Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

BATUAN SEDIMEN

4.1. Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui mineral apa saja yang terbentuk didalam batuan tsb
2. Untuk lebih tahu cara mengidentifikasi suatu batuan yang ada
3. Untuk dapat mengetahui tentang batuan sedimen menurut spesifikasi
yang ada pada batuan tersebut

4.2. Teori Dasar


4.2.1. Pengertian Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh
konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke
lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi,
gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat
terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam
dan material lain. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di
permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2
% dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen
tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif
tipis.
4.2.2. Klasifikasi Umum
Pettijohn (1975), O’Dunn & Sill (1986) membagi batuan
sedimen berdasar teksturnya menjadi dua kelompok besar, yaitu
batuan sedimen klastika dan batuan sedimen non-klastika.
1. Batuan sedimen klastika (detritus, mekanik, eksogenik)
Batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali
(reworking) terhadap batuan yang sudah ada. Proses pengerjaan
kembali itu meliputi pelapukan, erosi, transportasi dan kemudian
redeposisi (pengendapan kembali). Sebagai media proses tersebut

56
adalah air, angin, es atau efek gravitasi (beratnya sendiri). Media
yang terakhir itu sebagai akibat longsoran batuan yang telah ada.
Kelompok batuan ini bersifat fragmental, atau terdiri dari
butiran/pecahan batuan (klastika) sehingga bertekstur klastika.

2. Batuan sedimen non-klastika


Batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu
larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu).
Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara
kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya
(biokimia). Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi
kimia, misalnya CaO + CO2 ® CaCO3. Secara organik adalah
pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-
tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut
(karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau
terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan
menjadi laut.
4.2.3. Warna Batuan Sedimen
Pada umumnya, batuan sedimen berwarna terang atau cerah,
putih, kuning atau abu-abu terang. Namun demikian, ada pula yang
berwarna gelap, abu-abu gelap sampai hitam, serta merah dan
coklat. Dengan demikian warna batuan sedimen sangat bervariasi,
terutama sangat tergantung pada komposisi bahan penyusunnya.
4.2.4. Kekompakan
Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas
(endapan) hingga menjadi batuan sedimen disebut diagenesa.
Proses diagenesa itu dapat terjadi pada suhu dan tekanan
atmosferik sampai dengan suhu 300 oC dan tekanan 1 – 2 kilobar,
berlangsung mulai sedimen mengalami penguburan, hingga
terangkat dan tersingkap kembali di permukaan. Berdasarkan hal
tersebut, ada 3 macam diagenesa, yaitu :

57
1. Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di
bawah permukaan air.
2. Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen
mengalami penguburan semakin dalam.
3. Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan
sedimen tersingkap kembali di permukaan oleh karena
pengangkatan dan erosi.

4.2.5. Tekstur Batuan Sedimen

Batuan sedimen dapat bertekstur klastika atau non klastika.


Namun demikian apabila batuannya sudah sangat kompak dan telah
terjadi rekristalisasi (pengkristalan kembali), maka batuan sedimen
itu bertekstur kristalin. Batuan sedimen kristalin umum terjadi
pada batugamping dan batuan sedimen kaya silika yang sangat
kompak dan keras.

4.2.6. Bentuk Butir

Berdasar perbandingan diameter panjang (long) (l),


menengah (intermediate) (i) dan pendek (short) (s) maka terdapat
empat bentuk butir di dalam batuan sedimen, yaitu (Gambar 3.2):

1. Oblate, bila l = i tetapi tidak sama dengan s.


2. Equant, bila l = i = s.
3. Bladed, bila l tidak sama dengan i tidak sama dengan s.
4. Prolate, bila i = s, tetapi tidak sama dengan l.

Apabila bentuk-bentuk teratur tersebut tidak dapat diamati,


maka cukup disebutkan bentuknya tidak teratur. Pada
kenyataannya, bentuk butir yang dapat diamati secara megaskopik
adalah yang berukuran paling kecil granule (kerikil, f ³ 2 mm).

