Anda di halaman 1dari 75

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Penulisan


Dalam rangka mengisi kemerdekaan yang telah berlangsung selama 62 tahun
dan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional Indonesia khususnya
pembangunan didalam bidang kesehatan telah diupayakan berbagai program sebagai
bentuk perwujudan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Kesehatan merupakan salah satu tolak ukur untuk melihat kualitas sumber
daya manusia. Akhir-akhir ini masalah kesehatan cukup mendapat sorotan hangat
masyarakat misalnya : masalah gizi buruk, meluasnya penyebaran virus polio,
merebaknya penyalahgunaan obat hingga ancaman AIDS menunjukkan kesehatan
masih menjadi persoalan utama yang terjadi dalam masyarakat kita.
Berbagai fenomena dan munculnya persoalan kesehatan dalam masyarakat
membuat kita sungguh prihatin. Jauh di pedesaan atau di wilayah perkotaan, kondisi
kesehatan masyarakat kita masih jauh dari harapan. Angka kematian anak serta ibu
melahirkan, tingginya penyakit infeksi saluran pernafasan dan berbagai kesehatan
yang sesungguhnya tidak perlu terjadi menambah persoalan yang turut menjadi
ukuran bagi memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Kesehatan masyarakat merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang perlu diperhatikan oleh tiap anggota masyarakat. Masalah kesehatan bukan saja
menyangkut penyakit yang diderita, tapi juga menyangkut kepedulian manusia
dengan dirinya, keluarga, masyarakat serta lingkungan. Manusia harus dapat
melakukan adaptasi dengan lingkungan dimana mereka tinggal dan hidup.
Mengingat apa yang telah dikemukakan diatas bahwa perawatan kesehatan
masyarakat yang merupakan hal yang sangat penting, maka hendaknya setiap petugas
kesehatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat memiliki pengetahuan dan
keterampilan di bidang perawatan kesehatan masyarakat. Dalam hal ini mahasiswa/i
kesehatan khususnya mahasiswa/i Akademi Keperawatan Dharma Insan Pontianak
melaksanakan PKL–PKMD sebagai salah satu perwujudan Tri Dharma Perguruan
Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan, Civitas

1
Akademika Akademi Keperawatan Dharma Insan Pontianak, turut mengambil bagian
dalam mencari solusi terbaik bersama masyarakat guna peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
PKL–PKMD yang berlangsung dari tanggal 2-11 Juli 2007 di Dusun Sekilap
Desa Sekilap Kecamatan Mandor Kabupaten Landak menjadi salah satu bentuk
kepedulian Civitas Akademika Akademi Keperawatan Dharma Insan Pontianak untuk
mengabdikan dirinya membangun masyarakat, khususnya dalam keperawatan
kesehatan masyarakat.
Hasil kajian yang diperoleh, menunjukkan masalah kesehatan sebagai akibat
masih rendahnya pengetahuan, ekonomi, serta lemahnya partisipasi dalam bidang
kesehatan. Hal ini merupakan persoalan utama kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat yang perlu ditanggulangi.
Tingginya angka ISPA dan Rheumatik menunjukkan bahwa masih rendahnya
pengetahuan serta kurangnya pemahaman dan kesadaran mengenai upaya pencegahan
terhadap penyakit tersebut.

B. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan adalah menganalisa tentang status
kesehatan masyarakat Dusun Sekilap Desa Sekilap Kecamatan Mandor Kabupaten
Landak Kalimantan Barat.

C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi mahasiswa :
a. Menambah pengetahuan mahasiswa
b. Sebagai perbandingan antara teori dan praktek di lapangan
c. Syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas
2. Manfaat bagi pembaca atau masyarakat :
Diharapkan penelitian dan penerapan Asuhan Keperawatan memberikan masukan
yang berarti bagi peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat
Dusun Sekilap Desa Sekilap Kecamatan Mandor Kabupaten Landak Kalimantan
Barat.

2
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Masyarakat.


1. Definisi Masyarakat.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan
istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu
rasa identitas bersama. ( Kontjaraningrat, 1990 ).
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat
yang bertempat tinggal disuatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas–batas
tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi interaksi yang lebih
besar dari anggota–anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas
wilayahnya. ( Soerdjono Soekanto, 1982 ).
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami teritorial tertentu
dan adanya sifat–sifat yang saling tergantung, adanya pembagian kerja dan
kebudayaan bersama. ( Mac Iaver, 1957 ).
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup
dan bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berpikir tentang
dirinya sebagai suatu satu kesatuan sosial dengan batas–batas tertentu. ( Linton,
1936 ).

2. Ciri – Ciri Masyarakat.


Dari berbagai pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
masyarakat itu memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
a. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat.
b. Menempati wilayah dengan batas–batas tertentu.
c. Saling tergantung satu dengan yang lainnya.
d. Memiliki adat istiadat tertentu / kebudayaan.
e. Memiliki identitas bersama.

3
Ciri – Ciri Masyarakat Indonesia.
Menurut dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat indonesia dibagi
dalam 3 kategori dengan ciri – ciri sebagai berikut :
a. Masyarakat Desa.
1) Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat.
2) Hubungan didasarkan kepada adat istiadat yang kuat sebagai organisasi
sosial.
3) Percaya terhadap kekuatan – kekuatan gaib.
4) Tingkat buta huruf relatif tinggi.
5) Berlaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan dipahami oleh
setiap orang.
6) Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi dan ketrampilan
diwariskan oleh orangtua langsung kepada keturunannya.
7) Sistem ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dan sebagian kecil dijual dipasaran untuk memenuhi kebutuhan
lainnya. Dan uang berperan sangat terbatas.
8) Semangat gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi sangat kuat.

b. Masyarakat Madya.
1) Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan kemasyarakatan mulai
mengendur.
2) Adat istiadat masih dihormati, dan sikap masyarakat mulai terbuka dari
pengaruh luar.
3) Timbul rasionalitas pada cara berfikir, sehingga kepercayaan terhadap
kekuatan – kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul kembali
apabila telah kehabisan akal.
4) Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama
pendidikan dasar dan menengah.
5) Tingkat buta huruf sudah mulai menurun.
6) Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.

4
7) Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi pasaran,
sehingga menimbulkan deferensiasi dalam struktur masyarakat karenanya
uang semakin meningkat penggunaannya.
8) Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial dikalangan
keluarga dan tetangga. Dan kegiatan – kegiatan umum lainnya didasarkan
upah.

c. Masyarakat Modern.
1) Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan – kepentingan
pribadi.
2) Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam suasana
saling pengaruh mempengaruhi.
3) Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu pengetahuan
dan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
4) Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang dapat
dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga –lembaga keterampilan dan
kejuruan.
5) Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata.
6) Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang kompleks.
7) Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang didasarkan atas
penggunaan uang dan alat pembayaran lainnya.

Ciri – Ciri Masyarakat Sehat


a. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
b. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhaan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama
untuk ibu dan anak.
c. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar
yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan
mutu lingkungan hidup.

5
d. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial
ekonomi masyarakat.
e. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.

3. Tipe – Tipe Masyarakat.


Menurut Gilin and Gilin lembaga masyarakat dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Dari Sudut Perkembangannya.
1) Cresive Institution.
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan lembaga – lembaga
yang secara tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat,
misalnya yang menyangkut : hak milik, perkawinan, agama, dan
sebagainya.
2) Enacted Institution.
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan
tertentu, misalnya yang menyangkut : lembaga utang-piutang, lembaga
perdagangan, pertanian, pendidikan yang kesemuanya berakar kepada
kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat. Pengalaman-pengalaman dalam
melaksanakan kebiasaan-kebiasaan tersebut disistematisasi, yang
kemudian dituangkan kedalam lembaga-lembaga yang disyahkan oleh
negara.

b. Dari Sudut Sistem Nilai yang Diterima oleh Masyarakat.


1) Basic Institution.
Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara
dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat, diantaranya keluarga,
sekolah-sekolah yang dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.
2) Subsidiary Institution.
Lembaga – lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang
penting karena untuk memenuhi kegiatan – kegiatan tertentu saja.
Misalnya pembentukan panitia rekreasi, pelantikan / wisuda bersama.

6
c. Dari Sudut Penerimaan Masyarakat.
1) Approved atau Social Sanctioned Institution.
Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat seperti sekolah,
perusahaan , koperasi dan sebagainya.
2) Unsanctioned Institution.
Adalah lembaga – lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat,
walaupun kadang – kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya,
misalnya kelompok penjahat, pemeras, pelacur, gelandangan dan
pengemis dll.

d. Dari Sudut Penyebarannya.


1) General Institution.
Adalah lembaga masyarakat didasarkan atas faktor penyebarannya,
misalnya agama karena dikenal hampir semua masyarakat dunia.
2) Restricted Institution.
Adalah lembaga – lembaga agama yang dianut oleh masyarakat tertentu
saja misalnya Budha banyak dianut oleh Muangthai, Vietnam, Kristen
Katolik banyak dianut oleh masyarakat Itali, Prancis, Islam oleh
masyarakat Arab dan sebagainya.

e. Dari Sudut Fungsi.


1) Operative Institution.
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola – pola atau tata cara
yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan,
seperti lembaga industri.
2) Regulative Institution.
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau tata
kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak dari pada lembaga itu sendiri,
misalnya lembaga hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan dan
sebagainya.

7
B. Asuhan Keperawatan Komunitas.
Asuhan keperawatan komunitas memerlukan metode ilmiah yang disebut
sebagai proses keperawatan komunitas. Proses keperawatan komunitas dipakai untuk
membantu perawat dalam melakukan praktik asuhan keperawatan secara sistematis
dalam memecahkan masalah keperawatan yang berkaitan dengan masalah kesehatan
masyarakat.
Dalam konteks ini, keperawatan komunitas merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Sifat asuhan yang diberikan adalah umum dan
menyeluruh, dan diberikan secara terus menerus melalui kerja sama. Fokus dari
asuhan adalah individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat dengan
penekanan pada pencegahan penyakit, peningkatan, dan mempertahankan kesehatan.
Pendekatan yang digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas adalah
pendekatan keluarga binaan dan kelompok kerja komunitas. Strategi yang digunakan
untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan kesehatan, teknologi tepat guna,
serta memanfaatkan kebijakan pemerintah.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok risiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985 ; Logan dan Dawkin, 1987,
dikutip dari Sahar, J, 1999).
1. Tujuan dan Sasaran Keperawatan Komunitas.
Tujuan Keperawatan Komunitas adalah pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui :
a. Pelayanan keperawatan langsung terhadap individu, keluarga, dan kelompok
dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan
mempertimbangkan masalah kesehatan masyarakat yang mempengaruhi
individu, keluarga dan masyarakat.

