JURNAL KOMUNITAS
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas
Rochgiyanti
Abstract
Banjarmasin is the capital of South Kalimantan Province, which is also known as the city of
a thousand rivers. The city is named Banjarmasin due to its geographical conditions which is
surrounded by large and small rivers. One of the rivers is the Kuin river that passes through
the village of Kuin, North and South Kuin and Kuin Cerucuk. The purpose of this article
is to discuss the functions of the river for the people living on the banks of the River Kuin
Banjarmasin South Kalimatan. The writing used descriptive qualitative method. Data were
collected through interviews and observation. The results show that the river does not only ser-
ve as transportation routes, but also serves as economic activity, interaction, and socialization.
52
Rochgiyanti / Komunitas 3 (1) (2011) : 51-59
53
Rochgiyanti / Komunitas 3 (1) (2011) : 51-59
tanian daerah daratan. Ukuran handil lebih Merton membedakan fungsi manifest dan
kecil dibandingkan anjir, dan merupakan fungsi latent. Fungsi-fungsi manifest ada-
milik kelompok/bubuhan tertentu. Saka me- lah konsekuensi-konsekuensi obyektif yang
rupakan saluran tersier untuk menyalurkan menyumbang pada penyesuaian terhadap
air, yang biasanya diambilkan dari handil. sistem itu yang dimaksudkan dan diketahui
Ukuran saka lebih kecil daripada handil, dan oleh partisipan dalam sistem itu. Sedangkan
merupakan milik keluarga atau pribadi. fungsi-fungsi laten adalah yang tidak dimak-
Schophuys (Humaidy, 2005:88) meny- sudkan dan tidak diketahui.
atakan bahwa kanal-kanal (anjir, handil, saka)
tersebut betul-betul karya asli masyarakat METODE PENELITIAN
Banjar yang disebutnya sebagai sistem iriga-
si orang Banjar, hasil pembelajaran sangat Penelitian ini dilakukan dengan meng-
cerdas nenek moyang masyarakat Banjar ter- gunakan metode deskriptif kualitatif. Sum-
hadap lingkungannya yang sudah berabad- ber data dipilih secara purposive dan snowball
abad lamanya. Ia menilai sistem irigasi itu sampling. Data yang diperoleh bersumber
sangat khas dalam rangka menjawab tantan- dari data primer dan data sekunder. Teknik
gan dari sebuah kota yang memiliki banyak pengumpulan data dilakukan dengan wa-
sungai yang pasang surut. Kanal memiliki wancara dan observasi.
multi fungsi sebagai sarana pertanian, jalur
pelayaran, pengangkutan barang, dan kebu- HASIL DAN PEMBAHASAN
tuhan masyarakat akan air, mandi, cuci.
Lingkungan perairan tersebut juga Daerah Kuin pada mulanya merupa-
menjadi media untuk sosialisasi diantara kan daerah titik awal perkembangan Kota
para warganya. Menurut Koentjaraningrat Banjarmasin. Namun dalam perkembangan-
(1990:229) proses sosialisasi bersangkutan nya, daerah Kuin hanyalah sebuah perkam-
dengan proses belajar kebudayaan dalam pungan yang terletak di pinggiran kota. Kuin
hubungan dengan sistem sosialnya. Dalam hanya dikenal sebagai bagian masa lalu den-
proses tersebut seorang individu dari masa gan peninggalan kuna, berupa situs makam
anak-anak hingga masa tua belajar pola- Sultan Suriansyah sebagai pendiri Kesulta-
pola tindakan dalam interaksi dengan segala nan Banjar dan masjid kuna Sultan Surian-
macam individu sekelilingnya yang mendu- syah. Selanjutnya Kuin dikenal karena lokasi
duki beraneka macam peranan sosial yang Pasar Terapung yang terletak di muara Kuin
mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari. Cerucuk.
