BAB I
PENDAHULUAN
semen atau beras. Produk ini memiliki sifat umur penggunaan yang pendek
serta tingkat kerentanan yang tinggi terhadap cuaca, sehingga diperlukan
penanganan khusus dalam proses packaging dan distribusinya, guna
mempertahankan kualitas produk tersebut. Proses pendistribusian perikanan
terkait erat dengan SCM (Supply Chain Management). Inti dari SCM adalah
integrasi, kolaborasi dalam pengelolaan supply dan demand dengan seluruh
pihak yang terlibat dalam proses bisnis principles of supply chain management
(PSCM 2010).
Upaya menjadikan pelabuhan sebagai marketing pusat pemasaran maka
peran Pelabuhan Perikanan sebagai mata rantai dalam proses transportasi mulai
dari tempat asal barang sampai ke tujuan menjadi sangat strategis untuk
dikembangkan. Alir produk perikanan mulai dari dermaga pelabuhan hingga
didistribusikan ke tangan konsumen memiliki kesamaan dengan prinsip mata
rantai pasokan atau supply chain. Mengingat sifat produk perikanan yang high
perishable (mudah rusak) maka dibutuhkan manajemen rantai pasokan yang
efektif dan efisien. Salah satu kerangka analisis yang sangat populer digunakan
akhir-akhir ini dalam peningkatan nilai tambah dan daya saing dalam industri
adalah analisis supply chain (rantai pasokan).
1.2 Tujuan
Praktek Magang ini bertujuan untuk mempelajari penerapan management
supply chain dalam aktivitas distribusi hasil tangkapan di Perusahaan Umum
Perikanan Indonesia, Natuna.
1.3 Manfaat
Manfaat bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang diperoleh
di bangku perkuliahan.
2. Menambah wawasan setiap mahasiswa mengenai dunia industri.
3. Menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlian dibidang
praktek, memberikan manfaat untuk masyarakat dan diri peribadi
4. Terjalinnya kerjasama “bilateral” antara Universitas dengan perusahaan.
5. Universitas akan dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui
pengalaman kerja Magang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses perubahan pada ikan setelah mati terjadi karena adanya aktivitas enzim,
mikroorganisme, dan kimiawi. Ketiga hal tersebut menyebabkan tingkat
kesegaran ikan menurun. Penurunan tingkat kesegaran ikan tersebut dapat terlihat
dengan adanya perubahan fisik, kimia, dan organoleptik pada ikan. Semua proses
perubahan ini akhirnya mengarah ke pembusukan (Munandar 2008).
(GSCF) pada tahun 2000. Dalam pemahaman yang secara sederhana, rantai pasok
merupakan rangkaian aliran barang/fisik, informasi dan proses yang digunakan
untuk mengirim produk atau jasa dari lokasi sumber (pemasok) ke lokasi tujuan
(pelanggan atau pembeli).
Supply chain dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk
entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang
mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen
akhir. Menyimak dari definisi ini, maka suatu supply chain terdiri dari perusahaan
yang mengangkut bahan baku dari bumi/alam, perusahaan yang
mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau komponen,
supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan, distributor, dan
retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir. Supply chain ada
beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan yang mempunyai
kepentingan yang sama, yaitu :
Supplies
1. Manufactures
2. Distribution
3. Retail Outlet
4. Customers
Menurut Martono (2015), Rantai Pasok adalah suatu sistem terintegrasi yang
mengkoordinasikan keseluruhan proses di organisasi/perusahaan dalam
mempersiapkan dan menyampaikan produk/jasa kepada konsumen. Proses ini
mencakup perencanaan (plan), sumber input bagi proses (sumber, misalnya
pengiriman bahan mentah dari pemasok), proses transformasi input menjadi
output membuat, transportasi, distribusi, pergudangan, pengiriman system
informasi, dan pembayar produk/jasa, sampai produk/jasa tersebut dikonsumsi
oleh konsumen, serta layanan pengembalian produk/jasa kembali.
Gambar aliran rantai pasok
9
BAB III
TATA PELAKSANAAN MAGANG
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Fiber box digunakan untuk menaruh sementara bahan baku yaitu ikan tamban
yang berisikan air dan es.
c. Timbangan digunakan untuk menimbang bahan baku ikan tamban yang baru
datang, agar mengetahui jumlah total bahan baku.
d. Keranjang digunakan sebagai wadah unutuk menimbang bahan baku ikan
tamban.