8
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga, dan kelompok beresiko tinggi ( keluarga penduduk didaerah
kumuh, daerah terisolasi, dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok
bayi, balita dan bumil.
Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitass terdiri dari tiga
tingkat yaitu tingkat individu, keluarga dan komunitas.
a. Tingkat Individu.
Perawat memberi asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai
masalah kesehatan tertentu ( mis TBC, Ibu hamil, dll ) yang dijumpai
dipoliklinik. Pukesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah
kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.
b. Tingkat Keluarga.
Sasaran kegiatan adalah keluarga dengan anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan yang dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan
mengukur sejauah mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga berrikut :
1) Mengenal masalah kesehatan.
2) Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan.
3) Memberi perawatan kepada anggota keluarga.
4) Menciptakan lingkungan yang sehat.
5) Memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan keluarga.
c. Tingkat Komunitas.
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat
sebagai suatu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk
kelompok berisiko atau masyarakat wilayah binaan dengan memandang
komunitas sebagai klien.

2. Proses Keperawatan Komunitas.


Setelah klien (individu, keluarga, masyarakat) kontak dengan pelayanan
kesehatan (dirumah, diPuskesmas), perawat melakukan praktik keperawatan
dengan menggunakan proses keperawatan komunitas.

9
Dengan menggunakan proses keperawatan komunitas perawat memakai
latar belakang pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji status kesehatan
komunitas, mengidentifikasi masalah dan diagnosis, merencanakan intervensi,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi intervensi keperawatan.
Sesuai dengan teori Neuman, kelompok atau komunitas dilihat sebagai
klien yang dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan
klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari 5
tahapan :
a. Pengkajian.
Dalam pengkajian yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :
1) Core atau inti : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas
: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai – nilai
keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
2) Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas :
a) Perumahan, yang dihuni oleh penduduk,penerangan, sirkulasi,
kepadatan.
b) Pendidikan : apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pengetahuan.
c) Keamanan dan keselamatan dilingkungan tempat tinggal : Apakah
tidak menimbulkan stres.
d) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan : Apakah cukup
menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan
diberbagai bidang termasuk kesehatan.
e) Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini
gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah
terjadi.
f) Sistem komunikasi : Sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan dikomunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan
terkait dengan gangguan nutrisi (mis : dari televisi, radio, koran, atau
liflet yang diberikan kepada komunitas).

10
g) Ekonomi : Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan
apakah sesuai dengan upah minimum regional (UMR), sehingga upaya
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat terjangkau (mis : anjuran
untuk konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut).
h) Rekreasi : Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka,apakah biaya
terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan
komunitas untuk mengurangi stres.

b. Diagnosa Keperawatan.
Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data – data yang
dicari, kemudian dikelompokkan dan dianalisis seberapa besar stresor yang
mengancam masyarakat den seberapa berat reaksi yang timbul pada
masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut dias dapat disusun diagnosis
keperawatan komunitas yang terdiri dari masalah kesehatan, karakteristik
populasi, karakteristik lingkungan.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap
stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen yaitu problem
atau masalah, etiologi atau penyebab, dan manifestasi atau data penunjang.
Contoh :
Resiko gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada
komunitas di RW/04 Kelurahan Kampung Melayu yang berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi tubuh.

c. Perencanaan.
Strategi yang digunakan mencakup proses kelompok, pendidikan
kesehatan dan kerja sama serta keterlibatan dalam asuhan keperawatan. Untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan
yang dihadapi diperlukan pengorganisasian komunitas yang dirancang untuk
membuat suatu perubahan. Pendekatan ini dirancang untuk mengembangkan
masyarakat berdasarkan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki serta

11
mampu mengurangi hambatan yang ada. Selain itu untuk menumbuhkan
kondisi, kemajuan sosial dan ekonomi masyarakat dengan partisipasi aktif
masyarakat dan dengan penuh percaya diri dalam memecahkan masalah –
masalah kesehatan yang dihadapi.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut :
1) Tahap persiapan. Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi
prioritas menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat,
mempelajari dan bekerja sama dengan masyarakat.
2) Tahap pengorganisasian. Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja
kesehatan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam
masyarakat.
3) Tahap pendidikan dan latihan.
a) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat.
b) Melakukan pengkajian.
c) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnosis keperawatan.
d) Melatih kader.
e) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
4) Tahap formasi kepemimpinan. Pada tahap ini peserta didik memberi
dukungan, latihan, dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan kesehatan.
5) Tahap koordinasi intersektoral. Kerja sama dengan sektor terkait dalam
upaya memandirikan masyarakat.
6) Tahap akhir. Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberi umpan balik untuk perbaikan kegiatan
kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.
Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan
sebagai berikut :
1) Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi.
2) Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik.

12
3) Melakukan deteksi dini tanda – tanda gangguan kurang gizi melalui
pemeriksaan fisik dan laboratorium.
4) Bekerja sama dengan aparat pemerintah daerah setempat untuk
mengamankan lingkungan atau komunitas bila stresor dari lingkungan.
5) Rujukan kerumah sakit bila diperlukan.

d. Implementasi.
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang meliputi :
1) Bantuan untuk mengatasi masalah kurang nutrisi, mempertahankan
kondisi seimbang atau sehat, dan meningkatkan kesehatan.
2) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
3) Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan, yaitu :
1) Pencegahan Primer, yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada
populasi sehat, mencakup kegiatan kesehatan secaraumum, dan
perlindungan khusus terhadap penyakit. Contoh : imunisasi, penyuluhan
gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
2) Pencegahan Sekunder, yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan masalah
kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosis dini dan
tindakan untuk menghambat proses penyakit. Contoh : Mengkaji
keterbelakangan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi, telinga, dll.
3) Pencegahan Tersier, yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian
individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan
keluarga. Contoh : Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan
resiko gangguan kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan fisik secara
teratur keposyandu.

13
e. Evaluasi.
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah
dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk
memodifikasi rencana berikutnya. Evaluasi yang dilakukan dengan
menggunakan konsep evaluasi struktur, evaluasi proses, dan evaluasi hasil.
Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas
adalah :
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan.
2) Perkembangan atau kemajuan proses : kesesuaian dengan perencanaan,
peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
3) Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan
penggunaannya serta keuntungan program.
4) Efektivitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
5) Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan
tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.

Secara garis besar, proses evaluasi meliputi :


1) Menilai respons verbal dan nonverbal komunitas setelah intervensi
dilakukan.
2) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk kerumah sakit.

14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari rumah kerumah dilakukan mulai dari tgl. 6 Juli 2007
s/d 8 Juli 2007. pada masyarakat di Dusun Sekilap, Desa Sekilap, Kec. Mandor, Kab.
Landak, Kalimantan Barat. Jumlah penduduk yang didata adalah berjumlah 131 KK
dengan jumlah jiwa 534 jiwa. Penduduk ini terbagi dalam 2 RT, yaitu : RT 01 dan
RT 06.

B. Penyajian Data
Nama Dusun : Sekilap
Kecamatan : Mandor
Kabupaten / Kotamadya : Landak
Propinsi : Kalimantan Barat
Luas Wilayah : 17. 748 HA
Jumlah penduduk : 534 Jiwa
Jumlah KK : Yang terdata 131 KK dari 138 KK

1. Tabulasi Data
TABEL I
Susunan keluarga Berdasarkan Kelompok Umur
Kelompok Umur Frekuensi Persentase(%)
0 – 1 tahun 14 2,62
1 – 5 Tahun 49 9,18
5 – 12 Tahun 75 14,04
12 – 19 tahun 69 12,92
19 – 55 Tahun 282 52,81
55 tahun keatas 45 8,43
Jumlah 534 100

TABEL 2
Susunan Keluarga Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki – Laki 272 50,94
Perempuan 262 49,06

15
Jumlah 534 100
TABEL 3
Susunan Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Pegawai Negeri 15 2,81
Petani 229 42,88
Pedagang 2 0,37
Buruh - -
ABRI - -
Pegawai Swasta 37 6,93
Ibu Rumah tangga 27 5,06
Lain- lain 224 41,95
Jumlah 534 100

TABEL 4
Klasifikasi Penduduk Menurut Taraf Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
Belum sekolah 69 12,92
Tidak sekolah 59 11,05
SD (Sederajat) 186 34,83
SMP (Sederajat) 105 19,67
SMA (Sederajat) 102 19,10
Perguruan Tinggi 13 2,43
Jumlah 534 100

TABEL 5
Susunan Keluarga / KK Menurut Agama
Agama Frekuensi Persentase (%)
Islam 35 6,55
Katolik 356 66,67
Protestan 142 26,60
Budha - -
Hindu - -
Lain – lain 1 0,18
Jumlah 534 100

TABEL 6
Tabel Kelahiran Dari Bulan Juli 2002 – Juli 2007
Variabel Frekuensi
Jumlah Kelahiran 45
Jumlah kelahiran penduduk dari bulan Juli 2002 – Juli 2007 sebanyak 45 jiwa.

16
TABEL 7
Tabel Kematian Dari Bulan Juli 2002 – Juli 2007
Variabel Frekuensi
Lahir Mati -
Lahir Hidup Lalu Mati Kurang Dari 1 Tahun 4
Anak 1 – 5 Tahun 2
Ibu Post Partum -
Lain – lain 4
Jumlah 10
Jumlah kematian penduduk dari bulan Juli 2002 – Juli 2007 sebanyak 10 jiwa.