Selain sosialisasi, sebenarnya masih terdapat Sebagaimana umumnya wilayah Kota
konsep –konsep penting lain yang berkau- Banjarmasin yang banyak dialiri sungai, de-
tan dengan proses belajar kebudayaan oleh mikian pula dengan daerah Kuin. Daerah
warga masyarakat yang bersangkutan, yaitu ini dialiri oleh sebuah sungai, yaitu Sungai
internalisasi dan enkulturasi. Pangeran atau Antasan Kuin, atau ada yang
Fungsi-fungsi dari sistem yang meling- menyebut Sungai Kuin yang bermuara ke
kupi sungai Kuin patut kiranya memaparkan Sungai Barito. Untuk keperluan penulisan
terlebih dahulu pemikiran Merton mengenai ini, selanjutnya disebut sebagai Sungai Kuin,
analisis fungsional. Sekalipun Merton men- yang melintasi wilayah Kelurahan Kuin Uta-
ganggap bahwa pendekatan fungional bu- ra, Kuin Selatan, dan Kuin Cerucuk. Sungai
kanlah suatu teori yang komprehensif dan Kuin sendiri juga mempunyai anak-anak ca-
terpadu, namun ini dapat dipakai sebagai bang sungai, namun sekarang banyak yang
stategi untuk analisa (Johnson, 1986). Da- hampir mati atau bahkan sudah mati. Oleh
lam mengembangkan gagasannya ini, Mar- karena kondisi geografis berupa sungai,
ton menekankan tindakan-tindakan yang be- maka masyarakat Kuin juga akrab dengan
rulangkali atau yang baku yang berhubungan kehidupan sungai.
dengan bertahannya suatu sistem sosial di- Perumahan penduduk dibangun di se-
mana tindakan itu berakar (Johnson, 1986). panjang jalur sungai, baik yang berada di te-
54
Rochgiyanti / Komunitas 3 (1) (2011) : 51-59
pian maupun di atas sungai. Rumah-rumah Pada sore hari bisa dilihat pemandangan me-
yang dibangun di tepian sungai menghadap nakjubkan, saat para penjaja pulang beririn-
ke sungai, namun yang dibangun di atas sun- gan dengan menggunakan jukung. Mereka
gai justru membelakangi sungai. Pembangu- memakai topi lebar dari purun, dan jukung-
nan rumah-rumah di atas sungai telah me- jukung yang tidak bermesin ditarik oleh se-
nyebabkan alur sungai semakin menyempit. buah jukung bermesin.
Akibat perkembangan jaman dan pertamba- Selain itu pada setiap pagi bisa dilihat
han penduduk, orang mulai membangun ru- klotok-klotok dipakai untuk mengangkut
mah jauh dari tepi sungai. Namun masyara- para siswa yang akan menuju ke sekolahan
kat tetap menentukan arah berpatokan pada masing-masing. Dalam konteks ini penggu-
posisi sungai. Arah yang makin menjauh dari naan klotok-klotok sama halnya transportasi
sungai disebutnya arah ke darat, sedangkan sekolah seperti angkat/ bus sekolah. Menu-
arah yang mendekati ke sungai disebutnya rut keterangan seorang siswa, ongkos naik
arah ke laut. Sebagai contoh, apabila seseo- klotok lebih murah dibandingkan dengan
rang mau pergi menjauh dari sungai, ia dise- naik ojek. Sebenarnya telah ada taksi kota
but sedang bajalan ke darat, dan sebaliknya. (angkot), namun ada taksi yang tidak mele-
Pertambahan penduduk, pembangu- wati sekolah. Sebagai contoh, taksi hanya
nan perumahan di wilayah darat, dan pem- sampai di pangkalan taksi pasar apung, dan
bangunan jalan darat di kedua tepian sungai untuk menuju ke sekolah ia harus naik ojek
(Jl. Kuin Utara dan Jl. Kuin Selatan) me- atau jalan kaki namun jaraknya cukup jauh.
