Anda di halaman 1dari 14

PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN KAPAL BERLAYAR DI ALUR

PELAYARAN TIMUR SURABAYA DENGAN METODE FORMAL SAFETY ASSESSMENT(FSA)


1 2
Bambang Suhardjo , Okol Sri S, ST, MT
1,2
Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut

Abstrak

Alur Pelayaran Timur Surabayamerupakan bagian dari alur pelayaranbarat surabaya tersibuk
kedua di Indonesia setelah alur masuk Tanjung Priok (Departemen Perhubungan, 2006).Dengan
kondisi alur pelayaran yang panjang dan sempit ditambah banyaknya arus kapal yang keluar masuk
pelabuhan mengakibatkan sangat rentan terhadap kecelakaan laut baik itu kandas, tabrakan kapal
ataupun jenis kecelakaan yang lainnya, yang tentunya akan memberikan dampak negatif terhadap
pelayaran intersulair. Dengan melihat fakta seperti tersebut diatas, sehingga perlu untuk melakukan
kajian lebih mendalam tentang penilaian risiko kecelakaan terhadap alur pelayaran timur surabaya.
Kajian ini bertujuan untuk memperoleh jenis kecelakaan apa saja yang mempunyai risiko
tinggi di Pelabuhan Surabaya, mengetahui dampak apa yang dapat ditimbulkan dari kecelakaan
dengan risiko tinggi dan memperoleh langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi kecelakaan di
Alur Pelayaran Timur Surabaya dengan menggunakan Metode Formal Safety Assessment (FSA).
Dari enam jenis kecelakaan yang terjadi, terdapat tiga kecelakaan dengan risiko tertinggi
yaitu kapal kandas, kecelakaan manusia, tabrakan kapal dengan dermaga pada saat kapal layar
maupun sandar. Dampak dari ketiga kecelakaan tersebut menimbulkan kerugian materi yang besar.
Untuk menurunkan risiko dari ketiga jenis kecelakaan tersebut dilakukan pengukuran Implied Cost of
Averting a Risk (ICAR) terendah dari setiap pilihan penurunan risiko. Penanggulangan risiko yang
dilakukan adalah memberlakukanpatroli rutin dan pemasangan rambu alur pelabuhan mempunyai
ICAR sebesar 234 juta, memberikan pelatihan penyelamatan manusia dikapal yang mempunyai nilai
ICAR sebesar 112 juta dan yang terakhir adalah memperketat area pelabuhan dengan ICAR 84 juta
agar pihak yang tidak berkepentingan tidak masuk di area pelabuhan.
Kata Kunci : Formal Safety Assessment (FSA), Penilaian Resiko, Kecelakaan Kapal.

Abstract
SurabayaEastShipping Channelis partof thebusiestshipping laneswestof Surabayain
Indonesia afterinflows inTanjungPriok(Department of Transportation, 2006). With thenavigation
channelconditionsarelong andnarrowplus the number offlowsin and out ofthe harborboatsare
veryvulnerable toaccidentsresulting ineitherthestrandedsea, ship collisionorotheraccidenttypes, which
wouldhave a negative impacton thecruiseintersulair. By looking at thefactsas above, so it is
necessarytoconducta morein-depthstudyof theaccidentriskassessmentof theshipping channeleastof
Surabaya.This studyaimed toobtainanykind ofaccidentthathas ahighriskin the portof Surabaya, to
knowwhatimpactthat may result froman accidentwitha highriskandgainsteps that can betaken to
reduceaccidentsinSurabayaEastShippingChannelby using MethodFormal Safety
Assessment(FSA).Of thesixtypesof accidentsthatoccur, there are threeaccidentswith thehighestrisk
ofstranded ships, humanaccidents, collisionswithshipsdockat the time ofsailing shipsanddock. The
impactofthethirdaccidentcausinghugematerial losses. Toreduce the riskof all threetypes ofthe
accidentwas measuredImpliedCost ofAvertingaRisk(ICAR), the lowest of anyriskreductionoptions.
Reductionof riskto do isimpose aroutinepatrolandinstallation ofsignsgrooveICARportshaveamounted
to 234million, givinga humanrescuetrainingvesselwhichhas a valueof112millionICARandthe
latteristightenedharborareawithICAR84millionso thatunauthorized partiesdo notenterinharborarea.
Keywords: Formal Safety Assessment (FSA), Risk Measurement, Sea Accident.

PENDAHULUAN lazim digunakan dan disebut dengan Alur


Secara geografis Alur Pelayaran Timur Pelayaran Timur Surabaya dan Alur Pelayaran
Surabaya terletak di Selat Madura pada posisi: Barat Surabaya. Adapun Alur Timur Pelayaran
07º11’55’’S - 112º47’10’’T dengan keadaan Surabaya digunakan untuk kapal-kapal yang
pantai sekitar pelabuhan rendah berawa-rawa. memiliki draft kecil (draft 1-4 meter), sehingga
Untuk memasuki Pelabuhan Tanjung Perak intensitas kapal yang masuk atau keluar Alur
terdapat dua alur pelayaran yang biasa atau Pelayaran Timur Surabaya menuju pulau