TABEL 8
Penyakit Yang Ditemukan Dikeluarga Pada Waktu Pendataan
Variabel Frekuensi Persentase ( % )
ISPA 29 5,43
TBC 2 0,37
Fibris 4 0,75
Rheumatik 16 3,00
Hypertensi 6 1,13
Diare 2 0,37
Penyakit Kulit 3 0,56
Sakit Mata 2 0,37
Gastritis 5 0,94
Retensi Urine - -
DM - -
Anemik - -
Asma 8 1,50
Kejang - -
Hipretropi Prostat - -
Limfoma 2 0,37
Tidak Ada 455 85,21
Jumlah 534 100

TABEL 9
Pola Pengobatan Keluarga / KK
Cara Pengobatan Frekuensi Persentasi ( % )
Diobati Sendiri 8 6,11
Dibawa Ke Dukun 2 1,52
Puskesmas / Bidan / Perawat / Dokter 121 92,37
Jumlah 131 100

17
TABEL 10
Kebiasaan Meminum Obat
Cara Frekuensi Persentase ( % )
Diminum Bila Ingat 5 3,81
Diminum dan dihentikan bila terasa sembuh 33 25,19
Diminum sampai habis sesuai petunjuk dokter 93 71,00
Jumlah 131 100

TABEL 11
Pola Berobat Ke Puskesmas
Cara Frekuensi Persentase ( % )
Menghentikan pengobatan karena tidak ada biaya 6 4,58
Menghentikan pengobatan bila terasa sembuh 32 24,42
Berobat terus sampai sembuh 93 71,0
Jumlah 131 100

TABEL 12
Persepsi Masyarakat Tentang Kesehatan
Cara Frekuensi Persentase ( % )
Hal yang terjadi dengan sendirinya 14 10,7
Urusan petugas kesehatan 5 3,8
Hal yang harus diupayakan 112 85,5
Jumlah 131 100

TABEL 13
Kesehatan Ibu Hamil
Variabel Frekuensi Persentase ( % )
Ada kehamilan 3 2,29
Tidak ada 128 97,71
Jumlah 131 100

Cara Frekuensi Persentase ( 100 % )


Tidak diperiksa karena - -
Diperiksa bila yang hamil sudah - -
sakit
Diperiksa secara teratur 3 100
Jumlah 3 100

Cara Frekuensi Persentase ( % )


Dukun kampung tidak terlatih - -
Dukun kampung terlatih - -
Di posyandu 2 66,67
Ke sarana kesehatan 1 33,33
Pernah keguguran - -

18
Tidak pernah - -
Jumlah 3 100
TABEL 14
Waktu Pengukuran BB / TB Balita
Waktu Frekuensi Persentase ( % )
Tak Pernah 5 8,6
Kadang – kadang kalau sempat
sekaligus berobat 15 25,9
Secara teratur tiap bulan 38 65,5
Jumlah 58 100

TABEL 15
Tempat Pengukuran TB / BB Balita / Keluarga
Tempat Frekuensi Persentase ( % )
Di rumah sendiri 1 1,7
Di posyandu 34 58,6
Di Puskesmas / RS / Poliklinik 18 31
Tidak pernah 5 8,7
Jumlah 58 100

TABEL 16
Pemberian Minuman ASI
Jenis Minuman Bayi Frekuensi Persentase ( % )
ASI dan susu buatan 15 25,86
Susu buatan 16 27,58
ASI saja 27 46,55
Jumlah 58 100

TABEL 17
Kebiasaan Menyapih Bayi
Menyapih Bayi Frekuensi Persentase ( % )
< 2 tahun 37 63,79
1 – 2 tahun 14 24,13
> 2 tahun 7 12,06
Jumlah 58 100

TABEL 18
Usia Pemberian Makanan Tambahan
Pemberian Makanan Tambahan Frekuensi Persentase ( % )
Kurang dari 2 tahun 52 89,65
2 – 4 tahun 6 10,34
Jumlah 58 100

19
TABEL 19
Imunisasi Pada Balita
Pernah / tidak Frekuensi Persentase ( % )
Pernah 52 89,65
Tidak Pernah 6 10,34
Jumlah 58 100

TABEL 20
Sumber Air Untuk Kebersihan Kulit
Sumber Air Frekuensi Persentase ( % )
Sungai / Parit 108 82,44
Kolam 7 5,34
Air Hujan - -
Sumur 16 12,22
Air Leding Dari Gunung - -
Jumlah 131 100

TABEL 21
Tempat Mandi Yang Digunakan
Tempat Mandi Frekuensi Persentase ( % )
Sungai / Parit 106 80,92
Kolam 13 9,92
Kamar Mandi 12 9,16
Jumlah 131 100

TABEL 22
Kebiasaan Mandi Keluarga
Kebiasaan Frekuensi Persentase ( % )
Tidak Teratur 2 1,52
1 x sehari - -
2 x sehari 80 61,06
3 x sehari 49 37,40
Jumlah 131 100

TABEL 23
Kebiasaan Pemakaian Sabun Mandi
Waktu Pemakaian Frekuensi Persentase ( % )
Tidak Pernah - -
Kadang – kadang 2 1,53
Selalu 129 98,47
Jumlah 131 100

20
TABEL 24
Kebiasaan Mengganti Pakaian
Waktu Mengganti Frekuensi Persentase ( % )
Tidak Teratur 7 5,34
Setelah Dipakai 3 hari 1 0,76
Setelah Dipakai 2 hari 19 14,50
Setiap hari diganti 104 79,40
Jumlah 131 100

TABEL 25
Penggunaan Sabun Cuci Pakaian
Pemakaian Frekuensi Persentase ( % )
Tidak Pernah - -
Kadang – kadang - -
Selalu 131 100
Jumlah 131 100

TABEL 26
Kebiasaan Menggosok Gigi
Waktu Frekuensi Persentase ( % )
Tidak pernah 3 2,29
Setiap bangun tidur 23 17,56
Setiap habis mandi 82 62,59
Setiap habis makan 23 17,56
Jumlah 131 100

TABEL 27
Frekuensi Makan Keluarga Sehari – hari
Kebiasaan Makan Frekuensi Persentase ( % )
Tidak Tentu 15 11,45
2 x sehari 40 30,54
3 x sehari 69 52,67
Lebih dari 3 x sehari 7 5,34
Jumlah 131 100

TABEL 28
Kebiasaan Makan Bersama
Kebiasaan Makan Bersama Frekuensi Persentase ( % )
Ya 92 70,23
Kadang – Kadang 32 24,43
Tidak Pernah 7 5,34
Jumlah 131 100

21
TABEL 29
Kebiasaan Olah Raga Keluarga
Waktu Olah raga Frekuensi Persentase ( % )
Tidak ada waktu khusus 104 79,39
Setiap hari minggu / libur 5 3,82
Setiap hari 9 6,87
Kadang – kadang 13 9,92
Jumlah 131 100

TABEL 30
Kebiasaan Rekreasi Bersama
Waktu Rekreasi Frekuensi Persentase ( % )
Tidak ada waktu khusus 65 49,62
Kalau ada kesempatan 56 42,75
Secara khusus 10 7,63
Jumlah 131 100

TABEL 31
Kebiasaan Istirahat Keluarga
Kebiasaan istirahat Frekuensi Persentase ( % )
Tidak teratur 32 24,43
Hanya tidur saja (siang
dan malam) 99 75,57
Jumlah 131 100

TABEL 32
Istirahat Tidur
Lama Sehari Frekuensi Persentase ( % )
5 jam 2 1,53
6 – 7 jam 29 22,14
7 – 8 jam 96 73,28
8 – 9 jam 3 2,29
10 jam 1 0,76
Jumlah 131 100

TABEL 33
Makanan Pokok sehari – hari
Jenis makanan Frekuensi Persentase ( % )
Ubi / jagung - -
Mie / Ketan - -
Beras 131 100

22
Jumlah 131 100

TABEL 34
Pengkonsumsian sayur
Jenis Sayuran Frekuensi Persentase ( % )
Yang berwarna putih - -
Yang berwarna hijau 131 100
Kubis, labu, terong, timum - -
Kangkung, sawi, daun ubi, pakis - -
Jumlah 131 100

TABEL 35
Pengkonsumsian Lauk Pauk
Jenis Lauk Pauk Frekuensi Persentase ( % )
Kerupuk, Kecap, Ikan 3 2,29
Tahu, Tempe, Kacang tanah 25 19,08
Ikan basah, telor 74 56,49
Daging hewan dan ternak lain 29 22,14
Jumlah 131 100

TABEL 36
Pemilihan Bahan Makanan
Kriteria bahan makanan Frekuensi Persentase ( % )
Seadanya 36 27,48
Yang segar 95 72,52
Jumlah 131 100

TABEL 37
Frekuensi Pengkonsumsian Protein Nabati
Banyaknya Pengkonsumsian Frekuensi Persentase ( % )
1-2 x seminggu 34 25,95
3-4 x seminggu 53 40,45
5-7 x seminggu 42 32,06
Tidak teratur 2 1,52
Jumlah 131 100

TABEL 38
Frekuensi Pengkonsumsian Protein Hewani
Banyaknya pengkonsumsian Frekuensi Persentase ( % )
1-2 x seminggu 65 49,61
3-4 x seminggu 46 35,11
5-7 x seminggu 20 15,26
Tidak teratur - -

23
Jumlah 131 100

TABEL 39
Frekuensi Pengkonsumsian Sayuran
Banyaknya pengkonsumsian Frekuensi Persentase ( % )
1-2 x seminggu 3 2,29
3-4 x seminggu 8 6,10
5-7 x seminggu 119 90,83
Tidak teratur 1 0,76
Jumlah 131 100

TABEL 40
Frekuensi Pengkonsumsian Buah-buahan
Banyaknya pengkonsumsian Frekuensi Persentase ( % )
1-2 x seminggu 41 31,29
3-4 x seminggu 11 8,39
5-7 x seminggu 18 13,74
Tidak teratur 61 46,56
Jumlah 131 100

TABEL 41
Pengolahan Sayur-sayuran
Cara Frekuensi Persentase ( % )
Dipotong dulu baru dicuci dan dimasak 40 30,54
Dicuci dulu baru dipotong dan dimasak 91 69,46
Jumlah 131 100

TABEL 42
Cara Penghidangan Makanan
Cara Frekuensi Persentase ( % )
Dilantai, ada tikar dan tertutup 62 47,33
Dilantai, ada tikar tidak tertutup 12 9,16
Dimeja makan tidak ditutup 15 11,45
Dimeja makan dan tertutup 42 32,06
Jumlah 131 100

TABEL 43
Keadaan Rumah Tangga dan Perabot
Keadaan Frekuensi Persentase ( % )
Kurang bersih dan kurang rapi 13 9,92
Bersih tapi kurang rapi 34 25,95
Bersih dan rapi 84 64,13
Jumlah 131 100