mang telah mengurangi aktivitas transporta- Oleh karena itu siswa tersebut lebih suka
si sungai. Namun demikian ternyata sungai naik klotok, turun di batang dekat sekolah,
tetap tidak ditinggalkan sama sekali oleh ma- dan ongkosnya lebih murah. Pada saat pu-
syarakat yang tinggal di tepian Sungai Kuin. lang sekolah ia akan menggunakan jasa klo-
Secara umum fungsi sungai bagi masyarakat tok lagi. Fungsi klotok sebagai transportasi
di tepian Sungai Kuin, antara lain adalah: yang efektif dan efisien itulah yang membuat
Sejak dulu sungai memegang peranan klotok sebagai alat transportasi tradisonal di
penting sebagai jalur transportasi di wilayah era modern ini belum tergantikan.
ini, sebab sungai-sungai yang melewati wila- Pada pagi hari juga bisa dilihat anak-
yah Kuin bermuara di Sungai Barito sebagai anak TK yang diantar ibunya menyeberang
sungai terbesar di Kalimantan Selatan. Mes- dari satu sisi sungai ke sisi sungai yang lain.
kipun frekuensi transportasi sungai mulai Mereka menyeberang menggunakan jasa
berkurang, namun masih ada sebagian warga jukung. Ongkos sekali menyeberang hanya
yang menggunakan jalur sungai. Setiap pagi lima ratus rupiah. Sebagai contoh anak-
bisa diamati transportasi tradisional sungai, anak dari Kuin Selatan yang bersekolah di
seperti jukung dan klotok (taksi klotok) yang TK Sultan Suriansyah di Kuin Utara. Untuk
hilir mudik di sungai. Jukung adalah istilah mempersingkat jarak, mereka menyeberang
yang digunakan oleh seluruh masyarakat menggunakan jasa jukung. Demikian juga
dataran rendah Barito dan digunakan untuk pada saat pulang, mereka juga menggunakan
semua jenis perahu/badan kapal. jasa jukung.
Menurutnya terdapat 2 (dua) tipe das- Ketiadaan jembatan yang menghu-
ar jukung, yaitu jukung sudur yang diolah bungkan daerah satu dengan lainnya mem-
dari pohon yang dibelah dua, dan jukung buat masyarakat tidak bisa beraktifitas seca-
yang diolah dari satu batang pohon yang ra leluasa. Anggaran yang besar yang harus
utuh. Jukung dan klotok tersebut mengang- dikeluarkan pemerintah untuk membuat
kut barang-barang dagangan dari hasil bumi, jembatan untuk menghubungkan daerah
berupa sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, pemukiman satu dengan lainnya juga ten-
dll. Barang dagangan tersebut dibawa ke tu semakin sulit direalisasikan. Karena itu
pasar terapung, dibawa ke pasar-pasar kecil jukung-jukung penghubung daerah pemuki-
yang ada di pinggir-pinggir sungai, atau dija- man satu dengan lainnya merupakan sebu-
jakan ke rumah-rumah di sepanjang sungai. ah solusi. Contoh-contoh di atas merupakan
55
Rochgiyanti / Komunitas 3 (1) (2011) : 51-59
contoh fungsi sungai sebagai jalur transpor- dengan menggunakan alat yang bertangkai
tasi yang masih bisa disaksikan di Tepian panjang.
Sungai Kuin. Menurut penuturan seorang informan,
Sudah dijelaskan bahwa sungai ber- ia lebih suka berbelanja sayur dan ikan ke
fungsi sebagai jalur transportasi, untuk me- batang, sebab tidak perlu mengeluarkan bia-
mudahkan mobilitas barang dan manusia. ya , waktu, dan tenaga untuk pergi ke pasar.
Distribusi barang dari satu tempat ke tempat Selain itu harga barang-barang tersebut lebih
lainnya berkaitan dengan aktivitas pereko- murah, sebab biasanya penjual mengambil
nomian penduduk. Pada pagi hari jukung barang-barang dagangannya langsung dari
dan klotok hilir mudik di Sungai Kuin un- petani, bahkan bisa berasal langsung dari
tuk mengangkut barang dagangan, baik be- tangan pertama (produsen). Oleh karena
rupa hasil bumi, hasil perikanan, makanan, itu barang-barang dagangan, seperti ikan,
maupun barang-barang kelontong. Para sayur, dan buah masih dalam kondisi segar.