1
selain Jawa Timur sedikit, salah satu faktornya a. Identifikasi & Analisis risiko
karena Alur Pelayaran Timur Surabaya sangat b. Evaluasi risiko
berisiko karena sungai Kalimas bermuara c. Pengurangan risiko & Kontrol risiko
kearah pelabuhan yang mengakibatkan (Risk Treatment)
pendangkalan-pendangkalan untuk digunakan
jalur pelayaran sehingga akan menimbulkan Langkah 1 Identifikasi Bahaya :
dampak bagi pelayaran kapal-kapal dengan Pendefinisian Masalah. Tujuan dari
draft besar. Berdasar fakta tersebut maka pendefinisian masalah adalah untuk
sebagian besar kapal-kapal dengan draft menggambarkan masalah secara benar
besar (4-9 meter) akan lebih memilih untuk berdasarkan analisis yang berhubungan
melewati Alur Pelayaran Barat Surabaya, Alur dengan peraturan yang sedang ditinjau-ulang
Pelayaran Timur Surabaya merupakan alur atau yang sedang dikembangkan.
alternatif untuk memasuki Pelabuhan Tanjung Pendefinisian masalah harus sesuai dengan
Perak yang panjangnya 19,5 mil laut, lebar pengalaman operasional dan persyaratan
100 meter dengan kedalaman bervariasi yang berlaku dengan mempertimbangkan
antara 4 sampai 7 meter. Dengan kondisi alur semua aspek yang relevan.
pelayaran yang panjang dan sempit ditambah Identifikasi bahaya (hazard
banyaknya arus kapal yang keluar masuk identification), berupa suatu daftar dari semua
pelabuhan mengakibatkan sangat rentan skenario kecelakaan yang relevan dengan
terhadap kecelakaan laut baik itu kandas, penyebab-penyebab potensial dan akibat-
tabrakan kapal, ataupun jenis kecelakaan akibatnya, sebagai jawaban dari pertanyaan
yang lainnya seperti kebakaran, kecelakaan “kesalahan apa yang mungkin dapat terjadi
kerja dan lain lain yang tentunya akan (IMO, 2002).
memberikan dampak negatif terhadap Tujuannya adalah untuk
pelayaran nasional. mengidentifikasi daftar bahaya dan kumpulan
skenario yang prioritasnya ditentukan oleh
TINJAUAN PUSTAKA tingkat risiko dari masalah yang sedang
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini dibahas. Tujuan ini dapat dicapai dengan
diperlukan berbagai teori yang nantinya akan menggunakan teknik-teknik standard untuk
mendukung dan memudahkan pengerjaanya, mengidentifikasi bahaya yang berperan dalam
mulai dari konsep risiko dimana memberi kecelakaan, dengan menyaring bahaya-
pengertian tentang apa itu risiko, bahaya bahaya ini melalui suatu kombinasi dari data
(hazard), ataupun kejadian yang merugikan dan pendapat yang ada, dan dengan
(peril). Disamping itu konsep menejemen risiko meninjau-ulang model umum yang telah
juga penting karena disini memberikan kita dibuat saat pendefinisian masalah.
gambaran bagaimana risiko dikenali dan Pendekatan yang digunakan untuk identifikasi
sebisa mungkin dilakukan sentuhan untuk bahaya, umumnya merupakan kombinasi dari
mengurangi bahkan menghilangkannya. Tentu kreatifitas dan teknik analitik, yang tujuannya
saja dalam dasar teori ini juga akan untuk mengidentifikasi semua bahaya yang
dikenalkan model Formal Safery Assesment relevan. Analisis kasar dari penyebab dan
(FSA) sebagai metode dalam menyelesaikan akibat dari tiap kategori kecelakaan dengan
tugas akhir ini disamping teori tambahan menggunakan teknik tertentu, seperti fault tree
lainnya yang berhubungan dengan alur analysis, event tree analysis, failure mode and
pelayaran timur surabaya. effect analysis (FMEA), hazard and operability
Tahap-tahap yang dilalui oleh studies (HAZOP), what if analysis technique,
perusahaan dalam mengimplementasikan dan risk contribution tree (RCT), yang dipilih
manajemen risiko adalah mengidentifikasi sesuai dengan masalah yang dibahas.
terlebih dahulu risiko-risiko yang mungkin akan
dialami oleh perusahaan, setelah Langkah 2 Penilaian Risiko:
mengidentifikasi maka dilakukan evaluasi atas
masing-masing risiko ditinjau dari nilai Tujuan tersebut dapat dicapai dengan
risiko(severity) dan frekuensinya (IMO, 2002). menggunakan teknik yang sesuai dengan
Tahap terakhir adalah pengendalian risiko. model risiko yang dibuat dan perhatian
Dalam tahap pengendalian risiko dibedakan difokuskan pada risiko yang dinilai tinggi. Nilai
menjadi 2 yakni pengendalian fisik (risiko yang dimaksud adalah tingkat (level) risiko,
dihilangkan, risiko diminimalisir) dan yang dapat dibedakan menjadi :
pengendalian finansial (risiko ditahan, risiko a. Risiko yang tidak dapat dibenarkan
ditransfer). Manajemen risiko terdiri dari tiga atau diterima, kecuali dalam keadaan yang
komponen yaitu: luar biasa (intolerable).