24
TABEL 44
Kebiasaan Membersihkan Rumah
Pola membersihkan Frekuensi Persentase ( % )
Tidak teratur 20 15,27
2 – 3 hari sekali 10 7,63
Setiap hari 101 77,10
Jumlah 131 100

TABEL 45
Kebiasaan Membersihkan Lingkungan Rumah
Pola membersihkan Frekuensi Persentase ( % )
Tidak teratur 43 32,82
2 – 3 hari sekali 25 19,08
Setiap hari 63 48,10
Jumlah 131 100

TABEL 46
Status Rumah Tinggal
Status Frekuensi Persentase ( % )
Menyewa / mengontrak 3 2,29
Menumpang rumah Keluarga 8 6,11
Milik sendiri 120 91,60
Jumlah 131 100

TABEL 47
Jenis Rumah Tinggal
Jenis Frekuensi Persentase ( % )
Rumah Petak 6 4,58
Rumah susun - -
Rumah Tersendiri 125 95,42
Jumlah 131 100

TABEL 48
Keadaan Rumah Tinggal
Keadaan Frekuensi Persentase ( % )
Non Permanen 10 7,63
Semi Permanen 16 12,82
Permanen 105 80,15
Jumlah 131 100

25
TABEL 49
Jenis Atap Rumah Tinggal
Jenis Frekuensi Persentase ( % )
Daun Sagu 22 16,80
Sirap 5 3,82
Seng 87 66,41
Genteng 17 12,97
Jumlah 131 100

TABEL 50
Jenis Dinding Rumah Tinggal
Jenis Frekuensi Persentase ( % )
Anyaman bambu 3 2,29
Triplek 3 2,29
Papan tebal dan rapat 54 41,22
Semen / beton 71 54,20
Jumlah 131 100

TABEL 51
Penggunaan Lantai Rumah Tinggal
Jenis Frekuensi Persentase ( % )
Tanah - -
Susunan papan rapat 58 44,27
Susunan papan tidak Rapat 23 17,56
Semen 28 21,37
Ubin 22 16,80
Jumlah 131 100

TABEL 52
Ventilasi Rumah Tinggal
Situasi Ruangan Frekuensi Persentase ( % )
Ruang pengap karena sirkulasi kurang sekali 7 5,34
Ruang pengap karena sirkulasi kurang 20 15,27
Ruang segar karena sirkulasi baik 104 79,39
Jumlah 131 100

TABEL 53
Pencahayaan Rumah Tinggal
Situasi Ruangan Frekuensi Persentase ( % )
Sinar matahari terhalang sehingga gelap 12 9,16
Sinar tidak masuk secara langsung 17 12,98

26
Sinar masuk langsung sehingga terang 102 77,86
Jumlah 131 100
TABEL 54
Penerangan Rumah Tangga
Jenis Frekuensi Persentase ( % )
Lampu minyak kecil 26 19,85
Lampu minyak besar 6 4,58
Listrik 99 75,57
Jumlah 131 100

TABEL 55
Pekarangan
Jenis Frekuensi Persentase ( % )
Tidak ditanami tumbuhan 67 51,14
Bersemak 14 10,69
Ditanami bunga/tanaman 50 38,17
obat/sayur-sayuran
Jumlah 131 100

TABEL 56
Sumber Air Konsumsi Keluarga
Sumber Air Frekuensi Persentase ( % )
Sungai / parit 85 64,89
Kolam 8 6,11
Air Hujan 23 17,56
Leading (Air gunung) 1 0,76
Sumur 14 10,68
Jumlah 131 100

TABEL 57
Sumber Air Untuk Kebersihan Alat Rumah Tangga
Sumber Air Frekuensi Persentase ( % )
Sungai / parit 107 81,68
Kolam 17 12,98
Air Hujan 5 3,82
Leading 1 0,76
Sumur 1 0,76
Jumlah 131 100

TABEL 58
Keadaan Sumber Air untuk Kebersihan Alat RT
Keadaan Frekuensi Persentase ( % )
Keruh dan berbau 23 17,56
Keruh tidak berbau 6 4,58
Air sungai / kolam / sumur yang ditampung 102 77,86

27
Jumlah 131 100

TABEL 59
Penampungan Air Bersih
Drum Frekuensi Persentase ( % )
Ditutup rapat 75 57,25
Tidak ditutup 52 39,69
Tidak ada drum / lain- 4 3,06
lain
Jumlah 131 100

TABEL 60
Jarak Sumber Air Dengan Jamban
Jarak Frekuensi Persentase ( % )
Kurang dari 10 Meter 32 24,4
10 meter 18 13,7
Lebih dari 10 meter 71 54,1
Lain – lain - -
Jumlah 131 100

TABEL 61
Kebiasaan / Lokasi BAB
Lokasi Frekuensi Persentase ( % )
Dikebun 31 23,66
Sungai / Parit 33 25,19
Jamban 67 51,15
Jumlah 131 100

TABEL 62
Konstruksi Jamban Keluarga
Konstruksi Frekuensi Persentase ( % )
Cemplung Terbuka - -
Cemplung Tertutup 25 37,31
Leher Angsa 42 62,69
Jumlah 131 100

TABEL 63
Keadaan SPAL
Kondisi SPAL Frekuensi Persentase ( % )
Saluran air terbuka, kotor, dan tergenang 28 21,37
Saluran terbuka tapi lancar 94 71,75
Saluran tertutup 9 6,88
Jumlah 131 100

28
TABEL 64
Tempat Pembuangan Tinja
Tempat Frekuensi Persentase ( % )
Sungai / Empang / Hutan 57 43,51
Di dalam tanah yang digali 74 56,49
Jumlah 131 100

TABEL 65
Tempat Pembuangan Air Limbah Keluarga
Tempat Frekuensi Persentase ( % )
Permukaan tanah terbuka 85 64,88
Selokan / sungai terdekat 37 28,24
Dalam tanah yang digali / tertutup 9 6,88
Jumlah 131 100

TABEL 66
Pembuangan Sampah Rumah Tangga
Tempat Frekuensi Persentase ( % )
Halaman 9 6,8
Sungai 6 4,6
Dikumpulkan untuk dibakar 114 87,0
Dilobang khusus untuk dibakar 2 1,6
Di bak sampah lalu diangkut petugas - -
Jumlah 131 100

TABEL 67
Suasana Kebersihan Keluarga
Suasana Frekuensi Persentase ( % )
Anggota keluarga jarang punya
kesempatan untuk kumpul bersama 10 7,63
Waktu berkumpul sangat terbuka 32 24,43
Ada cukup waktu untuk berkumpul 89 67,94
Jumlah 131 100

TABEL 68
Kegiatan Sosial Keluarga
Keaktifan Frekuensi Persentase ( % )
Anggota keluarga tidak mengikuti
kegiatan sosial 21 16,03
Diikuti karena ikut-ikutan 7 5,34

29
Aktif mengikuti kegiatan sosial 103 78,62
Jumlah 131 100
TABEL 69
Hubungan Kepala Keluarga dengan Anggota Keluarga
Jenis Frekuensi Persentase ( % )
Keras,sering memerintah saja - -
Terlalu menguasai - -
Terbuka dan demokrasi 131 100
Jumlah 131 100

TABEL 70
Status Perkawinan keluarga
Status Perkawinan Frekuensi Persentase ( % )
Riwayat perkawinan 1 x 129 98,47
Riwayat perkawinan 2 x 2 1,53
Riwayat perkawinan 3 x -
Riwayat perkawinan 4 x -
Jumlah 131 100

TABEL 71
PUS Dalam Keluarga
Ada / tidak Frekuensi Persentase ( % )
Ada 97 74,05
Tidak 34 25,95
Jumlah 131 100

TABEL 72
PUS Resiko Tinggi Dalam Keluarga
Ada / tidak Frekuensi Persentase ( % )
Ada 45 46,39
Tidak 52 53,61
Jumlah 97 100

TABEL 73
PUS Akseptor KB Tahun 2007
Mengikuti / tidak Frekuensi Persentase ( % )
Ada 59 60,82
Tidak 38 39,18
Jumlah 97 100

30
TABEL 74
Jenis Kontrasepsi Yang Digunakan
Jenis Frekuensi Persentase ( % )
Spiral / AKDR - -
Suntik 36 61,02
Pil 22 37,29
Kondom - -
AKBK - -
Operasi - -
KB A 1 1,69
Lain – lain - -
Jumlah 59 100

TABEL 75
Tempat Pelayanan KB Akseptor
Tempat Frekuensi Persentase ( % )
Praktek dokter / Bidan 31 52,54
Klinik KB 1 1,70
Puskesmas / RS 27 45,76
Posyandu - -
Jumlah 59 100

TABEL 76
Kontinuitas Menjadi Akseptor
Kontinuitas Frekuensi Persentase ( % )
Sudah berhenti 13 13,4
Ganti Kontrasepsi 5 5,1
Masih Kontrasepsi yang sama sejak 77 79,4
pertama
Tidak menggunakan 2 2,1
Jumlah 97 100

31
2. Rekapitulasi Masalah
a. Data Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang terdapat di daerah Dusun Sekilap berdasarkan
pengkajian dan pendataan yang kami himpun dari tgl. 6 Juli 2007 s/d 8 Juli 2007,
gambaran umum masalah kesehatan yang ditemukan di Dusun Sekilap, Desa Sekilap,
Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, tampak dalam data sebagai berikut :
1. Ada anggota keluarga yang menderita ISPA sebanyak 5,43 %
2. Ada anggota keluarga yang menderita Rheumatik sebanyak 3 %.
3. Ada anggota keluarga yang menderita Asma sebanyak 1,50 %.
4. Ada anggota keluarga yang menderita Hipertensi sebanyak 1,13 %.
5. Ada anggota keluarga yang menderita Gastritis sebanyak 0,94 %.
6. Ada anggota keluarga yang menderita Fibris sebanyak 0,75 %.
7. Ada anggota keluarga yang menderita Penyakit Kulit sebanyak 0,56 %.
8. Ada anggota keluarga yang menderita Diare, TBC dan sakit mata sebanyak
0,37 %.
9. Kebiasaan mengkonsumsi air sungai / parit (64,89 %)
10. Keadaan rumah pengap karena sirkulasi udara yang kurang baik (15,27 %).
11. Kebiasaan membersihkan lingkungan rumah tidak teratur (32,82%)
12. Kebiasaan masyarakat buang air besar di sungai (43,51 %)
13. Tempat pembuangan air limbah rumah tangga diselokan / sungai terdekat
(28,24 %).
14. Kebiasaan keluarga yang tidak teratur membersihkan rumah (15,27 %)
15. Masyarakat yang menggunakan air sungai / parit untuk kebersihan kulit
(82,44 %).
16. Balita yang tidak mendapat imunisasi (10,34%)
17. Kebiasaan minum obat dihentikan bila terasa sembuh (25,19 %)
18. Masyarakat tidak memiliki waktu khusus untuk olah raga (79,39 %)

b. Data Penyakit
1. ISPA (29 orang) 5,43 %

32
2. TBC (2 orang) 0,37 %
3. Fibris (4 orang) 0,75 %
4. Rheumatik (16 orang) 3,00 %
5. Hypertensi (6 orang) 1,13 %
6. Diare (2 orang) 0,37 %
7. Penyakit Kulit (3 orang) 0,56 %
8. Sakit Mata (2 orang) 0,37 %
9. Gastritis (5 orang) 0,94 %
10. Asma (8 orang) 1,50 %
11. Limfoma (2 orang) 0,37 %
12. Tidak Ada (455 orang) 85,21 %