4.2.2.2 Fasilitas Saat Penanganan
a. Meja sortir yang terbuat dari aluminium digunakan untuk sebagai tempat untuk
mensortir atau memisahkan bahan baku.
b. Fiber box digunakan untuk mencuci bahan baku pada saat sebelum proses
penimbangan dilakukan, fiber box berisikan air dan es curah.
c. Keranjang digunakan sebagai wadah bahan baku yang telah di sortir.
d. Timbangan digunakan untuk menimbang berat bahan baku ikan tamban dan
menyamakan dengan berat 10kg pada setiap keranjang.
e. Pan stainless digunakan sebagai tempat penyususn bahan baku ikan tamban
yang akan dibekukan.
f. Air Blast Freezer (ABF) digunakan untuk membekukan bahan baku dengan
Ikan Tamban (sardinella s) .jumlah maksimal 5 ton.
4.2.2.3 Fasilitas Saat Pemasaran
a. Cold Storage digunakan untuk penyimpanan bahan baku yang telah dibekukan
sebelumnya dengan kapasitas 100 ton.
b. Anteroom merupakan ruangan perantara antar cold storage dengan ruang
lainnya atau dengan mobil pengangkut, agar bahan baku yang akan
dipindahkan tidak mengalami penurunan suhu secara drastis.
c. Plastik khusus digunakan sebagai kemasan untuk melapisi produk ikan tamban
beku.
4.2.2.4 Fasilitas Untuk pekerja
a. Sarung tangan digunakan untuk karyawan perusahaan agar mencegah
kontaminasi.
b. Sepatu bot digunakan sebagai alas kaki untuk keamanan karyawan.
c. Affrond digunakan ketika proses produksi yang berguna untuk menlindungi
pakaian karyawan dari percikan air.
18
d. Clorin digunakan sebagai bahan untuk mencuci peralatan produksi dan tangan
karyawan di ruang produksi.
4.3 Proses Pembekuan Ikan Tamban (sardinellasp.)
Pembekuan yang digunakan di Perusahaan Umum (Perum) Perikanan
Indonesia Unit Natuna adalah jenis Air Blast Freezer (ABF). Proses pembekuan
selama 22-26 jam dengan suhu -30˚C-40˚C dan Cold Storage (CS) dengan suhu -
10-25˚C setelah produk ikan tamban dibekukan di ruangan ABF, selanjutnya
produk ikan tamban tersebut dimasukan ke ruangan CS. Pembekuan dilakukan
dengan menggunakan pan pembeku dan disusun pada rak-rak pembekuan.
Produk disusun rapi di atas pan untuk menjamin terjadinya sirkulasi udara yang
merata keseluruh produk yang dibekukan. Beberapa proses yang dilakukan dalam
produksi yaitu penerimaan bahan baku, proses pembekuan, pengemasan, dan
penyimpanan.
Sortasi
Penimbangan
Pembekuan
Pengemasan
Penyimpanan
Tempat
Ikanpenerimaan
di produksiikan
Pendistribusian
Konsumen
Lokal
Gambar 9. Alur proses supply chain
4.4.1 Penerimaan Bahan Baku dari Nelayan
Bahan baku yang diterima dari supplier nelayan yang berada di pulau dan desa-
desa kecil seperti pulau tiga (Tanjung Batang) dan Desa Tanjung, dimana alat
tangkap yang digunakan nelayan secara umum untuk menangkap ikan tamban
ialah berupa bagan.
22
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Untuk supply chain kegiatan rantai pasok hasil tangkapan Perusahaan Umum
Perikanan Indonesia (Perum Perindo) Unit Natuna dapat disimpulkan bahwa
perusahaan belum menjalankan koordinasi supply chain yang masih kurang
efektif. Hal ini terlihat dari masih banyaknya permasalahan yang terjadi pada
aktivitas distribusi seperti masih rendahnya pasokan ikan dari nelayan, melihat
dari observasi langsung masih banyaknya nelayan-nelayan kecil yang masih
menggunakan kapal kayu yang berukuran kecil dan masih menggunakan alat
tangkap manual sehingga hasil tangkapan yang di dapat pun kurang memuaskan,
serta belum adanya ekspor ikan keluar negri dikarenakan kurang efisienya supply
chain.
4.2 Saran
Hal yang dapat untuk disarankan yaitu meningkatkan penerapan jaringan
supply chain di Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) Unit
Natuna. Dibuat unit atau seksi yang mengatur tentang jalannya sistem aliran
informasi supply chain. Untuk masalah perbaikan saran dan prasarana melalui
program perintah agar lebih di tingkatkan, melihat dari hasil observasi langsung
masih banyak kelompok nelayan yang masih menggunakan kapal-kapal kayu
kecil dan alat tangkat yang masih manual, diharapkan kepada progam pemerintah
agar lebih peduli terhadap nelayan dan memberi bantuan berupa kapal dan alat
tangkat yang layak umtuk didapatkan, agar kedepannya pasokan ikan di
Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) Unit Natuna lebih
tinggi.
25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
27
Lampiran 1. Struktur Organisasi Perusahaan Umum (Perum) Perikanan Indonesia Unit Natuna
Direksi
Divisi Perdagangan
Divisi Pengolahan Divisi Penangkapan
Unit-Unit
(g) Pendistribusian
33