir 0,70 mL/menit), fase diam
polietilen glikol serta alat kromatografi gas.

4. PERSIAPAN BAHAN
4.1 Perhitungan
4.1.1 Larutan Baku Etanol 100 %v/v
Bahan yang disiapkan untuk pembuatan larutan baku etanol 10% v/v berupa
etanol (p.a). Dalam praktikum ini diperlukan larutan baku etanol 100% v/v
sebanyak 15 mL. Maka volume etanol (p.a) yang dipipet adalah :
Diketahui :
Konsentrasi Stok Etanol = 100%v/v
Konsentrasi Baku Etanol = 100%v/v
Volume baku = 15 mL
Ditanya : Volume stok yang dipipet?
Jawab :

Jadi, volume stok etanol yang dipipet adalah 15 mL.


4.1.2 Larutan Standar Metanol 1%v/v
Bahan yang disiapkan untuk pembuatan larutan standar metanol 1% v/v berupa
metanol (p.a). Dalam praktikum ini diperlukan larutan standar metanol 1% v/v
sebanyak 10mL. Maka volume metanol (p.a) yang dipipet adalah :
Diketahui :
Konsentrasi Stok Metanol = 100%v/v
Konsentrasi Standar Metanol = 1%v/v
Volume baku = 10 mL
Ditanya : Volume stok yang dipipet?
Jawab :

2
Jadi, volume stok metanol yang dipipet adalah 0,1 mL.
4.1.3 Larutan Baku Metanol 0,1%v/v
Bahan yang disiapkan untuk pembuatan larutan baku metanol 0,1% v/v berupa
larutan standar metanol 1% v/v. Dalam praktikum ini diperlukan larutan baku
metanol 0,1% v/v sebanyak 10mL. Maka volume larutan standar metanol 1%
v/v yang dipipet adalah :
Diketahui :
Konsentrasi Standar Metanol = 1%v/v
Konsentrasi Baku Metanol = 0,1%v/v
Volume baku = 10 mL
Ditanya : Volume stok yang dipipet?
Jawab :

Jadi, volume larutan standar metanol yang dipipet adalah 0,1 mL.
4.1.4 Larutan Seri Campuran Etanol dan Metanol
Bahan yang disiapkan untuk pembuatan larutan seri campuran etanol dan
metanol berupa larutan baku etanol 100% v/v dan larutan baku metanol 0,1%
v/v. Dalam praktikum ini diperlukan larutan seri I etanol dengan konsentrasi
10% dan metanol 0,005%v/v. Larutan seri II etanol dengan konsentrasi 20%
dan metanol 0,0075% v/v. Larutan seri III etanol dengan konsentrasi 30% dan
metanol 0,01% v/v. Larutan seri IV etanol dengan konsentrasi 40% dan
metanol 0,0125% v/v. Larutan seri V etanol dengan konsentrasi 50% dan
metanol 0,015% v/v. Larutan seri yang dibutuhkan sebanyak 5 mL. Maka
volume larutan baku etanol 100% v/v dan larutan baku metanol 0,1% v/v yang
dipipet adalah :

3
Diketahui :
Konsentrasi larutan baku etanol : 100%v/v
Konsentrasi larutan baku metanol : 0,1%v/v
Volume larutan yang dibuat = 5 mL
Seri I : Etanol 10% v/v dan Metanol 0,005% v/v
Seri II : Etanol 20% v/v dan Metanol 0,0075% v/v
Seri III : Etanol 30% v/v dan Metanol 0,01% v/v
Seri IV : Etanol 40% v/v dan Metanol 0,0125% v/v
Seri V : Etanol 50% v/v dan Metanol 0,015% v/v
Ditanya :
Volume larutan yang digunakan untuk masing-masing seri konsentrasi?
Jawab :
a.Pembuatan Larutan Seri Campuran Pertama
1) Larutan Seri Etanol 10%v/v
Cbaku x Vbaku = Cseri x Vseri
100%v/v x V1 = 10%v/v x 5 mL

