Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH “TEORI BIGBANG”

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Astronomi
Dosen Pengampu : Ahmad Fauzi, M.Pd.

disusun oleh :
Stefanni Viga Gracia P.
K2316058
Kelas B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, taufik, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Teori Bigbang.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Astronomi di Program Studi
Pendidikan Fisika FKIP UNS. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada bapak selaku dosen pembimbing mata kuliah Astronomi dan kepada segenap
pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Maka dari itu penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 25 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

C. Tujuan ................................................................................................................. 5

BAB II .............................................................................................................................. 6

A. Teori BigBang (Dentuman Besar) .................................................................... 6

B. Asal usul bintang, planet dan material luar angkasa ..................................... 7

C. Perkembangan alam raya saai ini. ................................................................... 8

BAB III .......................................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidak ada yang mengetahui bentuk alam semesta. Bagaimana matahari
terbentuk, bintang terbentuk, planet-planet, dan benda-benda langit terbentuk.
Manusia sebagai penghuni pelanet Bumi, melakukan penelitian tentang proses
terbentuknya alam semesta. Awalnya, manusia belum mengetahui material
pembentuk alam semesta, apakah alam semesta terbentuk dari suatu gas, cairan, atau
padatan. Karena rasa keingin tahuan manusia untuk mengetahui bagaimana bumi
terbentuk, munculah beberapa teori tentang asal-usul alam semesta. Pada tahun 1724
seorang Ilmuwan Jerman, bernama Emmanuel Swedenborg menyatakan bahwa tata
surya terbentuk dari kondensasi awan atau kabut gas yang sangat panas. Kondendasi
tersebut menjadi bagian bagian terpisah dan memutar. Pada bagian tengah kondensasi
awan, partikel partikel memusat sehingga terbentuklah sebuah bintang. Pada partikel
yang berada dibagian pinggir kondensasi membentuk planet dan sisanya membentuk
asteroid, meteor, dan lain lain. teori yang di kemukakan oleh Emmanuel Swedenborg
disebut teori nebula. Teori ini dianggap tidak masuk akal, karena memeliki kelemahan
yaitu tidak dapat menjelaskan tentang adanya gaya gravitasi. Kemudian muncul teori
yang disebut “Teori Bintang Kembar”. Teori ini menyatakan bahwa tata surya
terbentuk melalui dua bintang kembar. Salah satu bintang kembar tersebut meledak
karena memiliki materi yang padat dan suhunya terlalu panas. Akibat dari ledakan
tersebut dapat membentuk planet planet disekitarnya. Karena bintang tersebut
memiliki gaya gravitasi, maka planet tersebut memutari bintangnya. Munculnya teori-
teori ini terus dikaji oleh ilmuan-ilmuan di seluruh dunia. Sampai seorang ilmuan
bernama George Lematitre menyatakan bahwa asal usul alam semesta ini dimulai dari
suatu atom yang sangat padat. Pada suatu saat atom ini meledak karena memiliki
energi kalor yang tinggi, dan materinya tersebar keseluruh ruang angkasa. Akibat
ledakan tersebut, partikel partikel atom berubah menjadi banyak planet dan bintang
yang tersebar keseluruh alam semesta. Untuk itu dapat membutuhkan waktu ribuan
hingga jutaan tahun lamanya. Teori ini dianggap sebagai teori yang paling mendekati
keadaan alam semesta saat ini, dan dijadikan acuan sebagai teori yang bisa
menjelaskan proses terbentuknya alam semesta. Teori ini dikenal dengan “Teori
BigBang”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dentuman besar pada teori BigBang bisa terjadi?
2. Bagaimana bintang, planet, dan benda langit di jagat raya bisa terbentuk
menurut Teori BigBang?
3. Bagaimana perkembangan alam raya saai ini?

C. Tujuan
1. Mengetahui proses dentuman besar pada teori BigBang bisa terjadi.
2. Mengetahui proses terbentuknya bintang, planet, dan benda langit di jagat raya
bisa terbentuk menurut Teori BigBang.
3. Mengetahui perkembangan alam raya saai ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori BigBang (Dentuman Besar)


Pada tahun 1920-an seorang kosmolog asal Belgia bernama Abbe Georges
Lemaitre mengemukakan suatu teori yang dikenal dengan teori Big Bang. Menurutnya,
alam semesta ini mulanya berasal dari gumpalan superatom yang berbentuk bola api
kecil dengan ukuran sangat kecil. Saking kecilnya, bola itu hampir tak berbentuk dan
lebih dipandang sebagai titik dengan volume nol. Gumpalan ini memiliki massa jenis
yang luar biasa tinggi dengan suhu dan tekanan yang tak terhingga. Gumpalan
superatom inilah yang nantinya meledak. Gumpalan itu semakin lama semakin
memadat dan memanas, kemudian meledak dan memuntahkan seluruh isi dari alam
semesta. Big Bang melepaskan sejumlah besar energi di alam semesta yang kemudian
membentuk seluruh materi alam semesta dan kemudian berkembang hingga menjadi
bentuk yang sekarang ini dan akan terus berkembang.