pedagang menjajakan barang dagangannya Ikan yang mereka beli bisa langsung diber-
di sepanjang sungai. Mereka berhenti di sihkan (disiangi) di batang, sehingga ketika
batang-batang rumah penduduk atau di ba- dibawa pulang sudah dalam kondisi bersih.
tang-batang umum. Ketika berada di batang itu, ia juga sambil
Alasan para pedagang memakai ju- membawa cucian. Artinya sambil mengerja-
kung dan klotok di Sungai Kuin dari pada kan pekerjaan mencuci, ia bisa sambil berbe-
menggunakan alat transportasi modern ada- lanja untuk keperluan konsumsi sehari-hari.
lah karena kedua alat transportasi tradisio- Rumah informan itu berada di darat, di se-
nal itu menyediakan kemudahan bagi para buah gang.
pedagang. Pertama, barang dagangan baik Selain dari pedagang keliling, aktivitas
berupa hasil bumi, hasil perikanan, maka- ekonomi juga dijalani oleh para warga yang
nan, maupun barang-barang kelontong da- mempunyai rumah di atas sungai. Rumah
pat diperjual belikan secara mudah karena yang dibangun di atas sungai, banyak yang
pedagang dapat bertransaksi dengan pembeli menghadap dua arah yaitu arah sungai dan
di batang-batang. Kedua, antara klotok dan arah darat. Mereka mempunyai dua beran-
batang merupakan satu sistem terpadu yang da, yaitu beranda depan yang menghadap ja-
memberikan banyak fungsi. Ketiga, tran- lan darat dan beranda belakang yang meng-
sportasi ini masih belum tergantikan dengan hadap sungai. Namun banyak juga rumah
transportasi darat yang lebih efektif dan efi- yang dibangun menghadap ke jalan darat,
sien. sedangkan bagian belakang dijadikan seba-
Suasana yang ramai ditemui pada saat gai dapur dan jamban keluarga. Bagi rumah
penjual menghentikan dan menambatkan yang mempunyai dua beranda, banyak yang
klotok atau jukungnya di batang umum. Ti- memanfaatkan beranda belakang sebagai
dak berapa lama penjual tersebut telah dike- kios. Mereka membuka warung yang men-
rubuti oleh para calon pembeli. Si penjual jual makanan, barang-barang kelontong,
tetap berada di dalam jukung atau kelotok- maupun bensin dan minyak tanah. Bahkan
nya, sedangkan para pembeli berada di atas ada warung makan yang sengaja dibangun
batang atau titian. Di tempat itulah terjadi menghadap sungai, dengan kata lain sungai
traksaksi perdagangan. Para pembeli yang dijadikan pemandangan terbuka oleh wa-
kebanyakan ibu-ibu membeli barang-barang rung makan tersebut.
untuk keperluan sehari-hari, seperti sayur, Warung-warung ini melayani para
ikan, dan buah-buahan. Pada saat musim pembeli yang naik jukung atau klotok. Bah-
buah akan dilihat suatu pemandangan in- kan klotok atau perahu bermesin lainnya
dah, saat jukung atau klotok melaju di atas banyak yang singgah ke warung-warung
sungai membawa rambutan atau jeruk den- tersebut untuk mengisi bensin. Saat klotok
gan warna merah, hijau, kuning. Jika me- mengisi bensin, para penumpang bisa naik
reka membeli makanan/kue-kue maka para ke warung untuk minum teh, makan kue,
pembeli akan mengambil makanan tersebut atau makan nasi. Dengan demikian sungai
56
Rochgiyanti / Komunitas 3 (1) (2011) : 51-59
sebagai jalur transportasi juga memberikan bersenda gurau, keceriaan khas anak-anak.