V1 =

V1 = 0,5 mL
Jadi, volume larutan baku Etanol 100%v/v dipipet sebanyak 0,5 mL.
2) Larutan Seri Metanol 0,005%v/v
Cbaku x Vbaku = Cseri x Vseri
0,1 %v/v x V1 = 0,005%v/v x 5 mL

V1 =

V1 = 0,25 mL
Jadi, volume larutan baku Metanol 0,1%v/v dipipet sebanyak 0,25 mL.
b. Pembuatan Larutan Seri Campuran Kedua
1) Larutan Seri Etanol 20%v/v
Cbaku x Vbaku = Cseri x Vseri
100%v/v x V1 = 20%v/v x 5 mL
V1 =

4
V1 = 1 mL
Jadi, volume larutan baku Etanol 100%v/v dipipet sebanyak 1 mL.
2) Larutan Seri Metanol 0,0075%v/v
Cbaku x Vbaku = Cseri x Vseri
0,1 %v/v x V1 = 0,0075%v/v x 5 mL

V1 =

V1 = 0,375 mL
Jadi, volume larutan baku Metanol 0,1%v/v dipipet sebanyak 0,375 mL.
c.Pembuatan Larutan Seri Campuran Ketiga
1) Larutan Seri Etanol 30%v/v
Cbaku x Vbaku = Cseri x Vseri
100%v/v x V1 = 30%v/v x 5 mL

V1 =

V1 = 1,5 mL
Jadi, volume larutan baku Etanol 100%v/v dipipet sebanyak 1,5 mL.
2) Larutan Seri Metanol 0,01%v/v
Cbaku x Vbaku = Cseri x Vseri
0,1 %v/v x V1 = 0,01%v/v x 5 mL

V1 =

V1 = 0,5 mL
Jadi, volume larutan baku Metanol 0,1%v/v dipipet sebanyak 0,5 mL.
d.Pembuatan Larutan Seri Campuran Keempat
1) Larutan Seri Etanol 40%v/v
Cbaku x Vbaku = Cseri x Vseri
100%v/v x V1 = 40%v/v x 5 mL

V1 =

V1 = 2 mL
Jadi, volume larutan baku Etanol 100%v/v dipipet sebanyak 2 mL.
2) Larutan Seri Metanol 0,0125%v/v

5
Cbaku x Vbaku = Cseri x Vseri
0,1 %v/v x V1 = 0,0125%v/v x 5 mL

V1 =

V1 = 0,625 mL
Jadi, volume larutan baku Metanol 0,1%v/v dipipet sebanyak 0,625 mL.
e.Pembuatan Larutan Seri Campuran Kelima
1) Larutan Seri Etanol 50%v/v
Cbaku x Vbaku = Cseri x Vseri
100%v/v x V1 = 50%v/v x 5 mL

V1 =

V1 = 2,5 mL
Jadi, volume larutan baku Etanol 100%v/v dipipet sebanyak 2,5 mL.
2) Larutan Seri Metanol 0,015%v/v
Cbaku x Vbaku = Cseri x Vseri
0,1 %v/v x V1 = 0,015%v/v x 5 mL

V1 =

V1 = 0,75 mL
Jadi, volume larutan baku Metanol 0,1%v/v dipipet sebanyak 0,75 mL.
4.1.5 Larutan Uji
Bahan yang disiapkan untuk pembuatan larutan uji berupa larutan baku etanol
100% v/v dan larutan baku metanol 0,1% v/v. Dalam praktikum ini
diperlukan larutan uji dengan konsentrasi etanol 30% v/v dan metanol 0,01%
v/v sebanyak 5 mL. Maka volume larutan yang digunakan dipipet sebanyak :
Diketahui :
Konsentrasi larutan baku etanol = 100%v/v
Konsentrasi larutan baku metanol = 0,1%v/v
Konsentrasi larutan uji = Etanol 30%v/v dan Metanol 0,01%v/v
Volume larutan uji yang dibuat = 5 mL
Ditanya :
Volume larutan yang digunakan untuk larutan uji?

