(DECODER)
disusun oleh :
Stefanni Viga Gracia P.
K2316058
Kelas B
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
Daftar Isi
A. Judul ....................................................................................................................... 3
B. Tujuan..................................................................................................................... 3
E. Prosedur ............................................................................................................... 11
H. Pembahasan ......................................................................................................... 19
I. Kesimpulan........................................................................................................... 25
K. Lampiran .............................................................................................................. 27
4. Worksheet .......................................................................................................... 33
A. Judul
“Decoder”
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami operasi rangkaian Decorder serta dapat membuatnya
untuk keperluan tertentu.
C. Dasar Teori
Decoder adalah suatu rangkaian rangkaian digital yang dapat mengubah informasi biner
dari suatu kode ke dalam kode yang lain dan sering disebut sebut sebagai demultiplekser.
Sebagai contoh decorder BCD –to- seven segment adalah decorder yang mengubah angka
desimal dalam kode BCD (Binary Coded Decimal) ke 7 segmen keluaran yang dapat
menampilkan display angka desimal. Decoder secara umum mengikuti aturan n to 2𝑛 ,
dimana n adalah jumlah input dan 2𝑛 adalah jumlah output. Sehingga decoder adalah
rangkaian digital dalam bentuk rangkaian kombinasi dengan n variabel input dan 2𝑛 variabel
output. Tiap masukan kombinasi biner 1 dan 0 dianggap sebagai satu nilai masukan.
Nama "Decoder" berarti menerjemahkan atau memecahkan kode informasi dari satu
format ke format yang lain, jadi decoder digital mengubah satu set sinyal input digital
menjadi kode desimal setara pada outputnya.
Decoder Biner adalah jenis perangkat logika digital lainnya yang memiliki input kode
2-bit, 3-bit atau 4-bit tergantung pada jumlah line input data, jadi decoder yang memiliki satu
set dua atau lebih bit akan didefinisikan sebagai memiliki kode n-bit, dan oleh karena itu akan
mungkin untuk mewakili 2n nilai yang mungkin. Jadi, decoder umumnya menafsirkan nilai
biner ke yang tidak biner dengan menetapkan salah satu dari n outputnya dengan logika "1".
Jika binary decoder menerima n input (biasanya dikelompokkan sebagai biner tunggal atau
angka Boolean) akan mengaktifkan satu dan hanya satu dari yang 2n output berdasarkan itu
input dengan semua output lainnya dinonaktifkan.
Decoder Biner 2 to 4
Contoh sederhana di atas dari decoder biner 2-to-4 tline terdiri dari sebuah susunan
dari empat gerbang AND. 2-input biner berlabel A dan B decoded (diterjemahkan) ke dalam
satu dari 4 output , maka deskripsi dari decoder biner 2-to-4. Setiap output mewakili satu dari
miniterms dari 2 input variabel, (masing-masing output = sebuah miniterm). Input biner A
dan B menentukan output line dari Q0 to Q3 adalah "HIGH" pada tingkat logika "1"
sedangkan output yang tersisa dipegang "LOW" pada logika "0" sehingga hanya satu output
yang dapat aktif (HIGH) pada satu waktu. Oleh karena itu, output line mana pun adalah
"HIGH" yang mengidentifikasi kode biner yang ada pada input, dengan kata lain, "de-codes"
input biner. Beberapa decoder biner memiliki pin input tambahan berlabel "Enable" yang
mengontrol output dari perangkat. Input tambahan ini memungkinkan output decoder
dinyalakan "ON" atau "OFF" sesuai kebutuhan. Jenis decoder biner ini biasa digunakan
sebagai "alamat memory decoder" dalam aplikasi memory mikroprosesor.
Dapat dikatakan bahwa sebuah decoder biner adalah Demultiplexer dengan garis data
tambahan yang digunakan untuk mengaktifkan decoder. Cara lain untuk melihat rangkaian
decoder adalah dengan menganggap input A, B dan C sebagai sinyal alamat. Setiap
kombinasi A, B atau C mendefinisikan alamat memory yang unik.
