PERSALINAN NORMAL
Disusun oleh:
Pembimbing:
dr. I Gusti Ngurah Yuliastina, Sp.OG
Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya laporan kasus ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan kasus ini disusun sebagai salah satu prasyarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik Madya (KKM) di Departemen/KSM Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSU Bangli. Penulis juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran
penyusunan laporan kasus ini, antara lain:
1. dr. I Gusti Ngurah Yuliastina, Sp.OG selaku pembimbing atas waktu dan
kesediannya mengarahkan kami dalam pembuatan laporan kasus ini.
2. Dr. dr. I G.N. Harry Wijaya Surya, Sp.OG, selaku penanggung jawab
pendidikan profesi dokter Departemen/KSM Obstetri dan Ginekologi FK
UNUD/RSUP Sanglah atas bimbingan secara moral dan materiil yang
diberikan.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dalam
rangka penyempurnaan laporan kasus ini. Akhir kata, semoga laporan kasus ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus,
kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul
beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat
merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan
sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun
mental.
c. Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan passangge
utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang
paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala
dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger
adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.
2.3. Tanda - Tanda Impartu
Tanda- tanda dimulainya persalinan (impartu) meliputi 3,6,7:
1. Timbul rasa nyeri oleh karena adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan
teratur. Kontraksi uterus yang adekuat ini akan mengakibatkan perubahan
pada serviks (frekuensi minimal yaitu 2x dalam 10 menit).
2. Pada pemeriksaan dalam atau Vaginal Touche (VT) didapatkan penipisan dan
pendataran serviks. Terdapat perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara
nulipara dan multipara, yaitu sebagai berikut:
a. Nulipara
Biasanya sebelum persalinan, serviks menipis sekitar 50-60% dan
pembukaan sampai 1 cm; dan dengan dimulainya persalinan, biasanya ibu
nulipara mengalami penipisan serviks 50-100%, kemudian terjadi
pembukaan.
b. Multipara
Pada multipara sering kali serviks tidak menipis pada awal persalinan,
tetapi hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada multipara serviks akan
membuka, kemudian diteruskan dengan penipisan.
3. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) dari vagina. Lendir berasal dari
sekresi servikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal pada awal kehamilan.
Lendir ini berperan sebagai barier protektif dan menutup servikal selama
kehamilan. Keluarnya lendir bercampur darah diakibatkan oleh terdorongnya
lendir keluar oleh kontraksi yang membuka mulut lahir, ini menandakan
bahwa serviks telah menjadi lunak dan terbuka. Lendir inilah yang dimaksud
dengan bloody slym.
4. Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pecahnya membrane ketuban
yang normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi pada 12% wanita,
dan lebih dari 80% wanita akan memulai persalinan secara spontan dalam 24
jam.
d. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir,
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang
kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-
obat oksitosin.
BAB III
LAPORAN KASUS
I. Hamil ini.
6. Riwayat Kontrasepsi
Status General
Kepala : normochepali
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterus -/-
THT : kesan tenang
Leher : pembesaran KGB (-)
Thoraks :
Cor : S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : suara nafas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Mamae : bentuk simetris, puting susu menonjol, pengeluaran (-),
kebersihan cukup
Abdomen : sesuai status obstetri
Ekstremitas : akral hangat ++/++, edema --/--
Status Obstetri
Abdomen
- Inspeksi : tampak perut membesar dengan striae gravidarum, tidak
tampak jaringan parut atau luka bekas operasi
- Auskultasi : bising usus (+) 12 x/menit, , DJJ (+) 135 x/menit
- Palpasi : TFU 3 jari di bawah prosesus xiphoideus, MCD: 28 cm,
TBJ: 2635 gram, HIS (+) 1x10’~15-20”
Pemeriksaan Leopold
Leopold I : teraba bulat, lunak, susah digerakkan (kesan bokong)
Leopold II : teraba bagian memanjang di sebelah kanan ibu (kesan
punggung) dan teraba bagian kecil di sebelah kiri ibu
(kesan ekstremitas)
Leopold III : teraba bulat, keras (kesan kepala)
Leopold IV : bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul
(PAP)
Vagina
- Inspeksi : Blood slym (-), ketuban (-), perineum utuh, jahitan tidak
ada
- Vaginal toucher (VT) (pukul 23.25 WITA) :
Keadaan vulva vagina normal, pembukaan serviks 1 cm, portio teraba
lunak, effacement 10 %, ketuban (-) jernih, teraba kepala, penurunan
kepala Hodge I, blood slym (-)
3.5. Diagnosis
G1P0000 UK 37-38 minggu T/H + Preskep U Puka + RKA
3.6. Penatalaksanaan
Rencana Terapi
- IVFD RL 20 tpm
- Cefotaxime 3x1 gr
Rencana Monitoring
Observasi CHPB ()
Rencana Edukasi
Menjelaskan kepada pasien mengenai proses persalinan seperti jangan
mengedan terlebih dahulu, pasien diminta berbaring ke arah kiri untuk
menjaga sirkulasi uteroplasenta yang baik.
3.7. Perjalanan persalinan pasien
Observasi CHPB
P : Observasi CHPB
Memimpin persalinan
Melakukan IMD
Thoraks
Ekstremitas :
Status Obstetri
27 ei 2019 (08.30WITA)
Ibu PMS datang ke VK PONEK RSU Bangli pada tanggal 25 mei 2019,
pukul 23.30 WITA. Ibu PMS datang dengan keluhan utama keluar air pervaginam
sejak pukul 23.00 WITA. Pada pemeriksaan lakmus, kertas lakmus yang berwana
merah berubah menjadi biru sehingga dicurigai bahwa cairan tersebut adalah
ketuban. Pecahnya ketuban ini dapat disebabkan oleh melemahnya kekuatan
selaput ketuban. Pecahnya ketuban pada persalinan aterm merupakan suatu hal
yang fisiologis, hal tersebut dapat dihubungkan dengan pembesaran uterus,
kontraksi rahim, gerakan janin, dan juga terjadinya perubahan kimia pada selaput
ketuban.
Berdasarkan evaluasi pasien pada tanggal 26 mei 2019 pukul 07.00 WITA
didapatkan bahwa Ibu mengeluhkan nyeri perut semakin sering, keadaan umum
baik dan tanda vital masih dalam batas normal, DJJ (+) 146-153 kali/menit, HIS
meningkat menjadi 2-3 x / 10 menit ~ 20-25 detik. Pada pemeriksaan dalam yaitu
VT didapatkan vulva vagina normal, porsio lunak, pembukaan serviks 2 cm,
ketuban (-), teraba kepala, effacament 10%, penurunan hodge I.
5.1 Simpulan