6
Jawab :
1) Larutan Uji Etanol 30%v/v
Cbaku x Vbaku = Cseri x Vseri
100%v/v x V1 = 30%v/v x 5 mL

V1 =

V1 = 1,5 mL
Jadi, volume larutan baku Etanol 100%v/v dipipet sebanyak 1,5 mL.
2) Larutan Uji Metanol 0,01%v/v
Cbaku x Vbaku = Cseri x Vseri
0,1 %v/v x V1 = 0,01%v/v x 5 mL

V1 =

V1 = 0,5 mL
Jadi, volume larutan baku Metanol 0,1%v/v dipipet sebanyak 0,5 mL.

5. PROSEDUR KERJA
5.1 Pembuatan Larutan Baku Etanol dan Metanol
1. Pembuatan Larutan Baku Etanol 100%v/v
Dipipet larutan stok etanol 100% berderajat pro analisis (p.a) sebanyak 15 mL
dan dimasukkan ke dalam botol vial.
2. Pembuatan Larutan Standar Metanol 1%v/v
Dipipet larutan stok metanol 100% berderajat pro analisis (p.a) sebanyak 0,1
mL. Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Kemudian ditambahkan WFI hingga
tanda batas, lalu digojog hingga homogen. Dimasukkan ke dalam botol vial dan
diberi .
3. Pembuatan Larutan Baku Metanol 0,1% v/v
Dipipet larutan standar metanol 1% sebanyak 1 mL. Dimasukkan ke dalam
labu ukur 10 mL. Kemudian ditambahkan WFI hingga tanda batas, lalu digojog
hingga homogen. Dimasukkan ke dalam botol vial dan diberi label.

7
5.2 Pembuatan Larutan Seri Etanol dan Metanol Berbagai Konsentrasi
1. Larutan Seri I (Etanol 10% v/v dan Metanol 0,005% v/v)
Dipipet larutan baku etanol 100% v/v sebanyak 0,5 mL dan larutan baku
metanol 0,1% v/v sebanyak 0,25 mL ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan WFI
hingga tanda batas, lalu digojog hingga homogen. Larutan dimasukkan ke dalam
vial dan diberi tanda.
2. Larutan Seri II (Etanol 20% v/v dan Metanol 0,0075% v/v)
Dipipet larutan baku etanol 100% v/v sebanyak 1 mL dan larutan baku
metanol 0,1% v/v sebanyak 0,375 mL ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan WFI
hingga tanda batas, lalu digojog hingga homogen. Larutan dimasukkan ke dalam
vial dan diberi tanda.
3. Larutan Seri III (Etanol 30% v/v dan Metanol 0,01% v/v)
Dipipet larutan baku etanol 100% v/v sebanyak 1,5 mL dan larutan baku
metanol 0,1% v/v sebanyak 0,5 mL ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan WFI
hingga tanda batas, lalu digojog hingga homogen. Larutan dimasukkan ke dalam
vial dan diberi tanda.
4. Larutan Seri IV (Etanol 40% v/v dan Metanol 0,0125% v/v)
Dipipet larutan baku etanol 100% v/v sebanyak 2 mL dan larutan baku metanol
0,1% v/v sebanyak 0,625 mL ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan WFI hingga
tanda batas, lalu digojog hingga homogen. Larutan dimasukkan ke dalam vial dan
diberi tanda.
5. Larutan Seri V (Etanol 50% v/v dan Metanol 0,015% v/v)
Dipipet larutan baku etanol 100% v/v sebanyak 2,5 mL dan larutan baku
metanol 0,1% v/v sebanyak 0,75 mL ke dalam labu ukur 5 mL. Ditambahkan WFI
hingga tanda batas, lalu digojog hingga homogen. Larutan dimasukkan ke dalam vial
dan diberi tanda.