2
b. Risiko yang telah dibuat sangat kecil (∆C - ∆B)
sehingga tidak perlu tindakan pencegahan
ICAR=(Pers 2.1) Penurunan risiko
lebih lanjut (negligible).
c. Risiko yang levelnya berada di antara
Dimana:
intolerable dan negligible level (as low as
reasonably practicable = ALARP). ICAR = Implied cost of averting a risk (Indeks
Biaya penurunan risiko)
Langkah 3 Pemilihan Pengendalian Risiko: ∆C = Biaya pengendalian risiko
Tujuan dari langkah ke-3 adalah untuk ∆B = manfaat ekonomis penerapan kendali
mengusulkan RCOs yang efektif dan praktis, risiko
melalui empat langkah prinsip berikut : Penurunan risiko = Penurunan risiko setelah
a. Memfokuskan pada risiko yang diadakan pengendalian
memerlukan kendali, untuk menyaring
keluaran dari langkah ke-2, sehingga fokus Langkah 5 (Rekomendasi Untuk
hanya pada bidang yang paling memerlukan Pengambilan Keputusan) :
kontrol risiko. Tujuan dari langkah ke-5 adalah untuk
b. Mengidentifikasi tindakan untuk mendefinisikan rekomendasi yang harus
mengendalikan risiko yang potensial (risk diberikan kepada si-pengambil-keputusan,
control measures = RCMs). dengan suatu cara yang dapat diaudit dan
c. Mengevaluasi efektivitas dari RCMs di dapat dilacak.
dalam mengurangi risiko dengan Rekomendasi didasarkan pada :
mengevaluasi-ulang langkah ke-2. a. Perbandingan dan pengurutan tingkat
d. Mengelompokkan RCMs ke dalam dari semua bahaya dan penyebabnya.
pilihan yang praktis. b. Perbandingan dan pengurutan tingkat
dari pilihan kendali risiko sebagai fungsi dari
Langkah 4 (Penilaian Biaya dan Manfaat) : gabungan biaya dan manfaat.
Tujuan dari langkah ke-4 adalah untuk c. Identifikasi dari pilihan kendali risiko
mengidentifikasi serta membandingkan yang menjaga risiko serendah mungkin
manfaat dan biaya dari pelaksanaan tiap sehingga masuk-akal untuk dilaksanakan.
RCOs yang diidentifikasi dalam langkah ke-3. Rekomendasi harus diberikan dalam
Biaya (costs) harus dinyatakan dalam biaya suatu format yang dapat dipahami oleh
siklus hidup (life cycle costs), yang meliputi seluruh pihak, terlepas dari pengalamannya.
masa awal (initial), beroperasi (operating), Penyampaian rekomendasi sebagai hasil dari
pelatihan (training), pemeriksaan (inspection), suatu proses FSA harus diberikan tepat waktu
sertifikasi (certification), penonaktifan dan memiliki akses ke dokumen pendukung
(decommission), dll. Sedangkan manfaat yang relevan dengan suatu mekanisme yang
(benefits) dapat meliputi pengurangan dalam menyertakan komentar.
hal kematian (fatalities), cedera/kerugian
(injuries), kecelakaan (casualties), kerusakan
Hasil keluaran dari langkah ke-5 terdiri dari:
lingkungan dan pembersihan (environmental
damage & clean-up), ganti-rugi (indembity) a. Suatu perbandingan secara objektif
oleh pihak ketiga yang bertanggungjawab, dan terhadap pilihan alternatif, berdasarkan
suatu peningkatan umur rata-rata (average pengurangan risiko potensial dan kegunaan
life) dari kapal. secara ekonomi (cost effectiveness), sesuai
Hasil keluaran dari langkah ke-4 terdiri dari: perundang-undangan atau aturan yang
a. Biaya dan manfaat untuk tiap RCO sedang ditinjau-ulang atau dikembangkan.
yang diidentifikasi dalam langkah ke-3. b. Informasi umpan balik untuk meninjau
b. Biaya dan manfaat untuk RCO yang ulang hasil yangdiberikan alam langkah-
menjadi perhatian (yang paling dipengaruhi langkah sebelumnya.
oleh masalah).
c. Kegunaan secara ekonomi yang
dinyatakan dalam indeks yang sesuai.

Persamaan yang digunakan untuk


menyelesaikan permasalahan ini adalah
dengan Indeks Cost of Averting a Risk (ICAR)
seperti yang diberikan pada Persamaan 2.1
berikut :

3
Tabel Kriteria Konsekuensi

Skala Manusia Kepemilikan Lingkungan Pengguna Pelabuhan


C0 Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
(kemungkinan (NZ$0-10,000) (kerusakan tidak (NZ$0-10,000)
sangat kecil luka- berarti
luka) (NZ$0-10,000)
C1 Kecil (Satu luka Kecil Kecil Kecil
ringan) (NZ$10K-100K) (Sedikit tumpahan Kerugian pemasukan jangka
operasional) pendek
(NZ$10K-100K) (NZ$10K-100K)
C2 Sedang (banyak Sedang Sedang (tumpahan Sedang
luka-luka kecil (NZ$100K- yang mampu (Terhentinya pelayaran
atau satu kejadian 1M) menyebar di daerah sementara atau perpanjangan
luka berat) pelabuhan) pembatasan pelayaran)
(NZ$100K-1M) (NZ$100K-1M)
C3 Berat (Banyak Besar Besar Besar
luka berat atau (NZ$1M- (Polusi yang dapat Ruang lingkup nasional,
satu kematian) 10M) keluar dari Alur ditutup sementara
pelabuhan yang dari pelayaran untuk beberapa
berpotensi hari. Berikut tidak terjadi
kerusakan perdagangan)
lingkungan ) (NZ$1M-10M)
(NZ$1M-10M)
C4 Catastrophic/benc Bencana Bencana (terjadi Bencana (Ruang lingkupnya
ana besar (Banyak besar tumpahan minyak sudah internasional, pelabuhan
menimbulkan (10M +) berskala besar/ tutup, pelayaran terganggu
kematian antar negara yang untuk periode yang lama.
sangat merusak Serius dan terjadi dalam waktu
lingkungan) lama, tidak
(10M +) terjadi perdagangan)
(10M +)

Sumber: Port & Harbour Risk Assessment & Safety Management System

4
Tabel Kriteria Frekuensi Keterangan :
0 & 1 Risiko yang dapat diabaikan
Diskripsi 2 & 3 Risiko rendah
Kategori (AS/NZS Defenisi 4 & 5 Daerah dari As low as Reasonably
4360) Practicable Area (ALARP)
Suatu kejadian 6 Risiko semakin tinggi
terjadi sekali 7 & 8 Risiko yang signifikan
Frequent/ dalam seminggu 9 & 10 Risiko tinggi
F1
Sering sampai sekali
dalam setahun
operasi
Formal Safety Assessment
Suatu kejadian
Formal Safety Assessment (FSA)
terjadi sekali
merupakan suatu metodologi atau proses
dalam setahun
F2 Likely/mungkin yang rasional, terstruktur dan sistematis untuk
sampai sekali menilai risiko yang berhubungan dengan
dalam 10 tahun aktivitas di bidang maritim (pelayaran) dan
operasi untuk mengevaluasi biaya (cost) dan manfaat
Suatu kejadian (benefit) dari beberapa pilihan kendali risiko
terjadi sekali (risk control options), dengan menggunakan
dalam 10 tahun risk analysis dan cost benefit assessment
F3 Possible
operasi sampai (International Maritime Organization,2002).
100 dalam FSA bertujuan untuk mengurangi risiko yang
setahun operasi ada, sekaligus meningkatkan keselamatan
Suatu kejadian pelayaran (marine safety), yang mencakup
terjadi kurang perlindungan terhadap jiwa (life), kesehatan
F4 Unlikely dari 1 kali dalam (health), lingkungan perairan (marine
100 tahun environment), dan hak milik (property).
operesi
Kejadian kurang
dari 1000 tahun
operasi
(misalnya:
F5 Rare (Jarang) Kemungkinan
terjadi pada
pelabuhan
ditempat lain
didunia.
Sumber: Port & Harbour Risk Assessment &
Safety Management System