C. Analisa Masalah
Berdasarkan klasifikasi dan tabulasi data diatas, maka didapatkan beberapa
masalah kesehatan lingkungan dan penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat di
Dusun Sekilap Desa Sekilap Kec. Mandor Kab. Landak.
Dari masalah kesehatan lingkungan diperoleh data tempat pembuangan air
limbah keluarga dipermukaan tanah terbuka dengan persentase 64,88 %, hal ini dapat
menyebabkan resiko tinggi terjadinya berbagai penyakit misalnya : diare, penyakit
kulit.
Dari data penyakit yang paling banyak ditemui di Dusun Sekilap Desa Sekilap
Kec. Mandor Kab. Landak adalah penyakit ISPA hal ini berhubungan dengan kondisi
lingkungan yang kurang hygiene : kurang kesadaran masyarakat akan pemeliharaan
kesehatan.
Derajat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan melalui pengelolaan
lingkungan yang baik seperti : membuang air limbah didalam tanah yang digali atau
saluran yang tertutup, pembuatan WC dengan sistem angsa traine, membuat sumur
yang memenuhi syarat kesehatan, dan yang lebih penting adalah menjaga kebersihan
individual, kebersihan lingkungan tempat tinggal, pencegahan penyakit serta
peningkatan daya tahan tubuh.

33
Analisa secara spesifik terhadap masalah kesehatan masyarakat di Dusun Sekilap
Desa Sekilap Kec. Mandor Kab. Landak :
1. Situasi Kesehatan :
Angka kesakitan yang tinggi (morbilitas) yang ditemukan adalah ISPA,
Rheumatik, Asma, Hypertensi, Gastritis.

2. Situasi Lingkungan Kesehatan :


Menurut data yang diperoleh beberapa keadaan lingkungan yang perlu mendapat
perhatian masyarakat :
- Masalah pembuangan limbah keluarga dipermukaan tanah terbuka (64,88 %)
- Tempat pembuangan tinja didalam tanah yang digali (56,49 %)
- Sumber air konsumsi keluarga menggunakan sungai / parit (64,89 %)
- Tempat mandi keluarga disungai / parit (80,92 %)
- Membersihkan lingkungan rumah tidak teratur (32,82 %)
- Membersihkan rumah tidak teratur (15,27 %)
- Kebiasaan masyarakat buang air besar di sungai (43,51 %)

D. Prioritas Masalah
Berdasarkan pengumpulan data dan pengolahan data masalah kesehatan
masyarakat di Dusun Sekilap Desa Sekilap Kec. Mandor Kab. Landak, maka masalah
kesehatan (penyakit) yang banyak ditemukan adalah :
1. ISPA
Data yang menunjang :
a. Penderita ISPA sebanyak 5,43 %.
b. Pencahayaan rumah tempat tinggal : sinar tidak masuk secara langsung
(15,27%).
c. Keadaan rumah pengap karena sirkulasi udara yang kurang baik (15,27
%).
d. Kebiasaan keluarga yang tidak teratur membersihkan rumah (15,27 %).
e. Kebiasaan membersihkan lingkungan rumah tidak teratur (32,82%)

34
2. Rheumatik
Data yang menunjang :
- Penderita Rheumatik sebanyak (3,00 %).
- Masyarakat tidak memiliki waktu khusus untuk olahraga sebanyak
(39,79 %).
- Frekuensi pengkonsumsian protein hewani sebanyak (49,61 %).
- Cara pengobatan keluarga : diobati sendiri sebanyak (6,11 %).

3. Asma.
Data yang menunjang :
a.Penderita asma sebanyak (1,50 %).
b. Keadaan rumah pengap karena sirkulasi udara yang kurang baik sebanyak
(15,27 %).
c.Kebiasaan keluarga yang tidak teratur membersihkan rumah sebanyak
(15,27 %).
d. Kebiasaan membersihkan rumah tidak teratur sebanyak (32,82 %).

4. Hypertensi.
Data yang menunjang :
a.Penderita Hipertensi sebanyak (1,13 %).
b. Masyarakat tidak memiliki waktu khusus untuk olahraga sebanyak (39,79
%).
c.Frekuensi pengkonsumsian protein hewani (49,61%).
d. Kebiasaan minum obat dihentikan bila terasa sembuh (25,19 %)
e.Menghentikan pengobatan bila terasa sembuh (24,42%).

5. Gastritis.
Data yang menunjang :
a. Penderita gastritis sebanyak (0,94 %).
b. Frekuensi makan tidak tentu sebanyak (11,45 %).

35
E. POA ( Planning Of Action )
POA adalah bentuk penyusunan rencana perawatan kesehatan masyarakat.
Pada kegiatan PKL yang dilakukan oleh mahasiswa/I Akademi Keperawatan Dharma
Insan Pontianak di Dusun Sekilap Desa Sekilap, Kecamatan Mandor, Kabupaten
Landak.
Berdasarkan data yang telah didapatkan maka disusunlah POA ( Planning Of
Action ) sebagai berikut :

36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
F. Intervensi Masalah
1. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan untuk keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dalam lingkup keperawatan keluarga dan keperawatan lanjut usia.
2. Bakti sosial : Memberikan pelayanan pengobatan kepada 534 jiwa khususnya di
Desa Sekilap.

49
Materi Seminar / Lokakarya Mini

1. ISPA (5,43 %)
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang biasa disebut batuk pilek,
disebabkan oleh virus influenza.

Factor penyebab yang lain : Daya tahan tubuh menurun, kurang gizi, kedinginan,
tinggal di lingkungan yang kurang sehat ( pencahayaan pada rumah kurang, sinar
matahari tidak masuk secara langsung ke dalam rumah, ventilasi rumah tinggal :
ruangan pengap karena sirkulasi rumah kurang, polusi udara karena debu jalan
raya yang belum diaspal mencemari rumah penduduk di tepi jalan, membersihkan
lingkungan rumah tidak teratur ).

Tanda Dan Gejala : Pilek, batuk-batuk, sering bersin, sumbatan pada hidung yang
menyebabkan bernafas melalui mulut, sesak nafas, pusing, nyeri otot, tidak nafsu
makan.

Cara mengatasi ISPA :


- Pada anak yang berusia 1 tahun ke atas bisa diberikan kecap manis/ madu
+ jeruk nipis masing-masing 1 sendok teh
- Beri obat batuk yang mengandung ekspektoran atau pengencer dahak.
- Kompres dengan air hangat di lipatan paha, dahi dan ketiak
- Beri obat penurun panas untuk mengatasi demam
- Beri minum air putih hangat-hangat kuku yang banyak
- Beri makanan yang bergizi
- Bawa ke pelayanan kesehatan terdekat bila tidak sembuh dalam 2 hari

Akibat bila ISPA tidak segera ditangani :


- Penyebaran infeksi : bronchitis, radang paru-paru, radang tenggorokan,
radang telinga tengah, radang sinus.

50
- Bisa juga terjadi radang selaput otak
- Bila panas tinggi bisa terjadi kejang

Cara mencegah terjadinya ISPA :


- Memberikan makanan yang bergizi
- Bersihkan lingkungan dari debu
- Jauhkan dari asap rokok dan asap dapur
- Pertahankan pergantian udara melalui ventilasi setiap hari dengan
membuka jendela
- Pertahankan lingkungan tidak lembab
- Penerangan dari sinar matahari cukup
- Jauhkan dari orang yang batuk dan pilek

2. Rheumatoid (3,00 %)
Rheumatoid adalah penyakit peradangan pada sendi

Faktor-faktor penyebab : factor herediter, kekurangan kalsium, Vitamin D.

Tanda dan Gejala : Demam, nyeri pada pinggang atau daerah persendian,
lemah,pembengkakan sendi, rentang gerak berkurang

Cara mengatasi reumatoid :


− Istirahatkan sendi yang meradang
− Kompres panas dan dingin secara bergantian pada daerah yang mengalami
peradangan sendi.

3. Asthma ( 1,50 % )
Asthma adalah gangguan inflamasi kronik jalan nafas yang melibatkan berbagai
sel inflamasi yang disebabkan oleh penyumbatan jalan nafas.

Tanda dan Gejala :

51
- Sesak nafas, dada seperti tertekan
- Gelisah, denyut nadi bisa lemah, dapat pula cepat.
- Nafas berbunyi (mengi)
- Batuk produktif sering pada malam hari
- Gejala biasanya membaik pada siang hari dan memburuk pada malam hari

Cara mengatasi masalah asthma :


- Berobat ke pelayanan kesehatan terdekat
- Pada saat serangan anjurkan untuk meninggikan posisi kepala (30 0-450)
penderita untuk mengurangi sesak
- Makan makanan bergizi
- Istirahat yang cukup
- Membersihkan rumah dan lingkungan sekitar rumah secara teratur
- Jauhi asap rokok atau polusi udara

Akibat bila asthma bila tidak diatasi :


- Pneumothoraks
- Pneumomediastinum dan emfisema
- Atelektasis
- Aspergilosis bronkopulmonal alergik
- Gagal nafas
- Bronchitis
- Fraktur iga

4. Hypertensi (1,13%)
Hypertensi adalah peningkatan tekanan darah yang melebihi (menurut standar
yang telah ditetapkan oleh WHO) tekanan sistolik lebih dari 140 dan diastolic
lebih dari 90 mmHg.
Berdasarkan literature penyakit Hypertensi dipengaruhi oleh factor-faktor sebagai
berikut :

52
a. Faktor hereditas memiliki peranan yang sangat penting terhadap penyakit
hipertensi.
b. Pola dan kebiasaan hidup / life style
c. Faktor psikologis ( stress ).