Atom hidrogen terbentuk bersamaan saat energi dari Big Bang meluas keluar.
Atom hidrogen tersebut terus bertambah banyak dan berkumpul membentuk debu dan
awan hidrogen atau biasa disebut nebula. Awan hidrogen tersebut bertambah padat dan
memanas hinga temperatur jutaan derajat celcius. Awan hidrogen ini menjadi bahan
pembentuk bintang-bintang di alam semesta. Setelah terbentuk banyak bintang, bintang
tersebut berkumpul membentuk kelompok yang kemudian disebut galaksi. Dari
galaksi, lahirlah milyaran tata surya. Salah satunya adalah yang kita tinggali sekarang
ini.

Pada tahun 1948, George Gamov mengembangkan perhitungan-perhitungan


yang dibuat oleh Georges Lemaitre, kemudian ia mengemukakan sebuah teori baru
yang sesuai dengan teori Big Bang. Menurutnya, jika alam semesta terjadi karena
sebuah ledakan besar, maka di alam semesta ini seharusnya terdapat sisa radiasi dari
ledakan tersebut. Apalagi bila radiasi ini tersebar ke semua arah di alam semesta ini
dengan perbandingan yang sama (proporsional). Berikutnya setelah Gamov, pada tahun
1950, Ralph Alpher dan Robert Herman juga mengatakan hal serupa, yaitu seharusnya
terjadi radiasi tersebut. Seharusnya radiasi tersebut ada dalam kadar tertentu di alam
semesta ini. Tidak lama kemudian, bukti "yang memang seharusnya ada" tersebut
ditemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti yang bernama Arno Penzias dan Robert
Wilson menemukan gelombang-gelombang radiasi tersebut.Radiasi yang diberi nama
"radiasi dasar gelombang mikrokosmik" ini berbeda dengan radiasi yang biasanya
bersumber dari angkasa. Radiasi ini tersebar di alam semesta secara rata ke semua arah.
Dengan kata lain, radiasi ini tidak memiliki sumber, tetapi tersebar ke seluruh alam
semesta. Hasil yang mengejutkan ini tidak hanya sampai di sini. Jumlah radiasi yang
disebutkan Penzias dan Wilson ternyata sangat dekat dengan angka yang sebelumnya
diperkirakan oleh para ilmuwan. Penzias dan Wilson mendapatkan Penghargaan Nobel
sebagai orang pertama yang membuktikan teori Big Bang dengan percobaan.Bukti lain
yang membenarkan teori Big Bang adalah adanya gas hidrogen dan helium di angkasa.
Dengan pengukuran-pengukuran yang dilakukan, telah diketahui bahwa perbandingan
gas hidrogen dan helium di alam semesta sesuai dengan perhitungan-perhitungan teori
perbandingan hidrogen dan helium yang tersisa dari Big Bang. Padahal, jika alam
semesta ini berlangsung dari hukum kekekalan atau tanpa permulaan, maka hidrogen
yang ada di alam semesta akan terbakar hingga habis dan mengubahnya menjadi
helium.

B. Asal usul bintang, planet dan material luar angkasa


Sebelum meledak, bola api kecil dengan ukuran sangat kecil menurut teori
Bigbang memiliki bentuk berupa partikel sub atomik, kuark, foton, nitrium, proton,
neutron, dan elektron. Materi ini mengalami suatu reaksi hingga akhirnya membentuk
suatu atom bernama Hidrogen. Atom-atom hidrogen yang terbentung itu lama-
kelamaan saling berkumpul. Semakin lama kumpulan hidrogen itu semakin besar dan
besarnya mungkin mencapai ukukuran matahari. Kumpulan hidrogen itu berkumpul
semakin banyak dan memiliki massa yang sangat besar. Karena massanya sangat besar,
maka besar gaya grafitasinya pun juga besar. Semakin besar kerapatan hidrogen, maka
kumpulan hidrogen itu akan semakin panas. Dalam kumpulan hidrogen itu, terjadi
reaksi fusi yang membuat gumpalan Hidrogen memiliki cahaya. Semakin besar reaksi,
maka cahaya yang dipancarkan juga semakin terang. reaksi fusi yang terjadi pada
hidrogen ini memerlukan energi yang sangat besar. Hidrogen terus mengeluarkan
energi. Hingga lama kelamaan, hidrogen mulai habis, kemudian bereaksi dan terbentuk
atom baru yaitu Helium helium lalu beeaksi mejadi karbon, lalu karbon berubah
menjadi fosfor, dan material-material besi dan logam. Saat hidrogen kehabisan energi,
cahaya yang dipancarkan tadi akan meredup dinamaknan dengan bintang mati. Karena
massa dari gumpalan hidrogen ini sangatlah besar, gumpalan hidrogen ini meledak
kesegala arah. Menciptakan ledakan yang luar biasa besar, sehingga memutahkan
material-material berupa gas dan padatan. Saat material hasil ledakan bintang ini jatuh
tegak lurus mengenai matahari, material ini akan diserap, akan tetapi, jika material ini
jatuh disebelah matahari atau sejajar dengan matahari, material ini akan saling
berkumpul dengan material lain yang jatuh sejajar dengan matahari dan membentuk
planet. Planet-planet yang bergerak sejajar dengan matahari ini bergerak mengikuti
matahari dengan lintasan tertentu sesuai dengan gayang gravitasi planet tersebut,
karena tiap planet memiliki gravitasi yang berbeda-beda sesuai dengan ukurannya.
Malerial material sisa ledakan besar yang terlempar bebas, sebagian bereaksi kembali
dengan hidrogen dan halium membentu bintang, dan ada juga menjadi asteroit, dan
komet.