Tabel Matriks Risiko

C4 5 6 7 8 10

C3 4 5 6 7 9

Konsekuensi C2 3 3 4 6 8

C1 1 2 2 3 6

C0 0 0 0 0 0

Frekuensi F5 F4 F3 F2 F1

5
Secara garis besar framework dari Formal Safety Assessment dapat dijelaskan
sebagai berikut:

Decision Makers

FSA Method

Step 2 Step 5
Step 1
Risk Assessment Recommendation for
Identification Hazard
Decision Making

Step 3
Risk Control Options

Step 4
Cost Benefit Assessment

HASIL PENELITIAN
Pada awal pengumpulan data, salah satu
yang diperlukan adalah seberapa banyak Setelah mengetahui gambaran umum dari
jumlah lalu lintas kapal yang melewati Alur kondisi di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya,
Pelayaran Timur menuju ke pelabuhan selanjutnya yang paling penting adalah menyajikan
Tanjung Perak Surabaya. Dalam Tabel Data data kecelakaan yang pernah terjadi. Tabel 4.2
Kapal melewati APTS memberikan gambaran memperlihatkan data kecelakaan yang terjadi di
tentang hal tersebut. Data ini adalah jumlah Alur Pelayaran Timur Surabaya yang menunjukkan
kapal yang melewati alur pelayaran timur jumlah kejadian dari suatu kejadian yang diambil
surabaya selama kurun waktu 5 tahun yaitu sejak tahun 2009 sampai 2013.
2009 sampai 2013.
Tabel 4.2. Data Kecelakaan Kapal di APTS
Tabel 4.1 Data Kapal yang melewati APTS Jumlah kejadian
pertahun Jml
No Jenis kecelakaan
Jumlah (Frekuensi)
No Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Tabrakan (kapal dengan
Unit GT A 1 0 2 1 0 4
dermaga)
Tabrakan (kapal dengan
B 0 0 2 1 0 3
1 2009 2100 551.259 kapal)
C Tenggelam 1 1 1 0 0 3
2 2010 2109 470.625
D Kebakaran 1 0 1 0 1 3
3 2011 2190 309.006
E Kecelakaan Manusia 2 3 2 1 1 9
4 2012 2328 233.565 F Kandas 2 1 1 1 0 5

5 2013 1935 172.257 Jumlah 7 5 9 4 2 26

Sumber : Direktorat Perencanaan dan


Sumber : Kantor Otoritas Pelabuhan Utama
Pengendalian (Dit. Rendal), Adpel Utama Tg. Perak
Tanjung Perak

6
Data ini sangat dibutuhkan untuk menganalisis paling berat atau sampai terjadi kecelakaan
pola dan jenis kecelakaan yang terjadi di Alur dan kapal tenggelam. Kesulitannya disini
Pelayaran Timur Surabaya yang selanjutnya karena harga kapal sangatlah bervariasi
akan dimasukkan dalam bentuk kriteria tergantung jenis, DWT maupun equipmentnya.
frekuensi. Sebagai patokannya disini dipakai harga kapal
untuk angkutan penyeberangan antara 8
milyar sampai 14 milyar rupiah seperti dikutip
Menentukan Nilai Kriteria Konsekuensi
dari www.ships-info.com tanggal 12
Data kerusakan umumnya bersifat
September 2014, Sehingga nilai batas atas
kualitatif, supaya dapat digunakan ke dalam
dari properti ditentukan diatas 14 milyar
metode Formal Safety Assessment (FSA),
rupiah.
data tersebut harus diubah/diterjemahkan
kedalam bentuk kuantitatif. Hasil dari
Selanjutnya hasil dari nilai kriteria konsekuensi
wawancara ini merupakan kriteria konsekuensi
dapat dilihat pada TabelKriteria Konsekuensi
akibat dari kecelakaan mulai dari yang
dan Besaran Nilainyadengan klafisikasi
teringan sampai yang terberat yang telah
sebagai berikut.
didefenisikan pada Kriteria Konsekuensi Port
Nilai-nilai yang ada dalam Tabel Kriteria
& Harbour Risk Assessment & Safety
Konsekuensi dan Besaran Nilainya ini selain
Management System. Wawancara dilakukan
berdasarkan pada nilai maksimal dari
karena nilai nominal konsekuensi sebuah
sebuah nilai ekonomi kriteria konsekuensi
kecelakaan di setiap pelabuhan berbeda-beda
yang menjadi nilai tertinggi juga ditentukan
karena setiap pelabuhan memiliki karasteristik
dengan memperkirakan nilai kerusakan pada
alur tersendiri.
tiap level konsekuensi yang ada.