Namun, kadang-kadang diperlukan untuk memiliki Decoder Biner dengan sejumlah
output lebih besar dari yang tersedia, jadi dengan menambahkan lebih banyak input, decoder
berpotensi memberikan 2n selebihnya output. Jadi, misalnya, sebuah decoder dengan 3 input
biner ( n = 3 ), akan menghasilkan decoder 3-to-8 line (TTL 74138) dan 4 input ( n = 4 ) akan
menghasilkan 4-to-16 line decoder (TTL 74154) dan seterusnya. Tapi decoder juga bisa
memiliki output kurang dari 2n seperti BCD ke seven-segment decoder (TTL 7447) yang
memiliki 4 input dan hanya 7 output aktif yang mendorong display daripada 16 (24) output
penuh seperti yang diinginkan. mengharapkan. Disini jauh lebih besar 4 (3 data plus 1 enable)
to 16 line biner decoder yang lebih besar telah diimplementasikan dengan menggunakan dua
decoder yang lebih kecil dari 3-to-8.
IC Digital
IC Digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan Input dan
Outputnya hanya memiliki 2 (dua) level yaitu “Tinggi” dan “Rendah” atau dalam kode binary
dilambangkan dengan “1” dan “0”.
• IC 7404
Dengan menggunakan IC tipe 7404, berbeda dengan gerbang sebelumnya (AND &
OR), gerbang NOT hanya mempunyai 1 input dan 1 output. Sehingga dalam IC terdapat 6
gerbang NOT, dengan 6 input dan 6 output. Operasi gerbang : Gerbang ini merupakan fungsi
inverter dari input. Jadi jika input berharga 0 maka outputnya akan berharga 1 dan begitu pula
sebaliknya, sehingga didapat persamaan :
Y = Ā.
• IC 7408
Gerbang-gerbang dasar sudah terkemas dalam sebuah IC (Integrated Circuit), untuk
gerbang AND digunakan IC tipe 7408. Karena dalam hal ini akan digunakan masukan / input
sebanyak 3 buah maka dengan menggabungkan 2 gerbang dapat diperoleh 3 input yang
dimaksud (dengan cara menghubungkan output kaki 3 ke input kaki 4 atau lima seperti
terlihat pada gambar di bawah. Gerbang dasar hanya mempunyai 2 harga yaitu 0 dan 1.
Berharga 0 jika tegangan bernilai 0 - 0,8 Volt dan berharga 1 jika tegangan bernilai 2 - 5
Volt. Operasi gerbang : Jika semua input terhubung dengan ground atau semuanya terlepas
maka outputnya akan berharga 0, sehingga lampu indicator tidak menyala. Begitu pula jika
hanya salah satu terlepas dan input lainnya diberi tegangan input sebesar Vcc, lampu tetap
tidak akan menyala. Lampu akan menyala jika semua input diberi tegangan sebesar Vcc,
sehingga berharga 1.Dengan melihat tabel pada data percobaan, akan didapat persamaan pada
output, yaitu :Y = A • B • C
Y = (AB) C
• IC 74LS138
IC 74LS138 merupakan ic decoder yang terdiri dari 6 input dan 8 output dan ic ini
dirancang untuk kecepatan tinggi seperti memory dekoder dan sistem transmisi data. Dalam
IC dekoder ini memiliki 3 input select dan 3 input enable.
CARA KERJA:
Apabila salah satu input berlogika 1 maka output akan berlogika 1,dan apabila 3 input
disatukan yang select maupun enable maka salah satu output atau Y akan berlogika 0.
Jika A,B,C diberi tegangan Low, maka Y0 akan berlogika 0.
Jika B,C diberi tegangan Low, maka Y1 akan berlogika 0.
Jika A,C diberi tegangan Low, maka Y2 akan berlogika 0.
Jika C diberi tegangan Low, maka Y3 akan berlogika 0.
Jika A,B diberi tegangan Low, maka Y4 akan berlogika 0.
Jika B diberi tegangan Low, maka Y5 akan berlogika 0.
Jika A diberi tegangan Low, maka Y6 akan berlogika 0.
Jika A,B,C diberi tegangan High, maka Y7 akan berlogika 0.