Tanda Dan Gejala : tekanan darah meningkat, tegang tengkuk, pusing, pandangan
kabur, mual, muntah, mudah marah (emosi).

Cara mengatasi :
− Istirahat yang cukup
− Atur pola makan yang sesuai : diit rendah garam, rendah lemak
− Mempertahankan asupan kalium yang memadai
− Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang memadai
− Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol
− Membatasi alcohol
− Meningkatkan aktivitas fisik (olahraga teratur)
− Kontrol kesehatan secara teratur ke pelayanan kesehatan

Akibat bila hipertensi tidak diatasi :


- Stroke
- Gagal jantung
- Gangguan penglihatan

5. Gastritis (0,94%)
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang bersifat akut dan kronik

Faktor penyebab gastritis : obat-obatan (aspirin, obat anti inflamasi non steroid),
stress, minum minuman beralkohol, terlambat makan, ganguan mikrosirkulasi
mukosa lambung (trauma, luka baker, sepsis).

53
Tanda dan Gejala : nyeri ulu hati, mual, muntah, kembung, rasa asam di mulut,
tidak nafsu makan.

Cara mengatasi :
- Menghindari penyebab pada gastritis
- Berikan pengobatan berupa antasida
- Anjurkan untuk menghindari makan makanan yang terlalu : pedas, makan
secara teratur setiap hari dengan porsi kecil tapi sering
- Pengobatan ke pelayanan kesehatan

6. Sumber air konsumsi masyarakat yang menggunakan air sungai / parit


(64,89%)
Tindakan : Menganjurkan pada masyarakat untuk memakai air ledeng dari
gunung sebagai air konsumsi dan dimasak terlebih dahulu.

7. Keadaan rumah pengap karena sirkulasi udara yang kurang baik (15,27%)
Tindakan : menjelaskan kepada masyarakat tentang syarat – syarat rumah sehat
dan manfaatnya.

8. Kebiasaan masyarakat buang air besar di sungai (43,51%)


Tindakan
- Menyarankan pada masyarakat untuk sedapat mungkin tidak mencemari
air sungai oleh kotoran tinja keluarga
- Menyarankan agar warga membuat tempat pembuangan tinja bersama-
sama agar kebersihan air sungai terjaga.

9. Tempat pembuangan air limbah keluarga di selokan / sungai terdekat


(28,24%)
Tindakan :
− Menyarankan penduduk untuk tidak membuang air limbah di sungai

54
− Menganjurkan penduduk membuat saluran pembuangan limbah rumah
tangga.

10. Kebiasaan keluarga yang tidak teratur membersihkan rumah (15,27%)


Tindakan :
− Menyarankan untuk membersihkan rumah secara teratur minimal
3 x seminggu.
− Menjelaskan tentang manfaat lingkungan yang bersih bagi kesehatan

11. Masyarakat yang menggunakan air sungai untuk kebersihan kulit (82.4%)
Tindakan :
− Menjelaskan pada masyarakat tentang dampak negative dari mandi
disungai.
− Menyarankan pada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan sungai.

12. Kebiasaan minum obat dihentikan bila terasa sembuh (35,%)


Tindakan :
- Memberikan penjelaskan kepada masyarakat tentang pentingnya minum
obat sesuai dosis sampai obat tersebut habis.
- Memotivasi masyarakat agar selalu meminum obat sampai habis

13. Masyarakat tidak memiliki waktu khusus untuk olah raga (79,39%)
Tindakan :
- Memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang pentingnya
berolahraga bagi kesehatan tubuh
- Memotivasi masyarakat untuk selalu berolahraga, minimal 2 x seminggu

14. Kebiasaan Meminum Obat dihentikan bila Terasa Sembuh ( 25,19 %)


Tindakan :

55
- Menjelaskan kepada masyarakat tentang pentingnya meminum obat sesuai
dengan dosis yang ditentukan sampai obat itu habis
- Menyarankan kepada masyarakat untuk meminum obat sampai habis.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengamatan kami pada tanggal 6-8 Juli 2007 di Desa
Sekilap, kami menyimpulkan banyak masalah kesehatan yang masih perlu dibenahi
antaranya :
1. Masalah ketersediaan air bersih untuk konsumsi dan kebersihan alat-alat rumah
tangga serta kebutuhan lainnya, masih banyak masyarakat menggunakan sumber
air sungai / parit.
2. Masalah kebersihan lingkungan rumah dimana sebagian masyarakat mempunyai
kebiasaan tidak teratur dalam membersihkan lingkungan rumah.
3. Masalah ventilasi rumah penduduk yang masih belum memenuhi standar rumah
sehat, sehingga banyak rumah penduduk yang terasa pengap karena sirkulasi
udara yang kurang baik.
4. Kontruksi jamban keluarga, dimana sebagian besar masyarakat masih
menggunakan konstruksi jamban terbuka.
5. Resiko tinggi terserang diare terhadap masyarakat berhubungan dengan
permasalahan kesehatan lingkungan yang ditemukan.
6. Ada beberapa penyakit yang dijumpai pada masyarakat Desa Sekilap, diantaranya
: ISPA, TBC, Hipertensi, Fibris, Rheumatik, Diare, Penyakit Kulit, Sakit Mata,
Asma, Gastritis dan lain-lain.
Untuk itu telah dilakukan berbagai kegiatan diantaranya memberikan
penyuluhan dan pengobatan gratis kepada masyarakat.

56
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil pengamatan dan pendataan kami. Adapun
saran yang dapat kami kemukakan adalah sebagai berikut :
7. Diharapkan kepada masyarakat agar bergotong royong untuk membersihkan
lingkungan tempat tinggal secara teratur dan menjaga kebersihan air sungai
8. Diharapkan kepada masyarakat khususunya masing-masing keluarga untuk
memperhatikan syarat-syarat rumah yang sesuai dengan standar kesehatan.
Syarat Rumah Sehat :
a. Suhu udara tidak lembab dan tidak panas
b. Penerangan cukup
c. Pertukaran udara cukup (luas ventilasi 15% dari luas lantai)
d. Suasana nyaman
e. Lantai kedap air
9. Diharapkan agar masyarakat memiliki kesadaran untuk memanfaatkan
pekarangan rumah, seperti menanami tanaman sayur mayur dan memelihara
hewan ternak untuk peningkatan gizi keluarga dalam rangka peningkatan derajat
kesehatan masyarakat Desa Sekilap.
10. Satu hal yang patut kami puji pada masyarakat Desa Sekilap atas kerjasamanya
dengan Tim Kesehatan terutama Kader Posyandu sehingga sebagian besar balita
dan ibu hamil yang ada disini ikut serta memeriksakan keadaannya dan balita
untuk pemeriksaan dan mendapatkan imunisasi yang lengkap.
11. Kami anggota PKL banyak mengucapkan terimakasih atas kerjasama dan bantuan
serta sambutan masyarakat di Desa Sekilap ini

57
KERANGKA ACUAN PKL – PKMD
AKPER DHARMA INSAN PONTIANAK
DI DESA SEKILAP KECAMATAN MANDOR
KEBUPATEN LANDAK

A. Pendahuluan
Pengembangan tenaga keperawatan merupakan prioritas dalam pembangunan
tenaga kesehatan di Indonesia. Tujuan pembangunan tenaga keperawatan adalah
untuk meningkatkan mutu tenaga keperawatan, sehingga mampu mengembangkan
tugas, mewujudkan perubahan dan pembaharuan dalam rangka memenunhi
kebutuhan kesehatan, pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Keberhasilan tenaga keperawatan dalam mengembangkan dan melaksanakan
tugasnya tidak terlepas dari penyelengaraan pendidikan dan perguruan tinggi beserta
kurikulumnya yang merupakan unsur penting dalam penyelenggaraan pendidikan.
Praktek kerja lapangan (PKL – PKMD) sebagai bagian dari kegiatan
kurikuler, merupakan sarana latihan yang diharapkan mampu memberikan
pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam mengaplikasikan teori / konsep yang
telah didapat kepada masyarakat.

B. Tujuan Penulisan
1. Umum
Setelah mengikuti kegiatan PKL, Mahasiswa/i Akper Dharma Insan Pontianak
mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat, sehingga
dapat mengetahui kebutuhan dalam menerapkan Asuhan Keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

58
2. Khusus
a. Dapat merumuskan strategi pengumpulan data – data kesehatan bersama
masyarakat.
b. Dapat mengumpulkan data kesehatan keluarga
c. Dapat mentabulasi serta menganalisa data kesehatan keluarga.
d. Dapat mengetahui status kesehatan.
e. Dapat memprioritaskan masalah kesehatan keluarga
f. Dapat membuat rencana penanggulangan masalah kesehatan.
g. Dapat menerapkan rencana penanggulangan masalah kesehatan.
h. Dapat melakukan evaluasi setelah melakukan penanggulangan masalah
kesehatan dan hasil evaluasinya dijadikan tolak ukur dalam menentukan
rencana kegiatan selanjutnya.
i. Dapat mendokumentasikan semua proses pelaksanaan kegiatan dan hasil
kegiatannya yang di peroleh dalam bentuk laporan.

C. Sasaran
1. Individu
2. Keluarga
3. Kelompok
4. Masyarakat

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktek kerja lapangan meliputi :
1. Persiapan Kelompok
Untuk kesamaan maksud dan tujuan dalam melaksanakan PKL – PKMD,
membantu kuisioner dan mempersiapkan semua kebutuhan untuk pelaksanaan
PKL – PKMD.
2. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Untuk menerapkan teori, konsep dan managemen Asuhan Keperawatan kepada
masyarakat baik secara individu, keluarga maupun kelompok.

59
3. Pembuatan Laporan Kelompok, maupun presentasi kegiatan kelompok yang di
ikuti diskusi kelompok dan seminar untuk tercapainya kesamaan persepsi.