efek positif bagi para warga yang tinggal di Kadang-kadang terlihat anak-anak yang ber-
atas sungai, yaitu efek ekonomis dan juga main jukung, atau balapan berenang menye-
sosial. Efek sosial berupa interaksi diantara berangi sungai. Selain itu juga dapat ditemui
para warga dan interaksi diantara para pen- para pemancing yang berdiri di atas jemba-
jual dan pembeli. tan Pangeran, atau duduk-duduk di tepi sun-
Sungai-sungai di wilayah ini sejak lama gai. Sambil memancing, mereka mengobrol
telah memegang peranan penting dalam tentang berbagai hal. Selepas maghrib sering
kontak untuk berbagai kepentingan. Bukti ditemui para remaja yang kumpul-kumpul di
dari adanya kontak ini adalah ditemukannya jembatan Pangeran. Pada saat malam libur,
situs kuna di tepian Sungai Kuin. Sampai jumlah remaja yang kumpul-kumpul bertam-
saat ini sungai masih memainkan peranan bah banyak.
penting dalam interaksi antar warga masya- Dari berbagai aktivitas warga di tepi-
rakat, meskipun telah berkembang permuki- an sungai, ada seorang informan perempu-
man penduduk yang dibangun jauh dari te- an yang mengaku bertemu jodoh di batang
pian sungai. Sebagai contoh, informasi yang sungai. Mereka berdua sering bertemu di ba-
diberikan oleh seorang infoman, meskipun tang, akhirnya terjadi kontak dan komunika-
rumah informan di darat sudah dilengkapi si diantara mereka. Pada akhirnya keduanya
dengan kamar mandi dengan fasilitas air dari menikah. Selain sebagai media interaksi, te-
PDAM, namun informan tersebut lebih suka pian sungai juga berfungsi untuk media sosi-
mandi ke batang/sungai. alisasi yaitu suatu proses belajar kebudayaan
Alasan masyarakat lebih senang man- oleh anggota masyarakat.
di di sungai karena adanya rasa lebih puas, Dari sekian banyak aspek kehidupan
bisa sambil bakunyung (berenang), dan bisa berorientasi sungai, terdapat satu aspek
ketemu dengan tetangga lainnya. Artinya budaya nonmateriil masyarakat Kuin, ten-
sambil mandi di sungai, maka ia bisa berinte- tang totemisme yaitu kepercayaan bahwa
raksi dengan para tetangga yang sama-sama wilayahnya dijaga oleh seekor buaya putih.
sedang mandi di sungai. Banyak hal yang Buaya ini diyakini bersemayam di Sungai
mereka bicarakan, mulai dari hal-hal yang Pangeran/Sungai Kuin, dan diyakini seba-
ringan sampai ke hal-hal yang serius. gai buaya keramat. Oleh karena dianggap
Aktivitas warga, yang tinggal di atas keramat, maka pada waktu-waktu tertentu
sungai, di pinggir sungai, atau yang agak dilaksanakan ritual yang disebut malabuh.
jauh dari sungai, telah dimulai sejak subuh. Upacara malabuh, yakni memberi sesaji ke-
Ada diantara mereka yang hanya mandi dan pada buaya, biasanya dilaksanakan di depan
mencuci, atau memulai aktivitas ekonomi. Masjid Sultan Suriansyah. Mereka percaya
Pada pagi hari banyak dijumpai warga masy- bahwa buaya itu akan muncul apabila me-
arakat, baik laki-laki, perempuan, tua, muda, nuntut diberi sesaji, atau sebagai isyarat akan
maupun anak-anak yang mandi dan mencu- datangnya peristiwa besar, atau berkaitan
ci di sungai. Ada saja yang dipandirakan (di- dengan keadaan di lingkungan daerah Kuin
bicarakan) pada aktivitas tersebut. Memang (Subiyakto, 2005:24). Mitos tentang buaya
pada waktu pagi itulah banyak kesempatan ini masih tetap hidup di kalangan masyara-
untuk ngrumpi, sambil menunggu datang- kat Kuin, sebab mitos ini lahir dari proses
nya jukung penjual sayur dan ikan. Ketika berpikir dan bertindak masyarakatnya terha-
matahari semakin tinggi maka aktivitas di dap lingkungan dan kondisi sosial.