D. Alat dan bahan
No. Alat dan Bahan Jumlah Gambar
1. Protoboard 1 buah
2. Batu baterai 1 buah
7. LED 8 buah
E. Prosedur
1. Perancangan rangkaian Decode 2 ke 4
1) Alat dan bahan disiapkan. Yaitu papan percobaan, IC 7404, IC 7408, jumper,
kabel buaya, LED (indikator) dan baterai.
2) IC7404 dan IC7408 dipasang pada protoboard dimana ke 28 kakinya tidak
tersambung satu sama lain. Pada kaki 1 IC7408 dipasang jumper yang
digunakan sebagai input x, kemudian kaki 3 IC7404 dipasang jumper yang
digunakan sebagai input y. Kemudian untuk Vcc, jumper dipasang pada kaki 14
IC7404 dan kaki 7 IC7404 disalurkan menuju ground dengan bantuan kabel
jumper.
3) Kaki 1 IC7404 dihubungkan dengan kaki 10 dan kaki 12 IC7408.
4) Kaki 2 IC7404 dihubungkan dengan kaki 1 dan kaki 4 IC7408
5) Kaki 3 IC7404 dihubungkan dengan kaki 5 dan kaki 13 IC7408
6) Kaki 4 IC7404 dihubungkan dengan kaki 2 dan kaki 9 IC7408.
7) Kaki 3 IC7408, kaki 6 IC7408, kaki 8 IC7408, dan kaki 11 IC7408
dihubungkan dengan kaki positif LED sebagai indikator. Sedangkan kaki
negatif LED digroundkan.
8) Kaki 7 IC7404 yang telah disambungkan dengan ground dihubungkan dengan
kutub baterai negarif sedangkan kaki 14 IC7404 yang dipasang jumper sebagai
Vcc dihubungkan dengan kutub baterai positif.
9) Kaki 1 IC7404 sebagai input x digroundkan sehingga nilai inputnya 0 dan kaki
3 IC7404 sebagai input y digroundkan sehingga nilai inputnya 0. Kemudian
LED diamati.
10) Kaki 1 IC7404 sebagai input x digroundkan sehingga nilai inputnya 0 dan kaki
3 IC7404 sebagai input y dibiarkan sehingga nilai inputnya 1. Kemudian LED
diamati.
11) Kaki 1 IC7404 sebagai input x dibiarkan sehingga nilai inputnya 1 dan kaki ke
3 IC7404 sebagai kode y digroundkan sehingga nilai inputnya 0. Kemudian
LED diamati.
12) Kaki 1 IC7404 sebagai input x dibiarkan sehingga nilai inputnya 1 dan kaki 3
IC7404 sebagai input y dibiarkan sehingga nilai inputnya 1. Kemudian LED
diamati
13) Hasil pengamatan dicatat dalam tabel pengamatan.
2. Rangkaian Decoder 3 to 8
G. Aanalisis Data Hasil Percobaan
1. Data hasil pengamatan rangkaian Decoder 2 ke 4
X Y 𝑫𝟎 𝑫𝟏 𝑫𝟐 𝑫𝟑
0 0 1 0 0 0
0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1
X Y 𝑫𝟎 𝑫𝟏 𝑫𝟐 𝑫𝟑
0 0 1 0 0 0
0 1 0 1 0 0
1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 1
Kesalahan hasil percobaan pada praktikum seperti ini disebabkan karena mungkin saat
praktikan melakukan percobaan, kabel jumper atau LED yang dipasang belum menancap
sempurna pada protoboard. Sehingga membuat aliran listik yang mengalir tidak terdistribusi
sempurna.
2. Data hasil pengamatan rangkaian Decoder 3 ke 8
Input Enabel Output
𝑨𝟎 𝑨𝟏 𝑨𝟐 𝑬𝟏 𝑬𝟐 𝑬𝟑 𝑭𝟎 𝑭𝟏 𝑭𝟐 𝑭𝟑 𝑭𝟒 𝑭𝟓 𝑭𝟔 𝑭𝟕
X X X 1 X X 1 1 1 1 1 1 1 1
X X X X 1 X 1 1 1 1 1 1 1 1
X X X X X 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
H. Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul “Decorder” ini memliki tujuan yaitu untuk memahami
operasi rangkaian Decorder serta dapat membuatnya untuk keperluan tertentu.