E. Peserta Dan Panitia PKL


1. Peserta PKL
Mahasiswa/I Akper Dharma Insan Pontianak sebanyak 47 orang.
2. Panitia PKL terdiri dari unsur
a. Mahasiswa/i Angkatan V Akper Dharma Insan Pontianak.
b. Dosen Akper Dharma Insan Pontianak.

F. Kegiatan PKL
1. Pengumpulan dan Pengolahan data untuk keperawatan komunitas.
2. Pelaksanaan Asuha Keperawatan Keluarga dan Keperawatan Usia
Lanjut/Gerontik.
3. Pelayanan Kesehatan.
4. Pendidikan/penyuluhan Kesehatan.
5. Presentasi hasil pengumpulan data kepada pemuka-pemuka masyarakat.
6. Pengobatan massal/Bakti sosial.

G. Materi PKL
1. Keperawatan Komunitas.
2. Keperawatan Keluarga.
3. Keperawatan Usia Lanjut/Gerontik.

H. Waktu Dan Tempat


1. Waktu pelaksanaan PKL tanggal 02 Juli s/d 11 Juli 2007.
2. Tempat pelaksanaan PKL : Dusun Sekilap Desa Sekilap Kecamatan Mandor
Kabupaten Landak.

B. Metode PKL

60
1. Metode PKL-PKMD lebih ditekankan pada upaya-upaya yang dapat mendoromg
peran serta aktif mahasiswa dan masyarakat dengan memberi kesempatan kepada
mahasiswa/I untuk dapat belajar sambil bekerja/berbuat/serta proses pemecahan
masalah. Metode PKL-PKMD yang digunakan yaitu : curah pendapat, simulasi,
diskusi kelompok, orientasi lapangan, kunjungan rumah dan tanya jawab.
2. Proses Belajar Mengajar
a. Proses Persiapan (resimulasi)
b. Proses praktek lapangan dimasyarakat dengan menggunakan metode yang
tepat.
c. Proses konsolidasi program / kegiatan.

J. Sumber Dana/Biaya PKL


Sumber biaya diperoleh dari :
1. Alokasi dana Penyelenggaraan Pendidikan D III Keperawatan Program Umum
Akper Dharma Insan Pontianak.
2. Mahasiswa/i.
3. Sponsor.

K. Susunan Panitia Inti PKL


Penasehat / Pelindung : 1. Direktur Akper Dharma Insan Pontianak
2. Pastor Paroki Pahauman

Penanggung Jawab : 1. Ners. Anton Jumadi, SKep


2. Pimpinan Puskesmas Desa Sekilap
3. Camat Mandor
4. Kepala Desa Sekilap

Ketua I : Laurensius Daniel Agen, SKM


Ketua II : Ners. Elisabeth Wahyu Savitri, S Kep
Sekretaris : Reni Widiningrum, SKM
Bendahara : Exbertus, SH

61
Koordinator Mata Ajaran/Dosen Pembimbing :
1. Keperawatan Komunitas
f. Agustinus HS, SKM
g. Reni Widiningrum, SKM
h. Laurensius Daniel Agen, SKM
2. Keperawatan Gerontik
a. Ners. Elisabeth Wahyu Savitri, S Kep
b. Ners. Sisilia Lili, S Kep
c. Bambang Suwedo, SKp
3. Keperawatan Keluarga
a. Ners. Sisilia Lili, S Kep
b. Ners. Elisabeth Wahyu Savitri, S Kep
c. Agustina Nona, APP

Sekilap, 20 Juli 2007

62
Mengatahui Ketua Panitia PKL
Direktur AKPER Dharma Insan Pontianak AKPER Dharma Insan Pontianak

(AGUSTINUS. HS, SKM) (LAURENSIUS DANIEL,SKM)

Pontianak, 20 Juli 2007

Kepada :
Yth. Direktur AKPER Dharma Insan
Pontianak
Di
Tempat

Laporan Kegiatan PKL Mahasiswa/I Akper Dharma Insan Angkatan V


di Desa Sekilap Kecamatan Mandor Kabupaten Landak
Tanggal 02 – 11 Juli 2007

Dengan Hormat,
Dengan ini perlu kami sampaikan laporan kegiatan PKL, bahwa selain pendataan
penduduk Desa Sekilap kami juga melakukan pelayanan dan pengobatan serta melakukan
sunatan massal kepada penduduk Desa Sekilap dan sekitarnya sebagai berikut :
Selasa, 03 Juli 2007
- Pelayanan Kesehatan
- Penyuluhan Kesehatan
Rabu, 04 juli 2007
- Pelayanan Kesehatan
- Penyuluhan Kesehatan

63
Kamis, 05 Juli 2007
- Kegiatan pengumpulan data kerumah-rumah penduduk.
- Pelayanan Kesehatan
- Penyuluhan Kesehatan

Jum’at, 06 juli 2007


- Pengolahan Data Kelompok
- Pelayanan Kesehatan
- Penyuluhan Kesehatan
Sabtu, 07 Juli 2007
- Pengolahan Data Kelompok
- Intervensi Keperawatan Keluarga
- Intervensi Keperawatan Gerontik
- Persiapan untuk Bakti Sosial
Minggu, 08 Juli 2007
- Pengobatan Massal, operasi minor
- Intervensi dan evaluasi Keperawatan Keluarga
- Intervensi dan evaluasi Keperawatan Gerontik
Senin, 09 Juli 2007
- Persiapan untuk Seminar
- Intervensi dan evaluasi Keperawatan Keluarga
- Intervensi dan evaluasi Keperawatan Gerontik
Selasa, 10 Juli 2007
- Acara Ramah Tamah dengan Pastor Paroki Pahauman, Kepala Desa beserta
staf dan tokoh masyarakat lainnya.
- Penutupan PKL oleh Kepala Desa Sekilap
- Acara Hiburan
Rabu, 11 Juli 2007
- Seluruh Rombongan PKL (Mahasiswa/I dan Dosen) kembali ke Pontianak.

64
Selama melaksanakan kegiatan PKL, sambutan masyarakat setempat sangat baik.
Ini terbukti dari peran serta dan kerja sama dari masyarakat. Namun kami juga menemui
hambatan dimana pemecahan masalah yang ditemukan dimasyarakat belum dapat kami
laksanakan secara maksimal. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu.
Demikianlah laporan kegiatan PKL, Mahasiswa/I AKPER Dharma Insan
Angkatan V kami sampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat Kami

65
Laurensius Daniel Agen, SKM
Ketua PKL

Pontianak, 20 Juli 2007

Kepada
Yth. Ketua TIM PKL Mahasiswa/I Angkatan V
Akademi Keperawatan Dharma Insan
Pontianak
Di
Tempat

Dengan hormat,
Dengan ini kami sampaikan laporan kegiatan PKL Mahasiswa/I Angkatan V
Akademi Keperawatan Dharma Insan Pontianak di Dusun Sekilap Desa Sekilap
Kecamatan Mandor Kabupaten Landak yang telah dilaksanakan pada tgl. 02 Juli 2007 s/d
11 Juli 2007, adapu susunan kegiatan adalah sebagai berikut :

A. Juni 2007
Pertemuan dengan Bapak Ners. Anton Jumadi, SKep, selaku penanggung
jawab Panitia Inti PKL tentang Pembentukan Panitia Pelaksanaan PKL Mahasiswa/I
Angkatan V.

Susunan Panitia PKL Mahasiswa/I Angkatan V

Ketua : Robertus Armiadi

66
Wakil Ketua : Fransiska Triningsih

Sekretaris I : I Ketut Putra Hastama


Sekretaris II : Maria Nofita Ratih

Bendahar I : Herodiana Andayani Finis


Bendahara II : Reni Oktavia Nababan

Seksi – seksi :
1. Seksi Ilmiah
Ketua : Dwi Sri Nuriana M
Anggota : 1. Rini Octavia Siringo ringo
2. L. Jupman U

2. Seksi Humas
Ketua : Oda Susanto
Anggota : 1. Heriwati
2. Ellysa Samara

3. Seksi Perlengkapan
Ketua : Irfan
Anggota : 1. Hengki
2. Natalia Epiana

4. Seksi Konsumsi
Ketua : Paskaria Evisma
Anggota : 1. Yulianti
2. Rupinus

5. Seksi Acara
Ketua : Petronela Meiry

67
Anggota : 1. Iin Indrawati
2. Yulia Yogianasti

6. Seksi Dokumentasi
Ketua : Yan Maro Armando
Anggota : 1. Merry Siboro
2. Dennisius Hermanto

7. Seksi Pengumpulan Data


Ketua : Sumianti
Anggota : 1. Rosmian Martogi A Sinaga
2. Uriani

8. Seksi Pelayanan Kesehatan


Ketua : Asep Diyaferiendi
Anggota : 1. Yunith Afriyanti
2. Arjun

9. Seksi Olahraga
Ketua : Kresensia Eka S. W
Anggota : 1. Vinansius Wiro Oni Kono

10. Seksi Keamanan


Ketua : Fransisco Thomas Boyke
Anggota : 1. Natalia Efri Susanti

11. Seksi Transportasi


Ketua : K Asdaka
Anggota : 1. Edyta Vera

12. MC : Teodora Ervina

68
Kelompok Pengumpulan Data
Kelompok I Kelompok II Kelompok III
No. Nama No. Nama No. Nama
1. I Ketut Putra H 1. Reni Oktavia N 1. Hengki
2. Rupinus 2. Marieta Yeyet 2. Robertus Armiadi
3. Oda Susanto 3. Rini Oktavia Siringo 3. Dwi Sri Nuriana M
4. Yan Maro A 4. Imelda 4. Teodora Ervina
5. L Jupman U 5. Heriwati 5. Asep Diyaferiendi
6. Irfan 6. Yulia Yogianasti 6. Arjun
7. Vinansius Wiro O 7. Widiono 7. Francisko Thomas B
8. Iin Indrawati 8. Kresensia Eka S W 8. Herodiana A P
9. Fransiska T 9. Yunitha Afriyanti 9. Yustina Mardiani
10. Ellysa Samara 10. Neni Paskalia 10. Weny Irene R
11. Edyta Vera 11. Merry Siboro
12. Natalia Epiana 12. Maria Nofita Ratih
13. Natalia Efri Susanti 13. K. Asdaka
14. Petronea Meiry 14. Stepanus Hendra
15. Denianti 15. Yulianti
16. Imelda Beatrik C
17. Uriani
18. Dennisius H
19. Sumianti
20. Veronika Susy
21. Paskaria Evisma
22. Rosmian Martogi A
Jml 22 orang Jml 15 orang Jml 10 orang
Jumlah Total Mahasiswa/I Berjumlah 47 orang.