58
4.2.7. Kebundaran
Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen
maka Pettijohn, dkk., (1987) membagi kategori kebundaran
menjadi enam tingkatan ditunjukkan dengan pembulatan rendah
dan tinggi (Gambar 3.3). Keenam kategori kebundaran tersebut
yaitu:
1. Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)
2. Meruncing (menyudut) (angular)
3. Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)
4. Membundar (membulat) tanggung (subrounded)
5. Membundar (membulat (rounded), dan
6. Sangat membundar (membulat) (well-rounded).

Gambar 4.1. Kebundaran Batuan Sedimen


4.2.8. Ukuran Butir
Ukuran butir batuan sedimen klastika umumnya mengikuti
Skala Wentworth (1922, dalam Boggs, 1992) seperti tersebut pada
Tabel. Butir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur
secara megaskopik. Ukuran butir lanau dapat diketahui jika
material itu diraba dengan tangan masih terasa ada butir seperti
pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir lempung akan terasa sangat
halus dan lembut di tangan, tidak terasa ada gesekan butiran seperti
pada lanau, dan bila diberi air akan terasa sangat licin.

59
Tabel Skala ukuran butir sedimen (disederhanakan).
Tabel 4.1. Skala Wenthworth

Ukuran butir (mm) Nama Butiran Nama batuan


Æ > 256 Boulder / block (bongkah) Breksi
64 – 256 Cobble (berangkal) (bentuk / kebundaran
butiran meruncing)
4 – 64 Pebble (kerakal) Konglomerat
2–4 Granule (kerikil) (bentuk / kebundaran
butiran membulat)
1/16 – 2 Sand (pasir) Batupasir
1/16 – 1/256 Silt (lanau) Batulanau
Æ < 1/256 Clay (lempung) Batulempung

4.2.9. Kemas

Kemas tertutup, bila butiran fragmen di dalam batuan


sedimen saling bersentuhan atau bersinggungan atau berhimpitan,
satu sama lain (grain/clast supported). Apabila ukuran butir
fragmen ada dua macam (besar dan kecil), maka disebut bimodal
clast supported. Tetapi bila ukuran butir fragmen ada tiga macam
atau lebih maka disebut polymodal clast supported.

Kemas terbuka, bila butiran fragmen tidak saling


bersentuhan, karena di antaranya terdapat material yang lebih halus
yang disebut matrik (matrix supported).

4.2.10. Pemilahan

Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir


penyusun batuan sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya
dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik.

60
1. Pemilahan baik, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen
tersebut seragam. Hal ini biasanya terjadi pada batuan sedimen
dengan kemas tertutup.
2. Pemilahan sedang, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen
terdapat yang seragam maupun yang tidak seragam.
3. Pemilahan buruk, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen
sangat beragam, dari halus hingga kasar. Hal ini biasanya
terdapat pada batuan sedimen dengan kemas terbuka.

4.2.11. Struktur Batuan Sedimen

1. Struktur di dalam batuan (features within strata) :

a. Struktur perlapisan (planar atau stratifikasi). Jika tebal


perlapisan < 1 cm disebut struktur laminasi.

b. Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding/cross


lamination)

c. Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)

 Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin


halus.
 Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas
semakin kasar.

2. Struktur permukaan (surface features) :

a. Ripples (gelembur gelombang atau current ripple marks)

b. Cetakan kaki binatang (footprints of various walking


animals)

c. Cetakan jejak binatang melata (tracks and trails of crowling


animals)

d. Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks)

e. Gumuk pasir (dunes, antidunes)

61
3. Struktur erosi (erosional sedimentary structures)

a. Alur/galur (flute marks, groove marks,linear ridges)

b. Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen batuan atau


(fosil)

c. Saluran dan cekungan gerusan (channels and scours)

d. Cekungan gerusan dan pengisian (scours & fills)