Pada dasarnya, Decorder adalah Decoder adalah suatu rangkaian rangkaian digital yang
dapat mengubah informasi biner dari suatu kode ke dalam kode yang lain dan sering disebut
sebut sebagai demultiplekser. Nama "Decoder" berarti menerjemahkan atau memecahkan
kode informasi dari satu format ke format yang lain, jadi decoder digital mengubah satu set
sinyal input digital menjadi kode desimal setara pada outputnya. Decoder Biner adalah jenis
perangkat logika digital lainnya yang memiliki input kode 2-bit, 3-bit atau 4-bit tergantung
pada jumlah line input data, jadi decoder yang memiliki satu set dua atau lebih bit akan
didefinisikan sebagai memiliki kode n-bit, dan oleh karena itu akan mungkin untuk mewakili
2n nilai yang mungkin. Jadi, decoder umumnya menafsirkan nilai biner ke yang tidak biner
dengan menetapkan salah satu dari n outputnya dengan logika "1". Jika binary decoder
menerima n input (biasanya dikelompokkan sebagai biner tunggal atau angka Boolean) akan
mengaktifkan satu dan hanya satu dari yang 2n output berdasarkan itu input dengan semua
output lainnya dinonaktifkan. Dari decoder biner 2-to-4 tline terdiri dari sebuah susunan dari
empat gerbang AND. 2-input biner berlabel A dan B decoded (diterjemahkan) ke dalam satu
dari 4 output , maka deskripsi dari decoder biner 2-to-4. Setiap output mewakili satu dari
miniterms dari 2 input variabel, (masing-masing output = sebuah miniterm). Input biner A
dan B menentukan output line dari Q0 to Q3 adalah "HIGH" pada tingkat logika "1"
sedangkan output yang tersisa dipegang "LOW" pada logika "0" sehingga hanya satu output
yang dapat aktif (HIGH) pada satu waktu. Oleh karena itu, output line mana pun adalah
"HIGH" yang mengidentifikasi kode biner yang ada pada input, dengan kata lain, "de-codes"
input biner. Beberapa decoder biner memiliki pin input tambahan berlabel "Enable" yang
mengontrol output dari perangkat. Input tambahan ini memungkinkan output decoder
dinyalakan "ON" atau "OFF" sesuai kebutuhan.
X Y 𝑫𝟎 𝑫𝟏 𝑫𝟐 𝑫𝟑
0 0 1 0 0 0
0 1 0 1 0 0
1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 1
Kesalahan hasil percobaan pada praktikum seperti ini disebabkan karena mungkin saat
praktikan melakukan percobaan, kabel jumper atau LED yang dipasang belum menancap
sempurna pada protoboard. Sehingga membuat aliran listik yang mengalir tidak terdistribusi
sempurna.
I. Kesimpulan
Dari praktikum berjudul “Decoder” ini, dapat disimpulkan bahwa:
J. Daftar Puataka
Anonim. (2017, September 26). Nexperia. Dipetik April 3, 2018, dari Channel Analog
Multiplexer: https://assets.nexperia.com/documents/data-sheet/74HC_HCT4051.pdf
Kho, D. (2018, Januari 1). Teknik Elektronika. Dipetik April 3, 2018, dari pengertian IC:
https://teknikelektronika.com/pengertian-ic-integrated-circuit-aplikasi-fungsi-ic/
Kramer. (2017, 12 12). Belajar Elektronika. Dipetik April 3, 2018, dari Belajar Elektronika:
http://www.tespenku.com/2017/12/rangkaian-decoder.html
K. Lampiran
1. Percobaan Decoder 2 to 4
• Tahap 1
• Tahap 2
• Tahap 3
• Tahap 4
2. Percobaan decoder 3 to 8
• Tahap 1
• Tahap 2
• Tahap 3
• Tahap 4
• Tahap 5
• Tahap 6
• Tahap 7
• Tahap 8
• Tahap 9
• Tahap 10
• Tahap 11
3. Laporan Semantara
4. Worksheet