Tabel Kriteria Konsekuensi dan Besaran nilainya

Skala Manusia Kepemilikan Lingkungan Pengguna Pelabuhan

C0 Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan


(kemungkinan (0-14 juta) (kerusakan tidak (0-14juta)
sangat kecil luka- berarti)
luka) (0-1 juta) (0-20 juta)
C1 Kecil (Satu luka Kecil Kecil Kecil
ringan) (14juta-500juta) (Sedikit tumpahan Kerugian pemasukan jangka
(1 juta – 5 juta) operasional) pendek
(20 juta – 1M) (14 juta – 500juta)
C2 Sedang (banyak Sedang Sedang (tumpahan Sedang
luka-luka kecil (500juta-4M) yang mampu (Terhentinya pelayaran
atau satu kejadian menyebar di daerah sementara atau perpanjangan
luka berat) pelabuhan) pembatasan pelayaran)
(5 Juta-10 juta) (1M – 5M) (500juta – 4M)
C3 Berat (Banyak Besar Besar Besar
luka berat atau (4M-14M) (Polusi yang dapat Ruang lingkup nasional,
satu kematian) keluar dari Pelabuhan ditutup sementara
(10 juta – 25 juta) pelabuhan yang dari pelayaran untukbeberapa
berpotensi hari.
kerusakan (4M-14M)
lingkungan )
(5M-20M)
C4 Catastrophic/benc Bencana Bencana (terjadi Bencana (Ruang lingkupnya
ana besar (Banyak besar tumpahan minyak sudah internasional, pelabuhan
menimbulkan (14M +) berskala besar/ tutup, pelayaran terganggu
kematian antar negara yang untuk periode yang lama.
(25 Juta+) sangat merusak (14M +)
lingkungan)
(20M +)

7
Tabel Nilai Skor Pada Masing-masing Kejadian

Konsekuensi yang
Kemungkinan Konsekuensi Terburuk
Berpeluang Terbesar
Penilaian Dampak Penilaian Dampak

Nama Bahaya

Detail Bahaya
Jenis Bahaya

Jenis Kapal
No Bahaya

Bahaya Bahaya
Kemungkinan Penyebab

Pengguna Jasa

Pengguna Jasa
Jenis Bahaya

Jenis Bahaya
Lingkungan

Lingkungan
Pelabuhan

Pelabuhan
Manusia

Manusia
Properti

Properti
1 (A) Semua Tabrakan Tabrakan kapal Mesin/ motor penggerak Kerusakan kecil 6 0 0 3 Kerusakan serius 6 0 0 0
Tabrakan Kapal Kapal dengan dengan tidak berfungsi sempurna. pada pada plat luar kapal.
Dermaga pelabuhan Kapal saat sandar gelap. haluan atau kulit Kerusakan serius
ketika akan Tidak memahami keadaan plat. pada dermaga/
sandar perairan atau akibat arus. Kerusakan kecil fender
Gagal mempertimbangkan dermaga atau
antara kecepatan, power sistem
dan berat kapal. Peralatan fender
kapal tidak berfungsi baik
(navigasi, propolsi) Human
Error (Pilot, Tugmaster)
2 (B) Semua Tabrakan Tabrakan Tidak mematuhi peraturan Terjadi senggolan 0 3 0 3 Kerusakan serius 0 0 0 0
Tabrakan kapal disekitar terjadi antara tentang pencegahan tabrakan. antar kedua pada kapal, ada
pelabuhan kapal yang mau Kesalahan manusia : salah melakukan kapal.kerusakn korban jiwa, terjadi
masuk dan pemantauan, kurang komunikasi, radio kecil pada kapal, polusi karena
keluar kurang berfungsi, peralatan rusak, , Terjadi penundaan tumpahan minyak,
pelabuhan kesulitan komunikasi, keberangkatan terjadi ledakan dan
banyak kapal di tempat atau kebakaran,
tersebut sehingga tambat. penutupan
pandangan jadi kurang pelabuhan
baik.

8
3 (C) Semua Kapal Kapal Kebocoran kulit lambung, kondisi Kapal tenggelam 3 6 0 3 Kapal tenggelam, 0 0 0 0
Tenggelam kapal tenggelam tenggelam bakap yang sudah tua, system ballast sebagian, muatan terjadi polusi karena
setelah yang tidak berfungsi, kelebihan rusak, bisa tumpahan minyak,
kemasukan air muatan, kecakapan ABK tentang ilmu dilakukan terjadi korban jiwa,
laut muat kurang. Ketidak mauan ABK pengangkatan pelabuhan ditutup
menghitung stabilitas kapal. Seachest kembali sementara
rusak, kualitas kapal yang mal standar,
plat baja non marine
4 (D) Semua Kapal terbakar Kapal Mentalitas ABK yang rendah, peralatan Terbakar dalam 0 3 0 3 Terbakar skala besar, 0 0 0 0
Kebakaran kapal mengalami pemadam kebakaran tidak ada/kurang, sekala kecil, kemungkinan
kebakaran kurang terawatnya alat pemadam, ABK penumpang/ ABK tenggelam, timbul
baik saat kurang mendapat pelatihan, ABK luka ringan, korban jiwa, terjadi
berlayar dialur meninggalkan nyala api yang masih penundaan polusi karena
maupun saat kecil dan tidak melakukan pemadam pemberangkatn tumpahan disekitar
sandar segera atau tambat pelabuhan
didermaga
5 (E) Semua Kecelakaan Pada saat kapal Kapal tidak dapat tenang (cuaca). Kemungkinan ada 3 3 0 3 Kemungkinan ada 6 7 3 6
Kecelakaan kapal manusia dikapal akan Sehingga gelombang besar/ angin yang jatuh ke air/ yang akan jatuh ke
Manusia disandarkan. melebihi criteria sandar. Pilot kapal laut, mengalami air/ laut , mengalami
Kepelabuhan melakukan kesalahan. Melakukan cedera kecil, patah tulang, ada
ada orang yang kesalahan memasang tangga. Kurang memar korban jiwa
jatuh ke laut / hati-hati dalam melangkah/ menarik tali dll
kena tali troos troos

