Anda di halaman 1dari 11

REFLEKSI KASUS

“ABORTUS IMMINENS”

Disusun oleh:
Adelia Novia Sani
42170201

Dosen Pembimbing Klinik:


dr. Diana Fitri, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSPAU DR. S. HARDJOLUKITO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2018
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. PI
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 30 tahun
No RM : 172283
Tanggal periksa : 1 Agustus 2018
II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Keluar flek-flek warna coklat kemerahan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien G3P1A1 dengan usia kehamilan 7 minggu datang ke Poli
klinik RSPAU Hardjolukito dengan keluhan keluar flek-flek kecoklatan
sejak 6 hari yang lalu. Sebelumnya pasien tidak melakukan aktifitas berat.
Pasien mengeluhkan badan terasa lemas, sedikit mual namun tidak
muntah. Tidak ada riwayat jatuh, tidak ada riwayat keputihan saat
kehamilan. Pasien menyangkal adanya demam, pusing. BAB dan BAK
tidak ada keluhan.
Riwayat obstetrik pasien G3P1A1 dengan usia kehamilan 7 minggu.
Kehamilan pertama pasien mengalami abortus pada tahun 2013. Pada
kehamilan kedua anak lahir secara SC pada tahun 2015 dengan jenis
kelamin perempuan dan berat badan 2800 gram. Pada kehamilan ini HPHT
1 Juni 2018 dan HPL 7 Maret 2019.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (-), Diabetes mellitus (-), Penyakit jantung (-), Asma (-),
alergi (-).
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal adanya penyakit keluarga seperti tumor(-),
kista(-), myoma(-), hipertensi (-), diabetes mellitus (-), penyakit jantung
(-), asma (-),alergi (-).

5. Asesment Maternitas
Riwayat Menstruasi
- Usia menarche : 13 tahun
- Siklus : 28 - 30 hari dan teratur
- Durasi : 5 hari
- Disminorrhe : (-)
- HPHT : 1 Juni 2018
- HPL : 7 Maret 2019
Riwayat perkawinan
- Menikah : 1x
- Menikah saat usia : 25 tahun
- Lama pernikahan : 5 tahun
Riwayat kehamilan
- G3 P1 A1
No Tahun Umur Jenis persalinan
persalinan kehamilan
1. 2013 8 minggu Curetage
2. 2015 39 minggu SC
3. 2018 Kehamilan ini

6. Gaya Hidup
- Merokok : (-)
- Konsumsi alkohol : (-)
- Pola makan : Pasien makan teratur 3 kali sehari dengan
menu nasi, daging, dan sayur.
- Aktivitas sehari-hari : Pasien merupakan ibu rumah tangga
III. PEMERIKSAAN
1.Pemeriksaan General
- Keadaan Umum : tampak lemas
- Kesadaran : Compos mentis, GCS = E4 M5 V6
- Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 107
x/menit
- Suhu : 36,5º C Napas : 18
x/menit
- BB : 61 kg
- TB : 163 cm

2. Pemeriksaan Genital
Pada saat pemeriksaan pada area genital, didapatkan hasil berikut:
Genitalia Eksterna : darah (+), kemerahan (-), luka (-), massa (-), nyeri
(-).
Genitalika Interna : darah (+), kemerahan (-), luka (-), massa (-), nyeri
(-).
Pemeriksaan Bimanual : ostium uteri tertutup.

3. Pemeriksaan Penunjang
USG

GA : 7w3d
CRL : 11,9mm

IV. DIAGNOSIS BANDING


Abortus Imminens
Abortus Insipiens dan Abortus Inkomplit
Lesi serviks atau lesi vagina
V. DIAGNOSIS KERJA
Abortus Imminens

VI. TATALAKSANA
Tirah baring
Utrogestan 100 mg 1x/hari selama 1 minggu

VII. PROGNOSIS
Baik apabila sudah tidak menimbulkan gejala.
Buruk apabila perdarahan tidak berhenti setelah pengobatan, nyeri perut
semakin hebat dan pada pemeriksaan dalam didapatkan ostium uteri
terbuka.