5.3 Pembuatan Larutan Uji


Dipipet masing-masing larutan baku etanol 100% v/v sebanyak 1,5 mL dan
larutan baku metanol 0,1% v/v 0,5 mL. Dimasukkan ke labu ukur 5 mL yang sama.

8
Ditambahkan WFI hingga tanda batas. Digojog hingga homogen. Dimasukkan ke
dalam botol vial dan diberi label.

5.4 Destilasi Sampel (Arak Bali)


Dipipet arak bali sebanyak 25 mL kemudian dimasukkan ke dalam labu alas
bulat yang telah berisi WFI sebanyak 25 mL. Atur suhu sulingan hingga sama
dengan suhu pada waktu pemipetan. Destilasi hingga diperoleh destilat lebih kurang
2 mL lebih kecil dari volume cairan uji yang dipipet. Tambahkan WFI secukupnya
hingga volume sama dengan volume cairan uji (Kemenkes RI, 2014). Suhu
penyulingan yang digunakan yaitu 78oC karena etanol memiliki titik didih 78oC
(Kemenkes RI, 2014). Sedangkan metanol memiliki titik didih 64,5-65,5oC (Depkes
RI, 1979).

5.5 Penetapan Kadar Etanol dan Metanol pada Sampel Arak Bali dengan
Kromatografi Gas
1. Optimasi Kromatografi Gas
Sebelum melakukan pengukuran sampel dilakukan optimasi dan validasi
terhadap kondisi gas chromatography. Kromatografi gas yang digunakan adalah GC-
agilent Technologies 6890-N Network GC System. Kondisi analisis yang
dipergunakan yaitu suhu injektor 250°C, suhu detektor 300°C, dengan split rasio
1:50. Suhu awal kolom 50°C ditahan dua menit pada suhu tersebut, ditingkatkan
secara bertahap sebesar 10°C/menit sampai suhu mencapai 200°C dan ditahan
selama lima menit. Laju alir dari kolom yang terpilih adalah 0,8 mL/menit (Suaniti et
al., 2012). Laju alir gas helium 40 mL/ menit (Gandjar dan Rohman, 2007). Laju alir
gas hidrogen 35 mL/menit dan laju udara sebagai pengoksida 350 mL/menit (Suaniti
et al., 2012).
2. Pengukuran Larutan Seri
Dibuat identitas larutan pada pilihan, pilih “save sequence”, tunggu hingga
pada software mucul kata “ready”, kemudian dipilih “run sequence”. Dipipet larutan
seri dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi dengan menggunakan microliter
syringe sebanyak 1 μL, dipastikan tidak ada gelembung yang masuk ke dalam

9
syringe. Lalu dimasukkan tegak lurus pada injektor perlahan-lahan, dan ditekan
pilihan “start” pada software, larutan diinjeksikan perlahan-lahan pada injektor.
Ditekan tombol “start” pada instrumen kromatografi gas. Ditunggu beberapa menit
hingga muncul peak-peak pada software. Dibuat persamaan regresi liniernya dan
ditentukan nilai r2 (koefisien korelasi).
3. Pengujian Larutan Uji
Setelah dipilih dan diperoleh kondisi kromatografi gas, larutan uji (campuran
metanol dan etanol) diinjeksikan ke dalam injektor Gas Chromatography sebanyak
1,0 μL. Diamati peak-peak nya dan dihitung konsentrasi dan persentase recovery.
4. Larutan Sampel
Dibuat identitas larutan pada pilihan, pilih “save sequence”, ditunggu hingga
pada software muncul kata “ready”, kemudian pilih “run sequence”. Dipipet larutan
sampel dengan menggunakan microliter syringe sebanyak 1 μL, pastikan tidak ada
gelembung yang masuk dalam syringe. Lalu dimasukkan tegak lurus pada injektor
perlahan-lahan, dan ditekan pilihan “start” pada software, larutan diinjeksikan
perlahan-lahan pada injektor. Ditekan tombol “start” pada instrumen kromatografi
gas. Tunggu beberapa menit hingga muncul peak-peak pada software.
5. Cooling Gas Chromatography
Dilakukan Cooling pada perangkat GC dengan cara mengatur suhu semua
komponen GC (injektor, kolom, dan detektor) menjadi 300C pada file temperatur.