6 (F) Semua Kandas di Pada saat kapal Kurang tepat dalam Terjadi Lekukan 6 6 0 6 Bocornya plat pada 4 6 2 4
Kandas kapal Alur Memasuki atau memperkirakan draft kapal dibawah kapal, hull. Terjadi
pelabuhan meninggalkan dan kedalaman, adanya kerusakan pada kebocoran dan
pelabuhan sisa-sisa kontruksi dermaga plat yang Peningkatan draft.
kapal yang membuat dangkal, alur yang memungkinkan air Harus ada
mengalami umumnya sempit, pendangkalan masuk, serta penarikan untuk
kandas karena endapan lumpur, kurang cakap penundaan melepaskan kapal,
dalam mengolah gerakkan kapal, kapal terdampar,
cuaca jelek ( arus dan angin kencang) kemungkinan terjadi
dan rambu-rambu bahaya kurang. kerusakan muatan
pada saat mesin tidak
berfungsi

9
Pada kesempatan ini juga akan diperlihatkan Pemberian nilai 0,6 dan 0,4 cukup rasional jika
bagaimana penilaian tingkat risiko itu kita menempatkan keselamatan manusia
dilakukan sehingga kita mendapatkan urutan sebagai prioritas utama. Akan tidak rasional
tingkat risiko yang diharapkan. Untuk jika nilai pembobotan untuk manusia diberikan
keperluan ini, nilai risiko yang telah diperoleh jauh tinggi seperti 0,7 ke atas karena itu
sebelumnya kemudian diambil nilainya dan berarti sangat kecilnya nilai materi, yang pada
dimasukkan kedalam tabel yang lebih kenyataannya mempunyai nilai yang
sederhana, yang bertujuan membantu dalam dipertimbangkan.
proses pembobotan nantinya. Tabel Nilai Pembobotan Keselamatan
Tabel Risiko awal jenis kecelakaan.
PEMBOBOTAN
Kemungkinan Kemungkinan
Besar Konsekuensi
Manusia 0,6
Konsekuensi Terburuk

Properti 0,15

Lingkungan 0,15
Pengguna Jasa

Pengguna Jasa
Lingkungan

Lingkungan
Pelabuhan

Pelabuhan
Manusia

Manusia

Pengguna Jasa
Properti

Prorerti

Kejadian 0,1
Pelabuhan

Hasil yang diperoleh setelah Pemberian Bobot


Tabrakan (Kapal dengan
6 0 0 3 6 0 0 0
Dermaga) Kemungkinan Besar
Kemungkinan Konsekuensi Terburuk
Konsekuensi
Tabrakan (Kapal dengan
0 3 0 3 0 0 0 0

Pengguna Jasa
Pengguna Jasa
Kapal)

Lingkungan

Lingkungan
Pelabuhan

Pelabuhan
Manusia

Manusia

Jumlah
Properti

Prorerti

Urutan
Kejadian
Tenggelam 3 6 0 3 0 0 0 0

Kebakaran 0 3 0 3 0 0 0 0
Tabrakan (Kapal
3,6 0 0 0,3 3,6 0 0 0 7,5 3
dg Dermaga)
Kecelakaan Manusia 3 3 0 3 6 7 3 6 Tabrakan
(Kapal dg 0 0,5 0 0,3 0 0 0 0 0,8 6
Kapal)
Tenggelam 1,8 0,9 0 0,3 0 0 0 0 3 4
Kandas 6 6 0 6 4 6 2 4 Kebakaran 0 0,5 0 0,3 0 0 0 0 0,8 5
Kecelakaan
1,8 0,5 0 0,3 3,6 1,1 0,5 0,6 8,4 2
Manusia
Kandas 3,6 0,9 0 0,6 2,4 0,9 0,3 0,4 9,1 1
Untuk mengurutkan risiko mana yang paling
tinggi selain dipakai kriteria frekuensi dan
konsekuensi juga perlu memberikan bobot Dari hasil ini menunjukkan bahwa kandas
agar masing-masing jenis kecelakaan dapat pada alur merupakan kejadian yang
diurutkan secara proposional, sehingga mempunyai risiko paling tinggi kemudian
diperlukan pembobotan antara kecelakaan kedua adalah kecelakaan manusia, tabrakan
yang terjadi pada manusia dan pada yang lain kapal dengan dermaga dan begitu seterusnya.
seperti kapal, peralatan dan lain-lain seperti
pada Tabel Nilai Pembobotan Keselamatan Tabel Variasi Pembobotan.

No Manusia Properti Lingkungan Stakeholders

1 0,7 0,1 0,1 0,1

2 0,6 0,15 0,15 0,1

3 0,5 0,2 0,2 0,1

4 0,4 0,2 0,2 0,2

5 0,3 0,2 0,2 0,3

10
Dari Hasil Variasi Pembobotan menunjukkan
Kemungkinan Besar Kemungkinan Konsekuensi
4
Konsekuensi Terburuk
Kemungkinan Besar Kemungkinan Konsekuensi
1
Konsekuensi Terburuk

Pengguna Jasa

Pengguna Jasa
K

Lingkungan

Lingkungan
Pelabuhan

Pelabuhan
ej

Manusia

Manusia
Properti

Prorerti

Jumlah
Pengguna Jasa

Pengguna Jasa

Urutan
K a
Lingkungan

Lingkungan
Pelabuhan

Pelabuhan
ej
Manusia

Manusia
Properti

di

Prorerti

Jumlah

Urutan
a a
di n
a
n
F 2.4 1.2 0.0 1.2 1.6 1.2 0.4 0.8 8.8 1
E 1.2 0.6 0.0 0.6 2.4 1.4 0.6 1.2 8.0 2
F 4.2 0.6 0.0 0.6 2.8 0.6 0.2 0.4 9.4 1 A 2.4 0.0 0.0 0.6 2.4 0.0 0.0 0.0 5.4 3
E 2.1 0.3 0.0 0.3 4.2 0.7 0.5 0.6 8.7 2 C 1.2 1.2 0.0 0.6 0.0 0.0 0.0 0.0 3.0 4
A 4.2 0.0 0.0 0.1 4.2 0.0 0.0 0.0 8.5 3 D 0.0 0.6 0.0 0.6 0.0 0.0 0.0 0.0 1.2 5
C 2.1 0.6 0.0 0.3 0.0 0.0 0.0 0.0 3.0 4 B 0.0 0.6 0.0 0.6 0.0 0.0 0.0 0.0 1.2 6
D 0.0 0.3 0.0 0.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.6 5
B 0.0 0.3 0.0 0.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.6 6