4.3 Peralatan dan Bahan


4.3.1. Peralatan
1. Lup
2. Tabel Klasifikasi Batuan Sedimen
3. Cairan HCl

Gambar 4.2. Lup Gambar 4.3. Cairan HCl

4.3.2. Bahan
1. Batuan (5)

Gambar 4.4. Batulanau Gambar 4.5. Batugamping Gambar 4.6. Batupasir

62
Gambar 4.7. Batugamping Gambar 4.8. Batunapal

4.3.3. Waktu Pratikum


Tempat : Kampus STT Migas Balikpapan
Waktu diadakannya pratikum yaitu:
Senin, 16 November 2015 pukul 13.00-16.00 wita

4.3.4. Prosedur Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan (Lup dan Batuan), serta lembar
identifikasi batuan
2. Mulai melihat serta mengindentifikasi jenis batuan, warna segar
dan lapuk pada batuan sedimen
3. Setelah itu mengidentifikasi apakah batuan sedimen tsb ketika
ditetesi HCl akan berbuih apa tidak.
4. Melihat ada atau tidaknya mineral yang tersusun pada batuan
sedimen

4.4. Hasil Pratikum

63
LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN SEDIMEN

Nama : M Iqbal Rezza M


NIM : 1501373
Kelompok :3

No. Urut :1
No. Peraga :
Deskripsi Batuan Sedimen
1. Jenis Batuan : Batuan Sedimen ( Non-Klastik )
2. Warna : Segar : Hitam
Lapuk : Coklat
3. Tekstur
a. Ukuran Butir :
b. Bentuk Butir :
c. Sortasi :
d. Kemas :
4. Komposisi
a. Fragmen :
b. Matriks :-
c. Mineral Aksesoris :-
d. Semen :
5. Struktur :
6. Ciri Khusus : Cepat hancur
7. Nama Batuan : Batu Bara
8. Genesa : Transisi
Sketsa Peraga
GAMBAR KETERANGAN GAMBAR NILAI

1. Warna Segar : Hitam 80


2. Ganesa : Transisi
3. Non-klastik
PARAF ASPRAK

64
LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN

IDENTIFIKASI MINERAL PADA BATUAN SEDIMEN

Nama : Daniel Raja Gukguk

NIM : 1501051

Kelompok :3

No. Urut :1

No. Peraga :

Deskripsi Mineral

1. Mineral sebagai Fragmen


a. Warna :
b. Ukuran :
c. Bentuk :
d. Kelimpahan :
e. Nama Mineral :

2. Mineral sebagai Matriks


a. Warna :-
b. Ukuran :-
c. Bentuk :-
d. Kelimpahan :-
e. Nama Mineral :

3. Mineral sebagai Aksesoris


a. Warna :-
b. Ukuran :-
c. Bentuk :-
d. Kelimpahan :-
e. Nama Mineral :-

65
LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN SEDIMEN

Nama : Daniel Raja Gukguk


NIM : 1501051`
Kelompok :3

No. Urut :2
No. Peraga :
Deskripsi Batuan Sedimen
3. Jenis Batuan : Batuan Sedimen ( Klastik )
4. Warna : Segar : Abu - abu
Lapuk : Coklat
3. Tekstur
a. Ukuran Butir : 2-4 Kerikil (Skala Wenthworth)
b. Bentuk Butir : Sub - rounded
c. Sortasi : Very poorly sorted
d. Kemas : Terbuka
5. Komposisi
a. Fragmen : Batuan Beku
b. Matriks : Pasir
c. Mineral Aksesoris :-
d. Semen : Silika
9. Struktur : Masif
10. Ciri Khusus :
11. Nama Batuan : Konglomerat
12. Genesa : Continent
Sketsa Peraga
GAMBAR KETERANGAN GAMBAR NILAI

1. Warna Segar : Abu – abu 80


2. Struktur : Masif
3. Bentuk Butir : Sub - rounded
PARAF ASPRAK

66
LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN

IDENTIFIKASI MINERAL PADA BATUAN SEDIMEN

No. Urut :2

No. Peraga :