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi
Abortus imminens merupakan peristiwa terjadinya perdarahan vaginal
pada setengah awal kehamilan. Perdarahan terjadi dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan hasil konsepsi masih didalam uterus, hidup, dan
serviks tertutup. Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan dan
merupakan ancaman terjadinya abortus.

II. Etiologi
Biasanya kejadian abortus imminens bermacam-macam, bisa dari ibu atau
dari luar atau lingkungan. Penyebab lain bisa karena:
a. Kelainan pertumbuhan hasil konspesi yang bisa menyebabkan
kematian janin atau cacat. Bisa karena kelainan kromosom,
endometrium yang kurang sempurna, dan pengaruh eksterna, misal
radiasi, obat-obat, tembakau, dll.
b. Kelainan pada plasenta, kondisi dimana oksigenasi plasenta
terganggu sehingga menggaggu pertumbuhan dan kematian janin.
c. Penyakit yang diderita ibu. Penyakit ibu dapat akut maupun kronis.
Seperti anemia, pneumonia, malaria, dll
d. Kelainan pada traktur genitalis. Misalnya retroversio uteri, mioma
uteri, serviks inkompeten, dilatasi serviks berlebihan, dll.

III. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala yang biasa terjadi pada ibu yang mengalami abortus
imminens yaitu
a. Perdarahan pervaginam
Gejala ini merupakan gejala yang paling khas dan dapat bervariasi
dari discharge vagina berdarah, sampai sedikit bercak. Biasanya
perdarahan seperti haid normal, namun lebih sedikit. Tidak ada
jaringan plasenta yang dikeluarkan dari serviks.
b. Nyeri abdomen
Pada ibu yang mengalami abortus imminens akan mengalai nyeri
abdomen pada bagian suprapubik, bersifat intermiten. Perut akan
terasa kram dari minimal hingga berat. Beberapa ibu akan
mengeluh nyeri punggung bawah yang semakin lama akan semakin
memburuk.
c. Gejala awal kehamilan
Seperti gejala kehamilan muda pada umumnya, terasa akan nyeri
tekan pada payudara, mual pada pagi hari, dll.
d. Riwayat haid
Pasien akan sadar satu atau lebih siklus haid yang terlewatkan.

IV. Kriteria Diagnosis


Abortus imminens bisa ditegakan dengan :
a. Adanya terlambat haid atau amenora kurang dari 20 minggu
b. Perdarahan pervaginam
c. Rasa nyeri atau kram terutama di daerah suprasimfisis
d. Serviks dijumpai tidak terbuka
e. Tes kehamilan hasil positif

V. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pada pemeriksaan spekulum biasanya hanya ada sedikit darah atau
discharge kecoklatan di dalam vagina. Ostium uteri tertutup.
b. Pada pemeriksaan bimanual, uterus membesar, lunak dan tidak
nyeri tekan. Besar uterus sesuai dengan riwayat haid. Serviks
tertutup, tidak mendatar dan mempunyai konsistensi hamil normal.

2. Pemeriksaan Penunjang
a. Ultrasonografi (USG) Transvaginal
Pemeriksaan ini menentukan apakah janin ini masih hidup atau
tidak. Pemeriksaan ini dapat juga digunakan untuk mengetahui
prognosis dari kehamilannya.
b. Observasi Denyut Jantung Janin
Pemeriksaan ini untuk menentukan apakah janin didalam rahim
masih hidup atau tidak.
c. Hitung darah lengkap dengan apusan.
Pemeriksaan ini guna untuk mengetahui apakah pasien kekurangan
darah saat mengalami perdarahan pervaginam. Untuk melihat pula
apakah ada infeksi yang dapat menyebabkan abortus, dll
d. Urinalisis
Pada kasus abortus imminens biasanya urinalisis normal. Jika
eritrosit atau leukosit ditemukan, maka kemungkinan masalah
traktus urinarius harus dicurigai. Karena sistitis atau obstruksi
ureter akan mengeluhkan hal yang serupa dengana abortus
imminens.