Kemungkinan Besar Kemungkinan Konsekuensi


5
Konsekuensi Terburuk

Kemungkinan Besar Kemungkinan Konsekuensi


2
Konsekuensi Terburuk

Pengguna Jasa

Pengguna Jasa
K

Lingkungan

Lingkungan
Pelabuhan

Pelabuhan
ej
Manusia

Manusia
Properti

Prorerti

Jumlah

Urutan
a
Pengguna Jasa

Pengguna Jasa

K di
Lingkungan

Lingkungan
Pelabuhan

Pelabuhan

ej a
Manusia

Manusia
Properti

Prorerti

Jumlah

Urutan

a n
di
a
n F 1.8 1.2 0.0 1.8 1.2 1.2 0.4 1.2 8.8 1
E 0.9 0.6 0.0 0.9 1.8 1.4 0.6 1.8 8.0 2
A 1.8 0.0 0.0 0.9 1.8 0.0 0.0 0.0 4.5 3
C 0.9 1.2 0.0 0.9 0.0 0.0 0.0 0.0 3.0 4
F 3.6 0.9 0.0 0.6 2.4 0.9 0.3 0.4 9.1 1
D 0.0 0.6 0.0 0.9 0.0 0.0 0.0 0.0 1.5 5
E 1.8 0.5 0.0 0.3 3.6 1.1 0.5 0.6 8.4 2
B 0.0 0.6 0.0 0.9 0.0 0.0 0.0 0.0 1.5 6
A 3.6 0.0 0.0 0.3 3.6 0.0 0.0 0.0 7.5 3
C 1.8 0.9 0.0 0.3 0.0 0.0 0.0 0.0 3.0 4
D 0.0 0.5 0.0 0.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.8 5
B 0.0 0.5 0.0 0.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.8 6 bahwa dengan memberikan variasi
pembobotan yang diberikan, tidak
memberikan perubahan peringkat risiko yang
signifikan dari jenis kecelakaan yang ada.
Kemungkinan Besar Kemungkinan Konsekuensi
3
Konsekuensi Terburuk Untuk nilai pembobotan kecelakaan manusia
0,6, hasil peringkat risiko pada 3 jenis
kecelakaan tertinggi berturut-turut adalah
Pengguna Jasa

Pengguna Jasa

K
Lingkungan

Lingkungan
Pelabuhan

Pelabuhan

ej
Manusia

Manusia
Properti

Prorerti

Jumlah

Urutan

a Kandas, kecelakaan manusia dan tabrakan


di
a kapal dengan dermaga. Hasil yang relatif
n
sama jika pembobotan untuk manusia

F 3.0 1.2 0.0 0.6 2.0 1.2 0.4 0.4 8.8 1


diberikan pada nilai 0,7, 0,5, 0,4, dan 0,3
E 1.5 0.6 0.0 0.3 3.0 1.4 0.6 0.6 8.0 2
A 3.0 0.0 0.0 0.3 3.0 0.0 0.0 0.0 6.3 3
yang perhitunganya dapat dilihat pada
C 1.5 1.2 0.0 0.3 0.0 0.0 0.0 0.0 3.0 4
D 0.0 0.6 0.0 0.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.9 5 Lampiran 4. Namun demikian yang lebih
B 0.0 0.6 0.0 0.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.9 6
penting adalah bagaimana kita menurunkan
nilai risiko yang tinggi yang terjadi menjadi
nilai risiko yang dapat diterima.

11
Tabel Penurunan Risiko

Risiko Awal TSP PPA PPM PAP PPB

Pengguna jasa

Pengguna jasa

Pengguna jasa
Lingkungan

Lingkungan

Lingkungan

Lingkungan

Lingkungan

Lingkungan
Kecelakaan

Pelabuhan

Pelabuhan

Pelabuhan

Pelabuhan

Pelabuhan

Pelabuhan
Pengguna

Pengguna

Pengguna
Manusia

Manusia

Manusia

Manusia

Manusia

Manusia
Properti

Properti

Properti

Properti

Properti

Properti
jasa

jasa

jasa
Kandas 6 6 0 6 5 5 0 5 2 2 0 2 - - - - - - - - - - - -

Kecelakaan
6 7 3 6 - - - - - - - - 3 4 0 3 - - - - 2 3 0 2
Manusia
Tabrakan Kapal
6 0 0 3 - - - - - - - - - - - - 3 0 0 0 - - - -
dg Dermaga

Tenggelam 3 6 0 3 2 5 0 2 - - - - - - - - - - - - 0 3 0 0

Tabel Biaya Menurunkan Risiko


Biaya Manfaat (∆B)
Penanggulangan Penanggulangan Kecelakaan Tabrakan Kapal
(∆C) Kandas Tenggelam
Manusia dg dermaga
1. Pelatihan dan Sertifikasi 991 juta 150 juta 250 juta
Pelaut (PSP)
2. Patroli Rutin dan
Pemasangan Rambu 1,3 milyar 600 juta
Alur Pelabuhan (PPA)
3. Pelatihan Penyelamatan 836 juta 500 juta
Manusia(PPM)
4. Perketat Area pelabuhan
(PAP) 280 juta 30 juta
5. Perketat Pengawasan 1,4 milyar 500 juta 500 juta
Ijin Berlayar (PPB)

Tabel Perhitungan ICAR


Penurunan
ICAR
Penanggulangan Risiko
A B C D A B C D
1. Pelatihan dan
1 1 841 juta 741 juta
Sertifikasi Pelaut (TSP)
2. Patroli Rutin Alur (PRA) 3 234 juta
3. Pelatihan Penyelamatan Manusia
112 juta
(PPK) 3
4. Perketat Pelabuhan (PP) 3 84 juta
5. Perketat Pengawasan Ijin Berlayar
1 2 900 juta 450 juta
(PPB)