6. SKEMA KERJA
6.1 Pembuatan Larutan Baku Etanol dan Metanol
6.1.1 Pembuatan Larutan Baku Etanol 100%v/v
Dipipet larutan stok etanol 100% berderajat pro analisis (p.a) sebanyak 15 mL

Larutan kemudian dimasukkan ke dalam botol vial dan diberi label

6.1.2 Pembuatan Larrutan Standar Metanol 1%v/v


Dipipet larutan stok metanol 100% berderajat pro analisis (p.a) sebanyak 0,1
mL. Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

10
Ditambahkan WFI hingga tanda batas lalu digojog hingga homogen

Larutan dimasukkan ke dalam vial dan diberi label

6.1.3 Pembuatan Larutan Baku Metanol 0,1% v/v


Dipipet larutan standar metanol 1% sebanyak 1 mL. Dimasukkan ke dalam
labu ukur 10 mL Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

Ditambahkan WFI hingga tanda batas lalu digojog hingga homogen

Larutan dimasukkan ke dalam vial dan diberi label

6.2 Pembuatan Larutan Seri Etanol dan Metanol dengan Berbagai Konsentrasi
6.2.1 Larutan Seri I (Etanol 10% v/v dan Metanol 0,005% v/v)
Dipipet larutan baku etanol 100% v/v sebanyak 0,5 mL dan larutan baku
metanol 0,1% v/v sebanyak 0,25 mL ke dalam labu ukur 5 mL

Ditambahkan akuades hingga tanda batas lalu digojog hingga homogen

Larutan dimasukkan ke dalam vial dan diberi tanda

6.2.2 Larutan Seri II (Etanol 20% v/v dan Metanol 0,0075% v/v)
Dipipet larutan baku etanol 100% v/v sebanyak 1 mL dan larutan baku metanol
0,1% v/v sebanyak 0,375 mL ke dalam labu ukur 5 mL

Ditambahkan akuades hingga tanda batas lalu digojog hingga homogen

Larutan dimasukkan ke dalam vial dan diberi tanda

11
6.2.3 Larutan Seri III (Etanol 30% v/v dan Metanol 0,01% v/v)
Dipipet larutan baku etanol 100% v/v sebanyak 1,5 mL dan larutan baku
metanol 0,1% v/v sebanyak 0,5 mL ke dalam labu ukur 5 mL

Ditambahkan akuades hingga tanda batas lalu digojog hingga homogen

Larutan dimasukkan ke dalam vial dan diberi tanda

6.2.4 Larutan Seri IV (Etanol 40% v/v dan Metanol 0,0125% v/v)
Dipipet larutan baku etanol 100% v/v sebanyak 2 mL dan larutan baku metanol
0,1% v/v sebanyak 0,625 mL ke dalam labu ukur 5 mL

Ditambahkan akuades hingga tanda batas lalu digojog hingga homogen

Larutan dimasukkan ke dalam vial dan diberi tanda

6.2.5 Larutan Seri V (Etanol 50% v/v dan Metanol 0,015% v/v)
Dipipet larutan baku etanol 100% v/v sebanyak 2,5 mL dan larutan baku
metanol 0,1% v/v sebanyak 0,75 mL ke dalam labu ukur 5 mL

Ditambahkan akuades hingga tanda batas lalu digojog hingga homogen

Larutan dimasukkan ke dalam vial dan diberi tanda

6.2 Pembuatan Larutan Uji


Dipipet larutan baku etanol 100% v/v sebanyak 1,5 mL dan larutan baku
metanol 1% v/v 0,5 mL. Dimasukkan ke labu ukur 5 mL yang sama