Deskripsi Mineral

4. Mineral sebagai Fragmen


a. Warna : Hitam
b. Ukuran : Kerikil
c. Bentuk :
d. Kelimpahan : 20%
e. Nama Mineral : Piroksen

f. Mineral sebagai Matriks


a. Warna : Abu - abu
b. Ukuran : Kasar
c. Bentuk :
d. Kelimpahan : 80%
e. Nama Mineral : Pasir ( Silika )

f. Mineral sebagai Aksesoris


a. Warna :
b. Ukuran :
c. Bentuk :
d. Kelimpahan :
e. Nama Mineral :

67
LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN SEDIMEN

Nama : Daniel Raja gukguk


NIM : 1501051
Kelompok :3

No. Urut :3
No. Peraga :
Deskripsi Batuan Sedimen
5. Jenis Batuan : Batuan Sedimen ( Klastik )
6. Warna : Segar : Silver
Lapuk : Orange - kecokelatan
3. Tekstur
a. Ukuran Butir : Kasar (Skala Wenthworth)
b. Bentuk Butir : Angular
c. Sortasi : Poorly sorted
d. Kemas : Terbuka
e. Komposisi
a. Fragmen : Kwarsa
b. Matriks :-
c. Mineral Aksesoris : Kwarsa
d. Semen : Oksida besi
13. Struktur : Masif
14. Ciri Khusus : Cepat hancur
15. Nama Batuan : Batu Pasir
16. Genesa : Transisi
Sketsa Peraga
GAMBAR KETERANGAN GAMBAR NILAI

1. Ukuran Butir : Kasar 80


2. Warna Segar : Silver

PARAF ASPRAK

68
LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN

IDENTIFIKASI MINERAL PADA BATUAN SEDIMEN

No. Urut :3

No. Peraga : 35

Deskripsi Mineral

f. Mineral sebagai Fragmen


a. Warna : Putih
b. Ukuran :
c. Bentuk :
d. Kelimpahan :
e. Nama Mineral : Kwarsa

f. Mineral sebagai Matriks


a. Warna :-
b. Ukuran :-
c. Bentuk :-
d. Kelimpahan :-
e. Nama Mineral :-

f. Mineral sebagai Aksesoris


a. Warna : Putih
b. Ukuran :
c. Bentuk :
d. Kelimpahan :
e. Nama Mineral : Kwarsa

69
LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN SEDIMEN

Nama : Daniel Raja Gukguk


NIM : 150151
Kelompok :3

No. Urut :4
No. Peraga :
Deskripsi Batuan Sedimen
7. Jenis Batuan : Batuan Sedimen ( Klastik )
8. Warna : Segar : Putih
Lapuk : Cokelat Karat
3. Tekstur
a. Ukuran Butir : 0,51 Kasar (Skala Wenthworth)
b. Bentuk Butir : Sub - rounded
c. Sortasi : Well Sorted
d. Kemas : Tertutup
e. Komposisi
a. Fragmen : Batu Pasir Kwarsa
b. Matriks :-
c. Mineral Aksesoris :-
d. Semen : Oksigen
17. Struktur : Masif
18. Ciri Khusus : Cepat hancur
19. Nama Batuan : Batu Pasir
20. Genesa : Transisi
Sketsa Peraga
GAMBAR KETERANGAN GAMBAR NILAI

1. Warna Segar : Putih 80


2. Struktur : Masif
3. Ganesa : Transisi
PARAF ASPRAK

70
LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN

IDENTIFIKASI MINERAL PADA BATUAN SEDIMEN

No. Urut :4

No. Peraga : 28

Deskripsi Mineral

f. Mineral sebagai Fragmen


a. Warna :-
b. Ukuran :-
c. Bentuk :-
d. Kelimpahan :-
e. Nama Mineral :-

f. Mineral sebagai Matriks


a. Warna : Putih
b. Ukuran : Kasar ( 0,51)
c. Bentuk : Sub - rounded
d. Kelimpahan : 90%
e. Nama Mineral : Kwarsa

f. Mineral sebagai Aksesoris


a. Warna :-
b. Ukuran :-
c. Bentuk :-
d. Kelimpahan :-
e. Nama Mineral :