Keterangan :
A=Kandas
B=Kecelakaan Manusia
C=Tabrakan Kapal dengan Dermaga
D=Tenggelam

12
KESIMPULAN DAN SARAN 3) Tabrakan kapal dengan
dermaga dengan cara memperketat
Dari hasil analisis yang dilakukan maka
area pelabuhan dengan ICAR 84 juta
didapatkan kesimpulan sebagai berikut.
agar pihak yang tidak berkepentingan
a. Jumlah kejadian kecelakaan kapal di
tidak masuk di area pelabuhan.
Alur Pelayaran Timur Surabaya cukup tinggi.
4) Kapal Tenggelam dengan
Ini terlihat dari total kejadian kecelakaan
memperketatijin berlayar yang
sepanjang 5 tahun (2009 s/d 2013)
mempunyai ICAR 450 juta, agar tidak
sebanyak 26 kasus. Setelah dilaksanakan
terjadi lagi kelebihan muatan dan
perhitungan, dari enam jenis kecelakaan yang
setiap kapal benar-benar mematuhi
terjadi di dapat empat jenis kecelakaan yang
peraturan tentang keselamatan.
mempunyai risiko tinggi yaitu:
1) Kandas, dengan nilai risiko 6
Dari hasil tugas akhir ini maka kami
2) Kecelakaan Manusia, dengan
menyarankan mengurangi terjadinya
nilai risiko 7
kecelakaan yang dapat memberi dampak yang
3) Tabrakan kapal dengan
besar baik korban manusia maupun materi
dermaga,dg nilai risiko 7
yaitu penanggulangan risiko untuk mengurangi
4) Kapal Tenggelam, dengan
terjadinya kandas dialur pelayaran timur
nilai risiko 6
surabaya adalah dengan merubah rute
Untuk keempat jenis kecelakaan ini masuk
pelayaran agar terhindar dari daerah berisiko
pada zona tidak diperbolehkan dan harus
tinggi dan pihak pelabuhan melaksanakan
dilakukan langkah-langkah pengurangan risiko
patroli rutin dan pengecekan rambu alur
dengan cara mengetahui terlebih dahulu
pelabuhan. Kemudian untuk kecelakaan
penyebab utama keempat jenis kecelakaan
manusia pada saat kapal tambat maka
tersebut.
diperlukan tindakan tegas dari operator
b. Penyebab utama dari keempat jenis
pelabuhan untuk memperketat area dermaga
kecelakaan kapal dengan risiko tinggi tersebut
agar tidak dimasuki pihak yang tidak
yaitu: Penyebab umumnya karena sempitnya
berkepentingan, untuk tabrakan kapal dengan
alur, salah pertimbangan, atau cuaca yang
dermaga pengurangan risiko dilakukan
buruk (angin, arus dan gelombang).
dengan memperketat pelabuhan agar tidak
Kerusakan yang berpeluang besar terjadi
dimasuki oleh orang-orang yang tidak
adalah kerusakan plat, penundaan
berkepentingan dan terakhir untuk mengurangi
keberangkatan atau sandar, kecelakaan
risiko tenggelamnya di alur pelayaran timur
manusia penyebab utamanya adalah terlalu
surabaya sebaiknya dilakukan dengan
banyaknya buruh/porter liar yang saling
memperketat ijin berlayar.
berebut, tabrakan kapal dan dermaga yang
terjadi pada saat kapal akan tambat/sandar di
DAFTAR PUSTAKA
pelabuhan dengan penyebab antara lain motor
Artana, K. Buda (2007). The Risk Assessment
penggerak tidak berfungsi secara sempurna,
Process, Diktat Kuliah Keandalan
kapal saat sandar gelap, arus yang kuat,
Sistem Rekayasa, Reliability and
cuaca buruk dan lain-lain, kapal
Safety Laboratory, Jurusan Teknik
tenggelampenyebab utamanya adalah
Sistem Perkapalan FTK – ITS,
kelebihan muatan.
Surabaya.
c. Adapun tindakan untuk menurunkan
Branch, Alan E (1996). Element of Shipping,
risiko pada keempat kecelakaan tertinggi
Champuran &Hall, Glasgo Press,
adalah sebagai berikut.
London.
1) Kandas dilakukan dengan
HSE ( 1999 ). Reducing Risk, Protecting
patroli rutin dan pemasangan rambu
People, Discusion Documen,
alur pelabuhan mempunyai ICAR
London.
sebesar 234 juta agar alur lebih tertib
IEC ( 1994 ). “IEC 60300-3-9 : Risk analysis of
dan aman sehingga kapal terhindar
technological systems”, International
dari risiko kandas.
Electrotechnical Commission,
2) Kecelakaan manusia dapat
Geneva, 1994.
dicegah denganpelatihan
IMO (2002). Guidelines for FSA for use in the
penyelamatanmanusia dikapal yang
IMO Rule, Making Process, MSC/
mempunyai nilai ICAR sebesar 112
Circ.1023 & MEPC/ Circ.392,
juta, ini dilakukan agar awak kapal
London.
terbiasa dan cakap dalam
IMO (2004). A Guide to Risk Assessment in
melaksanakan penyelamatan jika
Ship Operations, IACS, London.
terjadi kecelakaan personil dikapal.

13
Komite Nasional Keselamatan Transportasi
(KNKT), 2007. Marine Safety Digest,
Jakarta.
Kristiansen, Svein (2005), Maritime
Transportation Safety Management
and Risk Analysis, Elsevier Butter
Worth Heinemann, London.
Mamduh M. Hanafi, 2009, Manajemen Resiko,
UPP STIM YKPN.
Marine Safety Agency (1993). Formal safety
Assesment MSC66/14. London.
Port & Harbour Risk Assessment& Safety
management System in New
Zealand, 2004, Maritime Safety, New
Zealand.

14

Anda mungkin juga menyukai