“ABORTUS IMMINENS”
Disusun oleh:
Adelia Novia Sani
42170201
5. Asesment Maternitas
Riwayat Menstruasi
- Usia menarche : 13 tahun
- Siklus : 28 - 30 hari dan teratur
- Durasi : 5 hari
- Disminorrhe : (-)
- HPHT : 1 Juni 2018
- HPL : 7 Maret 2019
Riwayat perkawinan
- Menikah : 1x
- Menikah saat usia : 25 tahun
- Lama pernikahan : 5 tahun
Riwayat kehamilan
- G3 P1 A1
No Tahun Umur Jenis persalinan
persalinan kehamilan
1. 2013 8 minggu Curetage
2. 2015 39 minggu SC
3. 2018 Kehamilan ini
6. Gaya Hidup
- Merokok : (-)
- Konsumsi alkohol : (-)
- Pola makan : Pasien makan teratur 3 kali sehari dengan
menu nasi, daging, dan sayur.
- Aktivitas sehari-hari : Pasien merupakan ibu rumah tangga
III. PEMERIKSAAN
1.Pemeriksaan General
- Keadaan Umum : tampak lemas
- Kesadaran : Compos mentis, GCS = E4 M5 V6
- Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 107
x/menit
- Suhu : 36,5º C Napas : 18
x/menit
- BB : 61 kg
- TB : 163 cm
2. Pemeriksaan Genital
Pada saat pemeriksaan pada area genital, didapatkan hasil berikut:
Genitalia Eksterna : darah (+), kemerahan (-), luka (-), massa (-), nyeri
(-).
Genitalika Interna : darah (+), kemerahan (-), luka (-), massa (-), nyeri
(-).
Pemeriksaan Bimanual : ostium uteri tertutup.
3. Pemeriksaan Penunjang
USG
GA : 7w3d
CRL : 11,9mm
VI. TATALAKSANA
Tirah baring
Utrogestan 100 mg 1x/hari selama 1 minggu
VII. PROGNOSIS
Baik apabila sudah tidak menimbulkan gejala.
Buruk apabila perdarahan tidak berhenti setelah pengobatan, nyeri perut
semakin hebat dan pada pemeriksaan dalam didapatkan ostium uteri
terbuka.
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Abortus imminens merupakan peristiwa terjadinya perdarahan vaginal
pada setengah awal kehamilan. Perdarahan terjadi dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan hasil konsepsi masih didalam uterus, hidup, dan
serviks tertutup. Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan dan
merupakan ancaman terjadinya abortus.
II. Etiologi
Biasanya kejadian abortus imminens bermacam-macam, bisa dari ibu atau
dari luar atau lingkungan. Penyebab lain bisa karena:
a. Kelainan pertumbuhan hasil konspesi yang bisa menyebabkan
kematian janin atau cacat. Bisa karena kelainan kromosom,
endometrium yang kurang sempurna, dan pengaruh eksterna, misal
radiasi, obat-obat, tembakau, dll.
b. Kelainan pada plasenta, kondisi dimana oksigenasi plasenta
terganggu sehingga menggaggu pertumbuhan dan kematian janin.
c. Penyakit yang diderita ibu. Penyakit ibu dapat akut maupun kronis.
Seperti anemia, pneumonia, malaria, dll
d. Kelainan pada traktur genitalis. Misalnya retroversio uteri, mioma
uteri, serviks inkompeten, dilatasi serviks berlebihan, dll.
V. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pada pemeriksaan spekulum biasanya hanya ada sedikit darah atau
discharge kecoklatan di dalam vagina. Ostium uteri tertutup.
b. Pada pemeriksaan bimanual, uterus membesar, lunak dan tidak
nyeri tekan. Besar uterus sesuai dengan riwayat haid. Serviks
tertutup, tidak mendatar dan mempunyai konsistensi hamil normal.
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Ultrasonografi (USG) Transvaginal
Pemeriksaan ini menentukan apakah janin ini masih hidup atau
tidak. Pemeriksaan ini dapat juga digunakan untuk mengetahui
prognosis dari kehamilannya.
b. Observasi Denyut Jantung Janin
Pemeriksaan ini untuk menentukan apakah janin didalam rahim
masih hidup atau tidak.
c. Hitung darah lengkap dengan apusan.
Pemeriksaan ini guna untuk mengetahui apakah pasien kekurangan
darah saat mengalami perdarahan pervaginam. Untuk melihat pula
apakah ada infeksi yang dapat menyebabkan abortus, dll
d. Urinalisis
Pada kasus abortus imminens biasanya urinalisis normal. Jika
eritrosit atau leukosit ditemukan, maka kemungkinan masalah
traktus urinarius harus dicurigai. Karena sistitis atau obstruksi
ureter akan mengeluhkan hal yang serupa dengana abortus
imminens.
VII. Penatalaksanaan
a. Tirah Baring
Tirah baring merupakan unsur penting dalam pengobatan abortus
imminens. Cara ini menyebabkan bertambahnya akiran darah ke
uterus dan berkurang nya rangsang mekanik. Pasien dengan
abortus imminens sebaiknya membatasi aktifitas fisik selama
beberapa hari.
b. Abstinensia
Pasien dengan abortus imminens dianjurkan untuk tidak
berhubungan seksual terlebih dahulu. Pada saat hubungan seksual,
oksitosin disekresi oleh puting atau akibat dari stimulasi klitoris.
Selain itu prostaglandin E dalam semen dapat mempercepat
pematangan serviks dan meningkatkan kolonisasi mikroorganisme
sel di vagina.
c. Progestrogen
Progestrogen diresepka13-40% pada ibu dengan suspect abortus
imminens. Progesteron merupakan produk untama korpus luteum
dan berperan penting pada persiapan uterus untuk implantasi dan
mempertahankan kehamilan.
d. Obat
Diberikan fenorbital 3x30mg diminum untung menenangkan
pasien. Bila perlu diberikan tambahan antibiotik, vitamin B.
Setelah pasien stabil, laukuan evaluasi lebih lanjut terhadap perdarahan
jumlah dan lamanya, pemeriksaan laboratorium, dan USG.
VIII. Prognosis
Abortus imminens merupakan salah satu faktor risiko keguguran,lahir
premature, KPD, dan kematian perinatal. Prognosis akan buruk bila;
usia hamil ibu > 34 tahun, riwayat abortus sebelumnya, perdarahan
berlangsung lama, dan nyeri perut yang disertai pembukaan serviks.
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu kebidanan. In: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T,
editors. 3rd ed. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007.
Kapita Selekta Kedaruratan Obsetri dan Ginekologi. In: Tedy Supriyadi,
Johanes Gunawan, Melfiawati, editors. 2nd ed. Jakarta : EGC : 1994.
Prosedur Tetap Obsetri dan Ginekologi. In: Chrisdiono M. Achadiat.
Jakarta; EGC : 2004.
Current medical diagnosis & treatment. In: McPhee SJ, Papadakis MA,
editors. 2010. USA: McGraw-Hill; 2010.
Sotiriadis A, Papatheodorou S, Makrydimas G. Threatened Miscarriage:
Evaluation and management. BMJ. 2004;329(7458):152-5.
Ultrasonografi . In: Gondo HK, Suwardewa TGA, editors. Buku ajar
obstetri ginekologi. Jakarta: EGC; 2012.