C. Perkembangan alam raya saai ini.


Perkembangan tekologi masa kini menbuat manusia lebih mudah menganalisis
perkembangan alam raya ini. Banyak organisasi-organisasi di seluruh dunia yang
meneliti bagaimana perkembakan Alam Raya, contohnya NASA. NASA
menciptakan alat-alat canggih yang digunakan untuk meneliti perkembangan alam
semesta. Mereka menciptakan pesawat ulang aling, memasang satelit, meberi bukti-
bukti adanya pelanet dengan menerbitkan foto hasil potretan dari luar angsa, dan
bahkan mampu mengirim manusia berkunjung ke bulan. Dari penelitian yang
dilakukan NASA, manusia di bumi bisa mengetahui perkembangan alam raya ini.
Memberikan informasi terbaru tentang fenomena-fenomena di jagat raya misalnya,
terjadinya gerhana, badai matahari, hujan meteor, dan lain-lain.

Dari hasi penelitian ilmuwan kita juga bisa tahu apa saja material pemnyusun
bumi dan isinya, bagaimana permukaan bumi ini terbentuk, dan komponen pelindung
bumi dari hantaman benda langit. Bumi memiliki pelindung berupa medan magnet
bumi dan atmosfer. Atmosfer adalah selubung uap yang menyelimuti bumi. Di
dalamnya terdapat gas oksigen yang dikonsumsi manusia untuk bertahan hidup.
Atmosfer juga melindungi melindungi bumi dari radiasi sinar ultra violet dan dapat
mencegah hantaman benda langit yang jatuh ke bumi. Karena atmosfer memiliki
ketebalan hingga beratus-ratus kilometer dan berlapis lapis (ttroposfer, stratosfer,
mesosfer dan thermosfer) memiliki kandungan gas, suhu dan tekanan yang berbeda,
membuat benda langit yang hendak menghantam bumi melewati atmosfer, habis
terkikis sebelum sampai ke permukaan bumi. Adanya magnet bumi juga melindungi
bumi dari radiasi sinar kosmik yang dipancarkan oleh matahari. Medan magnet bumi
melindungi bumi dari pancaran sinar kosmik. Magnet bumi merefleksikan dan
meneruskan pancaran magnet dari sinar kosmik, sebagian partikel di refleksikan, dan
sebagian diteruskan. Partikel kosmik yang diteruskan, menimbulkan efek aurora yang
dapat diamati di daerah kutub utara dan kutub selatan bumi. Perkembangan-
perkembangan mengenai fenomena alam dan bukti kemengahan alam raya ini akan
terus dipelajari oleh manusia. Manusia mempelajari tindakan-tindakan yang
membahayakan bumi, jagad raya dan segala isinya, mempelajari dampak dari
tindakan, dan menemukan solusi agar alam yang manusia tinggali ini tetap terjaga.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori bigbang yang dikemukakan oleh kosmolog asal Belgia bernama Abbe Georges
Lemaitre menjadi teori acuan yang mendasari terbentuknya alam semesta. Ledakan yang
terjadi menuut teori bigbang disebabkan karea gumpalan atom hidrogen yang besar dan panas
mengalami singularitas, sehingga meledak. Menghasilkan material-material yang tersebar
kesegala arah. Material-material itu daling bertabrakan. Ada materi yang bertabrakan lalu
saling mengikat, dan ada juga yang diserap matahari. Material yang saling mengikat ini
berkumpul hingga membentuk planet. Manusia sebagai penghuni planet bumi, mempelajari
bagaimana perkembangan alam raya ini, bagaimana cara berperilaku agar tidak menimbulkan
dampak yang menyebabkan alam raya ini hancur, dan menemukan solusi untuk tetap
menjaga keseimbangan kehidupan di alam raya.

Anda mungkin juga menyukai