tepian sungai berangsur sepi. Keseluruhan fungsi-fungsi sungai Kuin
Pada sore hari aktivitas di tepian sungai kiranya dapat dikaji dari teori fungsi yang di-
dimulai lagi, yaitu saat warga mandi di sun- kemukakan oleh Merton. Masyarakat di se-
gai. Pada sore hari banyak ditemui anak-anak panjang sungai Kuin memanfaatkan sungai
yang mandi sambil bermain-main di sungai. dalam banyak hal, karena itu sungai seperti
Anak-anak tersebut umumnya mahir bere- memiliki banyak fungsi bagai masyarakat.
nang dan menyelam. Sambil mandi, mereka Tata kelola yang dikembangkan melalui
57
Rochgiyanti / Komunitas 3 (1) (2011) : 51-59
gagasan-gagasan yang lahir berdasarkan har- beroperai maka akan mengganggu yang lain-
monisasi hubungan yang ingin diciptakan nya. Begitu pula ketika sungai dalam kondisi
masyarakat dengan masyarakat maupun ma- yang membahayakan misalnya karena debit
syarakat dengan alam telah melahirkan sebu- air yang banyak serta arus deras pasca hujan
ah sistem budaya sungai Kuin. tentu ini akan berpengaruh terhadap aspek
Sistem ini berkaitan dengan bagaima- lainnya pula. Analisa Merton selanjutnya
na masyarakat membentuk pola yang saling adalah membedakan fungsi manifest dan
berhubungan dari aspek sosial, budaya, eko- fungsi latent. Fungsi-fungsi manifest ada-
nomi, mobilitas dan seterusnya. Seperti hal- lah konsekuensi-konsekuensi obyektif yang
nya penempatan batang atau titin adalah ba- menyumbang pada penyesuaian terhadap
gian yang tidak bisa terpisahkan dari sistem sistem itu yang dimaksudkan dan diketahui
itu karena ia akan berhubungan dengan ba- oleh partisipan dalam sistem itu. Sedangkan
nyak hal seperti aktivitas pada aspek sosial, fungsi-fungsi laten adalah yang tidak dimak-
ekonomi maupun lainnya. Sekalipun jalan sudkan dan tidak diketahui.
darat telah ada, namun fungsi jalan belum Fungsi yang diemban oleh sungai Kuin
melahirkan konsekuensi-konsekuensi beru- seperti fungsi transportasi, fungsi sarana eko-
pa sistem. nomi dan fungsi interaksi serta sosialisasi
Penempatan ruang depan yang meng- merupan bentuk dari fungsi manifest sungai
hadap sungai bagi masyarakat yang tinggal Kui itu sendiri. Secara jelas konsekuensi-
di sepanjang sungai mencerminkan bahwa konsekuensi obyektif dari sungai itu secara
sungai merupakan bagian penting dalam ke- sadar diketahui oleh karena itu maka fungsi
hidupan masyarakat sungai terkait dengan sungai Kuin tadi adalah bagian dari fungsi
banyak aktivitas dari adanya ruang itu. Ru- manifest. Sedangkan fungsi laten dari sungai
ang ini menyediakan tempat untuk melaku- Kuin dengan segala aktivitas di atas sebagai
kan transaksi ekonomi, bisa juga digunakan ruang publik pembelajaran kultural (cultural
untuk tempat mereka memulai aktivitas learning), sehingga memungkinkan manu-
keluar rumah seperti berangkat ke sekolah. sia untuk membentuk dan mengembangkan
Sungai melahirkan fungsi-fungsi yang dicip- kehidupan sosial dalam lingkungan ekologi
takan masyarakat dari konsekuensi-konse- tertentu.
kuensi untuk sistem sosial yang dibangun.
Merton dalam analisanya mengenai SIMPULAN
fungsi mengatakan bahwa tindakan-tinda-
kan yang berulangkali atau yang baku ber- Sungai bagi masyarakat di Tepian Sun-
hubungan dengan bertahannya suatu sistem gai Kuin masih memegang peranan yang cu-
sosial dimana tindakan itu berakar (Johnson, kup penting dalam berbagai segi kehidupan.