B. Survey Kelapangan
Survey I dilakukan pada tgl. 15 Juni 2007. Survey ke Desa Sekilap Kecamatan
Mandor Kabupaten Landak dari hasil pembicaraan dengan kepala desa dengan
beserta staffnya, diputuskan bahwa lokasi PKL adalah :
1. Lokasi : Dusun Sekilap, Desa Sekilap, Kec. Mandor, Kab Landak.
2. Jumlah Kepala Keluarga : 137 KK.
3. Tempat penginapan Tim, Panitia dan Peserta PKL.
Disediakan ruang sekolah menengah pertama Panca Bhakti di Dusun
Sekilap bagi peserta PKL yang akan menginap, bagi dosen menginap dirumah
warga yang sudah ditunjuk.

69
C. Peralatan Yang Diperlukan
1. TOA
2. Tensimeter
3. Timbangan
4. Stetoskop
5. Thermometer
6. Alat Ukur (Centimeter)
7. Jam Tangan yang memiliki jarum detik

Peralatan pribadi yang harus dibawa oleh masing – masing Mahasiswa/I :


- Seragam Putih dan almamater
- Seragam PKL
- Pakaian Bebas
- Peralatan mandi
- Peralatan tidur
- Senter
- Alat Sirkumsisi
- Tensimeter dan Stetoskop

D. Jadwal Kegiatan PKL


JADWAL KEGIATAN PKL
HARI / JAM KEGIATAN P.J / TEMPAT
TGL PELAKSANA
Senin, 2 08.00 Pemberangkatan ke lokasi Dosen / mahasiswa Depan
Juli 2007 14.00 – 17.00 Pembenahan tempat PKL kampus Akper
17.00 – 18.00 Istirahat / mandi Dosen / mahasiswa
18.00 – 19.00 Makan malam PKL
Desa Sekilap
19.00 – 21.00 Persiapan untuk pembukaan Seksi konsumsi
PKL Panitia PKL
Selasa, 3 07.00 – 08.00 Sarapan pagi Seksi konsumsi
Juli 2007 08.00 – 10.00 Pembukaan PKL Panitia PKL

70
10.00 – 12.00 Perkenalan Dosen Dosen / mahasiswa
pembimbing / peserta PKL
dengan semua aparat desa
dan tokoh – tokoh
masyarakat dilanjutkan
Desa Sekilap
dengan orientasi lapangan
12.00 – 13.00 Makan siang Seksi konsumsi
13.00 – 14.00 Istirahat Dosen / peserta PKL
14.00 – 17.00 Pembuatan peta wilayah Mahasiswa PKL
17.00 – 18.00 Istirahat / mandi
18.00 – 19.00 Makan malam Seksi konsumsi
19.00 – 21.00 Misa Mahasiswa PKL
Rabu, 4 07.00 – 08.00 Sarapan pagi Seksi konsumsi
Juli 2007 08.00 – 12.00 Lanjutkan pendataan ke
rumah – rumah /
penyuluhan individu Mahasiswa PKL
12.00 – 13.00 Makan siang Seksi konsumsi
13.00 – 14.00 Istirahat
Desa Sekilap
14.00 – 17.00 Pengumpulan / pengolahan
data / tabulasi data Dosen / peserta PKL
17.00 – 18.00 Istirahat / mandi
18.00 – 19.00 Makan malam Seksi konsumsi
19.00 – 21.00 Pengolahan data Mahasiswa PKL
Kamis, 5 07.00 – 08.00 Sarapan pagi Seksi konsumsi
Juli 2007 08.00 – 12.00 Pelayanan Posyandu Dosen / peserta PKL
12.00 – 13.00 Makan siang Seksi konsumsi
13.00 – 14.00 Istirahat
14.00 – 17.00 Pengolahan data / tabulasi
Desa Sekilap
data / prioritas masalah /
pengetikan Mahasiswa PKL
17.00 – 18.00 Istirahat / mandi
18.00 – 19.00 Makan malam Seksi konsumsi
19.00 – 21.00 Pengolahan data / prioritas
masalah / pengetikan Mahasiswa PKL
Jumat, 6 07.00 – 08.00 Sarapan pagi Seksi konsumsi

71
Juli 2007 08.00 – 12.00 Pengolahan Data
12.00 – 13.00 Makan siang Mahasiswa PKL
13.00 – 15.00 Istirahat Seksi konsumsi Desa Sekilap
15.00 – 17.00 Olah raga bersama
17.00 – 18.00 Istirahat / mandi Mahasiswa PKL
18.00 – 19.00 Makan malam Seksi konsumsi
19.00 – 21.00 Penyelesaian makalah Dosen / peserta PKL
Sabtu, 7 07.00 – 08.00 Sarapan pagi Seksi konsumsi
Juli 2007 08.00 – 12.00 Persiapan seminar Dosen / peserta PKL
12.00 – 13.00 Makan siang Seksi konsumsi
13.00 – 15.00 Askep Lansia Mahasiswa PKL Desa Sekilap
15.00 – 17.00 Kerja Bakti Mahasiswa PKL
17.00 – 18.00 Istirahat / mandi
18.00 – 19.00 Makan malam Seksi konsumsi
19.00 – 21.00 Pelaksanaan seminar Dosen / peserta PKL
Minggu, 07.00 – 08.00 Sarapan pagi Seksi konsumsi
8 Juli 08.00 – 09.30 Ibadat Minggu Dosen / peserta PKL
2007 09.30 – 12.00 Pengobatan massal Dosen / peserta PKL
12.00 – 13.00 Makan siang Seksi konsumsi
13.00 – 17.00 Lanjutan pengobatan
Desa Sekilap
massal Dosen / peserta PKL
17.00 – 18.00 Istirahat / mandi
18.00 – 19.00 Makan malam Seksi konsumsi
19.00 – 21.00 Acara bebas
Senin, 9 07.00 – 08.00 Sarapan pagi Seksi konsumsi
Juli 2007 08.00 – 12.00 Penyuluhan bahaya AIDS Dosen / peserta PKL
dan Narkoba
12.00 – 13.00 Makan siang Seksi konsumsi
13.00 – 14.00 Istirahat
Desa Sekilap
14.00 – 17.00 Persiapan penutupan PKL Dosen / peserta PKL
17.00 – 18.00 Istirahat / mandi
18.00 – 19.00 Makan malam Seksi konsumsi
19.00 – 21.00 Penutupan PKL dengan
pemerintah daerah Landak Dosen / peserta PKL
Selasa, 07.00 – 08.00 Sarapan pagi Seksi konsumsi

72
10 Juli 08.00 – 12.00 Persiapan untuk acara
2007 penutupan Dosen / peserta PKL
12.00 – 13.00 Makan siang Seksi konsumsi
13.00 – 14.00 Istirahat
14.00 – 17.00 Melanjutkan untuk
Desa Sekilap
persiapan acara penutupan Mahasiswa PKL
17.00 – 18.00 Istirahat / mandi
18.00 – 19.00 Makan Malam
19.00 – 21.00 Penutupan acara PKL
dengan masyarakat desa Dosen / peserta PKL
Sekilap.
Selasa, 07.00 – 08.00 Sarapan pagi Seksi konsumsi Desa Sekilap
11 Juni 13.00 Pulang ke Pontianak Mahasiswa PKL
2007

E. Pelaksanaan Kegiatan
Senin, 02 Juli 2007
Jam Kegiatan dan Keterangan
09.00 Semua Mahasiswa/I kumpul dikampus
10.30 Berangkat dari Pontianak menuju Dusun Sekilap
14.30 Tiba di Dusun Sekilap
20.00 Pembukaan PKL Mahasiswa/I Angkatan V yang dihadiri oleh :
- Drs. Cornelis MH (Bupati Landak)
- Kepala Desa Sekilap
- Direktur Akper Dharma Insan Pontianak
- Ketua PKL dan Dosen Pembimbing Lapangan
- Mahasiswa/I Akper Dharma Insan Angkatan V
Kegiatan PKL resmi dibuka oleh Drs. Cornelis MH (Bupati Landak)
Selasa, 03 Juli 2007
- Pelayanan Kesehatan
- Penyuluhan Kesehatan
Rabu, 04 juli 2007
- Pelayanan Kesehatan
- Penyuluhan Kesehatan

73
Kamis, 05 Juli 2007
- Kegiatan pengumpulan data kerumah-rumah penduduk.
- Pelayanan Kesehatan
- Penyuluhan Kesehatan
Jum’at, 06 juli 2007
- Pengolahan Data Kelompok
- Pelayanan Kesehatan
- Penyuluhan Kesehatan
Sabtu, 07 Juli 2007
- Pengolahan Data Kelompok
- Intervensi Keperawatan Keluarga
- Intervensi Keperawatan Gerontik
- Persiapan untuk Bakti Sosial
Minggu, 08 Juli 2007
- Pengobatan Massal, operasi minor
- Intervensi dan evaluasi Keperawatan Keluarga
- Intervensi dan evaluasi Keperawatan Gerontik
Senin, 09 Juli 2007
- Persiapan untuk Seminar
- Intervensi dan evaluasi Keperawatan Keluarga
- Intervensi dan evaluasi Keperawatan Gerontik

Selasa, 10 Juli 2007


- Acara Ramah Tamah dengan Pastor Paroki Pahauman, Kepala Desa beserta
staf dan tokoh masyarakat lainnya.
- Penutupan PKL oleh Kepala Desa Sekilap
- Acara Hiburan
Rabu, 11 Juli 2007
- Seluruh Rombongan PKL (Mahasiswa/I dan Dosen) kembali ke Pontianak.

74
Demikian laporan kegiatan PKL Mahasiswa/I Akper Dharma Insan Angkatan V
kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih.

Hormat Kami
Ketua PKL Sekretaris

(Robertus Armiadi) (I Ketut Putra Hastama)

Tembusan :
Kepada Yth :
1. Direktur Akper Dharma Insan Pontianak
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Landak
3. Kepela puskesmas Mandor, kec. Mandor.
4. Pertinggal.

75

Anda mungkin juga menyukai