12
Ditambahkan akuades hingga tanda batas lalu digojog hingga homogen

Larutan dimasukkan ke dalam vial dan diberi tanda

6.3 Destilasi Sampel (Arak Bali)


Dipipet arak bali sebanyak 25 mL kemudian dimasukkan ke dalam labu alas bulat
yang telah berisi WFI sebanyak 25 mL

Diatur suhu sulingan hingga sama dengan suhu pada waktu pemipetan. Destilasi
hingga diperoleh destilat lebih kurang 2 mL lebih kecil dari volume cairan uji yang
dipipet

Ditambahkan WFI secukupnya hingga volume sama dengan volume cairan uji. Suhu
penyulingan yang digunakan yaitu 78oC

6.4 Penetapan Kadar Etanol dan Metanol pada Sampel Arak Bali dengan
Kromatografi Gas
6.4.1 Optimasi Kromatografi Gas
Kromatografi gas yang digunakan adalah GC-agilent Technologies 6890-N
Network GC System. Kondisi analisis yang dipergunakan yaitu suhu injektor
250°C, suhu detektor 300°C, dengan split rasio 1:50

Suhu awal kolom 50°C ditahan dua menit pada suhu tersebut, ditingkatkan
secara bertahap sebesar 10°C/menit sampai suhu mencapai 200°C dan ditahan
selama lima menit

Laju alir dari kolom yang terpilih adalah 0,8 mL/menit dan laju alir gas helium
40 mL/ menit

13
Laju alir gas hidrogen 35 mL/menit dan laju udara sebagai pengoksida 350
mL/menit
6.4.2 Pengukuran Larutan Seri
Dibuat identitas larutan pada pilihan, pilih “save sequence”, tunggu hingga
pada software mucul kata “ready”, kemudian dipilih “run sequence”

Dipipet larutan seri dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi dengan


menggunakan microliter syringe sebanyak 1 μL, dipastikan tidak ada
gelembung yang masuk ke dalam syringe

Lalu dimasukkan tegak lurus pada injektor perlahan-lahan, dan ditekan pilihan
“start” pada software, larutan diinjeksikan perlahan-lahan pada injektor

Ditekan tombol “start” pada instrumen kromatografi gas. Ditunggu beberapa


menit hingga muncul peak-peak pada software. Dibuat persamaan regresi
liniernya dan ditentukan nilai r2 (koefisien korelasi)

6.4.3 Pengukuran Larutan Uji

Setelah dipilih dan diperoleh kondisi kromatografi gas, larutan uji (campuran
metanol dan etanol) diinjeksikan ke dalam injektor Gas Chromatography
sebanyak 1,0 μL

Diamati peak-peak nya dan dihitung konsentrasi dan persentase recovery

6.4.4 Pengukuran Larutan Sampel


Dibuat identitas larutan pada pilihan, pilih “save sequence”, ditunggu hingga
pada software mucul kata “ready”, kemudian pilih “run sequence”

Dipipet larutan sampel dengan menggunakan microliter syringe sebanyak 1


μL, pastikan tidak ada gelembung yang masuk dalam syringe

14
Lalu dimasukkan tegak lurus pada injektor perlahan-lahan, dan ditekan pilihan
“start” pada software, larutan diinjeksikan perlahan-lahan pada injektor

Ditekan tombol “start” pada instrumen kromatografi gas. Tunggu beberapa


menit hingga muncul peak-peak pada software

`6.4.5 Cooling Gas Chromatography


Dilakukan Cooling pada perangkat GC dengan cara mengatur suhu semua
komponen GC (injektor, kolom, dan detektor) menjadi 300C pada file
temperatur.

15
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi 5. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Gandjar, I., G. dan A., Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kemenkes RI. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Suaniti, N., I. Asih, & N. Astuti. 2012. Deteksi Etanol Setelah Konsumsi Arak dalam
Urin dengan Gas Chromatograhy. Jurnal Kimia, 6(2): 123-126.

16

Anda mungkin juga menyukai