71
LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN SEDIMEN

Nama : Daniel Raja Gukguk


NIM : 1501051
Kelompok :3

No. Urut :5
No. Peraga :
Deskripsi Batuan Sedimen
9. Jenis Batuan : Batuan Sedimen ( Klastik )
10. Warna : Segar : Putih susu
Lapuk : Abu-abu
3. Tekstur
a. Ukuran Butir : Lanau / Silt (Skala Wenthworth)
b. Bentuk Butir : Well - rounded
c. Sortasi : Very well - rounded
d. Kemas : Tertutup
e. Komposisi
a. Fragmen :-
b. Matriks :-
c. Mineral Aksesoris :-
d. Semen : Silika
21. Struktur : Masif
22. Ciri Khusus : Halus
23. Nama Batuan : Batu Lanau
24. Genesa : Transisi
Sketsa PeragaGAMBAR KETERANGAN GAMBAR NILAI

1. Warna Segar : Putih 80


2. Struktur : Masif
3. Ganesa : Transisi
PARAF ASPRAK

72
LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN

IDENTIFIKASI MINERAL PADA BATUAN SEDIMEN

No. Urut :5

No. Peraga :

Deskripsi Mineral

f. Mineral sebagai Fragmen


a. Warna :-
b. Ukuran :-
c. Bentuk :-
d. Kelimpahan :-
e. Nama Mineral :-

f. Mineral sebagai Matriks


a. Warna :-
b. Ukuran :-
c. Bentuk :-
d. Kelimpahan :-
e. Nama Mineral :-

f. Mineral sebagai Aksesoris


a. Warna :-
b. Ukuran :-
c. Bentuk :-
d. Kelimpahan :-
e. Nama Mineral :-

73
4.7. Pembahasan

Dari pengamatan pada batuan pertama, dapat diketahui bahwa jenis


batuan ini adalah batuan sedimen ( non-klastik ). Batuan ini berwrna hitam dan
mudah hancur. Nama dari batuan ini ialah Batu Bara.

Dari pengamatn pada batuan kedua, dapat diketahui bahwa jenis batuan
ini adalah batuan sedimen ( klastik ). Batuan ini berwarna abu-abu, berukuran
butir kerikil. Nama dari batuan ini ialah Batu Konglomerat.

Dari pengamatan pada batuan ketiga, dapat diketahui bahwa jenis batuan
ini adalah batuan sedimen ( klastik ). Berukuran kasar, dan batuan ini memiliki
ciri khusus yaitu cepat hancur. Nama dari batuan ini ialah Batu Pasir.

74
Dari pengamatan pada batuan keempat, dapat diketahui bahwa jenis
batuan ini adalah batuan sedimen ( klastik ). Warna segar dari batuan ini adalah
putih. Batuan ini memiliki ciri khusus yaitu mudah / cepat hancur. Nama dari
batuan ini ialah Batu Pasir.

Dari pengamatan pada batuan kelima, dapat disimpulkan bahwa jenis


dari batuan ini ialah batuan sedimen ( klastik ). Warna segar dari batuan ini ialah
putih susu dan warna lapuk nya ialah abu-abu. Nama dari batuan ini ialah Batu
Lanau.

75
4.8. Kesimpulan

Dari hasil klasifikasi dan identifikasi yang telah dilakukan, serta


analisa batuan beku dapat disimpulkan :

1. Bahwa setiap batuan memiliki fragmen yang berbeda-beda.

2. Setiap batuan yang ditetesi HCl jika batuannya berbuih, maka ia bisa
dikatakan karbonat. Jika tidak, maka ia bisa dikatakan silika.

3. Setiap batuan biasanya ada yang rounded ataupun angular.

4. Dapat dilihat bahwa pada genesanya batuan sedimen bersedimentasi


dengan batuan lain.

5. Sortasi pada setiap batuan sedimen berbeda, ada yang well sorted dan
poorly sorted.

76

Anda mungkin juga menyukai