VI. Diagnosis Banding


Diagnosis banding dari abortus imminens meliputi
a. Abortus insipien atau inkompletus. Biasanya ditandai dengan
perdarahan yang lebih hebat serta di sertai pendataran dan dilatasi
serviks
b. Kehamilan Ektopik. Kehamilan ini harus dipertimbangkan bila
pasien mengeluh nyeri pelvis unilateral selama kehamilan muda.
Gambaran nyeri tekan unilateral. Tanda dan gejala kehamilan
ektopik sangat mirip dengan abortus imminens yang dikomplikasi
oleh perdarahan korpus luteum.

c. Lesi serviks atau trauma vagina


Polip yang tampak diostium uteri eksternum maupun reaksi disidua
serviks, dapat berdarah pada kehamilan muda. Biasanya tidak ada
nyeri pada abdomen. Ditegakaan pada pemeriksaan spekulum pada
serviks dan vagina.

VII. Penatalaksanaan
a. Tirah Baring
Tirah baring merupakan unsur penting dalam pengobatan abortus
imminens. Cara ini menyebabkan bertambahnya akiran darah ke
uterus dan berkurang nya rangsang mekanik. Pasien dengan
abortus imminens sebaiknya membatasi aktifitas fisik selama
beberapa hari.
b. Abstinensia
Pasien dengan abortus imminens dianjurkan untuk tidak
berhubungan seksual terlebih dahulu. Pada saat hubungan seksual,
oksitosin disekresi oleh puting atau akibat dari stimulasi klitoris.
Selain itu prostaglandin E dalam semen dapat mempercepat
pematangan serviks dan meningkatkan kolonisasi mikroorganisme
sel di vagina.
c. Progestrogen
Progestrogen diresepka13-40% pada ibu dengan suspect abortus
imminens. Progesteron merupakan produk untama korpus luteum
dan berperan penting pada persiapan uterus untuk implantasi dan
mempertahankan kehamilan.
d. Obat
Diberikan fenorbital 3x30mg diminum untung menenangkan
pasien. Bila perlu diberikan tambahan antibiotik, vitamin B.
Setelah pasien stabil, laukuan evaluasi lebih lanjut terhadap perdarahan
jumlah dan lamanya, pemeriksaan laboratorium, dan USG.

VIII. Prognosis
Abortus imminens merupakan salah satu faktor risiko keguguran,lahir
premature, KPD, dan kematian perinatal. Prognosis akan buruk bila;
usia hamil ibu > 34 tahun, riwayat abortus sebelumnya, perdarahan
berlangsung lama, dan nyeri perut yang disertai pembukaan serviks.

DAFTAR PUSTAKA
Ilmu kebidanan. In: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T,
editors. 3rd ed. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007.
Kapita Selekta Kedaruratan Obsetri dan Ginekologi. In: Tedy Supriyadi,
Johanes Gunawan, Melfiawati, editors. 2nd ed. Jakarta : EGC : 1994.
Prosedur Tetap Obsetri dan Ginekologi. In: Chrisdiono M. Achadiat.
Jakarta; EGC : 2004.
Current medical diagnosis & treatment. In: McPhee SJ, Papadakis MA,
editors. 2010. USA: McGraw-Hill; 2010.
Sotiriadis A, Papatheodorou S, Makrydimas G. Threatened Miscarriage:
Evaluation and management. BMJ. 2004;329(7458):152-5.
Ultrasonografi . In: Gondo HK, Suwardewa TGA, editors. Buku ajar
obstetri ginekologi. Jakarta: EGC; 2012.

Anda mungkin juga menyukai