1986). Inilah kondisi yang terjadi pada ma- Sungai tidak hanya semata-mata berfungsi
syarakat tepi sungai Kuin. Jalan darat yang sebagai jalur transportasi, tetapi sungai juga
telah disediakan belum mampu melahirkan berperan dalam aktivitas perekonomian.
tindakan-tindakan yang dilakukan berulang Selain itu masih banyak warga masyarakat
kali sehingga membentuk satu hubungan yang memanfaatkan sungai untuk keperluan
dengan aspek lainnya yang pada akhirnya mandi dan cuci. Sambil melakukan aktivi-
mewujud dalam sebuah sistem. Namun hal tas tersebut, warga masyarakat bisa melaku-
ini berbeda dengan bagaimana peranan sun- kan interaksi untuk berbagai tujuan. Selain
gai yang telah banyak membentuk hubungan sebagai media interaksi, tepian sungai juga
seperti sungai berfungsi sebagai jalur tran- dijadikan sebagai sarana sosialisasi untuk
sportasi, maka dia berhubungan dengan belajar kebudayaan masyarakatnya. Sungai
fungsi lain seperti fungsi ekonomi dan fungsi masih menempati kedudukan yang cukup
interaksi dan sosialisasi. penting dalam kehidupan masyarakat, yang
Hal inilah yang dikatakan sebagai sis- memiliki fungsi yang beragam, mulai dari
tem, maka ketika alat transportasi tradisio- fungsi transportasi hingga fungsi sosial dan
nal seperti jukung dan klotok-klotok tidak ekonomi masyarakat. Fungsi sungai Kuin se-
58
Rochgiyanti / Komunitas 3 (1) (2011) : 51-59
perti itu menegaskan fungsi manifest, tetapi limantan Selatan”, dalam Gunadi Kasnowi-
yang tidak kalah penting fungsi sungai Kuin hardjo, 2004. Sungai Dan Kehidupan Masyarakat
Di Kalimantan. Banjarbaru : Ikatan Ahli Arke-
menjadi ruang publik pembelajaran kultural ologi Indonesia Komda Kalimantan.
(cultural learning) masyarakat budaya sungai Nurdiana, T. 2010. Sunat Perempuan Pada Masyara-
dengan segala ide aktivitas maupun artefak kat Kota Banjarmasin. Jurnal Komunitas, 2 (2):
yang dihasilkan darinya. Inilah fungsi laten 50-58
Soerjono Soekanto, 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Ja-
sungai Kuin dalam proses sosial manusia di
karta : Raja Grafindo Persada.
atasnya. Subiyakto, Bambang, 2005, “Arti Penting Perairan
Bagi Transportasi Masyarakat Banjar”, dalam
DAFTAR PUSTAKA Kandil, Edisi 9, Tahun III, Mei-Juli 2005.
Subiyakto, Bambang, 2005, “Fungsi Integratif
Humaidy, 2005, “Revitalisasi Sungai Di Kota Seribu Pelayaran Sungai Terhadap Perekonomian Ka-
Sungai”, dalam Kandil, Edisi 9, Tahun III, Mei- limantan Selatan Pada Masa Dahulu”, dalam
Juli 2005 Kandil, Edisi 9, Tahun III, Mei-Juli 2005
Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Subiyakto, Bambang, 2005, “Totemisme, Mitos
Modern. Jakarta: Gramedia Bagaduhan Buhaya Pada Masyarakat Banjar”,
Kertodipoero, Sarwoto, 1963. Kaharingan : Religi Dan dalam Kandil, Edisi 9, Tahun III, Mei-Juli 2005
Penghidupan Di Pahuluan Kalimantan. Penerbit Suganda, Emirhadi. Dkk. 2009. Pengelolaan Lingkun-
Sumur Bandung. gan dan Kondisi Masyarakat Pada Wilayah
Nuralang, Andi, 2004, “Sungai Sebagai Jalur Utama Hilir Sungai. Jurnal Makara Sosial Humaniora,
Aktivitas Perekonomian Masyarakat Di Ka- 13 (32): 143 -153
59